Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial (Wikipedia, 2010). Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan seperti daun dan buah mahkota dewa, kangkung serta akar kangkung. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya (Deman, 1989). Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan o akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air (Astuti, 2010). Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian . Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain (Winarno, 1983). Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang dapat mempengaruhi kualitas bahan pangan itu sendiri. Peningkatan jumlah air dapat mempengaruhi laju kerusakan bahan pangan oleh proses mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis. Rendahnya kadar air suatu bahan pangan merupakan salah satu faktor yang dapat membuat bahan menjadi awet (Winarno, 1983). Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif. Pada istilah kadara air, terdapat juga kadar air keseimbangan. Kadar air keseimbangan adaalah kadar air dimana laju perpindahan air dari bahan ke udara sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan. Kadar air keseimbangan dapat digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang dapat dicapai pada proses pengeringan dengan tingkat suhu dan kelembaban udara relatif tertentu atau bias juga disebut dengan kadar air minimum yang dapat dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada suhu dan kelembaban relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989)
Sedangkan pada tanaman berat basah adakah berat mula-mula. Berat kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi, tergantng dari jenis tumbuhan, struktur dan usia d ari jaringan organ (Ellya, 2009). Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99%, dan yang di gunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi akan mempercepat pembusukan karena bakteri lebih menyukai tempat-tempat yang lembab, sehingga bakteri dengan mudah dan cepatnya mengembang (Fardiaz, Dkk, 1980).
Air merupakan kebutuhan yang utama bagi semua kehidupan. Air diperlukan baik oleh manusia, hewan maupun tumbuhan untuk proses biokimiawinya sehingga sangat essensial. Praktikum kali ini adalah penentuan kadar air dengan bahan yang digunakan yaitu antara lain daun mahkota dewa, buah mahkota dewa, akar kangkung dan batang kangkung. Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air pada organ tanaman. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah mahkota dewa, daun mahkota dewa, akar kangkung dan batang kangkung. Penetapan kadar air dalam sampel – sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan metode oven pengering, yang mana pengeringan tersebut dengan cara memasukkan sampel ke dalam oven pengering pada suhu 105˚ C selama 2,5 jam atau sampai beratnya konstan atau tetap. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan (kadar air). Dari data yang diperoleh dan dimasukkan dalam perhitungan maka didapatkan kadar air pada sampel buah mahkota dewa 59 %, daun mahkota dewa 52 %, akar kangkung 56 % dan batang kangkung 90 %. Dari data kadar ini diketahui bahwa kadar air tertinggi yaitu pada sampel bahan batang kangkung sebesar 90 % sedangkan yang terendah adalah pada sampel bahan daun mahkota dewa sebesar 52 %. Dari kadar air ini dapat dicari besarnya berat kering dan didapatkan data bahwa berat kering pada sampel buah mahkota dewa adalah 15,40 %, daun mahkota dewa
51,30 %, akar kangkung 23,30 % dan batang kangkung 36,35 %. Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar air berbanding terbalik dengan berat kering. Perbedaan kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan, metode dan suhu serta proses penyimpanannya Selain itu perbedaan ini dapat disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti timbangan analitik yang sulit stabil dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan lain ketika penyimpanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu: 1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering Yang termasuk golongan ini adalah: Suhu (Makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat), Kecepatan aliran udara pengering (Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat), Kelembaban udara (Makin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat), Arah aliran udara (Makin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan semakin cepat kering) 2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan Yang termasuk golongan ini adalah: Ukuran bahan (Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat), Kadar air (Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat). Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan terjadinya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan dihasilkan kadar air yang sebenarnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Kadar air pada bahan setelah dilakukan pengeringan ternyata berbeda dari hasil awal, karena adanya penguapan air yang terjadi setelah dioven. 2. Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. 3. Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil kadar air yang berbeda-beda. Awal penimbangan semua bahan dengan berat 5 gr dan setelah dilakukan pengeringan atau dioven bahan atau sampel tersebut nilainya menjadi beda, ini disebabkan karena adanya timbal balik dari kadar air tersebut. 4. Bahan yang mempuyai kadar air yang tinggi ini akan mempercepat pembusukan terhadap buah, karena bakteri lebih mudah masuk kedalam buah, sebab bakteri lebih menyukai keadaan yang lembab sehingga bakteri dengan mudahnya berkembangbiak.
Saran
Saran kami adalah praktikum ini sudah sangat baik dan memuaskan kami, tapi hanya penjelasan yang kurang kami dapat sehingga ada beberapa kesalahan-kesalahan yang sempat kami lakukan karena tidak tahu sebelumnya. Terimakasih. DAFTAR PUSTAKA
Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi FMIPA UNY Deman, John M. 1989. Kimia Makanan Edisi Kedua. Penerbit ITB, Bandung. Ellya, H. 2009. Analisis Kadar Air Tanaman. http://leeyaa-leeyaa.blogspot.com/ Di akses pada tanggal 3 November 2010. Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : Gramedia Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta : Liberti Yogyakarta.\ Wikipedia. 2010. Air . Diakses tanggal 26 November 2010, jam 09.00 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/Air Winarno, F. G. 1983. Enzim Pangan. PT Gramedia, Jakarta. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Faktorfaktor yang mempengaruhi kadar air adalah pemanasan, kelembaban udara, daya simpan bahan, air bebas dan air , kadaterikatr air basis basah dan kering, aktivitas air, kelembaban mutlak dan kelembaban relatif , serta sifat fisik dari bahan (Astuti, 2007) Astuti, 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY