PENGARUH MUTU BETON K-250 AKIBAT AKIBAT TERENDAM AIR LAUT DENGAN PENAMBAHAN ZAT ADITIF SIKACIM CONCRETE ADDITIVE KADAR 0,6%. Juli Herwanto Mahasiswa Mahasiswa Program Program Studi Studi D3 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis Email: Mbah
[email protected]
Muhamm Muhammad ad Idham, Idham, ST. ST.,, M.Sc. M.Sc. Dosen Jurusan Jurusan Teknik Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis Email:
[email protected]
Dedi Enda, S.T. Dosen Jurusan Jurusan Teknik Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis Email:
[email protected]
ABSTRAK
Mix design adalah suatu cara untuk untuk membuat komposisi campuran beton dengan melakukan pengujian propertis bahan atau material yang digunakan untuk penyusun beton, sedangkan kuat tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa angka koefisien dan berapa besar nilai kuat tekan Mutu beton K-250 K -250 berdasarkan berd asarkan umur 28 hari. Pada penelitian ini digunakan agregat kasar yang berasal dari Tanjung Balai Karimun dan agregat halus berasal dari Tanjung balai Karimun. Karimun. Dengan melakukan metode pengujian di laboratorium sesuai dengan ketentuan SNI terhadap agregat halus dan agregat kasar dilakukan dilakukan perencanaan formula campuran (mix design) beton K-250 berdasarkan SNI 03-2834-1993. Hasil kuat tekan beton pada umur 28 hari untuk beton normal K-250 Terendam air tawar adalah sebesar 24,624 Mpa dan beton normal K-250 terendam air laut adalah sebesar 22,678 Mpa, sedangkan untuk beton normal K-250 dengan penambahan Zat Aditif Sikacim Concrete Addititve kadar 0,6% terendam air tawar adalah sebesar 24,742 Mpa dan hasil kuat tekan beton normal K-250 dengan penambahan zat aditif Sikacim Concrete Addititve terendam air laut sebesar 23,847 Mpa. Kuat tekan tekan yang dicapai dicapai beton normal K-250 terendam terendam air tawar dan terendam air laut tidak mencapai kuat tekan rencana sebesar 30,84 Mpa begitu juga dengan beton normal campuran Zat Aditif Sikacim Concrete Addititve. Namun untuk karekteristiknya beton normal K -250 tanpa zat aditif dan yang K-250 yang memakai zat aditif mencapai kuat tekan karekteristiknya.Tetapi kuat tekan beton normal K-250 dengan penambahan zat aditif menunjukkan kuat tekan karekteristik lebih tinggi dari beton normal K-250 tanpa menggunakan zat aditif. Kata Kunci: Mix Design, Kuat Tekan Beton, Sikacim Concrete Additive.
A. PENDAHULUAN Kekuatan beton sangat tergantung pada komposisi dan kekuatan dari masing-masing material pembentuknya. Selain itu, metode pekerjaan dan perawatan juga menjadi faktor lain dalam dalam menentukan menentukan kekuatan kekuatan beton. beton. Sistem pengecoran dalam hal ini digunakan bahan tambah berupa zat aditif produk Sika yaitu Conc Concre rete te Addi Additiv tivee dan sistem perendamannya menggunakan air tawar dan air laut, dan diuji kekutan betonnya pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Pengujian ini di harapkan harapkan agar dapat dapat menghasilkan menghasilkan mutu mutu beton beton yang lebih baik dan memilki memilki kuat tekan yang yang tinggi. Tujuan Tujuan dari dari pene peneliti litian an ini ini adalah adalah untuk untuk mengetahui pengaruh kuat tekan beton normal K-250 yang terendam air tawar dan yang terendam air laut, serta untuk mengetahui pengaruh kuat tekan beton normal K-250 akibat penambahan zat aditif sikacim Concrete Additive kadar 0,6% yang terendam air tawar dan yang terendam air laut. Dala Dalam m pen penel elit itia ian n ini ini perl perlu u dib dibat atas asii permasalahan teknis sebagai berikut :
