PENERAPAN SOFT SKILL PADA PROFESI PUSTAKAWAN PUSTAKAWAN DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Etika Profesi
DISUSUN OLEH: YUNITA SARI (070709008)
DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah yang berjudul bertujuan PENERAPAN SOFT SKILL PADA PROFESI PUSTAKAWAN DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI untuk mengetahui
bagaimana melayani dan menjalin hubungan baik dengan pengguna perpustakaan serta sesama pustakawan dalam rangka meningkatkan citra pustakawan di era digital saat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna baik segi isi ataupun teknik penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Medan, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................
i
Daftar isi .......................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang ........................................................................................
1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................
1
1.3 Tujuan penulisan.....................................................................................
2
1.4 Manfaat penulisan...................................................................................
2
Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian soft skill.................................................................................
3
2.2 Kategori soft skill ....................................................................................
4
2.3 Perbedaan soft skill dan hard skill ...........................................................
9
2.4 Penerapan soft skill pada pustakawan .....................................................
10
Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan .............................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang masalah
Kompetensi seseorang dalam melaksanakan sebuah pekerjaan tidak hanya diukur secara teknis saja, namun dibutuhkan keterampilan lainnya yang bersifat non-teknis , berupa soft
skills yang mendukung dalam bidang apapun, tak terkecuali pustakawan. Istilah soft skills people skills, atau interpersonal skill adalah hal yang saling barkaitan, sehubungan dengan kemampuan menjalin hubungan baik dengan seseorang, baik sesama rekan seprofesi maupun pengguna perpustakaan.
Soft skill menjadi kunci sukses dalam pekerjaan manapun, misalnya kemampuan berkomunikasi baik secara lisan dan tulisan. Di
perpustakaan, dimana kita banyak
melakukan kontak terhadap pengguna, maka kemampuan berkomunikasi dengan baik akan mempengaruhi hasil kerja mereka. Dengan keterampilan ini seorang pustakawan diharapkan dapat membangun dan menanamkan image positif seperti yang diinginkan,karena di tahu ara memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan karakter pengguna Selain itu perlu adanya sikap customer care dalam melayani pengguna diperpustakaan. Setiap orang menginginkan pelayanan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pustakawan perlu mengemabngkan kemampuan beradap tasi beradaptasi dan kemampuan mengubah cara pendekatan personal, sikap, dan perilakunya sesuai dengan keinginan pengguna. Customer
care merupakan upaya memberikan nilai lebih kepada pengguna, dan secara tidak langsung merupakan promosi yang efektif bagi perpustakaan apabila layanan tersebut memuaskan. Pengguna akan menyebarluaskan kepuasan maupun ketidakpuasannya terhadap layanan yang diberikan pustakawan ke berbagai saluran komunikasi, baik itu sengaja ataupuntidak disengaja akan menimbulkan citra positif atau negatif perpustakaan sebagai wakil lembaga. Menciptakan hubungan baik dengan pengguna menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam penerapan soft skill bagi pustakawan. Pustakawan harus dapat mengidentifikasi kebuthan, keinginan, dan cara pemenuhannya, seperti informasi apa, untuk siapa, kapan, dimana. dan bagaimana. Lebih dari itu dalam menciptakan hubungan baik dengan pengguna,
berkata dan bersikap santun adalah jalan yang terbaik. (Damayani : 2005). Hal ini akan membuahkan hasil yang positif bagi citra perpustakaan. Oleh karena perlunya soft skills seperti yang diutarakan diatas, maka penulis ingin membahas mengenai bentuk-bentuk soft skills yang harus dimiliki pustakawan di era teknologi informasi, sehingga pustakawan dapat menerapkannya dalam lingkungan pekerjaaannya yang memang memerlukan banyak interaksi dengan pengguna perpustakaan. 1.2 Rumusan masalah
