RINGKASAN EKSEKUTIF Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa Wisata (rural tourism) merupakan pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman pedesaan, atraksi alam, tradisi, unsur- unsur yang unik yang secara keseluruhan dapat menarik minat wisatawan. Jika kedua pengertian desa wisata dipadukan, maka desa wisata adalah perpaduan antara atraksi alam, budaya, dan kreativitas masyarakat setempat didukung oleh akomodasi dan fasilitas lainnya, yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kabupaten Gianyar sangat banyak memiliki desa wisata dengan keunikan dan otentisitas masing-masing, yang berpotensi dikembangkan menjadi sebuah desa wisata. Desa wisata Kenderan adalah salah satu Desa Wisata di Kabupaten Gianyar, yang sampai saat ini belum berkembang menjadi desa wisata seperti yang diharapkan, sedangkan Desa Kenderan sudah ditetapakn sebagai Desa Wisata berdasarkan SK Bupati No ….. Belum berkembangkan Desa Wisata Kenderan karena adanya kendala yang menghambat perkembangnya, sehingga perlu dilakukan studi utk mengidentifikasi kendala-kendala dan merumuskan solusi sbg dasar melakukan tatakelola yan baik. Tujuan kegiatan yaitu: (1) Mengidentifikasi potensi atraksi wisata Desa Kenderan meliputi atraksi wisata alam, budaya dan buatan; (2) Menyusun panduan tentang takelola Desa Wisata Kenderan, sebagai pedoman dalam mengembangan Desa Wisata Kenderan menjadi Desa Wisata yang berkembang dan maju.
Panduan T Panduan Tata Tata Tata ata Kelola Kelola Desa Desa Wisata Wisata Kenderan Kenderan
71i
Tempat dilakukannya kegiatan ini adalah di Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar yang ditentukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: (1) Desa Wisata Kenderan adalah satu desa di Kecamatan Tegalalang yang memiliki potensi atraksi alam, budaya, kreativitas masyarakat, dan keunikan adat yang tidak dimiliki oleh desa lainnya di Kabupaten Gianyar, Gianyar, yang layak dikembangkan menjadi sebuah desa wisata; (2) Sampai saa t ini rencana pengembangan Desa Wisata Kenderan sebagai Desa Wisata yang berkembang, belum memiliki dokumen perencanaan untuk pedoman pengembangan, sehingga dipandang perlu melakukan kegiatan “Penyusunan Panduan tentang Tatakelola Desa Wisata Kenderan”; (3) Adanya komitmen dari Pemkab Gianyar untuk mendukung kegiatan ini melalui dana APBD tahun anggaran 2016. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah computer desktop, printer, computer laptop, kamera, alat transportasi berupa sepeda motor, dan alat tulis kantor. Namun semua alat-alat tersebut t ersebut sudah tersedia dan dimiliki oleh tenaga teknis/ahli pelaksanaan kegiatan ini dari Universitas Udayana, sehingga tidak membebani anggaran kegiatan. Namun bahan-bahan yang digunakan adalah bahan habis pakai seperti kertas, tinta printer, premium sebagai bahan bakar sepeda motor, yang jumlah kebutuhannya disesuaikan dengan keperluan sehingga menjadi efisien. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, FGD (Focus Group Discussion),dan studi pustaka. pustaka . Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kualitatif interpretative. Tahapan kegiatan, yaitu: (1) Melakukan survei tentang potensi atraksi wisata (alam, budaya dan buatan) Desa Wisata Kenderan; Kenderan;
ii
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
(2) Melakukan FocusGroupDiscussion (FGD) dengan Dinas Pariwisata Gianyar, HPI, tokoh-tokoh masyarakat Desa Kenderan dan deptInterview dengan tokoh agama/ Pemangku dan budayawan di Desa
Kenderan, dan (3) Menyusun laporan dalam bentuk buku “Panduan tentang Tatakelola Desa Wisata Kenderan”. Metode Analisis Data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kualitatif interpretative.Deskriptif kualitatif, yaitu memberikan penjelasan atau interpretasi kualitatif terhadap data dan informasi kuantitatif, sehingga mempu memberikan gambaran atau deskripsi terhadap kelompok data dan informasi yang dianalisis.Kualitatif Interpretatif, yaitu memberikan penafsiran atau interpretasi terhadap data dan informasi kualitatif baik yang berwujud simnul, gerak, adat-istiadat dan budaya, sehingga mampu memberikan makna atau arti terhadap data dan informasi tersebut. Misal, keunikan adat-istiadat, ditafsirkan makna dari kebiasaan masyarakat setempat, sehingga wisatawan atau pembaca mengerti maksana dari kebiasaan masyarakat setempat. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dalam beberapa tahapan yaitu: (1) Melakukan Survei tentang potensi atraksi wisata (alam, budaya dan buatan) untuk pengembangan pe ngembangan Desa Wisata Wisata yang merupakan focusstudy dalam kegiatan ini; (2) Melakukan FocusGroupDiscussion
(FGD) dengan Dinas Pariwisata Gianyar, HPI, tokoh-tokoh masyarakat Desa Kenderan dan deptInterview dengan tokoh agama/ Pemangku dan budayawan di Desa Kenderan; (3) Menyusun laporan da lam bentuk buku “panduan tentang tata kelola Desa Wisata Wisata Kenderan” Hasil penelitian menujukan bahwa Desa Kenderan memiliki potensi besar di bidang pariwisata dengan atraksi wisata alam, budaya dan buatan.Atraksi wisata alam antara lain, fauna berupa Kera yang hidup
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
iiii
bebas di areal Pura Dalem Desa Kenderan dan hidup bebas di pinggir Tukad Petanu Terrace atau Petanu (Sungai Petanu), air terjun masalembo, Rice Terrace
hamparan persawahan yang disebut terasering, Atraksi wisata budaya antara lain, Puri Kenderan, Sistem irigasi tradisional Desa Kenderan atau Subak Kenderan, Kenderan, Petirtaan Petirt aan Telaga Waja, Waja, Pesiraman Dedari di Pura Taman Sari, Pancoran Pengelukatan, Pesiraman Geria Manuaba, Sorkopagus dan Nekara di Pura Desa/Puseh Desa Kenderan, Patungpatung kuno di areal Pura Puseh Desa Kenderan, Pura Geria Sakti Mepeed d di Pura Geria Sakti Manuaba ,Budaya Manuaba, Upacara Mepee Baron Ba rongN gNge gele le la lawa wang ng,, Kegiatan Me Meki ki is yang dilakukan sebelum Piodalan Pura Sakti Manuaba, Kesenian tari seperti topeng dan joged
di Banjar Triwangsa, Triwangsa, Kesenian ukir dan kerajinan tangan yang dijual ke Desa Ubud, dll. Atraksi wisata buatan yaitu, adanya jalur-jalur trekking yang dikembangkan untuk menikmati suasana alam dan kebudayaan masyarakat Desa Kenderan, Adanya jalur-jalur Cycling Tour untuk menikmati keindahan alam melalui jalan-jalan jalan-j alan utama dan jalur setapak di Desa Kenderan, Program Pembelajaran( lessong program ) seperti art cultural lesson, farm lesson, cooking lesson and mejejahitan lesson,
Program yang memacu keterampilan dan ketangkasan seperti traditional game program village tour program dan outing program.
Atraksi wisat spiritual yaitu, Pembuatan yoga ce nter atau program yoga seperti yoga and meditation program, Puppet show every Purnama and Tilem, dan da n Templ Templee Tour Tour . Tatakelola tentang Desa Wisata Kenderan,
yaitu: Perbaikan Aksesibilitas, Pembentukan Kelembagaan, Peningkatan Kualitas SDM, Peningkatan Promosi, Penataan Wajah Wajah Desa, Peningkatan Kesadaran Warga, Pengembangan Paket Wisata, Menciptakan Branding.Perkembangan Desa Wisata Kenderan sangat tergantung pada
iv
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
political will ) Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam kemauan politik ( political
memfasilitasi dan mendukung impelementasi dari rencana tata kelola yang tertera dalam buku panduan ini.Tanpa campur tangan Pemerintah kabupaten Gianyar, masih jauh perjalanan Desa Kenderan menjadi Desa Wisata maju dan berkembang.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
v
KATA PENGANTAR Desa wisata adalah perpaduan antara atraksi alam, budaya, dan kreativitas masyarakat setempat didukung oleh akomodasi dan fasilitas lainnya, yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.Desa Wisata Kenderan adalah salah satu Desa Wisata di Kabupaten Gianyar yang memiliki potensi besar dikembangkan, tetapi belum berkembang seperti yang diharapkan, karena berbagai kendala yang menghambat perkembangannya. Buku Panduan Tatakelola Desa Wisata Kenderan adalah hasil studi yang didasarkan atas identifikasi kendala yang menghambat perkembangan Desa Wisata Kenderan, yang diperoleh melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion, FGD), observasi dan survei, sehingga dapat dirumuskan solusi dari kendala yang dihadapi. Selesainya kegiatan penyusunan buku Panduan Tatakelola Desa Wisata Kenderan, berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu diucapkan terimakasih kepada: 1)
Pemerintah Kabu Pemerintah Kabupaten paten Giany Gianyar ar cq cq Bappeda Bappeda Pemer Pemerintah intah Kabu Kabupaten paten Gianyar,, yang telah membiayai kegiatan ini; Gianyar
2) 3)
Para tenaga lapang lapang,, yang yang telah telah membantu membantu dalam pengu pengumpulan mpulan data primer dan sekunder menyangkut Desa Wisata Kenderan; Anggota Ang gota tim tim peneliti peneliti yang telah telah beker bekerjasa jasama ma dalam dalam tim yang komp kompak; ak;
4)
Berbag Ber bagai ai pihak pihak yang yang tidak tidak diseb disebutk utkan an satu satu persa persatu. tu. Semoga kebaikan-kebaikan Beliau memperoleh berkah dari Tuhan
Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Wisi Wasa. Gianyar, 4 Nopember 2016 Tim Peneliti vi
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................ ................................................................ ........................ i KAT KA TA PENGANTAR ...................................... ......................................................................... ................................... vi DAFTAR DAFT AR ISI ...................................... ............................................................................. ................................................ ......... vii DAFTAR DAFT AR TABEL TABEL ................................. ...................................................................... .............................................. ......... ix DAFTAR DAFT AR GAMBAR ....................................... ...........................................................................x ....................................x BAB I
PENDAHULUAN ... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ......1 ...1 1.1 Latar Belakan Belakang g ...... ........... .......... .......... ........... ............ ............ ........... .......... .......... ........... ......... ... 1 1.2 Masalah ....................................... ...........................................................................4 ....................................4 1.3 Tuju Tujuan an dan Sasara Sasaran n Kegiata Kegiatan n ..... .......... ........... ............ ........... .......... .......... ........ ... 5 1.4 Masuk Masukan, an, Keluaran, Keluaran, Hasil, dan Dampak Dampak Kegiatan Kegiatan ..... .........6 ....6
BAB II II TINJ TINJAUA AUAN N TEORITIK TEORITIK DAN EMP EMPIRIK IRIK ... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... .. 8 2.1 Desa Wisata: Wisata: Wisata Wisata Perdesaan Perdesaan Berbasis Masyarakat ................................. ...................................................... ..................... 8 2.2 Desa Wisata: Wisata: Wisata Wisata Perdesaan Kebutuhan Kebutuhan Masyarakat Perkotaan ................................... .................................................. ............... 16 2.3 Mengid Mengidentifika entifikasi si Potensi Desa Wisata Wisata ..... .......... ........... ............ ......... ... 19 2.4 Mengga Menggali li Keunikan Potensi Potensi Desa WIsata ...... ............ ............ ........ .. 20 BAB III METODE PENGKAJIAN ..... .......... .......... ........... ............ ............ ........... .......... .......... ....... 25 3.1 Tempat dan Waktu ................................... ........................................................ ..................... 25 3.2 Ruang Lingkup Kegiat Kegiatan an ...... ............ ............ ........... .......... .......... .......... ........... ........ .. 25 3.3 Alat dan Bahan ...... ........... .......... .......... .......... ........... ........... .......... .......... .......... ........... ......... ... 26 3.4 Metode Kegiata Kegiatan n ..... ........... ........... .......... .......... .......... ........... ............ ............ ............ ......... ... 26
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
vii
3.5 Pelaks Pelaksanaan anaan Kegiatan ...... ........... .......... .......... ........... ............ ............ ........... .......... ....... 28 3.6 Indikat Indikator or Ketercap Ketercapaian aian Kegiata Kegiatan n ...... ............ ............ ............ ........... .......... .....2 28 BAB IV POTENSI ATRAKSI WISAT WISATA DESA KENDERAN ...... 29 4.1 Atraks Atraksii Wis Wisata ata Alam ..... .......... .......... ........... ........... .......... .......... ........... ............ ...........29 .....29 4.2 Atraks Atraksii Wis Wisata ata Budaya ...... ........... .......... .......... .......... ........... ........... .......... .......... ....... .. 30 4.3 Atraks Atraksii Wisa Wisata ta Buatan ...... ........... .......... .......... ........... ............ ............ ........... .......... ....... 31 BAB V TATA KEL KELOLA OLA DESA WISA WISAT TA KENDERAN KENDERAN ................................. .......................................... ......... 32 5.1 Perb Perbaikan aikan Akse Aksesibil sibilitas itas ...... ........... .......... .......... .......... ........... ........... .......... .......... ....... .. 36 5.2 Pemben Pembentukan tukan Kelemba Kelembagaan gaan ..... .......... ........... ............ ........... .......... .......... ......... .... 38 5.3 Pening Peningkatan katan Kualitas Kualitas Sumber Sumber Daya Manusia Manusia ..... .......... ......... .... 48 5.4 Pening Peningkatan katan Promo Promosi si ..... .......... .......... ........... ............ ........... .......... .......... ........... .......... .... 52 5.5 Penataan Wajah Desa ...... ........... .......... .......... .......... ........... ........... .......... .......... ........ ... 55 5.6 Pengadaan Akomodasi ........................................ .................................................. .......... 57 5.7 Pening Peningkatan katan Kesad Kesadaran aran Warga ..... .......... .......... .......... ........... ............ .......... .... 59 5.8 Pengem Pengembangan bangan Paket Wis Wisata ata ..... .......... .......... ........... ........... .......... .......... ........ ... 61 ...................................................... ..................... 64 5.9 5. 9 Men Mencipt ciptaka akan n Brand .................................
BAB VI PENUTUP ..... ........... ........... .......... .......... .......... ........... ........... .......... .......... .......... ........... ........... .......... ....... 69 DAFTAR DAFT AR PUSTAKA ..................................... ........................................................................ ................................... 70
viii
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
DAFTAR TABEL Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
Tabel 5.1 Kendala Perkembangan Perkembangan Desa Wi Wisata sata Kenderan ..... ........... .......... .... 33 Tabel 5.2 Kebijakan dan Program Tatakelola Tatakelola Desa Wisata Wisata Kenderan …… ...................................... .............................................. ........ 34
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
ix
DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Pengem Pengembangan bangan Pariwisata Pariwisata Berbasis Kerakyatan .................................... ..................................................... ................. 15 Gambar 2.2 Suasan Suasanaa Perdesaan yang yang Eksotik menjadi menjadi Atraksi Atraksi Wisata Perdesaan .................................... .......................................................... ...................... 18 Gambar 5.1 Struk Struktur tur Organisa Organisasi si Kelompok Kelompok Sadar Wisata ................................ .................................................................. .................................. 44 Gambar 5.2 5.2 Strukt Struktur ur Organisasi Organisasi Badan Pengelola Pengelola ..... .......... ........... ........... .......... ....... .. 47
x
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 La Lata tarr Belak Belakan ang g Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1993).Desa Wisata (rural tourism) merupakan pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman pedesaan, atraksi alam, tradisi, unsur - unsur yang unik yang secara keseluruhan dapat menarik minat wisatawan (Joshi, 2012). Jika kedua pengertian desa wisata dipadukan, maka desa wisata adalah perpaduan antara atraksi alam, budaya, dan kreativitas masyarakat setempat didukung oleh akomodasi dan fasilitas lainnya, yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Keberadaan desa wisata dalam perkembangan kepariwisataan di Tanah Air pada umumnya dan di Bali pada khususnya sebagai destinasi wisata alternatif sudah sedemikian penting.Desa wisata sudah mampu mewarnai variasi destinasi wisata di suatu daerah tujuan wisata (DTW), sehingga pariwisata tidak selalu menyuguhkan atraksi wisata itu-itu saja conventionall attraction). Dalam lingkup atau biasa-biasa saja ( conventiona
kepariwisataan Bali, perkembangan desa wisata menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan pariwisata. Melalui desa wisata, pariwisata membuktikan keberpihakannya kepada semangat pariwisata pro-j -job ob ), sebagai sebagai pencipta kesempatan kerja pedesaan ( pro pro-growth owth), dan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah ( pro-gr
sarana pengentasan kemiskinan ( pro poor ). ).
