BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum paretal yang melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum visceral yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. Ruang yang terdapat diantara dua lapisan lapisan ini disebut ruang peritoneal peritoneal atau kantong peritoneum. Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk ke dalam rongga peritoneum, di dalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. Lipatan besar (omentum mayor) banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung. Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvaturan minor, dan lambung berjalan keatas dinding abdomen dan membentuk mesenterium usus halus. Fungsi peritoneum : 1. Menutu Menutupi pi sebagi sebagian an dari dari organ organ abdome abdomen n dan pelvis pelvis 2. Mem Membent bentuk uk pem pembat batas yang yang halu haluss sehi sehing ngga gan n orga organ n yang yang ada ada dala dalam m rong rongga ga peritoneum tidak saling bergesekan 3. Menjaga Menjaga kedudukan kedudukan dan mempert mempertahankan ahankan hubungan hubungan organ organ terhadap terhadap dinding dinding posterior posterior abdomen 4. Tempat Tempat kelenjar kelenjar limfe limfe dan pembul pembuluh uh darah yang membantu membantu melindu melindungi ngi terhada terhadap p infeksi. Sebagai calon perawat sangatlah sangatlah penting mengetahui mengetahui fungsi dari peritoneum peritoneum dan mengetahui kelainan atau penyakit yang bisa terjadi pada peritoneum, penyebab dan proses terjadinya gangguan peritoneum sehingga nantinya dalam praktik keperawatan dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat.
B. Rumu Rumusa san n Masa Masala lah h
-
Apa Apa yang yang dima dimaks ksud ud deng dengan an per perit itoni oniti tis? s?
1
-
Baga Bagaim iman anaa tanda tanda dan dan gejal gejalaa dari dari perit periton onit itis is??
-
Apa yang yang menye menyebabk babkan an dan bagai bagaiman manaa proses proses terj terjadi adinya nya perit peritoni onitis tis??
-
Baga Bagaim iman anaa asuha asuhan n keper keperaw awat atan an peri perito toni niti tis? s?
C. Tujuan a. Tujua juan Umum
Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan pembelajaran keparawatan, khususnya mata kuliah pencernaan serta melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.
b. Tu Tuju juan an Kh Khus usus us
-
Untuk Untuk mengeta mengetahui hui dan memah memahami ami tenta tentang ng periton peritonit itis is baik baik pengerti pengertian, an, penyeba penyebab, b, tanda dan gejalalanya
-
Untuk Untuk menget mengetahui ahui dan dan memaham memahamii tentang tentang proses proses terj terjadi adinya nya perit peritoni onitis tis
-
Untu Untuk k meng menget etah ahui ui dan dan mema memaha hami mi asuh asuhan an kepe kepera rawa wata tan n pada pada klie klien n deng dengan an peritonitis
D. Manf anfaat aat
Mend Mendap apat atka kan n
peng penget etah ahua uan n
tent tentan ang g
penc pencer erna naan an
khus khusus usny nyaa
tent tentan ang g
asuh asuhan an
keperawatan keperawatan pada klien dengan peritoniti peritonitiss sehingga sehingga nantinya nantinya dapat mengembangkan mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Defin finisi isi
Peritonitis adalah peradangan pada lapisan dinding perut atau peritoneum. Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa rongga abdomen dan meliputi visera visera merupa merupakan kan penyuli penyulitt berbah berbahaya aya yang yang dapat dapat terjad terjadii dalam dalam bentuk bentuk akut akut maupun maupun kronis/kumpu kronis/kumpulan lan tanda dan gejala, gejala, diantaranya diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, palpasi, defans defans muscul muscular, ar, dan tandatanda-tan tanda da umum umum inflam inflamasi asi.. Pasien Pasien dengan dengan perit peritoni onitis tis dapat dapat mengalami gejala akut, penyakit ringan dan terbatas, atau penyakit berat dan sistemik dengan dengan syok syok sepsis sepsis.. Infeks Infeksii perito peritonit nitis is terbagi terbagi atas atas penyeba penyebab b perime perimerr (perit (peritoni onitis tis sponta spontan), n), sekunde sekunderr (berka (berkaita itan n dengan dengan proses proses patolo patologis gis pada pada organ organ viscer visceral) al),, atau atau penyebab tersier (infeksi rekuren atau persisten sesudah terapi awal yang adekuat). Infeksi pada abdomen dikelompokkan menjadi pertitonitis infeksi (umum) dan abses abdomen (local infeksi peritonitis relative sulit ditegakkan dan sangat bergantung dari penyakit yang mendasarinya. 1. Peritoniti Peritonitiss primer/ primer/ spontan spontan : spontaneous spontaneous bacteri bacterial al peritoniti peritonitiss (SBP) -
