Pengantar Ilmu Antropologi 7
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Di antara konsep-konsep yang terpenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat bersangkutan yaitu,: internalisasi, sosialisasi, ekulturasi, proses perkemba ngan kebudayaan umat manusia pada umumnya, bentuk-bentuk yang makin lama makin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan, ada proses penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi, yaitu proses di fusi, yaitu proses akulturasi dan asimilasi, kemusian akhirnya ada pembaharuan atau inovasi, yang berkaitan erat dengan penemuan baru discovery dan invention. (koentjaraningrat, 2009: 184).
Rumusan Masalah.
Bagaimana proses belajar kebudayaan sendiri?
Jelaskan evolusi sosial?
Bagaiman proses difusi?
Jelaskan akulturasi dan asimilasi?
Bagamana pembaharuan dan inovasi?
Tujuan.
1. Untuk mengetahui Bagaimana proses belajar kebudayaan sendiri.
2. Untuk mengetahui Bagaimana evolusi sosial.
3. Untuk mengetahui Bagaimana proses difusi.
4. Untuk mengetahui akulturasi dan asimilasi.
5. Untuk mengetahui BagaImana pembaharuan dan inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN
kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan.
dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan, mengikuti pengaruh dan keadaan di sekitarnya.
Sehingga disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah tata cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan dan seiring dengan perkembangan zaman. Sedangkan dinamika sosial itu sendiri yaitu manusia atau masyarakat.
Dinamika sosial adalah semua konsep yang di perlukan apabila ingin menganalissis proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi. (koentjaraningrat, 2009: 184).
2.1. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Proses internalisasi.
Koentjaraningrat (2003) mengunkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri manusia itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Setiap hari dalam hidup berlalu, bertambahlah berbagai macam pengalaman mengenai bermacam-macam perasaan baru, dan belajarlah ia merasakan kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagianya. Selain perasan-perasaan tersebut, juga berbagai macam hasrat, seperti hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi ynag menjadikan bagian dari kepribadian individu.
Proses sosialisasi.
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Koentjaraningrat (2003) individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Jadi Proses sosialisasi ialah proses belajar berinteraksi diri seseorang dalam masyarakat sesuai dengan perasaan yang dijalankan. Melalui sosialisasi manusia akan saling mengetahui peranan masing-masing dalam masyarakat.
Menurut Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
a. Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
b. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
c. Pengendalian fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d. Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat
Sebagai contoh dari pengalaman seorang bayi dalam suatu keluarga golongn pegawai tinggi dikota. Dari permulaan hidupnya bayi sudah harus menghadapi beberapa individu dalam lingkungan masyarakat kecil adalah ibu dan ayahnya. Dalam kontak dengan orang tersebut ia akan mengalami tingkah laku mereka yang berdasarkan perhatian dan cinta. Kemudian juga ia akan belajar kebiasaan yang pertama yaitu makan dan minum disaat yang tepat. Hubungan dengan lingkungan sosialnya menjadi lebih intensif ia mengembangkan bahasanya sehingga ia dapat menguraikan maksudnya dan dapat lebih mudah individu lain menerima maksudnya. Dia mengenal lawan jenis, tempat berbeda, karakter berbeda dll.
Proses enkulturasi
Enkulturasi adalah pembudayaan (dalam bahasa ingris di gunakan istilah instisutionalization). Proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sietem norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu masyrakat, berawal dari orang dalam lingkungan keluarga, kemudian teman bermain. Seringkali meniru berbagai macam tindakan meniru itu dan diinternalisasi dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.
Dalam suatu masyarakat ada pula individu yang mengalami berbagi hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi, yang menyebabkan bahwa hasilnya kurang baik. Individu itu tidak dapat menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya, sehingga condong menghindari norma-norma dan aturan-aturan masyarakat yang berlaku dilingkunagnnya. Yang menjadikan hidupnya penuh konflik dengan otang lain.
Dampak dari Proses Enkulturasi yang tidak Berhasil
Seseorang yang mengalami hambatan dalam proses enkulturasi, akan berakibat kurang baik. Setiap individu yang mengalami hambatan tersebut apabila dihadapkan pada situasi yang berbeda, kelihatan akan canggung dan kaku dalam pergaulan hidupnya. Akibatnya, individu tersebut cenderung untuk menghindari norma-norma dan aturan-aturan dalam masyarakat. Hidupnya penuh konflik dengan orang lain. Individu yang mengalami hal itu disebut deviants.
