Tuberkulosis peritonitis merupakan suatu peradangan pada peritoneum parietalatau viseral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, dan terlihat pada penyakit ini sering mengenai seluru...
Full description
Tuberkulosis peritonitis merupakan suatu peradangan pada peritoneum parietalatau viseral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, dan terlihat pada penyakit ini sering mengenai…Full description
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Peritonitis 1. Konservatif Prinsip umum pengobatan adalah mengistirahatkan saluran cerna dengan : - Memuasakan Memuasakan pasien - Dekompresi Dekompresi saluran cerna cerna dengan penghisapan nasogastrik nasogastrik atau atau intestinal - Pengganti Pengganti cairan elektrolit elektrolit yang hilang hilang yang dilakukan dilakukan secara intravena - Pemberian Pemberian antibiotik yang sesuai - Pembuangan Pembuangan fokus fokus septik (apendiks atau atau penyebab radang lainnya Pengob Pengobatan atan yang pertama pertama diberikan diberikan ialah tindakan tindakan yang suportif suportif deng dengan an sege segera ra yait yaitu u infu infus s dara darah h plas plasm ma atau atau !hol !hole e bloo blood d dan dan albu album min" in"
larut arutan an""
rin ringer ger"
dek dekstr strosa
#$"
atau atau
%a&l
'sio siologi logi..
Kortikoster Kortikosteroid oid dianurkan oleh beberapa ahli untuk mengatasi renyatan dan perlu diberikan dengan dosis tinggi. Misalnya metilprednison )* mg+k mg+kg g ,, ,,+h +har ari. i. kan kan teta tetapi pi ada ada yang yang menda endapa patk tkan an hasi hasill yang yang memu memuas aska kan n par paremet emeter er
deng dengan an untu untuk k
korti ortik koste osterroid" oid"
meman emanta tau u
hasil asil
teta tetapi pi
dapa dapatt
peng pengob obat atan an..
meng mengab abur urk kan %alo aloono ono
sutu su tu
antagonis reseptor opium dapat mengatasi renyatan pada binatang percobaa percobaan n akan tetapi pada manusia manusia hasilnya hasilnya mengece! mengece!akan akan.. ,ila ada ada hipo hipoks ksia ia dibe diberi rik kan oksi oksige gen. n. Param aramet eter er yang yang pent pentin ing g untu untuk k membimbing pemberian cairan ialah tanda-tanda vital" diuresis" dan &/P. 0uga perlu diperiksa apakah ada tanda-tanda D&. Pada pasien dengan peritonitis umum biasanya teradi ileus paralitik" maka perlu di pasa pasang ng pipa pipa naso nasoga gast stri rik k (nas (nasog ogas astr tric ic tube tube untu untuk k di kompr ompres esi. i. nal n alge geti tik k dan dan obat obat seda sedakt ktif if ang angan an seri sering ng di beri berik kan kecua ecuali li bila bila diagnosis sudah ditegakkan. a. Pember Pemberian ian oksigen oksigen 2erapi 2erapi
oksigen
mening meningka katk tkan an
dengan
oksige oksigenas nasii
kanula
nasal
atau
akan
secara secara adeku adekuat" at" tetapi tetapi kadan kadang-k g-kada adang ng
intubasi alan napas dan bantuan ventilasi di perlukan. b. 3esusitasi esusitasi cairan cairan
masker masker
,iasanya dengan kristaloid" volumenya berdasarkan deraat syok dan dehidrasi. Penggantian elektrolit (biasanya potassium biasanya dibutuhkan. Pasien harus dikateterisasi untuk memonitor output urine tiap am. Monitoring tekanan vena sentral dan penggunaan inotropik sebaiknya digunakan pada pasien dengan sepsis atau pasien dengan komorbid. 4ipovolemi teradi karena seumlah besar cairan dan elektrolit bergerak dari lumen usus ke dalam rongga peritoneal dan menurunkan caran ke dalam ruang vaskuler. c. nalgetik nalgesik
diberikan
untuk mengatasi
nyeri. ntiemetik dapat
diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah. ntu basi usus dan pengisapan membantu dalam menghilangkan distensi abdomen dalam meningkatkan fungsi usus. &airan dalam rongga abdomen dapat menyebabkan
tekanan
yang
membatasi
ekspensi
paru
dan
menyebabkan distress pernapasan. d.
ntibiotik
2erapi antibiotik massif biasanya dimulai di a!al pengobatan peritonitis. Dosis besar dari antibiotik spectrum luas di berikan secara intravena sampai organisme penyebab infeksi diidenti'kasi dan terapi antibiotic khusus yang tepat dapat dimulai. 2indakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki penyebab. 2indakan pembedahan diarahkan pada eksisi (apendiks reaksi dengan atau tanpa anastomosis (usus" memperbaiki (perforasi dan drainase (abses. Pada sepsis yang luas"perlu di buat di versi fekal. 4arus spektrum luas" yang mengenai baik aerob dan anaerob"
diberikan
intravena.
