PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT DI DALAM DARAH KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT DI DALAM DARAH
DI SUSUN OLEH : DILA PUSPITASARI NIM: 16.0625.0803.03
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA 2016
ABSTRAK
DILA PUSPITASARI PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN TERHADAP JUMLAH ERITRO SIT, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT DI DALAM DARAH Dibawah bimbingan : Hj. Berliana, SKM.M,Si dan Zaenal Adi Susanto, S.T
Pemeriksaan Hematologi meliputi pemeriksaan hemoglobin, eritrosit, leukosit, tro mbosit dan laju endap darah yang merupakan pemeriksaan penyaring dimana sampel y ang di butuhkan adalah darah EDTA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu i jumlah selsel darah (eritrosit, leukosit, trombosit) yang di periksa 30 menit setelah pengambilan da rah dan yang ditunda (2 jam, 3 jam dan 6 jam). Jenis penelitian ini adalah dekskritif dengan jumlah sampel 35 orang yang bersedi a diambil darahnya untuk dilakukan penelitian eritrosit, leukosit dan trombosit. Penelitia n dilakukan di laboratorium StiKes Wiyata Husada dengan metode mikroskopis menggu nakan kamar hitung Improved Neubauer. Berdasarkan hasil penelitian pada hitung jumlah eritrosit yang segera tidak ada pe rubahan sebanyak 0 yang abnormal sebanyak 14,2% normal sebanyak 85,2% sedangk an hitung jumlah eritrosit yang ditunda 6 jam didapatkan hasil tidak ada perubahan seba nak 0%, yang abnormal sebanyak 22,8% yang normal sebanyak 77,3%. Pada hitung ju mlah leukosit yang segera tidak ada perubahan sebanyak 0% abnormal sebanyak 8,5% normal sebanyak 91,4 sedangkan hitung jumlah leukosit yang ditunda 3 jam tidak ada perubahan sebanyak 0% abnormal sebanyak 54,2% normal sebanyak 45,7%. Pada hitu ng jumlah trombosit yang segera tidak ada perubahan sebanyak 0% sebanyak 8,5% no
rmal sebanyak 91,4 sedangkan hitung jumlah trombosit yang ditunda 2 jam dapat tidak ada perubahan sebanyak 0% atau abnormal sebanyak 0% atau abnormal sebanyak 2,8 % normal sebanyak 99,4%. Disarankan Bagi peneliti selanjutnya meneliti tentang penga ruh penundaan waktu pemeriksaan terhadap eritrosit, leukosit dan trombosit didalam da rah agar dapat melakukan penelitian dengan kondisi yang berbeda (suhu dan temperat ure 4o-8oC). Kata Kunci : Eritrosit, Leukosit, Trombosit ;Penundaan Waktu
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i ABSTRAK ii DAFTAR ISI iii BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Umum 3 1.3.2 Tujuan Khusus 3 1.4 Manfaat Penelitian 4 DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan pendukung yang sangat menun jang di dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit, pada suatu populasi dapat dilaksa nakan sebagai tes screning ataupun diagnosis. Pemeriksaan hematologi dibagi dalam ti ga rangkaian yaitu pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah khusus dan faal hemos tasis. Pemeriksaan darah rutin adala serangkaian pemeriksaan laboratorium klinis yang diperiksa dengan atau tanpa indikasi, bertujuan untuk menyaring ( screning ) atau diagn osis suatu penyakit, meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hitung jenis leukosit, hitun g eritrosit, hitung leukosit, nilai hematokrit, hitung trombosit dan Laju Endap Darah. Pem eriksaan hemotologi bertujuan untuk menyaring ( screning ) dan diagnosis suatu penyakit , berguna untuk mengetahui ada tidaknya kelainan keadaan patologis (Aprianti, 2006). Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penti ng dalam diagnosis invitro. Terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratori um diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor p engobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat me mberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat. Dalam proses pengendalian mutu la boratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu : tahap praanalitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pengend alian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses praanalitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses praanalitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sem entara kesalahan analitik 25% dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses praanalitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan praanalitik intra laboratorium.