Contoh Enkulturasi dalam Masyarakat
Dalam masyarakat seorang individu akan di transmisi oleh budaya yang telah lama berkembang di sekitar masyarakat dimana ia tinggal, belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Contohnya, orang Indonesia mempelajari aturan adat Indonesia yang menganjurkan orang agar kalau bepergian ke tempat yang jauh, kembalinya membawa oleh-oleh untuk teman, tetangga, atau saudara. Hal ini dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan gotong royong yang merupakan motivasi dari tindakan tersebut. Sebuah nilai yang ditransmisikan melului proses enkulturasi yang tanpa kita sadari nilai tersebut sudah tertanam dalam diri kita.
2.2. Proses Evolusi Sosial
Proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi sosial
Sedangkan proses macroscopic itu sendiri adalah dapat di pandang juga dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar saja.
Proses-proses evolusi sosial budaya yang di pandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada penelti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses-proses ini di sebut dalam antropologi, yaitu "proses-proses menentukan arah" (directional processes). Proses evolusi sosial-budaya yang dianalisis secara detail akan membuka mata peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam di namika kehidupan sehari-hari tiap masyrakat di dunia. Proses ini di sebut dalam ilmu antropologi proses-proses yang berulang. (recurrent proceses).
Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya.
adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yaqnag menjadi objek penelitian ilmu antropologi muncul terhadap factor individu dalam masyarakat. Sikap, perasaan, dan tingkah laku khusus individu dalam masyarakat yang mungkin bertentangan dengan adat istiadat yang lazim, diabaikan saja atau tidak mendapat perhatian secara layak. Dengan demikian, kalau seorang ahli antropologi misalnya harus menulis tentang adat istiadat perkawinan orang bali, ia hanya akan mengumpulkan keterangan tentang hal yang lazim dilakukan dalam perkawinan orang bali. Upacara, aktivitas, dan tindakan yang menyimpang dari adat bali pada umumnya terjadi karena berbagai situasi, biasanya diabaikan atau kutang diperhatikan. Tindakan masyarakat yang menyimpang dari adat istiadat umum seperti yang terurai sebelumnya, pada suatu ketika dapat banyak terjadi dan dapat sering berulang (recurrent) dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada suatu masyarakat yang semua warganya taat pada aturan adat untuk selamanya, dapat kita mengerti bahwa keadaan yang menyimpang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya.
Sudah tentu masyarakat tidak akan membiarkan penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dan itulah sebabnya dalam tipa masyarakat ada alat pengendali masyarakat. Yang bertuajuan untuk tetap mempertahankan adat istiadat.
Dan proses mengarah dalam evolusi sosial itu sendiri kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang dari suatu jarak yang jauh, dengan mengambil interval waktu yang panjang, maka akan tampak perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
Proses Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan
Kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang seolah suatu jarak yang jauh mislanya beberapa ribu tahun yang lalu. Maka tampak terjadinya perubahan besar.
Perubahan-perubahan besar ini dalam abad ke-19 yang lalu telah menjadi perhatian utama para sarjana ilmu antropologi budaya dalam arti umum. Pada masa sekarang, gejala ini menjadi perhatian khusus dari suatu aubilmu dalam antropologi, yaitu ilmu prehistori. Ilmu ini mempelajari sejarah perkembangan kebudayaan manusia dalamn jangka waktu yang panjang dan juga oleh para sarjana ilmu sejarah yang mencoba merekonstruksi kembali sejarah perkembangan seluruh umat manusia dan harus juga bekerja dengan jangka waktu yang panjang, misalnya E, Spengler, A.J. Toynbee, G. Childe dll.
2.3 Proses Difusi
Penyebaran manusia.
Ilmu antropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia pertama hidup di daerah sabana beriklim tropis di afrika timur. Sedangkan sekarang makhluk itu menduduki hampir seluruh muka bumi ini segala macam lingungan iklim. Proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi-moigrasi yang di sertai proses penyesuaian atau adptasi fisik dan sosial budaya dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus tahun lamanya sejak zaman purba. Migrasi besar dari kelompok-kelompok manusia yang pindah dari benua asia ke benua amerika pada akhir zaman blasial ke-IV merupakan suatu migrasi yang sangat lambat.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan.
