PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN DALAM AKUNTANSI BANK
SYARIAH
Dikeluarkannya pernyataan standar akuntansi keuangan no. 59 tentang
akutansi perbankan syariah Indonesia apasi oleh bank Indonesia (bi)
merupakan hal yang perlu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 dan
PAPSI memiliki banyak makna. Dari sudut pandang perkembangan indsutri
perbankan syariah PSAK dan PAPSI dapat diharapkan sebagai instrument yang
dapat meningkatka kepercayaan public dalam menabung dan berbisnis dengan
bank syariah yang pada giliranya akan lebih memacu perkembangan industri
bank syariah di Indonesia. Sementara itu juga dilihat dari iklim bisnis
masyarakat Indonesia yang masih rendah tingkat integrasinya dengan nilai-
nilai islam, PSAK No. 59 dan PAPSI dapat diharapkan sebagai ujung tombak
baik dalam proses pengembangan bisnis yang islami maupun dalam pengembangan
ilmu bisnis yang peduli pada moralitas, spirit agama,dan kepedulian social.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN TRANSAKSI DALAMAKUNTANSI BANK SYARIAH
Dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 tentang
Akuntansi perbankan Syariah oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bertujuan
untuk mengatuir perlakuan kuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank
syariah.
Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank pengkreditan
rakyat sayriah, dan kantor cabang syariah bank konvensional yang beroperasi
di Indonesia. Hal-hal umum yang tidak diatur dalampernyataan ini memacu
pada pernyataan standar akuntansi yang berlaku umumsepanjang sepanjang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.pernyataann ini bukan nerupakan
pengaturan penyajian laporan keuangan sesuaipermintaan khusus (statutorial)
pemerintah,lembaga pemerintah independent,dan bank sentral (Bank
Indonesia).laporan keuangan yang disajikan berdasarkan pernyataan ini tidak
dimaksudkan untukmemenuhih peraturan perundang-undangan tersebut.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN MUDHARABAH KAREKTERISTIK
Mudharabah adaalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik
dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, makaa seluruh kerugian
ditanggung oleh pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau
kesalahan oleh pengelola dan, seperti penyelewengan, kecurangan,dan
penyalahgunaan dana.
Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu 'mudharabah mutlaqah (investasi tidak
terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat).
BANK SEBAGAI SHABIBUL MAAL (PEMILIK DANA)
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PEMBIYAAN MUDHARABAH
Pengakuan mudharabah adalah sebagai berikut"
1. pembiyaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan
aktiva nonkas kepada pengelola dana; dan
2. pembiyaan mudharabaha yang diberikan secara bertihahap diakui pada
setisptshap pembayaran atau penyerahaan.
Pengukuran pembiyaan mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Pembiyaan mudharabah dalabentuk kas diukur sejumlah uang yang
diberikan bank pada saat pembayaran;
2. pembiyaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas:
a. diukur sebesar nilai wajar aktiva nonkas pada saat
penyerahan;dan
b. selisisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva nonkas diakui
sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan
3. beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui
sebagai bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.
PENGAKUAN LABA ATAU RUGI MUDHARABAH
Apabila pembiyaan mudharabah melewati satu periode pelaporan:
1. laba pembayaran mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi
hasil sesuai nasabah yang disepakati; dan
2. rugi yang terjadi diakuidalam periode terjadinya rugi tersebut dan
mengurangi saldo pembayaran mudharabah
BANK SEBAGAI MUDHARIB (PENGELOLA DANA)
Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidakterikat
pada saat terjadinya sebesar jumlah yangditerima.pada akhirperiode
akuntansi, investasi tidak terikat diukur sebesar nila tercatat. Bagi hasil
investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode,
yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing).
Kerugiankesalahanatau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengelola
dana).
BANK SEBAGAI AGEN INVESTASI
Apabila bank bertindak sebagai agenda lammnyalurkan dana mudharabah
muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko (Chanelling agent),maka
pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan perubaha
dana investasi terikat. Sedangkan dana yang diterima dan belum disalurkan
diakui sebagai titipan.
Apabila bank bertindak sebagai agendalammenyalurkan dana mudharabah
atauinvestasi terikat tetapi bank menanggung risiko atas penyaluran dana
tersebut (executing agent) maka pelaporanya dilakukan dalam neraca sebesar
porsi yang ditanggung oleh bank.