Biasa Biasa terjad terjadii pada masa masa anak anak – anak dengan dengan sind sindrom rom nefr nefroti otik k atau siros sirosis is hati hati
-
Tidak Tidak ada ada sumb sumber er inf infek eksi si pada pada intr intraa perit peritone oneal al
-
Lebih Lebih bany banyak ak dide diderit ritaa perem perempua puan n darip daripada ada laki laki – laki laki
-
Kuman Kuman masu masuk k mela melalui lui aliran aliran darah darah atau atau alat alat geni genital tal
-
Rasa sa sakit da dan le lemas
-
Dehi Dehidr dras asii dan dan nyer nyerii tek tekan an
-
Otot abdom domen te tegang
-
Kembung
-
Bunyi Bunyi per peris ista talt ltic ic usu ususs suli sulitt dite ditemu muka kan n
2. Peri Perito toni niti tiss sekun sekunde der r -
Kuman Kuman yang yang masuk masuk banya banyak, k, bias biasaa dari dari GIT GIT dan dan imun imun klien klien
-
Kuma Kuman n cam campu pura ran n aer aerob ob dan dan aer aerob ob
-
Adany Adanyaa sumb sumber er infe infeks ksii intr intrap aper erit iton oneal eal,, apend apendik iksi siti tis, s, salp salpin ingi giti tis, s, koles kolesis isti titi tis, s, pancreatitis, perforasi apendisitis, perforasi ulkus peptikum dan duodenum,
3
perforasi kolon akibat diverdikulitis, volvulus dan kanker, dan strangulasi kolon asendens, dsg. -
Dapat Dapat dari dari trau trauma ma yang menyeb menyebab abka kan n rupt ruptur uree pada pada GIT GIT atau atau perpor perporas asii sete setela lah h endoskopi, biopsy, atau polipektomi endoskopik
-
Dapa Dapatt terj terjad adii kega kegana nasa san n GIT GIT
-
Tert Tertel elan anny nyaa bend bendaa asin asing g dan dan taja tajam m
-
Sangat nyeri
-
Tida Tidak k bera berani ni ber berge gera rak k saat saat tid tidur ur
-
Napas pendek
-
Awalnya Awalnya tensi tensi turun turun sedik sedikit it dan nadi nadi lebih lebih cepat, cepat, kemudi kemudian an masuk masuk dalam dalam renjata renjatan n dengan nadi kecil dan lebih cepat
-
Hivopolemia
-
Abdomen tegang
3. Peri Perito toni niti tiss ters tersie ier r Peritonitis yang disebabkan oleh pemasangan alat Penyebab iatrogenic umumnya berasal dari d ari trauma saluran cerna bagian atas termasuk pancreas, saluran empedu dan kolon kadang juga dapat terjadi dari trauma endoskopi. Jahi Jahita tan n opra oprasi si yang yang boco bocorr (dehi (dehise sens nsi) i) meru merupak pakan an peny penyeba ebab b ters terser erin ing g terj terjad adin inya ya peritonitis. Sesudah operasi, abdomen efektif untuk etiologi noninfeksi, insiden peritonitis sekunder (akibat pecahnya jahitan operasi seharusnya kurang dari 2%. Operasi untuk penyakit inflamasi (misalnya apendisitis, divetikulitis, kolesistitis) tanpa perforasi berisiko kurang dari 10% terjadinya peritonitis sekunder dan abses peritoneal. Risiko terjad terjadiny inyaa perito peritonit nitis is sekunde sekunderr dan abses abses makin makin tinggi tinggi dengan dengan adanya adanya keterl keterliba ibatan tan duodenum, duodenum, pancreas pancreas perforasi perforasi kolon, kontaminasi kontaminasi peritoneal, peritoneal, syok perioperatif, perioperatif, dan transfuse yang pasif.
B. Tand Tanda a dan dan Geja Gejala la
Diagnosis peritonitis ditegakkan secara klinis dengan adanya nyeri abdomen (akut abdomen abdomen)) dengan dengan nyeri nyeri yang tumpul tumpul dan tidak tidak terlal terlalu u jelas jelas lokasi lokasinya nya (perit (peritone oneum um visceral) visceral) yang makin lama makin jelas lokasinya lokasinya (peritoneum (peritoneum parietal) parietal).. Tanda-tanda Tanda-tanda peritonitis relative sama dengan infeksi berat yaitu demam tinggi atau pasien yang sepsis 4
bisa menjadi hipotermia, takikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi. Nyeri abdomen yang hebat hebat biasan biasanya ya memili memiliki ki punctum punctum maximu maximum m ditemp ditempat at terten tertentu tu sebaga sebagaii sumber sumber infeksi. infeksi. Dinding Dinding perut akan terasa terasa tegang karena mekanisme mekanisme antisipasi antisipasi penderita penderita secara secara tidak sadar untuk menghindari palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi peritoneum. Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk membedakan nyeri akibat pelvic inflammatoru disease. Pemeriksaan-pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes berat, penggunaan steroid, pascatransplantasi, atau HIV), penderita dengan penurunan kesadaran (misalnya trauma cranial, ensefalopati toksik, syok sepsis, atau penggunaan analgesic), penderita dengan paraplegia dan penderita geriatric.
