Judul : Percobaan Darah 1
Hari/tanggal : Selasa, 15 November 2016
Tujuan
Menghitung jumlah sel darah merah (sel eritrosit)
Menghitung jumlah sel darah putih (sel leukosit)
Menentukan kadar hemoglobin
Menentukan golongan darah
Tinjauan Pustaka
Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dancairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan carasentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti pembekuan. Eritrosit,Leukosit, Plasma Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan plasma.(widayati,2010)
Eritrosit
Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merahyang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan tebaltengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa memiliki inti.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit mengandung proteinyang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hemmembentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifatsemipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam. Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengungkapkan berbagaikondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaaneritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yangabnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya dinamakan mikrositdan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan makrosit.Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik.Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosittersebut dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik. (Widayati, 2010)
Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Leukositmempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis.
Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya.Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu :
Granulosit
Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair,dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi.Terdapat tiga jenis leukosit granuler : Neutrofil, Basofil, dan Eosinofil yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.
Agranulosit
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu : limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).
Trombosit (Keping Darah)
Trombosit atau disebut juga keping darah merupakan sel yang berbentuk agak bulat, tidak mengandung inti, tidak berwarna, berat jenisnyarendah dan berukuran kecil dengan diameter antara 1 sampai 4 mikron. Volumesetiap trombosit antara 7 sampai 8 mikron3 dan jumlahnya bervariasai antara 150000 sampai 400000 per mm, tetapi jumlahnya rata-ratanya adalah 250000 per mm3. dinding trombosit bersifat sangat rapuh dan cenderung untuk melekat pada permukaan kasar seperti pada pembuluh darah yang robek. Setelah banyak yangmelekat pada permukaan kasar, trombosit kemudian mengalami aglutinasi.(Wulangi, 1993)
Hemoglobin (Hb)
Menurut Sonjaya (2010) bahwa hemoglobin adalah gabungan antara hemo danglobin yang mempunyai berat molekul 65.000. Hemo mempunyai 4% dari berathemoglobin yang memberikan derajat kemerahan eritrosit. Hemoglobin disebut juga sebagai pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam mengangkut gas yang terlibatdalam proses respirasi yaitu O2 dan CO2. Hemoglobin adalah pigmen respirasi yangterdapat dalam eritrosit yang terdiri atas Hem dan Globin yang berperan dalam mengikatO2 untuk warna darah merah.
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin. (Anonimb, 2011)
Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kadarhemoglobin pada makhluk hidup adalah jenis kelamin dimana pria jumlah hemoglobinnyalebih besar dari wanita, dimana jumlah sel darah merah pada pria lebih banyak yaknisekitar 5.440.000/mm³ dibanding dengan jumlah sel darah merah pada wanita yakni ± 4.800.00/mm³, faktor kedua adalah spesies, jumlah sel darah merah, ketinggian tempatdimana untuk menjaga keseimbangan tubuh dan kadar Hemoglobin stabil, maka sum-summemproduksi sel darah merah lebih banyak dibandingkan dengan orang tinggal di dataranrendah, dan kondisi kesehatan individu dimana jumkah hemoglobin biasanya dibawah atau 30 atau sekitar 5 gr per ml darah. Selain dipengaruhi oleh diferensiasi zat besi gizi tekanankurang baik, kekurangan asam folat, vitamin C yang kurang, kekurangan vitamin B12 danhemolisa sel darah merah dapat menyebabkan anemia.
Golongan Darah
Akan tetapi Dr.Karl Landsteiner dalam tahun 1901 yang bekerja di laboratorium di Wina menemukan bahwa sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang.Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi antigen-antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen (Suryo,1997:345)
Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan yaitu A, B, AB, dan O (Priadi, 2009: 138-140).
Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan(aglutinasi). Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang terdapat pada serum darah.
Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu:
Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya. Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin α dan β .
Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO.
Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :
Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.
Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.
Frekuensi populasi dari keempat golongan ini menunjukkan bahwa mereka diwariskan, dan menuntun ke hipotesis bahwa mereka menetukan oleh tiga gena alelik, alel A yang menentukan kekhususan A, alel B yang menentukan kekhususan B, dan alel O yang tak aktif,Sesuai dengan pengertian ini, maka individu golongan O semuanya homozigot OO dan individu golongan AB semuanya heterozigot AB.Tetapi individu golongan A mungkin homozigot AA maupun heterozigot AO, dan individu golongan B mungkin homozigot BB maupun heterozigot BO (Harris,1994:402)
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia (Sudjadi, 2007:85-86)
Alat dan Bahan
Bilik hitung dan kaca penutupnya (Hemositometer Neubauer) Lengkap
Pipet Thoma (Pengencer eritosit)
Pipet Leuko (Pengencer Leukosit)
Mikroskop cahaya
Lanset / jarum suntik
Cawan kecil / gelas arloji
Alat penghitung
Tisue
Kapas
Hemoglobinometer Sahli
Kartu Golongan darah
Lidi Pengaduk
Reagensia anti-A
Reagensia anti-B
Reagensia anti-AB
Reagensia anti-D
Larutan Hayem
Larutan Turk
Alkohol 70%
HCl 0,1 N
Aquadest
Cara Kerja
Hitung Jumlah Eritrosit
Metode : Kamar Hitung
Prinsip :
Sel darah merah dalam larutan hayem akan tetap stabil bentuknya, sedangkan protein plasma akan mengalami denaturasi.