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
1
Dalam mengembangkan suatu desa menjadi desa wisata tidak dapat meniru mentah-mentah desa lain, tetapi harus mengembangkan keunikan yang dimiliki oleh suatu desa, dan keunikan inilah yang akan menjadi atraksi wisata yang berbeda dengan desa wisata lainnya.Atau dengan kata lain pengembangan desa wisata sebaiknya menggali otentisitas potensi dan keunikan sendiri dari desa wisata ybs. Baiquni (2005) menyatakan bahwa satu hal penting yang diabaikan dalam pengembangan desa wisata adalah persoalan kapasitas kelembagaan pengelola desa wisata.Pendekatan dalam peningkatan kapasitas kelembagaan lokal (pemerintah daerah dan masyarakat) memiliki spektrum konsep dan pendekatan yang bervariasi. Ada lima aspek dan pendekatan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu desa wisata, yaitu holistic approach, participatory learning, empowerment of management, action research, dan s inergy and network, yang masing-masing aspek tersebut dijelaskan seperti berikut. Holist Hol istic ic app approach roach .Pendekatan ini melihat secara menyeluruh
dimensi pembangunan atau secara holistik.Pendekatan ini berupaya mengintegrasikan berbagai elemen atau sektor pembangunan secara terpadu, sehingga perumusan masalah dan pemecahannya diselenggarakan diselenggara kan secara kolektif dan partisipatif. Metode yang digunakan adalah system thinking sebagai cara untuk membuka pemahaman dan melakukan inovasi dalam merumuskan konteks kebijakan dan pengembangan yang tepat guna. Participatory learning. Pendampingan dalam pengembangan
kapasitas kelembagaan lokal perlu dilakukan secara partisipatif, menggali bersama kebutuhan dan merumuskan prioritas penanganan dalam proses ‘belajar bersama’. Sesungguhnya yang paling tahu persoalan adalah pelaku
2
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
lokal (masyarakat dan pemerintah daerah) sendiiri, bukan konsultan atau kontraktor pembangunan yang berasal dari luar yang memiliki kepentingannya sendiri. Peran konsultan pada penguatan proses memfasilitasi pembelajaran kolektif, sehingga pemahaman permasalahan akan lebih baik dan solusinya dapat dikerjakan bersama-sama sesuai fungsi masing-masing lembaga dalam tata manajemen. Metode pembelajaran partisipatif yang dapat digunakan adalah sarasehan, lokakarya dan belajar sambil bekerja (learning by doing). Empowerment of management.Penguatantatakelola ditujukan pada
proses pembelajaran partisipatif mencakup individual dan Asih, Asah institusional.yang oleh Ki Hajar Dewantoro disebul Triple A ( Asih,
dan Asuh ). Dalam proses belajar akan menimbulkan pencerahan (enlightment ) dan penguatan atau pemberdayaan ( empowerment ). ). Kelembagaan yang kuat terdiri dari para pelakunya yang juga tercerahkan dalam belajar dan bekerja. Manajemen kelembagaan yang terus membangun pencerahan dan pemberdayaan akan memberikan perbaikan kinerja dalam pengembangan desa wisata. Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian integral kepariwiwataan Bali cenderung sifatnya monoton yang mengandalkan atraksi wisata yang sudah terkenal dan itu-itu saja (conventional attraction), seperti hanya mengandalkan desa internasiona Ubud, adanya kesan kemiripan atau kesamaan antara atraksi wisata yang satu dengan yang lainnya. Walaupun sudah mulai tampak ada suatu inovasi untuk menciptakan atraksi wisata alternaitf, tetapi rupanya
belum
dipersiapkan
secara
terencana,
sehingga
perkembangannya kurang terarah dan teratur.Oleh karena itu perlu dilakukan usaha terobosan dan inovasi untuk menciptakan atraksi wisata
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
3
alternatif, salah satunya adalah mengembangkan desa wisata secara terencana dengan baik. Desa Kenderan adalah salah satu desa di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar.Desa Wisata Kenderan dapat ditempuh 60 menit dari Bandara Ngurah Rai.Dari desa ini dapat dengan mudah menjangkau destinasi wisata terkenal di Bali, seperti Bali Safari, Ubud, Tampak Tampak Siring, serta wisata terkenal lainnya.Bila dicermati Desa Kenderanmemiliki keunggulan komparatif berupa potensi budaya, kreatitivtas masyarakat dan kenuikannya dibandingkan desa-desa lainnya di Kecamatan Ubud. Desa Kenderan memiliki ragam potensi atraksi wisata, antara lain: wisata budaya, wisata spiritual, wisata kampung kampu ng (Ecology Tour), Tour), wisata sejarah, dsb. Bila diinginkan, Desa Wisata Kenderan juga menawarkan Bali Exotic Trip, dengan destinasi pilihan yang ada di sekitar Desa Wisata ini.Salah satu terobosan inovasi yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan Desa Kenderan menjadi Desa Wisata melalui perencanaan yang matang dan mantap, sehingga kelak dapat menjadi destinasi wisata alternatif di Kabupaten Gianyar. 1.2 Masalah Kabupaten Gianyar sangat banyak memiliki desa wisata dengan keunikan dan otentisitas masing-masing, yang berpotensi dikembangkan menjadi sebuah desa wisata. Desa wisata Kenderan adalah salah sal ah satu Desa Wisata di Kabupaten Gianyar, yang sampai saat ini belum berkembang menjadi desa wisata seperti yang diharapkan, sedangkan Desa Kenderan sudah ditetapakn sebagai Desa Wisata. Belum berkembangkan Desa Wisata Kenderan
4
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
karena adanya kendala yang menghambat perkembangnya, sehingga perlu dilakukan studi utk mengidentifikasi kendala-kendala dan merumuskan solusi sbg dasar melakukan tatakelola yan baik. 1.3 Tujuan dan Sasaran Kegiatan Tujuan Umum Tujuan umum kegiatan “Penyusunan Panduan tentang Tatakelola Tatakelola ” adalah mengembangkan Desa Kenderan Desa Wisata Kenderan Kenderan” menjadi Desa Wisata percontohan di Kabupaten Gianyar, di mana melalui pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan tarap hidup masyarakat, melestarikan seni budaya masyarakat lokal dan melestarikan lingkungan secara berkelanjutan. Tujuan khusus Tujuan khusus kegiatan ini yaitu: 1)
Mengid Men gidenti entifika fikasi si potensi potensi atraks atraksii wisata wisata Desa Kender Kenderan an meliputi meliputi atraksi wisata alam, budaya dan buatan;
2)
Menyusu Men yusun n panduan panduan tentang tentang takelola takelola Desa Desa Wisata Wisata Kende Kenderan, ran, sebaga sebagaii pedoman dalam mengembangan Desa Wisata Kenderan menjadi Desa Wisata yang berkembang dan maju.
Sasaran Kegiatan 1)
Terident eridentifikasi ifikasi potensi atraksi wisata Desa Kender Kenderan an meliputi meliputi atraksi wisata alam, budaya dan buatan;
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
5
2)
Terid eridenti entifika fikasiny sinyaa kendalam kendalam yang menjad menjadii penghamba penghambatt perkembangan dan menjadi landasan untuk merumuskan tatakelola Desa Wisata Kenderan;
3)
Tersusu ersusunya nya pandua panduan n tentang tentang tatakelo tatakelola la Desa Desa Wis Wisata ata Kenderan Kenderan..
1.4 Masukan, Masukan, Keluaran, Hasil, Hasil, dan Dampak Kegiatan Kegiatan Masukan: Masukan kegiatan ini adalah berbagai bahan, dana, peralatan kerja seperti desktop, laptop, printer, kamera, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan pengkajian ini. Masukan ini ada yang berasal dari pemerintah Kabupaten Gianyar seperti pendanaan dan informasi penting lainnya, danada yang berasal dari peneliti (konsultan) seperti peralatan kerja, dan alat tulis kantor. Keluaran: Keluaran kegiatan ini adalah sebuah buku panduan tentang panduan tentang tata kelola DesaWisata Kenderan, yang dapat digunakan sebagai panduan atau pedoman mengembangkan potensi atraksi wisata Desa Wisata Kendera dan pengembangan kapasitas kelembagaan serta SDM, sehingga kelak siap menerima peningkatan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Desa Kenderan. Hasil: Hasil kegiatan ini adalah dengan digunakannya laporan buku panduan tentang tatakelola Desa Wisata Kenderan sebagai panduan atau pedoman mengembangkan Desa Wisata Kenderan, maka kelak
6
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Desa Wisata Kenderanmenjadi desa wisata yang berkembang dan benarbenar siap meneriman kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara dengan segala fasilitasnya. Dampak: Terwujudnya Desa Kenderan menjadi desa wisata yang berkembang, diharapkan berdampak meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegarake Desa Kendra, pada akhirnya diharapkan berdampak meningkatnya pendapatan masyarakat Desa Kenderan dibandingkan sebelumnya.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
7
BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN EMPIRIK 2.1 Desa Wisata: Wisata: Wisata Perdesaan Berbasis Kerakyatan Wilayah perdesaan memiliki ciri-ciri : (1) perbandingan tanah dan manusia (man land ratio) relative besar; (2) lapangan kerja agraris; (3) hubungan penduduk yang akrab; dan (4) sifat yang menurut tradisi (tradisional). Akar budaya desa ditunjukan oleh adanya ciri-ciri kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan, sehingga pengembangan perdesaan sebagai objek dan atraksi wisata biasanya menggunakan sumber daya yang ada seperti lahan, budaya, masyarakat dan alam. Satu dasa warsa belakangan ini pergeseran paradigma pembangunan dari top down planning menjadi bottom up planning. Paradigma ini muncul di berbagai sektor pembangunan termasuk dalam bidang pembangunan pariwisata. Kedua model pembangunan ini banyak didiskusikan oleh kalangan akademisi maupun praktisi, namun hingga kini belum menghasilkan suatu konklusi.Untuk negara yang sedang berkembang di mana infrastruktur organisasi perencanaan yang masih sangat lemah dan juga kemampuan sumber daya manusia yang belum merata, ada kecenderungan untuk menggabungkan kedua sistem pendekatan tersebut. Di sektor pariwisata, model pembangunan bottom up planning, sejalan dengan paradigma pariwisata yang bercirikan kerakyatan, dan memunculkan berbagai sebutan yaitu: pariwisata inti rakyat, pariwisata kerakyatan, resource community basemanagement atau community management (Korten,1986) , sehinggaakhirnya
8
mengarah pada
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
pengembangana desa wisata, desa wisata terpadu dan Wisata Perdesaan sebagai salah satu bentuk pengembangan pariwisata Perdesaan berkelanjutan yang memiliki pasar tersendiri (Adhisakti, 2000). Paradigma pariwisata kerakyatan dalam berbagai bentuknya telah lama menjadi paradigma alternatif sebagai kegagalan model modernisasi yang diterapkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang memiliki banyak kelemahan karena selalu mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kurang memperhatikan masalah sosial budaya masyarakat. Terkait dengan pemikiran tersebut, maka desadesa yang memiliki keunikan mulai dilirik untuk dipersiapkan menjadi desa wisata maupun wisata perdesaan oleh pemerintah maupun pelakupelaku pariwisata. Pariwisata perdesaan adalah suatu wilayah perdesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan, baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat-istiadat keseharian, arsitektur bangunan maupun struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan (atraksi, akomodasi, makan, minum, dan lain-lain) (Depbudpar, 2000). Pariwisata perdesaan termasuk ke dalam jenis industri kecil, karena melayani pasar kecil, memerlukan modal relatif lebih sedikit, memanfaatkan sumber daya lokal, dan tidak memerlukan sumberdaya yang canggih dan mahal. Ramuan utama pariwisata perdesaan adalah keaslian, keunikan, rasa khas daerah, dan kebanggaan daerah yang berwujud gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya. Keaslian dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, fisik, dan sosial daerah perdesaan tersebut, misalnya tata ruang, warisan budaya, kegiatan pertanian, bentang
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
9
alam, jasa, peristiwa sejarah dan budaya yang penting, serta pengalaman yang eksotik khas daerah.Secara khusus berkaitan dengan perilaku, integritas, keramah-tamahan, dan kesungguhan penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Dengan demikian permodelan pariwisata perdesaan dapat mengembangkan identitas dan ciri khas daerah sesuai dengan prinsip dan tata cara adat setempat. Adapun caranya adalah dengan mengembangkan mutu produk wisata perdesaan, pengembangan pengembanga n sumber daya manusia untuk menjadi wirausaha pariwisata perdesaan, pembuatan kelompok usaha lokal, dan memberikan kesempatan pada masyarakat setempat untuk ikut mengendalikan strategi dan pelaksanaan kegiatan tersebut (Nasikum,1997, Fagence, 1997). Di pihak lain, Lane, 1994 (dalam Page and Geertz, 1997) mengemukakan bahwa terdapat kesulitan dalam menentukan batasan atau definisi pariwisata perdesaan karena beberapa faktor, yaitu: (1) daerah perdesaan masih sukar ditentukan batasannya, (2) tidak semua semua pariwisata yang terjadi di perdesaan termasuk jenis pariwisata perdesaan, itu mungkin jenis pariwisata kota hanya saja letaknya di daerah perdesaan, (3) menurut sejarah, pariwisata sebagian besar berlangsung di perkotaan karena sebagian besar wisatawan tinggal di daerah perkotaan, pariwisata dapat mempengaruhi daerah perdesaan, sehingga terjadi perubahan budaya dan ekonomi, (4). bentuk pariwisata perdesaan yang dikembangkan masing-masing daerah berbeda-beda, (5) daerah perdesaan itu sendiri mengalami perubahan yang sangat kompleks akibat pengaruh dari pasar global, komunikasi, dan telekomunikasi, dan (6) pariwisata perdesaan terdiri dari berbagai macam aktivitas yaitu, pariwisata alam, jalan-jalan, mendaki, berkuda, petualangan, olah raga dan kesehatan, berburu, belajar tentang kebudayaan daerah setempat.
10
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Selanjutnya juga disebutkan bahwa pariwisata perdesaan harus memperhatikan hal-hal seperti: •
Lokasinya harus di daerah perdesaan.
•
Fungsi perdesaan dikembangkan dalam suasana perdesaan yang memiliki ciri khusus, yaitu usaha kecil, ruang terbuka, berhubungan dengan alam dan keaslian kegiatan masyarakat tradisional.
•
Bersifat tradisional, berkembang secara perlahan dan berhubungan dengan masyarakat lokal.
•
Skala perdesaan baik bentuk bangunan maupun pengaturan harus selalu dalam skala kecil.
