LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH341) PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA
KelompokA6 : Iskandar Zulkarnaen
A24100023
Amanda Sari Widyanti
A24100050
Fanny Sukma
A24100052
Ramdana
A24100140
Rizky Paramita Sasti
A24100151
Yulisda Eka Wardani
A24100189
Asisten : Meta Simangunsong Dosen : Dr. Ir. Hariyadi, MS
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tumbuhan asli daerah tropis, sehingga tanaman kelapa banyak tumbuh dan dibudidayakan didaerah tropis. Selain itu, tanaman kelapa memiliki potensi sebagai tanaman industri karena seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan. Untuk itu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas kelapa adalah aspek budidayanya (Warisno 2003). Ada beberapa tahapan dalam budidaya tanaman kelapa, yaitu penyiapan bahan tanam, pembibitan, penanaman, pemeliharaan baik pada tanaman belum menghasilkan, maupu tanaman menghasilakan, panen dan pasca panen. Tanaman yang termasuk dalam famili Palmae ini umumnya diperbanyak secara generatif, sehingga pemilihan bahan tanaman yang berkualitas baik akan lebih menjamin berhasilnya pertanaman (Setyamidjaja 1984). Penanaman bibit kelapa dilakukan setelah pengolahan tanah. Selain untuk penanaman awal, penanaman bibit kelapa juga dilakukan untuk penyulaman tanaman kelapa TBM baik tanaman yang terserang hama dan penyakit berat, maupun tanaman yang tumbuh kerdil. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan produktivitas yang optimum (Ditjenbun 2011). Setelah penanaman, perlu adanya pemeliharaan tanaman kelapa belum menghasilkan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam perawatan tanaman kelapa meliputi, penyiangan pada piringan, sanitasi pohon, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit (Warisno 2003).
Tujuan Kegiatan praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat melalukan seleksi bibit yang baik untuk ditanam, membuat lubang tanam dengan benar, menanam bibit kelapa, mengendalikan gulma pada piringan pokok TBM kelapa, serta memupuk TBM kelapa.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa merupakan tanaman perkebunan atau industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D. F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dari Asia atau Indo Pasifik menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan (Sukamto 2001). Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari. Buah kelapa terdiri dari sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa. Berat buah kelapa yang telah masak kira-kira 2 kg per butir. Buah kelapa dapat digunakan hampir pada seluruh bagiannya. Airnya untuk minuman segar atau dapat diproses lebih lanjut menjadi nata de coco, atau kecap (Wahyuni 2002). Kelapa (Cococs nucifera L) termasuk famili Palmae dibagi tiga yaitu kelapa dalam dengan varietas Viridis (kelapa hijau), Rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis). Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas Regia (kelapa raja), Pumila (kelapa puyuh), Pretiosa (kelapa raja malabar) dan kelapa hibrida (Sukamto 2001). Tanaman kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar matahari, temperatur, curah hujan, kelembaban, keadaan tanah dan kecepatan angin. Disamping itu, iklim merupakan faktor penting yang ikut menentukan pertumbuhan tanaman kelapa. Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti aluvial, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial. Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5 sampai 8, optimum pada pH 5,5 sampai 6,5.
Pada tanah dengan pH di atas 7,5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan (Wahyuni 2002). Persyaratan benih pohon induknya adalah berumur 20 sampai 40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit. Syarat lokasi persemaian adalah topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah cukup banyak, dan dekat lokasi penanaman. Persiapan bedeng atau polybag yaitu olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m. Untuk polybag , terbuat dari polyethylene berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0,2 mm, bagian bawah berlubang diameter 0,5 cm dengan jarak antar lubang 7,5 cm sebanyak 48 buah untuk aerasi dan drainase dan diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat halus dicampur pasir 2:1) setinggi 2/3 (Sukamto 2001). Pemeliharaan saat pendederan meliputi penyiraman dilakukan dengan 2
menggunakan gembor atau springkel pada dua hari 15 liter/m /hari, tiap pagi dan 2
sore, dan selanjutnya 6 liter/m /hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup. Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan penyakit. Pemeliharaan pada saat pembibitan yaitu penyiraman dilakukan sampai jenuh, proteksi dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah merata, penyiangan gulma, pemupukan dan seleksi bibit meliputi memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit dan hama, dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan (Mangoensoekarjo 1983).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Kegiatan
praktikum
dilaksanakan
di
Kebun
Percobaan
Cikabayan,
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada Senin 25 Maret 2013 dimulai pukul 07.00 hingga 09.00.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah 2 bibit tanaman kelapa dalam polybag, 3 tanaman TBM kelapa, dan pupuk (urea 200 g/pohon, SP-36 100 g/pohon, KCl 300 g/pohon). Alat yang digunakan, yaitu sabit 2 buah, cangkul 2 buah, golok 1 buah, garpu 1 buah, timbangan, ember 1 buah, lembar kerja praktikum, dan alat tulis.
