BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Peme Pemerik riksaa saan n diag diagno nost stik ik meru merupa paka kan n peni penilai laian an klin klinis is tent tentan ang g resp respon on
individu terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu diagnosa. Memantau perjalanan penyakit serta menent menentuka ukan n progno prognosa. sa. Pemeri Pemeriksaa ksaan n sistem sistem respira respirasi si merupa merupakan kan satu dari dari sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia. Pemeriksaan dilakukan untuk mendap mendapatk atkan an data data objek objektif tif yang yang dilaku dilakukan kan dengan dengan cara inspek inspeksi, si, palpas palpasi, i, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan juga dilakukan dengan prosedur diagnostic, dengan adanya pemeriksaan prosedur diagnostik dapat membantu dalam pengkajian klien. Penting Penting untuk untuk mengklarifi mengklarifikasi kasi kapan pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diperlukan sehingga tindakan yang dilakukan pada pasien akan lebih terarah dan tidak merugikan karena harus mengeluarkan biaya untuk hal yang sebenarnya dapat dihindari (Effendi ( Effendi !iluh, "##"$. Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu diagnosa, diagnosa, memantau memantau perjalanan perjalanan penyakit penyakit serta menentukan menentukan prognosa (Effendi !iluh, "##"$. "##"$. Prosedur diagnostic yang digunakan untuk mendeteksi gangguan pada system system pernap pernapasan asan dibagi dibagi ke dalam dalam " metode metode,y ,yaitu aitu%% Metode Metode morfo morfolog logis, is, (diantarany (diantaranyaa adalah teknik radiologi, radiologi, endoskopi, endoskopi, pemeriksaan pemeriksaan biopsy biopsy dan sputum$ dan Metode fisiologis (misalnya pengukuran misalnya pengukuran gas darah dan uji fungsi ventilasi. 1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah &. 'agaimana 'agaimana pemeriksa pemeriksaan an diagnostic diagnostic sistem sistem respirasi respirasi dengan dengan menggunak menggunakan an
!)'* ". 'agaimana 'agaimana pemeriksa pemeriksaan an diagnostic diagnostic sistem sistem respirasi respirasi dengan dengan menggunak menggunakan an endoskopi* +. 'agaimana 'agaimana pemeriksa pemeriksaan an diagnostic diagnostic sistem sistem respirasi respirasi dengan dengan menggunak menggunakan an faal paru* . 'agaimana 'agaimana pemeriksa pemeriksaan an diagnostic diagnostic sistem sistem respirasi respirasi dengan dengan menggunak menggunakan an thoracentesis*
&
1.3 Tuuan uuan 1.3.1 Tuuan Umum apat apat menjela menjelaskan skan pemeri pemeriksa ksaan an diagno diagnosti stik k dengan dengan menggu menggunak nakan an
berbagai prosedure diagnostik sesui kompetensi, keenangan serta etika profesi keperaatan. 1.3.2 &. ". +. .
Tuuan !husu !hususs /ntuk /ntuk mengetahui mengetahui pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik sistem respirasi respirasi !)' /ntuk /ntuk mengetahui mengetahui pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik sistem respirasi endoskopi endoskopi /ntuk /ntuk mengetahui mengetahui pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik sistem respirasi respirasi faal paru /ntu ntuk menge engeta tah hui pem pemerik eriksa saan an diag diagno nost stik ik sist sistem em resp respir iras asii
thoracentesis 1." Man#a Man#aat at &. Memb Memban antu tu pera peraat at dala dalam m melak melakuk ukan an pemeri pemeriks ksaa aan n diag diagno nosti stik k syste system m
pernafasan ". Memuda Memudahka hkan n peraa peraatt dalam dalam menangan menanganii klien klien dengan dengan ganggu gangguan an sistem pernafasan. +. Memudahkan pera raat dalam menggunakan diagnosti stic test est
dalam
menangani klien dengan gangguan sitem pernafasan. . Mah Mahasis asisa a mampu ampu memah emaham amii tin tindaka dakan n kep kepera eraat atan an yang ang
haru haruss
dila dilaku kuka kan n saat saat mela melaku kuka kan n peme pemeri riks ksaa aan n dian dianos osti ticc test test pada pada syst system em pernapasan.
"
BAB II TIN$AUAN PU%TA!A 2.1 Pemer&ksaan D&agn'st&k %&stem Res&ras& Res&ras&
Peme Pemerik riksaa saan n diag diagno nost stik ik meru merupa paka kan n peni penilai laian an klin klinis is tent tentan ang g resp respon on individu terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu diagnosa. Memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. engan adanya pemeriksaan prosedur diagnostik dapat memban membantu tu dalam dalam pengka pengkajian jian klien. klien. Pentin Penting g untuk untuk mengkl mengklari arifika fikasi si kapan kapan pemeriksaan diagnostik diperlukan sehingga tindakan yang dilakukan pada pasien akan lebih terarah dan tidak merugikan karena harus mengeluarkan biaya untuk hal yang sebenarnya sebenarnya dapat dihindari. (Effendi !iluh, "##"$ Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu terhada terhadap p suatu suatu masalah masalah keseha kesehatan tan.. Hasil Hasil dari dari pemeri pemeriksa ksaan an sangat sangat pentin penting g dalam membantu diagnosa, diagnosa, memantau memantau perjalanan perjalanan penyakit penyakit serta menentukan menentukan prognosa. (Effendi !iluh, "##"$ "##"$ Prosedur Prosedur diagnostic diagnostic yang digunakan digunakan untuk untuk mendeteksi mendeteksi gangguan pada system pernapasan pernapasan dibagi ke dalam " metode, metode, yaitu% yaitu% Metode Metode morfologis, morfologis, (diantarany (diantaranyaa adalah teknik radiologi, radiologi, endoskopi, endoskopi, pemeriksaan pemeriksaan biopsy biopsy dan sputum$ dan Metode fisiologis (misalnya pengukuran misalnya pengukuran gas darah dan uji fungsi ventilasi. 2.1. 2.1.1 1
Peme Pemer& r&ks ksaa aan n )&ag )&agn' n'st st&k &k *NAB *NAB A. *&ne+Nee)le As&rat&'n As&rat&'n B&'s, (*NAB-
'iop 'iopsi si
adal adalah ah
peng pengan angk gkat atan an
selsel-se sell