1. Mutu Mutu beton beton yang yang direnca direncanak nakan an K-250 K-250,, karena mutu beton K-250 salah satu mutu beton yang digunakan kontraktor untuk bangunan/kontruksi pinggir pantai. 2. Semen Semen yang yang diguna digunakan kan adal adalah ah seme semen n Portland merek Holcim, karena semen merek Holcim merupakan semen serba guna yang sering digunakan kontraktor untuk bangunan/kontruksi. 3. Agrega Agregatt halus halus (pasir) (pasir) dan dan agreg agregat at kasar kasar (kerikil) yang digunakan berasal dari Tanjung Balai Karimun, karena material ini sering digunakan untuk campuran mutu beton K-250 di daerah Bengkalis. 4. Zat Zat aditi aditiff Pro Produ duk k Sik Sikaa (Sikacim (Sikacim Concrete additive), additive), karena merupakan zat aditif produk baru yang belum banyak digunakan sebagai campuran pembuatan mutu beton K-250. 5. Air yang yang diguna digunakan kan untu untuk k campu campuran ran beton adalah air bersih (tawar), karena pengunaan air bersih (tawar) sangat mempengaruhi saat pengikatan dengan semen.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
6. Perendaman menggunakan air Sumur Bor dan air laut Selat Bengkalis, karena kedua jenis air ini mudah di dapat dan dekat dengan lokasi pengujian. 7. Persentase zat aditif sikacim Concrete untuk campuran adalah 0,6% dari berat semen, karena untuk mencari perbandingan uji kuat tekan beton K-250 dengan penambahan zat aditif sikacim Concrete Additive yang seharusnya. 8. Perencanaan campuran beton mix design dan analisanya menggunakan metode SNI 03-2834-1993, karena metode ini banyak digunakan sebagai rujukan (literatur) untuk 9. perencanaan campuran ( Mix Design) dan pembuatan benda uji beton. 10. Nilai slump yang digunakan 12 ± 2 cm, merupakan rujukan (literatur) PBI 1971 untuk Pelat, Balok, Kolom dan Dinding. 11. Sampel yang dipakai adalah kubus dengan ukuran 15x15x15 cm, karena benda uji beton K-250 berbentuk kubus.
a. Agregat Kasar Agregat kasar merupakan batu atau kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dengan ukuran butir 5 mm – 40 mm atau ukuran butirnya melebihi 4,75 mm. Jenis-jenis agregat kasar yang umum digunakan adalah: 1) Modulus halus butir 6.0 sampai 7.1 2) Batu pecah alami, diperoleh dari cadas atau batu pecah alami yang digali.Batu pecah ini berasal dari gunung berapi, jenis sedimen atau metamorf. Batu pecah kurang memberikan kemudahan dalam pengerjaan dan pengecoran dibandingkan dengan jenis agregat lainnya, tetapi dapat menghasilkan kekuatan beton tinggi. 3) Kerikil alami, diperoleh dari proses alami yaitu pengikisan dasar atau tepi sungai yang mengalir. Memberikan kemudahan dalam pengerjaan tetapi memiliki kekuatan yang lebih rendah dari batu pecah. 4) Agregat dasar buatan, dapat berupa slag atau shale (hasil pembakaran lempung) yang digunakan untuk beton berbobot ringan.
B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Beton Beton adalah suatu benda padat, keras yang kuat terhadap tekan tetapi lemah terhadap tarik dengan material dasar pembentuknya kerikil, pasir, semen, air dan bahan tambah lainnya (Subakti, 1999). Dari masingKarekteristik agregat kasar yang dapat masing komponen pembentuknya terdapat mempengaruhi sifat-sifat dan mutu beton beberapa kriteria yang harus terpenuhi agar adalah: dapat membuat beton yang baik dan 1) Gradasi memenuhi standar . Mempengaruhi kekuatan 2) Kadar air 2. Semen Semen adalah jenis bahan pengikat hidrolis Mempengaruhi perbandingan air semen berbentuk butiran-butiran yang 3) Kebersihan mengandung kapur (CaO), Selikat (SiO2), Mempengaruhi kekuatan dan keawetan. aluminia (A12O3) dan Besi (Fe2O3) yang Tabel 1. Batas Gradasi Agregat Kasar bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan Persen Berat Butir yang Lewat pembantu. Ketika unsur-unsur ini Lubang Ayakan dicampurkan dengan air, akan bereaksi dan ayakan (mm) 4,8-38 4,8-19 4,8-9,6 membentuk/menghasilkan pasta yang dapat 38 95-100 100 100 memiliki kekuatan seperti batu ketika 19 35-70 95-100 100 mengering. 9,6 10-40 30-60 50-85 4,8 0-5 0-10 0-10 3. Agregat Agregat adalah butiran mineral yang Sumber: SNI 03-2834-1993 berfungsi sebagai bahan pengisi dalam . b. Agregat Halus campuran beton. Agregat ini menempati Agregat halus merupakan batu sebagai hasil volume beton 60% - 80% untuk desintegrasi secara alami dari batu atau pasir mendapatkan beton yang baik diperlukan yang dihasilkan oleh industri pemecah batu agregat yang baik pula.
