Fungsi : Pengujian dilakukan untuk mengetahui penyebab alergi kulit
Hasil uji kulit bukanlah penentu diagnosis, namun alat diagnosis dan banyak disukai penderita
Terdapat beberapa tes alergi kulit : ± Uji Tempel ± Uji Tusuk ± Uji Gores
Patch Test (Uji Tempel) jenis uji yang konvensional dan paling banyak digunakan. Disebut juga uji oklusif. Digunakan untuk mendeteksi adanya hipersensitivitas terhadap suatu bahan yang kontak dengan kulit. Indikasi : pasien dermatitis dengan gejala :
Merupakan
± Reaksi + lemah : kemerahan (eritema), tonjolan halus atau gatal-gatal ± Reaksi + sedang : Ada bullae halus (pelepuhan) papula, dan gatal yang hebat ± Reaksi + kuat : adanya bullae, nyeri serta ulserasi (luka)
Pemeriksaan Biopsi Kulit
Biopsi
adalah pemeriksaan jaringan atau pengangkatan jaringan kulit Tujuan : ± Untuk memperoleh sejumlah jaringan bagi pemeriksaan mikroskopik ± Untuk memastikan diagnostik yang tepat pd pembentukan lepuh dan kelainan kulit lainnya
Tindakan : ± Eksisi dengan skalpel atau penusukan dengan alat khusus (skin punch) yang akan mengambil sedikit dari bagian tengah jaringan ± Biopsi dilakukan terhadap nodul kulit, plak, bentukan dan warna yang tidak lazim
Imunofluoresensi (IF)
Untuk mengidentifikasi lokasi suatu reaksi imun kulit
Pemeriksaan IF mengkombinasikan antigen dan antibodi dengan zat warna fluorokrom
Pemeriksaan Apus Tzanck
Tes ini dilakukan untuk memeriksa sel-sel dari kulit yang mengalami pelepuhan
Indikasi terutama pada klien : herpes zoster, varisela, herpes simpleks
Tindakan : ±
Sekret
dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca, diwarnai dan diperiksa
Pemeriksaan Cahaya Wood
Tes ini bergantung pada lampu khusus untuk memproduksi cahaya ultraviolet gelombang-panjang (black light)
Digunakan untuk membedakan lesi epidermis dengan lesi dermis dan lesi hipopigmentasi dan hiperpigmentasi dengan kulit yang normal