•
Menyajikan bentuk yang komplek dari lingkungan perdesaan, ekonomi, sejarah, dan lokasinya. Keberhasilan pariwisata perdesaan sangat dipengaruhi oleh intensitas
kegiatan, lokasinya, manajemen, dan dukungan dari masyarakat lokal dan harus sesuai dengan keinginan masyarakat lokal (Lane,1994 dalam Page and Getz,1997). Pariwisata perdesaan harus sesuai dengan keinginan masyarakat lokal dan tidak direncanakan secara sepihak, mendapat dukungan dari masyarakat setempat bukan individu atau kelompok tertentu. Inisiatif menggerakan modal usaha, profesionalisme, pemasaran, citra yang jelas harus dikembangkan karena keinginan wisatawan adalah mencari hal yang spesial dan produk yang menarik (Page and Getz,1997). Dilihat dari perspektif kehidupan masyarakatnya, pariwisata perdesaan merupakan suatu bentuk pariwisata dengan objek dan atraksi berupa kehidupan desa yang memiliki ciri-ciri khusus dalam masyarakatnya, panorama alam dan budayanya, sehingga mempunyai peluang untuk dijadikan komoditi bagi wisatawan, khususnya wisatawan
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
11
asing. Kehidupan desa sebagai tujuan wisata adala h desa sebagai objek sekaligus juga sebagai subjek dari kepariwisataan yaitu sebagai penyelenggara sendiri dari berbagai aktivitas kepariwisataan, dan hasilnya akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung. Oleh karena itu peran aktif dari masyarakat sangat menentukan kelangsungan kegiatan perdesaan ini (Subagyo,1991). Tampaknya yang terpenting dari pembangunan pemba ngunan pariwisata perdesaan adalah sebagai antisipasi terhadap pariwisata konvensional yang cenderung menimbulkan konflik antara sumber daya, masyarakat, dan wisatawan. Ardika (2001) mengungkapkan bahwa kebijakan pengembangan perdesaan melalui usaha-usaha kepariwisatan antara lain: desa wisata, wisata perdesaan, perdesaan, jasa akomodasi, jasa boga dan pujasera, pelayanan transportasi, penyediaan cendramata, dan bahan konsumsi melalui berbagai usaha agar masyarakat mampu dan mau memasuki bidang-bidang usaha tersebut. Pembangunan pariwisata perdesaan diharapkan menjadi suatu model pembangunan pariwisata berkelanjutan sesuai dengan kebijakan pemerintah di bidang pariwisata. Di mana sejak publikasi Our Common Future atau “The Brungtland Report ” tahun 1987 yang disusun oleh
komite dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED), kemampuan keberlanjutan menjadi tujuan pembangunan yang diterima secara umum. Penelitian Putra (2000) tentang “Pengembangan Model Pariwisata Perdesaan sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan” menyatakan bahwa pada dasarnya pariwisata perdesaan masih dikategorikan sebagai model pariwisata baru yang dikenal dengan nama pariwisata minat khusus (special interest tourism). Pariwisata perdesaan lebih mengedepankan derajat keunikan dan kekhasan dari suatu daerah, baik dalam kondisi alam lingkungannya, lingkungan sosial mauipun budaya.Secara rinci
12
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
disebutkan potensinya berupa topografi tanahnya berupa perbukitan, persawahan yang indah dan membentang, lahan pertanian dan ladang yang subur dengan ditunjang berbagai jenis kerajinan dan kesenian yang dilakukan oleh masyarakatnya.Potensi yang belum dikembangkan dapat dikemas menjadi paket produk wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan asing, sehingga dapat sebagai alternatif pekerjaan serta menambah pendapatan masyarakat setempat. Dalam mengembangkan pariwisata perdesaan dan pertanian secara berlanjut, hendaknya memenuhi tiga prinsip dasar pembangunan yaitu holistic approach, futurity, dan equity.Jadi pembangunan harus
memperhatikan aspek politik global, global , sosio ekonomi, dan aspek lingkungan. Mempertimbangkan kelangsungan kelangsungan hidup generasi yang akan datang dan mengandung prinsip persamaan di mana keberadaan tamu, masyarakat lokal, dan semua yang terlibat mempunyai kedudukan dan peluang yang sama (Kusmayadi, 2000). Di lain pihak Palupi dan Inkadijaya (2000) menjelaskan bahwa dalam pembangunan pariwisata di perdesaan, peran serta masyarakat merupakan kunci utama untuk mencapai sukses. Karena itu pelatihan yang sesuai bagi peningkatan keterampilan masyarakat secara singkat dan terarah sesuai kebutuhan lokal sangat diperlukan.Elemen pelatihan yang dilakukan harus diupayakan sesederhana mungkin mengingat pada umumnya kondisi sumber daya manusia di pedesaan relatif rendah.Namun Fandel (2003) menyatakan bahwa skenario pengembangan wisata perdesaan adalah dengan mengoptimalkan lembaga lokal, program pengembangan sumber daya manusia, membuat program pemasaran pariwisata, dan berbasis pada budaya masyarakat petani. Konsep pariwisata kerakyatan telah diaplikasikan dalam bentuk desa wisata seperti Desa Wisata Sebatu, Jatiluwih, dan Penglipuran di Bali
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
13
sebagai proyek percontohan. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian awal terhadap desa-desa di Bali lainnya yang mempunyai keunikan untuk dijadikan Desa Wisata. Di masing-masing desa yang diteliti menunjukan menunj ukan keanekaragaman potensi, sehingga akan terlihat bentuk Desa wisata dengan basis yang berbeda dan bervariasi. Solusi lain untuk merealisasikan konsep pariwisata kerakyatan adalah dengan merencanakan wisata perdesaan, artinya desa-desa yang potensial dipromosikan untuk kunjungan wisata dengan berbagai aktivitas keasliannya. Dengan demikian masyarakat akan merasakan pemerataan hasil dari pariwisata dan akan dapat menggugah masyarakat untuk membuka usaha pariwisata, sehingga pendapatan meningkat dan berkurangnya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Sebaliknya pariwisata kerakyatan justru ingin menyeimbangkan (harmonis) antara sumberdaya, masyarakat, dan wisatawan (Natori, 2001). Dalam hal ini masyarakat lokal sebagai pelaku utama (actor ) pembangunan pariwisata kerakyatan, karena yang paling tahu potensi wilayahnya atau karakter dan kemampun unsur-unsur yang ada dalam desa termasuk indigenous knowledge yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga pembangunan yang
akan direncanakan sesuai keinginan masyarakat lokal: dari, oleh, dan untuk rakyat (Adhisakti, 2001). Natori (2001) menyatakan bahwa tolok ukur pembangunan pariwisata berbasis kerakyatan adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara masyarakat lokal, sumber daya alam/budaya, dan wisatawan. Hal ini dapat dilihat dari : 1)
Adanya Adan ya peningk peningkatan atan antus antusiasme iasme pemba pembanguna ngunan n masyara masyarakat kat melalui melalui pembentukan suatu wadah organisasi untuk menampung segala aspirasi masyarakat, melalui sistem kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat lokal.
14
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
2)
Adanya Ada nya keberl keberlanju anjutan tan lingku lingkunga ngan n fisik fisik yang ada ada di masyara masyarakat, kat, caranya adalah melalui konservasi, promosi dan menciptakan tujuan hidup yang harmonis antara sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber daya manusia. Penemuan kembali potensi sumber daya alam, dan sumber daya budaya.
3)
Adanya Ada nya keber keberlanj lanjuta utan n ekonomi ekonomi melalui melalui pemera pemerataan taan dan dan keadilan keadilan dalam menikmati hasil-hasil pembangunan.
4)
Membang Mem bangun un sistem sistem yang yang mengun menguntung tungkan kan masyar masyarakat akat seper seperti ti sistem sistem informasi yang dapat digunakan bersama-sama.
5)
Menjag Men jagaa kepuasa kepuasan n wisataw wisatawan an melalui melalui pelaya pelayanan nan yang yang lebih lebih baik, baik, pengadaan informasi yang efektif, efisien, tepat guna serta mengutamakan kenyamanan bagi wisatawan. . Kemudian hubungan antara komponen pembangunan pariwisata
berbasis kerakyatan seperti diuraikan sebelumnya disajikan pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1. Pengembangan Pariwisata Berbasis Kerakyatan (Sumber: Natori, 2000) Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
15
Bentuk-bentuk pengembangan pariwisata kerakyatan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu; (1) swadaya (sepenuhnya dari masyarakat); (2) kemitraan (melalui pengusaha besar/kecil atau sistem bapak angkat); dan (3) pendampingan oleh LSM atau pihak perguruan tinggi selama masyarakat dianggap belum mampu untuk mandiri, namun apabila mereka sudah dianggap mampu mandiri maka secara pelan-pelan ditinggalkan oleh pendamping (Depbudpar (Depbudpar,, 2000; Ardika, 2001). Untuk mencapai pariwisata kerakyatan yang berkelanjutan dilakukan dengan berbagai pendekatan sistem yang utuh dan terpadu, bersifat interdisipliner, participatory, danholistik antara komponen terkait.
2.2 Desa Wisata: Wisata: Wisata Perdesaan Perdesaan Kebutuhan Kebutuhan Masyaraka Masyarakatt Perkotaan Sebuah desa dikatakan layak sebagai destinasi wisata jika minima l memiliki tiga komponen utama yang saling berkaitan. Komponen tersebut adalah atraksi/atraksi unik, paket wisata, dan fasilitas. Atraksi desa wisata merupakan komponen pertama dan menjadi pondasi desa wisata.Persepsi tentang pariwisata biasanya menghambat pengelola desa wisata untuk menentukan potensi atraksi desanya.Kebanyakan pemerintah desa atau pengelola desa masih berpatokan bahwa tempat wisata adalah hal yang indah dan harus dipenuhi fasilitas lengkap.Persepsi l engkap.Persepsi tentang objek wisata modern tersebut menghalangi ide pengembangan desa wisata. Biasanya persepsi tersebut membentuk tembok besar, tinggi dan kokoh bernama ‘susahnya mencari dana’ untuk mengembangkan potensi desa wisata. Kalau mau berkata jujur, desa wisata merupakan destinasi khusus.Artinya dia bukan destinasi wisata untuk semua kalangan masyarakat seperti objek wisata modern, melainkan lebih pada jenis wisata
16
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
nostalgia dan edukasi yang rata-rata menyasar pada kelompok masyarakat dari perkotaan dan anak-anak. Dikatakan sebagai wisata nostalgia karena sebagian besar pangsa pasarnya adalah mereka yang dulunya adalah masyarakat desa yang sekarang terjebak dalam kehidupan kota. Bagi mereka, melihat dan merasakan kembali suasana kehidupan desa adalah hal yang kembali menjadikan hidup menjadi lebih segar (refresh) dan lebih kreatif-produktif (recreat ). ). Mereka akan lebih memilih bau sapi (wisata desa agrarian) atau bau amis ikan (wisata desa pesisir) saat bangun pagi daripada aromaterapi dan parfum hotel. Mereka juga akan lebih memilih suara jangkrik dan serangga sebagai pengantar tidur di malam hari atau angin persawahan daripada suara musik di objek wisata modern. Kenapa dikatakan juga sebagai wisata edukasi? Ini lebi h berkaitan dengan keberlanjutan pengetahuan tentang perdesaan dan kehidupannya yang susah untuk didapatkan dalam pendidikan formal perkotaan. Kalaupun diberikan pengetahuan tentang perdesaan, orang tidak akan pernah tahu sebenarnya jika mereka tidak singgah dan merasakannya langsung. Pengetahuan dan pengalaman langsung inilah yang ditawarkan dita warkan desa wisata pada masyarakat modern, terutama anak-anak dan mereka yang belum pernah mengenal secara langsung kehidupan desa, termasuk para turis mancanegara. Misalkan anda adalah seorang desa yang telah berhasil hidup di kota, apakah anda akan begitu saja mencabut akar sejarah anda pada anak-cucu anda? Atau apakah sebaliknya, anda akan dengan sangat bangga menunjukkan pada mereka bahwa anda berasal dari desa yang penuh dengan eksotisme dan kebersahajaan. Kalau iya, dimanakah anda akan membawa anak-anak anda? Ya, desa wisata adalah jawabannya.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
17
Tentang anak-anak perkotaan yang selalu hidup dalam tembok rumah-sekolah dan juga tembok virtual internet-game. Apakah menurut anda sekali waktu mereka membutuhkan untuk mandi di sungai, memancing di sungai/laut, mencari makan untuk ternak, menggembalakannya dan memberikan makanan langsung pada ternak, memerah susu di pagi hari atau sekedar bermain gasing, gobag sodor, egrang, layang-layang. Kalau iya, dimanakah anda akan membawa
anak-anak anda? Sekali lagi, desa wisata adalah jawabannya (lihat Gambar 2.2)..
Gambar 2.2 Suasana Perdesaan yang Eksotik menjadi Atraksi Wisata Perdesaan Desa wisata adalah sebuah kebutuhan bagi masyarakat modern perkotaan.Potensi historis serta edukasinya bagi sebagian orang jauh lebih bermakna untuk mengisi waktu liburan daripada hingar-bingar objek 18
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
wisata perkotaan.Inilah yang disebut potensi, inilah yang disebut ciri khas.Jika jenis perdesaan itu beragam, maka semua desa memiliki potensinya sendiri untuk menjadi destinasi wisata.Berbeda dengan objek wisata modern yang membutuhkan make-up untuk disebut layak, desa wisata justru dicari karena dia natural tanpa sentuhan, dan bersahaja dalam kejujuran. 2.3 Mengidentifikasi Potensi Desa Wisata Mengidentifikasi suatu desa yang memiliki potensi dikembangkan menjadi sebuah desa wisata, haruslah dilakukan tahapan sebagai berikut: a.
Lakukan Laku kan peme pemetaan taan desa dari calon desa wisa wisata. ta. Pemet Pemetaan aan ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi desa yang memiliki potensi dikembangkan sebagai desa wisata, wisata, selanjutnya lakukan analisis deskriptif kualitatif dan telaah dokumen.
b.
Identif Ide ntifikas ikasii calon calon desa wisat wisataa yang bersa bersangk ngkutan utan,, apakah apakah sudah sudah pernah memperoleh bantuan PNPM Mandiri Pariwisata, mengingat banyak calon desa wisata menjadi desa wisata berkat bantuan PNPM Mandiri Pariwisata. Analisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
c.
Analis Ana lisis is karater karateristi istik k dan ukuran ukuran keberh keberhasi asilan lan pengem pengemban bangan gan desa desa wisata berbasis masyarakat (community based-tourism) dari calon desa wisata. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui karateristik dari community based-tourism yang berlaku di dalam pengembangan desa wisata tersebut. Community based-tourism ini memiliki peran yang sangat penting dalam penge mbangan desa wisata. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
19
d.
Analisi Ana lisiss manfaat manfaat penge pengemban mbangan gan desa desa wisa wisata ta jika jika memerluk memerlukan an bantuan PNPM Mandiri Pariwisata. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui manfaat yang didapat dari bantuan PNPM Mandiri Pariwisata. Aspek yang dibahas adalah manfaat kepada masyarakat pelaku wisata, desa wisata, kelompok sadar wisata, dan biro perjalanan pemasok wisatawan. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan observasi lapangan (dokumentasi);
e.
Rumu Ru musk skan an pol polaa peng pengem emba bang ngan an community based tourism. Rumusan pola pengembangan ini merupakan kumpulan atau hasil temuan dari analisis sebelumnya yang dirumuskan dalam bentuk pola yang mendeskripsikan pola pengembangan yang terjadi di desa wisata.
f.
Analis Ana lisis is sistem sistem dan elemen elemen kepa kepariw riwisat isataan aan dari dari calon calon desa desa wisa wisata. ta. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sistem dan elemen yang saling terintegrasi yang dimiliki oleh calon desa wisata yang kemungkinan berhasil dalam pengembangannya dengan bantuan PNPM Mandiri Pariwisata. Analisis ini meliputi atraksi wisata, akomodasi, infrastruktur, promosi, minat wisatawan dan masyarakat. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif kualitati f dan observasi lapangan (dokumentasi).