C. Etiol iologi ogi
Bentuk peritonitis yang paling sering ialah Spontaneous bacterial Peritonitis (SBP) dan peritonitis sekunder. SBP terjadi bukan karena infeksi intraabdomen, tetapi biasanya terjadi pada pasien yang asites terjadi kontaminasi hingga kerongga peritoneal sehinggan menjadi translokasi bakteri munuju dinding perut atau pembuluh limfe mesenterium, kadang terjadi penyebaran hematogen jika terjadi bakterimia dan akibat penyakit hati yang kronik. Semakin rendah kadar protein cairan asites, semakin tinggi risiko terjadinya peritonitis dan abses. Ini terjadi karena ikatan opsonisasi yang rendah antar molekul komponen asites pathogen. Yang paling sering menyebabkan infeksi adalah bakteri gram negative E. Coli 40%, Klebsiella pneumoniae 7%, spesies Pseudomonas, Proteus dan gram lainnya 20% dan bakteri gram positif yaitu Streptococcus pnemuminae 15%, jenis Strept Streptoco ococcus ccus lain lain 15%, 15%, dan golonga golongan n Staphyl Staphylococ ococcus cus 3%, selain selain itu juga juga terdapa terdapatt anaerob dan infeksi campur bakteri. Peritonitis sekunder yang paling sering terjadi disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infek (infeksi si transm transmura ural) l) organorgan-org organ an dalam dalam dengan dengan inokul inokulasi asi bakteri bakteri rongga rongga perit peritonea oneall terutama disebabkan bakteri gram positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas. Peritoniti Peritonitiss tersier tersier terjadi terjadi karena infeksi infeksi peritoneal peritoneal berulang berulang setelah setelah mendapatkan mendapatkan terapi SBP atau peritonitis sekunder yang adekuat, bukan berasal dari kelainan organ, pada pasien peritonisis tersier biasanya timbul abses atau flagmon dengan atau tanpa 5
fistula. fistula. Selain itu juga terdapat terdapat peritoniti peritonitiss TB, peritoniti peritonitiss steril steril atau kimiawi kimiawi terjadi terjadi karena iritasi bahan-bahan kimia, misalnya cairan empedu, barium, dan substansi kimia lain atau proses inflamasi transmural dari organ-organ dalam (Misalnya penyakit Crohn).
D. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Perit Peritoni onitis tis diseba disebabkan bkan oleh oleh kebocor kebocoran an isi isi dari dari organ organ abdome abdomen n ke dalam dalam rongga rongga abdomen sebagai akibat dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma atau perforasi tumor. Terjadinya Terjadinya proliferasi proliferasi bacterial, bacterial, terjadinya terjadinya edema jaringan dan dalam waktu singkat singkat terj terjadi adi eksu eksuda dasi si cair cairan an.. Cair Cairan an dala dalam m rongg ronggaa perit periton oneal eal menj menjadi adi keru keruh h denga dengan n peningkatan jumlah protein, sel darah putih, debris seluler dan darah. Respons segera dari saluran usus adalah hipermotilitas, diikuti oleh ileus paralitik disertai akumulasi udara dan cairan dalam usus. Pathway
Factor primer
Factor sekunder
Factor tersier
spontaneous bacterial peritonitis (SBP) infeksi meluas
pemasangan alat
aliran darah
perkembangan bakteri
hipertermi
PERADANGAN PERITONEUM
abdomen tegang
nyeri
mual, muntah
penurunan kontraksi usus
kekurangan vo volume ca cairan
anoreksia
konstipasi
syok hivopolemia
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
kelemahan
intoleran aktivitas
6
E. Pemeri Pemeriksaa ksaan n Diagno Diagnositi sitik k
-
Drai Draina nase se pand pandua uan n CT CT-Sca -Scan n
-
USG
F. Penatalaksanaan Penggantian cairan, koloid dan elektrolit adalah focus utama. Analegesik diberikan untuk mengatasi nyeri antiemetik dapat diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah. Terapi oksigen dengan kanula nasal atau masker akan meningkatkan oksigenasi secara adekuat, adekuat, tetapi tetapi kadang-kadang kadang-kadang inkubasi jalan napas dan bentuk ventilasi ventilasi diperlukan. diperlukan. Tetapi medikamentosa nonoperatif dengan terapi antibiotic, terapi hemodinamik untuk paru dan ginjal, terapi nutrisi dan metabolic dan terapi modulasi respon peradangan. Penatalaksanaan pasien trauma tembus dengan hemodinamik stabil di dada bagian bawah atau abdomen berbeda-beda namun semua ahli bedah bed ah sepakat pasien dengan tanda peritonitis atau hipovolemia harus menjalani explorasi bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien tanpa-tanda sepsis dengan hemodinamik stabil. Semua luka tusuk di dada bawah dan abdomen harus dieksplorasi terlebih dahulu. Bila luka menembus peritoniummaka tindakan laparotomi diperlukan. Prolaps visera, tanda-tanda peritonitis, syok, hilangnya bising usus, terdapat darah dalam lambung, buli-buli dan rectum, adanya udara bebas intraperitoneal dan lavase peritoneal yang positif juga merupakan indikasi melakuk melakukan an laparo laparotom tomi. i. Bila Bila tidak tidak ada, pasien pasien harus harus diobse diobserva rvasi si selama selama 24-48 24-48 jam. jam. Sedangkan pada pasien luka tembak dianjurkan agar dilakukan laparotomi.