hidu hidup p
deng dengan an
tuju tujuan an
memeriksanya di baah mikroskop. 0el-sel dapat diangkat dengan operasi bedah (memotong$ dari sebagian kecil dari tumor, dengan aspirasi as pirasi (hisap$ dari sel melalui jarum yang dimasukkan dengan sikat biopsi. 1ika tumor kecil, seluruhnya dapat diangkat, spesimen yang diperoleh diperiksa di baah mikroskop (0usan 2, "##3$. "##3$. 0el-sel 0el-sel dapat dapat diangk diangkat at dengan dengan operasi operasi bedah bedah (memot (memotong ong$$ dari dari sebagian kecil dari tumor, dengan aspirasi (hisap$ dari sel melalui jarum yang dimasukkan pada kutil atau dengan sikat biopsi. 1ika tumor kecil,
+
seluruh kutil dapat diangkat, spesimen yang diperoleh diperiksa di baah mikroskop. !) biopsi dilakukan dengan memasukkan jarum ke dalam cairan seluler lesi dan aspirasi ke jarum suntik. 4iga atau empat jalan biasanya dibuat. Evaluasi !) dan sitologi dapat membantu dalam membuat diagnosis dan perencanaan pengobatan. Prosedur harus dilakukan oleh sitologis berpengalaman. 1ika hasilnya negatif dengan sebuah lesi yang mencurigakan, biopsi tambahan mungkin diperlukan. Hasil biopsi biasanya tersedia dalam aktu " sampai 5 jam. Menentukan diagnosis pada area yang dicurigai dibuat melalui pemeriksaan histologi jaringan biopsi.teknik biopsi termasuk fine needle aspiration (!)$ biopsi, stereotactic atau ultrasount core biopsy, dan open surgical biopsy (6eis, et al. "##3$ 'iopsi dari tumor dan pemeriksaan sel yang diperoleh adalah teknik yang paling tertentu untuk menetapkan diagnosis keganasan di sebagian besar neoplasma. 7eganasan yang melibatkan sel darah, seperti pada leukimia, yang mendiagnosa dengan memeriksa sel-sel ini. )da berbagai jenis biopsi antara lain% 1. B&'s& aru
efinisi8tujuan % untuk memperoleh spesimen jaringan paru-paru untuk pemeriksaan histologis dengan baik menggunakan teknik terbuka atau tertutup. (9eiger-'ronsky. :ilson, "##5$ Macam biopsi% a. 'iopsi terbuka 7euntungan dari biopsi terbuka adalah dengan tindakan tersebut ahli bedah dapat mengambil jaringan dalam jumlah yang cukup untuk keperluan diagnostik, jaringan yang cukup banyak ini juga menolong bagi ahli patologi yang belum berpengalaman untuk membuat dagnosa yang akurat, juga akan mengurangi memungkinkan kesalahan pengambiilan oleh ahli bedah yang belum berpengalaman. !amun kesalahan penentuan lokasi biopsi atau teknik biopsi akan membaa risiko yang lebih besar pada biopsi tersebut. 7omplikasi-
komplikasi seperti hematoma, lepasnya sel tumor, infeksi yang lebih sering terjadi pada biopsi terbuka, selain itu biopsi terbuka harus dilakukan di kamar operasi seringkali memerlukan peraatan dalam rumah sakit dan memerlukan biaya yang lebih besar. b. 'iopsi tertutup ')1H ('iopsi )spirasi 1arum Halus$ ; !)' ( Fine-Needle Aspiration Biopsy$ 7euntungan dari biosi tertutup antara lain, mudah, murah, cepat, trauma minimal, risiko infeksi kecil, dapat dilakukan di Poliklinik tanpa bius umum. 7erugiannya adalah jaringan yang diambil tidak adekuat 8 terlalu sedikit yang menyebabkan kesalahan diagnostik, juga bila kebetulan terambil jaringan nekrotik akan menyebabkan kesulitan dalam menegakkan diagnosa. ')1H menggunakan spuit -"# cc dengan needle no ""9. :alaupun beberapa kerugian tersebut, keuntungan biopsi tertutup menyebabkan tindakan ini semakin populer. (0riiboo, "##<$ a$ 2ara kerja &. iagnosa klinis Penderita yang akan menjalani tindakan operasi dengan klinis jaringan lunak ". /rutan tindakan Penderita setuju mengikuti tindakan (informed consent$, kemudian dilakukan tindakan ')1H. 0etelah itu dilakukan pemindahan dengan objek glass lalu difi=asi dengan alkohol 3<>. 7emudian dikiring ke lab P). /ntuk dilakukan pearnaan8 pulasan dengan Papanicolou atau May 9randal 9iemsa
untuk
kemudian
dilakukan
pemeriksaan
mikroskopis8 sitologi b$
4eknik Pemeriksaan
a. Persiapan alat% &. 0puit disposable -"# cc ". 1arum suntik disposable no. "" 9 +. )lat penarik ujung spuit disebut ?pistol syringe@ . 7aca obyek untuk sediaan sitologi <. 7apas alkohol (A#>$ untuk disinfeksi B. Plester8 tensoplast
<
A. 2airan fi=asi alkohol 3<> b. Persiapan penderita Pemeriksaan ')1H dapat dilakukan di 0ub 'edah Cnkologi atau bangsal peraatan, penderita dapat tidur telentang ataupun duduk di meja periksa, daerah yang akan di aspirasi8 suntik dibersihkan dengan kapas alkohol A#> dilakukan palpasi untuk menentukan lokasi tumor. c. 4indakan ')1H &. Cbservasi tumor jaringan lunak yang akan di biopsi dengan melakukan palpasi untuk mengetahui lokasi, besar dan konsistensi. ". Memilih bagian tumor yang akan di biopsi, kemudian disinfeksi permukaan kulit di atas massa tumor yang akan di biopsi dengan menggunakan alkohol A#> dan difiksasi tumor dengan tangan kiri aspirator. +. engan posisi spuit pada keaddaan kosong (# cc$, tusukkan biopsi dengan tangan kanan aspirator pada tumor sedalam kurang lebih pertengahan tebalnya tumor. . 4arik ujung penghisap spuit ke atas dengan bantuan alat pistolet ayringe, sehingga terbentuk ruang hampa di dalam spuit dan tekan dalam riangan spuit menjadi negatif, perhatikan apa yang terhisap ke dalam ruang spuit tersebut bila didapatkan cairan di dalam ruang spuit berarti tumor itu kistik. 'ila di dalam spuit kosong tidak didapat apaapa berarti tumor itu padat. <. 'ila tumor itu padat maka tindakan selanjutnya adalah tusukan jarum biopsi ke dalam massa tumor sebanyak beberapa kali dengan arah dan sudut yang berlainan sel-sel tumor itu akan tertarik ke dalam lubang jarum8 ruang spuit karena adanya tekanan negatif di dalam ruang spuit tersebut. B. 4indakan selanjutnya adalah kembalikan posisi ujung penghisap ke posisi semula, lalu cabut spuit beserta jarum biopsinya keluar dari massa tumor dengan cepat, agar sekret8 fragmen sel tumor yang sudah berada dalam ruang spuit tidak tertarik kembali dalam jaringan tumor.