2.4 Menggali Keunikan Potensi Desa WIsata WIsata Obyek wisata adalah adal ah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan atraksi agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. ter sebut. Menurut Menuru t SK. MENPARPOSTEL MENPARPOSTEL No.: KM. 98/PW.102/ 98/PW.102/ MPPT-87, MPPT -87, Obyek Wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai atraksi dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. 20
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Atraksi Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata, namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan, maka digunakanlah kata “Atraksi Wisata”, maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari atraksi wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian mengenai DayaTarik Wisata menurut beberapa ahli : 1)
Berdasar Berd asarkan kan Undan Undang-Un g-Undang dang Repu Republik blik Indon Indonesia esia No. No. 10 tahun tahun 2009 2009,, Atraksi Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
2)
Yoe oeti ti da dala lam m buk bukun unya ya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa atraksi wisata atau atraksi wisata ( tourist attraction), istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu
yang menjadi atraksi bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. 3)
P en en di di t da da la la m bu bu ku ku ny ny a “ Il m u P ar iw i sa t a ” tahun 1994 mendefiniskan atraksi wisata sebagai segala sesuatu yang mena rik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
4)
Atraksi Atrak si Wis Wisata ata adalah adalah segala segala sesuatu sesuatu yang menjadi tujuan kunjun kunjungan gan wisatawan.
5)
Atraksii Wisata Atraks Wisata adalah sifat yang dimiliki oleh suatu suatu obyek obyek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menumbuhkan semangat dan nilai bagi wisatawan” (budpar )
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
21
6)
Atraksi Atrak si wisata wisata adalah adalah suatu suatu bentuk bentukan an dan fasili fasilitas tas yang yang berhubu berhubungan, ngan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulka n bahwa Atraksi
Wisata (DTW) merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh setiap objek wisata maupun tujuan wisata yang memiliki ciri khas yang mampu menarik simpati wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata tersebut. Mengembangkan suatu desa menjadi desa wisata harus menggali dan mengidentifikasi potensi-potensi desa yang dimiliki (ala m, budaya, buatan manusia) yang kelak menarik dilihat dan dikunjungi oleh wisatawan yang memang memiliki keunikan tidak ada duanya di tempat lain. Setiap desa wisata pasti memiliki keunikan yang tiada duanya di desa lain, menarik dikemas menjadi paket wisata dan ditawarkan kepada wisatawan, baik melalui sebuah brosur yang ditawarkan kepada biro perjalanan, maupun dipromosikan melalui media on-line yang dikenal dengan website. Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa atraksi wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas : 1)
Atraksii wisata Atraks wisata alam, yaitu atraksi atraksi wisata ciptaan Tu Tuhan han Yang Maha Maha Esa yang berwujud sumberdaya alam, flora dan fauna, yang berpotensi serta memiliki atraksi bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya.
2)
Atraks Atr aksii wisata wisata budaya, budaya, yaitu yaitu pola pola pikir pikir dan tingka tingkah h laku manus manusia ia keseharian, seperti adat-istiadat.
3)
Atraks Atr aksii wisata wisata buatan buatan manusia manusia,, yaitu atrak atraksih sihasil asil karya karya manusi manusiaa yang berwujud museum, peninggalan sejarah, sejar ah, seni dan budaya, wisata
22
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan. 4)
Dayaa arik wisata Day wisata minat minat khusus, khusus, seper seperti ti : berburu, berburu, mendak mendakii gunung, gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain. Indonesia mempunyai banyak tempat wisata alam yang indah
sebagai negarayang negaraya ng lokasinya di daerah Tropis. Wisata Wisata alam pengunungan, pengunun gan, pantai, hutan, flora dan fauna sangat beragam di Indonesia. Tempat wisata alam terindah di Indonesia ini bukan hanya menjadi tujuan wisatawan lokal, namun juga diminati wisatawan mancanegara. Hampir setiap pulau di Indonesia Indonesia dianugrahi Tuhan Tuhan dengan tempat-tempat alam yang indah. Daya tari wisata dapat berupa potensi alam, yaitu atraksi yang disediakan oleh alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau potensi budaya yaitu obyek budaya seperti adat-istiadat, museum,benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain, serta potensi buatan manusia. Ada lagi satu yang sering dimasukan sebagai atraksi wisata yaitu Syaujana atau bentang alam, adalah objek alam atau at au budaya atau buatan manusia yang dilatarbelakangi oleh pemandangan alam, seperti Pura Tanah Lot dengan latar belakang pemandangan laut, Pura Batukaru dengan latar belakang Gunung Batukaru, atau hamparan persawahan Jatiluwih dengan latar belakang pemandangan pegunungan di belakangannya. Desa menawarkan suasana perdesaan, yang dapat dikembangkan untuk mengantisipasi perkembangan pasar (wisatawan) yang lebih tersegmentasi seiring dengan perkembangan motivasi, ekspektasi dan preferensi pasar yang semakin kompleks berpengalaman dan peka terhadap pelestarian alam, budaya serta golongan minoritas (Smith, 1989).
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
23
Konsep penggalian komponen produk desa wisata (atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ansilari) semestinya didasarkan pada pengembangan interaksi sosial budaya dari manusia ke manusia (masyaraka t desa adat dengan wisatawan) dan dari manusia ke lingkungan. Bentuk interaksi tersebut bertujuan untuk mencapai keutuhan pengalaman tidak hanya bagi wisatawan, melainkan juga masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Konsep penggalian produk desa wisata berdasarkan pada pengembangan interaksi budaya dari manusia ke manusia dan dari manusia ke alam desa. Manifestasi dari interaksi tersebut bertujuan mencapai keutuhan pengalaman budaya yang total tidak saja bagi wisatawan melainkan juga bagi masyarakat desa (sebagai host atau atau tuan rumah sebagai subyek yang aktif).
24
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
BAB III METODE PENGKAJIAN 3.1 Temp empat at dan dan Wak Waktu tu Tempat dilakukannya kegiatan ini adalah di Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar yang ditentukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: (1) Desa Wisata Kenderan adalah satu desa di Kecamatan Tegalalang yang memiliki potensi atraksi alam, budaya, kreativitas masyarakat, dan keunikan adat yang tidak dimiliki oleh desa lainnya di Kabupaten Gianyar, yang layak dikembangkan menjadi sebuah desa wisata; (2) Sampai saat ini rencana pengembangan Desa Wisata Kenderan sebagai Desa Wisata yang berkembang, belum memiliki dokumen perencanaan untuk pedoman pengembangan, sehingga dipandang perlu melakukan kegiatan “Penyusunan Panduan tentang Tatakelola Desa Wisata Kenderan”; (3) Adanya komitmen dari Pemkab Gianyar untuk untuk mendukung kegiatan ini melalui dana APBD tahun anggaran 2016. Waktu kegiatan ini dari bulan Juni sampai dengan Nopember 2016, memerlukan waktu sekitar 6 bulan kerja. 3.2
Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi : 1)
Mengide Men gidentif ntifikas ikasii atraksi atraksi wisata wisata Desa Desa Kendera Kenderan n meliputi meliputi atraksi atraksi wisata alam, budaya dan buatan.
2)
Mengid Men gidenti entifika fikasi si kendala kendala perkemb perkembanga angan n Desa Wisat Wisataa Kenderan Kenderan , sebagai dasar untuk merumuskan tatakelola pengembangan.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
25
3)
Menyusu Men yusun n buku Pandua Panduan n tentang tentang Tata Tata Kelola Kelola Desa Desa Wisata Wisata Kenderan, yang bertolak dari masalah-masalah yang menghambat perkembangannya.
3.3 Al Alat at da dan n Bah Bahan an Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah computer desktop, printer, computer laptop, kamera, alat transportasi berupa sepeda motor, dan alat tulis kantor. Namun semua alat-alat tersebut t ersebut sudah tersedia dan dimiliki oleh tenaga teknis/ahli pelaksanaan kegiatan ini dari Universitas Udayana, sehingga tidak membebani anggaran kegiatan. Namun bahan-bahan yang digunakan adalah bahan habis pakai seperti kertas, tinta printer, premium sebagai bahan bakar sepeda motor, yang jumlah kebutuhannya disesuaikan dengan keperluan sehingga menjadi efisien. 3.4 Me Meto tode de Kegia Kegiatan tan Metode Pengumpulan Datayang Datayang digunakan adalah observasi, dokumentasi, FGD (Focus Group Discussion),dan studi pustaka. 1 ) Observasi, yaitu melakukan pengamatan atau observasi langsung ke wilayah Desa Kenderan, mengamati potensi alam wilayah, mengamati aktivitas keseharian penduduk setempat, mengamati adatistiadat dan budaya masyarakat setempat, dan mengamati keunikan yang tampak ataupun yang masih terpendam Desa Kenderan, kelak dapat ditonjolkan sebagai atraksi wisata. 2) Dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Desa Kenderan, yang tersimpan di berbagai lokasi, seperti kantor-kantor Pemerintah Kabupaten Gianyar, kantor Desa
26
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Kenderan, Kantor Camat, dan tempat-tempat lainnya. Data dan informasi dokumen-dokumen ini kelak bermanfaat untuk pengayaan penyusunan buku panduan tatakelola Desa Wisata Kenderan. 3)
FGD FG D (Focu (Focuss Grou Group p Disc Discus ussi sion on)), yaitu melaksanakan diskusi kelompok terfokus dengan pemangku kepentingan Desa Kenderan, mendiskusikan hal-hal yang spesifik (terfokus) seperti masalah penghambat perkembangan Desa Wisata Kenderan. potensi wisata Desa Kenderan, keunikan, dan tahap-tahap pengembangan Desa Kenderan menjadi desa wisata. FGD dilaksanakan pada tangga 13 September 2016 bertempat di Kantor Desa Kenderan, dihadiri oleh paa tokoh masyarakat setempat, dan pemangku kepentingan pariwisata Desa Wisata Kenderan.
4)
Stu tud di Pus usta taka ka,, yaitu mempelajari pustaka-pustaka atau buku-buku teks atau hasil-hasil penelitian yang terkait dengan Desa Kenderan, diharapkan teori-teroi dan hasil-hasil penelitian dapat memperjelas permasalah yang dihadapi Desa Kenderan terutama dalam persiapan mengembangkan menjadi desa wisata. Metode Analisis Datayang Datayang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dan kualitatif interpretative. 1)
Deskriptif Deskr iptif kualita kualitatif, tif, yaitu member memberikan ikan penjel penjelasan asan atau interpr interpretasi etasi kualitatif terhadap data dan informasi kuantitatif, sehingga mempu memberikan gambaran atau deskripsi terhadap kelompok data dan informasi yang dianalisis.
2)
Kualitatif Kualit atif Interp Interpretati retatif, f, yaitu yaitu memberi memberikan kan penafs penafsiran iran atau interp interpretasi retasi terhadap data dan informasi kualitatif baik yang berwujud simnul, gerak, adat-istiadat dan budaya, sehingga mampu memberikan
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
27
makna atau arti terhadap data dan informasi tersebut. Misal,keunikan adat-istiadat, ditafsirkan makna dari kebiasaan masyarakat setempat, sehingga wisatawan atau pembaca mengerti maksana dari kebiasaan masyarakat setempat. 3.5
Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini akan dilakukan secara sistematis dalambeberapa
tahapanyaitu : 1)
Melakukan Melak ukan Surv Survei ei tentang tentang potens potensii atraksi atraksi wisata wisata (alam, buday budayaa dan buatan) untuk pengembangan Desa Wisata Wisata Wisata yang merupakan focusstudy dalam kegiatan ini
2)
M e l a k u k a n FocusGroupDiscussion (FGD) dengan Dinas Pariwisata Gianyar, HPI, tokoh-tokoh masyarakat Desa Kenderan dan deptInterview dengan tokoh agama/ Pemangku dan budayawan di Desa Kenderan.
3)
Menyusun Meny usun lapor laporan an dalam dalam bent bentuk uk buku buku “pan “panduan duan tenta tentang ng tata tata kelola kelola Desa Wisata Kenderan”
3.6
Indikator Ketercapaian Kegiatan Indikator ketercapaian kegiatan ini adalah tersusunya buku “Panduan
tentang Tatakelola Tatakelola Desa Wisata Kenderan”, yang kelak dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan dan mengelola Desa Kenderan menjadi desa wisata.
28
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
BAB IV POTENSI ATRAKSI ATRAKSI WISAT WISATA A DESA KENDERAN Atraksi wisata pada umumnya menggunakan sumber daya yang ada seperti lahan, budaya, masyarakat dan alam.Potensi pariwisata Bali memiliki nilai keunggulan pada kolaborasi atau perpaduan antara atraksi wisata alam dan atraksi wisata budaya. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada Pasal 1 angka 5 menyatakan bahwa atraksi wisata (atraksi wisata) adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragama n kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi menj adi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Atraksi wisata memiliki tiga kategori sebagai berikut : 1.
Atr trak aksi si wi wisa sata ta al alam am
2.
Atra At raks ksii wi wisa sata ta bu buda daya ya
3.
Atr trak aksi si wis wisat ataa buat buatan an
4.1 Atr Atraks aksii Wisat Wisata a Ala Alam m Atraksi wisata wisat a alam adalah adala h atraksi wisata wisat a ciptaan Tuhan Yang Yang Maha Esa yang berwujud sumber daya alam, flora dan fauna, keunikan dan kekhasan ekosistem, budi daya sumber daya alam yang be rpotensi serta memiliki atraksi atau atraksi bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Sifat dan karakter atraksi wisata alam, yaitu : 1)
In Situ. Atraksi wisata alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan
sempurna di ekosistem atau kawasan atraksi wisata alam tersebut.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
29
2) Perishable. Atraksi wisata alam mudah rusak atau sangat rentan
dengan perubahan akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab, gejala alam atau bencana alam, dan perubahan cuaca atau iklam. 3)
Non Re Reco covver erab able le. Atraksi wisata alam memiliki perilaku pemulihan
yang tidak sama, bisa dalam pemulihan jangka waktu pendek dan pemulihan jangka panjang. Pemulihan sebuah atraksi wisata dapat dilakukan oleh masyarakat atau badan pengelola tetapi idelnya suatu atraksi wisata mengalami pemulihan secara alami. Pemulihan secara alami merupakan salah satu wujud pemulihan jangka panjang, tergantung dari faktor dalam ( genotype ) dan faktor luar phenot not yp ypee). ( phe 4) No Non n Su Subs bsti titu tuta tabl blee. Sangat jarang terdapat kesamaan sifat dan
karakter di setiap atraksi wisata alam yang ada di dalam suatu kawasan. Desa Kenderan dapat menerapkan pengembangan potensi pariwisata pada bentang alam daratan tinggi ( palteau). Desa Kenderan memliki potensi atraksi wisata alam yang dapat dikembangkan pada potensipotensi sebagai berikut : 1)
Fauna Fau na berup berupaa Kera Kera yang yang hidup hidup bebas bebas di di areal areal Pura Pura Dalem Dalem Desa Desa Kenderan dan hidup bebas di pinggir Tukad Petanu Petanu (Sungai Petanu)
2)
Airr te Ai terj rjun un ma masa sale lemb mbo o
3) Rice Ter errrace atau hamparan persawahan yang disebut terasering
4.2 Atr Atraks aksii Wisata Wisata Bud Budaya aya Atraksi wisata budaya adalah atraksi atau atraksi wisata yang tercipta dari ide, pola pikir dan tingkah laku manusia keseharian atau
30
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
budaya
kehidupan
masyarakat
setempat,
seperti
adat-
istiadat.Kebudayaan atau budaya memiliki dua kategori yaitu kebudayaan kebendaan / berwujud ( tangible) dan kebudayaan tak benda / tidak berwujud yaitu ( intangible). Pemilahan dua potensi pariwisata budaya dalam bentuk tangible dan intangible akan mempermudah masyarakat Desa Kenderan untuk melakukan inventarisasi kebudayaan yang dimiliki. Desa Kenderan memliki potensi atraksi wisata budaya yang dapat dikembangkan pada potensi-potensi sebagai berikut : 1.