119
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
yang mempunyai ukuran butir sebesar 5,0 mm atau butiran yang lolos saringan no. 4 4. Air (4.75 mm) dan tertahan saringan no. 100 Air merupakan bahan dasar pembuat beton (150 mm) yang terdapat dalam standar yang diperlukan untuk bereaksi dengan spesifikasi ASTM. Persyaratan yang berlaku semen serta sebagai pelumas antara butirandari agregat halus sebagai bahan campuran butiran agregat agar mudah dikerjakan dan adalah : dipadatkan. Air yang digunakan untuk 1) Modulus halus butir 1,5 mm sampai 3,8 campuran beton harus bersih, tidak boleh mm. mengandung minyak, asam, alkali, zat 2) Dapat berupa pasir alam sebagai hasil organik atau bahan lain yang dapat merusak disintegrasi alami dari batuan atau beton dan tulangan dalam jumlah yang berupa pasir buatan yang disebut abu membahayakan ( ACI 318-83 dan SK SNI batu yang dihasilkan oleh mesin 03-2847-2002). Hasil pengujian (umur 28 pemecah batu (stone crusher). hari) kubus, air adukan yang dibuat dengan 3) Terdiri dari butiran-butiran tajam yang air campuran yang tidak dapat diminum keras bersifat kekal (tidak hancur atau paling tidak harus mencapai 90% dari pecah oleh pengaruh cuaca). kekuatan spesimen serupa yang dibuat 4) Pasir laut tidak boleh dijadikan sebagai dengan air yang dapat diminum.. agregat halus untuk semua mutu beton Pembuatan dan pengujian dilakukan kecuali dengan petunjuk dari lembaga berdasarkan “test methods for comfressive pemeriksaan bahan yang diakui. strength of hidroulic cement mortar (using Karekteristik agregat halus yang dapat 50 mm cube sepecimins) ASTM C.109. mempengaruhi sifat-sifat dan mutu beton Kotoran pada air dapat menyebabkan : adalah: a. Gangguan pada hasil hidrasi dan 1) Gradasi pengikatan. Mempengaruhi kemudahan pekerjaan. b. Gangguan terhadap kuat tekan beton dan 2) Kadar air ketahanan. Mempengaruhi perbandingan air semen. c. Perubahan volume. 3) Lumpur d. Korosi. Mempengaruhi kekuatan. e. Bercak-bercak pada permukaan beton. 4) Kebersihan Mempengaruhi kekuatan dan sifat 5. Mudah dikerjakan (Workability) keawetan beton. Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat Berdasarkan dari pembagiannya, agregat kemudahan adukan untuk diadukan, halus digolongkan menjadi 4 zona dapat diangkut, dituang dan dipadatkan. Perbandingan dari komposisi material dilihat pada Table 2. penyusun beton secara bersama-sama Tabel 2. Batas Gradasi Agregat Halus mempengaruhi sifat kemudahan kerja Lubang Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan (workability). Unsur-unsur yang ayakan I II III IV mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan (mm) 10 100 100 100 100 antara lain : 4,8 90-100 90-100 90-100 90-100 a. Penambahan semen dalam campuran 2,4 60-95 75-100 85-100 95-100 juga memudahkan cara pengerjaan 1,2 30-70 55-90 75-100 90-100 adukan betonnya, karena pasti diikuti 0,6 15-34 25-59 60-79 80-100 dengan penambahan air campuran untuk 0,3 5-20 8-30 12-40 5-50 mendapatkan faktor air semen (fas) 0,15 0-10 0-10 0-10 0-15 tetap. Sumber: SNI 03-2834-1993 b. Gradasi campuran pasir dan kerikil, jika Keterangan : campuran pasir dan kerikil mengikuti Daerah Gradasi I : Pasir Kasar gradasi yang disarankan oleh peraturan, Daerah Gradasi II : Pasir Agak Kasar maka adukan beton akan mudah untuk Daerah Gradasi III: Pasir Agak halus dikerjakan. Daerah Gradasi IV: Pasir Halus 120
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
c. Pemakaian butir maksimal kerikil yang dipakai juga berpengaruh terhadap tingkat kemudahan pengerjaan. d. Pemakain butir-butir bantuan yang bulat untuk mempermudah cara pengerjaan beton. e. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda. Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar, maka diperlukan tingkat kelecakan yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit dari pada jika dipadatkan dengan tangan. 6.