G. Komp Kompli lika kasi si
-
Eviserasi Lu Luka
-
Pembentukan abs abses
H. Aske Askep p Teo Teori ritis tis a. Pengkaji ajian
-
Identitas Identitas Pasien Pasien : nama, umur, agama, pekerjaan, pekerjaan, suku/ba suku/bangsa, ngsa, jenis kelamin, kelamin, alamat
-
Identi Identitas tas Penang Penanggung gung Jawab: Jawab: nama, nama, umur, umur, peker pekerjaa jaan, n, alamat alamat,, hub. dengan dengan pasien pasien,, 7
-
No registr registrasi asi,, tgl. masuk masuk RS, RS, tanggal tanggal pengka pengkajia jian, n, jam dilak dilakuka ukan n pengkaji pengkajian, an, metode pengkajian
-
Data Umum •
keluhan utama : keluhan yang sangat mengganggu aktivitas klien, pasien peritonitis biasanya mengalami nyeri di bagian abdomen
•
riwayat penyakit sekarang: dikaji perjalanan penyakit klien
•
riwayat kesehatan dahulu: yang diakaji penyakit yang pernah diderita klien sebelum penyakit yang diderita saai ini.
•
riwayat kesehatan keluarga: apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit atau keluhan seperti yang dialami klien
•
-
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual bio-psiko-sosio-spiritual
Pem Pemeriksaan Fisik •
Keadaan umum : kebersihan anak, keadaan kulit, kesadaran
•
Pengukuran lain: BB sebelum dan saat pengkajian, tinggi badan
•
Vital Sign: suhu, nadi, respirasi, tekanan darah
•
Keadaan Fisik:
Kepa Kepala la
: ben bentu tuk, k, warn warnaa ram rambu but, t, ada ada tid tidak akny nyaa les lesii
Mata
: warna, penglihatan
Mulu Mulutt
: perh perhat atik ikan an muk mukos osaa bibi bibir, r, kel kelem emba baba ban, n, per perda dara raha han, n,
kebersihan, jumlah gigi
Hidung Hidung
: perhat perhatika ikan n ada tidakn tidaknya ya epista epistaksi ksis, s, nyeri nyeri tekan, tekan, pernaf pernafasa asan n
cuping hidung, kebersihan
Teli Telinga nga
: perh perhat atik ikan an ada ada tidak tidakny nyaa nyeri nyeri tek tekan an,, keber kebersi sihan han
Thorax Thorax
: perh perhati atikan kan bentuk bentuk dada, dada, kesime kesimetri trisan san,, suar suaraa paru paru dan jantun jantung g
Abdomen Abdomen : perhatiakan perhatiakan apakah apakah ada nyeri tekan, tekan, asites, asites, peristalti peristalticc
Ekstremitas: perhatikan apakah ada edema, cianosis, pergerakan sendi
Genetalia Genetalia : perhatika perhatikan n kebersiha kebersihan, n, ada tidaknya tidaknya kelainan kelainan
Anus Anus
: perh perhat atik ikan an kebe kebers rsih ihan an,, dan dan ada ada tid tidak akny nyaa per perda dara raha han n
8
b. Diagnos Diagnosee keperaw keperawatan atan yang yang mungk mungkin in muncu muncull
1. Hipertermi Hipertermi berhubungan berhubungan dengan proses proses inflamasi inflamasi 2. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan inflamsi inflamsi peritonium peritonium 3. Ketida Ketidakse kseimb imbanga angan n nutris nutrisi: i: kurang kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh berhubunga berhubungan n dengan dengan mual, muntah, anoreksia, penurunan penyerapan nutrient sekunder 4. Kekur Kekurang angan an volum volumee cair cairan an berhu berhubun bunga gan n denga dengan n kehi kehila langa ngan n seku sekund nder er akib akibat at mual, muntah 5. Ansietas Ansietas berhubungan berhubungan dengan perubahan perubahan status status kesehat kesehatan an yang memburu memburuk k 6. Kurang pengetahuan pengetahuan berhubunga berhubungan n dengan dengan kurangnya kurangnya pengetahu pengetahuan an yang didapat didapat 7. Resiko kerusakan kerusakan integri integritas tas kulit kulit berhubungan berhubungan dengan dengan medikasi medikasi
c. Inte Interv rven ensi si Keper Keperaw awat atan an
