Lampiran 1
PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama : Fadhilah Ramadani
Kelas/Program : XI MIA 1
Judul : Indahnya Budaya Jawa dalam Keraton Yogjakarta
Alasan memilih judul : Agar saya dapat mengenal serta memahami keindahan budaya Jawa dan mengetahui bagaimana budaya tersebut tetap ada dan bertahan sampai saat ini. Dengan mengetahui dan memahami hal tersebut, saya dapat berbagi pengetahuan tersebut kepada orang lain melalui makalah ini dan saya harap semua yang sudah membaca akan ikut serta dalam melestarikan budaya Jawa.
Judul yang disetujui pembimbing : ……………………………………………..
……………………………………………..
Guru Pembimbing
Minarningsih,S.Pd
NIP. 19551209 198103 2 004
Lampiran 3
FORMAT PENILAIAN KARYA TULIS
SMA NEGERI 1 PRINGSEWU
TAHUN 2014/2015
Nama : Fadhilah Ramadani
NIS : 11565
Kelas/Program : XI MIA 1
No
Aspek yang dinilai
Nilai
Angka
Mutu
1
Kesesuaian isi dengan judul
2
Penggunaan kaidah bahasa Indonesia
3
Pembahasan masalah
4
Tata cara penulisan
5
Penguasaan materi
6
Penarikan kesimpulan
Jumlah Nilai
Rata-Rata
Nilai Mutu
Pringsewu,…………..….2015 Penguji
…………………………………
Nip.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai suku yang tersebar merata ke seluruh wilayah di Indonesia, berbagai suku tersebut memiliki budaya dengan ciri khasnya masing masing. Suku Jawa merupakan salah satu dari berbagai uku tersebut. Suku Jawa berasal dari Jawa timur, Jawa tengah, dan Yogjakarta.
Yogyakarta sebagai salah satu daerah berpenduduk mayoritas suku Jawa, tentunya menjalankan kehidupan masyarakatnya sehari hari menggunakan budaya Jawa. Hal ini tercermin dari masih adanya keraton Yogjakarta yang tetap bertahan hingga saat ini.
Keraton Yogyakarta merupakan tempat tinggal raja-raja. Namun, saat ini keraton juga digunakan sebagai tempat wisata budaya. Keraton Yogya sangat kental dengan warisan budaya etnik jawa yang sangat menakjubkan yang masih bisa di temukan di sekitar dan dalam keraton sendiri. Gambaran sederhana tentang budaya dan keindahan tanah jawa, terwakilkan dalam satu tempat yang menarik dan memukau. Keraton masih banyak menyimpann berbagai kesenian, hasil budaya, ragam pakaian adat dan bentuk rumah adat jawa yang indah. Untuk itu penulis ingin memahami dan mengetahui lebih dalam lagi tentang adat budaya Jawa yang ada di keraton Yogyakarta dan ingin berbagi pengetahuan tersebut serta agar penulis dan semua orang dapat ikut serta melestarikan budaya Jawa tersebut.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Apakah keraton Yogjakarta itu?
Bagaimana kebudayaan Jawa yang terdapat di keraton Jogjakarta?
Apasaja upaya yang untuk terus mempertahankan budaya jawa?
Tujuan Penulis
Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
Untuk mengetahui kebudayaan Jawa yang terdapat dalam keraton Yogjakarta.
Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan terus mempertahankan budaya jawa.
Manfaat Penulis
Dapat mengetahui tentang keraton Yogjakarta.
Dapat mengetahui kebudayaan jawa yang terdapat dalam keraton Yogjakarta.
Dapat mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk terus mempertahankan budaya jawa.
Metode Penulis
Adapun metode yang digunakan penulis dalam menulis karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Observasi
Saya mengunjungi dan mengamati secara langsung objek wisata budaya keraton Yogjakarta.
Study Literatur dan Browsing Internet
Saya memperoleh materi tentang objek wisata budaya tersebut dari internet dan buku-buku yang dijual di tempat.
INDAHNYA BUDAYA JAWA DALAM KERATON YOGJAKARTA
Karya Tulis
OLEH
FADHILAH RAMADANI
NIS.11565
PEMERITAHAN KABUPATEN PRINGSEWU
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
SMA NEGERI 1 PRINGSEWU
2015
INDAHNYA BUDAYA JAWA DALAM KERATON YOGJAKARTA
Karya Tulis
OLEH
FADHILAH RAMADANI
NIS.11565
PEMERITAHAN KABUPATEN PRINGSEWU
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
SMA NEGERI 1 PRINGSEWU
2015
PERSETUJUAN
Judul Karya Tulis : INDAHNYA BUDAYA JAWA DALAM KERATON YOGJAKARTA
Nama Siswa : FADHILAH RAMADANI
NIS : 11565
Kelas/Program : XI MIA 1
Mengetahui
Komisi Pembimbing
Ketua Pembimbing
MINARNINGSIH, S.Pd NIP 19551209 198103 2 004
Kepala SMA Negeri 1 Pringsewu
Drs, YULIZAR, MM
NIP 19650801 199403 1 005
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis dengan judul Indahnya Budaya Jawa dalam Keraton Yogyakarta telah diuji dan disahkan pada tanggal……………………………………………………
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Pringsewu Penguji
Drs, YULIZAR, MM
NIP 19650801 199403 1 005
MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :
Ayahanda dan Ibunda yang mendukung hingga terwujudnya karya tulis ini.
