PENDAHULUAN Dicanangkannya Desa Cirangkong sebagai salah satu Desa Wisata pada tahun 2010 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menumbuhkan kebutuhan akan pengarahan pengembangan Desa Wisata Cirangkong yang disesuaikan dengan komponen-komponen pengembangan
sebuah
destinasi
pariwisata
berbasis
pemberdayaan masyarakat. Desa Wisata Cirangkong memenuhi beberapa kriteria Desa Wisata yang
ditetapkan
pemerintah
(KEMENPAREKRAF)
dan
masih
membutuhkan arahan pengembangan berbagai sektor pendukung karena masih belum berjalannya pengelolaan desa wisata secara terencana. Desa Cirangkong telah memiliki Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR) Kecamatan Cijambe dimana salah satu ruang lingkup fokusnya adalah Desa Wisata Cirangkong. Selain itu, atas inisiatif KOMPEPAR, dan beberapa gagasan awal dari Tim KKN-PPM Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung untuk Desa Wisata Cirangkong periode Tahun 2012, terbentuk pula Pengelola Desa Wisata (PENDAWA) Cirangkong yang telah dilantik pada tanggal 28 November 2012. Desa Wisata Cirangkong juga telah memperoleh dana bantuan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
Pariwisata selama dua tahun periode anggaran 2011-2012. Dana bantuan tersebut telah dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur desa. Berdasarkan beberapa latar belakang di atas dan memperhatikan kebutuhan akan pengelolaan pariwisata yang lebih baik di Desa Wisata Cirangkong, maka tim penyusun menuliskan pendekatan pengembangan
desa
wisata
berdasarkan
teori-teori
pengembangan destinasi pariwisata di dalam buku “Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal” ini. Tujuan penyusunan buku ini adalah: 1. Memberikan
pemahaman
mengenai
Desa
Wisata
dan
pengelolaannya melalui pembahasan yang disederhanakan. 2. Meningkatkan
kapasitas
PENDAWA
Cirangkong
dalam
memberikan pelayanan kepada wisatawan. 3. Memberikan pengarahan tentang pengorganisasian pengelola Desa Wisata serta tugas pokok dan fungsinya. 4. Memberikan
pengarahan
mengenai
langkah-langkah
pelaksanaan teknis.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
Sasaran penyusunan buku ini adalah: 1. Meningkatnya pemahaman mengenai Desa Wisata dalam pengelolanya. 2. Meningkatnya Kapasitas PENDAWA sebagai pengelola Desa Wisata cirangkong dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada wisatawan. 3. Terbentuknya sistem organisasi yang lebih terstruktur dan dapat memahami tugas dan tanggung jawab dari masing masing posisi. 4. Diterapkannya
beberapa
hal
yang
dapat
menjadi
pegangan/pedoman umum bagi PENDAWA untuk kegiatan pelaksaan teknis dalam pengelolaan Desa Wisata Cirangkong kedepan.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
PENGANTAR DESA WISATA A. PENGERTIAN Untuk memahami Desa Wisata lebih lanjut, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa pengertian Desa Wisata dan wisata pedesaan. 1. Desa Wisata
“Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village life and the local environment.” (Inskeep, 1991) -------------------------------------------------------------------------
“Desa Wisata, adalah dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, biasanya di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.” Maksud dari pengertian di atas adalah Desa Wisata merupakan suatu tempat yang memiliki ciri dan nilai tertentu yang dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan dengan minat khusus terhadap kehidupan pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik utama dari sebuah Desa Wisata adalah kehidupan warga desa yang unik dan tidak dapat ditemukan di perkotaan.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
2. Wisata Pedesaan Wisata pedesaan merupakan aktivitas yang dilakukan di suatu Desa Wisata. Inti utama dari wisata pedesaan adalah aktivitas warga pedesaan yang unik. Wisata pedesaan memberikan kesempatan masyarakat kota untuk mengenal kehidupan pedesaan melalui aktivitas-aktivitas tersebut. Wisata pedesaan mampu memberikan manfaat sosial bagi masyarakat desa seperti kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang
dari
luar
desa,
kemampuan
untuk
bersosialisasi, dan membuka wawasan lebih luas mengenai dunia. Selain itu, wisata pedesaan juga mampu memberikan keuntungan secara ekonomi. Kegiatan
wisata
pedesaan
antara
lain
dapat
memanfaatkan: a. Desa Nelayan b. Tanah Pertanian c. Peternakan d. Wisata Desa
Gambar 1. Tanah Pertanian
Gambar 2. Wisata Desa
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
B. KOMPONEN DESA WISATA Sebuah desa dapat dikatakan sebagai Desa Wisata apabila memiliki beberapa komponen yang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata, seperti dijelaskan di bawah ini. 1. Atraksi Atraksi, atau juga dikenal dengan istilah daya tarik wisata, di suatu desa adalah seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta kondisi fisik lokasi desa yang memungkinkan wisatawan berpartisipasi aktif seperti: kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. Maksud dari pengertian di atas adalah keaslian kondisi desa tersebut yang menjadi daya tarik sebuah Desa Wisata, serta memungkinkan wisatawan melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak biasa.
Akomodasi adalah fasilitas yang dimanfaatkan untuk tempat
tinggal
wisatawan.
Akomodasi
ini
dapat
memanfaatkan sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang dibangun sesuai konsep tempat tinggal penduduk. Dalam hal Desa Wisata, konsep yang diterapkan tentunya harus sejalan dengan kekhasan dari desa tersebut, misalnya rumah panggung.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
2. Fasilitas Fasilitas adalah sumber daya yang khusus dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam aktivitasnya di Desa Wisata. Fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki desa, atau membuat sesuatu yang baru sesuai kebutuhan namun tidak meninggalkan karakteristik dan keunikan desa tersebut. Beberapa contoh fasilitas Desa Wisata yang umum adalah sebagai berikut: a. Fasilitas Perkemahan Menyediakan penyewaan alat-alat perkemahan seperti tenda, alat masak, sleeping bag, matras, senter, dan lainlain. Selain itu, fasilitas perkemahan juga termasuk hal-hal lain
seperti
penyediaan
jasa
pemandu
outbond,
pemasangan tenda, kebersihan, dan lain-lain. b. Fasilitas Makan-Minum Fasilitas ini bertujuan mendukung aktivitas wisata yang ada di desa. Dengan beberapa pendekatan seperti kerja sama
dengan
beberapa
rumah
makan/warung
makan/katering/Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sekitar
untuk
melayani
kebutuhan
makan-minum
wisatawan.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
c. Pusat Jajanan dan Cinderamata Fasilitas ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan untuk membawa buah tangan ke tempat asalnya (something to buy). Selain itu, fasilitas ini merupakan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang baik dari wisatawan. Sebaiknya fasilitas jajanan dan cinderamata ini dipusatkan dalam satu tempat/area yang cocok untuk terjadinya kegiatan jual-beli. d. Pusat Pengunjung (Visitor Center) Pusat pengunjung merupakan tempat dimana wisatawan dapat membeli tiket masuk, memperoleh berbagai informasi, dan membeli beragam cinderamata yang diproduksi oleh penduduk desa. Denga kata lain, visitor
center adalah dimana wisatawan diterima saat datang dan dilepas saat akan meninggalkan desa. Fungsi Visitor Center: 1) Sebagai titik pertemuan 2) Mempermudah pelayanan
wisatawan
serta
untuk
informasi-informasi
mendapatkan lain
yang
dibutuhkannya 3) Dapat berfungsi sebagai TIC (Tourist Information
Center), sebuah tempat yang menyediakan informasi tentang Desa Wisata untuk para pengunjung di Desa Wisata tersebut Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
4) Mempermudah wisatawan mendapatkan informasi tentang Desa Wisata 5) Memberikan gambaran secara umum tentang Desa Wisata Di dalam Visitor Center biasanya terdapat fasilitas-fasilitas lain seperti di bawah ini: 1) Ticket office (tempat pembelian paket-paket wisata dan produk-produk Desa Wisata lain yang ditawarkan) 2) Informasi paket wisata 3) Informasi gambaran umum desa setempat berupa brosur atau papan informasi 4) Peta wisata 5) Informasi tentang potensi wisata yang terdapat di Desa Wisata
3. Aktivitas Wisata Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan selama keberadaan mereka di daerah tujuan wisata dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu. Aktivitas di Desa Wisata dapat dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga
pengalaman
menjadi lebih menarik untuk menjadi
wisatawan.