7.
Slump
Slump Sesungguhnya
8. Slump Beton Percobaan slump beton adalah suatu cara untuk mengukur kelecekan adukan beton, yaitu kecairan/kekentalan adukan yang berguna dalam pekerjaan beton. Semakin rendah nilai slump maka menunjukan bahwa adukan tersebut semakin kental. Pemeriksaan slump beton dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi beton dan sifat mudah dikerjakan (workability) sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.
Slump
Slump Geser
Slump Terlalu Cair
Gambar 1. Kemungkinan Slump yang terjadi (Teknologi Beton)
Tabel 3. Nilai-Nilai Slump Untuk Berbagai Pekerjaan Jenis Pekerjaan Dinding, plat fondasi dan fondasi telapak bertulang Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di bawah tanah Plat, balok , kolom dan dinding Pekerasan jalan Pembetonan massal Beton Sumber: PBI 1971
Pemisahan Kerikil Kecendrungan butir-butir agregate untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton yang disebut segregasi. Kecendrungan pemisahan kerikil diperbesar 9. dengan : a. Campuran yang kurang air semen b. Terlalu banyak air c. Semakin besar butiran kerikil. d. Semakin kasar permukaan kerikil. Pemisahan Air Ini dikenal dengan bleeding yaitu kecenderungan air campuran untuk naik ke atas pada beton segar yang baru saja dipadatkan. Air naik naik keatas sampai membawa semen dan butiran-butiran halus pasir yang pada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak sebagai lapisan selaput yang dikenal dengan lattance. Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara-cara berikut : a. Memberikan lebih banyak semen. b. Menggunakan air sesedikit mungkin. c. Menggunakan pasir lebih banyak.
Slump
Slump (mm) Maksi Mini mum mum 125
50
90
25
150 75 75
75 50 25
Perawatan Beton (curing) Perawatan beton adalah suatu pekerjaan menjaga permukaan beton agar selalu lembab. Kelembaban permukaan beton harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi campuran beton dan air) berlangsung dengan sempurna. Menaruh beton segar didalam ruangan yang lembab. a. Menaruh beton segar diatas genangan air. b. Menyelimuti permukaan beton dengan kain basah. c. Menyiram permukaan beton.
10. Bahan Tambah Zat aditif ( Sikacim Concrete) Bahan campuran ini ditambahkan dalam campuran beton untuk mengurangi waktu pengikatan dan mempercepat pengikatan awal, yang paling dikenal adalah kalsium klorida. Dosis maksimumnya 1% dari berat semen Portland dan lebih sisanya 0,5%. Zat aditif sikacim Concrete adalah suatu zat yang terbuat dari bahan senyawa kimia yang berbentuk cairan berwarna coklat tua, dengan komposisi Ligno Sulfonate Blend dan Sodium Napathelene Sulfonate Ligno R-150 (PT. SIKA) bila dicampurkan dengan air ketika pengadukan beton mempercepat proses pengerasan beton 11. Air Laut Kadar garam air laut untuk Selat Bengkalis salinitas tertingginya hanya 30%, akan
121
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
tetapi mengalami penurunan kadar garam yang diolah (dianalisis) atau suatu nilai pada waktu musim hujan dikarenakan air yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi tawar meningkat. Berdasarkan dari hasil kelompok, bisa juga diartikan sebagai pengukuran salinitas pada air permukaan ukuran standar penyimpangan dari sebagai perbandingan beberapa data reratanya. Satuannya mengikuti satuan data sekunder sebelumnya diperoleh kisaran yang diukur. Dimana nilai dari standar salinitas cukup berfariasi antara 28–31%, deviasi ini untuk mengetahui kuat tekan 29–3% dan 31–32%. Salinitas tertinggi 2 ( X i X ) 33% diperoleh di daerah Teluk Rhu Rupat S n 1 Utara dan salinitas terendah 28% dibeberapa pulau seperti Pulau Alai, Teluk Banglas. (Sumber: Dinas Perikanan Dengan: S : Standar deviasi Kabupaten Bengkalis, 2010). Xi : Kuat tekan beton umur 28 hari 12. Kuat Tekan Beton Rata-rata kuat tekan beton : Kekuatan tekan adalah kemampuan beton umur 28 hari untuk menerima gaya tekan persatuan luas. n : Jumlah sampel beton pada Kuat tekan beton diawali oleh tegangan umur 28 hari maksimum pada saat beton telah mencapai K = - 1,64 . k . S > K (QC) umur 28 hari. Beban yang diberikan akan Dengan: dipikul oleh kubus yang penampangnya 15 K : Kuat tekan beton actual (kg/cm) cm x 15 cm x 15 cm sehingga memberikan K(QC) : Kuat tekan beton karakteristik tegangan sebesar : (kg/cm2) Jarum Kuat Tekan (Kn)
: Kuat tekan beton rata – rata (kg/cm2) S : Standar deviasi K : Koreksi silinder deviasi berdasarkan jumlah sampel
Beban Kuat Tekan (kN)
