PENGAMATAN PREPARAT SUMSUM TULANG Preparat Spread AML , Ardi Pranata dan Faza Uthia Azmy
1. Menilai selularitas Diamati dibawah mikroskop perbesaran objektif 10x cari dan lihat tampilan fragmen juga zona trail.
Hasil Pengamatan : Rasio dari Sel lemak lebih kecil dari S el hematopoietik (sel hemapoietik tampak lebih banyak), Jadi Nilai selularitasnya adalah Hiperselluler.
2. Mencari Megakariosit Diamati dibawah mikroskop perbesaran objektif 40x(100x untuk pemula) cari dan lihat ada tidaknya sel seri megakariosit.
Hasil Pengamatan : Tidak ditemukan sel dari seri megakariosit pada sekitar fragmen dan zona trail, jadi megakariosit negatif (-).
3. Hitung Jenis Sel amati dengan mikroskop perbesaran objektif 100x dengan imersi pada zona trail, hitung sebaran sel sebanyak 200-300, karena kendala waktu(sudah malam) hanya dihitung sampai 100 sel saja.
Dari hasil pengamatan didapat jumlah sebaran sel yang terdapat pada zona trail, sebagai berikut. I.
Seri Myeloid a. Blast (all type) : 55
II.
b. Promielosit
:4
c.
Mielosit
:4
d. Metamielosit
:6
e. Batang
: 10
f.
:8
segmen
Seri Eritroid a. Basofilik E
:7
b. Polikromatik E : 3 c.
Ortho E
:2
III.
Limfosit
:1
IV.
Monosit
:-
V.
Sel Plasma
:-
Jumlah Keseluruhan : 100 SEL 4. Hitung Ratio M:E Myeloid (87 sel) : Eritroid (12 sel) = 7,25 : 1 (>5 : 1) “Granulositik Hiperplasi” Kesimpulan : Jadi pada Preparat AML tersebut menampilkan sebaran sel yang abnormal mulai dari fragmen yang hiperselluler, tidak ditemukannya megakariosit, jenis sel yang didominasi blast dan sedikit matur, dan M:E ratio yang Granulositik Hiperplasi.
PEMBUATAN APUSAN SUMSUM TULANG SPREAD dan SQUASH
Untuk menentukan diagnosa dari leukimia diperlukan diagnosa laboratorium yaitu dengan melihat tampilan preparat hapusan dari sumsum tulang penderita leukimia. Preparat hapus sumsum tulang terdapat 2 macam yaitu Spread (zonanya disebut TRAIL), dan Squash (zonanya disebut CORE), untuk tahapan pembuatannya dijelaskan sebagai berikut.
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain : Objek Glass (1 untuk squash, 5 untuk spread), Sampel sumsum tulang, Cawan Petri, pipet tetes
2. Cara Pembuatan pertama mengoprasikan sampel seperti pada gambar berikut :
-
sampel di teteskan dengan pipet tetes pada ujung atas permukaan objek glas
-
lalu alirkan secara zigzag sampai turun ke sisi bawah preparat
-
diletakkan miring di dalam cawan petri
-
lalu diambil sedikit bagian dari aliran tersebut (yang terdapat fragmen) dengan preparat yang lain
-
preparat tersebut siap untuk di hapuskan untuk pembuatan Spread & Squash
a. Preparat Spread
-
preparat yang sebelumnya telah diambil sedikit bagian sampel di posisikan 45 0 pada ujung preparat lainnya.
