PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA (SURVEILANS)
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-UNAND
•
Surveilans adalah pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus thd masalah kesehatan tertentu dengan cara : a. pengumpulan data, b. pengolahan, analisis, interpretasi, c. penyebar-luasan informasi (disseminasi) kepada orang-orang yang berkepentingan shg dapat dipergunakan untuk pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan tersebut.
Sejarah Survailans •
Abad 14 dan 15 Tahun 1348 an di Eropa terjadi Epidemi Pneumonia karena pes yang dikenal dengan “Black
Death” karena itu dilakukan deteksi
penyakit. Dianggap sebagai kegiatan survailan secara primitif yang dilakukan untuk pertama kalinya
Sejarah Survailans •
Abad 16 Dilakukan pencatatan kematian di kota-kota besar Eropa. Tetapi manfaat pencatatan secara ilmiah, tampak beberapa abad kemudian, diperkenalkan oleh Jhon Graunt.
Sejarah Survailans •
Abad 17 Pencatatan kematian yang biasanya secara sporadis. Laporan mingguan secara ilmiah disusun oleh John Graunt (1662), memuat informasi tentang jumlah penduduk London yang meninggal karena sebab tertentu. John Graunt adalah orang yang pertama kali mempelajari konsep jumlah dan pola penyakit secara epidemiologi
Sejarah Survailans •
Abad 18 Tahun 1776, Johan Peter Frank melakukan survailan dengan data polis kesehatan di Jerman Tahun 1741, Negara bagian Rhode Island menetapkan bahwa pegawai restoran wajib melaporkan penyakit menular yang diderita rekannya. Dua tahun kemudian disetujui keharusan wajib lapor bagi penderita cacar, demam kuning dan kolera.
Sejarah Survailan Abad ke 19, •
Willian Farr mengumpulkan, mengolah, meng- analisa dan menginterpretasikan statistik vital dan menye- bar luaskan dalam bentuk laporan mingguan, bulanan dan tahunan
Sejarah Survailan •
Abad 20 Mulai dikenal pemakaian konsep survailan untuk pendeteksian epidemi dan pencegahan penyakit infeksi. Jenis-jenis penyakit yang harus dilaporkan juga bertambah banyak termasuk HIV/AIDS. Tahun 1965 didirikan unit survailan epidemiologi pada divisi penyakit menular di WHO, Geneva
Tujuan Surveilans Epidemiologis (menurut WHO, 2002) 1. Memprediksi dan mendeteksi dini Epidemi (Outbreak). 2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian penyakit.
3. Sebagai sumber informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan. 4. Monitoring kecenderungan penyakit Endemis dan mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang. 5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih
Surveilans beralasan untuk dilakukan jika dilatari dilatari oleh kondisi kondisi – kondisi berikut ( WHO, 2002 ) : 1. Beban Penyakit ( Burden of Disease ) tinggi, sehingga merupakan masalah penting kesehatan masyarakat. 2. Data yang relevan mudah diperoleh 3. Hasil yang diperoleh sepadan dengan upaya yang dilakukan ( pertimbangan efisiensi ).