Ibu Minarningsih,S.Pd selaku pembimbing.
Bapak Syamsul Hadi selaku wali kelas XI MIA 1.
Drs. Yulizar,MM selaku kepala SMA Negeri 1 Pringsewu.
Bapak dan Ibu dewan Guru dan staf SMA Negeri 1 Pringsewu.
Sahabat penulis yang menyemangati penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Dan pembaca yang budian.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meyelesaikan study di kelas XI MIA 1. Penyusunan karya tulis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terma kasih kepada :
Bapak Drs. YULIZAR, MM selaku kepala SMA Negeri 1 Pringsewu.
Ibu MINARNINGSIH,S.Pd selaku pembimbing karya tulis yang telah sabar dan teliti membimbing penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
Bapak Syamsul Hadi selaku wali kelas XI MIA 1.
Teman teman yang telah memberikan gagasan dan koreksi dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sepenuhnya sempurna, baik dari segi materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan penulis mohon maaf.
Penulis
Fadhilah Ramadani
DAFTAR ISI
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data-data keraton Yogyakarta
Letak : Jl. Rotowijayan 1, Desa: Kadipaten,
Kecamatan : Keraton
Kabupaten : Yogyakarta,
Provinsi : D.I Yogyakarta
luas lahan : 1.800.000 m²
luas buas Bangunan : 18.584 m².
Keraton Yogyakarta
Keraton adalah tempat bersemayamnya ratu-ratu. Berasal dari kata-kata ka + ratu + an = keraton. Keraton juga disebut kedaton yang berasal dari kata-kata ka + datu + an yaitu tempat datu-datu atau ratu-ratu, dalam Bahasa Indonesia berarti istana. Jadi keraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kebudayaan.
Keraton Yogyakarta merupakan bangunan istana resmi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Pada masa lalu, Keraton berfungsi sebagai tempat tinggal raja dan kerabatnya. Namun kini fungsi Keraton beralih menjadi tempat wisata, museum pusat kebudayaan Jawa, dan sebagai tempat tinggal Sultan. Selain sebagai tempat tinggal raja dan museum pusat kebudayaan Jawa, Keraton Yogyakarta pun dijadikan sentra dan kiblat perkembangan budaya Jawa.
Kebudayaan Jawa yang ada di keraton Yogyakarta
Selain sebagai tempat wisata, keraton difungsikan sebagai pusat pelestarian kebudayaan Jawa khas yogyakarta. Terlihat jelas bahwa Keraton Yogyakarta yang memiliki bangunan-bangunan, lapangan-lapangan, halaman –halaman serta acara-acara seni yang mengandung unsur budaya dapat melestarikan nilai-nilai sosial kultural bangsa Indonesia secara turun temurun. Didalam keraton sendiri terpajang berbagai wujud kebudayaan berupa foto foto yang menunjukkan kegiatan masyarakat sekitar keraton dan dalam keraton sendiri yang masih menggunakan adat budaya Jawa, benda-benda pusaka, batik, keris, gamelan, kereta kuda, panji kebesaran keraton yogyakarta. Wujud kebudayaan berupa aktivitas tercermin dalam pergaulan sehari-hari di Keraton Yogyakarta yang harus menggunakan Bahasa Jawa sesuai tingkat usianya. Kebudayaan jawa dituangkan dalam beberapa cara yakni :
Menggelar seni pertunjukan
(Tari bedoyo, wayang kulit maupun wayang wong, gamelan dan lain sebagainya) menjadikan Keraton Yogyakarta ikut berperan dalam mempertahankan eksistensi seni pertunjukkan budaya Jawa agar tetap lestari dan bertahan hingga era modern saat ini. Pertunjukkan seni tersebut yaitu:
Wayang wong merupakan suatu drama tarian berdasarkan cerita Mahabharata dan Ramayana. Pada zaman dahulu, wayang ini hanya ditarikan di Keraton atau di tempat tinggal para ningrat. Hanya orang yang khusus yang dapat membawakan drama tari ini. Drama ini hanya ditarikan pada acara khusus seperti pada ulang tahun raja atau pangeran, peringatan penobatan raja, atau pada penyambutan tamu agung.
Tari Bedoyo merupakan tarian menampilkan 9 penari bercerita pertemuan antara kajeng ratu kidul dengan penembahan senopati yang tak lain adalah raja mataram.