B
4eknik ')1H ikutip% Dielh, "##<
ikutip% 7ato, &35+ alam PP4 'iopsi )spirasi 1arum Halus ('ajah$8 Fine Needle Aspiration Biopsy (!)'$ oleh )nna ebriani, epartemen Pulmonologi dan lmu 7edokteran Fespirasi k /nair Fsud r. 0oetomo 0urabaya
A
2. B&'s& leural.
'iopsi pleural dapat dilakukan melalui insisi toraktomi kecil secara bedah atau selama torasentesis, menggunakan jarum cope. 'iopsi jarum adalah prosedur diagnostik yang relativ aman dan sederhana yang sangat berguna untuk menentukan penyebab efusi pleural. 1arum mengangkat fragmen kecil pleural parietalis, yang dgunakan untuk pemeriksaan kultur dan selular mikroskopis. 1ika diperlukan pemeriksaan bakteorologi, spesimen biopsi harus didapatkan sebelum memulai kemoterapi. apatkan ijin tindakan dari klien dan jelaskan tujuan dan pentingnya pemeriksaan diagnostik ini. Persiapan dan posisi klien untuk biopsi pleural serupa dengan persiapan dan posisi untuk torasentesis. Pemeriksaan ini menimbulkan nyeri, dan klien harus diam takbergerak. Pemeriksaan ini membutuhkan aktu &< sampai +# menit. 7omplikasi yang jarang terjadi termasuk nyeri sementara akibat cedera saraf interkosta, pneumotoraks, dan hemotoraks. 0etelah prosedur amati klien terhadap komplikasai (misG dispnea, pucat, diaforesis, nyeri hebat$. Pneumotoraks yang berkaitan dengan biopsi jarum dapat saja terjadi. Peraat harus menyediakan selang dada dan peralatan drainase dada. Pemeriksaan ronsen biasanya dilakukan setelah prosedur ini. 4erjadinya hemotoraks ditandai dengan peningkatan cairan dlam rongga pleural dan membutuhkan tindakan torasentesis segera. 0eperi hal nya dengan biopsi pleural, biopsi paru dapat dilakukan dengan pemajanan bedah paru (biopsi paru terbuka$ dengan atau tanpa endoskopi menggunakan jarum yang dirancang untuk mengangkat jaringan paru. 1arngan kemudian diperiksa terhadap struktur selular abnormal dan bakteri. 'iopsi paru paling sering dilakukan untuk mengidentifikasi tumor pulmonal atau perubahan parenkim.
2.1.2
Pemer&ksaan )&agn'st&k en)'sk'&
Endoskopi adalah metode untuk melihat bagian di dalam tubuh menggunakan tabung fleksibel yang memiliki kamera kecil di ujungnya. (6eis, et al, "##3$
5
)da banyak jenis endoskopi. Masing-masing alat diberi nama sesuai dengan organ atau daerah yang diperiksa, seperti% 1. Lar&ng'sk'&
6aringoskop adalah tube berlubang yang terbuat dari logam dan dilengkapi dengan pemegang pada ujung proksimal dan mempunyai sumber cahaya pada ujung distalnya, alat ini dimasukkan oleh dokter melalui mulut ke dalam laringofaring, menaikkan epiglotis, dan membuat bagian interior faring mudah diamati. Prosedur bedah minor seperti biopsi atau pengangkatan tumor jinak yang kecil dapat dilakukan dengan instrumenini. (Effendy !iluh, "##"$ Penatalaksanaan keperaatan setelah tindakan laringoskopi adalah% a.
pasien dalam status puasa sampai refleks muntah pulih (sekitar " jam$
b. Periksa refleks muntah dengan menyentuh bagian belakang lidah secara perlahan menggunakan bilah lidah, dan c. 1ika refleks muntah positif, beri klien sedikit air sebelum diberikan cairan atau makanan lain untuk mencegah aspirasi yang tidak diinginkan. 6aringoskopi langsung biasanya dilakukan setelah klien mendapat anestesi lokal dengan kokain > atau anestesi umum. 0atu jam sebelum pemeriksaan klien diberikan sedatif (mis. sekobarbital, meperidin, atau narkotik lainnya$ dan atropin sulfat. Pemberian atropin penting sebelum pemberian anestesi lokal
3
maupum umum. /ntuk laringoskopi langsung, klien dibaringkan dengan posisi kepala di atas alat penyangga kepala. 6aringoskopi mikro yang menggunakan pengoperasian mikroskop sekarang ini makin banyak digunakan. Metode ini memberikan visualisasi binokular lebih baik. (Effendy !iluh, "##"$
2. Br'nkh'sk'&
'ronkoskopi serat optik adalah suatu prosedur pemeriksaan invasif yang menggunakan alat bronkoskop serat optik,
untuk melihat secara
langsung kelainan patologi pada saluran pernapasan percabangan trakeobronkial.(:inariani, "#&"$ 'ronkoskopi
adalah
tes
yang
digunakan
untuk
keperluan
diagnostik dan theraupetic. 0ebuah bronkoskop fiberoptik fleksibel atau bronkoskop kaku dapat memvisualisasikan laring, trakea, dan bronkus. 'ronkoskopi berguna untuk deteksi diagnostik tumor, peradangan, atau struktur serta untuk mendapatkan biopsi jaringan. 7egunaan 4heraupetic dari bronkoskopi termasuk penghapusan sekresi dipertahankan atau benda asing yang menghambat saluran udara dan untuk mengontrol perdarahan dalam bronkus (6inda, "#$ 4ujuan diagnostik mencakup pemeriksaan jaringan, evaluasi lanjut tumor untuk memungkinkan bedah reseksi, pengumpulan spesimen jaringan untuk keperluan diagnosa, dan evaluasi tempat perdarahan. 0ementara bronkhoskopi terapeutik dilakukan untuk tujuan mengangkat benda asing, mengangkat sekresi yang kental dan banyak, pengobatan atelektasis pascaoperatif, dan menghancurkan dan mengangkat lesi. Pemeriksaan
bronkhoskopi
dilakukan
dengan
memasukkan
bronkhoskop ke dalam trakhea dan bronkhi. engan menggunakan bronkoskop yang kaku atau lentur, laring, trakhea, dan bronkhi dapat diamati. Pemeriksaan diagnostik bronkoskopi termasuk pengamatan cabang trakheobronkhial, terhadap abnormalitas, biopsi jaringan, dan aspirasi sputum untuk bahan pemeriksaan. 'ronkhoskopi digunakan untuk membantu dalam mendiagnosis kanker paru.