Puri Ke Kenderan
2.
Sistem Sis tem irig irigasi asi tra tradisi disiona onall Desa Desa Kend Kendera eran n atau atau Subak Kenderan Kenderan
3.
Peti Pe tirt rtaa aan n Tel Telag agaa Waj Wajaa
4.
Pesi Pe sira raman man De Deda dari ri di di Pura Pura Tam aman an Sari Sari
5.
Panc Pa ncor oran an Pe Peng ngel eluk ukat atan an
6.
Pesi Pe sira rama man n Ger Geria ia Ma Manu nuab abaa
7.
Sorkop Sor kopagus agus dan Neka Nekara ra di Pura Pura Desa/ Desa/Pus Puseh eh Desa Desa Kende Kenderan ran
8.
Patung Pat ung-pat -patung ung kun kuno o di areal areal Pur Puraa Puseh Puseh Desa Desa Kend Kenderan eran
9.
Pura Pu ra Ge Geri riaa Sak Sakti ti Ma Manu nuab abaa
10. Up Upac acar araa Mepeed di Pura Geria Sakti Manuaba BarongNgel Ngelelaw elawang ang 11. Bu Buda daya ya Barong Mekiiss yang dilakukan sebelum Piodalan Pura Sakti 12. Ke Kegi giat atan an Mekii
Manuaba 13. Keseni Kesenian an tari seperti topeng dan joged joged di Banjar Triwangsa Triwangsa 14. Keseni Kesenian an ukir dan dan kerajinan kerajinan tangan yang dijual dijual ke Desa Desa Ubud 4.3 Atr Atraks aksii Wisat Wisata a Buata Buatan n Daya wisata buatan adalah atraksi atau atraksi hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
31
agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan. Atraksi wisata buatan cenderung akan membawa gagasan at au ide-ide baru, inovasi-inovasi baru yang menciptakan pengalaman tersendiri bagi wisatawan. Potensi alam yang kuat dan lahan yang dimanfaatkan sebagai perkebunan atau pertanian dapat memberikan atraksi wisata buatan. Produk-produk yang dihasil dari perkebunan atau pertanian masyarakat setempat dapat dikemas lagi menjadi sebuah produk hasil olahan yang dijual baik secara grosir atau retail seperti terciptanya agrowisata, taman bunga dan kreasi hand bouquet dan ecotourism (ekowisata). Desa Kenderan mampu mengkolaborasikan atraksi alam dan buatan untuk menjadi unsur dari potensi atraksi wisata buatan yang dapat dikembangkan sebagai berikut : 1)
Adanya Ada nya jalurjalur-jalu jalurr trekking trekking yang yang dikemban dikembangka gkan n untuk menikm menikmati ati suasana alam dan kebudayaan masyarakat Desa Kenderan.
2)
Adan Ad anya ya ja jalu lurr-j -jal alur ur Cycling Tour untuk untuk menikmati keindahan alam melalui jalan-jalan utama dan jalur setapak di Desa Kenderan.
3)
Prog Pr ogra ram m Pemb Pembel elaj ajar aran an((lessong program ) seperti art cultural lesson, farm lesson , cooking lesson and mejejahitan lessong.
4)
Program Prog ram yang memac memacu u keteramp keterampilan ilan dan ketan ketangkasa gkasan n seperti seperti traditional game program village tour program dan outing program progra m
5)
Pembuat Pem buatan an yoga yoga center center atau prog program ram yoga yoga seper seperti ti yog yoga a and meditation program
6)
Puppet Pup pet sho show w every every Pur Purnam nama a and and Tile Tilem m
7) Tem emp ple Tour
32
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
BAB V PANDUAN TATAKELOLA DESA WISATA KENDERAN Perumusan tentang tatakelola Desa Wisata Kenderan dalam buku panduan ini didasarkan atas identifikasi permasalahan yang menjadi kendala dalam pengembangan Desa Wisata Kenderan, melalui kegiatan diskusi kelompok terfokus ( Focus Group Discussion , FGD) pada tanggal 13 September 2016 di Kantor Desa Kenderan, yang dihadiri para pemangku kepentingan Desa Wisata Kenderan, seperti kades, sekdes, tokoh-tokoh masyarakat, dan warga desa yang bekerja di luar desa (lihat tabel 5.1). Tabel 5.1 Kendala Perkembangan Desa Wisata Kenderan No 1 2 3 4 5
6 7 8 9
Kendala (=Masalah) Aksesibilitas ke Desa Wisata kenderan kurang baik Belum ada kelembagaan terkait pengembangan desa wisata Kuaali Ku lita tass SDM SDM se sete temp mpat at da dala lam m kai kaita tan n dg pariwisata masih rendah Prom Pr omos osii de desa sa da dan n pa pake kett de desa sa wi wisa sata ta kurang Wajah de desa kurang me menarik (k (kotor, banyak sampah plastik, dan pinggir jalan pembangunan tidak teratur) Bel elu um ters tersed ediia akom akomod odfa fasi si,, ter terut utaama homestay Kesadaran warga masih rendah terhadap kepariwisataan Belum ada paket wisata ke Desa Kenderan Desa Kenderan belum memiliki brand atau ikon
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Solusi Perbaikan aksesibilitas Pembentukan kelembagaan Peni Pe ning ngka kata tan n kua kuali lita tass SD SDM M Peni Pe ning ngka kata tan n pr prom omos osii Penataan wa wajah de desa
Peng Pe ngad adaa aan n akom akommo moda dasi si Peningkatan kesadaran warga Pengembangan paket wisata Menciptakan brand atau ikon
33
Panduan tentang tatakelola Desa Wisata Kenderan esensinya adalah sekumpulan solusi dari masalah yang menjadi kendala perkembangan Desa Wisata Kenderan dalam bentuk kebijakan.Solusi ini masih bersifat umum dalam berupa kebijakan dan program yang kelak harus dijabarkan menjadi rencana aksi (action plan) oleh para pemangku kepentimngan pariwisata Desa Kenderan dan Pemerintah Kabupaten Gianyar.Adapun tata kelola yang dapat diimplementasikan diimplementasik an untuk memajukan Desa Wisata Wisata Kenderan adalah sebagai berikut (lihat tabel 5.2). Tabel 5.2 Kebijakan dan Program Tatakelola Desa Wisata Kenderan No 1
Kebijakan Perbaikan Aksesibilitas
Program •
• • • 2
Pembentukan Kelembagan
• • • •
3
Peningkatan Kualitas SDM
• •
• •
34
Perbaikan aksesibilita ke Desa Kenderan dari arah selatan dengan membuat atau jembatan layang. short cut atau Penye Pen yedia diaan an sara sarana na moda moda tra transp nsport ortas asii (umum dan berbasis aplikasi) Publ Pu blik ikas asii jalu jalurr alte altern rnat atif if untu untuk k menyingkat waktu tempuh Pemb Pe mbua uata tan n ramb rambu-r u-ram ambu bu pen penun unju juk k jalan menuju Desa Kenderan Pemberdayaan Kelembagaan Desa Adat Pembentukan POKDARWIS Pembe Pem bentu ntukan kan Ba Badan dan Pe Penge ngelo lola la Des Desaa Wisata Kenderan Pemb Pe mben entu tuka kan n kel kelom ompo pok k pem peman andu du wisata lokal Pelatihan guide lokal Pelatihan pengembangan keahlian manajemen pengelolaan desa wisata dan hospitality Pela Pe latih tihan an pen pengo gola laha han n kulin kuliner er loka lokall Pelati Pel atihan han men menjad jadii wirau wirausah sahaa pari pariwis wisata ata perdesaan
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
No 4
Kebijakan Peningkatan Promosi
Program • • •
5
Penataan Wajah Desa
• • • • •
6
Pe ng ada an Akomodasi
•
• •
7
Peningkatan Kesadaran Warga
• •
8
Pengembangan Paket Wisata
9
Menciptakan Brand
• • • • • • •
Promosi melalui Pemerintah Pusat Promosi melalui Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Promos Pro mosii mela melalui lui web websit sitee ata atau u medi mediaa sosial Promos Pro mosii melal melalui ui biro biro per perjal jalana anan n wisa wisata ta Promosi Prom osi mel melalui alui ikla iklan n (leaf (leaflet, let, bill billboar board) d) Penataan wajah Desa Wisata Kenderan pada susunan mikro Penat Pen ataan aan waj wajah ah Des Desaa Wis Wisata ata Ken Kender deran an pada susunan semi – makro Penat Pen ataan aan waj wajah ah Des Desaa Wis Wista ta Kende Kenderan ran pada susunan makro Menjadikan dan menata tempat tinggal masyarakat sebagai tempat menginap yang layak untuk wisatawan (homestay ); Meny Me nyed edia iaka kan n fasili fasilitas tas yan yang g memad memadai ai untuk wisatawan Membe Me mberik rikan an rua ruang ng khu khusu suss bag bagii wisatawan untuk melakukan aktivitas atau ruang privat Membangkitkan kesasaran ( awareness ) Penyul Pen yuluha uhan n pari pariwis wisata ata be berba rbasi siss masyaraat (misal: penyuluhan sadar wisata) Mus usy yawa wara rah h desa Pengembangan paket wisata alam Pengembangan paket wisata budaya Pange Pan gemba mbanga ngan n paket paket wis wisat ataa buat buatan an Penge Pen gemba mbanga ngan n paket paket wisa wisata ta spiir spiiritu itual al Membuat br brand De Desa Wisata Ke Kenderan (Bidadari/Orang Tua Sakti) Memper Mem perken kenalk alkan/ an/ mem mempro promos mosika ikan n brand brand secara offline dan online
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
35
5.1 PerbaikanAksesibilitas Potensi yang dimiliki sebuah Desa Wisata tidak akan mampu menjadi magnet penarik kunjungan wisatawan bila desa tersebut tidak memiliki aksesibilitas yang baik. Desa Wisata Wisata harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk mempermudah wisatawan menuju Desa Wisata tersebut. Desa Wisata yang berada pada daerah yang sulit dijangkau dan terisolasi, misalnya, akan sulit berkembang dibandingkan dengan desa yang mempunyai akses yang lebih baik. 1.
Akses jal jalan an ray ayaa Fasilitas infrastruktur jalanyang menuju Desa Kenderan sudah memenuhi standar jalan raya yang diperuntukan untuk jalur pariwisata (hot mixed ), ), sehingga berbagai tipe kendaraan dapat mengakses jalan tersebut. Hanya saja kendalanya adalah dari tiga akses jalan yang menuju Desa Kenderan, terdapat dua akses jalan yang medannya cukup berbahaya,terutama akses dari arah selatan karena medannya terjal dan berkelok.Kondisi ini sering dikeluhkan oleh para sopir yang kerap mengantar wisatawan mancanegara berkunjung menggunakan bus-bus sedang ke Desa Kenderan, apalagi sopir yang baru pertama kali melewati jalan ini. Ketika berlangsung diskusi kelompok terfokus pada tanggal 13 September 2016 di kantor Desa Kenderan, para pemuka atau tokoh masyarakat juga mengeluhkan masalah jalan masuk ini bahkan peserta diskusi sepakat mengatakan bahwa tidak berkembangnya Desa Kenderan menjadi Desa Wisata seperti halnya Desa Ubud ditengarai karena akses jalan masuk yang kurang bersahabat. Hal ini bisa diatasi dengan membuat jembatan layang atau shortcut.Untuk mensiasati
36
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
jalan berlika berlika-liku -liku curam dan terjal ini adalah dengan membuat jembatan layang atau shortcut di di atas jalan yang berlika-liku curam dan terjal.Pembiayaan pembuatan shortcut dapat dilakukan secara patungan (sharing) antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Pembuatan shortcut ini ini sudah pasti akan memudahkan aksessibilitas menuju Desa Kenderan dan akan meningkatkan minat biro perjalanan untuk membawa tamu ke Desa kenderan. 2.
Peny Pe nyed ediaa iaan n saran saranaa moda moda tran transp spor ortas tasii 1)
Jalurr transpor Jalu transportasi tasi umum. umum. Samp Sampai ai saat saat ini, belum belum ada ada rute rute transportasi angkutan umum dari dan menuju Desa Kenderan. Masyarakat menggantungkan sarana moda transportasinya kepada kendaraan pribadi. Sedangkan wisatawan yang pergi ke Desa Kenderan lebih banyak menggunaan taksi (resmi maupun tidak resmi).
2)
Trans Tr anspor portas tasii berb berbasi asiss Apl Aplika ikasi si Trend transportasi transportasi berbasis aplikasi ini muncul mengikuti trend massifnya penggunaan gawai. Banyak dari masyarakat di suatu kawasan pariwisata melarang adanya transportasi berbasis aplikasi yang masuk ke dalam dala m kawasan pariwisata. Desa Wisata Kenderandapat membuat kebijakan dalam aksesibilitas transportasi berbasis aplikasi yang sedang trend saat ini.
3.
Publik Pub likasi asi jalur jalur altern alternati atiff untuk untuk menying menyingkat kat waktu waktu tempu tempuh h Waktu tempuh sangat mempengaruhi kenyamanan kenya manan wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Kenderan.Publikasi jalur-jalur
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
37
alternatif sangat diperlukan sebagai pemecah arus kemacetan dari pengguna jalan raya biasa dengan pengguna jalan raya untuk kepentingan pariwisata.Pemecahan jalur bagi pengguna jalan raya untuk kepentingan pariwisata melalui jalur-jalur alternatif memberikan pengalaman baru bagi wisatawan, wisatawan juga dapat menyaksikan jalan-jalan pedesaan dan kehidupan masyarakat desa di Bali.Jalur alternatif dapat memotong waktu tempuh mereka, sehingga lebih cepat sampai ke Desa Wisata Kenderan.Dalam konteks waktu tempuh, Desa Kenderan diuntungkan karena waktu tempuhnya yang relatif singkat dari desa Ubud. Hanya butuh 15 menit mengendarai kendaraan dari pusat desa Ubud menuju Desa Kenderan. 4.
Pembua Pem buatan tan rambu rambu-ra -rambu mbu penun penunjuk juk jalan jalan menuj menuju u Desa Kend Kendera eran n Desa Wisata Kenderan harus mampu menempatkan eksistensinya di dalam rambu-rambu penunjuk jalan. Rambu-rambu penunjuk jalan atau yang disebut dengan sign board akan a kan memudahkan wisatawan menuju Desa Wisata Kenderan. Pemilihan pemasangan sign board haruslah haruslah di tempat-tempat strategis yaitu persimpangan jalan, pada traffic light terdekat dan di beberapa jalan besar penghubung Desa Wisata Kenderan. Sign board dapat dapat dibuat dengan swadaya masyarakat sendiri atau dicantumkan pada sign board milikPemerintah Daerah.