Intervensi keperawatan bertujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan: 1. Hipert Hiperther herni ni teratasi teratasi dengan dengan criter criteria ia hasil klien klien tidak tidak melapor melapor panas, panas, badan klien klien tidak panas 2. Nyeri berkuran berkurang g atau hilang hilang dengan kriter kriteria ia hasil tidak tidak adanya adanya nyeri tekan, tekan, klien klien tidak melaporkan adanya nyeri 3. Nutris Nutrisii terpen terpenuhi uhi dengan criteri criteriaa hasil hasil klien menunjukk menunjukkan an peningka peningkatan tan nafsu makan, BB normal 4. Kebut Kebutuha uhan n caira cairan n terpe terpenu nuhi hi 5. Ansietas Ansietas teratasi teratasi dengan criter criteria ia hasil hasil klien klien tidak tampak tampak gelisah gelisah 6. Penge Pengeta tahu huan an klie klien n meni meningk ngkat at denga dengan n crit criter eria ia hasi hasill klie klien n dapa dapatt menj menjel elas aska kan n tentang penyakitnya 7. Inte Integr grit itas as kulit kulit baik baik
9
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny.M DENGAN PERITONITIS DI RUANG SERUNI DI RUMAH SAKIT SEJAHTERA
A. Peng Pengka kaji jian an
Pengkajian Pengkajian dilakukan dilakukan pada hari Rabu, tanggal 10 November 2010 pada pukul 07. 30 WIB di ruang ruang seruni seruni Rumah Rumah Sakit Sakit Sejaht Sejahtera era dengan dengan teknik teknik wawanca wawancara, ra, oberva obervasi, si, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi. I.
Identitas Pasien a. Iden Identi tita tass Pasi Pasien en Nama
: Ny. "M"
Umur
: 17 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Jenis Kelamin
: Pe Perempuan
Alamat
: Jalan Pramuka, Bantul, Yogyakarta
b. Identitas Penanggung Jawab Nama
: Tn. “Z”
Umur
: 49 tahun
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jalan Pramuka, Bantul, Yogyakarta
Hub. dengan pasien
: orang tua klien
No Registrasi
: 23.09.1234
Tgl. Ma Masuk RS RS
: tanggal 10 No November 2010 pu pukul 07. 30 WIB melalui
poli penyakit dalam
10
II.
Data Umum •
Keluhan Utama Nyeri
•
Riwayat Penyakit Sekarang Keluarga klien mengatakan klien sering mengeluh nyeri di seluruh perutnya. Nyeri dirasakan semakin lama semakin berat. Keluarga klien juga mengatakan klien sering mengeluh mual, muntah , dan nafsu makan menurun. Karena klien pingsan, keluarga klien membawanya ke rumah sakit.
•
Riwayat Kesehatan Dahulu Sebelumnya klien mengalami ependiksitis ependiksitis yang diobati sendiri dengan antibiotic dari salinan resep dokter 3 bulan terakhir.
•
Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien belum pernah ada menderita peritonitis.
III. III. Kebutu Kebutuhan han bio-ps bio-psiko iko-so -sosio sio-sp -spir iritu itual al a. Biologis 1. Bernafas -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: kli klien en tidak idak pern pernah ah meng mengal alam amii gan gangg ggua uan n per perna nafa fassan
-
Saat Saat pen pengk gkaj ajia ian n
: klie klien n dapa dapatt bern bernaf afas as den denga gan n baik baik den denga gan n frek frekue uens nsii 16 x / menit
2. Pola ola nut nutrisi -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: pas pasiien bias biasan anya ya maka makan n 3 kal kali seh sehar arii den denga gan n men menu u
nasi, lauk, sayuran. Klien biasanya minum air putih. -
Saat Saat peng pengka kaji jian an
: kel kelua uarg rgaa kli klien en meng mengat atak akan an nafs nafsu u mak makan an klie klien n
menurun, disertai mual dan muntah. 3. Pol Pola eli elimina minassi -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: Kl Klien ien bia biassanya anya BAB 1 kal kalii seh sehar arii den denga gan n kon konsi sisstens tensii
lembek, warna kuning, bau feses normal. Pasien BAK 3- 5 kali sehari dengan warna jernih -
Saat Saat pengk pengkaj ajia ian n
: kel kelua uarg rgaa kli klien en meng mengat atak akan an klie klien n sul sulit it buang buang air air bes besar ar..