9ambar 'roschoscopy (2arolyn M. Hudak., et al. &335$
a. Peraatan rar'se)ur
1elaskan prosedur pada klien dan keluarga dan dapatkan iin tindakan dari klien. nstruksikan klien untuk tidak makan dan minum B jam sebelum pemeriksaan. nformasikan pada klien baha tenggoroknya mungkin akan sakit setelah bronkhoskopi, dan mungkin terjadi kesulitan menelan pada aal setelah pemeriksaan. 7lien diberikan anestesi lokal dan sedasi intravena untuk menekan refleks batuk, dan menghilangkan ansietas. Pemeriksaan membutuhkan aktu +# sampai < menit. 0elama prosedur klien berbaring terletang dengan kepala hiperekstensi. Peraat
&&
memantau tanda vital, berbicara pada atau menenangkan klien, dan membantu dokter sesuai kebutuhan. /. Peraatan as0ar'se)ur
0etelah prosedur, tanda vital dipantau per protokol institusi. )mati klien terhadap tanda distres pernapasan, termasuk dispnea, perubahan frekuensi pernapasan, peng-gunaan otot aksesori pernapasan, dan perubahan bunyi napas. 4idak ada pemberian apapun melalui mulut sampai refleks batuk dan menelan kembali pulih, yang biasanya sekitar & sampai " jam setelah prosedur. 'ila klien sudah dapat menelan, berikan sehirup air. 'unyi napas dipantau selama " jam. )danya bunyi napas tambahan atau asimetris harus dilaporkan pada dokter. apat terjadi pneumotoraks setelah bronIkhoskopi. 0. Pemer&ksaan untuk Mengealuas& *ungs& Pernaasan
Pemeriksaan diagnostik yang mengevaluasi status fungsi sistem pernapasan antara lain termasuk uji fungsi pulmonal, oksimetri nadi, dan analisis gas darah arteri. 2.1.3
Pemer&ksaan )&agn'st&k Th'ra0entes&s
4horacentesis merupakan prosedur invasif yang melibatkan penyisipan jarum ke dalam ruang pleura untuk menghilangkan cairan pleural atau udara. 2airan pleura akan dihapus untuk terapi menghilangkan rasa sakit atau sesak napas yang disebabkan oleh analisis cairan pleura yang berlebihan juga dapat menjadi alat diagnostik untuk mendeteksi berbagai gangguan, seperti kondisi peradangan, infeksi, atau kanker. (6inda, "#$ 4orasentesis adalah penusukan jarum ke dalam spasium pleural. ndikasi pemeriksaan torasentesis termasuk% 1. Pengangkatan cairan pleural untuk tujuan diagnostik. a. Pemeriksaan untuk mengetahui berat jenis, jumlah sel
darah putih, bitung banding sel, jumlah sel darah merah, dan kosentrasi protein, glukosa, dan amilase.
&"
b. Pembuatan kultur dan pemeriksaan terhadap adanya
bakteri dan sel-sel abInormal atau malignan. c. Penampilan umum cairan, kuantitas yang didapat, dan
lokasi dari letak torasentesis harus dipesankan. ". 'iopsi pleural. 3. Pembuangan cairan pleural jika cairan tersebut mengancam dan
mengakibatkan ketidaknyamanan klien. . nstilasi antibiotik atau obat lainnya ke dalam spasium pleural
a. Pr'se)ur
4orasentesis adalah mengalirkan cairan atau udara yang ditemukan dalam rongga pleural. 4orasentesis terapeutik akan membuang cairan atau udara yang menum-puk dalam rongga pleura yang dapat menyebabkan kompresi paru dan distres pernapasan. 2airan yang dikumpulkan dikirim ke laboratorium dan diperiksa terhadap berat jenis, glukosa, protein, pH, kultur, pemeriksaan sensitivitas, dan sitologi. :arna dan konsistensi cairan pleural juga dicatat. (Effendy !iluh, "##"$
/. Peraatan rar'se)ur
apatkan iin tindakan dari klien dan jelaskan pada klien tentang prosedur dan tujuannya. Posisi klien duduk tegak sambil condong ke depan di atas meja trei atau sandaran kursi. Perhatikan posisi klien, dengan posisi ini cairan dalam pleura berkumpul pada dasar toraks. 'ila tidak, baringkan klien dalam posisi rekumben dengan lengan terletak di baah kepalanya. Penusukan jarum akan menimbulkan nyeri. nstruksikan klien untuk tidak bergerak selama prosedur karena gerakan mendadak dapat mendorong jarum menebus rongga pleura dan mencederai pleura viseralis atau parenkim paru. Pemeriksaan membutuhkan aktu < sampai &< menit. 0elama prosedur bantu dokterG pantau tanda vitalG dan amati terhadap dispnea, keluhan kesulitan bernapas, mual, atau nyeri. (Effendy !iluh, "##"$
&+
0. !eteram&lan Mem/antu Dalam T&n)akan T'rasentes&s
4orasentesis adalah tindakan mengaspirasi cairan pleural atau udara, dilakukan untuk menghilangkan tekanan, nyeri, atau dispnea. Fespons yang diantisipasi% klien dalam keaaan nyaman selama prosedur dan tidak mengalami dispnea, batuk atau distres pernapasan. Fespons yang merugikan% klieanmengalamo distres pernapasan dan menunjukkan gejala seperti peningkatan frekuensi pernapasan, batuk takterkontrol, mukus berbusa dan bersemu darah, frekuensi jantung cepat, atau tanda tanda hipoksia. Peralatan yang dibutuhkan % trai torasntesis% jarum aspirasi no &BG5,A< cm, & ampul lidokain &>(
). T&n)akan ,ang harus )&lakukan untuk emer&ksaan T'rasentes&s (E##en), N&luh 2442-
4indakan Fasional 1. Periksa pesanan dokter untuk &.Fonsen
digunakan
untuk
ronsen dada atau pemeriksaan
mengetahui letak cairan atau udar
ultrasonografi
dalam rongga pleural klien untuk
yang
harus
dilakukan sebelum prosedur
menentukan tempat penusukan. /ltrasonografi digunakan untuk
". Pastikan
baha
surat
iin
mengetahui letak cairan. ".4indakan beda
ini
tindakan sudah ditandatangani
membutuhkan surat iin tindakan
oleh pasien.
karena
sifat
dan
potensial
komplikasi dari prosedur. +. 4anyakan pada klien apakah ia +.dokter
harus
diberitahu
dan
alergi terhadap anastesik atau anastesik lannya harus tersedia. antiseptik
lokak
yang
digunakan.
&
. 1elaskan pada klien apa yang .mengurangi kegelisahan klien diperkirakan terjadi selama dan setelah prosedur. <. 'antu klien memanjakan bagan atas tubuhnya.