Benda Uji (Kubus) Alas Benda Uji
C. 1. 2. 3. 4. 5.
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan Penelitian Peralatan Penelitian Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahapan Pelaksaan Penelitian
Tongkat Hidrolik
Gambar 2. Pengujian kuat tekan beton
Dengan:
=
........................ (Per 2.1)
:Kuat tekan benda uji beton (kg/cm 2) P :Besarnya beban maksimum (kg) A:Luas penampang benda uji (cm 2)
Tabel 4. Nilai Konversi Kuat Tekan Beton. Bentuk Benda Uji Perbandingan Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm 1,0 Silinder : 15 cm x 30 cm 0.83 Sumber: SNI 03-1973-1990
13. Evaluasi Mutu Beton Standar deviasi (simpangan baku) adalah standar satuan skala untuk kelompok data
Mulai
Studi Literatur
Tidak Pro osal Tu as Akhir
Persiapan Material dan
Ya Pemeriksaan material/Persiapan 1. Analisa saringan / ayakan agregat 2. Pemeriksaan kadar lumpur agregat 3. Pemeriksaan berat volume / isi agregat 4. Pemeriksaan ketahanan aus agregat kasar dengan mesin los angeles (Agregat kasar) 5. Analisa specific-gravit y SSD dan penyerapan agregat (absorpsi) 6. Kadar air agregat 7. Air laut 8. Zat aditif Sikacim
Rencan Campuran Beton (Mix Design) K-
Dengan Sikacim Concrete
Tanpa Sikacim Concrete
Uji Slum 12 ± 2
122
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
1.
1. Pemeriksaan Gradasi/Saringan Agregat Pemeriksaan Sifat Fisik Material Gambar 3. Bagan Alir Pelaksanaan Pengerjaan Tugas Akhir. Halus a. Pemeriksaan Berat Volume Agregat 2. Pemeriksaan Gradasi/Saringan Agregat (SNI 03-4804-1998) 1. Berat Isi Agregat Halus dan Kasar Kasar dengan Cara Lepas 3. Menghitung Gradasi/Saringan Agregat 2. Berat Isi Agregat Halus dan Kasar g. Perencanaan Campuran Beton (SNI 03dengan Cara Penusukan 2834-1993) 3. Berat Isi Agregat Halus dan Kasar h. Pencampuran Beton, Pembuatan Nilai dengan Cara Penggoyangan Slump (SNI 03-2493-2002), dan 4. Menghitung Volume Agregat Halus dan Pembuatan Benda Uji Agregat Kasar 1. Pencampuran Beton 2. Pengujian Nilai Slump (SNI 03-1972-1990) b. Pemeriksaan Kadar Air Agregat 3. Pembuatan Benda Uji (SNI-03-1971-1990) 1. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus i. Perawatan (Curing) 2. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar Perawatan beton dimaksud agar proses hidrasi 3. Pemeriksaan Berat Sikacim Concrete semen dan air berlangsung dengan sempurna. Additive 4. Menghitung Kadar Air Agregat j. Pengujian Berat Isi Beton (SNI 03-19731990) c. Pemeriksaan Berat Jenis ( Spesific Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka yang benar dari berat isi beton. Pengujian berat Gravity) 1. Berat Jenis Agregat Halus (SNI-03- isi beton dimaksud untuk mengetahui berat isi 1969-1990) rata-rata yang dimiliki oleh masing-masing 2. Berat Jenis Agregat Kasar (SNI 03- benda uji. 1970-1990) 3. Menghitung Berat Jenis Agregat k. Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 031974-1990) d. Pemeriksaan Ketahanan Aus Agregat Pengujian kuat tekan beton dimaksud untuk Kasar Menggunakan Mesin Abrasi mengetahui nilai kuat tekan beton melalui benda uji kubus beton pada umur pengujian 3 , 7,14 , Los Angeles (SNI 03-2417-1991) 1. Pemeriksaan Ketahanan Aus Agregat 21 dan 28 hari tertentu melalui curing di Kasar laboratorium. 2. Menghitung Ketahanan Aus Agregat Kasar D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN e. Pemeriksaan Kadar Lumpur (Metode 1. Hasil Berat Volume Agregat (SNI 03Pencucian yang Lolos Ayakan No. 4804-1998) 200 (SNI 03-4142-1996) Tabel 5. Hasil Berat Volume Agregat Halus 1. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Uraian Lepas Tusuk Goyang Halus Rata-rata Berat isi 2. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat 1137,511 1317,369 1345,582 Agregat (Kg/m3) Kasar Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium 3. Menghitung Kadar Lumpur Agregat Tabel 6. Hasil Berat Volume Agregat Kasar Halus dan Agregat Kasar f. Pengujian Gradasi/Saringan (SNI 031968-1990)
Uraian Lepas Tusuk Rata-rata Berat isi 1401,290 1590,265 Agregat (Kg/m3) Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
Goyang 1553,438
123
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
2.