PENGKUAN DAN PENGUKURAN MUSYARAKAH
KARAKTERISTIK
Musyakaah adalah akad kerja sama antara parapemilikmodal yang
mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam
musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai
suatu usaha tertentu,baik yang sudah berjalan maupun yang baru.selanjutnya
mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikutbagi hasil yang telah
disepakati secara bertahap atas Sekaligus kepada bank.
Pembiyaan musyarakah dapat diberikan dala bentuk kas, setara kas,
atau aktiva nonkas, termasuk aktiva tidak terwujud, seperti lisensidan hak
paten. Karena setiap mitra tidak dapaat menjadi modal mitra lainnya, maka
setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas
kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukan
adanya kesalahan yang disengaja. Bebrapa hal yang menunjukan adanya
kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran terhadap akad antara lain
penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan
operasional, serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa, kesalahan
yang disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan
Laba musyarakah dibagi diantara para mitra dan bank secara proposional
sesuai dengan modal yang disetorkan ( baik berupa kas maupun aktiva
lainnya) atau sesuai dengan yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan
rugi dibebankan secara proposional sesuai dengan modal yang disetorkan
(baik berupa kas maupun aktiva lainnya)
Musyarokah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam musyarakah
permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya
tetap hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian
modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra akan menjadi
pemilik usaha tersebut.
BANK SEBAGAI MITRA
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AWAL PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau
penyerahan aktiva nonkas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan
musyarakah dalam bentuk:
1. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk;
a. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan
b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku aktiva
non kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau
kerugian bank pada saat penyerahan; dan
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah
kecuali persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
PENGUKURAN BAGI BANK ATAS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH SETELAH AKAD
Bagian pengukuran atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar nilai
historis(jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva non kas pada saat
penyerahan modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerugian, apabila
ada.
Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar nilai
historis setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah
dikembalikan oleh mitra (yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian,
apabila ada. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian
pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian ban pada periode berjalan.
Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan
pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pad aperiode berjalan. Pada
saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh
mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra.
PENGAKUAN LABA ATAU RUGI MUSYARAKAH
Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan
nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyaraah. Sedangkan rugi
pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontibusi
modal. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode
pelaporan maka:
1. Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil
yang disepakati; dan
2. rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi
pembiayaan musyarakah.
Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode pelaporan
dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan, maka:
1. laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang
disepakati;dan
2. rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah.
Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan
mitra pengelola usaha musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra
pengelola usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah tersebut
diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika
mitra mengganti kerugian dengan dana baru.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN MURABAHAH
KARAKTERISTIK
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah
berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah
untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat
pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang
telah dibeli bank(sebagai penjual) dalam murabahah pesanan mengikat
mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan
nilai tersebt menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan
mengurangi nilai akad.
Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Selain itu,
dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang
untuk cara pembayaran yang berbeda. Bank dapat memberikan potongan apabila
nasabah:
1. mempercepat pembayaran cicilan;atau
2. melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan
harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok,
maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi
setelah akad, maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan
perjanjia yang dimuat dalam akad.
Bank dapat meminta nasabah menyediakan angunan atas piutang murabahah,
antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank. Bank dapat
meminta kepada nasabah urban sebagai uang muka pembelian pada saat akad
apabila kedua belah pihak bersepakat. Urban menjadi bagian pelunasan
piutang murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila
murabahah batal, urban dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan
kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari
kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah.
Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan
yang diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dapat
dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan berdasarkan
pada pendekatan ta'zir yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap
kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad
dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial (
Qardhul hasan).
BANK SEBAGAI PENJUAL
Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual
kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya
perolehan. Pengukuran aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai
berikut:
1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
a. dinilai sebesar biaya perolehan; dan
b. jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau
kondisi lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban
dan mengurangi nilai aktiva;
2. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi,
maka aktiva murabahah:
a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi, mana yang lebih rendah;dan
b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka slisihnya diakui sebagai kerugian.
Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurangan biaya
perolehan aktiva murabahah. Pada saat akad, piutang murabahah diakui
sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan yang
disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi
penyisihan kerugian piutang.
Keuntungan murabahah diakui:
1. pada periode terjadiya, apabila akad berakhir pada periode laporan
keungan yang sama; atau
2. selama periode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu
periode laporan keuangan.
Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode
berikut:
1. jika potongan pelunasan diberikan pada penyelesaian, bank mengurangi
piutang murabahah dan keuntungan murabahah;atau
2. jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih
dulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank
membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi
keuntungan murabahah.
Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial.
1. urban diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
bank pada saat dterima;
2. pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urban diakui sebagai
pembayaran piutang; dan
3. jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urban dikembalikan kepada
nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan bank.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SALAM DAN SALAM PARALEL
Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan
pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan secara segera oleh
pembelian sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-
syarat tertentu.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu
transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka
hal ini disebut salam peralel.
Salam parallel dapat dilakukan dengan syarat:
1. Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara
bank dan pembeli akhir, dan
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
BANK SEBAGAI PEMBELI
Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dilihat kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non
kas. Modal usaha salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur
sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank dan nasabah).
Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat sesuai nilai yang
disepakati
2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
a. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai
pasar (nilai wajar jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang
pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai
barang pesanan yang tercantum didalam akad
b. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar
jika nilai pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya
diakui sebagai kelebihan, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih
rendah dari barang pesanan yang tercantum dalam akad
3. Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada
tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:
a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang nilai tercatat piutang salam
sebesar bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang
tercantum dalam akad
b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang
salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah
sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi.
c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank
mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan
tersebut lebih kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil
penjualan tersebut diakui sebagai piutang kepada nasabah yang telah
jatuh tempo.
d. Bank dapat menggunakan denda kepada nasabah.
BANK SEBAGAI PENJUAL
Utang salam diakui pada saat bank menerima modal usaha salam yang
diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aktiva non
kas. Modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai
wajar.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ISTISHNA DAN ISTISHNA PARALEL
Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan penjual. Berdasarkan
akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan
sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga
yang disepakati. Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh pembeli dan
penjual diawal akad. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara
umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitias dan kuantitas.
Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik antara pembeli dan
penjual. Jika barang pasanan yang dikirim salah satu cacat, maka penjual
bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu
transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna
maka hal ini disebut istihna parallel.
Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat:
1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pada dasarnya istishna tidak dapt dibatalkan, kecuali memenuhi
kondisi:
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.
Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:
1. Jumlah yang telah dibayarkan.
2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
PENGAKUAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN ISTISHNA PARALEL
Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad
antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin
keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok
istishna. Pendapatan istishna diakui dengan mengenakan metode persentase
penyelesaian atau metode akad.
BANK SEBAGAI PEMBELI
Bank mengakui aktiva istihna dalam menyelesaikan sejumlah termin yang
ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna kepada penjual.
Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan
penjual dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari
garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian
tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada sub kontraktor.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN IJARAH DAN IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan
atas objek sewa yang disewakan.
Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakannya dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat
tertentu sesuai dengan akad sewa.
Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah
muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:
1. Hibah
2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sisa cicilan sewa
3. Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang
disepakati pada awal akad
4. Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang disepakati dan
tercantum dalam akad.
BANK SEBAGAI PEMILLIK OBJEK SEWA
Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek
sewa dan disusutkan sesuai dengan:
1. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika
merupakan ijarah
2. Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik
Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama masa
akad secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik
memulai penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode aka
menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian
per bagian objek sewa pada periode tersebut.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN WADI'AH
Wadi'ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung
jawab atas pengembalian ttitpan. Wadi'ah terbagi atas wadi'ah yad-dhamanah
adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat
dimanfaatkan oleh penerima titipan, dan wadi'ah yad-amanah apabila dari
hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi
hak penerimaan titipan. Sedangkan dalam prinsip wadia'ah yad-amanah,
penerimaan titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai
diambil kembali oleh penitip.