Misalnya
dengan
mengemas
aktivitas menanam padi menjadi perlombaan menanam padi.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
Beberapa aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Desa Wisata adalah sebagai berikut: a. Menikmati pemandangan b. Memasak dengan tungku c. Memancing d. Berburu e. Bersepeda santai f. Hiking, dan lain-lain.
Gambar 3. Sepeda Santai
Gambar 4. Hiking
4. Pengembangan Umum Pengembangan umum adalah sebuah upaya yang dilakukan berdasarkan perencanaan untuk menciptakan sebuah daerah tujuan wisata yang memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Beberapa upaya pengembangan umum yang utama dijelaskan di bawah ini.
Pedo a U u Pe ge ba ga Desa Wisata Cira gko g Tahap A al |
a. Pembagian Zona/Area Pembagian zona adalah pengelompokan area dalam beberapa zona yang sesuai dengan tata guna lahan. Pembagian zona memiliki fungsi untuk memudahkan pembangunan
juga
demi
mendukung
kerapihan
pengelolaan Desa Wisata. Pembagian zona dapat dilakukan dengan membagi zona berdasarkan fungsinya, misalnya zona atraksi, zona fasilitas, zona akomodasi, dan zona asli (zona yang tidak dibangun untuk kepentingan pariwisata).
b. Pengelolaan Pengunjung Pengelolaan pengunjung adalah pengaturan pola aktivitas, alur kedatangan hingga kepulangan wisatawan, dan lain-lain. Beberapa teknik dalam pengelolaan pengunjung, antara lain: 1) Pembatasan terhadap jumlah area yang digunakan Hal ini selain untuk mengurangi resiko pengrusakan lahan yang lebih banyak, juga untuk memberikan privasi kepada penduduk setempat. 2) Penyebaran area yang digunakan bagi wisatawan Wisatawan dapat melihat berbagai area dengan karakteristik
yang
berbeda
sehingga
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
tidak
|
menimbulkan
kebosanan
dalam
memperoleh
pengalaman selama berada di Desa Wisata. 3) Pemusatan area/pemusatan penggunaan lahan Teknik ini dilakukan untuk memudahkan koordinasi pengontrolan
kegiatan
wisata
pedesaan
dan
merupakan salah satu bentuk zonasi. Misalnya dengan adanya pusat penjualan oleh-oleh dan cinderamata yang dipisahkan dengan zona aktivitas. 4) Pembatasan lama tinggal Pembatasan
lama
tinggal
dilakukan
untuk
meminimalisir pengaruh dari hadirnya wisatawan. Karena apabila wisatawan tinggal terlalu lama di sebuah
desa,
dikhawatirkan
akan
memberikan
dampak negatif terhadap budaya lokal. 5) Pemanfaatan area secara bergantian/musiman Pemanfaatan area yang sama dari waktu ke waktu dapat menyebabkan beberapa hal seperti kejenuhan wisatawan
terhadap
ketidakmampuan
daya
produk dukung
wisata lahan
desa, terhadap
aktivitas wisata yang dapat menimbulkan kerusakan lahan. Selain itu, berkaitan dengan lahan pertanian, biasanya produk paket wisata disesuaikan dengan musim pertanian yang ada.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
6) Pembatasan jumlah pengunjung Desa Wisata cenderung lebih baik dijadikan bentuk pariwisata minat khusus sehingga jumlah wisatawan yang datang merupakan wisatawan dari kalangan dan hobi tertentu. Apabila jumlah wisatawan yang datang sangat banyak, dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, budaya, dan lingkungan. 7) Penentuan harga masuk Teknik ini bertujuan untuk mengontrol masuknya wisatawan ke desa, sehingga dapat diketahui jumlah kunjungannya. Selain itu, teknik penentuan harga masuk ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai. 8) Pengaturan arus pengunjung Pengaturan arus pengunjung ini salah satunya dapat dilakukan dengan paket wisata, dimana wisatawan telah memiliki alur tersendiri untuk mengunjungi berbagai daya tarik wisata di desa. Penjelasan lebih lanjut mengenai paket wisata dapat dilihat di bagian selanjutnya.
Dengan
menerapkan
teknik-teknik
pengelolaan
pengunjung dengan baik, tentunya dapat memberikan
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
manfaat terhadap berbagai aspek dalam desa. Manfaat dari pengelolaan pengunjung ialah: 1) Menambah pengalaman wisatawan Pengelolaan
pengunjung
dapat
menambah
pengalaman wisatawan dengan salah satu teknik seperti pengelolaan jalur/rute sehingga lebih banyak area yang dapat dilihat wisatawan. 2) Menambah citra Desa Wisata Dengan kualitas pengelolaan pengunjung yang baik, akan memberikan kesan positif terhadap desa itu sendiri. Selain itu, pencitraan yang baik juga dapat meningkatkan kebanggan dalam diri warga terhadap desanya sendiri. 3) Menciptakan lingkungan yang baik Pengelolaan pengunjung yang baik akan melahirkan lingkungan lokal yang nyaman, baik bagi wisatawan maupun penduduk lokal, dan sekitarnya. 4) Meminimalkan dampak-dampak negatif, khususnya bagi masyarakat lokal Pengelolaan pengunjung banyak bermanfaat untuk melindungi budaya, sosial, agama dari penduduk asli desa tersebut dari pengaruh negatif yang dibawa oleh wisatawan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
c. Pelayanan Interpretasi Pelayanan interpretasi adalah sebuah komunikasi yang bertujuan
untuk
menyampaikan
informasi
melalui
berbagai media penyampaian baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa teknik interpretasi yaitu: 1) Brosur dan Selebaran Media interpretasi dalam bentuk brosur dan selebaran merupakan bentuk yang paling umum digunakan sekaligus lebih mudah disebarluaskan. 2) Pemandu Wisata Pemandu wisata merupakan media langsung dalam interpretasi
karena
pemandu
wisata
dapat
menyampaikan informasi secara personal kepada wisatawan.
Apabila
pemandu
wisata
dapat
menyampaikan informasi dengan baik, maka teknik ini merupakan teknik yang paling efektif dilakukan. 3) Perjalanan wisata yang dipandu Adanya perjalanan wisata yang dipandu merupakan salah satu teknik yang efektif dalam penyampaian informasi dalam teknik interpretasi dimana wisatawan dapat memperoleh informasi mengenai berbagai tempat yang dikunjungi.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
4) Tourist Information Centre (TIC) TIC atau pusat informasi wisatawan adalah sebuah tempat
yang
menyediakan
berbagai
informasi-
informasi umum hingga khusus mengenai desa dalam berbagai bentuk, seperti peta wisata, buku, media pemasaran, dan lain-lain. 5) Kuesioner Kuesioner memberikan
merupakan peluang
teknik
interpretasi
yang
bagi
wisatawan
untuk
memberikan timbal balik terhadap segala kegiatan di Desa Wisata. Untuk itu, kuesioner biasa diberikan di akhir kunjungan wisatawan ke desa.
