BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang di bentuk
kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penelitian, gerabah prasejarah diperkirakan sejaman dengan masa bercocok tanam. Gerabah sendiri dipergunakan sebagai peralatan rumah tangga. Istilah gerabah biasanya untuk menunjukan barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat. Selain disebut dengan gerabah sebagian ada yang menyebutnya dengan t embikar atau keraamik local, untuk membedakannya dari istilah keramik asing. Gerabah digunakan sebagai alat rumah tangga dan sebagai bagian mas kawin pada upacara pernikahan.agar gerabah yang dibuat menarik, maka pembuat memberikan motif hias pada gerabah. Gerabah yang digunakan untuk kepentingan rumah tangga biasanya bermotif sederhana atau polos, sedangkan gerabah untuk yang lain memerlukan motif yang lebih baik, sebagai contoh motif hias untuk gerabah pernikahan ditentukan oleh martabatnya maka hiasan pada gerabahnya pun semakin banyak dan sulit. Gerabah merupakan bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik. Ada pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-benda keramik adalah benda-benda pecah belah
permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain.
1.2
Perumusan Masalah Rumusan masalah yang muncul adalah 1.2.1 Apa pandangan masyarakat masyarakat tentang penggunaan penggunaan gerabah pada masa ini ? 1.2.2 Apakah pengertian dari gerabah ? 1.2.3 Apa saja saja fungsi dan manfaat dari gerabah gerabah ? 1.2.4 Hal-hal apa yang dapat menginspirasi masyarakat untuk menggunakan gerabah local ? 1.2.5 Bagaimana proses pembuatan gerabah ?
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengetahui produk wisata wisata apa saja yang terdapat sekitar Desa Melikan. 1.3.2 Untuk mengetahui proses pembuatan gerabah sampai menjadi gerabah siap jual.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Penelitian Manfaat
akademis
dari
penelitian
ini
yaitu diharapkan
penelitian ini dapat menjadi literature bagi penelitian yang selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1
Bagi Pemerintah Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengelola suatu kawasan Desa Wisata dan menjadi perbandingan dengan daerah – daerah lain dari sudut pandang pengembangan Desa Wisata
1.4.2.2
Bagi Pengelola dan Masyarakat Sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan pengembangan kepariwisataan dalam kegiatan mengembangkan dan membantu kehidupan masyarakat lokal khususnya pengrajin dalam bidang
ekonomi
perlunya pariwisata.
dan
kerjasama
mengetahui untuk
bahwa
membangun
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Gerabah Bayat
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung dalam wujud seperti priuk, belanga, tempat air, dan yang lainnya. Banyak berdiri berbagai UMKM kerajinan gerabah dan keramik di beberapa desa di Kabupaten Klaten. Dari beberapa desa – – desa tersebut, desa penghasil gerabah yang paling terkenal terletak di Dukuh Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten. Desa ini merupakan centra kerajinan gerabah yang terdapat di Klaten. UMKM ini mampu menghidupi 250 KK (kepala keluarga) atau sekitar 1.250 orang yang menggantungkan hidupnya dari kerajinan gerabah dan keramik.
Desa Melikan ditetapkan sebagai desa wisata yang ada di Klaten dengan luas wilayah sebesar 167, 162 Ha. Desa ini berbatasan langsung dengan desa Bayat dibagian utara. Secara umum kerajinan gerabah merupakan ekonomi basis dari desa ini hal ini bisa terjadi karena gerabah di desa Melikan sudah ada semenjak ± 600 tahun lalu namun kemudian hal tersebut (gerabah) mulai diperkuat dengan hasil penelitian arkeologi
menemukan gerabah di sekitar wilayah desa Paseban dan Genthong yang terdapat di area pemakaman Sunan Tembayat. Ciri gerabah dari desa Melikan di perkuat dengan adanya warna gerabah yang kehitam-hitaman setelah dibakar menandakan keasliannya. Gerabah Bayat tak pernah di cat seperti gerabah dari Kasongan atau tempat lain. Warnanya natural dan lebih kuat karena tanahnya khusus dengan campuran pasir yang sangat sedikit. Biasanya akan dijumpai stempel simbol “Paju”, yang merupakan singkatan dari Pagerjurang, di setiap benda yang dihasilkan. Meski secara administratif masuk Kecamatan Wedi, orang lebih sering menyebut gerabah Bayat.