Penerimaan titipan dalam transaksi wadi'ah dapat:
1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan
2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang
titipan (wadi'ah yad-amanah) namun tidak boleh diperjanjikan
sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN QARDH
Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tgihan yang dapat
disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
peminjam dan pihak yang dipinjamkan. Bank syariah disampinkan memberikan
pinjaman qard juga dapat menyalurkan pinjaman dalam bentu qardhul hasan.
Qardhul Hasan adalah pinjaman tanpa pinjaman yang memungkinkan pinjaman
untuk menggunakan dana tersebut selam jangka waktu tertentu dan
mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati.
Sumber dana qardhul hasan bersal dari eksternal dan internal. Sumber
dana eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak
lain (missal dari sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan
nonhalal). Sumber dana internal meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul
hasan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SHARF
Sharf adalah akad jual beli suatu valuta denan valuta lainnya.
Transaksi valuta asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan
lindung nilai dan dibenarkan utuk tujuan spekulatif.
Pendapatan Sharf
Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai
pada tanggal penyerahan valutaq diakui sebagai keuntungan/kerugian pada
saat penyerahan/penerimaan dana.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN KEGIATAN BANK SYARIAH BERBASIS IMBALAN
Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain:
1. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada
penerima kuasa /bank untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi
kuasa/. Akad wakalah tersebut dapat digunakan antara lain dalam
pengiriman taransfer, penagihan utang baik melalui kliring maupun
inkaso, dan realisasi L/C.
2. Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam
bentuk pengalihan piutang maupun utang, dan jasa pemindahan/pengalihan
dana dari suatu etnis kepada etnis lain.
3. Kafalah adalah akad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima
jaminan dan peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu
kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan
untuk pemberian jasa bank antara lain garansi bank, standy by L/C,
pembukaan L/C impor, dan lain-lain.
PENYAJIAN DALAM AKUNTANSI SYARIAH
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu
memfasilitasi semua pihak yang terikat dengan bank syariah.
Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-
komponen berikut:
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan
8. Catatan atas Laporan Keuangan
BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH
Berdasarkan KDDPPLK Bank Syariah dijelaskan, maka laporan keuangan
bank syariah harus disusun berdasarkan kerangka dasar penyususunan dan
penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah tentunya memiliki
perbedaan, meskipun ada beberapa aspek yang mungin sama dengan bentuk
laporan keuangan pada umumnya.
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH
Seperti halnya dengan perusahaan lainnya, bank syariah secara umum
dalam melakukan penyusunan laporan keuangan melalui beberapa tahapan antara
lain:
1. Bukti transaksi
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuain
6. Laporan Keuangan
BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH
1. Laporan posisi keuangan (Neraca)
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun 20xx
" " "xxxx "xxxx (tahun) "
"Uraian "Catatan"(tahun) "Unit Moneter "
" " "Unit " "
" " "Moneter " "
"Aktiva " " " "
"Kas dan setara kas "8 "xx.xxx.xxx"xx.xxx.xxx "
"Piutang Penjualan "9 "x.xxx.xxx "xxx.xxx "
"Investasi " " " "