Bagaimana bentuk-bentuk soft skill yang harus dimiliki pustakawan di era teknologi informasi? 1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah mengetahui dan memahami soft skills yang harus dimiliki seorang pustakawan 1.4 Manfaat penulisan
1. Bagi penulis, menambah wawasan mengenai materi soft skills bagi pustakawan dan mempu menerapkannya jika terjun dalam profesi pustakawan. 2. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai soft
skills yang harus dimiliki pustakawan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Soft skill
Secara umum , Soft skill terdiri dari dua konsep yaitu keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilannya dalam mengatur diri sendiri (intra-personal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Sedangkan menurut Wikipedia, “Soft skills merupakan istilah sosiaologis (kemasyarakatan)
yang berhubungan dengan EQ (Emotional Intelligence Quotient), sifat kepribadian, toleransi, komunikasi, bahasa, kebiasaan, keramahtamahan, dan optimis yang mencirikan hubungan dengan orang lain. Soft skills merupakan pelengkap hard skills (berhubungan dengan IQ seseorang) yang berhubungan dengan syarat pekerjaan dan beberapa aktivitas ”. Menurut sumber lain, dijelaskan bahwa soft skills
merupakan “kemampuan yang
berhubungan dengan kelakukan dan bisa dikatakan sebagai interpersonal skills atau people skills yang meliputi kemampuan berkomunikasi, pemecahan terhadap suatu perselisihan dan negosiasi, keefektifan pribadi, memecahkan masalah secara kreatif, berfikir strategis, membangun team, mempengaruhi kemampuan dan menjual kemampuan”. Selain itu, soft skills berdasarkan persetujuan umum (konsensus), yakni soft skill terlihat sebagai suatu kemampuan yang dapat meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara positif dan secara produktif dengan orang lain. Di Internet, istilah “soft skills” memberikan hasil
seperti kemimpinan, mendengarkan, negosiasi dan manajemen
konflik. The Center for Career Opportunities di Universitas Purdue mendefinisikan soft skills sebagai “sifat kepribadian, toleransi, kecapakan bahasa, kebiasaan personal, keramah-
tamahan dan optimis yang menandakan tiap dari kita memiliki tingkatan yang berbeda”. Soft skill termasuk etika kerja, kesopansantunan, kerja sama, disiplin, kepercayaan, penyesuaian untuk norma – norma umum dan keahlian bahasa.
2.2 Kategori Soft Skills
Soft skill diartikan secara luas dalam kemampuan bisnis yang terbagi menjadi tiga kategori :
‐
Interaksi dengan rekan kerja
‐
Sifat profesional dan atau etika kerja
‐
Berfikir kritis atau menyelesaikan suatu permasalahan.
‐ Setiap kategori kemampuan yang telah dipaparkan di atas dapat diterapkan di beberapa posisi dalam suatu perusahaan dan menjadi salah satu alasan dari pelbagai institusi atau perguruan tinggi memasukkan soft skill sebagai bagian dari kurikulum untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa. Dalam pembahasan ini, akan dijabarkan ketiga kategori di atas dilengkapi dengan contoh: Interaksi dengan rekan kerja
Kategori pertama dari soft skills termasuk kemampuan berinteraksi secara efektif dengan rekan kerja dan klien. Contoh dari kategori ini termasuk :
‐
Jaringan
Membangun hubungan yang kuat atau perserikatan dengan orang lain. Jaringan merupakan sesuatu yang penting dalam membangun hubungan antar perusahaan. Bila anda tidak memahami tentang diri anda, ini merupakan hal yang penting untuk mengetahui siapa yang akan membantu Anda.
‐
Komunikasi
Berbagi informasi secara efektif dengan orang lain. Dapat melalui lisan, tulisan bahkan komunikasi secara non-verbal.
‐
Kerjasama
Kemampuan untuk bekerja secara berhasil dalam suatu tim termasuk peraturan dalam tim yang harus dipatuhi setiap anggota. Dalam suatu tim, seseorang menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu tim.
‐
Menunjukkan empati
Kemampuan untuk berbagi perasaan seseorang dengan orang lain seperti memahami emosi orang-orang.
Sifat profesional dan atau etika kerja
Kategori kedua berfokus kepada bagaimana seseorang memimpin diri sendiri dalam suatu pekerjaan. Contoh dalam kategori ini termasuk :
‐
Sifat Profesional
Termasuk dalam mengambil tindakan tepat dalam bekerja, datang tepat waktu, berbicara dalam sikap hormat kepada rekan kerja, pelanggan dan klien.
‐
Integritas
Melakukan sesuatu dengan kejujuran. Ini merupakan kemampuan secara umum yang dinilai jelas oleh suatu perusahaan.