Palayanan interpretasi diberikan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tujuan utama interpretasi adalah: 1) Memberikan
kenyamanan
dan
memberikan
pengalaman pendidikan bagi wisatawan 2) Meningkatkan apresiasi dan pengertian wisatawan terhadap Desa Wisata 3) Meningkatkan kemampuan pihak pengelola dan pelaksana
Desa
Wisata
dalam
berkreasi
menginterpretasikan desanya
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
C. KRITERIA DESA WISATA Desa Wisata seharusnya memiliki keunikan yang tidak dimiliki desa lain pada umumnya. Untuk itu, sebuah desa layaknya memenuhi beberapa kriteria khusus agar dapat menjadi Desa Wisata. Kriteria-kriteria umum yang harus dimiliki adalah: 1. Memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas Berupa lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya masyarakat. 2. Memiliki fasilitas pendukung Seperti akomodasi/penginapan, ruang interaksi masyarakat dengan
wisatawan/tamu,
Visitor Center atau fasilitas
pendukung lainnya. 3. Memiliki interaksi dengan wisatawan Interaksi ini tercermin dari kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
MANAJEMEN DESA WISATA A. MANAJEMEN PRODUK DESA WISATA Demi menjadi Desa Wisata yang memiliki daya saing dengan objek-objek wisata lain, diperlukan pengelolaan atau manajemen yang baik. Salah satu langkah awalnya adalah melalui menajemen produk Desa Wisata. Manajemen produk Desa Wisata adalah pengaturan tata kelola produk Desa Wisata, yang komponen utamanya terdiri dari komponen produk wisata dan paket wisata. 1. Komponen Produk Wisata Produk wisata terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan, yaitu daya tarik wisata, akomodasi dan fasilitas lainnya, dan aksesibiltas. a. Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata merupakan bagian utama dari Desa Wisata. Berbagai sumber daya yang dikemas dengan baik akan menjadi daya tarik wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan ke desa. Daya tarik wisata dapat berbentuk alam, budaya, maupun buatan, yang didukung dengan aktivitas-aktivitas tertentu. 1) Daya Tarik Alam Bentukan-bentukan alam seperti bukit-bukit, hutan, sungai, dan sebagainya merupakan daya tarik yang Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
memungkinkan
untuk
dijadikan
tempat
untuk
melakukan berbagai aktivitas wisata. Untuk mengelola daya tarik alam perlu memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga tidak menimbulkan kerusakan alam dalam jangka waktu panjang. 2) Daya Tarik Budaya Hasil-hasil kehidupan manusia, berupa adat istiadat,
norma-norma,
kepercayaan
masyarakat,
kebiasaan sehari-hari merupakan budaya yang dapat dikemas
menjadi
menghilangkan
daya
tarik
budaya
tanpa
nilai-nilai
yang
terkandung
di
dalamnya. Kegiatan bercocok tanam, kesenian daerah, upacara adat, dan sebagainya merupakan contohcontoh
hasil
kebudayaan
manusia
yang
dapat
dijadikan daya tarik budaya dimana wisatawan dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas seperti bercocok tanam, atau menonton pertunjukan seni, dan ikut serta belajar kesenian daerah tersebut. Pengelolaan budaya-budaya desa untuk menjadi sebuah daya tarik budaya hendaknya dilakukan pengemasan terhadap budaya tersebut sehingga menjadi menarik bagi wisatawan. Misalnya, dengan membuat pertunjukan seni yang melibatkan langsung
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
wisatawan untuk turut serta tampil bersama para seniman. Selain itu, perlu diperhatikan juga untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dari budayabudaya tersebut dan menjaga keberlangsungannya agar tidak hilang mengikuti zaman. 3) Daya Tarik Buatan Daya tarik buatan merupakan sesuatu yang sengaja dibuat untuk menarik kunjungan wisatawan. Dalam Desa Wisata, bentuknya seperti kuliner. Untuk mengelola daya tarik buatan agar menjadi menarik adalah dengan melakukan inovasi-inovasi (perubahan-perubahan kecil) yang dapat memberikan dampak besar mengikuti tren. Misalnya, dengan secara berkala menambahkan campuran-campuran tertentu dalam menu makanan, seperti bumbu pada keripik singkong. 4) Aktivitas Aktivitas merupakan bagian utama dari daya tarik wisata, hal ini merupakan salah satu nilai tambah yang utama dari sebuah produk Desa Wisata. Untuk membuat
aktivitas
wisata
lebih
menarik,
perlu
diadakan inovasi-inovasi seperti mengganti jenis permainan yang dapat dilakukan mengiringi aktivitas utama.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
b. Akomodasi dan fasilitas lainnya 1) Akomodasi Akomodasi ialah tempat dimana wisatawan atau orang yang sedang berpergian atau yang berkunjung ke
suatu
tempat
membutuhkan
fasilitas
untuk
beristirahat maupun menginap. Akomodasi di Desa Wisata selayaknya berupa rumah
asli
penduduk
atau
bangunan
dengan
rancangan yang mampu mewakili budaya yang dimiliki desa. Akomodasi dapat terletak di dalam atau di dekat desa. Di bawah ini adalah jenis-jenis akomodasi yang dapat dikembangkan di Desa Wisata: a) Bumi Perkemahan. b) Villa. c) Pondok Wisata (Homestay)
Akomodasi yang ideal harus memenuhi syaratsyarat di bawah ini: a) Memiliki lingkungan dan kondisi rumah yang bersih b) Suasana rumah yang nyaman untuk ditinggali c) Aman dari kriminalitas d) Memenuhi syarat-syarat rumah yang sehat
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Berikut ini adalah syarat akomodasi yang sehat: a) Memiliki air bersih yang mencukupi b) Pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga c) Bebas dari penyakit dan tikus d) Kepadatan hunian yang tidak berlebihan e) Cukup sinar matahari pagi f) Terlindungnya
makanan
dan
minuman
dari
pencemaran
Untuk menyediakan akomodasi yang baik, dapat memanfaatkan rumah penduduk yang memenuhi syarat-syarat di atas. Salah satu upayanya adalah menerapkan beberapa hal di bawah ini sebagai perwujudan rumah sehat: a) Membuka jendela kamar setiap pagi dan siang. b) Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari. c) Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari. d) Membuang sampah pada tempatnya. e) Mendapat penerangan yang cukup. f) Melakukan penghijauan pada halaman. g) Menguras bak mandi.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
2) Pusat Pengunjung (Visitor Center)
Visitor center adalah salah satu fasilitas yang membutuhkan pengelolaan khusus. Misalnya dengan secara berkala memperbarui tampilan penerima tamu.
c. Aksesibilitas Aksesibilitas adalah
faktor-faktor yang
mendukung
kemudahan wisatawan untuk mencapai desa, seperti papan penunjuk jalan (signage), tersedianya moda transportasi yang dapat dimanfaatkan sebagai alat transportasi khusus wisatawan untuk memudahkan wisatawan menjangkau berbagai daya tarik yang dimiliki desa, dan kondisi jalan menuju desa yang baik.