Wayang Kulit adalah satu bentuk teater tradisional yang menggunakan prinsip cahaya dan bayang. Bayang bayang daripada patung patung kulit yang terdiri dari pelbagai watak methologi dan khayalan dilarikan oleh seorang Dalang. Persembahan wayang kulit selalunya diiringi oleh satu kumpulan musik paluan atau gamelan dan juga alat tiupan (serunai) atau alat bertali (rebab).
Upacara adat Jawa yang rutin dilaksanakan.
Upacara adat ini mengikutsertakan partipasi masyarakat sekitar membuat upacara budaya ini tetap lestari serta membuat wisatawan ikut tertarik melihat serta mempelajarinya. Upacara adat tersebut yaitu :
Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Upacara ini sudah dilakukan sejak jaman kerajaan Demak. Tujuan utama upacara ini adalah dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi). Sekaten sendiri berasal dari istilah credo yang dalam agama Islam berarti Syahadatain. Upacara Sekaten ini ditandai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, KK Guntur Madu dan KK Nagawilaga dari keraton untuk ditempatkan di Pagongan Selatan dan Utara di depan Masjid Gedhe (Masjid di dalam komplek Keraton). Selama tujuh hari, mulai hari ke-6 sampai ke-11 bulan Mulud, kedua perangkat gamelan tersebut ditabuh secara bergantian.
Upacara siraman pusaka merupakan upacara untuk membersihkan maupun merawat Pusaka Kerajaan yang dimiliki. Dilaksanakan dalam bulan pertama kalender Jawa yaitu bulan Suro, upacara ini di selenggarakan di empat tempat dan lokasinya juga tertutup untuk umum dan hanya diikuti oleh keluarga kerajaan.
Sedangkan Labuhan merupakan upacara sedekah yang dilakukan di dua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan Lereng Gunung Merapi. Di kedua tempat itu benda-benda milik Sultan seperti nyamping (kain batik), rasukan (pakaian) dihanyutkan. Benda-benda tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat
Upacara grebeg merupakan upacara saat Sultan mengeluarkan sedekahnya kepada rakyat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran erajaan yang dilaksanakan setiap tiga kali dalam satu tahun kalender Jawa upacara Garebeg diadakan, tepatnya tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ke-3), tanggal satu bulan Sawal (bulan ke-10) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan ke-12).
Upacara Tumplak Wajik
Ini merupakan acara pembuatan Wajik (makanan khas yang terbuat dari beras ketan dengan gula kelapa). untuk mengawali pembuatan pareden yang digunakan dalam upacara Garebeg, dua hari sebelum upacara Garebeg tepatnya. Upacara ini dihadiri oleh pembesar Keraton. Musik-musik khas budaya Jawa pun terdengar dalam prosesi upacaranya, seperti musik ansambel lesung-alu (alat penumbuk padi), kenthongan, dan alat musik kayu lainnya. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pembuatan pareden.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan budaya jawa yang ada dalam keratn Yogyakarta
Peran serta pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan budaya jawa yang ada di keraton yogykarta tentunya sangat dibutuhkan. Berikut upaya yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat :
Bagi pemerintah supaya membantu biaya pemeliharaan keraton-keraton.
Bagi peerintah agar ikut mempromosikan budaya jawa yang ada di keraton yogyakarta baik melalui media cetak maupun media elektronik agar semua orang dapat memperoleh informasi tentang keraton dan agar tertarik untuk mengunjungi keraton serta mempelajari budaya yang ada.
Bagi masyarakat agar ikut andil menjaga budaya dengan mempelajari budaya, tetap melaksakan budaya yang telah dipelajari, dan ikut menjaga eksistensi budaya di era modern ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Setelah mengadakan kunjungan langsung ke objek Wisata Budaya Keraton Yogyakarta maka penulis menyimpulkan bahwa :
3.1.1 Keraton Yogyakarta dengan segala kekhasan budaya Jawanya, menciptakan sebuah keindahan budaya. Misalnya keindahan tarian bedoyo, gamelan, maupun wayng wong dan wayang kulit.
3.1.2 Budaya yang ada di keraton hingga saat ini tetap dilestarikan. Buktinya dengan tetap lestarinya keraton yogyakarta serta adat budaya Jawa yang masih dilaksanakan hingga saat ini oleh masyarakatnya.
3.1.3 Melestarikan budaya jawa di keraton yogyakarta dapat dilakukan oleh semua orang baik pemerintah maupun masyarakat.
3.2 Saran
Dalam hal ini penulis juga memberikan saran :
3.2.1 Memaksimalkan dalam pengelolaan keindahan budaya dalam Keraton Yogyakarta dengan sering diadakannya pagelaran budaya.
3.2.2 Agar semua orang ikut serta mempelajari serta melestarikan budaya Jawa.
DAFTAR PUSTAKA
http://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/nasional/kraton_yogya/
Buku panduan keraton Yogyakarta