<.setelah menelaah hasil ronsen atau ultra
sonografi,
dokter
akan
melakukan perkusi dada klien untuk lebih
memastikan
letak
tusukan
jarum. B. cuci tangan anda. B.mengurangi transmisi organisme A. bantu klien mengambil posisi A.memudahkan pengaliran cairan yang tepat untuk torasentesis dari dinding dada 5. buka trai steril torasentesis 5.tindakan ini merupakan prosedur menggunakan teknik steril. steril harus dipertahankan 3. )tur keterangan pencahayaan 3.mengevaluasi area torasentesis . 0elama prosedur, berikan a. (b$ setiap gerakan mendadak dukungan emosional dan fisik
dapat menyebabkan trauma
pada klien dan siapkan klien
pada
terhadap apa yang akan terjadi. a. 7lien akan merasa dingin
sevara tidak sengaja terhadap
akibat anastesik b. 0arankan kllien
untuk
benar benar tidak bergerak dan tidak batuk c. 'eritahukan pada kapan
lidokain
ditusukkan &&. 0etelah prosedur
klien akan
dan
pasang
atau
fungsi
paru paru. b. 6idokain sering menimbulkan rasa
menyengat
ketika
disuntikkan. 1ika klien tidak disiapkan,
klien
dapat
bergerak secara tiba-tiba.
berikan &&.mengurangi
tekanan pada tempat tusukan pendarahan. jarum
pleura
kemungkinan Melindungi
tempat
balutan penusukan dari masuknya organisme.
steril. &". 'antu klien untuk kembali ke
&".meningkatkan rileksasi klien
posisi nyaman &+. Pastikan dengan dokter apakah
&+.pemeriksaan
diperlukan pemeriksaan ronsen
ronsen
mungkin
dilakukan untuk memastikan baha
kembali. tidak terjadi pneumotorkas. &. 'uang peralatan sesuai dengan &.pembuangan yang tepat
akan
&<
kebijakan lembaga temat anda kerja. &<. 7aji klien
terhada
mengurangi
mikroorganisme respon &<.mengkaji
transmisi tanda
tanda
seperti peningkatan P, pening, pneumotoraks. vertigo, rasa sesak di dada, batuk, sputum dengan semu darah, nadi cepat atau sianosis. &B. 2atat prosedur. 4uliskan
&B.mengomunikasikan
bagaimana klien menoleransi kepada
anggota
tim
temuan peraatan
prosedur dan karakter serta
kesehatan lain. Pendokumentasian
jumlah drainase.
asuhan yang teah diberikan kepada klien berguna sebagai catatan legal.
d. Peraatan as0ar'se)ur 0etelah prosedur, klien biasanya dibaringkan pada sisi yang tidak sakit selama & jam untuk memudahkan ekspansi paru. 7aji tanda vital sesuai ketentuan institusi. rekuensi dan karakter pernapasan dan bunyi napas harus dikaji dengan cermat. 4akipnea, dispnea, sianosis, retraksi, atau tidak terdengarnya bunyi napas yang dapat menandakan pneumotoraks harus dilaporkan pada dokter. 1umlah cairan yang dikeluarkan harus dicatat sebagai haluaran cairan.
Pemeriksaan
ronsen
dada
mungkin
dilakukan
untuk
mengevaluasi tingkat reekspansi paru dan pneumotoraks. Emfisema subkutan dapat menyertai prosedur ini, karena udara dalam rongga pleura masuk ke dalam jaringan subkutan. 1aringan ini teraba seperti kertas (krepitus$ ketika dipalpasi. 'iasanya emfisema subkutan tidak menjadi masalah kecuali bila terjadi peningkatan dan menghambat organ lain (mis. trakhea$. 7lien harus dijelas-kan ten tang kondisi ini.
&B
%um/er 5 :inariani. "#&". PPT Peran Pemeriksaan Diagnostik Sistem Respirasi:
FNAB endoskopi faal paru torasentesis. 0urabaya% 7. /!)F, F0/. r. 0oetomo
9ambar Pemeriksaan diagnostik 4horacentesis (2arolyn M. Hudak., et al. &335$
2.1."
Pemer&ksaan )&agn'st&k #aal aru
Pemeriksaan fungsi paru program minimal adalah pemeriksaan fungsi paru yang rutin dikerjakan pada laboratorium fungsi paru dengan fasilitas sederhana, antara lain kapasitas vital, kapasitas vital paksa, kapasitas pernapasan maksimal, dan volume ekspirasi paksa- & detik pertama. Pemeriksaan fungsi paru program maksimal adalah pemeriksaan fungsi paru yang lebih mendalam dibandingkan program minimal, dan disini diperlukan fasilitas yang lebih lengkap. (:inariani, "#&"$ /ji fungsi paru atau lung fungtion test atau disebut juga pulmonary function test, digunakan untuk mengevaluasi kemampuan paru dan menangani pasien penyakit paru. Pemerikasaan fungsi paru berguna untuk menentukan adanya gangguan dan derajat gangguan fungsi paru. Hasil
&A
pemeriksaan digunakan untuk menilai hasil terapi dan perkembangan penyakit. (Effendy !iluh, "##"$ &. asar pemeriksaan aal paru ( Dentilasi $ a. ungsi utama Paru &$ Dentilasi "$ ifusi +$ Perfusi $ Pengaturan nafas b. aal paru respirasi &$ aal ventilasi% Pertukaran udara pernapasan (inspirasi dan eksprasi$ "$ aal ifusi% Cksigen masuk kedalam kapilaria paru dan diikat oleh Hb darah menjadi senyaa HbC" . sedang 2C" lepas dar ikatan karbamino, keluar dar darah masuk kedalam haa pernapasan di alveoli. +$ aal Perfusi% HbC" dalam darah diedarkan keseluruh tubuh dan 2C" dari jaringan dibaa ke alveoli paru
". Mengukur ventilasi paru &$ Media% spirometri, body plethysmography, delusi gas helium, complience paru, peak e=piratory flo meter. "$ 'erdasar keadaan % dalam keadaan statis, dalam keadaan dinamis
+. Pemeriksaan aal Paru % a. Persiapan alat % 7alibrasi minimal & kali seminggu b.
Persiapan teknisi % 4erlatih, mengerti tujuan, dapat menilai hasil
c. Persiapan subjek
. ndikasi pemeriksaan a$ b$ c$ d$ e$ f$ g$
0etiap keluhan sesak Penderita asma stabil Penderita PPC7 stabil Evaluasi penderita asma tiap tahundan penderita PPC7 tiap B bulan Penderita yang akan dianastesi umum Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan at Pemeriksaan berkala pada perokok
&5
<. 2ara pemeriksaan a$ 0ubjek berdiri atau duduk b$ Melakukan manuver setelah keadaan steady state c) Pemeriksaan dilakukan sampai dapat minimal + hasil yang dapat diterima dan dua diantarana reproduksibel dan diambil hasil pemeriksaan yang terbaik (:inariani, "#&"$ B. Dua emer&ksaan #aal aru (:inariani, "#&"$ a$ aal paru static &$ Penderita diminta bernapas biasa dan direkam pada tromol dengan kecepatan &B# mm8menit. "$ Pada akhir ekspirasi dari pernapasan biasa ini, penderita melakukan inspirasi sederhana mungkin dan diikuti irama pernapasan biasa. +$ 0etelah melakukan beberapa irama pernapasan, pada akhir ekspirasi alun pernapasan dilakukan ekspirasi semaksimal mungkin. $ 0elanjutnya penderita bernapas biasa kembali. <$ Pada akhir ekspirasi , penderita melakukan inspirasi sedalam
mungkin
dan
langsung
diikuti
ekspirasi
semaksimal mungkin b$ aal paru dinamik &$ Penderita bernapas kembali. "$ Pada akhir ekspirasi, lakukan inspirasi sedalam mungkin dan ditahan sejenak pada akhir ekspirasi, sementara itu kymograph diubah kecepatanya menjadi &3"# mm8menit dan penderita melakukan ekspirasi secepat dan sekuat mungkin sampai habis. Penderita bernapas biasa kembali. +$ /ntuk memeriksa kapasitas maksimal paru penderita bernapas dengan sekuat tenaga dan secepat mungkin selama & menit.