Gambar 5. Signage
Gambar 6. Kendaraan khusus wisatawan (ex: sepeda)
2. Paket Wisata Paket wisata (package tour) diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau lebih tujuan kunjungan yang disusun secara baik. Paket wisata disusun dari berbagai Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual dengan satu harga yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata. Sedangkan tur sebagai suatu perjalanan adalah suatu kegiatan perjalanan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, bersifat santai, gembira, dan bersenang-senang. (Nuriata, 1992:11) Dalam
membuat
sebuah
paket
wisata,
perlu
diperhatikan tahap-tahap perencanaannya. Tahap-tahap perencanaan paket wisata, yaitu: a. Pencarian Gagasan (ide, konsep) Pada tahap ini, yang perlu dilakukan adalah mencari keunikan, keunggulan, dan variasi produk wisata yang ada di desa secara individual/perseorangan maupun kelompok. Kemudian membuat pola pemikiran ke dalam sebuah kelompok data gagasan hasil pemikiran yang terstruktur, sehingga lebih mudah dipahami. b. Merumuskan Tujuan Wisata Menjabarkan hasil pemikiran yang dihasilkan berdasarkan gagasan sebelumnya sehingga muncullah tujuan produk wisata yang akan dihasilkan nantinya. c. Observasi dan Pengumpulan Data Setelah tujuan wisata didapatkan, maka diperlukan tinjauan ke lapangan/melihat kondisi aktual bagaimana
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
keadaan produk wisata yang akan dijual (observasi). Kegiatan ini juga meliputi pengumpulan data-data yang diperlukan seperti apa saja peralatan yang diperlukan, lokasi produk-produk wisata, waktu tempuh, dan lain-lain. d. Analisa Data Data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan hasil observasi
selanjutnya
ditinjau,
diteliti
(analisis),
didiskusikan bersama kelompok. Diskusi tersebut dapat membahas bagaimana kelebihan juga kekurangan produk tersebut, bagaimana produk tersebut dapat turut serta dalam paket produk wisata desa. e. Desain Produk Pendahuluan Desain produk pendahuluan meliputi pengemasan produk wisata yang didukung dengan aktivitas wisata serta bagaimana
teknis
pelaksanaan,
penyusunan
paket
wisata, alur masuk dan keluar wisatawan, kesiapan akomodasi,
menu
makan-minum,
dan
lain-lain.
Langkahnya adalah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki produk, kemudian diberikan modifikasi sedemikan rupa sehingga menjadi menarik bagi kegiatan pariwisata. f. Pengujian/Operasional Setelah semua persiapan produk wisata siap, tahap selanjutnya ialah uji coba produk. Beberapa cara/teknis pelaksaan uji coba operasional ini dapat berupa simulasi
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
paket wisata, pembuatan acara berskala kecil, undangan rekan/saudara atau masyarakat sekitar untuk menguji produk wisata yang telah disusun. Proses pengujian ini dapat dilengkapi dengan wawancara dari pengelola kepada pengunjung, atau penyebaran kuesioner untuk melihat tanggapan pengunjung terhadap produk yang ditawarkan. Tujuannya adalah mencari kekurangan dan kelebihan dari produk wisata yang telah tersusun sebelumnya. g. Evaluasi Desain Terakhir Setelah dilakukan beberapa uji coba produk maupun kegiatan teknis operasional, dilanjutkan dengan evaluasi dari kegiatan uji coba tersebut, analisis kekurangan produk, kesalahan pelaksanaan, pencarian solusi atau pemecahan masalah yang muncul selama proses uji coba sebelumnya, sehingga muncul format produk wisata yang ideal/lebih cocok dan baik dibandingkan sebelumnya.
B. PENGEMASAN (PACKAGING)
Packaging adalah sebuah metode yang bisa kita lakukan untuk menarik minat wisatawan untuk menikmati produk wisata yang kita tawarkan secara lebih beragam, sehingga mereka akan merasa untung dengan paket yang ditawarkan dan akan merasa puas dengan pilihan yang kita berikan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
1. Elemen Paket Wisata Paket wisata adalah penggabungan atau pengemasan dari beberapa objek dan atraksi wisata, akomodasi, transportasi, makanan dan lain-lain menjadi satu kesatuan sehingga memberikan keunikan dan daya tarik tersendiri. Contoh pengemasan produk wisata dapat dilihat di tabel di bawah ini. BELAJAR TARI
BELAJAR HADROH
Perorang dikenai biaya: Rp. 50.000,-
Perorang dikenai biaya: Rp. 50.000,-
Minimal 5 orang
Minimal 5 orang
Durasi minimal 1–2 jam
Durasi minimal 1–2 jam
Fasilitas: Buku Tembang
Fasilitas: Buku Tembang
Souvenir Snack
Souvenir Snack
BELAJAR JATHILAN KLASIK
BELAJAR JATHILAN MODERN
Perorang dikenai biaya: Rp. 50.000,-
Perorang dikenai biaya: Rp. 50.000,-
Minimal 5 orang
Minimal 5 orang
Durasi minimal 1–2 jam
Durasi minimal 1–2 jam
Fasilitas: Buku Tembang
Fasilitas: Buku Tembang
Souvenir Snack
Souvenir Snack
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam sebuah paket wisata, sebuah aktivitas wisata ditawarkan dengan tambahan fasilitas-fasilitas dan produk-produk pendukung lainnya.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
2. Pertimbangan Waktu Dalam Tour Pertimbangan waktu dalam sebuah tour perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan program yang tepat waktu dan menghindari keluhan dari wisatawan karena kebosanan atau keterlambatan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain: a. Waktu di atas kendaraan (on board activities) Waktu selama berada di atas kendaraan mulai dari menuju desa hingga perjalanan dari dan menuju ke berbagai objek yang dikunjungi perlu diperhitungkan. b. Waktu untuk kegiatan tour (tour activities) Lama waktu untuk kegiatan ini ditentukan berdasarkan faktor latar belakang dan motivasi wisatawan, misalnya pada jenis wisatawan yang hobi memancing, maka durasi waktu selama kegiatan memancing dapat diperpanjang. c. Waktu untuk istirahat (rest activities) Waktu lain yang perlu dipertimbangkan adalah waktu beristirahat. Perlu diingat bahwa waktu untuk beristirahat dapat tergantung pada seberapa banyak aktivitas yang dilakukan dan mempertimbangkan waktu yang tepat untuk istirahat.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
d. Waktu sisa untuk memotret, berkumpul, dan lain-lain Waktu untuk kegiatan ini biasanya tidak terlalu lama untuk menghindari
kebosanan
wisatawan,
karena
untuk
kegiatan ini, privasi wisatawan lebih banyak dibutuhkan. Terdapat
beberapa
faktor
yang
juga
perlu
dipertimbangkan dalam penentuan waktu dalam sebuah tour. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Rute Perjalanan Rute perjalanan selama berada di desa sebaiknya berbentuk putaran atau circle route sehingga wisatawan dapat melihat lebih banyak mengenai desa tersebut. b. Variasi Objek Obyek-obyek yang dikunjungi secara berurutan disusun sedemikian rupa sehingga mencerminkan variasi dan tidak monoton, misalnya tidak menempatkan kunjungan ke rumah produksi kerupuk setelah kunjungan ke tempat pembuatan keripik singkong. c. Tata Urutan Kunjungan Tata urutan kunjungan layaknya didasarkan pada kondisi dan
kebutuhan
wisatawan
senang
wisatawan.
Misalnya,
membeli
cinderamata
biasanya di
akhir
kunjungannya sehingga kunjungan ke tempat penjualan kerajinan dan makanan khas dapat ditempatkan di akhir kunjungan. Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
3. Penghitungan Biaya Tour Dalam
menentukan
memperhitungkan
biaya
harga dari
tour,
sebuah
tour
tersebut
perlu dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yang terbagi ke dalam
fixed cost (F), atau harga tetap yang tidak terpengaruh terhadap jumlah wisatawan dan variable cost (V), atau harga yang harus dibagi jumah wisatawan, seperti diuraikan di bawah ini:
Fixed Cost (F)
Variable Cost (V)
a. Transportasi
a. Akomodasi
b. Biaya mobil masuk
b. Makan
c. Pemandu wisata
c. Tiket masuk
d. Biaya parkir
d. Asuransi Perjalanan
e. Tip supir/kenek f. Biaya lain-lain
Berdasarkan aspek-aspek di atas, dapat dihitung jumlah biaya yang dapat dihabiskan oleh satu orang wisatawan dengan rumus sebagai berikut:
�
Rumus
di
atas
�
+V
menggambarkan
bahwa
untuk
mendapatkan jumlah biaya untuk satu orang wisatawan, aspek-aspek fixed cost sebanyak enam aspek pelu dibagi
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
dengan target jumlah wisatawan, yang hasilnya ditambahkan dengan jumlah variable cost dari sebanyak empat aspek. Berikut ini adalah salah satu contoh penghitungan biaya
tour dengan target jumlah wisatawan sebanyak sepuluh orang: Aspek
Harga (Rp)
a. Transportasi (F)
100.000
b. Biaya mobil masuk (F) c.