&efalosporin
generasi
dan
metronida5ole adalah strategi primer. ,agi pasien yang mendapatkan peritonitis di 36 (misalnya oleh karena kebocoran anastomose atau yang sedang mendapatkan pera!atan intensif" dianurkan terapi lini kedua diberikan meropenem atau kombinasi dari piperacillin dan ta5obactam. 2erapi antifungal uga harus dipikirkan untuk melindungi dari kemungkinan terpapar spesies &andida.
da
yang
menganurkan
pemberian
antibiotik
intraperitoneal
setelah rongga peritoneum bersih" misalnya 1**cc- 7**cc kanamisin *"#$
dengan
memandang
hasil
yang
antibiotik
baik.
kan
tetapi
banyak
ahli
intraperitoneal
tidak
diperlukan
yang karena
kemungkinan rangsangan toksis dan antibiotik parenteral sudah mencapai kadar yang memuakan dimperitoneum. Pengobatan pilihan terhadap infeksi aktif adalah sebagai berikut : - &efotaim i.v minimal 7 gram tiap 17 am selama # hari i.v - Kombinasi 1 gram amoillin dan *"7 gram asam klavulanat i.v - 89oacin oral ** mg setiap 17 am. Pemberian o9oacin peroral ini menguntungkan bagi pasien P6, tanpa komplikasi yang tidak perlu dira!at Pro'laksis : %or9oacin ** mg tiap 17 am selama ; hari. Pada pasien yang baru sembuh sampai dari P6, maka %or9oacin diberikan paling sedikit selama < bulan. khir-akhir ini drainase dengan panduan &2scan dan =6> merupakan pilihan tindakan nonoperatif yang mulai gencar dilakukan karena tidak terlalu invasif" namun terapi ini lebih bersifat komplementer" bukan kompetitf dibanding laparoskopi" karena seringkali letak luka atau abses tidak terlalu elas sehingga hasilnya tidak optimal. %utrisi dan diet pada Peritonitis : Peritonitis adalah keadaan darurat medis dan harus ditangani oleh seorang dokter medis. 0angan mencoba untuk mengobati peritonitis dengan herbal atau suplemen. %amun" rencana pengobatan yang komprehensif
untuk
memulihkan dari peritonitis
dapat
meliputi
berbagai terapi komplementer dan alternatif. Mintalah tim nda dari penyedia
layanan
kesehatan
tentang
cara-cara
terbaik
untuk
menggabungkan terapi ini ke dalam rencana pera!atan nda secara keseluruhan. 6elalu memberitahu penyedia layanan kesehatan nda tentang
herbal
dan
suplemen
nda
menggunakan
atau
mempertimbangkan menggunakan. Ketika pulih dari penyakit serius" penting untuk mengikuti kebiasaan gi5i yang baik :
- Makan makanan yang mengandung antioksidan" termasuk buahbuahan (seperti blueberry" ceri" dan tomat dan sayuran (seperti s?uash dan paprika - Makan tinggi dalam ,-vitamin dan kalsium makanan" seperti almond" kacang" bii-biian (ika tidak alergi" sayuran hiau gelap (seperti bayam dan kangkung" dan sayuran laut - 4indari makanan olahan" seperti roti putih" pasta" dan terutama gula - Makan lebih sedikit daging merah dan daging tanpa lemak lebih banyak" air dingin ikan" tahu (kedelai" ika tidak ada alergi" atau kacang untuk protein - >unakan minyak sehat dalam makanan" seperti minyak 5aitun atau minyak sayur - 4indari kafein dan stimulan" alkohol" dan tembakau - Minum < - @ gelas air disaring harian - 2anyakan kepada dokter nda tentang mengambil multivitamin harian" mengandung vitamin antioksidan " &" A" vitamin ,kompleks" dan mineral seperti magnesium" kalsium" seng" dan selenium - 6uplemen Probiotik (Bactobacillus acidophilus memuat antara spesies lain" #-1********** &C=s (koloni membentuk unit per hari" untuk kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh. Probiotik bisa sangat membantu ketika minum antibiotik" karena probiotik dapat membantu mengembalikan keseimbangan dari baik bakteri dalam usus. 7. De'nitif Management peritonitis tergantung dari
diagnosis penyebabnya.
