TUGAS AKHIR FTS. SEMI SOLIDA FORMULA RESEP PERATURAN SALEP I
Disusun oleh DWI INDAH LESTARI NI LUH GEDE SINTA DWIARTI
13.045 13.118
AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG Oktober 2014
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya, faktor lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit kulit. Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon terhadap pengobatan. Salah satu penyakit kulit yang sudah umum adalah panu atau Tinea versicolor adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal, bercak ini bisa berwarna putih, cokelat, atau merah tergantung pada warna kulit penderita. Pengobatan untuk penyakit panu dapat dilakukan dengan cara oral maupun topical. Untuk pengobatan topical panu (jamur kulit) biasanya menggunakan salep. Salep yang digunakan merupakan salep yang mengandung bahan-bahan yang bisa menghambat kinerja dari jamur kulit sehingga pertumbuhannya terhambat. Kelebihan dari sediaan salep dalam mengobati panu yaitu salep bisa mengobati langsung pada kulit yang berpanu, selain itu salep juga bisa tahan lama menempel dikulit. b. Tujuan
Melalui praktikum ini diharapkan dapat mengerti dan memahami teori yang terdapat dalam sediaan semi solida dengan penyusunan suatu formula secara baik dan benar
Diharapkan mampu mengetahui metode – metode yang tepat untuk membuat sediaan semi solid
Mengetahui karakteristik dari bahan aktif dan pendukung dari sediaan semi solid Mengetahui formulasi bahan yang tepat untuk digunakan sediaan semi solid c. Manfaat
Dapat memilih bahan yang tepat dan membuat formulasi yang baik dan benar untuk sediaan semi solid
Dapat menghasilkan suatu produk sediaan semi solid yang sesuai standart, tepat dosis dan aman bagi pasien
dapat mengaplikasikan di dunia kerja TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian salep Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %. b. Penggolongan salep Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi : 1. Unguenta :salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. 2. Cream
: salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit
3.
:suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Pasta
4. Cerata
: suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes),
sehingga konsistensinya lebih keras. 5. Gelones / jelly
: salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit
atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah. Menurut Efek Terapinya, salep dibagi atas 1. Salep Epidermic (Salep Penutup) Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorbsi. Kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin). 2. Salep Endodermic
3. Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak. 4. Salep Diadermic (Salep Serap). Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang
diinginkan
karena
diabsorbsi
seluruhnya,
misalnya
pada
salep
yang
mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonnae. Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao. Menurut Dasar Salepnya, salep dibagi atas: 1. Salep hydrophobic yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak, misalnya: campuran dari lemaklemak, minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air. 2. Salep hydrophilic yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan petrolatum. c. Dasar salep Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. 1. Dasar Salep Hidrokarbon Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. 2. Dasar Salep Serap Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin
hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien. 3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air. Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik (krim). Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik. 4. Dasar Salep Larut Dalam Air Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air.Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel. Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mangandung air. Beberapa contoh dasar salep 1. Dasar salep hidrokarbon Vaselin putih ( = white petrolatum = whitwe soft paraffin), vaselin kuning (=yellow petrolatum = yellow soft paraffin), campuran vaselin dengan cera, paraffin cair, paraffin padat, minyak nabati. 2. Dasar salep serap(dasar salep absorbs
Adeps lanae, unguentum simpleks (cera flava : oleum sesami
= 30 : 70),
hydrophilic petrolatum ( vaselin alba : cera alba : stearyl alkohol : kolesterol = 86 : 8 : 3:3) 3. Dasar salep dapat dicuci dengan air Dasar salep emulsi tipe m/a (seperti vanishing cream), emulsifying ointment B.P., emulsifying wax, hydrophilic ointment. 4. Dasar salep larut air Poly Ethylen Glycol (PEG), campuran PEG, tragacanth, gummi arabicum d. Kualitas dasar salep yang baik adalah: -
Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar.
-
Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen.