3.000
Pemandu wisata (F)
100.000
d. Biaya parkir (F)
5.000
e. Tip supir/kenek (F) f.
20.000
Biaya lain-lain (F)
200.000
Jumlah
428.000
a. Akomodasi (V)
50.000
b. Makan (V)
40.000
c. Tiket masuk (V)
5.000
d. Asuransi Perjalanan (V)
10.000
Jumlah
105.000
�
�
+V=
� �.
+ 105.000
= 147.800
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, didapatkan hasil sebesar Rp. 147.800 untuk satu orang wisatawan. Namun perlu diingat, aspek-aspek tertentu seperti makan bukanlah pengeluaran satu kali sehingga masih perlu
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
dikalikan sebanyak jumlah berapa kali kegiatan tersebut dilakukan. Beberapa hal mungkin akan berbeda sesuai dengan kebijakan, program, dan kegiatan pengelola masingmasing.
C. MANAJEMEN KEUANGAN DESA WISATA Pengelolaan keuangan adalah salah satu hal terpenting yang seringkali menimbulkan masalah karena kesalahankesalahan kecil. Oleh karena itu, di bawah ini adalah beberapa penjelasan mengenai pengelolaan keuangan yang sederhana dan mudah untuk diterapkan serta beberapa pengertian penting yang peru diingat. 1. Keuangan Keuangan adalah pemasukan dan pengeluaran kas yang diolah dan didokumentasikan dalam sebuah laporan keuangan. Manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya
secara
efektif
dan
efisien
untuk
menghasilkan keuntungan, sehingga diperlukan adanya: a. perencanaan dan penganggaran (penyusunan dana yang dibutuhkan) b. pengelolaan dan pengendalian dana c. evaluasi (laporan pertanggung jawaban keuangan)
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Dalam mengelola keuangan, diperlukan orang yang memegang kendali atas tanggung jawab tersebut. Berikut ini adalah beberapa tugas yang perlu dilakukan: a. Memenuhi keperluan dengan harga yang sesuai b. Penggunaan dana efektif dan efisien c. Membuat analisis laporan keuangan Selain
tugas-tugas
di
atas,
terdapat
beberapa
tanggung jawab pengelola keuangan, yaitu: a. Keputusan dalam bekerja sama/investasi (menanam modal) di sebuah unit usaha b. Memberikan
dana
dalam
kegiatan
bisnis
untuk
menghasilkan keuntungan c. Melakukan pembagian keuntungan dari bisnis yang sudah dibuat. Tujuan dari pengelolaan keuangan antara lain adalah sebagai berikut: a. Mengetahui kondisi keuangan bisnis yang dijalankan b. Mencegah matinya bisnis c. Sebagai bahan/dasar dokumen untuk: 1) Melakukan proses akuntansi 2) Untuk kepentingan perhitungaan pajak 3) Dokumen pendukung untuk mengajukan dana kredit.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
2. Akuntansi Kegiatan dalam akuntansi adalah mencatat kas masuk dan kas keluar yang diatur secara berurutan dalam bentuk laporan keuangan. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan pencatatan keuangan, yaitu: a. Memisahkan rekening pribadi dan bisnis b. Melakukan pencatatan dengan format pencatatan seperti di bawah ini: 1) Menyiapkan
dokumen
pendukung
seperti
nota
penjualan dan atau tagihan dengan contoh di bawah ini: Subjek
Banyak
Harga Satuan (Rp)
Desain Kartu Nama
1 Set
1.500.000
Desain Poster
1 Set
2.500.000
TOTAL
Jumlah (Rp) 1.500.000 2.500.000 4.000.000
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
2) Menyiapkan buku pencatatan a) Pencatatan Kas/Uang kas Keluar Masuk No.
Tanggal
Keterangan
Masuk (Rp)
Keluar (Rp)
Saldo (Rp)
1
01 Nov 2012
Saldo Awal Juli
2
05 Nov 2012
Beli Bahan Baku A
3
15 Nov 2012
Bayar Retribusi
4
18 Nov 2012
Penjualan A
125.000
2.120.000
5
20 Nov 2012
Penjualan B
250.000
2.370.000
6
21 Nov 2012
Bayar Parkir
7
21 Nov 2012
8
30 Nov 2012
2.350.000
2.350.000 350.000
2.000.000
5.000
1.955.000
7.500
2.362.500
Beli Bahan Paku B
235.000
2.127.500
Bayar Tukang
750.000
1.377.500
1.347.500
1.377.500
JUMLAH
2.725.000
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hal-hal penting yang perlu masuk ke dalam pencatatan adalah waktu adanya perubahan pada jumlah kas, jumlah adanya kas masuk atau keluar, dan jumlah saldo terakhir. Dengan mencatat hal-hal seperti
ini,
akan
memudahkan
pelacakan
keuangan. Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
b) Pencatatan Piutang No
Nama Debitur
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
102.1
Toko ABC
4.500.000,00
2.000.000,00
102.2
Toko Madura
4.000.000,00
4.000.000,00
8.500.000,00
6.000.000,00
Total
Saldo (Rp) 2.500.000,00 2.500.000,00
Pencatatan piutang perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah uang yang dipinjamkan ke pihak lain. Dengan menggunakan format di atas, dapat diketahui jumlah piutang yang diberikan dan sisa pembayaran yang harus diterima. c) Pencatatan Hutang Debet (Rp)
Kredit(Rp)
Saldo(Rp)
201.1
No
PT Surya
Nama Debitur
3.000.000,00
7.500.000,00
4.500.000,00
201.2
Toko Karimun
1.000.000,00
1.000.000,00
-
4.000.000,00
8.500.000,00
4.500.000,00
Total
Pencatatan hutang yang dimiliki organsasi merupakan hal yang penting dan tidak boleh dilupakan. Oleh karena itu, perlu dicatat jumlah hutang yang dimiiki dan jumlah pembayaran yang dilakukan, sehingga dapat diketahui jumlah sisa pembayaran yang harus dilakukan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
c. Buat Perkiraan Uang Kas Masuk dan Keluar Perkiraan uang kas masuk dan keluar ini penting untuk mengetahui rencana kapan dan jumlah uang yang masuk dan keluar sehingga kita akan mengetahui uang kas kita lebih atau kurang. Jika hasil perkiraannya kurang, maka kita bisa mengantisipasi bagaimana menaikkan penjualan atau menurunkan biaya pengeluaran.