‐
Optimisme
Mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi dan menyediakan umpan balik positif ketika seseorang dihadapkan dengan suatu kerugian.
‐
Semangat besar atau motivasi
Kemampuan yang diperlukan untuk mengabdi, mendukung suatu ide dan penetapan kerja. Melanjutkan pengabdian yang dilibatkan dalam pencapaian suatu tujuan. Berfikir kritis atau menyelesaikan masalah
Kategori terakhir dari soft skills berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam berfikir secara kritis dan menyelesaikan suatu permasalahan dalam pekerjaan. Kemampuan untuk menarik fakta – fakta bersama untuk menyelesaikan masalah dalam tempat kerja secara luas yang dinilai berdasarkan bakat dalam suatu tindakan bisnis. Salah satu kunci untuk menjadi pemecahan masalah secara efektif adalah mengembangkan solusi terhadap suatu permasalahan secara masuk akal berdasarkan waktu. Ini merupakan hal yang terpenting untuk bisa menjelaskan suatu solusi terhadap masalah yang dipecahkan dalam sikap logis dan sistematis.
2.3 Perbedaan soft skills dan hard skills
Agar dapat membedakan antara soft skills dan hard skill secara mudah dapat dijelaskan sebagai berikut :
‐
Hard skills
Hard skills mudah diamati dan diukur (mungkin melalui test secara ilmiah). Secara relatif, hard skill cukup mudah untuk diajarkan kepada seseorang dalam ruang kelas formal atau digunakan dalam situasi pekerjaan. Hard skill termasuk kemampuan seperti bekerja dengan spreadsheet , mengoperasikan mesin, berbicara bahasa asing atau menggunakan personal computer (PC).
‐
Soft skills
Terkadang, soft skills dapat menggantikan kemampuan perorangan berdasarkan contoh – contoh yang telah tertera diatas. Soft skill tidak dapat diukur dengan mudah dan terkadang dijabarkan sebagai sesuatu yang tidak dapat dinyatakan secara jelas. Soft skill sering
digunakan
untuk
mengindentifikasi
rekan
kerja
dengan
mudah
yang
memperlihatkan penggunaan soft skill dengan kuat. Sesuatu yang menyebabkan apa yang terlihat dapat menjadi suatu kemampuan natural agar dapat bekerja secara efisien dengan yang lain.
‐ 2.3 Penerapan Soft Skill untuk pustakawan
Penerapan soft skills untuk pustakawan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan profesi-profesi lainnya, yang mencakup: a. Communication skills b. Enterpreneurship c. Management and leadeship d. Social and community skills e. Attitude and personal traits Communication skills terdiri dari: ·
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) , yaitu seorang pustakawan harus mampu berkomunikasi secara efektif dan bisa mempengaruhi orang lain. Mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan, struktur dan isi yang jelas. Berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif.
·
Listening skills, Kemampuan mendengar. Mampu mendengarkan dan mendiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapat ide dari pendapat orang lain, serta mampu memberikan komentar yang konstruktif.
·
Mampu memberikan feedback yang baik bagi beragam situasi yang dihadapi orang lain
·
Conflict resolution ; Mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam berbagai situasi. Bisa memberikan alasan jika tidak setuju terhadap sesuatu, memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan winwin solutions.
·
Relationship building ; Menggunakan mekanisme formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pemakai perpustakaan.
·
Self-initiatif, yaitu memiliki inisiatif tanpa harus disuruh
·
Teamwork ; yaitu kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim Di dalam era global yang ditandai dengan ampuhnya Internet dan membludaknya informasi,
pustakawan seharusnya tidak lagi bekerja sendiri. Mereka harus membentuk team kerja untuk bekerjasama mengelola informasi. Choo yang dikutip Astroza dan Sequeira (2000) mengatakan bahwa perubahan teknologi menawarkan kesempatan unik untuk bekerjasama lintas disiplin dengan profesional lainnya : -
pakar komputer yang bertanggung jawab pada pusat komputer
-
pakar teknologi yang bertanggung jawab pada infrastruktur teknologi, jaringan dan aplikasi
-
pakar informasi (pustakawan) yang mempunyai kemampuan dan pengalaman untuk mengorganisasi pengetahuan dalam sistem dan struktur yang memfalisitasi penggunaan sumber informasi dan pengetahuan.