Metode Kerja Pembuatan Lubang Tanam dan Penanaman
Setiap kelompok mendapatkan 2 buah bibit kelapa. Bibit kelapa dipilih yang daunnya sudah ada yang membuka. Bibit kelapa terpilih diamati dan digambar morfologinya. Setiap kelompok membuat 2 buah lubang tanam dengan ukuran 60cmx60cmx60cm. tanah digali dengan memisahkan top soil dan sub soilnya. Selanjutnya, polybag bibit dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung polybag. Lalu, lubang tanam ditimbun disekeliling bibit sampai penuh dan agak dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. Pemeliharaan dan Pemupukan TBM
Setiap kelompok mendapatkan 3 tanaman TBM. Setiap tanaman dibersihkan dari gulma yang merambat pada pohon dan gulma pada piringan. Apabila piringan telah bersih, dilakukan pemupukan urea, SP-36, KCl yang telah ditimbang dan dicampu sebelumnya. Pupuk ditebar secara merata pada piringan. Setelah itu, dilakukan pula penyemprotan. Penyemprotan dilakukan menggunakan fungisida pada tanaman kelapa. Apabila telah selesai, peralatan dibersihkan kembali dan disimpan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas perkebunan kelapa yang dikelola oleh rakyat yang berkisar antara 0.5 – 1 ton/ha dirasa masih belum optimal, padahal dengan modifikasi teknik budidaya yang lebih baik potensi produktivitas kelapa dapat mencapai 2 ton/ha. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2012), produktivitas kelapa nasional adalah 1.158 ton/ha yang menunjukkan bahwa produktivitas tersebut masih dapat terus ditingkatkan sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas nasional salah satunya dengan pengaplikasian teknik budi daya yang tepat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan produktivitas kelapa, misalnya proses penanaman dan pemeliharaan pada kebun kelapa TBM. Sebelum dilakukan penanaman bibit kelapa harus diseleksi sesuai dengan kriteria bibit kelapa yang baik untuk ditanam. Menurut Emil (1990) kriteria tersebut antara lain: 1) berasal dari kelompok buah yang berkecambah dalam periode 3 bulan di persemaian, 2) tinggi bibit 90-100 cm, 3) daun telah ada yang membuka dan jumlah daun minimun 6 helai, 4) ukuran daun lebar dengan warna hijau segar dan tidak berlilin, 5) berpelapah daun pendek, lebar dan kuat serta pertumbuhannya rapat, 6) berpangkal batang besar, tegak dan tidak berlilin, serta 7) bebas dari hama dan penyakit. Setelah dilakukan seleksi bibit, hal yang selanjutnya dilakukan adalah pembuatan lubang tanam. Ukuran lubang tanam umumnya disesuaikan dengan ukuran polybag atau umur tanaman. Pada praktikum ini ukuran lubang tanam yang digunakan adalah 60x60x60 cm atau 60x60 cm pada bagian atas dan 40x40 cm pada bagian dasar. Hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan lubang tanam adalah bagian topsoil dipisahkan dengan subsoil . Bila pupuk rock phospate (RP) tersedia, bagian subsoil dicampur dengan rock phospate untuk menutup tanah di bagian bawah, sedangkan bagian topsoil untuk menutup tanah di bagian atas agar hara tersedia di seluruh bagian perakaran. Namun bila rock posphate tidak tersedia, bagian topsoil sebaiknya digunakan untuk menutup tanah bagian bawah mengingat bagian
topsoil memiliki kandugan hara yang baik sehingga kebutuhan hara di bagian perakaran dapat tersedia bagi tanaman. Pemeliharaan pada perkebunan kelapa TBM yang dilakukan meliputi pengendalian gulma dan pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea, SP36, KCl dan RP (untuk pembuatan lubang tanam) masing-masing dengan dosis 200 g/tanaman, 100 g/tanaman, 300 g/tanaman dan 300 g/tanaman. Kandungan utama pupuk Urea adalah unsure N dengan kandungan 45 %, sementara itu pupuk SP-36 mengandung 36% P2O5 dan pupuk KCl mengandung 60 % K 2O . Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menebar pupuk secara merata di bagian tengah piringan. Bagian alur dan ujung bokoran tidak perlu dipupuk karena tanaman tidak optimal menyerap hara pada bagian alur dan ujung piringan. Pengendalian gulma dibagian bokoran adalah pengendalian gulma dengan kondisi W0 yaitu tidak ada tanaman lain yang ditoleransi untuk tumbuh kecuali tanaman pokok. Hal ini bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam mendapatkan hara antara gulma dan tanaman pokok. Gulma dominan yang ditemukan di lapang adalah Cyperus rotundus L, Mimosa pudica, dan Ischaemum himoense. Kegiatan penanaman dan pemeliharaan TBM kelapa dilakukan bergantian pada saat yang bersamaan. Dalam praktikum, kegiatan tersebut membutuhkan waktu 25 menit untuk total lima tanaman contoh, yaitu dua penanaman dan tiga pemeliharaan. Sehingga HOK yang dibutuhkan adalah 0.36 HOK. Populasi dalam satu hektar berjumlah 143 sehingga HOK yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu hektar lahan adalah 10.296 HOK/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Budidaya Tanaman Kelapa. Jakarta. http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/index.php?option=com_content&view =article&id=125:budidaya-tanaman-kelapa [28 Maret 2013]. Tersedia pada: http://ditjenbun.deptan.go.id . 