Hasil Kadar Air Agregat (SNI-03-19711990
Tabel 7. Hasil Kadar Air Agregat Halus 1 Uraian Agregat Halus Rata-rata Kadar Air (%) 8,382 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium Tabel 8. Hasil Kadar Air Agregat Halus 2 Uraian Agregat Halus Rata-rata Kadar Air (%) 2,975 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
Gambar 4. Batas Gradasi Agregat Halus Zona 3.
Gradasi Agregat halus berada digolongan zona 3 dengan MHB sebesar 3,055 berarti tidak melebihi dari 1,5 sampai 3,8 yang telah disyaratkan maka Agregat ini layak dipakai.
Tabel 9. Hasil Kadar Air Agregat Kasar 1 Uraian Agregat Kasar Rata-rata Kadar Air (%) 0.362 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium Tabel 10. Hasil Kadar Air Agregat Kasar 2 Uraian Agregat Kasar Rata-rata Kadar Air (%) 0.314 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
3.
Hasil Berat Jenis Agregat (SNI-03-19691990)
Tabel 11. Hasil Berat Jenis Agregat Halus. Rata-Rata Rata-Rata Water Uraian Berat Jenis Absorption Agregat (%) Agregat Halus 2,514 0,644 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
Gambar 5. Gradasi Agregat Batu Pecah (Granit)Zona 3.
Tabel 12. Hasil Berat Jenis Agregat Kasar Rata-Rata Rata-Rata Water Uraian Berat Jenis Absorption Agregat (%) Agregat Kasar 2,610 0.631 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
4.
Gradasi Agregat Kasar berada digolongan zona 3 dengan MHB sebesar 7,711. Adapun zona agregat kasar yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah zona 3.
Hasil Ketahanan Aus Agregat Kasar Menggunakan Mesin Abrasi Los Angeles (SNI 03-2417-1991)
Tabel 13. Hasil Ketahanan Aus Agregat Kasar. Uraian Rata-Rata Ketahanan Aus Agregat (%) Agregat Kasar 32,440 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
5.
Hasil Pemeriksaan Kadar Lumpur (Metode Pencucian yang Lolos Ayakan No. 200) (SNI 03-4142-1996)
Tabel 14. Hasil Kadar Lumpur Agregat Halus. Uraian Rata-Rata Kadar Lumpur Agregat (%) Agregat Halus 2,367 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
Gambar 6. Gradasi Agregat Gabungan (Butir maksimum 40 mm)
Dari hasil perhitungan persentase Agregat Halus (< 4,8 mm) didapat harga 29%-35% (Grafik 6 Ukuran butir maksimum 40 mm), dengan nilai slump 60-180 mm dan fas = 0,632 maka, persentase rata-rata Agregat Halus 32% dan Agregat Kasar 68%.
Tabel 15. Hasil Kadar Lumpur Agregat Kasar Uraian Rata-Rata Kadar Lumpur Agregat (%) Agregat Kasar 0,947 Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
6.
Hasil Pengujian Gradasi/Saringan Agregat (SNI 03-1968-1990)
7.