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia. Itulah yang di sebut di proses fusi. Salah satu bentuk di fusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat lain di muka bumi oleh kelompok manusia yang bermigrasi. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahanan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi oleh karena itu ada individu-individu tertentu yang yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali. Mereka itu terutama pedagang dan pelaut. Pada zaman penyebaran agama-agama besar, para pendeta agama budha, para pendeta agama nasrani, dan kaum muslimin mendifusikan berbagai unsur kebudayaan dan kaum muslimin mendifusikan berbagai unsur kebudayaan-kebudayaan dari mana mereka berasal, sampai jauh sekali. Terutama ilmu sejarahlah yang telah banyak memperhatikan cara penyebaran dari unsur-unsur kebudayaan oleh individu-individu terurai tadi.
Bentuk di fusi yang lain lagi dan mendapat perhatian ilmu antropolagi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan peryemuan-pertemuan antara individu dalam suatu kelompok manusia dengan individu kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok semaam ini dapat berlangsung dengan cara
Cara pertama adalah hubungan di mana bentuk dan kebudayaan itu masing-masing hampir tidak berubah. Hubungan ini, yaitu hubungan symbolic, dapat kita lihat contohnya di daerah pedalaman negara-negara kongo, togo, dan kamerun di afrika tengah dan barat. Di daerah pedalaman negara-negara tersebut berbagai suku bangsa afrika hidup dari bercocok tanam di ladang. Mereka mempunyai tetangga,kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari suku-suku bangsa negrito, hidup berburu dan mengumpulkan hasil hutan.
Cara lain adalah bentuk hubungan tang di sebabkan karena pedagangan, tetapi dengan akibat yang lebih jauh dari pada yang terajadi pada hubungan simbiotic. Unsur-unsur kebudayaan yang di bawa pedagang tidak dengan paksaan. Hubungan ini mengambil dari ilmu sejrah yaitu, penetration pacifigue yang artinya: pemasukan secara damai. Tanpa paksaan. Karena juga usaha dari para penyiar agama.
Pemasukan secara tidak damai yaitu bentuk hungan yang di sebabkan karena peperangan dan serangan dan serangan penaklukan.
2.4 Akulturasi dan Asimilasi.
Akulturasi
Akulturasi atau Acculturation atau culture contact, mempunyai berbagai arti di antara para sarjana antropologi, Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
Masalah-masalah mengenai nmengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak lima golongan masalah yaitu:
Mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarkat.
Mengenai unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah di terima, dan sukar di terima oleh masyarakat.
Mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah di ganti atau di ubah, dan unsur-unsur yang tidak mudah di ganti atau di ubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
Mengenai individu-individu yang suka dan cepat menerima, dan individu-individu yang sukadan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus, baru timbul ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa di eropa barat mulai menyebar keseluruh daerah lain dimuka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat suku bangsa lain pada permulaan abad ke-15.
Dalam masa itu dapat diketahui cara dan dalam keadaan apa kebudayaan dapat dimasuki pengaruh kebudayaan lain, unsur-unsur yang diambil atau diolah oleh kebudayaan suku bangsa masyarakat tadi, melalui saluran apa dan pada lapisan apa dalam masyarakat suku bangsa tadi, unsur-unsur kebudayaan yang masuk, reaksi sikap dan perasaan para individu dalam masyarakat suku bangsa tadi terhadap unsur-unsur kebudayaan tersebut.
Perhatian terhadap saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima, akan memberi suatu gambaran yang konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi.Salah astu wujud penolakan terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan pergeseran sosial-budaya yang merupakan akibat dari peristiwa itu terjadi dalam banyak masyarakat didunia.
Mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi.
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa masalah khusus, yaitu:
Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing:
Saluran-saluran yang di lalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
Bagian-bagian dari masyarakat menerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Asimilasi
Asimilasi menurut Koentjaraningrat adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latarbelakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran,
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada:
Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda,
Saling bergaul langsung secara intensif untuk weaktu yang lama,
Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan yang tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur unsur-unsur kebudayaan campuran.