Diharapkan dengan team work , tekanan di era industri informasi dapat dipecahkan. Menurut Astroza dan Sequeira (2000) perubahan teknologi dan perkembangan industri informasi berdampak luas pada profesional informasi : pustakawan, arsiparis, penerbit. Profesi ini menghadapi 2 tekanan komplementer, yaitu : 1.
perkembangan jumlah informasi dan tersedianya teknologi baru, memungkinkan untuk akses dan memproses informasi lebih besar dari lima tahun yang lalu.
2.
harapan pengguna yang terus meningkat dapat menciptakan kebutuhan jasa informasi yang kualitasnya lebih canggih.
Enterpreneurship ;
Sudah waktunya bagi pustakawan untuk berpikir kewirausahaan. Informasi adalah kekuatan. Informasi adalah mahal, maka seyogyanya pustakawan harus sudah mulai berwawasan
enterpreneurship agar dalam perjalanan sejarahnya nanti dapat bertahan. Lebih-lebih di era otonomi, maka perpustakaan secara perlahan harus menjadi income generation unit . Memang sudah ada pustakawan yang berwawasan bisnis, tapi masih belum semuanya. Paradigma lama bahwa perpustakaan hanya pemberi jasa yang notabene tidak memiliki uang harus segera ditinggalkan. Management & Leadership skills ·
·
Administrasi (Administration); mampu membuat sistem administrasi yang baik bagi berbagai kegiatan yang dilakukan. Manajemen perubahan (Change management); kemungkinan yang bisa timbul dari suatu perubahan.
mampu
mengatur
berbagai
·
·
·
·
Mampu mennciptakan peran baru dengn menilai perubahan dalan lingkungan dan memposisikan diri mereka. Decision making, selaku manajer perpustakaan, ia harus mampu membuat keputusan dalam menghadapi setiap permasalahan di perpustakaan. Kepemimpinan; mempunyai karakter kepemimpinan yang menonjol Pengukuran; mampu melakukan pengukuran kinerja dan dampaknya terhadap layanan perpustakaan.
·
Manajemen proyek. Mampu memimpin dan mengatur sebuah proyek.
·
Manajemen sumber daya manusia
·
Melakukan kordinasi dengan bagian terkait
·
·
Pelatihan dan sumberdaya manusia. Mampu menganalisa skill yang dibutuhkan dan memberikan pelatihan yang dibutuhkan. Mampu melakukan perencanaan-perencanaan strategis dan implemantasinya.
Social & commmunity skills ·
Animating and information culture. Pustakawan mampu mengikuti perkembangan budaya informasi yang semakin berkembang pesat, mahir dalam pengelolaan informasi, baik tercetak maupun digital , mengemas ulang informasi, serta literat terhadap informasi.
·
Collaboration. Pustakawan harus mampu melakukan kolaborasi antar pustakawan dalam memecahkan masalah-masalah perpustakaan, seperti menerbitkan buku panduan untuk pustakawan, mengadakan pelatihan, seminar, kursus penyegaran, melakukan penelitian dibidang ilmu perpustakaan dan sebagainya.
·
Community building. Kemampuan untuk membangun komunitas perpustakaan untuk saling berbagi informasi (resource sharing) dibidang perpustakaan.
·
Establishing
professional,
collegial
relationships
with
colleagues.
Mampu
menjalankan profesionalitasnya dengan menjalin hubungan baik dengan koleganya. ·
Knowing the community and helping it to grow. Pustakawan perlu mengenal komunitasnya dan membantunya untuk tumbuh.
·
Mediator of culture. Pada intinya, seorang pustakawan harus
banyak memiliki
perbendaharaan kata, mengusai berbagai informasi dari aktivitas membaca. Seorang pustakawan berarti secara tidak langsung mempunyai beban tanggung jawab untuk menentukan sebuah bangsa yang maju dan beradab. Ini artinya secara garis besar pustakawan harus mengupayakan terciptanya sebuah budaya baca dalam suatu bangsa. Karena ketika dalam suatu masyarakat pola budaya baca dapat tercipta kemudian terpelihara dengan baik, maka dapat dipastikan bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang tanggap dalam perubahan ke arah yang lebih maju . ·
Networking,
pustakawan
harus
membangun
jaringan
perpustakaan
(library
networking). yaitu kumpulan perpustakaan yang melayani sejumlah badan, instansi, atau lembaga atau melayani berbagai instansi yang berada di bawah wilayah hukum tertentu (yuridiksi) dan memberikan sejumlah jasa sesuai dengan rencana terpadu untuk mencapai tujuan bersama . Networking sangat penting untuk membangun koneksi dalam sebuah organisasi. Jika kita tidak mengetahui sesuatu maka hal yang penting adalah kita mengetahui siapa yang dapat membantu kita.