Pasien BAK sama dengan sebelum sakit, tidak ada keluhan 11
4. Pola Pola isti istira raha hatt dan dan tidur tidur -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: Kl Klien ien bia biassanya anya tidur dur puk pukul ul 22.0 22.00 0 wib wib dan dan ban bangu gun n
pukul 05.00 wib -
Saat Saat pengkaj pengkajian ian
: klien klien durasi durasi tidur tidur lebih lebih lama lama 11 – 15 jam karena karena
kondisi yang lemah 5. Pola Pola aktiv aktivit itas as dan dan lati latiha han n -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: kel kelua uarrga kl klien men menga gata taka kan n kli klien sel selai ain n raj rajin seko sekola lah h
juga rajian dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan sering bepergian bersama teman – temannya. -
Saat Saat pen pengk gkaj ajia ian n
: klie klien n lebi lebih h bany banyak ak men mengh ghab abis iska kan n wakt waktu u untu untuk k tidu tidur r
karena merasa lemas 6. Penga Pengatu tura ran n suhu suhu tubu tubuh h -
Sebelu Sebelum m sakit sakit
: klien klien tidak tidak mengal mengalami ami ganggua gangguan n suhu suhu tubuh tubuh
-
Saat Saat pen pengk gkaj ajia ian n
: klie klien n tida tidak k meng mengal alam amii gang ganggu guan an suh suhu, u, den denga gan n suh suhu u
tubuh 36, 70C. 7. Kebe Kebers rsih ihan an diri diri -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: per peraw awat atan an / keb keber erssihan ihan diri diri dil dilakuk akukan an sendi endiri ri
-
Saat Saat pen pengk gkaj ajia ian n
: klie klien n hany hanyaa dila dilap p di temp tempat at tid tidur ur,, pera perawa wata tan n diri diri
dibantu oleh keluarga b. Psikologis 1. Rasa aman -
Sebelum sakit
: klien ti tidak merasa ta takut
-
Saat Saat peng pengka kaji jian an
: kli klien en mera merasa sa khaw khawat atir ir deng dengan an kead keadaa aany nyaa
2. Rasa nyaman -
Sebe Sebelu lum m sak sakiit
: kli klien en menga engattakan akan per pernah nah men menga gallami ami nye nyeri ri kare karena na
menderita apendiksitis -
Saat Saat peng pengka kaji jian an
: kli klien en mera merasa sa nyer nyerii dis disel elur uruh uh peru perutn tnya ya
c. Social Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas social yang biasa dilakukan. d. Spiritual -
Sebelum sakit
: klien beragama Islam, klien sholat 5 waktu sehari 12
-
Saat pe pengkajian
: klien se sembahyang di di tempat tidur
IV. IV. Peme Pemeri riks ksaa aan n Fisik Fisik 1. Keadaan um umum
: lemah
-
Kebersihan klien
: cukup
-
Keadaan kulit
: turgor elastic, cyanosis tidak ada, lesi tidak ada
-
Kesadaran
: somnolen
2. Vital Si Sign -
Suhu
: 36,70C
-
Nadi
:16 x / menit
-
Respirasi
:96 x/ menit
-
Tekanan Darah
:90/ 60 mmHg
3. Kead Keadaa aan n fis fisik ik -
Kepala Kepala
: bentuk bentuk bulat, bulat, warna warna rambut rambut hitam, hitam, lesi lesi tidak tidak ada
-
Mata
: sclera putih, konjungtiva anemis, pupil isokor
-
Mulut
: mu mukosa bi bibir ke kering, pe pecah – pecah, pe perdarahan gu gusi ti tidak
ada, caries ada 2 pada graham, kebersihan cukup, lidah anemis di pinggir dan di tengah putih (kotor) -
Hidun dung
: epistaksi ksis tidak ad ada, nye nyerri tekan ti tidak ad ada, kebersihan cu cukup, up,
nafas cuping hidung tidak ada -
Telinga
: kebersihan cukup
-
Leher
: pe pembesaran at atau be bendungan ve vena ju jugularis da dan pa parotis ti tidak
ada. Tidak ada nyeri saat menean -
-
Thorax
Par Paru
: tidak dak ada ada ret retraks aksi otot otot dada dada,, whez whezzi zing ng,, ronch onchii
Jant Jantun ung g
: suar suaraa S1 S2 reg regul uler er,, murmu murmurr dan gal gallo lop p tida tidak k ada
Abdo Abdome men n
: terd terdap apat at nyer nyerii teka tekan n saat saat dipa dipalp lpas asi, i, dist disten ensi si ada, ada, lesi lesi tida tidak k ada ada,,
acites tidak ada, turgor kulit elastic, benjolan tiak ada -
Ekstremitas
Atas Atas
: terp terpas asan ang g infu infuse se di tang tangan an kana kanan, n, edem edemaa dan dan cyan cyanos osis is tida tidak k Ada
Bawa Bawah h