-
Mudah dipakai
-
Dasar salep yang cocok
-
Dapat terdistribusi merata
e. Ketentuan Umum cara Pembuatan Salep 1. Peraturan Salep Pertama Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan. 2. Peraturan Salep Kedua Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipa kai dikurangi dari basis. 3. Peraturan Salep Ketiga. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40. 4. Peraturan Salep Keempat Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin. f.
Bahan Yang Ditambahkan Terakhir Pada Suatu Massa Salep
-
Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada masa salep yang panas atau digilas terlalu lama dapat terjadi pemisahan.
-
Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsem merupakan campuran dari damar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak atsiri akan menguap.
-
Air, berfungsi sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortir menjadi licin.
-
Gliserin, harus ditambahkan kedalam dasar salep yang dingin, sebab tidak bias campur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair dan ditambahkan sedikitsedikit sebab tidak bias diserap dengan mudah oleh dasar salep.
METODE PENELITIAN
a. Rancangan resep peraturan salep 1 Camphora
……………… 1 gram
Mentholum
………………0,1 gram
Vaselin alb
…………….. ad 10 gram
b. Pemilihan bahan Camphora
: berfungsi sebagai antiiritan ( FI.III, 130) dengan konsentrasi < 11 (martindale 2273)
Mentholum
: berfungsi sebagai antiiritan ( FI.III, 362 ) , pada kulit , menthol berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menyebabkan sensasi dingin diikuti oleh efek analgetik (martindale, 2340)
Vasekin alb`: berfungsi sebagai basis salep. c. Monografi bahan -
Camphora Pemerian
: hablur butir atau massa hablur ; tidak berwarna atau putih ; bau khas, tajam; rasa pedas dan aromatic.
Kelarutan
: larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%), dalam 0,25 bagian klorofom p, sangat mudah larut dalam eter p, mudah larut dalam minyak lemak.
Khasiat
:antiiritan
Dosis untuk topical -
: <11 % (martindale 2273)
Mentholum Pemerian
: hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna; bau tajam seperti minyak permen ; rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin.
Kelarutan
: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%), dalam klorofom p dan dalam eter p; mudah larut dalam paraffin cair p dan dalam minyak atsiri.
Khasiat
: antiiritan
Dosis topical : 0,05 – 10 % -
Vaselin album Pemerian
: massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk Kelarutan
:praktis tidak larut dalam air dan dalam ethanol (95%) p; larut
dalam klorofom p, dalam eter p, dan dalam eter minyak tanah p. Kegunaan
: zat tambahan (basis salep)
CARA KERJA Resep dr. WINDA LESTARI Alamat praktek: jl Cibuni 1 no 4 Malang , 0341-6371 616 Jam praktek : pagi 06.00 – 08.00 , sore 17.00 – 20.00 SIP:345 IDI: 134/ 2013 Tanggal : 04- April 2014
R/ Camphora
1 gram
Mentholum
0,1 gram
Vaselin alb ad 10 gram Mf ungt s. u. e paraf dokter pro : Tn. Anang umur : 35 th alamat :jl.Sanan 6 no. 7
a) Penimbangan bahan -
Camphora
: 1 gram
-
Mentholum
: 0,1 gram
-
Vas. Alb
: 10 – (1+0,1) = 8,9 gram
b) Alat dan bahan -
Alat Mortir dan stemper Sudip Sendok tanduk
Pot salep Lap Perkamen Anak timbangan -
Bahan Camphor Mentholum Vaselin album
c) Cara pembuatan -
Siapkan alat dan bahan
-
Ditimbang camphor, masukkan kedalam mortir
-
Ditimbang mentholum, masukkan kedalam mortir yang berisi camphor
-
Gerus ad mencair (terjadinya peristiwa peningkatan titik didih/ eutektikum)
-
Timbang vaselin album, masukkan kedalam mortir, gerus ad homogen
-
Masukkan kedalam pot salep
-
Beri etiket biru , tandai untuk pemakaian luar
d) Penandaan APOTEK WINDA Jl. Cibuni 1 no 4 Malang Apoteker : Dwi Indah Lestari,S.Farm.Apt
SIA: 35.65/2013
Tgl/ 28 April 14
No. 45
Tn. Anang (35 th) Untuk pemakaian luar