"Investasi dalam surat-surat " " " "
"berharga "10 "xx.xxx.xxx"xx.xxx.xxx "
"Investasi mudharabah "11 "xx.xxx.xxx"x.xxx.xxx "
"Investasi Musyarakah "12 "-- "x.xxx.xxx "
"Penyertaan Modal "13 "xxx.xxx.xx"xxx.xxx.xxx "
"Persediaan "14 "x "x.xxx.xxx "
"Investasi pada real estat "15 "-- "xx.xxx.xxx "
"Aktiva yang disewakan "16 "xx.xxx.xxx"xx.xxx.xxx "
"Istishna "17 "xx.xxx.xxx"x.xxx.xxx "
"Investasi lain-lain " "-- " "
" " " "-- "
"-- " "-- "-- "
"-- " "-- "-- "
"-- " "-- " "
" "18 " "xxx.xxx.xxx "
"Total Investasi "19 "xxx.xxx.xx"xx.xxx.xxx "
"Aktiva lainnya "20 "x "xx.xxx.xxx "
"Aktiva tetap (neto) " "xxx.xxx " "
" " "xx.xxx.xxx"xxx.xxx.xxx "
"Total Aktiva " " " "
" " "xxx.xxx.xx" "
" " "x " "
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun 20xx
" " "xxxx (tahun)"xxxx (tahun)"
"Uraian "Catata"Unit Moneter"Unit Moneter"
" "n " " "
"Kewajiban " " " "
"Rekening koran dan tabungan "21 "xx.xxx.xxx "xx.xxx.xxx "
"Rekening koran bank dan lembaga " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"keuangan "22 "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Utang "23 "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Dividen yang diusulkan " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Kewajiban lainnya " " " "
" " "xx.xxx.xxx "xx.xxx.xxx "
"Total Kewajiban " " " "
" "24,34 "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Rekening investasi tidak terbatas " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Saham minoritas " " " "
" " " " "
"Total Kewajiban, Rekening Investasi" "xx.xxx.xxx "xx.xxx.xxx "
"Tidak Terbatas dan Saham Minoritas " " " "
" " " " "
"Ekuitas pemilik "25 "xxx.xxx.xxx "xxx.xxx.xxx "
"Modal disetor "26 "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Cadangan " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Laba ditahan " " " "
" " "xxx.xx.xxx "xx.xxx.xxx "
"Total Ekuitas Pemilik " " " "
" " " " "
"Total Kewajiban, Rekening Investasi" " " "
"Tidak Terbatas, Saham Minoritas dan" "xxx.xxx.xxx "xxx.xxx.xxx "
"Ekuitas Pemilik " " " "
2. Laporan Laba Rugi
(Nama Bank)
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)
"Uraian "Catatan"xxxx (tahun) "xxxx (tahun)"
" " "Unit Moneter "Unit Moneter"
"Pendapatan " " " "
"Penjualan tangguhan "29A "xx.xxx "xx.xxx "
"Investasi "29B "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
" "28,29 "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Dikurangi " " " "
"Keuntungan rekening investasi tidak " " " "
"terbatas sebelum bagian bank sebagai" " " "
"mudharib " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Bagian bank sebagai mudharib " "(xxx.xxx) "(xx.xxx) "
"Keuntungan terhadap rekening " " " "
"investasi tidak terbatas sebelum " "(xxx.xxx) "(xxx.xxx) "
"pajak " " " "
"Bagian bank pada pendapatan dari " " " "
"investasi " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"(sebagai mudharib dan sebagai " "xx.xxx.xxx "xx.xxx.xxx "
"pemilik dana) " " " "
"Pendapatan bank dari investasi "29B "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Bagian keuntungan bank dari rekening" " " "
"Investasi terbatas sebagai mudharib " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Fee bank sebagai agen investasi " "x.xxx "x.xxx "
"untuk investasi terbatas "30 "x.xxx "x.xxx "
"Pendapatan dan jasa-jasa perbankan " "xx.xxx.xxx "xx.xxx.xxx "
"Pendapatan lain-lain " "(x.xxx.xxx) "(x.xxx.xxx) "
"Total pendapatan bank " "(x.xxx.xxx) "(x.xxx.xxx) "
"Biaya umum dan administrasi " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Depresiasi " "(x.xxx.xxx) "(x.xxx.xxx) "
"Pendapatan neto sebelum pajak dan " " " "
"pajak " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Provisi untuk zakat " "(x.xxx) "(x.xxx) "
"Pendapatan neto sebelum saham " " " "
"minoritas (saham minoritas) " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Pendapatan neto " " " "