Nilai normal :
Laki – laki : 4,2 – 5,5 juta/mm3
Perempuan : 3,2 – 5,2 juta/mm3
Cara Kerja :
Hisap darah vena / perifer dengan pipet thoma sampai angka 0,5 lalu diencerkan dengan larutan hayem sampai angka 101, jangan sampai ada gelembung udara.
Kocok selama 5 – 30 detik dan diamkan pada suhu kamar
Siapkan bilik hitung dengan hati – hati bersihkan dengan kain yang bersih dan halus, juga siapkan mikroskop
Amati bilik hitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x (obyektif 10x dan okuler 10x) makan akn terlihat gambar kotak –kotak.
Kemudian hitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak R kecil yang terletak di bagian tengah bilik hitung.
PxFxE PxFxE
PxFxE
PxFxE
Hitung Jumlah Leukosit
Metode : Kamar Hitung
Prinsip :
Sel darah putih menyerap warna biru violet, sedangkan sel darah merahnya hancur oleh asam cuka 2% yang ada pada reagen turk, membentuk asam hematin. Kemudian sel yang tinggal (Sel darah putih) dihitung dengan menggunakan bilik hitung.
Nilai normal : 4.000 – 10.000/mm3
Cara Kerja :
Hisap darah vena / perifer dengan pipet thoma sampai angka 0,5 selanjutnya lanjutkan dengan menghisap reagen turk untuk mengencerkan sampai angka 11, hindari jangan sampai ada gelembung udara.
Kocok selama 5 – 30 detik dan diamkan pada suhu kamar
Siapkan bilik hitung dan gelas penutupnya dengan hati – hati bersihkan dengan kain yang bersih dan halus, juga siapkan mikroskop
Setelah sampai waktunya, buang larutan yang di ujung pipet 3 – 4 tetes lalu diisikan ke dalam bilik hitung, lalu periksa dengan mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 x dan 40x.
Kemudian hitung jumlah sel darah putih pada 4 kotak R besar.
PxFxW PxFxW
PxFxW
PxFxW
Menentukan Kadar Hemoglobin dengan cara Sahli
Metode : Sahli
Prinsip :
Hb + HCl 0,1 N asam hematin (coklat), diencerkan dengan aquadest sampai sama dengan standar yang digunakan.
Nilai normal : 14 ± 2 g/dL
Cara Kerja :
Tabung hemoglobinometer Sahli diisi dengan HCl 0,1 N sampai angka 2.
Siapkan darah perifer, hisap dengan pipet sahli sampai angka 20, kemudian masukkan HCl 0,1 N pada tabung hemoglobinometer Sahli yang telah disiapkan, bilas dengan pipet 2 – 3 kali hingga pipet bersih dari darah.
Perlahan – lahan encerkan isi tabung dengan akudes sampai warnanya sama dengan warna standar pada tabung sahli.
Hasilnya dibaca dengan melihat batas meniskus cairan
Skala pada tabung Sahli menunjukkan kadar Hb dengan gram/dL.
Menentukan Golongan Darah
Prinsip :
Eritrosit di dalam darah orang yang akan dtiperiksa mengandung antigen yang belum diketahui. Selanjutnya darah tersebut dicampur atau direaksikan dengan reagensia yang mengandung anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D
Hasil Percobaan
Pembahasan
Hitung Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit)
Perhitung jumlah leukosit dilakukan pada tanggal 15 November 2016 bertujuan untuk menghitung jumlah sel darah putih (leukosit) dengan prinsip sel darah putih akan menyerap warna biru violet, sedangkan sel darah merahnya hancur oleh asam cuka 2% yang ada pada reagen turk membentuk hematin asam. Kemudian sel darah putih dihitung dengan menggunakan bilik hitung.
Berdasarkan tujuan dari praktikum, telah dilakukan perhitungan jumlah leukosit terhadap Made Rina Astuti dengan berjenis kelamin perempuan. Darah OP dihisap dengan pipet leuko sampai angka 0,5. Kemudian hisap reagen turk untuk mengencerkan darah OP dan menghancurkan sel darah merah sehingga tersisa sel darah putih hingga angka 11. Homogenkan pipet leuco, kemudian letakkan pada bilik hitung. Untuk menghitung sel darah putih, digunakan 4 kotak yang terletak di keempat sudut bilik hitung dan diamati menggunakan mikroskop pembesaran 10 x 40.