5.2 Pembentukan Kelembagaan Pembentukan dan penguatan kelembagaan sangat diperlukan di dalam pengembangan suatu destinasi wisata secara profesional. Diperlukan pemilahan tugas dan kewenangan dari penyelenggaran suatu
38
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
destinasi wisata yang memiliki unsur kelembagaan masyarakat. Profesionalitas di dalam sebuah kelembagaan menuntut diterapkannya Standard Operating Procedures (SOP), yaitu serangkaian instruksi
kerja tertulis yang dibakukan (terdokumentasi) mengenai proses penyelenggaraan administrasi sebuah sebua h Desa Wisata, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Pengembangan suatu destinasi menjadi destinasi wisata atau desa menjadi desa wisata, seperti halnya menjadikan m enjadikan Desa Wisata Kenderan menjadi Desa Wisata yang berkembang, yang sampai saat ini dirasakan belum berkembang oleh masyarakat setempat, memerlukan pembentukan kelembagaan yang baik, sebagai pengelola hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata. Jika kelembagaan yang diperlukan belum ada, maka perlu dibentuk kelembagaan tersebut.Namun jika kelembahaan yang diperlukan sudah ada, maka kelembagaan tersebut perlu dikelola secara baik oleh orang-orang setempat yang kompeten agar kepariwisata berlangsung secara baik, dan menghindari konflik kepentingan antar beberapa pihak. Berdasarkan diskusi kelompok terfokus dengan tokoh-tokoh masyarakat Desa Kenderan dan pemangku kepentingan pariwisata Desa Kenderan, terungkap bahwa memang belum ada kelembagaankelembagaan yang diperlukan untuk berlangsungnya kepariwisataan di Desa Kenderan.Walaupun dulunya pernah ada, karena tidak dikelola dengan baik oleh orang-orang yang kompeten, maka lembaga tersebut sekarang sudah bubar atau hilang. Jenis tata kelola kelembagaan yang diperlukan untuk dapat terselenggaranya kepariwisataan di Desa Kenderan antara lain: 1.
Pemb Pe mber erday dayaa aan n Kelemb Kelembaga agaan an Des Desaa Adat Adat Pada kelembagaan Desa Wisata Kenderan, kelompok masyarakat adat sangat berperan penting.Lembaga masyarakat adat
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
39
merupakan elit kepemimpinan desa yang menjalankan dan menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa dengan pucuk kepemimpinan yang dipegang oleh Bend Be ndes esa a Ad Adat at . Kelembagaan Badan Pengelola Desa Wisata
Kenderan dan POKDARWIS akan bertanggungjawab penuh kepada Kelembagaan Masyarakat Adat dalam melaksanakan tugastugas yang sudah diatur dalam Standard Operating Procedures (SOP). Kelembagaan Masyarakat Adat akan mengawasi dan melakukan teguran apabila Kelembagaan Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan Kenderan danPOKDAR danPOKDARWIS WIS tidak berjalan sesuai dengan Standard Operating ProceduresSOP yang sudah ditetapkan.
Tata kelola kelembagaan kelembaga an harus didukung dengan regulasi berupa peraturan perundang-undangan desa atau dikenal dengan sebutan hukum adat.Kelembagaan Masyarakat Adat mengeluarkan kebijakan dalam bentuk Awig-awig atau Perarem yang khusus mengatur tentang pengembangan dan pengelolaan Desa Wisata Awig-awig atau Perarem di Bali mampu mengontrol Kenderan. Awig-awig
masyarakat, POKDARWIS dan Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan untuk tetap berjalan dengan selaras untuk kela nggengan Desa Wisata Kenderan.Sebuah Desa Wisata Kenderan juga harus didaftarkan secara administratif di kelembagaan pemerintah agar memiliki kekuatan hukum tetap di mata hukum Indonesia. Pendaftaran ini akan menjamin kelancaran operasional Desa Wisata Wisata Kenderan karena sudah mengantongi Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) dan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Hukum adat atau yang lebih dikenal dengan awig-awig dan perarem di Bali mampu mengontrol masyarakat, POKDARWIS dan Badan
40
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Pengelola Desa Wisata Kenderan untuk tetap berjalan dengan selaras untuk kelanggengan Desa Wisata Kenderan. Sebagian besar Lembaga Masyarakat Masyara kat Adat memiliki power yang lebih kuat dari Kelembagaan POKDARWIS POKDARWIS dan Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan dalam menentukan kebijakan dalam pengembangan Desa Wisata Kenderan. Hal yang perlu ditekankan dalam kata “kekuatan “kekuatan”” di dalam kalimat di atas adalah bukan elitelit yang duduk dalam Lembaga Masyarakat Masyaraka t Adat, tetapi kebijakan yang lahir dari suara masyarakat Desa Kenderan dan diselenggarakan di dalam sebuah pertemuan resmi atau di dalam pesamu pes amuan an ada adat t .
2.
Pemben Pem bentuk tukan an Kelomp Kelompok ok Sadar Sadar Wisat Wisataa (POKDA (POKDAR RWIS WIS)) Kelompok Sadar Wisata atau disingkat PokDarWis merupakan kelompokswadaya dan swakarsa yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat serta bertujuan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata daerah dan mensukseskan pembangunan pariwisata nasional. Dengan demikian kelompok sadar wisata merupakan kelompok yang tumbuh atas inisiatif dan kemauan serta kesadaran masyarakat sendiri guna ikut berpartisipasi aktif memelihara dan melestarikan berbagai obyek dan atraksi wisata dalam rangka meningkatkan pembangunan kepariwisataandi daerah. Pembangunan kepariwisataan nasional, regional dan lokal diarahkan kepada peningkatan peran pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu membangkitkan aktivitas ekonomisektor -sektor lain yang terkait langsung dan tidak langsung dengan pariwisata, sehingga mampu memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan negaraserta penerimaan devisa. Pembangunan
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
41
kepariwisataan merupakan kegiatan lintas sektoral, karena itu suksesnya pembangunan kepariwisataan nasional dan regional sangat ditentukan oleh adanya dukungan serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, baik unsurpemerintah, pihak swasta maupun masyarakat lainnya. Harus disadari dan disyukuri oleh semua pihak, terutama oleh masyarakat Desa Kenderan bahwa sesungguhnya Desa Kenderan memiliki potensi kekayaan alam dan budaya yang melimpah yang dapat dijadikan obyek dan atraksi wisata, baik wisata alam, budaya maupun wisata religi. Desa yang indah berhawa sejuk dengan persawahan pancorr corran an bertingkat dan lembah yang mempesona dengan pan pengeluk peng elukatan atan, semua itu dapat dijadikan sebagi obyek wisata alam.
Demikian pula kekayaan budaya yang berupa adat-istiadat, kesenian, sejarah, dan
budaya
hidup masyarakat
serta
berbagai
keterampilan yang dimiliki masyarakatnya untuk membuat kerajinan tangan dan industri rumah tangga lainnya dapat juga dijadikan sebagai atraksi wisata budaya. Berbagai peninggalan sejarah seperti nekara dan sarkopagus yang tersimpan di Pura Puseh Desa Kenderan, dan adanya Pura Geria Sakti Manuaba merupakan atraksi wisata yang tiada ternilai harganya, baik bagi masyarakat/wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara. Oleh sebab itu kekayaan alam dan budaya tersebut, di samping harus dieksplorasi dandimanfaatk dandimanfaatkan an secara optimal untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat masyarak at Desa Kenderan juga harus dijaga, dipelihara, dirawat dan dilestarika dilestarikan n keberadaannya. Oleh karena itu, semua lapisan masyarakat harus berpartisipasi aktif dan melibatkan diri baik langsung maupun tidak langsung untuk memeliharadan melestarikan melestari kan kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya.
42
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Berkaitan dengan hal tersebut, dibutuhkan kelompok-kelompok yang tumbuh dari, oleh danunt danuntuk uk masyara masyarakat kat itu sendiri, yang peduli peduli akan keberadaan dan pelestarian kekayaan alam dan budaya yang dimiliki masyarakat Desa Kenderan. Untuk itu diperlukan sumber informasi yang memadai sebagai acuan dan pegangan dalam membentuk kelompok-kelompok yang dimaksud.Kelompok-kelompok yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat dalam memelihara, menjaga dan melestarikan kekayaan alam dan budaya inilah yang disebut dengan Kelompok Sadar Wisata atau disingkat POKDARWIS. Kelembagaan POKDAR POKDARWIS WIS adalah garda terdepan Desa Desa Wisata Kenderan untuk membantu masyarakat Desa Wisata Kenderan mengembangkan Desa Wisata Kenderan dan menanamkan pemahaman tentang pengelolaan dan pengembangan Desa Wisata Kenderan. Secara umum, fungsi POKDARWIS POKDARWIS dalam kegiatan kepariwisataan adalah: 1)
Sebaga Seb agaii pengger penggerak ak Sadar Sadar Wisa Wisata ta dan Sapta Sapta Peso Pesona na di lingkungan wilayah di destinasi wisata.
2)
Sebaga Seb agaii Mitra Pemeri Pemerintah ntah dan dan pemerinta pemerintah h daerah daerah (kabupa (kabupaten/ ten/ kota) dalam upaya perwujudan dan pengembangan Sadar Wisata di daerah. POKDARWIS berkedudukan di Desa Wisata Kenderan yang
sedang dikembangkan.Pemilihan anggota POKDARWIS bersifat sukarela, mereka yang tergabung di dalam POKDAR POKDARWIS WIS memiliki dedikasi, komitmen dan kepedulian dalam pengembangan kepariwisataan.Anggota POKDARWIS adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Wisata Kenderan dan memiliki pengalaman dibidang kepariwisataan baik secara langsung maupun
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
43
tidak langsung.Besaran jumlah organisasi POKDARWIS minimal 15 orang.( Kepengurusan Pokdarwis terdiri dari Pembina, Penasehat, Pimpinan, Sekretariat, Anggota, dan seksi-seksi (antara lain: Keamanan dan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan, Atraksi Atraksi Wisata dan Kenangan, Hubungan Masyarakat dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Usaha)(Gambar 5.1)
Gambar. 5.1 Struktur Organisasi Kelompok Sadar Wisata
44
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
3.
Pemben Pem bentuka tukan n Badan Badan Peng Pengelol elolaa Desa Desa Wisat Wisataa Kendera Kenderan n Dari pengalaman sejarah beberapa destinasi wisat a yang sudah berkembang yang memang tidak memiliki badan pengelola pariwisata, pari wisata, kerap terjadi konflik-konlik kepentingan antara kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan pariwisata.Hal ini karena tiadanya lembaga dengan personilnya yang mengatur perkembangan pariwisata dan mengharmonikan kepentingan beberapa kelompok masyarakat. Dalam diskusi kelompok terfokus dengan tokoh-tokoh masyarakat dan stakeholder pariwisata Desa Kenderan pada tanggal 13 September 2016, di kalangan peserta diskusi terjadi perbedaan pendapat. Separuh peserta diskusi menganggap perlu dibentuk kembali “Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan”, dan separuh lagi peserta diskusi mengganggap tidak perlu dibentuk “Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan”, yang didasarkan argumentasi bahwa beberapa tahun yang lalu Desa Kenderan pernah memiliki lembaga serupa, tetapi tidak jalan atau tidak aktif yang sampai sekarang tidak jelas eksistensinya apakah masih eksis atau sudah bubar. Belajar dari pengalaman destinasi wisata yang tidak memiliki badan pengelola pariwisata, dan sesuai rencana pengembangan Desa Wisata kederan serta mengantisipasi terjadinya konflik kepentingan antara beberapa kelompok masyarakat, maka perlu dibentuk “Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan”, yang melibatkan perwakilan dari kelompok-kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan pariwisata. Penyadaran terhadap kelompok masyarakat yang tidak setuju adanya Badan Pengelola Desa WisataKenderan
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
45
perlu dilakukan, agar mereka sadar pentingnya keberadaan Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan. Kelembagaan Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan adalah sebuah lembaga yang melaksanakan management Desa Wisata Kenderan dengan cara atau sistem management pengelolaan yang profesional. Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bersifat managerial dalam pengembangan Desa Wisata Kenderan. Mereka yang bekerja di Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan akan digaji sesuai dengan kompetensi mereka masing-masing sesuai dengan struktur kelembagaan yang dianggarkan dalam keuangan Desa Wisata Kenderan. Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan direkrut dari kemampuan masyarakat setempat dalam mengelola Desa Wisata Kenderan dengan memprioritaskan peranan masyarakat atau para pemuda yang memiliki latar belakang pendidikan atau keterampilan di bidang pariwisata atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan. Badan Pegelola Desa Wisata Kendran harus memiliki struktur organisasi tyang jelas, siapa di devisi manager apa, dan siapa personal tenagakerja (lihat gambar 5.2).
46
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
Gambar. 5.2 Struktur Organisasi Badan Pengelola 4.
Pemben Pem bentuka tukan n Kelom Kelompok pok Pem Pemand andu u Wisat isataa Lokal Lokal Seluk beluk tentang macam atraksi wisata, keunikan, dan sejarahnya hanya diketahui dengan baik oleh masyarakat setempat yang dalam hal ini adalah masyarakat Desa Kenderan.Jika ada wisatawan nusantara atau mancanegara yang berkunjung ke Desa Kenderan yang dapat menjelaskan dengan baik adalah masyarakat Desa Kenderan.Untuk mengantisipasi peningkatan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Kenderan kelak, maka perlulah dibentuk kelompok pemandu wisata lokal.Kelompok pemandu wisata lokal ini adalah suatu lembaga yang mengorganisasikan dan mengkoordinasikan para pemandu wisata lokal yang bersedia menjadi anggota kelompok pemandu wisata lokal. Siapa saja anggota masyarakat yang berniat terjum menjadi pemandu wisata dan merasa
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
47
memiliki pengetahuan sejarah dan seluk-beluk atraksi wisata Desa kenderan dapat menjadi anggota kelompok, tetapi sebelumnya sebelumn ya harus dilatih menjadi pemandu wisata, baik menyangkut pengetahuan pariwisata alam, budaya, dan buatan Desa Kenderan, maupun pelatihan bahasa asing yang dianggap perlu. Pelatihan sebaiknya difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar cq Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebudayaan Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Perhimpunan Pemandu Wisata Indonesia Cabang Bali atau Cabang Gianyar. 5.3
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Manusia atau masyarakat merupakan salah satu sumber daya
terpenting di dalam penerapan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism), termasuk pengembangan Desa Wisata Kenderan. Sumber Daya Manusia yang handal adalah manusia yang memiliki : 1)
Intelektual Quotient disingkat dengan IQ) Kec ecer erda dassan ot otak ak ( Intelektual
Kecerdasan IQ adalah memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi data dan mahir dalam menggunakan logika untuk menganalisis permasalahan; 2)
Kece Ke cerd rdas asan an em emos osio iona nall ( Emotional disingkat dengan EQ) Emotional Quotient disingkat IQ perlu diseimbangkan dengan kecerdasan emosional, kecerdasan EQ adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain,kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri & orang lain.