-
dilakukan pendorongan dengan cepat “tanpa memundurkan lebih dulu”
-
membuat lagi sampai 5 preparat
-
dibiarkan kering angin
b. Preparat Squash
-
preparat yang sebelumnya telah diambil sedikit bagi an sampel di posisikan horisontal pada ujungnya seperti pada gambar
-
ditekan kebawah dulu untuk menjepit fragmen hingga fragmen pecah
-
baru kemudian digeser kearah ujung satunya dengan cepat *agak berat
-
dibiarkan kering angin
3. Hasil hapusan Preparat disebut baik -
bila pada preparat spread hapusan tidak terpotong” dan terdapat butir fragmen
pada ekor juga tidak terlalu tebal. -
bila pada preparat squash terdapat butiran yang rata dan menyebar yang disebabkan oleh pecahnya fragmen pada saat penekanan
PENGECATAN GIEMSA
Pengecatan Giemsa merupakan pengecatan rutin yang digunakan pertama kali pada pengecatan hematologi untuk melihat sebaran sel. Prinsipnya adalah reaksi asam-basa yang saling berikatan antara cat dengan sel darah, sesuai dengan sifat pH dari setiap sel yang terdapat pada sel-sel darah tersebut. Giemsa pada dasarnya merupakan gabungan dari 2 macam cat yaitu Methylene Blue dan Eosin. Methylene Blue yang bersifat basa akan berikatan dengan bagian sel yang bersifat asam dan memberikan warna biru, dan Eosin yang bersifat asam akan mewarnai bagian sel yang bersifat basa.
PENGECATAN Sudan Black B (Menurut Lison) Prinsipnya adalah SBB dalam Ethanol akan mengecat Phospholipid yang terdapat dalam granula Leukosit (terutama seri granulosit) memberikan warna coklat kehitaman
1. alat dan bahan pipet tetes, beaker glass, cawan petri, staining jar, preparat sampel spread Safranin 1 % 1kit reagen SBB yang terdiri dari Larutan A ( phenol, ethanol), Larutan B (Na2HPO42H2O, aquadest), dan Larutan C (SBB, Ethanol 70%) Larutan A dan B berfungsi sebagai buffer Larutan C sebagai Cat
2. Prosedur a. Pembuatan larutan kerja untuk satu kelas
-
campurkan Larutan A+B (1:1) “buffer”
-
tambahkan Larutan C 3 bagian (1bagian Buffer : 3bagian Cat)
-
campuran harus netral / sedikit alkalis pH 7,2
b. Cara Kerja
-
Preparat Spread yang sudah kering di Fiksasi dengan uap Formalin dalam staining jar 5-10 menit
-
Rendam preparat dengan larutan kerja dalam petri tertutup selama 30 menit
-
buang sisa cat, rendam dengan alkohol 70% selama 2 menit sambil digoyanggoyang
-
Cuci dengan air mengalir
-
Counterstain dengan safranin 1 % 10-30 detik
-
Cuci air mengalir, lalu keringkan
3. Interpretasi -
Seri granulosit : myeloblast positif sampai makin tua makin kuat karena granula makin banyak
-
Seri monosit
: seperti seri granulosit tetapi dengan granula yg lebih besar
sehingga sangat sulit dibedakan dengan promielosit -
Seri limfosit
: negatif
-
Seri eritrosit
: negatif
4. Gambar hasil pengecatan
PENGECATAN FE-PEARL
Prinsipnya adalah ion Ferri dalam hemosiderin mengubah ferrocyanida yang berwarna kuning dan mudah larut dalam larutan asam menjadi suatu endapan (presipitat) ferri ferrocyanida yang berwarna biru (reaksi pearl) 1. alat dan bahan Preparat sampel spread, waterbath, staining jar, pi pet tetes, gelas ukur HCL 1N, K Ferrocyanida 4%, Methanol, HCL 20%, safranin 1% 2. Cara pengecatan
-
Preparat spread yang sudah dikeringkan difiksasi dengan methanol 5-10 menit
-
Tuangkan ½ bagian (80% isi dibagi 2) HCL 1N ke dalam staining jar dan masukkan ke dalam waterbath 560C selama 10 menit
-
Tambahkan ½ bagian (80% isi dibagi 2) K Ferrocyanida 4% dalam staining jar
-
Masukkan preparat yang sudah difiksasi hingga terendam semua
-
Biarkan selama 20 menit dalam waterbath 56 0C
-
Bilas dengan air mengalir 1-2 menit
-