Prosesproses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengeriman spesim en ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen (Sutedjo, 2008 ). Ada beberapa temuan di laboratorium yang menyebabkan spesimen tidak dapat dip eriksa dengan segera. Kadangkadang spesimen tidak segera diperiksa karena kesibukan tak terhindarkan. Pemeriksa
an sel darah tidak boleh dilakukan penundaan, tetapi ada hal yang mengharuskan untu k melakukan penundaan diantaranya karena adanya sampel rujukan, penundaan pengir iman sampel, penanganan sampel yang kurang cepat dan tepat, terjadi kerusakan alat maupun kehabisan reagen ( Charlian, 2011). Namun faktanya, sekarang tidak jarang di beberapa rumah sakit pengambilan samp el dilakukan oleh perawat, baru kemudian dikirim ke laboratorium. Karena banyaknya p asien, sehingga pemeriksaan tertunda dan batas waktu pemeriksaan sampel pun kuran g diperhatikan, terkadang lebih dari 2 jam. Pemeriksaan seperti ini dapat mempengaruh i hasil akhir. Sumber kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit dapat terjadi dari k emungkinan beberapa proses, yaitu: praanalitik, analitik, pasca analitik, misalnya waktu penundaan pemeriksaan, sedangkan pe layanan laboratorium yang baik itu harus segera melakukan pemeriksaan sampel, apabi la petugas dalam melakukan pemeriksaan maka petugas bisa saja salah mndiagnosa p enyakit (Mutaqqin, 2009). Penundaan pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambatlambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyeb abkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemer iksaan seperti : Sel eritrosit akan mengalami krenasi dimana krenasi merupakan kelaina n bentuk dari eritrosit (poikilositosis) yang berbentuk seperti artefak. Kerenasi tersebut b erawal dari sel ertirosit yang mengalami pengerutan akibat cairan yang berada di dalam sel keluar melali membran. Penundaan pemeriksaan trombosit lebih dari 1 jam menyeb abkan perubahan jumlah terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah tro mbosit (Darwis, 2005). Adapun batas waktu penyimpanan pada suhu kamar waktu maksimum yang di izink an, kadar hemoglobin relatife stabil, jumlah leukosit kurang dari 2 jam, jumlah eritrosit k urang dari 6 jam, laju endap darah kurang dari 2 jam, jumlah trombosit kurang dari 1 ja m, retikulosit kurang dari 6 jam, sediaan apus darah tepi kurang dari 1 jam (Gandasoebr ata, 2007). Berdasarkan pemaparan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh wa ktu penundaan terhadap jumlah sel eritrosit yang ditunda 6 jam, sel leukosit yang ditund a 3 jam dan trombosit yang ditunda 2 jam.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat diambil adalah: “Apakah Penundaan Waktu Pemeriksaan Berpengaruh Terhadap Jumlah Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit”. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah selsel darah (eritrosit, leukosit, trombosit) yang di periksa setelah 30 menit setelah pengam bilan darah dan yang ditunda. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui jumlah sel eritrosit yang ditunda 6 jam b. Mengetahui jumlah sel leukosit yang ditunda 3 jam c. Mengetahui jumlah sel trombosit yang ditunda 2 jam 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Instansi Pendidikan Dapat memberikan pembedaharaan karya tulis ilmiah khususnya dibidang hematolo gi pada perpustakaan sekolah tinggi ilmu kesehatan wiyata husada samarinda serta da pat memberikan informasi kepada institusi khususnya prodi DIII Analis Kesehatan meng enai pengiriman spesimen maupun praktisi tentang nilai penurunan hasl eritrosit, leukos it, dan trombosit apabila mengalami penundaan.
1.4.2 Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan Peneliti ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para petugas kesehatan, khususnya kepada analis yang bekerja di laboratorium, untuk lebih memperhatikan wa ktu penyimpanan sampel supaya dapat memberikan hasil pemeriksaan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. 1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang hematologi memberikan pe ngalaman langsung bagi peneliti dalam rangka penerapan teori selama mengikuti perku liahan di Program Studi Analis Kesehatan terutama dalam bidang hematologi.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianti, S, Arif M, Hardjono. 2006. Mengenal Produk Baru Nilai Rujukan Hematologi Pada Orang Dewasa Sehat Berdasarkan S YSMEX XT1800i, Indonesian Journal Of Clinical Pathology and Medical Laboratory. Vol. 12. 127130.
Bakta, I M. Hematologi Klinik Ringkas, Jakarta : EGC. 2007. Budiman C. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. EGC: Jakarta. Ariotejo, B Laporan Pelatihan dokter baru UDD PMI 2014. Malang. 2014 Chairlan, Estu Lestari dan Albertus Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Labo ratorium Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2004 Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta. Depkes Darwis Y, dkk. 2005. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk Penyakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Gandasoebarta. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat : Jakarta. Hoffbrand AV, Pettit JE. Alih bahasa. Darmawan I. Essential Hematologi: Kapita Selekta Hematologi edisi ke-6. Jakarta: EGC,2013. Handayani W dan Andi sulistyo H. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Salemba Medika: Jakarta .