2012. Produktivitas Kelapa Menurut Provinsi di Seluruh Indonesia 2008- 2012. [Internet]. [diakses pada 2013 Mar 29]. Tersedia pada: http://ditjenbun.deptan.go.id Harda E. 1990. Pengelolaan kelapa hibrida (Cocos nucifera L.) di PIR-BUN V Cimerak, PT Perkebunan XIII, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mangoensoekarjo S. 1983. Pedoman Pengendalian Gulma pada Tanaman Perkebunan. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Sukamto. 2001. Kelapa Kopyor: Pembibitan, Budidaya. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Setyamidjaja D. 1984. Bertanam Kelapa. Yogyakarta (ID): Kanisus. hlm 32-65 Wahyuni M. 2002. Bertanam Kelapa Kopyor. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Warisno. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Yogyakarta (ID): Kanisus. hlm 9-62
LAMPIRAN
Gambar 1. Bibit yang akan ditanam
Gambar 2. Pembuatan lubang tanam
Gambar 3. Proses penanaman bibit kelapa
Gambar 4. Bibit kelapa yang sudah ditanam
Gambar 5. Proses pemeliharaan TBM kelapa
Gambar 6. Proses pemeliharaan TBM kelapa
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN MATERI ke VII
: PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA
LOKASI
: KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN
HARI/TANGGAL : Senin, 25 Maret 2013 KELOMPOK PRAKTIKUM : A6 No.
Nama
NRP
1.
Ramdana
A24100140
2.
Fanny Sukma
A24100052
3.
Yulisda Eka W.
A24100189
4.
Amanda Sari W.
A24100050
5.
Rizky Paramita Sasti
A24100151
6.
Iskandar Zulkarnaen
A24100023
TandaTangan
Keterangan
LEMBAR PENGAMATAN HASIL KEGIATAN : 1. Waktu kerja : 25 menit = 0.42 jam 2. Perhitungan HOK (1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja) = 0.42 jam x 6 orang x (1 HOK/7 jam) = 0.36 HOK 3. HOK yang dibutuhkan untuk 1 ha :
GULMA DOMINAN DI LAPANG : 1. Teki (Cyperus rotundus L.) 2. Putri malu (Mimosa pudica) 3. Tembungan ( Ischaemum himoense)
JAWABAN PERTANYAAN 1. Benih dengan umur ±12 bulan, 80 % bagian kulit berwarna cokelat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak terserang hama dan penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila diguncang terdengar suara nyaring 2. Lubang tanam dibuat besar karena polybag yang digunakan juga berukuran besar dengan umur tanaman antara 1-2 tahun. Lubang tanam juga sengaja dibuat besar untuk mempermudah saat memindahkan bibit ke lahan terutama dalam membuka polybag . 3. Subsoil yang dicampur dengan pupuk RP dimasukkan pada bagian bawah lubang tanan bertujuan agar bagian subsoil yang umumnya kurang kandungan P dapat tercukupi dengan menambahkan RP. Penggunaan RP ini juga karena pupuk RP bersifat slow release sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan pupuk dengan kandungan utama Fosfat lainnya. 4. Urea
= 45 % N
SP-36
= 36 % P2O5
KCl
= 60 % K 2O
5. Karena penyerapan hara yang optimal adalah pada bagian piringan sehingga pada piringan harus diupayakan tanaman pokok tidak bersaing dalam mendapatkan hara dengan gulma. 6. Pada bagian alur dan ujung bokoran tidak perlu diberikan pupuk karena pada bagian ujung bagian perakaran kelapa tidak dapat mencapai bagian ujung bokoran sehingga penyerapan tidak akan optimal dan akan terjadi pemborosan pupuk METODE PELAKSANAAN : Pembuatan Lubang Tanam dan Penanaman Setiap kelompok mendapatkan 2 buah bibit kelapa. Bibit kelapa dipilih yang daunnya sudah ada yang membuka. Bibit kelapa terpilih diamati dan digambar morfologinya. Setiap kelompok membuat 2 buah lubang tanam dengan ukuran 60cmx60cmx60cm. tanah digali dengan memisahkan top soil dan sub soilnya.
Selanjutnya, polybag bibit dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung polybag. Lalu, lubang tanam ditimbun disekeliling bibit sampai penuh dan agak dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. Pemeliharaan dan Pemupukan TBM
Setiap kelompok mendapatkan 3 tanaman TBM. Setiap tanaman dibersihkan dari gulma yang merambat pada pohon dan gulma pada piringan. Apabila piringan telah bersih, dilakukan pemupukan urea, SP-36, KCl yang telah ditimbang dan dicampu sebelumnya. Pupuk ditebar secara merata pada piringan. Setelah itu, dilakukan pula penyemprotan. Penyemprotan dilakukan menggunakan fungisida pada tanaman kelapa. Apabila telah selesai, peralatan dibersihkan kembali dan disimpan.
Diperiksa oleh : Pembimbing/AsistenPraktikum