Lakukan counterstain dengan safranin 1% 10-20 detik
-
Cuci dengan air mengalir dan keringkan
3. Interpretasi Kandungan Fe di dalam fragmen sumsum tulang dan sekitarnya akan berwarna biru, banyak sedikitnya kandungan Fe tergantung dari warna biru yang dihasilkan Catatan -
Pastikan alat-alat terbebas dari cemaran Fe dengan membilas terlebih dahulu dengan HCL 20%
-
Pengecatan Fe sebaiknya didampingi dengan kontrol negatif dan positif
4. Penilaian (Scoring) penyimpanan besi pada sumsum tulang (Farhi DC dkk) 0
: Tidak ada besi / negatif
+1 : Partikel kecil dengan objektif 100x +2 : Partikel besi terlihat kecil dengan perbesaran kecil +3 : Partikel besi kecil-kecil dengan jumlah banyak +4 : Partikel besi lebih besar membentuk agregat +5 : Agregat bergerombol kecil sampai besar +6 : Agregat bergerombol besar menutupi gambaran sellularitas
5. gambar hasil pengecatan
Pengecatan PAS
Prinsip : Pengecatan PAS (Periodic Acid Schiff) berguna untuk mengenali sel-sel jajaran limfosit yang mengandung glicogen, reaksi yang terjadi adalah oksidasi glikogen oleh asam periodat menjadi aldehida, kemudian aldehida bereaksi dengan reagent schiff yang menyusun warna merah
1. Alat dan bahan
:
beaker glass, pipet tetes, cawan petri, staining jar aquadest, Kristal Formalin, Larutan Periodic Acid, Larutan Schiff Larutan Hematoxylin
2. Cara Kerja
:
-
Preparat di fiksasi dengan uap formalin 7 menit
-
Rendam dengan Periodic Acid Selama 20 menit
-
Cuci dengan air mengalir 5 menit, bilas dengan aquadest
-
Rendam dengan larutan schiff selama 20 menit
-
Cuci dengan air mengalir 5 menit
-
Rendam dengan HE selama 10 menit
-
Buang cat, cuci dengan air mengalir 5 menit
-
Preparat dikeringkan lalu di mounting (mounting tidak dilakukan)
3. Gambar hasil pengecatan
Pengecatan Lepehne
1. Alat dan Bahan -
beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, neraca analitis
-
reagen lepehne yg terdiri dari: a.
Larutan Benzidine 0,6% dalam ethanol 95%
b. 0,5 ml perhidrol/h202 30% dalam 4,5 ml ethanol 70% -
Methanol, giemsa, Kh2po4, Na2hpo4
2. Cara Kerja A. Pembuatan Larutan Kerja Lepehne
-
Benzidin 30 ml
-
perhidrol/h2o2 7,5 ml
-
ethanol 67,5 ml ketiganya dicampur dalam beaker glass
B. Pembuatan Giemsa 1. Larutan Buffer -
Buffer A : timbang Kh2po4 9,1 gr/L
-
Buffer B : timbang Na2hpo4 11,9 gr/L
-
Buffer A + Buffer B (1:1)
-
73 ml buffer A + 27 ml buffer B (buffer) 2. Larutan Giemsa
-
Campur buffer 7 bagian + 1 bagian giemsa pekat
-
87,5 ml buffer + 12,5 ml giemsa pekat
C. Prosedur Pengecatan
-
Preparat spread yang sudah kering difiksasi dengan methanol 5-10 menit
-
Rendam dengan Larutan Kerja Lepehne 10 menit
-
Cuci dan keringkan
-
Rendam dengan Larutan Giemsa 15-20 menit
-
Cuci dan keringkan
3. Gambar hasil pengecatan
Pengamatan Preparat hasil pengecatan
Dari 6 preparat yang telah dibuat (5spread,1Squash) dan dicat sebelumnya dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Semua hasil pengecatan sitokimia memberikan gambaran tentang jenis leukimia dari sampel yang digunakan. berikut flowchart di agnosa preparat dengan pengecatan sitokimia.
1. Alat dan Bahan -
Mikroskop
-
minyak imersi
-
preparat yang sudah dicat
2. Tabel Hasil Pengamatan No
Gambar
Pengecatan
Keterangan
1
Giemsa
Sellularitas : Hiperselluler
2
Giemsa
Sellularitas : Hiperselluler Megakariosit : Negatif (-)
3
Fe – Pearl
Simpanan Besi : Negatif (-)
4
Sudan Black B
SBB ( + )
5
Periodic Acid Schiff
PAS ( - )
6
Lepehne
Lepehne ( + )
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI IV
Disusun Oleh : Ardi Pranata (G1C013034)
D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016