Kosasih, E.N dan A.S Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik E disi kedua. Karisma Publishing Group : Tangerang.
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kar diovaskular dan Hematologi. Salemba Medika: Jakarta. S
Mengko, R. 2013. Instrumentasi Laboratorium Klinik. ITB : Bandung Narayan S, The Preanalytic. An Important Component Of Laboratory Medicine. AM J Cli n Phantol. 2000 Purwanto, A.P. 1990. Penuntun Patologi Klinik. Jakarta : Gramedia Ratnaningsing, T. dan Setyawati, 2003, Perbandingan Antara hitung Trombosit Metode Langsung dan Tidak Langsung Pada Trombositopenia, Berkala Kesehatan Klinik, Vol. I
X, No. 1, Juni 2003, RS Dr. Sardjito, Yogyakarta. Sacher, R A. dan Richard A. M. 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium ed isi 11. Alih Bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari. EGC : Jakarta.
Sadikin MH. Biokimia Darah edisi ke-1. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 2002. Sutedjo AY. Mengenal Penyakit melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books; 2008. hal. 17-35.
Pengaruh Penundaan Waktu Pemeriksaan Terhadap Hasil Pemeriksaan Parameter Hematologi darah Lengkap Dan Morfologi Darah Tepi >> oleh : dr. Fenty, M.Kes.,Sp.PK. .: status penelitian : pribadi .: dilaksanakan
: 2001 s/d March 2010
.: sumber dana
: LPPM USD
Abstraksi :
ABSTRAK Latar Belakang : Peningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium harus diupayakan dengan
melaksanakan kegiatan pemantapan mutu yang , terdiri dari 3 tahap yaitu : tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik. Salah satu kesalahan pada tahap pra analitik dalam pemeriksaan hematologi adalah lama penundaan pemeriksaan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan terhadap nilai parameter hematologi darah lengkap dan perubahan bentuk sel darah pada morfologi darah tepi. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penundaan waktu pemeriksaan terhadap nilai
parameter hematologi darah lengkap dan perubahan bentuk sel-sel darah pada morfologi darah tepi. Bahan dan Cara : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Klinik RS. Bethesda Yogyakarta. Subyek penelitian adalah pasien poliklinik dengan pengambilan darah melalui spuit/ vacuate minimal 3 cc, sampel darah segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 0,5 jam, tidak ada jendalan darah dalam sampel. Kriteria eksklusi adalah waktu saat sampling dan sampel tiba di laboratorium lebih dari setengah jam, tidak berasal dari darah bayi, pasien tidak mengalami kelainan keganasan hematologi. Sebanyak 30 sampel dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan morfologi darah tepi dalam setengah jam pertama, 2 jam, 4 jam dan 6 jam sejak sampling. Pemeriksaan darah lengkap menggunakan alat hematologi analyzer XT-2000i, morfologi darah lengkap dilakukan dengan pengecatan Romanowsky. Keseluruhan data yang diperoleh ditampilkan secara deskriptif. Perbandingan rerata data numeric dilakukan dengan uji Repeated anova atau uji Friedman yang dilanjutkan dengan LSD atau Uji Wilcokson dengan kemaknaan statistic p<0,05 Hasil : Penundaan waktu pemeriksaan dapat mempengaruhi perubahan yang bermakna terhadap
parameter hematologi : MCV (p=0,015), RDW-CV (p=0,000), PLT (0,027), MPV (p=0,000), PDW (p=0,000) dan P-LCR (p=0,000). Penundaan waktu pemeriksaan dapat menyebabkan perubahan bentuk sel yaitu pada sel monosit yang mengalami vakuolisasi sebanyak 2 preparat (6,6%) pada kelompok ke-3 dan sebanyak 6 preparat (20%) pada kelompok ke-4. Perubahan pada sel darah merah ditemukan pada 1 preparat. Kesimpulan : Penundaan waktu pemeriksaan mempengaruhi nilai parameter MCV. RDW-CV, jumlah trombosit, MPV, PDW, P-LCR serta menyebabkan perubahan bentuk beberapa sel monosit dan eritrosit.
Kata kunci: waktu pemeriksaan-parameter hematology - morfologi sel