3)
Kece Ke cerd rdas asan an sp spir irit itua uall (Spiritual Quotient disingkat disingkat dengan SQ). IQ dan EQ memerlukan kecerdasan spiritual untuk menyeimbangkan
48
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
kekuatan IQ dan EQ dalam diri. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk mengerti & menerima makna pada apa yang dihadapi dalam kehidupan, sehingga seseorang akan memiliki arah dalam menghadapi persoalan hidup. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan Desa Wisata Kenderan, karena SDM sangat menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan Desa Wisata Kenderan dan pariwisata.Permasalahan SDM yang dijumpai di Desa Wisata Kenderan adalah: •
Pertama, karena memang tingkat keterdidikan yang rendah;
•
Kedua, kaum pemuda sebagian besar lebih memilih merantau ke
kota, sehingga desa menjadi miskin SDM usia muda dan hanya ditinggali golongan orang tua yang kurang produktif •
Ketiga , lulusan sarjana atau sekolah menengah sudah memadai
namun tidak ada bidang pariwisata, sehingga SDM yang ada kurang cocok untuk mengembangkan Desa Wisata Kenderan. Berdasarkan pengakuan tokoh-tokoh masyarakat Desa Kenderan ketika dilaksanakan diskusi kelompok terfokus (FGD) terungkap bahwa kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) Desa Kenderan masih rendah, terutama kualitas SDM pendukung pariwisata. Seperti belum adanya kesadaran wisata di kalangan masyarakat, kurangnya keterampilan dan tatakrama melayani tamu yang berkunjung ke Desa Kenderan, kurangnya tatakrama menerima tamu yang akan menginap di rumah-rumah penduduk yang kelak menjadi rumah tinggal wisatawan (homestay), dan lain-lain.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
49
Andaikan ada wisatawan yang berkunjung ke Desa Kenderan, belum ada pemandu wisata lokal yang siap mengantar wisatawan mengunjungi atraksiwisata Desa Kenderan. Seandainya ada wisatawan yang menginap di rumah-rumah penduduk, tuan rumah juga belum siap memberikan pelayanan sewajarnya kepada wisatawan. Solusi dari masalah yang diuraikan sebelumnya adalah perlunya peningkatan kualitas SDM masyarakat Desa Kenderan, baik pemuda/pemudi-nya, para penduduk yang kelak rumahnya kelak memenuhi syarat dijadikan homestay atau rumah tinggal tamu. SDM sebagai pelaku pariwisata mendapat perbedaan perlakuan dengan SDM diluar pelaku pariwisata. SDM diluar pelaku pariwisata akan masuk ke dalam pelaku atraksi wisata seperti petani yang membajak sawah, masyarakat yang melaksanakan kegiatan keagaaman, masyarakat yang melakukan kegiatan kebudayaan dan lain-lain. SDM pelaku pariwisata akan menjadi tenaga kerja yang memberikan jasa hospitality kepada wisatawan, sebagai pengusaha dan badan pengelola yang bekerja dibalik layar yang mengembangkan Desa Wisata tersebut, dan menjadi orang-orang yang duduk di kelembagaan pariwisata terkait Desa Wisata tersebut. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan yang terkait pariwisata, antara lain: 1.
Pela Pe lati tiha han n gui guide de lo loka kall Guide biro perjalanan hanya boleh mengantarkan wisatawan sampai di Desa Kenderan, dan setelah sampai di Desa Kenderan pengantaran diserahkan kepada guide lokal, karena hanya guide lokalah yang tahu seluk-beluk, sejarah dan budaya masyarakat Desa Kenderan. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan menyangkut
50
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
pengetahuan guide lokal tentang kepariwisataan Desa Kenderan.Pelatihan bisa difasilitasi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan Perhimpunan Pramuwisata Indonesia Cabang Bali atau Cabang Gianyar. 2.
Pelatih Pel atihan an pengem pengemban bangan gan keahli keahlian an manajem manajemen en pengelo pengelolaan laan Desa Desa Wisata dan hospitality. hospitali ty. Pelatihan jenis ini sangat diperlukan oleh masyarakat Desa kendran, agar mereka tahu menyangkut manajemen pengelolaa n suatu Desa Wisata.
3.
Pelati Pel atihan han pen pengol golah ahan an ku kulin liner er lok lokal al Pelatihan pengolahan kuliner lokal sangat penting, penti ng, karena ketika ada wisatawan berkunjung atau membeli paket wisata Desa Kenderan, maka harus disuguhkan menu khas Desa Kenderan sebagai keunikan Desa Wisata Kenderan, yang berbeda dengan Desa Wisata lain.
4.
Pelatih Pel atihan an menjad menjadii wirau wirausah sahaa pariwi pariwisat sataa perdes perdesaan aan Generasi muda sebagai SDM Desa Wisata Kenderan hendaknya dilatih untuk menjadi wirausaha pariwisata perdesaan seperti pembuatan kelompok usaha lokal, dan memberikan kesempatan pada masyarakat setempat untuk ikut mengendalikan usaha pariwisata yang dapat dikembangkan di Desa Wisata Kenderan dan menciptakan regenerasi pariwisata. Target utama peningkatan kualitas SDM masyarakat Desa Wisata
Kenderan adalah agar masyarakat desa Kenderan mampu membuat perencanaan desa wisata secara mandiri. Artinya, masyarakat agar bisa mengorgnisi diri dan mampu menjadi subyek dalam setiap pengambilan keputusan, khususnya yang terkait dengan program pengembangan desa wisata di Desa Kenderan
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
51
5.4 Peningkatan Promosi Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, meyakinkan dan meningkatkan produk, dan mengingatkan kembali produk sasaran pembeli dengan harapan mereka tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk.Sasaran dari promosi pariwisata adalah calon wisatawan (sebagai calon konsumen).Promosi pariwisata dikatakan berhasil dan efektif apabila mampu mendapatkan calon wisatawan yang membeli produk/paket wisata yang ditawarkan.Packaging atau pengemasan produk wisata sangat menentukan kesuksesan promosi Desa Wisata Kenderan. Packaging atau pengemasan yang baik dan mampu menunjukkan nilai pembeda serta keunikan Desa Wisata dari Desa Wisata lainnya yang ada di Bali maka dapat mempermudah jalur promosi Desa Wisata. Penentuan pasar dalam melakukan promosi sangat penting untuk dikaji terlebih dahulu.Wisatawan memiliki tipologi atau motivasi yang berbeda-beda dalam pemilihan atraksi wisata.Perlu adanya pemahaman persepsi wisatawan terdahap Desa Wisata Kenderan agar promosi Desa Wisata Kenderan tidak salah sasaran. Promosi yang dapat ditempuh sebuah Desa Wisata Kenderan adalah sebagai berikut : 1.
Prom Pr omos osii melal melalui ui Pem Pemeri erint ntah ah Pus Pusat at Desa Wisata Kenderan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pariwisata sesuai kewenangan struktural kelembagaan negara agar Desa Wisata Kenderan dapat masuk ke dalam kalender pariwisata Nasional dan dalam eventevent pariwisata di Republik Indonesia.
2.
Promos Pro mosii melalui melalui Pemerin Pemerintah tah Daerah Daerah Prov Provins insii dan Kabupa Kabupaten/ ten/Kot Kotaa Desa Wisata Kenderan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata untuk dapat
52
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
dipromosikan sebagai salah satu atraksi wisata unggulan yang dimiliki Pemerintah Daerah.Pemerintah Daerah sesuai dengan adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah serta berlakunya desentralisasi pemerintahan dan asas otonomi daerah dapat mempromosikan Desa Wisata Kenderan kedalam promosi pariwisata Pemerintah Daerah yang dipromosikan baik dalam dan luar negeri. 3.
Prom Pr omos osii melal melalui ui webs website ite ata atau u media media sosi sosial al Desa Wisata Kenderan dapat membuat dan mengelola website secara independen dan membuat beberapa account-account media sosial yang sedang menjadi trend di di kalangan masyarakat dunia untuk dapat mempromosikan pariwisata secara tidak langsung.Website dan media sosial pada beberapa tahun belakangan ini memiliki kemampuan yang cukup pesat dan memiliki posisi yang kuat dalam mempromosikan atraksi wisata kepada calon wisatawan.Wisatawan dapat mencari melakukan akses terhadap informasi Desa Wisata Kenderan dimanapun dan kapanpun, sehingga dapat lebih mudah meyakinkan calon wisatawan tanpa harus bertemu langsung dengan calon wisatawan.
4.
Prom Pr omos osii melalu melaluii biro biro perjal perjalan anan an wisa wisata ta Desa Wisata Kenderan dapat menjalin kerjasama dengan Biro Travel avel Agent dalam Perjalanan Wisata atau Tr dalam mempromosikan Desa
Wisata Kenderan. Travel Agent akan menjadikan Desa Wisata Kenderan sebagai salah satu tempat yang akan dikunjungi dalam Pakert Perjalanan Wisata yang dibuat oleh Travel Agent. Kerjasama ini diikat dengan sebuah kontrak kerjasama dan masing-masing pihak memperoleh hasil yang bernilai ekonomi.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
53
5.
Pro romo mosi si mel melal alui ui ikl iklan an Iklan atau advertising adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pengelol a Desa Wisata Kenderan dengan calon wisatawan yang tertarik terhadap produk atau paket Desa Wisata Kenderan.Desa Wisata Kenderan harus membuka jalur untuk menjalin kerjasama dengan media lokal, media nasional dan media internasional untuk promosi baik secara visual maupun cetak.Kekuatan iklan dalam promosi pariwisata sangat kuat, iklan dapat dengan cepat mempengaruhi wisatawan baik dari permainan kata-kata dalam media cetak atau keunikan iklan secara visual.Pemasangan billboard di di persimpangan jalan atau akses jalur transportasi yang padat dapat menjadi pertimbangan Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan. Prinsip promosi pariwisata yang baik adalah kejujuran ( honesty)
dan kepercayaan (trust ).Sebuah ).Sebuah paket atau produk Desa Wisata yang ditawarkan kepada wisatawan haruslah sesuai dengan yang ada di lapangan. Terkadang demi memperoleh angka kunjungan atau jumlah wisatawan yang tinggi, Desa Wisata tidak jujur dalam mempromosikan paket / produk yang mereka miliki. Desa Wisata harus menerapkan kepercayaan dan kejujuran untuk meraih wisatawan repeater . Wisatawan akan memberikan testimoni yang baik untuk Desa Wisata, repeater akan sehingga mampu membantu promosi secara tidak langsung yang lebih meyakinkan bagi calon-calon wisatawan lainnya. Apabila terjadi pembohongan publik terhadap paket/produk wisata yang ditawarkan timer.. Wisatawan maka Desa Wisata Wisata hanya akan meraih wisatawan first timer first timer akan kecewa dan memberikan testimoni buruk mengenai Desa
Wisata dan akan berpengaruh terhadap keberlanjutan Desa Wisata. 54
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
5.5 Penataan Wajah Desa Wajah Desa Wisata Kenderan sangat berpengaruh terhadap Kesan pertama wisatawan ketika memasuki Desa Kenderan. Kenderan. Wajah Wajah Desa Wisata Kenderan merupakan tampilan awal yang mampu menarik perhatian wisatawan. Struktur Desa Wisata Kenderan yang dibiarkan alami akan menambah nilai keunikan sebagai nilai lebih bagi wisatawan. Penataan adalah upaya dinamis untuk menjaga dan memelihara potensi dan sumber daya wisata dalam penyesuaian fungsi ruang dan waktu yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dalam penerapan prinsip kelayakan ekonomi, kesehatan lingkungan, keadilan sosial dan kemasyarakatan. Penataan wajah Desa Wisata Kenderan dapat dimulai dari susunan mikro yaitu susunan-susunan rumah masyarakat setempat, setelah itu beranjak kepada susunan semi – makro yaitu susunan lingkungan Desa, dan terakhir susunan makro yaitu keseluruhan penataan desa dari rumah tinggal, lingkungan Desa, lahan perkebunan, lahan persawahan, pura, aset-aset alam dan lain-lain. 1.
Penataa Pen ataan n wajah wajah Desa Desa Wisata Wisata Kende Kenderan ran pada pada susuna susunan n mikro, mikro, yaitu yaitu penataan rumah masyarakat Desa Wisata Kenderan dengan mempertahankan keaslian bangunan rumah atau struktur rumah dengan tata ruang atau tata letak rumah tradisional, perlu adanya peremajaan bangunan untuk mengatasi kerapuhan dari rumah-rumah tradisional. Desa Wisata Kenderan sebagian besar identik dengan eksistensi sebuah desa tua yang memiliki filsafat – filsafat adi luhung di dalamnya. Tata ruang atau tata letak rumah tradisional yang berada di Desa Wisata Kenderan memiliki bentuk keterkaitan dengan unsurunsur filosofi kehidupan masyarakat.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
55
2.
Penataa Pen ataan n wajah wajah Desa Desa Wisa Wisata ta Kender Kenderan an pada pada susuna susunan n semi semi – makro,yaitu menjaga keasrian wilayah sisi terluar bangunan rumah yaitu lingkungan sekitar sekita r Desa Wisata Wisata Kenderan. Pemilihan Pemili han tanaman dalam lingkup eksterior harus dengan sentuhan tanaman-taman tanaman-t aman khas Desa Wisata Kenderan, sehingga dari tanaman khas dapat diambil sebagai simbol atau logo dari Desa Wisata Kenderan tersebut seperti sepert i contohnya Desa Pinge mengambil Bunga Cempaka sebagai simbol Desa Wisata Pinge. Desa Wisata Kenderan cenderung mengembangkan ecotourism atau ekowisata yang mampu menciptakan pariwisata berkelanjutan. Desa Wisata Kenderan bersifat ramah lingkungan dan lebih mengedepankan pelestarian lingkungan hidup untuk lingkungan Desa Wisata Kenderan.
3.
Penataa Pen ataan n wajah wajah Desa Wisat Wisataa Kenderan Kenderan pada pada susunan susunan makro makro,ya ,yaitu itu penataan wajah Desa Wisata Kenderan dengan Perencanaan yang membagi Desa Wisata Kenderan menjadi perwilayahan yang disebut dengan zona. Desa Wisata Kenderan idealnya terbagi dari beberapa zona yaitu: 1)
Zona Zo na Kon Konse serv rvas asii Ruma Rumah h Pend Pendud uduk uk Zona yang melindungi rumah penduduk sebagai aset kebudayaan Desa Wisata Kenderan dan sebagai basis pengembangan home industry;
2)
Zona Zo na Pe Peng ngem emba bang ngan an Zona yang diperuntukkan untuk pusat kegiatan Desa Wisata Kenderan seperti atraksi wisata dan sebagainya yang memiliki atau mempunyai potensi sebagai point of view dan sebagai pintu utama untuk masuk ke Desa Wisata Kenderan;
56
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
3)
Zona Ko Komer erssia iall Zona yang diperuntukkan untuk pengembangan usaha penyediaan akomodasi homestay untuk tempat tinggal wisatawan yang ingin menginap di Desa Wisata Kenderan;
4)
Zona Tr Transisi Zona yang diperuntukkan sebagai lahan terbuka untuk mengembangkan atraksi wisata buatan seperti agrowisata dan pengembangan teknologi ramah lingkungan seperti pembangkit listrik tenaga matahari/surya, biogas dan lain-lain.
5.6 Pengadaan Akomodasi Desa Wisata Kenderan sebaiknya dilengkapi dengan a usaha pariwisata, dan akomodasi merupakan bagian dari usaha pariwisata yang disebut sebagai usaha penyediaan akomodasi.Usaha Penyediaan Akomodasi adalah usaha penyediaaan pelayanan penginapan untuk wisatawan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya.Pengadaan akomodasi memeliki peran penting dimana akomodasi sebagai tempat tinggal wisatawan yang ingin tinggal dan menikmati kehidupan di Desa Wisata Kenderan. Pengadaan akomodasi dilakukan oleh masyarakat setempat dengan cara: 1.
Menjad Men jadikan ikan dan dan menata menata tempat tempat tingg tinggal al masyar masyarakat akat seba sebagai gai tempat tempat menginap yang layak untuk wisatawan ( homestay)
2.
Memberik Memb erikan an ruang ruang khusu khususs bagi bagi wisataw wisatawan an untuk untuk melaku melakukan kan aktivi aktivitas tas atau ruang privat;
3.
Menyediaka Menye diakan n fasilit fasilitas as yang memad memadai ai untuk untuk wisat wisatawan, awan, seper seperti ti ruangan kamar tidur yang bersih, tempat tidur yang bersih, sanitasi yang baik dan bersih, pemberian fasilitas sarapan untuk wisatawan dan lain-lain sesuai dengan standar akomodasi;
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
57
Pondok Wisata adalah penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaa tkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya.Pondok pemiliknya.Pondok wisata merupakan sebuah wadah yang berupa unit hunian sebagai pendukung bagi kawasan/kompleks sekitar wisata yang berbentuk pondok penginapan. Pondok wisata merupakan bentuk dari implementasi community base tourism yang berpihak kepada masyarakat lokal.