3. Laporan Arus Kas
(Nama Bank)
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
" " "xxxx (tahun)"xxxx (tahun)"
"Uraian "Catatan"Unit Moneter"Unit Moneter"
"Arus kas dari operasi " " " "
"Pendapatan neto " "x.xxx.xxx "-- "
"Penyesuaian terhadap pendapatan neto " "-- "-- "
"Kas neto dari kegiatan operasional " "-- "-- "
"Depresiasi " "x.xxx.xxx "-- "
"Provisi rekening ragu-ragu " "xx.xxx "-- "
"Provisi untuk zakat " "x.xxx.xxx "-- "
"Provisi untuk pajak " "-- "-- "
"Zakat yang dibayarkan " "(xxx.xxx) "-- "
"Pajak yang dbayarkan " "-- "-- "
"Keuntungan dar rekening investasi tidak" "xxx.xxx "-- "
"terbatas " "-- "-- "
"Keuntungan dari penjualan aktiva tetap " "x.xxx.xxx "-- "
"Depresiasi dari aktiva yang disewakan " " " "
"Provisi untuk penurunan nilai investasi" "xxx.xxx "-- "
"pada surat-surat berharga " "(x.xxx) "-- "
"Piutang ragu-ragu " "(xxx.xxx) "-- "
"Pembelian aktiva tetap " " " "
" " " " "
"Arus kas neto dari operasi " "xx.xxx.xxx "-- "
"Arus kas dari kegiatan investasi " "-- "-- "
"Penjualan real estat yang disewakan " "-- "-- "
"Pembelian real estat yang disewakan " "xx.xxx.xxx "-- "
"Penjualan real estat " "-- "-- "
"Investasi pada surat-surat berharga " "(x.xxx.xxx) "-- "
"Kenaikan pada investasi mudharabah " "x.xxx.xxx "-- "
"Penjualan persediaan " "x.xxx.xxx "-- "
"Penjualan Istishna' " "(x.xxx.xxx) "-- "
"Kenaikan neto pada piutang " " " "
" " "x.xxx.xxx "-- "
"Arus kas neto dari kegiatan investasi " " " "
" " " " "
"Arus kas dari kegiatan keuangan " " " "
"Kenaikan neto pada rekening investasi " "xxx.xxx "-- "
"tidak terbatas " "x.xxx.xxx "-- "
"Kenaikan neto pada rekening koran " "x.xxx.xxx "-- "
"Dividen yang dibayarkan " "xxx.xxx "-- "
"Kenaikan pada saldo kredit dan " "(xx.xxx) "-- "
"biaya-biaya " "xxx.xxx "-- "
"(Penurunan) pada biaya yang masih harus" "xx.xxx.xxx "-- "
"dibayar " "xx.xxx.xxx "-- "
"Kenaikan pada saham minoritas " " " "
"Penurunan pada aktiva lain " "xx.xxx.xxx "-- "
"Penurunan arus kas dari kegiatan "37 "xx.xxx.xxx "-- "
"pembiayaan " "xx.xxx.xxx "-- "
" " " " "
"Kenaikan/penurunan uang kas dan setara " " " "
"kas " " " "
"Kas dan setara kas pada awal tahun " " " "
"Kas dan setara kas pada akhir tahun " " " "
4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan
(Nama Bank)
Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)
" "Modal "Cadangan " " " "
" "Disetor "Unit "Unit " " "
" "Unit "Moneter "Moneter "Laba " "
"Uraian "Moneter "Yang Sah "Umum "Ditahan "Total "
"Saldo per xxxx "xxx.xxx.xxx"-- "-- "-- "xxx.xxx.xxx"
"(tahun) "-- " " " "-- "
"Emisi ( ) saham " " " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"Pendapatan neto " " " "(x.xxx.xxx)"(x.xxx.xxx)"
"Keuntungan dibagikan" "xxx.xxx "xxx.xxx "(x.xxx.xxx)"-- "
"Transfer ke cadangan" " " " " "
" "xxx.xxx.xxx"xxx.xxx "xxx.xxx "x.xxx.xxx "xxx.xxx.xxx"
"Neraca per xxxx " " " "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "
"(tahun) " " " "(x.xxx.xxx)"(x.xxx.xxx)"
"Pendapatan neto " "xxx.xxx "xxx.xxx "x.xxx.xxx "-- "
"Keuntungan dibagikan" " " " " "
"Transfer ke cadangan"xxx.xxx.xxx"x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "x.xxx.xxx "xxx.xxx.xxx"
" " " " " " "
"Saldo per xxxx " " " " " "
"(tahun) " " " " " "
5. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaa Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah
Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
" " "xxxx "xxxx (tahun)"
" " "(tahun) "Unit Moneter"
" "Catatan"Unit " "
" " "Moneter " "
"Sumber-sumber Zakat dan Sumbangan " " " "
"Zakat jatuh tempo dari bank " "x.xxx.xxx "-- "
"Zakat jatuh tempo dari pemilik rekening " "xxx.xxx "-- "
"Sumbangan " "xxx.xxx "-- "
" " " " "
"Total Sumber Zakat " "x.xxx.xxx "-- "
" " " " "
"Penggunaan Zakat dan Sumbangan " " " "
"Zakat untuk fakir dan miskin " "xxx.xxx "-- "
