PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR
Laporan Praktikum Mikroteknik
OLEH : Nama
: M. Rizqun akbar
NIM
: J1C112031
Kelompok
: II (dua)
Asisten
: Ana Fatmasari
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKLUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBANG MANGKURAT BANJARBARU OKTOBER 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang
berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Pada submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat tersebut bukanlah stomata. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja. Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lubang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lubang membuka dan sel-sel mengendur pori atau lubang menutup (Naintyn, 2012). Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman (Naintyn, 2012). Berdasarkan pernyataan diatas, maka selaku mahasiswa program studi Biologi dirasa perlu untuk melakukan serangkaian praktikum tentang pengamatan stomata daun. Hal ini dimaksudkan agar saya sebagai mahasiswa bisa lebih mengerti tentang teknik tersebut dalam mikroteknik. Selain itu praktikum ini diperlukan untuk menunjang proses belajar dalam mendalami ilmu mikroteknik. 1.2
Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk melihat struktur stomata pada daun
monokotil dan dikotil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 o – 350o C) biasanya menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik. Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata (Danarti, 2014). Proses membuka dan menutupnya stomata sangat dipengaruhi oleh cahaya. Sel penutup mengandung amilum, dimana konsentrasinya lebih tinggi pada malam hari dari pada siang karena telah berubah menjadi glukosa. Adanya cahaya membangkitkan klorofil untuk fotosintesis, sehingga kadar CO2dalam sel tersebut menurun (mereduksi menjadi CH2O). Kenaikan pH lingkungan memacu posporilase mengubah amilum menjadi glukosa-1-pospat. Terjadi kenaikan osmose sehingga air masuk dari sel tetangga ke sel penutup, bertambahnya volume menyebabkan turgor, sehingga terbukalah porus stomata (Haryanti, 2010). Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk
memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Danarti, 2014). Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlah sel pada permukaan daun. Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2 mulai konstan. (Arif, 2013).
BAB III METODE KERJA
3.1
Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Oktober 2014 pukul
10.30-12.00 WITA bertempat di Laboratorium Anatomi dan Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. 3.2
Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop
binoluker, kaca objek, kaca penutup, dan isolasi. Sedangkan bahan yang dipergunakan adalah 4 helai daun kersen (Muntingia calabura), 4 helai daun tanjung (Mimusops elengi), 5 helai daun rumput gajah (Pennisetum purpureum), kutex, alkohol 70 %, alkohol 95 %, NaOH, kloral hidrat, safranin, dan xilol. 3.3
Prosedur Kerja
A.
Pembuatan Stomata Preparat Segar 1.
Daun sebanyak 4 helai dicuci bersih kemudian diolesi kutex pada 2 helai daun di permukaan atas dan 2 helai daun di permukaan bawah.
2.
Daun yang diolesi tadi ditunggu sampai kering kemudian ditutup dengan isolasi yang sudah dipotong-potong dengan ukuran 1x1 cm.
3.
Isolasi didiamkan sampai menempel kemudian ditarik dan diletakkan diatas kaca objek.
4.
Sediaan diamati bagian stomatanya dibawah mikroskop dan difoto hasilnya.
B.
Pembuatan Stomata Leaf Clearing 1.
Daun rumput gajah sebanyak 1 helai direndam dengan alkohol 70 % selama 24 jam.
2.
Daun kemudian direndam lagi dengan NaOH selama 2 hari.
3.
Daun direndam lagi dengan kloral hidrat selama 1 jam.
4.
Daun direndam lagi dengan alkohol 95 % selama 5 menit.
5.
Daun direndam lagi dengan safranin selama 1 menit.
6.
Daun direndam lagi dengan alkohol 70 % selama 1 menit.
7.
Daun direndam lagi dengan xilol selama 1 menit.
8.
Daun diletakkan diatas kaca objek kemudian diamati hasilnya dan didokumentasikan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang teknik pembuatan sediaan
stomata adalah sebagai berikut: No.
Foto Objek
Keterangan
1.
1. Stomata 2. Sel penjaga 3. Pori Perbesaran : 100x 1 2 3
Gambar 1a. Preparat segar stomata daun rumput gajah (permukaan atas)
2.
1. Stomata 2. Sel penjaga 3. Pori Perbesaran : 100x
3 1 2
Gambar 1b. Preparat segar stomata daun rumput gajah (permukaan bawah)
3.
1. Stomata 2. Sel penjaga 3. Pori
3
Perbesaran : 100x 1 2
Gambar 2a. Preparat segar stomata daun tanjung (permukaan atas)
4.
1. Stomata 2. Sel penjaga 3. Pori Perbesaran : 100x 2
3
1
Gambar 2b. Preparat segar stomata daun tanjung (permukaan bawah)
5.
1. Stomata Perbesaran : 100x
1
Gambar 3a. Preparat segar stomata daun kersen (permukaan atas)
6.
1. Stomata Perbesaran : 100x
1
Gambar 3b. Preparat segar stomata daun kersen (permukaan bawah)
7.