3. Tips mengatur keuangan a. Pisahkan keuangan usaha dengan uang pribadi b. Tentukan
besar
persentase
keuangan
yang
akan
digunakan untuk kebutuhan usaha c. Buatlah pembukuan dengan rapi d. Sebisa mungkin kurangi resiko dari hutang usaha e. Selalu kontrol arus kas usaha
D. MANAJEMEN PEMASARAN DESA WISATA Pemasaran adalah mencari dan memenuhi kebutuhan dan keinginan calon wisatawan dengan cara yang menguntungkan. Pemasaran merupakan hal penting ketika sebuah bisnis berusaha untuk menjual produknya dengan menggunakan tahapan dan teknik tertentu. Oleh karena itu, di bawah ini akan diberikan pembahasan mengenai pemasaran khususnya untuk desa wisata.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
1. Tujuan Pemasaran Melakukan pemasaran tentunya memiliki tujuan khusus. Secara umum, tujuan melakukan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami calon wisatawan sehingga produk desa wisata yang dihasilkan cocok dengan wisatawan dan selanjutnya mampu menjual produknya sendiri. Selain tujuan di atas, tujuan lainnya adalah untuk membuat calon wisatwan mengetahui dan memahami produk yang dihasilkan/diberikan oleh pengelola desa wisata. Dengan memahami cara memasarkan produk desa wisata dengan baik, kita dapat memanfaatkan produk yang sesuai dengan tempat dan waktu yang tepat.
2. Alur Pemasaran
Menyiapkan Produk
Mencari Tahu Pasar
Menentukan Harga
Promosi
Ga bar . Alur Pe asara
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam pemasaran terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum akhirnya kita dapat menjual produk desa wisata yang dimiliki. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan Produk Segala potensi yang dimiliki oleh desa perlu digali dan dikemas semenarik mungkin dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki dan didukung dengan data yang akurat, informasi lengkap, kesiapan sumber daya manusia pelaksana, membuat paket wisata, dan lain-lain. Produk memiliki dua bentuk. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini. 1) Barang Barang merupakan hasil kerja yang memiliki wujud (tangible) atau dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. Beberapa contoh dari produk barang sebuah desa wisata adalah: a) Souvenir b) Hasil pertanian c) Kerajinan tangan d) Saung/pondok
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
e) Rumah untuk akomodasi f) Masakan
2) Jasa Jasa adalah kegiatan intangible (tidak dapat dirasakan
oleh
indra)
yang
bertujuan
untuk
memuaskan kebutuhan konsumen atau pengguna bisnis. Jasa hanya dapat dirasakan dan dikonsumsi pada saat jasa tersebut diberikan. Beberapa contoh dari hasil kerja berupa jasa dari desa wisata antara lain: a) Jasa pelayanan informasi b) Pelayanan di akomodasi c) Guiding (pemanduan wisata) d) Pelayanan penjemputan dan pengantaran
b. Mencari Tahu Pasar Setelah produk wisata yang dimiliki telah siap, maka perlu dilakukan penentuan target pemasaran, kepada siapa kita akan menawarkan produk kita, dimana, dan bagaimana penyampaiannya. Penentuan pasar dapat dilakukan berdasarkan pengelompokan target berdasarkan usia, penghasilan, asal kota, dan lain-lain.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
c. Menentukan Harga Setelah mengetahui siapa yang cocok untuk menjadi target pemasaran, maka perlu dilakukan penetapan harga penawaran dan harga minimum dari produk yang kita miliki (paket, event, kuliner, dan lain-lain) seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Setelah mendapatan harga pokok seperti dijelaskan di
atas,
penentuan
harga
juga
dapat
dilakukan
menggunakan beberapa variasi teknik di bawah ini yang dapat diterapkan untuk pemasaran desa wisata. 1) Penetration Pricing Memberikan harga rendah di awal atau pada masamasa promosi untuk mendapatkan pangsa pasar tinggi, dengan kata lain agar dapat menjual lebih banyak paket ke wisatawan yang tertarik dengan harga murah, kemudian menaikkan harga setelah masa promosi usai. 2) Psycologycal Pricing Teknik ini merupakan teknik yang dilakukan untuk membuat harga terkesan lebih murah, memberikan harga untuk memperoleh respon emosional bukan rasional. Misalnya Rp. 147.800, bukan Rp. 150.000.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
3) Pricing Variation Menggunakan teknik ini merupakan tenik untuk mendapatkan lebih banyak wisatawan di masa-masa tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya di waktu liburan dengan memberikan diskon dengan syarat dan ketentuan berlaku.
d. Promosi
“Suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut” (Saladin, 2003) Kegiatan promosi mencakup seluruh kegiatan teknis
pelaksanaan dimana pengelola selaku penjual melakukan penawaran produk wisata yang dimiliki, baik itu promosi secara langsung maupun tidak langsung. Untuk dapat melakukan promosi, perlu diketahui beberapa hal mengenai promosi seperti dijelaskan di bawah ini. 1) Marketing Tools
Marketing tools adalah alat-alat yang digunakan untuk melakukan pemasaran. Untuk melakukan pemasaran Desa Wisata, alat-alat di bawah ini dapat digunakan sesuai kebutuhannya.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
a) Periklanan Periklanan adalah bentuk menghadirkan produk secara lisan dan gambar dan promosi non pribadi (Iklan di media masa, papan reklame, selebaran, buku-buku kecil, dan lain-lain). Iklan biasanya ditayangkan berulang-ulang dan tidak ada hubungan tatap muka. b) Personal Selling
Personal selling adalah bentuk penawaran penjualan dengan cara berhadapan langsung secara pribadi baik dengan tatap muka maupun hanya melalui telepon dengan calon wisatawan. Teknik ini lebih menekankan keakraban dari pihak penjual kepada calon pembeli atau dalam hal ini partner, wisatawan, instansi yang berpotensi untuk membeli produk wisata yang kita tawarkan.
Personal selling juga memungkinkan kita selaku penjual untuk mendapatkan timbal-balik dari produk yang kita tawarkan secara langsung, timbal-balik ini dapat berupa komentar tentang produk wisata yang kita miliki, pertanyaan sekitar produk, hingga rekomendasi/saran untuk produk yang kita tawarkan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Teknik ini biasanya dilakukan pada masa perkenalan produk, dimana desa wisata yang ingin kita jual paketnya masih belum dikenal banyak orang. c) Promosi/Penjualan Promosi/penjualan dapat dilakukan dengan penyebaran booklet/leaflet, poster, peragaan, konsultasi,
pemberian
contoh
secara
gratis,
menyelenggarakan pameran, dan lain-lain. Teknik ini perlu dilakukan secara berkelanjutan sehingga produk desa wisata yang dimiliki lebih mudah diingat oleh calon wisatawan. d) Pemasaran Langsung Periklanan yang ditargetkan pada kelompokkelompok tertentu, bukan massal. Bentuknya: Surat langsung yang dikirim lewat pos ke rumah atau kantor E-mail, Facebook, Twitter, Blog, dan media internet lainnya
E. SUMBER DAYA MANUSIA Pengelolaan sumber daya manusia sangatlah penting. Karena dalam sebuah organisasi, manusia merupakan tenaga yang menggerakkan organisasi tersebut. Sehingga apabila
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
terdapat kekurangan pada sumber daya manusia di dalamnya, akan berdampak langsung pada organisasi tersebut. Dalam pembahasan berikut ini, terdapat contoh struktur organisasi yang dapat diterapkan dalam sebuah organisasi pengelola Desa Wisata dan evaluasi sebagai salah satu bagian penting dalam menilai kinerja organisasi. 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, begitu pula halnya dengan organisasi pengelola desa wisata. Adanya struktur organisasi memudahkan pembagian tugas dan tanggung jawab setap individu, serta garis pertanggung jawaban kepemimpinannya. Di bawah ini merupakan contoh struktur organisasi secara umum yang dapat diterapkan dalam organisasi pengelola Desa Wisata. Ketua Pengurus Wakil Ketua Sekretaris
Koord. Daya Tarik Wisata
Koord. SDM
Koord. Keuangan
Koord. Pemasaran