•
SE Penyakit Menular
•
SE Penyakit Tidak Menular
•
SE Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
•
SE Masalah Kesehatan
•
SE Kesehatan matra
LANGKAH KEGIATAN SURVEILANS
Pengumpulan data
Tindakan Pencegahan & Penanggulanga n
Pengolahan & penyajian data
Analisis & Interpretasi data
Pembuatan laporan, rekomendasi tindak lanjut & diseminasi informasi
I.Tahap Persiapan 1. Menetapkan tujuan surveilans 2. Tetapkan definisi 3. Tentukan sumber data - laporan Puskesmas - Laporan KLB, PWS - Laporan RS / Lab / Praktek Swasta - dll
1. Penyakit yang mudah mengalami epidemik / endemik : - DHF, Hepatitis, Meningitis, Diare, dll 2. Malnutrisi : KEP atau gizi lebih 3. Penyakit menular melalui vektor / binatang : Rabies, Pes 4. Polusi lingkungan : air, udara, dll 5. Kejadian demografi : - kelahiran dan kematian
1. Data yang dikumpulkan harus : a. Sistematis : urutan jelas, shg waktu analisis mudah mengambil kesimpulan. b. Terus-menerus : untuk melihat tren & variasi c. Lengkap, tepat waktu, benar serta jujur
2. Sumber data : harus cukup banyak
SUMBER DATA • • • • • • • • • • •
Laporan penyakit Pencatatan kematian Laporan wabah Pemeriksaan laboratorium Penyelidikan Penyelidi kan peristiwa penyakit Penyelidikan Penyelidi kan wabah Survei/Studi Epidemiol Epidemiologi ogi Penyelidikan Penyelidi kan distribusi vektor dan reservoir Penggunaan obat, serum, vaksin Laporan kependudukan dan lingkunga lingkungan n Laporan status gizi dan kondisi pangan
a. Dilakukan secara aktif b. Dilakukan secara pasif
•
Menentukan kelompok /golongan populasi at risk (umur, sex, bangsa, pekerjaan, dll)
•
Menentukan jenis agen dan karakteristiknya
•
Menentukan reservoir infeksi
•
Memastikan penyebab transmisi
•
Mencatat kejadian penyakit
a.
Kasus yang tepat, sesuai kriteria
b.
Pencatatan cermat, jangan banyak missing missing & & tdk bisa dibaca.
c.
Format tersedia dengan baik dan cukup
d.
Instrumen dimengerti oleh petugas
e.
Penyimpanan data yang baik, jangan ada yang hilang
f.
Adanya kontrol kontrol yang baik, kebenaran, kebenaran, ketepatan, ketepatan, dan kelengkapan
g.
Harus ada sistem pengiriman yang benar dan jelas.
Frekuensi Pengumpulan Data Frekuensi disesuaikan kebutuhan Rutin bulanan Perencanaan & Evaluasi •
•
Sumber : SP2TP Rutin (harian &) mingguan
•
Sumber : Penyakit Potensial wabah (W2) Insidentil : Laporan KLB (W1)
•
•
SKD-KLB
•
Data yang sudah terkumpul ) mingguan, bulanan & thn Pengolahan,, Pengolahan
* Deskriptif
Analisis
- proporsi / persentase - rate, rata-rata, dll dll
* Analitik Disimpulkan
Interpretasikan ( trend, bandingkan dengan daerah lain )
•
•
Hasil analisis dan interpretasi di diseminasikan kepada orang-orang yang berkepentingan dan sebagai umpan balik. Advokasi dilakukan dilakukan kepada Bupati Bupati / Walikota Walikota dan DPRD
V. Tahap Evaluasi - Jumlah penyakit yang diamati - dampak diseminasi & advokasi - waktu, dana, tenaga yang diperluka diperlukan. n.
Surveilans Ada 2: 1. Surveilans Aktif 2. Surveilans Pasif
Alur penyampaian informasi & umpan balik PUSAT
WHO
PROVINSI KAB RS PUSKESMAS = Pelaporan
= Umpan balik
Untuk mengumpulkan data epidemiologi ( data ) diperlukan indikator batasan ukuran
Kegunaan Indikator a. Menentukan batasan suatu masalah b. Menentukan keseriusan suatu masalah c. Sebagai alat evaluasi kegiatan.
2. Jenis Indikator a. Indikator morbidity, mortality, disability disability b. Indikator faktor risiko penyakit ; RR dan OR c. Indikator hasil laboratorium d. Indikator program : input, proses, output, outcome
a. Sensitif terhadap suatu perubahan b. Dapat memberikan arti dan makna suatu keadaan c. Mudah di operasionalkan d. Logis dan rasional
Contoh Indikator a. AFP rate pada pada penduduk penduduk < 15 tahun tahun yaitu < 2 / 100.000. Pelacakan kasus AFP yang dilaporkan 80% b. Insiden diare per 1000 balita c. Surveilans TBC BTA + pada 1000 kasus baru d. Dll.
•
Tergantung kepada : 1. Perkembangan natural history of disease 2. Perkembangan program pencegahan penyakit 3. Perkembangan sistem, diagnostik 4. Perkembangan sistem pengobatan
Terima Kasih