"Zakat untuk Ibnu Sabil " "xxx.xxx "-- "
"Zakat untuk Gharimin dan membebaskan " "xx.xxx "-- "
"budak " "xxx.xxx "-- "
"Zakat untuk mu'allaf " "xxx.xxx "-- "
"Zakat untuk fisabilillah " " " "
"Zakat untuk amil zakat (biaya " "xxx.xxx "-- "
"administrasi dan umum) " " " "
" " "x.xxx.xxx "-- "
"Total Penggunaan Dana " " " "
" " " " "
"Kenaikan (penurunan) sumber-sumber " "x.xxx.xxx "-- "
"terhadap penggunaan " " " "
"Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan " "x.xxx.xxx "-- "
"pada awal tahun " " " "
"Zakat dan sumbangan yang belum diberikan " "x.xxx.xxx "-- "
"pada akhir tahun " " " "
6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
" " "xxxx (tahun)"xxxx (tahun)"
"Uraian "Catatan"Unit Moneter"Unit Moneter"
"Saldo Awal " " " "
"Pinjaman kebajikan " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Sumber-sumber dana qardhul hasan " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Alokasi dari rekening koran " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Alokasi dari pendapatan yang " " " "
"dilarang syariah (haram) " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Sumber di luar bank " "xxx.xxx "xxx.xxx "
" " " " "
"Total Sumber Dana Selama Tahun Ini " "xxx.xxx "xxx.xxx "
" " " " "
"Penggunaan Qardhul Hasan " " " "
"Pinjaman kepada para pelajar " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Pinjaman kepada para pengrajin " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Penyelesaian rekening koran " "xxx.xxx "xxx.xxx "
" " " " "
"Total Penggunaan Selama Tahun ini " "xxx.xxx "xxx.xxx "
" " " " "
"Saldo Akhir Tahun " " " "
"Pinjaman Kebajikan " "xxx.xxx "xxx.xxx "
"Dana tersedia untuk pinjaman " "xxx.xxx "xxx.xxx "
PENGUNGKAPAN DALAM AKUNTANSI BANK SYARIAH
Bank Syariah harus mengungkapkan hal-halberikut:
1. Jenis aktiva produktif,sector ekonomi, dan jumlah aktiva
produktifmasing-masing
2. Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
3. Kedudukan bank dalam pembiayaan bersamadan besarnya porsi yang di
biayai
4. Jumlah aktiva produktif yang telah direktrukturisasidan informasi lain
tentang aktiva produktif yang direktrukturisasi selama periode
berjalan
5. Klasifikasi aktifa produktif menurut jangka waktu, kwalitas aktiva
produktif, valuta dan tingkat bagi hasilrata-rata.
6. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusan aktiva
produktif yang diberikan dalam tahun yang bersangkutan yang menunjukan
saldo awal, penyisihan selama tahun berjalan, penghapusan selamatahun
berjalan, pembayaran aktifa produktif yang telah dihapus bukukan dan
saldo penyisihan pada akhir tahun.
7. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan aktifa
produktif bermasalah).
8. Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusus dan umum.
9. Kebijakan, manajeman dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio
aktifa produktif.
10. Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk setiap
sektor ekonomi.
11. Saldo aktiva yang sudah diaktifkan.
PENGUNGKAPAN UNTUK SETIAP KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Neraca
Pangungkapan pembiayaan mudharabah mencakup:
1. Jumlah pembiayaan mudharabah kasdan non kas.
2. Kerugian atas penurunan nilai aktiva mudharabah, apabila ada,dan
3. Persentase kepemilikan dana pada investasi tidak terikat yang
signifikan berdasarkan kepemilikan perorangan dan/atau badan hokum
Pengungkapan transaksi Istisna':
1. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istisna' selama periode
berjalan.
2. Jumlah akumulasi biaya ataskontrak berjalan serta pendapatan dan
keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan
3. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat
kontrak.
4. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat
kontijan sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang.