Ga bar . Ilustrasi Struktur Orga isasi PENDAWA
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Bagan di atas menunjukkan bahwa Ketua Pengurus merupakan pemimpin organisasi, dimana di bawahnya terdapat wakil ketua dan sekretaris yang berada pada garis tanggung jawab yang berbeda. Kemudian keanggotaannya dibagi ke dalam beberapa divisi. Tugas pokok dan fungsi masing-masing garis ini diuraikan di bawah ini. a. Tanggung Jawab Ketua Pengurus Seorang ketua pengurus memiliki tugas-tugas secara umum sebagai berikut: 1) Melaksanakan hasil ketetapan Rapat Umum Anggota 2) Memimpin jalannya kepengurusan PENDAWA 3) Memberi motivasi dan mengontrol secara umum 4) Menghadiri dan memimpin rapat PENDAWA 5) Mengkoordinasikan dengan pengurus lainnya dalam penyusunan program kerja 6) Menetapkan program kerja 7) Menghadiri rapat/undangan dari organisasi diluar PENDAWA 8) Membuat laporan pertanggung jawaban di akhir masa jabatan 9) Bertanggung jawab kepada rapat umum anggota Selain tugas-tugasnya, ketua pengurus juga memiliki hak dan wewenang sebagai berikut: Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
1) Mengawasi kinerja setiap personel pengurus dalam melaksanakan program kerja 2) Mendapat informasi langsung dari setiap pengurus mengenai bidang yang dijalankan 3) Mengambil tindakan tegas terhadap personil yang keluar dari/tidak melaksanakan program kerja 4) Mengubah program kerja /menyelesaikan program kerja berdasarkan situasi dan kondisi 5) Meminta laporan hasil kegiatan dari setiap program kerja pengurus
b. Tanggung Jawab Wakil Ketua Seorang wakil ketua yang posisinya berada di bawah garis kepemimpinan ketua pengurus memiliki tugas-tugas sebagai berikut: 1) Membantu ketua dalam menjaga kelancaran jalannya organisasi baik ke dalam maupun ke luar 2) Mewakili ketua apabila ketua berhalangan 3) Memberi motivasi kepada tiap pengurus dalam melaksanakan program kerjanya 4) Melakukan pembinaan pengurus Selain tugas-tugasnya, wakil ketua juga memiliki wewenang, antara lain:
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
1) Menggantikan Ketua apabila yang bersangkutan tidak dapat memenuhi tugas
hingga akhir jabatannya
2) Memberi rekomendasi dan saran dalam penyusunan program kerja 3) Membantu ketua dalam pengawasan program kerja.
c. Tanggung Jawab Sekretaris Sekretaris memiliki tugas-tugas sebagai berikut: 1) Membuat sistem dan prosedur surat 2) Menyimpan arsip dan dokumen 3) Menjadi notulen 4) Menyusun laporan rapat dan evaluasi program kerja 5) Menyelenggarakan rapat dan menyiapkan bahan rapat Selain tugas-tugasnya, sekretaris juga memiliki wewenang, salah satunya adalah meminta laporan kegiatan dari setiap departemen untuk dijadikan arsip
d. Tanggung Jawab Setiap Divisi Secara Umum Setiap divisi dalam organisasi memiliki tugas-tugas yang secara umum diuraikan sebagai berikut: 1) Setiap divisi menyusun program kerja sesuai ruang lingkup tugasnya
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
2) Mengadakan koordinasi dengan pengurus yang lain dalam setiap program kerja yang hendak dijalankan 3) Memberi laporan pertanggung jawaban kepada ketua 4) Bertanggung jawab kepada Ketua Selain tugas-tugasnya, setiap divisi dalam organisasi juga
wewenang,
memiliki
berhak
menyusun
salah
satunya
adalah
program kerja secara independen
(mandiri) dengan melihat aspirasi dan potensi anggota yang berkembang.
2. Ilustrasi Struktur Organisasi Event
Ketua Wakil Ketua
Sekretaris Sie. Logistik
Sie. Acara LO
Operator
Pengisi Acara
Sie. Konsumsi
Bendahara
Sie. Dokumentasi Tim Media
Sie. Humas
Pengisi Acara
Sie. Desain
Sie. Keamanan Polisi Hansip Parkir
Ga bar . Ilustrasi Struktur Orga isasi E e t
Berdasarkan bagan struktur organisasi event di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan fungsi dan peran dari masing-masing posisi dengan struktur organisasi pada Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
umumnya. Pada umumnya struktur organisasi event hanya bersifat sementara, selain itu strukturnya seringkali berubah sesuai kebutuhan acara, sedangkan pada struktur organisasi (PENDAWA contohnya) strukturnya bersifat permanen/tetap. Selain itu pada struktur organisasi event, semakin besar sebuah acara, semakin kompleks struktur organisasi yang dibutuhkan event tersebut.
3. Evaluasi Dalam mengelola sumber daya manusia di dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya evaluasi secara konsisten. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja organisasi apakah sudah sesuai dengan harapan organisasi, lalu apakah tujuan dan sasaran organisasi tercapai. Sehingga dari hasil evaluasi tersebut, dapat dilakukan perbaikanperbaikan untuk menyesuaikan kinerja dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah hasil kinerja setiap individu maupun kelompok, tingkah laku, dan karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawasi kinerja setiap individu dan mencatat setiap prestasi yang diraih atau kesalahankesalahan yang dilakukan. Selain itu, dapat juga dilakukan pemberian nilai atas kinerja yang dilakukan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Dari setiap indikator yang dicatat tersebut kemudian diakumulasi, termasuk nilai-nilai yang diperoleh, pada akhir periode tertentu (sesuai kebijakan organisasi), sehingga dapat dilihat nilai akhir yang diperoleh. Kinerja-kinerja yang telah sesuai dengan tujuan organisasi dapat diberikan penghargaan dalam bentuk apapun. Sebaliknya, kinerja yang masih di bawah harapan dapat diberikan sanksi atau peringatan dan pengarahan untuk dapat menyesuaikan kinerja selanjutnya agar sesuai dengan tujuan organisasi.
F. PEMANDU WISATA DALAM DESA WISATA (GUIDING) Pemandu wisata (tourist guide) adalah seseorang yang memberikan penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan saat berkunjung ke objek, tempat atau daerah tertentu. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan demi menjadi seorang tourist guide serta alasan mengapa wisatawan membutuhkan tourist guide. Seorang
tourist
guide
perlu
memahami
dan
mengaplikasikan etika dalam memandu wisata. Beberapa diantaranya, yaitu:
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
1. Seorang pemandu wisata harus memberi kesan yang baik mengenai kebudayaan, agama, desa, dan negaranya bila memandu wisatawan 2. Seorang pemandu wisata harus sanggup menciptakan suasana yang hangat, gembira, dan sopan santun yang mencerminkan budaya Indonesia 3. Seorang pemandu wisata harus menghindari perdebatan mengenai agama, adat istiadat sosial, diskriminasi rasial, dan sistem politik 4. Seorang pemandu wisata harus memberikan informasi yang jelas mengenai berbagai aspek tour, bila pemandu tidak yakin tentang suatu informasi, ia harus mencari informasi tersebut dan memberitahukannya kemudian 5. Pada akhir tour, pemandu wisata harus sudah memberikan kesan yang baik pada wisatawan sehingga mereka ingin datang lagi Keberadaan pemandu wisata dalam sebuah destinasi wisata tentunya diperlukan karena beberapa alasan. Alasanalasan tersebut diantaranya adalah: 1. Mempelajari tentang area daerah tujuan wisata termasuk sejarah, geografis, arsitektur,
perilaku masyarakat yang
dilakukan sehari-hari 2. Memperkenalkan daerah tujuan wisata yang dikunjungi oleh wisatawan Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
3. Menikmati suasana perjalanan tanpa beban (relaksasi) 4. Memberi kesan tentang daerah wisata kepada para wisatawan (hal ini bertujuan untuk dapat mendatangkan para wisatawan kembali ke desa ini) 5. Untuk
menghindari
terjadinya
kesalahan
dalam
alur
perjalanan wisata
G. PENGEMBANGAN
PARIWISATA
BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT) Dalam
mengembangkan
desa
wisata,
diperlukan
pengelolaan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan, sosial,
dan
ekonomi.
pengembangan
Aspek-aspek
pariwisata
yang
ini
terwakili
dalam
berkelanjutan.
