Pemeriksaan Ekstra oral
Pemeriksaan ekstra oral dilakukan untuk melihat kelainan diluar rongga mulut. Pada pemeriksaan ekstra oral, yang perlu diperhatikan adalah bentuk wajah, bibir, sendi TMJ, Postur P ostur tubuh, mata, ekspresi, dan kelenjar limfe. Pemeriksaan Pemeriksaan bentuk wajah terdiri atas 3 pemeriksaan, pemeriksaan, yaitu tipe wajah, kesimetris kesimetrisan an wajah, dan profil wajah. Tipe wajah ada 3, yaitu sempit, normal, dan lebar. Kesimetrisan wajah ada 2, yaitu simetris bilateral dan asimetris. Dikatakan simetris bilateral apabila wajah terbagi 2 sama lebar dan anatomisnya sama jika ditarik garis median dari garis rambut ke titik glabela, subnasion, dan menton. Profil wajah terbagi menjadi wajah datar, cembung, dan cekung. Untuk menentukan profil wajah, tarik garis dari titik glabela, subnasion, dan pogonion dan dilihat dari arah sagital. Pemeriksaan bibir bertujuan untuk melihat tonus bibir dan katup bibir. Tonus bibir bibir atau kekuatan otot bibir terbagi atas 3, yaitu normal, hipotonus, dan hipertonus. Katup bibir untuk meli meliha hatt
apak apakah ah bibi bibirr
dapa dapatt
terk terkat atup up
(com (compe pete tent nt/p /pos osit itiv ive) e) atau atau tida tidak k
dapa dapatt
terk terkat atup up
(incom (incompet petent ent/ne /negati gative) ve).. Cara Cara pemeri pemeriksa ksaanny annyaa adalah adalah dengan dengan mempal mempalpasi pasi otot otot bibir bibir pada pada keadaan otot orbicularis oris dalam keadaan relaksasi. Pemeriksaan TMJ dilakukan untuk melihat apakah pasien memiliki masalah pada sendi rahang. Masalah yang umum terjadi adalah adanya clicking dan rasa sakit/nyeri pada sendi rahang. Selain itu juga, masalah lain adalah adanya krepitasi dan ankilosis. Postur Postur tubuh tubuh terbagi terbagi menjad menjadii 4, yaitu yaitu tegak, tegak, kifosi kifosis, s, skoli skoliosi osis, s, dan lordos lordosis. is. Kifosi Kifosiss merupakan merupakan pembengkokan pembengkokan keluar dari tulang belakang belakang nagian thorax (thoracic (thoracic spine) spine) sehingga sehingga pasien tampak bungkuk. bu ngkuk. Lordosis merupakan pembengkokan tulang belakang region lumbar dan
cervical ke dalam secara berlebih. Skoliosis adalah pembengkokan tulang belakang ke lateral menjauhi garis median ke kanan maupun kiri.
Gambar 2.1. Lordosis.
Gambar 2.2. Kifosis.
Gambar 2.3. Skoliosis.
Mata diperiksa untuk melihat pupil apakah sama besar (isokor) atau tidak sama besar (anisokor), melihat sclera apakah ikterik atau tidak ikterik, dan melihat konjungtiva apakah pucat (anemis) atau tidak.
Gambar 2.4. Gambar sclera ikterik (kiri) dan gambar konjungtiva anemis (kanan).
Saat pasien datang berobat, kita sebagai dokter gigi harus dapat melihat ekspresi pasien apakah pasien tersebut tenang, tampak sakit sedang, atau tampak sakit berat. Ekspresi pasien dapat membantu kita menilai kondisi psikologis pasien dan dapat membantu kita berkomunikasi efektif dengan pasien serta memilih perawatan yang sesuai sehingga dapat meringankan rasa sakit pasien. Pemeriksaan Pemeriksaan kelenjar limfe limfe pada pasien dilakukan dilakukan pada kelenjar kelenjar limfe limfe submandibul submandibulaa kanan dan kiri. Caranya adalah pasien duduk di kursi dental dengan kepala menempel di kursi yang posisinya agak merebah. Dokter berada di belakang pasien. Dengan menggunakan jari telu telunj njuk uk dan dan jari jari teng tengah ah kedu keduaa tang tangan an,, teka tekan n lemb lembut ut menyu enyusu suri ri bela belaka kang ng teli teling ngaa ke submandibula sampai arah dagu.
Untuk kasus ini, pemeriksaan ekstra oral seluruhnya tampak normal.
Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan intra oral dilakukan untuk melihat kelainan di dalam rongga mulut. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan : a. Tahapan geligi sulung, campuran (awal / akhir), dan permanen
b. Jaringan lunak odem, pembengkakan, hiperemi, benjolan, fistula / gumboil, ulkus,
gingivitis, stomatitis c. Anomali gigi bentuk, fusi, germinasi, dll
d. Prem Premat atur uree los losss e. Persi Persist sten ensi si gigi gigi sulu sulung ng f. Oral hygiene baik, sedang, buruk
g. Lidah apakah ukurannya normal atau besar (makroglossia)
h. Frenulum tinggi, tinggi, sedang, sedang, rendah. rendah. Cara pemeriksaannya pemeriksaannya adalah dengan menarik bibir
dan melihat dimanakah jaringan yang menjadi pucat.
i.
Tonsil
To, T1, T2, T3. Cara pemeriksaanya adalah dengan menginstruksikan pasien
untuk untuk membuka membuka mulut mulut lebar lebar dan menguca mengucapkan pkan “aaa…” “aaa…” kemudia kemudian n lihat lihat daerah daerah yang yang bergetar j.
Palatum normal, tinggi, dangkal
Pada kasus ketiga ini tidak ditemukan kelainan berarti dari kriteria-kriteria di atas, Oral hygiene pasien pun sedang dan terlihat gigi 11,21,22,36,35,45,46 yang hilang pasca trauma.