H
3
asil Komposisi 1 m Campuran Beton
124
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
Tabel. 16. Komposisi Akhir Perencanaan Beton Normal K-250 kondisi SSD. 1m3
Semen (kg) 292,722
Volume Tiap m3 Air (kg) Pasir (kg) 185,000 602,329
Granit (kg) 1279,949
Tabel. 17. Komposisi Akhir Perencanaan Beton Normal K-250 setelah terkoreksi 1 m3
Semen (kg) 292,722
Volume Tiap m Air (kg) Pasir (kg) 141,823 648,940
Granit (kg) 1276,516
Tabel. 18. Komposisi Akhir Perencanaan Beton Normal K-250 Tambah Sikacim Concrete Additive 0,6% Kondisi SSD 3
1m
Semen (kg) 292,722
Volume Tiap m3 Air Pasir Granit (kg) (kg) (kg) 185,00 602,329 1279,95
Gambar 9 Berat Isi Beton Sikacim Kadar 0,6% Sebelum dan setelah Terendam Air Tawar.
Sikacim 0,6% (gr) 1756
Tabel. 19. Komposisi Akhir Perencanaan Beton Normal K-250 Tambah Sikacim Concrete Additive 0,6% setelah terkoreksi. 1 m3
8.
Semen (kg) 292,72
Volume Tiap m3 Air Pasir Granit (kg) (kg) (kg) 175,0 616,37 12765,
Sikacim 0,6% (kg) 1,75
Hasil Pengujian Berat Isi Beton
Gambar 10 Berat Isi Beton Sikacim Kadar 0,6% Sebelum dan setelah Terendam Air Laut
Dari Garfik 7, Grafik 8, Grafik 9 dan Grafik 10 berat isi beton sebelum direndam dan sesudah direndam berbeda jauh kemungkinan disebabkan karena waktu pemadatan dan pengeringan sampel yang berbeda dan juga disebabkan beton memiliki pori-pori udara sehingga masih banyak air di dalam pori-pori. Gambar 7. Berat Isi Beton Normal K-250 Sebelum dan setelah direndam Air Tawar.
Gambar 8. Berat Isi Beton Normal K-250 Sebelum dan setelah Direndam Air Laut.
9.
Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 031974-1990)
Gam bar 11 Kuat Tekan Rata-rata Beton Normal K-250 Terendam Air Tawar dan Air Laut
Dari Grafik Kuat tekan beton normal K-250 didapat persentase bahwa kuat tekan ratarata beton normal K-250 umur 28 hari terendam air laut mengalami penurunan sekitar 7,53% dari beton normal K-250 umur 28 hari yang terendam air tawar. 125
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
b. Hasil Pemeriksaan Standar Deviasi Beton Normal K-250 Terendam Air Laut. Dari pemeriksaan maka didapat standar deviasi untuk beton normal K-250 terendam air Laut setelah diasumsi kegagalan sebesar 11,288 dengan K aktual 21,00 Mpa.
Gambar 12. Kuat Tekan Rata-rata Beton Sika K-250 Terendam Air Tawar dan Air Laut.
c. Hasil Pemeriksaan Standar Deviasi Beton Normal K-250 dengan penambahan zat aditif Sikacim Concrete Aditive kadar 0,6% Terendam Air Tawar. Dari pemeriksaan maka didapat standar deviasi untuk beton normal K-250 dengan penambahan zat aditif Sikacim Concrete Additive kadar 0,6% terendam air tawar setelah diasumsikan kegagalan sebesar 5,648 dan nilai K aktual sebesar 23,997 Mpa.
Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa kuat tekan beton normal K-250 dengan penambahan zat aditif Sikacim kadar 0,6% umur 28 hari terendam air laut mengalami penurunan sekitar 2,69% dari beton normal K-250 dengan penambahan zat aditif Sikacim kadar 0,6% umur 28 hari yang terendam air tawar. Hasil dari perhitungan Kuat tekan beton di atas menunjukan bahwa d. Hasil Pemeriksaan Standar Deviasi Kuat tekan beton mutu K-250 dengan Beton Normal K-250 dengan penambahan zat aditif Sikacim Concrete penambahan zat aditif Sikacim Additive kadar 0,6% pada umur 28 hari Concrete Aditive kadar 0,6% terendam air tawar mengalami kenaikan Terendam Air Laut. Kuat tekan beton berkisar 0,479% dari Kuat Dari pemeriksaan maka didapat standar tekan beton normal K-250 yang terendam deviasi untuk beton normal K-250 dengan air tawar dan 8,67% dari Kuat tekan beton penambahan zat aditif Sikacim Concrete normal K-250 yang terendam air laut. Additive kadar 0,6% terendam air laut Sedangkan hasil dari perhitungan Kuat setelah diasumsikan kegagalan sebesar tekan beton mutu K-250 dengan 8,874 dan nilai K aktual sebesar 22,457 penambahan zat aditif Sikacim Concrete Mpa maka. Additive kadar 0,6% pada umur 28 hari terendam air laut mengalami penurunan E. KESIMPULAN apabila dibandingkan dengan Kuat tekan 1. Kuat tekan beton normal K-250 terendam beton normal K-250 yang terendam air air tawar lebih besar dibandingkan dengan tawar sebesar 3,155%, tetapi mengalami kuat tekan beton normal K-250 yang kenaikan apabila dibandingkan dengan terendam air laut yang mengalami Kuat tekan beton normal K-250 yang penurunan kuat tekan sebesar 7,53% terendam air laut yaitu sebesar 4,739%. meskipun belum mencapai kuat tekan rencananya sebesar 30,84 Mpa, tetapi 10. Hasil Standar Deviasi karekteristiknya mencapai mutu beton Ka. Hasil standar deviasi beton normal K250 yaitu sebesar 21 Mpa. 250 terendam air tawar 2. Kuat tekan beton normal K-250 dengan Dari pemeriksaan maka didapat standar penambahan zat aditif Sikacim Concrete deviasi untuk beton normal K-250 terendam Additive kadar 0,6% terendam air tawar air tawar setelah diasumsi kegagalan lebih besar dibandingkan dengan kuat tekan sebesar 10,560 dengan K actual sebesar beton normal K-250 dengan penambahan 22,97 Mpa. zat aditif Sikacim Concrete Additive kadar 0,6% terendam air laut yang mengalami penurunan akibat terendam air laut sebesar 2,69%, tetapi karekteristiknya mencapai 126
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 118-127
mutu beton K-250 yaitu sebesar 21 Mpa, meskipun belum mencapai kuat tekan rencananya sebesar 30,84 Mpa.
5 Mar 2009-Kandungan ion klorida maksimum untuk perlindungan baja Standar spesifikasi bahan bangunan. SNI 03-1973-1990, WWW.pu.go.id . F. DAFTAR PUSTAKA ACI 318-83, ebookbrowse.com/sni-03-1973-1990-pdfCivilStation.Com d97841608 yogie-civil.blogspot.com/…/air-dalam2 Apr 2011-Download SNI 03-1973-1990 pembuatan-beton-normal . pdf documents from www.pu.go.id.at 26 Juli 2010-korosif dan ion Chlorida @EbookBrowse. tersebut akan mempengaruhi karekteristik Subakti (1999:1) beton. WWW.Google.co.id. ASTM C109:2002, www.ronymedia.files.wordpress.com/2010/ www.pngis.net >Standards kuat-tekan-optimum-beton. 2 Dec 2010- ASTM C109:2002. Standard Tizia, A (2009) Kajian Kuat Tekan Beton K-250 Test Method for Compressive Strength of Campuran Zat Aditif Sikacrete-W Kadar Hydraulic Cement Mortars (Using 2-in. or 5%, 6%, dan 7%, dengan Pengerjaan [50 mm] Cube Specimens. didalam Air Laut,Tugas Akhir,Politeknik Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis Bengkalis. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Untuk Mendukung Perikanan Budidaya di Kabupaten Bengkalis: 35. PBI 1971, tes beton | ilmusipil.com www.ilmu sipil.com/tes-beton nilai slump yang dipakai yaitu 12 ± 2…spesifikasi yang telah disyaratkan Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971) Penentuan Nilai Slump untuk Plat, Balok, Kolom dan Dinding . Rusnaini, (2010) Kajian Kuat Tekan Beton K350 dengan Penambahan Fly Ash Pada Kontruksi Beton yang Terendam Air Asin, Tugas Akhir, Politeknik Bengkalis. Siregar, S, 2004, Statistik Terapan untuk Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. SNI 03-2834-1993, www.scribd.com/doc/50677554/SNI-032834-1993 14 Mar 2011-SNI 03-2834-1993 6) Kuat tekan beton yang ditargetkan f’c adalah kuat tekan rata-rata yang diharapkan dapat di capai yang lebih besar. WWW.helmyabe.files.wordpress.com/2011/0 5/daftar pustaka.pdf Kimpraswil, SNI 03-2834-1993, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Balitbang Dept. Kimpraswil, Jakarta,1993, Balitbang Dept. SNI 03-2847-2002 (Beton), www.scribd.com/doc/13000401/200212SNI-0328472002-Beton 127