TUGAS KELOMPOK Pengendalian Penyakit Menular dan Non Menular Paper Hasil Diskusi Pencegahan Penyakit Akibat Bising dan Pencahayaan yang Tidak Baik
DISUSUN OLEH: Dina Happy Yusinta
25010113130256
Merry Putri R. Sirait
25010113140257
Achmad Rizki Azhari
25010113140258
Rifha Asti Hardinawanti
25010113140259
Syifa Awalia Rahma
25010113140260
KELOMPOK 4 D 2013 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014
KEBISINGAN Definisi Kebisingan Bising
dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara
yang dapat menurunkan frekuensi pendengaram baik secara kuantitatif (peningkatan
ambang
pendengaran)
maupun
secara
kualitatif
(penyempitan spektrum pendengaran) berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu. Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki “, misalnya yang yang merintangi terdengarnya suara – suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup (Harrington, 2003). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menmbulkan ketulian. Sumber Kebisingan Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga,alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. 1. Industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu : a. Mesin Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin. b. Vibrasi Kebisingan
yang
dittimbulkan
oleh
akibat
getaran
yang
ditimbulkan akibat gesekan, benturan, atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain – lain. c. Pergerakan udara, gas dan cairan Kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa
2
penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet. Flare boom, dan lain – lain (Harrington, 2003). 2. Perdagangan Kebisingan yang ditimbulkan dari aktifatas perdagangan, misal aktifatas pasar tradisional dan aktifatas pasar modern 3. Pembangunan Kebisingan ini timbul dari aktifatas pembangunan yang sedang dilakukan,misalnya kegiatan memadatkan tanah, penanaman tiang utama, pengadukan semen, penghancuran material,dll. 4. Transportasi Sumber kebisingan ini adalah yang paling sering ditemui diberbagai daerah yang berasal dari kendaraan-kendaraan yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan di kota besar sumber kebisingan ini adalah yang nomor satu. 5. Kegiatan rumah tangga Kebisingan ini timbul dari aktifatas rumah tangga. 6. Aktivatas khusus. Kebisingan ini muncul akibat aktifitas khusus yang terjadi, misalnya suara tembakan, ledakan, dan peristiwa alam. (Ikhwansyah, Arbhy Indera. 2011)
Penyakit Akibat Kebisingan Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menyebabkan seorang pekerja
mengalami
stess
dan
kesehatannya
menurun
sehingga
konsentrasi dan perhatiannya lenyap. Keadaaan ini dapat berlanjut menjadi resiko yang lebih besar yang akhirnya menimbulkan kecelakaan, panas, dan kebisingan yang dapat mengganggu konsentrasi kerja (Harrington, 2003). Kebisingan merupkan penyebab epnyakit akibat kerja yang digolongkan kedalam golongan fisik. Penyakit gangguan yang di sebabkan dapat berupa kerusakan indra pendengaran dimana gejalagejalanya seperti tuli, dan berbicara dengan suara keras (Harrington, 2003). 3
Selain itu, beikut ini merupakan gangguan gangguan lain yang diakibatkan oleh kebisingan, yaitu : a. Gangguan
fsiologis,
berupa
peningkatan
tekanan
darah,
metabolisme basal, konstruksi pembulu darah mengecil pada bagian kaki, pucat dan gangguan sensoris. b. Gangguan
psikologis,
berupa
rasa
tidak nyaman,
kurang
konsetrasi, susah tidur, dan emosi. Serta dalam jangkla waktu lama dapat menyebabkan gangguan jantung koroner. c. Gangguan komunikasi, ini terjadi pada pekerjaan sehingga terjadi kesalahan, terutama pada pegawai baru. Gangguan komunikasi akan menyebabkan bahaya k3, penuruna produktifitas,atau mutu pekerjaan karna tidak terdengarnya teriakan atau isyarat tanda bahaya. d. Gangguan keseimbangan contohnya rasa mual dan pusing. e. Gangguan pendengaran, ini merupakan gangguan yang paling serius karena menyebabkan gangguan pendengaran. Sifat gangguan penddengaran bersifat progresif, awalnya sementara tetapi bila didiamkan terus menerus karyawan berkerja di tempat bising maka daya dengar akan menurun (Harrington, 2003). Tingkat kebisingan yang tinggi dapat mengganggu ketepatan dan konsentrasi kerja. Kebisingan dapat menyebabkan vibrasi pada bagianbagian tubuh dan secara negatif mempengaruhi tingkat konsentrasi. Kebisingan yang sebentar-sebentar cenderung memiliki efek gangguan yang lebih besar daripada kebisingan tetap yang dengan cepat dirasakan biasa (Susan, 2003). Pengendalian Penyakit Akibat Kebisingan Pengendalian kebisingan merupakan cara bagaimana dapat mencegah pengaruh kebisingan terhadap kesehatan psikologis maupun fisiologis
manusia,beberapa
pengendalian
kebisingan
diantaranya
adalah:
Pengendalian kebisingan aktif (active noise control)
4
Pengendalian ini dilakukan dengan mengenali sumber dari kebisingan. Pengontrolan dilakukan dengan mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dengan
memperbaiki
sumber
bising
atau
mengganti
komponen
sumberbising sehingga suara yang dihasilkan akan menjadi lebih kecil (menguranggi tingkat kebisingan), dapat juga dilakukan pemasangan peredam akustik.