Proses-proses sosial yang di sebut asimilasi itu banyak si teliti oleh para sarjana sosiologi, terutama di amerika serikat. Di sana timbul berbagai masalah yang berhubungan dengan adanya individu-individu dan kelompok imigran yang berasal dari berbagai suku bangsa dan negara di eropa, yang mempunyai banyak golongan khusus, baik yang berupa suku bangsa, lapisan sosial, golongan agama, pengetahuan mengenai seluk-beluk proses Asimilasi dari tempat-tempat lain di dunia menjadi penting sekali sebagai bahan perbandingan.
Adapun factor-factor yang menghambat proses asimilasi pada umumnya adalah:
kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi,
sifat takut terhadap kekuatan dan kebudayaan lain,
perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain
2.5. Pembaharuan atau Inovasi
1. Inovasi dan penemuan
Inovasi adalah suatu proses pembaharuan dan penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi menghasilkan produk-produk baru.
Prosese inovasi sudah tentu sangat erat kaitannya dengan penemuan baru dalam teknologi. Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Suatu discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, suatu ide baru, yang di ciptakan oleh seorang individu, atau suatu rangkain dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention bila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Pendorong penemuan baru
Faktor-faktor yang mendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru yaitu:
Kesadarn para individu akan kekurangan dalam kebudayaan,
Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan,
Sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.
Dalam setiap masyarakat tentu ada individu-individu yang sadar akan adanya berbagai kekurangan dalam kebudayaan mereka. Di antara para individu itu banyak yang menerima kekurangan-kekurangan itu sebagai hal yang memang harus di terima saja: tetapi pasif atau individu-individu lain mungkin tidak puas dengan keadaan, tetapi fasif hanya mengerutu saja, tidak berani atau tidak mampu untuk berbuat apa-apa: sedangkan ada juga individu-individu aktif yang berusaha berbuat sesuatu untuk mengisi atau memperbaiki kekurangan yang mereka sadari itu. Dari kategori individu-individu tersebut terakhir inilah antara muncul para pencipta dari penemuan-penemuan baru, baik yang bersifat discovery maupun yang bersifat invention. Menemukan suatu hal yang baru memerlukan suatu daya kreatif dan usaha yang besar, tetapi menyebarkan suatu hal yang baru yang memerlukan daya dan usaha lebih besar lagi.
Inovasi dan evolusi
Inovasi atau penemuan, yaitu suatu proses pembaruan dari peng- gunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru. Inovasi biasanya berkaitan dengan pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur9bertingkat) di mana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah bentuk yang lebih baik
Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam kebudayaan tempat penemuan baru jarang merupakan suatu perubahan mendadak dan keadaan tidak ada, menjadi keadaan ada. Suatu penemuan baru biasanya berupa suatu rangkain yang panjang, di mulai dari penemuan-penemuan kecil yang secara akumulatif di ciptakan oleh sederet pecipta-pecipta. Dengan demikian proses inovasi (yaitu proses pembaharuan teknologi ekonomi dan lanjutanny) itu juga merupakan suatu proses evolusi. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi individu-individu itu bersifat aktif, sedang dalam suatu proses evolui individu-individu itu fasip, bahkan sering bersifat negatif. Karena kegiatan dan usaha individu itulah, maka suatu inovasi memang merupakan suatu proses perubahan kebudayaan yang lebih cepat (artinya lebih cepat kelihatan dari pada suatu proses evolusi kebudayan).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
Konsep yang diperlukan untuk menganalisa prose-proses pergerakan masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut Dinamika Sosial.
Dalam proses evolusi sosial dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.
Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan.
konsep proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi disebut proses difusi.
4. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
5. Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.
Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat.2009.pengantar ilmu antropologi, jakarta:PT.Renika Cipta.
http://www.umm.ac.id/id/detail-158-dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan-opini-umm.html.
http://risyant.blogspot.com/2013/05/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html
http://www.slideshare.net/dwiaayyu/antropologi-dinamika-kebudayaan,
http://tyrotoxim.blogspot.com/2013/10/enkulturasisosilisasi-dan-internalisasi.html.
Pengantar Ilmu Antropologi