Hasil jumlah sel darah putih (leukosit) yang diamati melalui mikroskop pada 4 kotak bilik hitung adalah 127 sel. Setelah dimasukkan pada perhitungan jumlah sel leukosit adalah
= P x F x W
= 50 x 127 sel
= 6.350 sel/mm3
Pada percobaan jumlah sel darah putih (leukosit) terhadap OP diperoleh sebesar 6.350 sel/mm3. Apabila dibandingkan dengan nilai normal jumlah leukosit orang dewasa yaitu 4.000 – 10.000 sel/mm3. Maka OP memiliki jumlah sel darah putih normal.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, OP memiliki nilai jumlah sel darah putih (leukosit) normal. Jumlah sel darah putih (leukosit) harus dalam rentang normal, hal ini dikarenakan jumlah sel darah putih yang mengalami peningkatan dan penurun memiliki manifestasi klinik. Peningkatan jumlah leukosit (leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (leukopenia) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol), kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakteri
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan jumlah leukosit, diantaranya :
Obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah leukosit.
Waktu pengambilan sampel, jumlah leukosit lebih rendah di pagi hari dari pada siang hari.
Usia, anak memiliki jumlah leukosit yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa terutama pada usia 5 tahun pertama.
Hitung Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit)
Perhitung jumlah eritrosit dilakukan pada tanggal 15 November 2016 bertujuan untuk menghitung jumlah sel darah merah (eritrosit) dengan prinsip sel darah merah dalam larutan hayem akan stabil bentuknya, sedangkan protein plasma akan mengalami denaturasi.
Berdasarkan tujuan dari praktikum, telah dilakukan perhitungan jumlah eritrosit terhadap Romi Febriansyah dengan berjenis kelamin laki-laki. Darah OP dihisap dengan pipet thoma sampai angka 0,5. Kemudian hisap reagen hayem untuk mengencerkan darah OP dan mempertahankan bentuk eritrosit dan mendenaturasi leukosit hingga anka 101. Homogenkan pipet thoma, kemudian letakkan pada bilik hitung. Untuk menghitung sel darah merah, digunakan 5 kotak yang terletak di di bagian tengah bilik hitung dengan masing-masing kotak kecil terdiri 16 kotak..
Hasil jumlah sel darah merah (eritrosit) yang diamati melalui mikroskop pada 5 kotak bilik hitung adalah 497 sel. Setelah dimasukkan pada perhitungan jumlah sel eritrosit diperoleh
= P x F x E
= X 200 50 x 497 sel
= 4.970.000 sel/mm3
Pada percobaan jumlah sel darah merah (eritrosit) terhadap OP diperoleh sebesar 4.970.000 sel/mm3. Apabila dibandingkan dengan nilai normal jumlah leukosit laki-laki yaitu 4,6 juta – 6,2 juta sel/mm3.Maka OP memiliki jumlah sel darah merah yang normal.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, OP memiliki nilai jumlah sel darah merah (eritrosit) yang normal. Jumlah sel darah merah (eritrosit) harus dalam rentang normal, hal ini dikarenakan jumlah sel darah merah (eritrosit) yang mengalami peningkatan dan penurun memiliki manifestasi klinik.. Peningkatan jumlah eritrosit pada umumnya berkaitan dengan beberapa jenis penyakit yaitu; polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, penyakit kardiovasikuler. Sedangkan penurunan jumlah leukosit berkaitan dengan kehilangan darah (pendarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan dan hidrasi berlebihan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil yang telah diperoleh, antara lain :
Pada saat proses pengambilan sampel darah menyebabkan hitung eritrosit rendah akibat hemodilusi.
Pengenceran tidak tepat
Pengocokan yang kurang merata, sehingga eritrositnya tidak tersebar atau menumpuk di salah satu sisi di kamar hitung.
Larutan pengencer tercemar darah atau lainnya.
Alat yang digunakan seperti pipet, bilik hitung dan kaca penutup kotor dan basah.
Penghitungan mikroskopik menggunakan perbesaran lemah (10x)
Hitung Kadar Hb Metode Sahli
Perhitungan kadar Hemoglobin menggunakan metode sahli pada tanggal 15 November 2016 bertujuan untuk mengetahui kadar Hemoglobin menggunakan metode sahli yang memilki prinsip perubahan Hb dengan HCl 0,1 N menjadi hematin asam yang berwarna tengguli. Campuran ini diencerkan dengan akuades sampai warnanya sama dengan warna standard yang ada pada tabung sahli.