Pemeriksaan
diagnostik
yang
mengecvaluasi
staus
fungsi
sistem
pernapasan antara lain termasuk uji fungsi pulmonal, oksimetri nadi, dan analisis gas darah arteri. (Effendy !iluh, "##"$
&3
). /ji Pulmonal Pemeriksaan fungsi pulmonal memberikan informasi tentang manifestasi klien dengan mengukur volume paru, mekanisme paru, dan kemampuan difusi paru. Pemeriksaan ini merupakan metoda invasif dan tidak berdiri sendiri untuk mendiagnosa penyakit spesifik namun merupakan bagian integral dari proses pemeriksaan diagnostik. /ji fungsi pulmonal (/P$ digunakan untuk (&$ skrining penyakit pulmonal, ("$ evaluasi
preoperatif,
(+$
mengevaluasi
kondisi
untuk
melakukan
penyapihan dari ventilator, ($ pemeriksaan fisiologi pulmonal, (<$ mendokumentasikan kemajuan penyakit pulmonal atau efek terapi, (B$ meneliti efek latihan pada fisiologi pernapasan. (Effendy !iluh, "##"$ 7emampuan fungsi paru ; paru dikaji dengan mengukur properti yang mempengaruhi ventilasi (statis dan dinamis$ dan respirasi (difusi dan perfusi$. Penilaian fungsi pilmonal dilakukan dengan mempertimbangkan variabel-variabel dari setiap individu yang dievaluasi termasuk % usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggibadan, serta upaya individu dalam melakukan setiap pemeriksaan.
'. Pemeriksaan oksimetri nadi Cksimetri nadi adalah metoda noninvasif pemantauan kontinu saturasi oksigen ; hemoglobin (0aC"$. Meskipun pemeriksaan ini tidak dapat menggantikan pemeriksaan analisis gas darah, namun pemeriksaan ini sangat efektif untuk memantau pasien terhadap perubahan mendadak atau perubahan kecil saturasi oksigen. Cksimetri nadi digunakan dalam berbagai lingkup peraatan, termasuk unit peraatan kristis, unit peraatan umum, dan lingkungan diagnostik dan tindakan di mana dibutuhkan pemantauan saturasi oksigen selama prosedur. Pemeriksaan oksimetri nadi menggunakan alat sensor (probe$ yag dilekatkan pada ujung jari, dahi, daun telinga, atau tulang hidung. 0emsor mendeteksi perubahan kadar saturasi oksigen dengan memantau sinyal cahaya yang dibangkitkan oleh oksimetermdan direflesiksikan
oleh
denyutan alliran darah melalui jaringan pada probe. !ilai normal 0aC"
"#
adalah 3<> sampai #>. !ilai dibaah 5<> menandakan baha jarngan tidak mendapat cukup oksigen dan pasien membutuhkan evaluasi lebih lanjut. !ilai 0aC+ yang dapat dengan oksimetri nadi tidak dapat diandalkan dalam kondisi seperti henti jantung, syok, penggunaan obatobat vasokontriktor, pemnerian at arna per D (seperti metilen bru$, anemia berat, dan kadar 2C" tinggi. iperlukan pemeriksaan lain seperti kadar hemoglobin, gas darah arteri dan pemeriksaan laboratorium lainnya untuk memvalidasi nilai oksimetri nadi dalam kondisi te rsebut. (Effendy !iluh, "##"$ 7eterampilan mengkaji status oksigenasi dengan oksimetri nadi. Cksimetri nadi adalah metoda noninvasif yang digunakan untuk memeriksa saturasi oksigen darah arteri klien (0aC"$ klien dengan menggunakan sensor oksimetri nadi. )lat ini mempunai dua bagaan. Pada salah satu sisi sensor terdapat dua diode (6E$ yang memancarkan cahaya yang disebut defektor. 6E menghantarkan cahaya menembus jaringan dan pembuluh darah dan foto detektor menerima cahaya dan mengukur jumlah cahaya yang terserap oleh hemoglobin takteroksigenasi menyerap lebih banyak cahaya merah. Melalui proses yang disebut spektrofotometri, 0aC" ditetapkan dengan dasar jumlah setiap tipe cahaya yang diterima oleh fotodetektor. 4erdapat beberpa tipe sensor yang berbeda yang diantarannya dirancang untuk digunakan pada jari, ibu jari kaki, hidung, telinga nadi atau sekeliling tangan atau kaki bayi. )nda harus memilih sensor yang tepat untuk pengukuran tempat yang teah anda rencanakan atau pilih. 0ebelum menggunakan oksimetri nadi untuk mengkaji status oksigenasi klein, pertama kaji terlebih dahulu kadar hemoglobin klien. 7arena kadar oksimetri nadi mengukur perseb dari 0aC", hasilnya dapat tampak normal ketika hemoglobin klien rendah karena semua hemoglobin yang ada untuk mengangkut C" tersaturasi selluruhnya. Fespon yang diharapkan% saturasi C" klien 3B> sampai #> dan klien mampu untuk mentoleransi prosedur. Fespon yang merugukan% saturasi oksigen klien rendah ( kurang dari A#> adalah kondisi yang
"&
membahayakan jia$, timbul tekanan pada jaringan tempat terpasangnya sensor, dan terjadi iritasi kulit pada letak adesif sensor. )lat yang dibutuhkan% oksimetri nadi dengan sensor yang dipilih, kapas alkohol, perlak atau handuk.
T&n)akan Pemer&ksaan 'ks&metr& na)& (Effendy !iluh, "##"$
4indaakan &. Pilih sensor yang sesuai
Fasional &. 0ensor harus dipilih berdasarkan pada ukuran individu dan tempat
2. Pikih tempat yang sesua untuk
pemasangan yang dipilih. ". Menurunkan sirkulasi
yang
sensor. 1ika anda menggunakan
mengganggu pengukuran saturasi
jari atau ibu jari kaki, kaji
C"
terhadap pengisian kapiler dan nadi
proksimal.
mempunyai buruk,
1ika
klien
sirkulasi
yang
gunakan
dahi
atau
hidung sebagai tempat sensor +. 'ersihkan tempat yang anda pilih dengan kapas alkohol.
+. Pearna kuku dapat mengganggu hasil pengukuran
'ersihkan pearna kuku jika klien menggunakannya. . Pasang sensor. Pastikan 6E dan fotodetektor terletak pada sisi
yang
berlaanan
. Pemasangan
yang
sesuia
memberikan hasil yang akurat.
dari
tempat yang dipilih. <. Hubungkan sensor
ke
<. 4one
dan
flluktuasi
bentuk
oksimeter dengan kabel sensor.
gelombang menandakan baha
Hidupkan mesin. 0aat anda
mesin mendeteksi aliran darah.
menghidupkan terdengar melihat
tone bentuk
mesin
akan
atau
anda
gelombang
yang berfluktuasi bersamaan dengan tiap kali denyut nadi.
""
B. )tur batas alaram untuk kadar
B. )laram
akan
measpadakan
saturasi C" yang tinggi dan
anda terhadap kadar saturasi yang
rendah sesuai dengan petunjuk
abnormal.
dari pabrik pembuat mesin (protokol$ A. Pindahkan letak sensor spring
A. Mencegah kerusakan kulit akibat
setiap " jam dan sensor adesif
tekanan dan iritasi kulit akibat
setiap jam. 5. 6indungi sensor pemajanan terang
terhadap
sumber
dengan
cahaya
jika
hasilnya abnormal. . 2atat hasil pengukuran saturasi tipe
0aC"
menutupnya
menggunakan handuk. 3. 'eritahukan dokter
C",
adesif. 5. 2ahaya dapat menggangu hasil
sensor
yang
3. 7adar
0aC"
yang
rendah
membutuhkan erhatian medis. . Mengomunikasikan temuan kepada anggita tim peraatan
digunakan, kadar Hb dan hasil
kesehatan
engkajian klien tempat sensor.
Pendokumentasian asuhan yang telah
diberikan
lain.
kepada
klien
berguna sebagai catatan legal.
2. /ji spirometri Pemeriksaannya sederhana dan tidak rumit. Pemeriksaan ini tidak bersifat invasif, dan dilakukan dengan indikasi% &. Pemeriksaan kesehatan berkala ( pada occupational health$ ". +. . <. B. A. 5. 3.
Penyakit paru obstruktif Penyakit paru restriksi ollo up penyakit Pada perokok Mengevaluasi disability Evaluasi prabedah Penyakit paru pekerja ( pada occupational surveys$ Mengevaluasi respon saluran pernapasan terhadap bronkodilator dan kortikosteroid. 4ipe 0pirometri
"+
&. Mengukur volume % 'ello, ater seal, dry rolling seal bello ". Mengukur aliran 8 pneumotach % leisch, screen, hot-ire.
&. ". +. . <.
4ujuan pemeriksaan spirometri Menilai status faal paru ( normal, restriksi, obstruksi, campuran $ Menilai manfaat pengobtan Memantau perjalanan penyakit Menentukan prognosis Menentukan toleransi tindakan bedah
)da beberapa macam spirometer, ntara lain ater sealed spirometer, bello spirometer, dan electronic spirometer. Hasil pemerikasaan spirometri berupa gambar langsung dari pena pada kymograph disebut spirogram, sedangkan gambar yanng diperoleh dari office spirometer sebagai hasil dari pneumotach disebut diagram. Parameter biasanya diperlukan adalah kapasitas vital (7D$ atau vital capacity (D2$, volume ekspiratory paksa (DEP$ atau forced e=piratory volume (ED$ pada beberapa interval aktu. Parameter yang lebih sensitif adalah arus ekspiratori tengah maksimal mid e=piratory flo (MME$. Harus diingat baha nilai spirogram ataupun diagram ekspiratory tergantung pada upaya pasien yang diperiksa (effort dependent $ sehingga diperlukan latihan yang benar bagi pasie agar didapati hasil pemeriksaan yang akurat. Hasilnya harus dapat diulang (repeatable$ dengan akurasi tidak kurang dari +>. (Effendy !iluh, "##"$ 7apasitas vital pakasa adalah volume udara ekspirasi maksimal yang dapat dikeluarkan setelah inspirasi maksimalG pengeluaran udara ekspirasi ini dilakukan dengan cepat. 1ika dilakukan dengan pelan, kapasitas ini dinamakan kaasitas vital. Pada orang sehat dan normal, nilai Dc hampir sama dengan D2. Pada orang yang mengalami obstruksi jalan napas, D2 lebih kecil dibandingkan dengan D2. )dapun nilai D2 menurun pada penurunan keteregangan paru, perubahan bentuk dada, kelemahan otot respirasi, dan obstruksi saluran pernapasan. /dara yang keluar dari paru, masuk kedalam spirometer yang bersuhu lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh sehingga mengalami pengurangan volume. 'erkaitan dengan hal ini, terdapat istilah )4P0 ( ambient temperature and pressure, saturated$ dan istilah '4P0 ( body temperature and pressure saturated$. Hasil yang dinilai secara )4P0 dibandingkan '4P0 kira kira berbeda sebesar 5>. )gar nilai pemeriksaan dapat dibandingkan, penilaian harus menggunakan ukuran
"
yang sama. Cleh karena itu, nilai hasil uji spirometer sebaiknya menggunakan '4P0. Menurut perjanjian, nilai spirometer yang dihasilkan pada pemeriksaan dengan office spirometer telah ke nilai '4P0. /ntuk keperluan pemeriksaan paru diklinik, diperlukan spirometer kering (office spirometer$, yaitu suatu spirometer dengan pneumotach yang memiliki thermister dan integrating circuit di dalamnya sehingga akan menghasilkan angka sesuai upaya dan kemampuan yang diperiksa. /ntuk mendeteksi smaal airay disease, digunakan MED curve (ma=imal e=piratory flo volume $ dan uji closing volume. Dentilatory performance untuk setiap individu sangat bervariasi nilainya G tergantung pada ukuran tubuh ( tinggi dan berat badan $, umur serta jenis kelamin. 4elah tersedia tabel harga normal serta nomogram untuk mencari perkiraan nilai normal ( predicted normal value$ yang disesuaikan dengan umur, ukuran tubuh, sserta jenis kelamin bagi etnis ndonesia.