4ampir semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi eksplorasi. Pertimbangan dilakukan pembedahan : a. Pada pemeriksaan 'sik didapatkan defans muskuler yang meluas" nyeri tekan terutama ika meluas" distensi perut" massa yang nyeri" tanda perdarahan (syok" anemia progresif" tanda sepsis (panas
tinggi" leukositosis" dan tanda iskemia (intoksikasi" memburuknya pasien saat ditangani. b. Pada
pemeriksaan
radiology
didapatkan
pneumo
peritoneum"
distensi usus" etravasasi bahan kontras" tumor" dan oklusi vena atau arteri mesenterika. c. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan saluran cerna yang tidak teratasi. Pembedahan dilakukan bertuuan untuk : - Mengeliminasi sumber infeksi - Mengurangi kontaminasi bakteri pada cavum peritoneal - Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanutan pabila pasien memerlukan tindakan pembedahan maka kita harus mempersiapkan pasien untuk tindakan bedah : - Mempuasakan pasien untuk mengistirahatkan saluran cerna - Pemasangan %>2 untuk dekompresi lambung - Pemasangan kateter untuk diagnostik maupun monitoring urin - Pemberian terapi cairan melalui / - Pemberian antibiotik a. Baparatomi ,iasanya dilakukan insisi upper atau lo!er midline tergantung dari lokasi yang ditentukan" tuuannya untuk : - Menghilangkan kausa peritonitis - Mengkontrol
origin
sepsis
dengan
membuang
organ
yang
mengalami in9amasi atau ischemic (atau penutupan viscus yang mengalami perforasi - Peritoneal lavage" Mengkontrol sumber primer dari sepsis adalah sangat penting. 3elaparotomi mempunyai peran yang penting pada penanganan pasien dengan peritonitis sekunder" dimana setelah laparotomi primer ber-efek memburuk atau timbul sepsis. 3e-operasi dapat dilakukan sesuai kebutuhan. 3elaparotomi yang terencana biasanya dibuat dengan membuka dinding abdomen dengan pisau bedah sintetik untuk mencegah eviserasi
Baparatomi merupakan pembedahan yang menembus dinding abdomen" seperti pada bedah caesar. Pada pasien yang mengalami nyeri
abdominal
penyebabnya"
atau
dan
masalah
berbagai
intestinal
tes
yang
tidak
dapat
tidak
elas
menemukan
penyebabnya" maka dilakukanlah Aksplorasi Baparatomi ini untuk menegakkan
diagnosa.
6edangkan
pada
operasi
yang
spesi'k"
laparatomi adalah tindakan pertama dalam proses pembedahan. b. Baparaskopi 2eori bah!a resiko keganasan pada hiperkapnea dan syok septik dalam absorbsi karbondioksida dan endotoksin melalui peritoneum yang mengalami in9amasi" belum dapat dibuktikan. 2etapi" laparoskopi efektif pada penanganan appendicitis akut dan perforasi ulkus duodenum. Baparoskopi dapat digunakan pada kasus perforasi kolon" tetapi angka konversi ke laparotomi lebih besar. 6yok dan ileus adalah kontraindikasi
pada
laparoskopi.
Ealaupun
peritonitis
difusa
merupakan kontraindikasi" tetapi laparaskopi berguna pada diagnosis PD dan abses tuboovarial. 0uga berguna pada kehamilan ektopik dengan tanda vital yang stabil dimana gambarannya menyerupai peritonitis. Baparaskopi
aman digunakan
untuk
prosedur bedah
dimana indikasinya sama dengan indikasi pada laparatomi. c. Drain Afektif digunakan pada tempat yang terlokalisir" tetapi cepat melekat pada dinding sehingga seringkali gagal untuk menangkau rongga
peritoneum.
da
banyak
keadian
yang
memungkinkan
penggunaan drain sebagai pro'laksis setelah laparotomi. Drainase (pengaliran pada peritonitis umum tidak dianurkan" karena pipa drain itu dengan segera akan terisolasi+terpisah dari cavum
peritoneum"
dan
dapat
menadi
tempat
masuk
bagi
kontaminan eksogen. Drainase berguna pada keadaan dimana teradi kontaminasi yang terus-menerus (misal 'stula dan diindikasikan untuk peritonitis terlokalisasi yang tidak dapat direseksi.
Prognosis Peritonitis
Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik" sedangkan pada peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme virulen. Bebih cepat diambil tindakan lebih baik prognosisnya. Prognosis untuk peritonitis tergantung pada jenis kondisinya. Prospek untuk orang dengan peritonitis sekunder cenderung buruk, terutama di kalangan orang tua, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, dan mereka yang memiliki gejala selama lebih dari 48 jam sebelum pengobatan. Prospek jangka panjang bagi orang-orang dengan peritonitis primer karena penyakit hati juga cenderung buruk. Namun, prognosis untuk peritonitis primer pada anak-anak biasanya sangat baik setelah pengobatan dengan antibiotik.
3eferensi : rief M" 6uprohaita" Eahyu..K" Eieiek 6. 7***. Bedah Digestif dalam Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. 0akarta: Media esculapius. 3otstein" 8. D" 6immins. 3. B. 1FF;. Peritonitis dan Abses Intraabdomen dalam Terapi Bedah Mtakhir Edisi ! Jilid 2. 0akarta: ,inarupa ksara. Eim de ong" 6amsuhidayat 3. 7*11. Bk a"ar Ilm Bedah Edisi 3. 0akarta: A>&. https:++umm.edu+health+medical+altmed+condition+peritonitis. tanggal 1@ Mei 7*1 pukul 1*.* E,.