Berdasarkan tujuan praktikum, telah dilakukan percobaan perhitungan kadar hemoglobin metode sahli terhadap Liliyanta Sari memiliki jenis kelamin perempuan. Tabung hemaglobinometer sahli diisi dengan HCl 0,1 N sebagai indikator perubahan warna sampai angka 2. Kemudian hisap darah OP menggunakan pipet Sahli sampai angka 20 kemudian masukkan ke dalam larutan HCl 0,1 N. Homogenkan darah dan HCl 0,1 N agar tercampur dengan baik. Dan tambahkan akuades sebagai pengencer sampai warnanya sama dengan warna standar pada tabung sahli.
Hasil yang diperoleh pada percobaan perhitungan kadar Hb yaitu 13,4 g/dL. Apabila dibandingkan dengan nilai normal kadar Hemoglobin paa wanita dewas, yaitu 12 – 14 gr/dL. Maka OP memiliki kadar Hemoglobin yang normal.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, OP memiliki kadar hemoglobin yang normal. Kadar hemoglobin harus dalam rentang normal, hal ini dikarenakan kadar Hb yang mengalami peningkatan dan penurun memiliki manifestasi klinik. Penurunan Hb terdapat pada penderita yang mengalami anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin, antineoplastic (obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin, rifampin, dan trimetadion. Sedangkan peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penentuan kadar hemoglobin, diantaranya :
Pengaruh obat
Tinggal di dataran tinggi menyebabkan peningkatan kadar Hb.
Penurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb akibat hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb akibat hemodilusi.
Penentuan Golongan Darah
Penentuan golongan darah yng dilakukan pada tanggal 15 Desember 2016 bertujuan untuk mengetahui golongan darah seseorang dengan prinsip eritrosit di permukaan sel darah merah yang mengandung kemungkinan ada tidaknya antigen akan bereaksi dengan serum yang mengandung kemungkinan ada tidaknya antibodi.
Berdasarkan tujuan percobaan yang dilakukan terhadap OP Dewi Arysandi memiliki jenis kelamin perempuan. Dengan meneteskan darah OP pada kartu identitas yang mengandung kemungkinan ada tidaknya antigen ditambahkan reagensia berupa serum yang mengandung antibodi A pada reagensia anti-A, antibodi B pada reagensia anti-B, antibodi AB pada reagensia anti-AB dan antibodi D pada reagensia anti-D.
Hasil yang diperoleh pada percobaan yaitu darah OP hanya beraglutinasi dengan reagensia anti-D yang mengandung antibodi D. sedangkan pada anti-A, anti-B dan anti-AB tidak beraglutinasi. Hal ini dikarenakan pada sel darah merah OP tidak memiliki antigen A, antigen B, dan antigen AB tetapi memiliki antigen D. Sehingga OP memiliki golongan darah O, karena tidak memiliki antigen A, antigen B dan antigen AB, tetapi OP memiliki rhesus positif karena memilki antigen D.
Prinsip dasar penggolongan darah manusia, yaitu :
Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan pada masing-masing percobaan diperoleh sebagai berikut:
Made Rina Astuti memiliki jumlah sel darah putih (leukosit) yang normal, yaitu 6.350 sel/mm3
Romy Febriansyah memilki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang normal-rendah, yaitu 4.970.000 sel/mm3
Liliyanta Sari memilki kadar Hemaglobin yang normal, yaitu 13,4 g/dL
Dewi Arysandi memilki golongan darah O rhesus positif
Semua OP memiliki perhitungan yang normal, tidak terjadi peningkatan maupun penurunan masing-masing pemeriksaan. Sehingga semua OP tidak mengalami manifestasi klinis.
Saran
Pada pemeriksaan golongan darah, diharapkan untuk menambah reagensia yang mendeteksi antibodi pada OP, agar lebih meyakinkan golongan darah OP. Alat yang digunakan dalam percobaan harus bersih karena jika kotor akan menimbulkan bias pada hasil pemeriksaan.
DAFTAR PUSTAKA
Pookie, Dini. Laporan Praktikum Golongan Darah. Tersedia: https://www.academia.edu/8070112/Laporan_Praktikum_Golongan_Darah. Diakses pada: 20 November 2016
Argasih, Sartika. Laporan Pemeriksaan Golongan Darah. Tersedia: https://www.academia.edu/12000142/Laporan_Pemeriksaan_Golongan_Darah. Diakses pada: 20 November 2016
Rizqiyah, Nurul, 2014. Hematologi. Tersedia: https://www.academia.edu/8162622/Hematologi. Diakses pada: 20 November 2016
Wahyu, Muhtadin. 2012. Laporan Praktikum Fisiologi II. Tersedia:
https://www.academia.edu/8790144/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIOLOGI_II. Diakses pada: 20 November 2016
https://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-hematologi/. Diakses pada: 22 November 2016