1. Stomata 2. Sel penjaga 3. Pori 2
11
Perbesaran : 100x
3
Gambar 4. Preparat rumput gajah dengan metode leaf clearing
4.2
Pembahasan Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan
organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar yang menutupi permukaan daun, bunga, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikoma (Rompas dkk, 2011). Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati stomata pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil, serta mengetahui perbedaan diantara keduanya. Untuk pemuatan stomata preparat segar pertama-tama daun yang menjadi sampel diberikan kutex pada bagian atas dan bawahnya. Setelah kering lalu ditempeli dengan selotip berukuran 1 x 1 cm. Apabila sudah menempel dengan baik, maka selotip bisa dilepaskan dari permukaan daun. Selotip tadi kemudian diamati di bawah mikroskop untuk mengetahui struktur dari stomata tersebut. Pada pembuatan stomata leaf celaring, daun rumput gajah direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam. Setelah itu dilakukan perendaman dengan NaOH (2 hari), kloral hidrat (1 jam), alkohol 95% (5 menit), safranin (1 menit), alkohol 70% (1 menit), dan xilol (1 menit). Setelah selesai melakukan perendaman, daun bisa diamati di bawah mikroskop. Apabila didapatkan hasil yang sesuai, maka langkah selanjutnya yaitu adalah dokumentasi. Pada hasil pengamatan lapisan abaxial (atas) daun mengandung lebih banyak stomata dibandingkan lapisan abaxial (bawah) daun. Hal tersebut merupakan salah satu adaptasi tumbuhan dimana kita mengetahui bahwa stomata merupakan lubang kecil derivat epidermis yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara , air dan zat hara lainnya. Selain itu , stomata digunakan juga pada saat transpirasi daun. Itulah sebabnya mengapa jumlah stomata di lapisan atas lebih sedikit daripada lapisan di bawah daun , yaitu untuk mengurangi transpirasi jika suhu lingkungan terlalu tinggi. Beberapa cairan yang digunakan pada preparat segar dan leaf clearing memiliki fungsinya masing-masing. Pada preparat segar penggunaan kutex bertujuan untuk membuat sel epidermis pada daun terangkat dan agar mudah diamati di bawah mikroskop. Pada leaf clearing, alkohol 70% digunakan untuk melarutkan klorofil, NaOH digunakan untuk fiksatif. kloral hidrat berfungsi sebagai penjernih yakni menjernihkan daun dari klorofil daun sehingga terlihat transparan, larutan safranin berfungsi sebagai larutan pemberi warna pada jaringan yang akan diwarnai sehingga bagian yang akan dilihat dapat terlihat. Praktikum ini juga menggunakan penjernih xilol yang berfungsi menghilangkan
alcohol dan air yang terdapat pada jaringan. Namun penggunakan xilol tidak boleh terlalu lama karena dapat mengakibatkan hasil yang didapat tidak maksimal. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui adanya perbedaan tipe stomata dan juga struktur epidermis daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Stomata pada tumbuhan yang hidup didarat seperti terdapat pada epidermis bagian bawah. Jadi terdapat perbedaan letak stomata pada tumbuhan yang berbeda habitatnya (didarat dan perairan) serta pada tumbuhan yang berbeda tipe daun (monokotil dan dikotil). Stomata pada tumbuhan dikotil yaitu berbentuk ginjal sedangkan pada monokotil berbentuk lebih memanjang.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Stoma pada tumbuhan dikotil yaitu berbentuk ginjal sedangkan pada monokotil berbentuk halter (memanjang).
2.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat teramati adanya celah, sel penjaga, dan pori pada tiap preparat segar yang digunakan. Terlihatnya celah tersebut menunjukkan stomata dalam keadaan terbuka dan menutup.
3.
Pada hasil pengamatan lapisan abaxial (atas) daun mengandung lebih banyak stomata dibandingkan lapisan abaxial (bawah) daun. Halterse but merupakan salah satu adaptasi tumbuhan dimana kita mengetahui bahwa stomata merupakan lubang kecil derivat epidermis yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara , air dan zat hara.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M.H. 2013. Laporan Praktikum Pengamatan Stomata. http://www.anakagronomy.com/2013/01/laporan-praktikum-pengamatanstomata.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2014). Danarti, P. 2014. Laporan Praktikum Pengamatan Stomata. http://czillagoz.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-pengamatanstomata.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2014). Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XVIII. No.2. Hal. 1-8. Mega, S. 2014. Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan “Stomata”. http://www.academia.edu/6912378/Laporan_Stomata (diakses pada tanggal 26 Oktober 2014). Naintyn, E. 2012. Laporan Praktikum Struktur Stomata. http://naintynnovita.blogspot.com/2012/03/laporan-praktikum-strukturstomata.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2014). Rompas, Y., Henny, L.R., & Marhaenus, J.R. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal BIOSLOGOS, Vol. 1. No.1. Hal. 1-7.