6am/ar %&r'meter untuk mengukur 'lume )an al&ran (Anna *e/r&an& 2417-
"<
"B
BAB III !E%IMPULAN
3.1 !es&mulan
Pemeriksaan diagnostik merupakan penilaian klinis tentang respon individu terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu diagnosa. Memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. 'iopsi adalah pengangkatan sel-sel hidup dengan tujuan memeriksanya di baah mikroskop. 0el-sel dapat diangkat dengan operasi bedah (memotong$ dari sebagian kecil dari tumor, dengan aspirasi (hisap$ dari sel melalui jarum yang dimasukkan pada kutil atau dengan sikat biopsi. !) biopsi dilakukan dengan memasukkan jarum ke dalam cairan seluler lesi dan aspirasi ke jarum suntik. Endoskopi adalah metode untuk melihat bagian di dalam tubuh menggunakan tabung fleksibel yang memiliki kamera kecil di ujungnya. )da dua jenis% yang pertama adalah laringoskopi yang merupakan tube berlubang yang terbuat dari logam dan dilengkapi dengan pemegang pada ujung proksimal dan mempunyai sumber cahaya pada ujung distalnya dan yang kedua adalah bronkoskopi yang merupakan tes yang digunakan untuk keperluan diagnostik dan theraupetic. 'ronkoskop fiberoptik fleksibel atau bronkoskop kaku dapat memvisualisasikan laring, trakea, dan bronkus. 0elanjutnya adalah 4horacentesis merupakan prosedur invasif yang melibatkan penyisipan jarum ke dalam ruang pleura untuk menghilangkan cairan pleural atau udara. an /ji fungsi paru yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan paru dan menangani pasien penyakit paru. Pemerikasaan fungsi paru berguna untuk menentukan adanya gangguan dan derajat gangguan fungsi paru.
"A
DA*TAR PU%TA!A
eit, 0usan 2. "##3. !edical-Surgical Nursing "oncepts # Practice. /nited 0tates% 0aunders-evolve. jojodibroto, armanto. "##3. Respirologi $Respiratory medicine%. 1akarta% E92 Effendy, 2ristantie., !iluh, 9edhe. "##". &epera'atan !edikal Beda(: &lien dengan )angguan Sistem Pernafasan. 1akarta% E92. ebriani,
)nna.
"#&<. PPT
Biopsi
Fine Needle Aspiration Biopsy
Aspirasi
*arum
+alus
$FNAB%. 0urabaya%
$Ba,a(%
epartemen
Pulmonologi an lmu 7edokteran Fespirasi k /nair Fsud r. 0oetomo 0urabaya ebriani, )nna. "#&<. PPT Bronkoskopi. 0urabaya%
epartemen Pulmonologi
an lmu 7edokteran Fespirasi k /nair Fsud r. 0oetomo 0urabaya ebriani, )nna. "#&<. PPT .fusi Pleura # T(orakosintesis. 0urabaya% epartemen Pulmonologi an lmu 7edokteran Fespirasi k /nair Fsud r. 0oetomo 0urabaya ebriani, )nna. "#&<. PPT Dasar Pemeriksaan Faal Paru $/entilasi$. 0urabaya% epartemen Pulmonologi an lmu 7edokteran Fespirasi k /nair Fsud r. 0oetomo 0urabaya 9eiger-'ronsky, M., :ilson, .1. "##5. Respiratory Nursing : A "ore "urriculum. !e Jork% 0pringer Publishing 2ompany. Hudak, 2arolyn M., et al. &335. "ritical Nursing: A +olistic Approac( 0t( .dition. /0)% 6ippincott-raven Publisher. 6eis, et al. "##3. !edical-Surgical Nursing Assessment and !anagement of "linical Problems 1t( .d . Fiverport% Elsevier Mosby. 0riiboo. "##<. Akurasi Biopsi Aspirasi *arum +alus Sebagai Sarana Dalam !enegakkan Diagnosa Neoplasma )anas *aringan 2unak . iakses 0eptember "#&<, dari /niversitas iponegoro 0emarang, 'agian lmu 'edah
akultas
7edokteran
:eb
0ite%
http%88eprints.undip.ac.id8&"<<&8&8"##
"5
:inariani. "#&". PPT Peran Pemeriksaan Diagnostik Sistem Respirasi: FNAB endoskopi faal paru torasentesis. 0urabaya% 7. /!)F, F0/. r. 0oetomo
"3
6ampiran-lampiran 6ampiran & LEMBAR PERN8ATAAN
engan ini kami menyatakan baha% &. 7ami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak. ". Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk kami. +. 1ika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
0urabaya, #5 0eptember "#&< !ama 6atansa Hayyil slam Juni !atilia !eri )ndriani Eva iana evi :ahyu i Cktaviani Mardhatillah 0yauKina Putri Fetno i 0usanti Lahrotul itria 0
!M
4anda 4angan &. ". +. . <. B. A. 5.
6ampiran ".
+#
Lem/ar Pen&la&an Makalah Dan Presentas& !el'm'k
CFM)4 PE!6))! M)7)6)H% !o. )spek yang dinilai & Pendahuluan
'obot ">
!ilai Maks "
7riteria Penilaian Menjelaskan topic, tujuan, dan deskripsi singkat makalah
0upervisial, tidak relevan
0angat spesifik dan relevan "
6aporan
)nalisis < >
Masalah ntervensi
&B >
<
6aporan lugas dan ringkas serta
&B
lengkap Penjelasan
teori
konsep
dasar
7eperaatan yang
keperaatan8fisiologi8patofiologi
diusulkan
terkait analisis peran peraat ntervensi
dengan
proses
keperaatan Pengalaman atau realita di dalam klinik dan gap 6iterature revie de logis dan ringkas Menunjukkan kemamuan analisis )rgument logis dan rasional )nalisa kritis rencana aplikasi ide atau hasil pembahasan 6iteratur yang digunakan terkini 7esimpulan
">
"
dan berkualitas serta e=tensif Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi atas kritik
Pengurangan !ilai
A.< >
-A.<
jurnal !ilai
akan
mendapatkan
pengurangan jika kriteria tidak
+&
terpenuhi% 1umlah halaman atau lebih dari "# halaman (batas tleransi <>$ 4idak mengikuti atauran penulisan referensi dengan benar Penulisan bahasa ndonesia yang baik dan benar termasuk tanda baca. !6) M)70M)6 "< 7omentar asilitator% NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN..
+"
6ampiran + PRE%ENTA%I !EL9MP9! (7:-
!o. &
)0PE7 J)!9 !6) 7emampuan mengemukankan intisari
PFC0E!4)0E &
" +
makalah 7emam puan menggunakan media 4 7ontribusi yang bermanfaat bagi
& &
kelompok 7emampuan berdiskusi (responsive,
"
analitis$ 4C4)6 !6) M)70M/M
<
0oft skill yang dinilai selama diskusi% teamork, berpikir kritis, komunikasi
7omentar asilitator% NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN..
Penilaian mahasisa lain (nilai maksimum $
!C &
PC!4 PE!6))! )0PE7 J)!9 !6) 0elama proses diskusi )ktif bertanya
PFC0E!4)0E >
(<#>$ )ktif
memberikan >
ide8pendapat novatif dan dalam
kreatif +#>
memberikan
pendapat. 7emampuan dalam
analitik mengajukan
++