2.2
Sejarah
Kerajinan gerabah dan keramik di Kabupaten Klaten ini diperkirakan sudah berumur ratusan tahun silam dan hingga kini usaha mereka masih mampu bertahan dan tumbuh berkembang. Sejarah kerajinan Masuk di desa Melikan yaitu pada jaman dahulu kala sekitar empat ratusan tahun yang lalu ada seorang sunan yang bernama Sunan Pandanaran yang masuk ke Desa Melikan, ia menyebarkan agama islam dan membuat Masjid di lokasi kemudian pada tempat untuk menampung air wudhu menggunakan wadah yang sering orang setempat menyebutnya gentong. Gentong tersebut sangat indah dan berbahan dasar dari tanah liat yang diambil dari perbukitan setempat. Warga setempat merasa senang ketika melihat tempat wudhu yang terbuat dari tanah liat itu dan sangat tergugah
untuk memiliki tempat yang sama, akhirnya warga menanyakan kepada Sunan Pandanaran tentang cara pembuatan gentong itu dan dikemudian harinya warga setempat khususnya Desa Melikan banyak yang membuat tempat wudhu tersebut dan ada juga yang membuat untuk dijual.Banyaknya peminat akhirnya warga setempat banyak yang membuat gentong tersebut untuk dijual lalu seiring dengan berjalannya waktu warga mulai mengembangkan gentong ke bentuk atau barang lain.
Gambar 1.1 Desa Wisata Melikan Kecamatan Wedi
2.3
Bahan baku
Secara menyeluruh bahan baku gerabah berasal dari tanah liat atau tanah lempung. Bahan baku tanah liat tersebut tidak bisa langsung digunakan, terlebih dahulu harus melalui proses penggilingan dan pemisahan supaya menghasilkan tanah liat yang diinginkan. Untuk Desa Pagerjurang ini tidak terdapat informasi secara sekunder yang mampu
menjelaskan darimana bahan baku berasal. Namun karena bahan baku yang cukup mudah dijumpai karena hanya bermodalkan tanah liat maka bisa dibuat praduga sementara bahwa sumber bahan baku berasal dari desa ini sendiri karena hal ini diperkuat dari sejarah dimana Sunan Pandanaran mengambil tanah dari perbukitan setempat.
2.4
Tenaga Kerja
Kerajinan ini merupakan tradisi turun – – temurun masyarakat setempat di Dusun Pagerjurang, Desa Melikan. Dengan demikian dapat terlihat bahwa tenaga kerja yang diberdayakan berasal dari desa ini sendiri dari Desa Melikan sendiri. Terdapat ratusan pengerajin yang tersebar dibeberapa Dusun bukan hanya di Dusun Pangerjuang saja namun di Dusun Sayangan, Sumber, Bogor, Bentengan, dan Melikan. Banyak SDM di desa ini yang mengerti dan terampil membuat gerabah baik secara tradisional yaitu teknik miring maupun secara modern. Sampai saat ini sekitar 250 KK (kepala keluarga) atau sekitar 1.250 orang yang menggantungkan hidupnya hidupnya dari kerajinan gerabah ini karena gerabah telah menjadi salah satu sektor penopang ekonomi warga Melikan yang mencapai presentase sekitar 40% . Sebagian besar tenaga kerja masih muda, terutama yang membuat desain yang agak rumit.
2.5
Proses Produksi
Proses produksi masih menggunakan proses tradisional yang terkenal di desa ini yaitu dengan cara pembuatan teknik miring. Teknik ini berawal dari para pengrajin yang sebagian besar perempuan sangat menjaga adat budaya ketimuran dengan tidak membuka kedua pahanya.
Gambar 1.2 Teknik Miring
Gambar 1.3 Proses Pembuatan Peralatan Dapur
Gambar 1.4 Peralatan Dapur Berbahan Gerabah
Gambar 1.5 Proses Pembakaran Gerabah
2.6
Distribusi pemasaran
Penjualan dilakukan di dalam dan di luar desa ini. Karena merupakan desa wisata, untuk menarik para wisatawan datang, desa ini juga menjual gerabah yang diletakkan di showroom yang dapat terlihat di kanan kiri jalan begitu masuk gapura besar yang menandai desa sentra kerajinan ini. Selain penjualan secara lokal Desa Melikan mampu merambah ke pasar Internasional. Pasar-pasar yang dirambah pun tidak lagi hanya pasar-pasar dalam negeri seperti Bali, Surakarta, Sukoharjo, Semarang, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta tetapi juga pasar luar negeri seperti Australia, Jepang, Belanda, Spanyol, dan Argentina, dan Jerman.
Gambar 1.6 Kerajinan gerabah sebelum proses Finishing
Gambar 1.7 Kerajinan gerabah tahap pengecatan warna dasar
Gambar 1.8 Gerabah Siap Jual