: edem edemaa dan dan cyan cyanos osis is tida tidak k ada ada 13
-
Genetalia
: kelainan tidak ada, kebersihan cukup
-
Anus
: haemoroid tidak ada, kebersihan cukup
V. Anal Analis isis is Data Data No 1
Symptom Ds:
-
Etiologi Problem Faktor sekunder (appendicitis) Nyeri
Keluarga kl klien mengatakan klien
Inflamasi/peradangan meluas
nyeri di seluruh perutnya
Do:
-
Peradangan peritoneum
inflamasi
Terdapat ny nyeri te tekan pada abdomen
2
Peradangan peritoneum
Ds:
-
Keluarga kl klien mengatakan klien
Perubahan nutrisi kurang dari
Abdomen tegang
kebutuhan tubuh
mengeluh mual, sering muntah dan
Mual, muntah
nafsu makan menurun anoreksia
Do: 3
- Klien tampak lemah Ds: -
Peradangan peritoneum
Keluarga kl klien mengatakan klien
volume cairan Abdomen tegang
mual dan sering muntah
Mual, muntah
Do:
-
Klien pingsan
-
Mukosa bi bibir ke kering, ng,
Kehilangan cairan
pecah – pecah -
Kekurangan
TD : 90/60 mmHg 14
-
4
N : 96 x / menit
Peradangan peritoneum
Ds
-
konstipasi
Keluarga kl klien mengatakan klien
Abdomen tegang
sulit buang air besar Kontraksi usus
Do
-
Feses keras dan berbentuk
5
Ds:
-
Feses keras Peradangan peritoneum
Klien me mengel geluh le lemas
Do:
-
Feses lama diusus
Abdomen tegang
Klien tidak ban banyak bergerak
Mual, muntah
Kehilangan cairan, anoreksia
Kelemahan
15
intoleran aktivitas
Diagnose Keperawatan
1. Perubahan Perubahan kenyaman kenyamanan: an: nyeri berhubungan berhubungan dengan inflamasi inflamasi 2. Perubahan Perubahan nutrisi nutrisi kurang kurang dari dari kebutuhan kebutuhan tubuh berhubungan berhubungan dengan dengan anoreksia, anoreksia, mual, mual, muntah 3. Kekurangan Kekurangan volume volume cairan cairan berhubungan berhubungan dengan dengan kehilang kehilangan an sekunder, sekunder, mual, mual, muntah muntah akibat peritonitis 4. Intole Intoleran ran aktivi aktivitas tas berhubu berhubungan ngan dengan dengan kelemah kelemahan an 5. Konstipasi Konstipasi berhubungan berhubungan dengan penurunan penurunan peristalt peristaltic ic sekunder sekunder
B. Inte Interv rven ensi si No. dx 1
Tujuan
Setelah
Intervensi
dilakukan -
asuhan keperawatan keperawatan
Rasional
Kaji Kaji tin tingk gkat at,, loka lokasi si,, frek frekue uens nsii -
Untuk
nyeri
data
memperoleh yang
akurat
selama 2 x 24 jam
sehingga
nyeri
member memberika ikan n asuhan asuhan
sampai
berkurang hilang
kepe kepera rawa wata tan n
dengan criteria hasil: -
Klien
-
Bant antu klien mengatur pos posisi -
Pos Posisi yan yang g te tepat da dan
senyaman mungkin
nyaman
nyeri berkurang berkurang
-
yang yang
tepat
melaporkan
atau hilang
dapat
dapat
menurunkan nyeri -
Ajar Ajarka kan n tekn teknik ik dist distra raka kasi si
-
Pen Pengalihan perh erhatian
Tidak a da da n ye yeri
dapt dapt
amen amenur urun unka kan n
tekan
nyer nyerii
kare karena na klie klien n
ter terfoku fokuss
pada pada
hal hal
lain -
Ajar Ajarka kan n tekn teknik ik nafa nafass dala dalam m
Nafas dalam dapat mening meningkat katkan kan input input oksi oksige gen n otot
–
tegang
16
sehi ehingga ngga otot
tidak
sehingga
nyeri berkurang -
-
2
Setelah
dilakukan -
asuhan keperawatan keperawatan
Kolaborasi
dengan
dokter -
menurunkan nyeri
Kolaborasi
Mencegah
dengan
dokter -
untuk tindakan pembedahan
peradangan
Berikan
lebih luas Makanan
makan
dalam -
keadaan hangat
deng dengan an -
-
Klien
yang hangat
dapat meningkatka meningkatkan n nafsu makan
criteria hasil: -
dapat
dalam pemberian analgesic
3 x 24 jam jam nutr nutris isii terpe erpenu nuhi hi
Analgesic
-
Berikan klien makan dalam -
Meningkatkan int intaake
porsi kecil tapi sering
makanan
Berikan
menunjukan
akur akurat at
peningkatan
nutrisi
informasi tent tentan ang g
yang -
pent pentin ingn gnya ya
Pengetahuan
yang
adekuat
dapat
meningkatkan
nafsu makan
kepatuhan
Berat
terhadap intervensi
badan
klien normal
-
Motivasi
klien
untuk -
menghabiskan makanannya
klien
Dukunga ngan dar dari orang lain lain akan akan memb membua uatt klien
merasa
dihargai -
-
Timbang berat badan setiap -
Untuk
hari
perkembangan klien