Attitude & personal traits ·
Ability to accept pressure (kemampuan untuk menerima tekanan)
·
Adaptable, respond rapidly to changing situations, affective and metocognitive skills to prepare for change, flexibixibility and willingness to fit the changing needs of the organizations. (mampu beradaptasi, merespon secara cepat dalam perubahan situasi, afektif dan metokognitif dalam mempersiapkan perubahan, fleksibilitas dengan kebutuhan organisasi)
·
Aproachability (memiliki pendekatan)
·
Asssertiveness (ketegasan)
·
Good attitude for work (memiliki tingkah laku yang baik dalam bekerja)
·
Emotional inttelligents (memiliki EQ yang baik)
·
Enquiring mind
·
Entusiasm
·
Independence (kemandirian)
·
Inovativeness, memiliki kemampuan inovatif dalam menciptakan ide-ide dan penemuan baru.
·
Lifelong learning, acquiring new knowledge and skill continuously (pembelajaran seumur hidup, tidak hanya melalui sarana informal tapi juga informal, serata menerima pengetahuan dan kemampuan baru secara berkelanjutan.)
·
Motivation , yaitu mampu membangun tim dan memotivasi orang lain
·
Nurture and satisfying personal life (memelihara dan kehidupan pribadi yang memuaskan)
·
Professional attitude (bertingkahlaku profesional)
·
Self confidence, good self image (percaya diri, image diri yang baik)
·
Sense of humor (memiliki selera humor yang baik)
·
Style of working (memiliki gaya dalam bekerja)
·
User orientation, custumer focus (berorientasi pada pengguna)
·
Ability to work within different culture (kemampuan bekerja didalam budaya yang berbeda)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ·
Soft skill merupakan kunci sukses dalam bidang pekerjaan manapun, tak terkecuali di perpustakaan, dimana pustakawan banyak melakukan kontak terhadap pengguna, yang meliputi keterampilan interpersonal dan intrapersonal. Dengan keterampilan ini seorang pustakawan diharapkan dapat membangun dan menanamkan image positif seperti yang diinginkan, karena dia tahu cara memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan karakter pengguna
·
Soft skills yang harus dimiliki pustakawan meliputi communication skills, social and community skills, enterpreneurship, management and leadership skills, attitudes and personal traits
DAFTAR PUSTAKA
Christopher Soo-Guan Koo. 2005. Competencies for New Era Librarians and Information Professional. http://www.lib.usm.my/elmuequip/conference/Documents/ICOL%202005%20Pap er%202%20Christopher%20Khoo.pdf Damayani, Ninis Agustini. 2005. Interpersonal Skill dalam Pelayanan Perpustakaan . http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15736/1/pus-apr2005%20%285%29.pdf Eldredge, Brad. 2006. The Growing Need for Soft Skills . http://www.ourfactsyourfuture.org/admin/uploadedPublications/1686_Article_Sept 06.pdf Ishak. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi . http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16106/1/pus-des2008%20%283%29.pdf
Istiana, Purwani. [ ]. Mengusung Semangat Kebangkitan Nasional Untuk Meningkatkan Peranan Perpustakaan dan Pustakawan dalam Masyarakat . http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/nina.pdf Gunawan, Hendy dan Novita Vitriana. [ ]. Profesionalisme Pustakawan .http://digilib.unsri.ac.id/download/Profesionalisme%20Pustakawan. pdf
Pengertian Soft Skill .[ ]. http://www.kppntanjungredeb.net/dl/ebooks/materisoftskill/pengertian_softskill_3.pdf Understanding Soft Skill . http://www.money-zine.com/Career-Development/LeadershipSkill/Understanding-Soft-Skills/