Pengendalian kebisingan pasif (passive noise control)
Pengontrolan dilakukan dengan mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dengan pengendalian medium perambatanya. Hal ini dilakuakan untuk menghalangi suara mencapai telingga manusia. Untuk menghalangi dapat ditempatkan sound barrier antara sumber suara dan telingan. Ini dengan memanfaatkan material yang mampu menyerap suara dan tidak beresonansi dengan sumber suara
Usaha
terakhir
untuk
mengendalikan
kebisingan
dengan
melakukan usaha proteksi secara personal. Proteksi personal yang bisa diterapkan adalah penggunaan earplugs dan earmuffs. Pemilihan antara kedua
proteksi
ini
disesuaikan
dengan
kondisi.
Secara
umum,
penggunaan earmuffs bisa mengurangi desibel yang masuk ke telinga lebih besar dari earplugs. (Ikhwansyah, Arbhy Indera. 2011) Sedangkan
pada
skala
industri,
pengendalian
kebisingan
berhubungan dengan alat atau mesin yang digunakan dalam industri tersebut. Pada Active Noise Control dapat dilakukan dengan Kontrol pada Sumber. Pengendalain kebisingan pada sumber dapat dilakukan dengan modifikasi sumber, yaitu penggantian komponen atau mendisain ulang alat atau mesin supaya kebisingan yang ditimbulkan bisa dikurangi. Program maintenance yang baik supaya mesin tetap terpelihara, dan penggantian proses. Misalnya mengurangi faktor gesekan dan kebocoran suara, memperkecil dan mengisolasi elemen getar, melengkapi peredam pada mesin, serta pemeliharaan rutin terhadapmesin. Tetapi cara ini memerlukan penelitian intensif dan umumnya juga butuh biaya yang sangat tinggi (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). Beberapa upaya untuk mengurangi kebisingan di sumber antara lain (Tambunan, 2005):
5
Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah
Mengganti “jenis proses” mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah) dengan fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan digunakan sebagai penggantian proses riveting.
Modifikasi “tempat” mesin, seperti pemberian dudukan mesin dengan
material-material yang
memiliki koefisien
redaman
getaran lebih tinggi.
Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier ) dalam ruang kerja (Tambunan, 2005)
Sedangkan untuk meredam kebisingan di daerah perkotaan, hutan kota adalah solusi terbaik yang ada. Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam tanaman berupa rumput, semak dan pepohonan. Jenis tumbuhan yang efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang. Dengan menanam tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Tanaman selain dapat meredam kebisingan, pada saat tertiup angin dapat menghasilkan suara. Dan hal lain yang tidak kalah penting sebagai peredam kebisingan, hutan kota juga dapat berperan sebagai paru-paru kota yang dapat membuat udara diperkotaan terasa sejuk dan jauh dari polusi.
6
PENCAHAYAAN Definisi Pencahayaan Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh cahaya mata dan dapat memungkinkan untuk membeda-bedakan warna-warni (Haryanto, 2004). Sumber Pencahayaan Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi : a. Pencahayaan alami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi
listrik
juga
dapat
membunuh
kuman.
Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendelajendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai (Frank, 1947). Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu: o
Variasi intensitas cahaya matahari
o
Distribusi dari terangnya cahaya
o
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
o
Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung (Frank, 1947)
b. Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau
saat
pencahayaan
alami
tidak
mencukupi.
Fungsi
pokok
pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut: 7
o
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
o
Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
o
Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
o
Memberikan
pencahayaan
dengan
intensitas
yang
tetap
menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang. o
Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi. (Frank, 1947)
Penyakit Akibat Pencahayaan Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena ototototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama. Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang yang berupaya untuk melihat objek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu lama. Beratnya kelelahan mata tergantung pada jenis kegiatan, intensitas serta lingkungan kerja (Budi Imamsyah S, 2009). Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar atau pun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata.Akibatnya mata harus berkontraksi secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah (Budi Imamsyah S, 2009).
8
Kelelahan mata akibat dari pencahayaan yang kurang baik akan menunjukan gejala kelelahan mata yang sering muncul antara lain: kelopak mata terasa berat, terasa ada tekanan dalam mata, mata sulit dibiarkan terbuka, merasa enak kalau kelopak mata sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa sakit, perasaan mata berkedip, penglihatan kabur, tidak bisa difokuskan, penglihatan terasa silau, penglihatan seperti berkabut walau mata difokuskan, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut, mata merah, jika mata ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran mata bertambah, tidak dapat membedakan warna sebagaimana biasanya, ada sisa bayangan dalam mata, penglihatan tampak ganda, mata terasa panas, mata terasa kering (Budi Imamsyah S, 2009). Kelelahan mata dapat ditandai dengan adanya : a. Iritasi pada mata (mata pedih, merah, dan mengeluarkan airmata) b. Penglihatan ganda (Double Vision) c. Sakit sekitar mata d. Daya akomodasi menurun e. Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap kontras dan kecepatan persepsi (Budi Imamsyah S, 2009) Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada penurunan performance kerja, termasuk : a. Kehilangan produktivitas. b. Kualitas kerjanya rendah. c. Banyak terjadi kesalahan. d. Kecelakaan kerja meningkat. (Budi Imamsyah S, 2009)
Pengendalian Penyakit Akibat Pencahayaan Pengendalian terhadap penerangan buruk dapat dilakukan dengan cara: 9
o
Pengendalian secara teknis 1. Memperbesar ukuran obyek (sudut penglihatan) dengan menggunakan kaca pembesar dan kaca pembesar dan layer monitor. 2. Memperbesar intensitas penerangan. 3. Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek. 4. Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan masuknya sinar tidak terhalang.
o
Pengendalian secara administrative Untuk pekerjaan malam atau yang membutuhkan ketelitian
tinggi, memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif masih muda dan tidak menggunakan kacamata adalah lebih baik. Menjaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan perangkatnya penting untuk diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan minimal 2 kali dalam 1 tahun, karena kotoran atau debu yang ada ternyata dapat mengurangi intensitas penerangan. Mencegah kesilauan (luminansi), dengan : a. Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa. b. Menempatkan
sumber-sumber
cahaya
atau
penerangan
sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap. c. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari. d. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap. e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidang terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan. (Fathoni Firmasyah,2010)
10
DAFTAR PUSTAKA Bastable, Susan. 2003. Perawat sebagai Pendidik. Jakarta : EGC. Firmasyah, Fathoni. 2010. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja Di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur. Skripsi, Program Diploma IV Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. H. Mahnke, Frank. 1947. Color and Light. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Harrington, JM dan F.S. Gill. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja Jilid 3. Jakarta: EGC. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Ikhwansyah, Arbhy Indera. 2011. MAKALAH PENCEGAHAN PENCEMARAN: KEBISINGAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru. Imamsyah, Budi. 2009. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata. Jakarta: Grasindo. Tambunan. S.T.B. 2005. Kebisingan di Tempat Kerja (Occupational Noise). Jogjakarta: Andi www.Improvementqhse.com/kendala-pengendalia-kebisingan-di-tempat-kerja diakses: 7 November 2014.
11