Pert Pertah ahan anka kan n keb keber ersi siha han n mul mulut ut -
Meningkatkan
yang
keseja kesejahte hteraa raan n
klien klien
sehingga
nafsu
baik
sebelum
dan
sesudah makan
mengetahui
makan meningkat -
Hindarkan
klien
rangs rangsan angan gan
yang yang
dari memb membua uatt
klien mual dan muntah -
Kolaborasi
dengan
kekur kekurang angan an
nutr nutris isii
lebih parah dokter -
untuk pemberian multivitamin
17
Mencegah
Meningkatkan nafsu makan
3
penambah nafsu makan Pantau berat badan, suhu -
Mengetahui
asuhan keperawatan keperawatan
tubuh, uh,
kelembab baban
pada
perkembangan
2 x 24 jam cai cairan
rongga gga
ora oral,
dan
kondisi klien
terpe erpenu nuhi hi
konsentrasi urine
Setelah
dilakukan -
deng dengan an
criteria hasil: -
-
-
Mukosa
bibir
volume
Kaji yan yang disukai dan yang -
Meningkatkan int intaake
tidak disukai, berikan cairan cairan
cairan
lembab
yang yang disukai disukai dalam dalam batasa batasan n
Memperlihatkan
diet
tidak
Pantau
adanya -
masukan,
pastikan -
tanda dan gejala
sediki sedikitny tnyaa 1500 1500
dehidrasi
per oral setiap 24 jam -
Kaji
Mencega egah dehid hidrasi
mL cairan cairan
pengertian
tentang
individu -
Untuk
menentukan
alasan
meto metode de
pemenu pemenuha han n
mempertahankan hidrasi yang
cairan
adekuat adekuat dan metode metode – metode metode untuk 4
Setelah
dilakukan -
mencapai
tujuan
masukan cairan Periksa TTV
-
asuhan keperawatan keperawatan
memantau
kondisi klien
2 x 2 jam pasien -
Berikan
dapat dapat
aktivitas perawatan diri sesuai
aktivitas klien secara
indikasi
bertahap
Tingkatkan tirah baring dan -
Menyediakan
beri lingkungan yang nyaman
ketenangan
mentol mentolera eransi nsi
aktivitas
dengan gan
criteria hasil: -
Pasien
bantuan
dalam -
melaporkan badannya
-
Untuk me menin ningkat katkan kan
energy tidak
dan untuk
aktivitas
lemah lagi
5
Untuk
dan
penyembuhan
Makan, minum, -
Eval valuasi uasi peni peningka ngkattan toler oleran an -
Untuk
ganti baju pasien
aktifitas
intervensi
Anjurkan klien untuk diet -
selanjutnya Dapat meningkatkan
terpenuhi Setelah dilakukan -
18
menentukan
asuhan keperawatan keperawatan
maka makana nan n yang yang lemb lembek ek dan dan
selama 2 x 24 jam
berserat
kons konsti tipa pasi si
Monitor
tera terata tasi si -
perkembangan -
produksi feses
Data
yang
akurat
dengan criteria hasil:
frekue frekuensi nsi,, jumlah jumlah dan warna warna
dapa dapatt
-
feses
intervensi yang tepat
Klien BA BAB 1 x sehari
mene menent ntuk ukan an
dan benar
Konsistens Konsistensii lembek, lembek, -
Teka Tekank nkan an kebu kebutu tuha han n terh terhad adap ap -
Lat Latihan ihan regu regula larr dapa dapatt
warn warnaa kunin kuning, g, bau bau
latihan regular
meningkatkan
normal
peristaltic
usus
sehing sehingga ga feses feses yang terbentuk tiak keras
19
BAB IV PENUTUP A. Ke Kesi simp mpul ulan an
Peritonitis adalah peradangan pada lapisan dinding perut atau peritoneum. Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa rongga abdomen dan meliputi visera visera merupa merupakan kan penyuli penyulitt berbah berbahaya aya yang yang dapat dapat terjad terjadii dalam dalam bentuk bentuk akut akut maupun maupun kronis/kumpu kronis/kumpulan lan tanda dan gejala, gejala, diantaranya diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, palpasi, defans muscular, dan tanda-tanda umum inflamasi. Setelah diberikan asuhan keperawatan kepada klien diharapkan kondisi klien menjadi lebih baik dari sebelumnya sehingga klien dapt menjalankan aktivitasnya seperti biasa, tanpa adanya gangguan.
B. Saran
Diharapkan sebagai calon perawat agar lebih mengetahui dan memahami tentang penyusunan
asuhan
keperawatan
sehingga
mengembangkannya dalam paktik keperawatan.
20
nantinya
dapat
menerapkan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Salemba Medika. Jakarta. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. Santosa, Budi.2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika. Jakarta
Sumber lain: http://penyakitperitonitis.blogspot.com/2008/05/penyakit-peritonitis.html
21