5. Nilai kontrak Istisna'paralel yang sedang berjalan rentang periode
pelaksanaannya
6. Nilaikontrakistisna'yang telah ditanda tangani bank selama periode
berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya
Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik mencakup :
1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah
2. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun
terakhir
3. Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi(ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik),jenis aktiva, dan akumulasi penyusutannya
apabila bank syariah sebagai pemilik objek sewa
4. Jumlah utang ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang
apabila bank syariah sebagai penyewa, dan
5. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiyah
bittamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan
berikutnya
Pengungkapan transaksi wadiah mencakup:
1. Jumlah dana /barang yang mengikuti prinsip wadiah yad-amanah
2. Jumlah dana wadiah yang di blokir sebagai jaminan pembiayaan atau
transaksi perbankan lainnya.
LAPORAN LABA RUGI
Pendapatan,beban, keuntungan, dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan
jenis menurut karakteristik transaksi. Sejauh bias dilaksanakan, hal-hal
tersebut dibawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai bersama oleh
bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya
dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah:
1. Pendapatan dan keuntungan investasi
2. Bebandan kerugian investasi
3. Laba(rugi) investasi
4. Bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan
(kerugian ) dari investasi sebelum bagian pengelola dana
5. Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi
6. Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai
pengelola dana
Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Pengungkapan hal-halyang berkaitan dengan laporan perubahan dana investasi
terikat dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:
1. Periode yang dicakup laporan perubahan dana investasi terikat
2. Secara terpisah saldo awal, keuntungan (kerugian) dan saldo akhir
dana investasi terikat yang berasal dari evaluasi dana investasi tidak
terikat
3. Siofatdari hubungan antara bank dan para pemilik dana investasi
terikat, baik bank sebagai pengelola dana maupun sebagai agen
investasi
4. Hak dan kewajiban yang dikaitkan dengan masing-masing jenis dana
investasi terikat atau unit investasi
Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, infak, dan Shadaqah
Pengungakapan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana
zakat, infak, dan shadaqah dalamcatatan laporan keuangan mencakup :
1. Periode yang dicakup oleh laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
infak dan shadaqah
2. Dasarpenentuan zakat para pemegang saham jika bank diharuskan membayar
zakat atas nama parapemegang saham
3. Rincian sumber dana zakat,infak, dan shadaqah
4. Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode
5. Dana zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir
periode laporan.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan laporan sumber dean panggunaan
dana qardhul hasan dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:
1. Periode yang dicakup laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
2. Rincian saldo qardhul hasan pada awal dan akhir periode berdasarkan
sumbernya
3. Jumlah dana yang disalurkan dan sumber dana yang diterima selama
periode laporan berdasarkan jenisnya.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH
Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya
tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti :
1. Pemilik dana/ shahibul maal
2. Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana
3. Pembayar zakat, infak dan shadaqah
4. Pemegang saham
5. Otoritas pengawasan
6. Bank Indonesia
7. Pemerintah
8. Lembaga penjamin simpanan
9. Masyarakat.
Keterbatasan – Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena
laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah
lampau.
2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna.
3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian . Apabila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
4. Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi sesuai
substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk
hukumnya.(formalitas)
5. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.
6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
7. Hanya melaporkan informasi yang material.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan
tingkat kesuksesan antar bank.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikualifikasikan umumnya diabaikan.
Rasio – RasioKeuangan Bank Syariah di Indonesia
Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah msih menggunakan
aturan yang berlaku di bank konvensional. Jenis analisis rasio keuangan
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode
sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk
perusahaan yang sama.
2. Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata
industri pada suatu titik yang sama.
Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank
1. Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, meliputi :
a. Rasio Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank untuk
membayar utang dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar
b. Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui
kemampuan bank dalam utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar
yang lebih likuid.
Rasio cepat = Kas / Utang lancar
c. Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit
Ratio), menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan.
Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan /
Total DPK
2. Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank
dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :
a. Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi)
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam
suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva.
Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva
b. Perputaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu
periode tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumberdana
dalam menghasilkan pendapatan.
Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional / Total aktiva
3. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat
efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi
:
a. Margin laba (profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu
bank dalam menghasilkan laba.
Margin laba = Laba / Total pendapatan
b. Pengembalian atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang
menggarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan
keuntungan.
Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva
4. Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional
bank. Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Rasio biaya = Biaya opersional / Pendapatan operasional