Demi
kelangsungan Desa Wisata yang terus menerus, diperlukan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan. Produk-produk pariwisata berkelanjutan adalah produk-produk yang dikelola secara harmonis dengan lingkungan, masyarakat dan budaya setempat sehingga mereka terus menerus menjadi penerima manfaatnya bukan korban pembangunan pariwisata. Tujuan
utama
dari
pengelolaan
pariwisata
yang
berkelanjutan adalah sebagai berikut: 1. Perlindungan
terhadap
kekayaan
alam
dan
budaya
setempat, sehingga dengan terjaganya kekayaan alam dan budaya setempat, pariwisata dapat berjalan terus-menerus.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
2. Perlindungan terhadap kualitas dan kesempatan hidup masyarakat, karena dengan keberlangsungan pariwisata yang terus-menerus, kualitas hidup masyarakat akan terus terjaga
karena
adanya
manfaat
sosial-ekonomi
dari
pariwisata. 3. Pemenuhan kebutuhan dari pasar wisatawan, karena desa yang masih memiliki lingkungan alam dan budaya yang terjaga sehingga wisatawan akan memperoleh kepuasan dalam melakukan perjalanan wisata ke desa.
Di bawah ini adalah contoh-contoh penerapan sustainable
tourism development: 1. Menjaga Biosphere Sebagai contoh dengan mengurangi polusi dan menghentikan perusakan lingkungan. 2. Mengurangi Kerusakan Sebagai
contoh
dengan
tidak
memetik
tanaman
sembarangan. 3. Menyediakan dan memberikan informasi yang dapat dipercaya pada wisatawan Sebagai contoh dengan memberitahu lokasi-lokasi yang berbahaya.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
4. Melakukan Green Campaign Sebagai contoh, dengan mencantumkan tulisan-tulisan yang bersifat menghimbau kepada wisatawan untuk menjaga kelestarian
Secukupnya”
lingkungan
seperti
“Pergunakanlah
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Air
KISAH INSPIRASI DESA WISATA A. DESA WISATA PENGLIPURAN, BALI Desa Wisata Penglipuran, merupakan satu dari sekian ribu Desa Wisata yang terdaftar resmi di KEMENPAREKRAF, satu dari sekian puluh desa yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Desa ini terletak di Utara Pulau Bali, tepatnya di daerah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Jauh dari pantai, dan pusat
keramaian Pulau Bali sendiri. Penglipuran merupakan salah satu desa tua di Bali dimana adatistiadat Bali asli masih terjaga hingga saat ini. Penglipuran sendiri terletak di dataran tinggi, dengan iklim sejuk. Apa yang dimiliki Desa Wisata Penglipuran: Dalam hal kepariwisataan Desa Wisata Penglipuran mempunyai daya tarik wisata alam dan budaya serta buatan diantaranya seperti: 1. Budaya keseharian masyarakat Penglipuran Setiap
pagi
mereka
selalu
membersihkan
rumah,
pekarangan, dan area sekitar rumahnya. Selain itu seringkali diadakan gotong royong untuk membersihkan desa dan hutan bambu yang mereka miliki. 2. Komplek Pura 3. Struktur rumah soka 12 (Rumah khas tradisional Bali)
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
4. Hutan Bambu Hutan bambu yang diatur sedemikian rupa, lalu diberi jalan setapak dari pavling block ditengah untuk pejalan kaki atau rute jogging sehingga menarik untuk dilihat. Selain itu hutan bambu ini diperkaya oleh beberapa jenis bambu yang jarang dikembangkan di daerah lain. 5. Pagelaran seni budaya 6. Kerajinan tangan buatan lokal 7. Ikan Bakar khas Kintamani
Gambar 10. Kondisi Desa Penglipuran
Gambar 11. Kerajinan Lokal
Gambar 12. Penari Bali
Saat ini Desa Wisata Penglipuran tanpa henti dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara, Terkadang rumah penduduk dijadikan penginapan bagi tamu-tamu mereka. Pengelola desa ini mulai bekerjasama dengan beberapa travel agent lokal. Desa ini biasa diselipkan dalam paket wisata dengan tujuan utama Gunung Api dan Danau Batur, Kintamani, Bali.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
B. IR. DOTO YOGANTORO (Salah Satu Pencetus Berdirinya Desa Wisata Pentingsari) Ir. Doto Yogantoro merupakan salah satu penduduk biasa Desa Pentingsari sebelum dinyatakan Desa Wisata. Sebagai salah satu tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan sangat baik, beliau mulai merintis desanya bersama beberapa rekannya setelah mengetahui potensi desanya sendiri. Apa yang dimiliki Desa Wisata Pentingsari: Desa Pentingsari mempunyai daya tarik wisata alam dan budaya serta buatan seperti budaya kehidupan sehari-hari (living
culture) masyarakat Pentingsari, pemandangan Gunung Merapi, Pertanian, Peternakan, pagelaran seni budaya dan sebagainya. Berikut ini diceritakan hasil kunjungan yang terakhir tim penyusun lakukan pada bulan September, 2012 lalu.
“Pertama sewaktu saya masuk ke Desa Pentingsari sudah nampak tanda-tanda bahwa saya sudah memasuki Desa Wisata Penting Sari, karena ditulis spanduk sederhana bertuliskan
“Selamat
Memasuki
Desa
Wisata
Pentingsari” yang kedua masyarakatnya ramah-ramah dalam melayani tamu yang datang. Kami disambut disalah satu rumah warga yang memperagakan cara membuat kopi robusta melalui proses pembuatan yang masih tradisional, sehingga menjadi satu minuman hangat yang dipadu dengan sedikit jahe selalu
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
ditawari setiap pengunjung yang datang, dan saya pun diberi kesempatan untuk melakukan cara membuat kopi robusta. Selain itu kami diajak berkeliling desa setempat dengan berjalan kaki, setiap rumah selalu ada produk yang dihasilkan sehingga membuat beda suasana, ketiga. Desa Wisata Pentingsari telah menyediakan beberapa rumah sebagai tempat penginapan,
keempat Pengelolaan diserahkan ke masyarakat setempat.”
Gambar 13. Budidaya Lele
Gambar 14. Games
Gambar 15. Ir. Doto Yogantoro
Gambar 16. Tugu Selamat Datang
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
Desa Wisata Pentingsari dapat dikatakan sebagai tempat wisata yang
kompleks
dan
lengkap
didalamnya.
Untuk dapat
mengembangkan Desa Wisata yang baik seperti Pentingsari partisipasi masyarakat sangat diharapkan demi memajukan desa. Bentuk partisipasinya bisa berupa: 1) menjaga lingkungan desa tetap bersih dan asri serta jauh dari tindakan kriminal; 2) ramah tamah kepada tamu yang berkunjung, baik kepada wisatawan asing maupun wisatawan nusantara; 3) kreativitas masyarakat melahirkan ide-ide yang inovatif terhadap kemajuan Desa Wisatanya.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
PENUTUP Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal merupakan acuan bagi pengelola Desa Wisata serta masyarakat desa yang turut serta dan berperan aktif dalam pelaksanaan pengembangan Desa Wisata Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|