Standar Usaha Pondok Wisata Wisata adalah rumusan kualifikasi kual ifikasi Usaha Pondok Wisata dan/atau klasifikasi Usaha Pondok Wisata yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Pondok Wisata.Kepemilikan usaha pondok wisata merupakan usaha perseorangan yang diprioritaskan kepemilikannyaa dimiliki oleh masyarakat setempat. Pengadaan akomodasi kepemilikanny akan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat lainnya. Pondok Wisata Wisata juga dimungkinkan dibangun diluar dilu ar dari rumah-rumah masyarakat setampat atau tidak memanfaatkan rumah masyarakat setempat.Pembangunan pondok wisata dibangun pada zona komersial Desa Wisata Kenderan.Pemisahan ini dilakukan untuk menjaga kelestarian rumah-rumah tradisional tradi sional di Desa Wisata Wisata Kenderan.Bangunan pondok wisata yang berada di luar rumah penduduk atau sengaja dibuat dengan tidak memanfaatkan rumah-rumah masyarakat setempat harus mengadopsi arsitektur tradisional masyarakat setempat.Adopsi ini dilakukan untuk menjaga kebudayaan dan memberikan pengalaman bagi wisatawan menginap di bangunan tradisional, tetapi dengan fasilitas standar internasional (untuk kenyamanan wisatawan).
58
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
5.7 Peningkatan Kesadaran Warga Kesadaran adalah sebuah pemahaman yang lahir dari diri manusia untuk berpikir jernih dalam menyikapi suatu hal atau suatu masalah dengan pemahaman dan logika berpikir.Masyarakat harus menyadari dan mampu membaca peluang usaha pariwisata di Desa Wisata Kenderan tersebut.Masyarakat juga harus menyadari bahwa pariwisata yang berkembang di Desa Wisata Kenderan harus dikendalikan dengan adanya partisipasi masyarakat secara totalitas. Investor atau orang yang berada di luar Desa Wisata Kenderan seperti pengembang dan lain sebagainya tidak akan mampu memahami sebatas mana keperluan, kapasitas dan kelayakan pengembangan pariwisata. Mereka hanya akan berpikir bagaimana menambah kuota pembangunan untuk mendatangkan pendapatan yang berlipat-lipat. Semua ini berbeda dengan sikap masyarakat setempat, mereka akan berusaha menjaga tempat tinggal mereka agar tetap utuh seperti apa adanya dan berusaha untuk selalu memegang teguh aturan-aturan adat yang berlaku untuk keberlanjutan. Selama ini pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan community based tourism , dimana masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pariwisata. Peningkatan kesadaran dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1.
Memb Me mbang angki kitka tkan n Ke Kesa sasa saran ran ( Awa ren es s ). Ilmu komunikasi membantu masyarakat dalam memahami bagaimana masyarakat mampu untuk sadar (aware) terhadap terhadap lingkungan dan pariwisata. Keterlambatan dan lupa membangkitkan kesadaran pariwisata membuat masyarakat bertindak arogan dan memberikan dampak negatif terhadap Desa Wisata Kenderan. Desa Wisata
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
59
Kenderan akan dieksploitasi dengan pembangunan-pembangunan yang tidak terkendali dan mengalami masa stagnasi dimana Desa Wisata Kenderan kehilangan jati diri dan ditinggalkan wisatawan. Komunikasi yang baik akan membawa masyarakat kedalam kesadaran terdalam bahwa menjaga Desa Wisata Kenderan tetap utuh dan lestari akan memberikan dampak positif yaitu pariwisata berkelanjutan. 2.
Penyul Pen yuluha uhan n pariw pariwisa isata ta berb berbasis asis mas masyar yarakat akat Penyulunan pariwisata berbasis masyarakat dimaksudkan memberikan motivasi dan penanaman pemahaman sadar wisata kepada masyarakatDesa Wisata Kenderan sebagai pelaku utama pariwisata.Penyuluhan diperlukan untuk lebih memahami tentang fenomena pariwisata, potensi alam dan budaya sebagai penunjang pariwisata, sekaligus menentukan kualitas produk wisata yang ada di Desa Wisata Kenderannya.
3.
Mus usya yaw war arah ah De Dessa Masyarakat memerlukan wadah untuk difasilitasi sebagai bentuk evaluasi dari pengembangan pariwisata.Musyawarah desa merupakan sebuah wadah yang tepat untuk mengetahui problematika yang terjadi di masyarakat dan tidak tersentuh oleh para elit Desa Wisata Kenderan.Apabila ada pandangan-pandangan negatif yang memicu terjadinya konflik, hal tersebut dapat cepat diketahui dan dapat dilakukan konfirmasi mengenai pandangan-pandangan negatif tersebut.
60
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
5.8 Pengembangan Paket Wisata Wacana membangun Desa Wisata Kenderan sebanyak-banyaknya di Provinsi Bali membuat sebuah dilema besar di masyarakat. Semua desa berupaya untuk mengembangkan Desa Wisata Kenderan, tetapi tidak sedikit dari desa-desa tersebut memiliki atraksi wisata yang hampir sama bahkan 100% memiliki kesamaan. Sejatinya sebuah Desa Wisata, seperti halnya Desa Wisata Kenderan harus menonjolkan perbedaan dari Desa Wisata lainnya sebagai keunikan, tujuannya adalah untuk memberikan nilai pembeda, sehingga mampu menciptakan rasa penasaran dan akhirnya menarik wisatawan untuk berwisata di Desa Wisata Kenderan. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan paket wisata untuk Desa Wisata Kenderan yaitu : 1.
Inve In vent ntar aris isas asii pote potens nsii pari pariwi wisa sata ta Masyarakat dan pihak-pihak yang memiliki peranan serta kewenangan dalam pengembangan Desa Wisata Kenderan harus melakukan inventarisasi potensi pariwisata baik potensi alam dan budaya untuk dapat memetakan atraksi wisata yang mampu dikemas untuk ditawarkan kepada wisatawan.
2.
Pasar pa parriw iwis isaata Penentuan segmentasi pasar dalam pengembangan paket wisata akan menghantar Desa Wisata Kenderan menjadi lebih kreatif dalam pengemasan produk/paket Desa Wisata Kenderan. Pada sektor inilah akan muncul ide-ide kratif untuk pengembangan atraksi wisata buatan, dimana atraksi wisata buatan akan menunjang atraksi wisata alam dan atraksi wisata budaya yang sudah ada sebelumnya. Pasar pariwisata akan memberikan gambaran kepada pengelola pariwisata
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
61
untuk menentukan sasaran wisatawan yang diinginkan baik dimulai dari sasaran penggolongan umur, benua dan gender. 3.
Pemi Pe milah lahan an po poten tensi si pa pari riwi wisa sata ta Pemetaan potensi pariwisata akan menghasilkan adanya pemilahan potensi mana yang dapat digolongkan sebagai atraksi wisata alam, atraksi wisata budaya dan atraksi wisata buatan akan sangat membatu pengelola Desa Wisata Kenderan untuk mempermudah melakukan promosi dan membuat agenda-agenda pariwisata seperti event-event pariwisata.
4.
Menonj Men onjolk olkan an Keuni Keunikan kan Des Desaa Wi Wisat sataa Kend Kenderan eran Desa Wisata Kenderan harus menonjolkan keunikan mendasar (outstanding universal value) yang memberikan nilai pembeda dari desa-desa wisata lainnya di Provinsi Bali atau di Indonesia. Keunikan mendasar adalah kekuatan yang tidak tergoyangkan dari pesaing-pesaing lainnya, dan ini akan menjadi nilai jual dan nilai tawar yang sangat tinggi di pasar pariwisata. Keunikan tersebut harus dijadikan headline atau berita utama yang di publishdalam promosi Desa Wisata Kenderan untuk menarik minat wisatawan.
5.
Krea Kr eati tivi vita tass da dala lam m packaging Packaging adalah kombinasi dari jasa dan atraksi wisata yang
saling berkaitan dalam satu paket penawaran harga.Packaging atau pengemasan paket wisata di Desa Wisata Kenderan merupakan elemen yang sangat menentukan daya saing produk Desa Wisata Kenderan.Atraksi wisata Desa Wisata Kenderan harus dikemas dalam kemasan yang mampu menarik wisatawan untuk membeli paket wisata tersebut.Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan haarus melakukan pengemasan paket yang baik, karena pengemasan
62
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
paket pariwisata yang baik sebagai sukses awal pembuatan suatu paket wisata. Badan Pengelola Desa Wisata Kenderan yang bertanggung jawab mengembangn Desa Wisata Kenderan dituntut untuk melatih insting mereka untuk meracik atraksi wisata menjadi paket yang menarik dan memikat. memikat . Adapun paket wisata Desa Wisata Kenderan yang dapat dikemas, yaitu: 1)
Pake Pa kett wis wisat ataa ala alam. m. Melihat fauna berupa Kera yang hidup bebas di areal Pura Dalem Desa Kenderan dan hidup bebas di pinggir Tukad Petanu Petanu (Sungai Petanu), langsung ke air terjun masalembo, dan teakhir menikmati Rice Terrace atau hamparan persawahan yang disebut terasering
2)
Pake Pa kett wi wisa sata ta bu buda daya ya.. •
Melihat Puri Kenderan, Petirtaan Telaga Waja, Pesiraman Dedari di Pura Taman Sari, Pancoran Pengelukatan, Pesiraman Geria Manuaba, melihat Sorkopagus dan Nekara di Pura Desa/Puseh Desa Kenderan, melihat patung-patung kuno di areal Pura Puseh Desa Kenderan, melihat Pura Geria Sakti Manuaba.
•
Melihat Upacara Mepeed di Pura Geria Sakti Manuaba, menonton Budaya BarongNgelelawang, melihat Kegiatan Mek ii iiss yang dilakukan sebelum Piodalan Pura Sakti
Manuaba, Kesenian tari seperti topeng dan joged di Banjar Triwangsa, dan Kesenian ukir dan kerajinan tangan yang dijual ke Desa Ubud. 3)
Pake Pa kett wis wisat ataa bua buata tan n •
Paket trekking untuk menikmati suasana alam dan kebudayaan masyarakat Desa Kenderan.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
63
•
Paket Cycling Tour untuk menikmati keindahan alam melalui jalan-jalan utama dan jalur setapak di Desa Kenderan.
•
Paket Program Pembelajaran(lessong program ) seperti art cultural lesson , f far ar m l es so n , cooking lesson a nd mejejahitan lessong.
•
Paket Program yang memacu keterampilan dan ketangkasan seperti traditional game program village tour program dan outing program
4)
Pake Pa kett wisa wisata ta spi spiri rirt rtua uall •
Pembuatan yoga center atau program yoga seperti yoga and meditation program
•
Puppet show every Purnama and Tilem
•
Temple Tour
5.9 Menciptakan Brand Br an d adalah
merek
yang
dimiliki
oleh
perusahaan,
sedangkan branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand . Tanpa Tanpa dilakukannya kegiatan kegiat an komunikasi kepada onsumen yang disusun dan direncanakan dengan baik, maka sebuah merek tidak akan dikenal dan tidak mempunyai arti apa-apa bagi konsumen atau target konsumennya. Menurut Kotler (2009:332). merek ( brand ) merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensias mendiferensiasikannya ikannya (membedakan) dari
64
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendifrensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Peranan merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen baik individu atau organisasi untuk menetapkan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu. Dewasa ini semakin banyak daerah yang memiliki potensi pariwisata berusaha melakukan pencitraan dengan memberi penguatan pada simbol atau penanda tertentu.Misal, Pemerintah Kota Surakarta menggunakan branding “Solo the Spirit of Jawa” sebagai upaya merevitalisasi di dataran nilai nilai, filosofi atau pandangan hidup; sistem kehidupan masyarakat dalam berinteraksi dan menjalani kehidupannya, maupun hasil karya atau produk yang dihasilkan dengan semangat budaya tersebut.Bali punya branding “Bali Shanti Shanti Shanti”.Malaysia memiliki branding “Truly Asia”.dan Indonesia memiliki branding “Wonderfull “Wonderfull Indonesia”. Gejala pariwisata sesungguhnya tidak terlepas dari kebudayaan sebuah masyarakat, sebab dalam kunjungan wisata, paling tidak terjadi kontak dan interaksi kebudayaan wisatawan dengan kebudayaan penduduk setempat. Setiap daerah wisata mempunyai citra (image) tertentu, yaitu mental maps seseorang terhadap suatu destinasi yang di dalamnya
mengandung keyakinan, kesan dan persepsi (Pitana dan Gayatri, 2005: 64). Citra yang terbentuk di pasar merupakan kombinasi antara berbagai faktor yang ada pada destinasi yang bersangkutan, seperti iklim, pemandangan alam, keamanan, kesehatan, fasilitas akomodasi, keramahtamahan penduduk, ketersediaan alat alat transportasi di satu pihak, dengan informasi yang diterima oleh calon wisatawan dari berbagai
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
65
pihak atau dari fantasinya sendiri terhadap pengalamannya selama mengadakan perjalanan wisatanya. wisatan ya. Menurut Buck dan Law dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata adalah industri yang berbasiskan citra, karena citra mampu membawa calon wisatawan ke dunia simbol dan makna.Bahkan beberapa ahli pariwisata mengatakan bahwa citra ini memegang peranan yang penting daripada sumberdaya pariwisata yang kasat mata.Dari pengertian ini, maka pembangunan brand image menjadi penting bagi sebuah daerah yang hendak mengembangkan diri sebagai tujuan wisata, termasuk menciptakan branding sebuah desa wisata yang hendak dikembangkan. Desa Wisata Kenderan sangat perlu mengembangan brand atau merek agar dikenal dan dikenal oleh wisatawan wisatawan ataupun oleh calon wisatawan. Hal ini sesuai dengan aspirasi masyarakat dan pemangku kepentingan pariwisata Desa Kenderan ketika dilakukan FGD yakni penting dan perlunya Desa Kenderan memiliki ikon, yang tidak lain adalah brand aatu merek. Untuk membuat brand ini harus melakukan branding yakni proses membuat brand atau merek dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas dan calon wisatawan. Jadi tahapannya adalah: 1)
Membua Mem buatt brand branding ing des desaa wisa wisata ta Ken Kendera deran. n. Ada beberap alternatif brand yang mungkin dibuat untuk Desa Wisata Kenderan berdasarkan aspirasi masyarakat, yani “Bidadari=W “Bidadari= Wanita Cantik”, karena Kenderan (Sorga=Swargan) istana para Bidadri. Masyarakat lain berpendapat bahwa Kenderan erat kaitannya dengan Orang Tua, entah orang tua bagaimana dimaksud oleh Beliau. Jadi ikon atau brand dapat berupa Bidadari atau Orang Tua Sakti
66
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
2)
Memperke Memp erkenalka nalkan/ n/ mempro mempromosi mosikan kan brand branding ing secara secara offli offline ne dan dan online. Jika brand atau merk atau ikon Desa Wisata Kenderan sudah terbuat, maka harus disosialiasikan ke masyarakat luas termasuk calon-calon wisatawan. Sosialisasi dapat secara off line melalui media cetak dan billboar, ataupun secara online melalui websiste Desa Wisata Kenderan atau Media Sosial lainnya.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
67
BAB VI PENUTUP 1.
Desa Kende Kenderan ran memilik memilikii potensi potensi besar di bidang bidang pariw pariwisata isata denga dengan n atraksi wisata alam, budaya dan buatan. Atraksi wisata alam anta ra lain, fauna berupa Kera yang hidup bebas di areal Pura Dalem Desa Kenderan dan hidup bebas di pinggir Tukad Petanu Petanu (Sungai Petanu), air terjun masalembo, Rice Terrace atau hamparan persawahan yang disebut terasering, Atraksi wisata budaya antara lain, Puri Kenderan, Sistem irigasi tradisional Desa Kenderan atau Subak Kenderan, Petirtaan Telaga Waja, Pesiraman Dedari di Pura Taman Sari, Pancoran Pengelukatan, Pesiraman Geria Manuaba, Sorkopagus dan Nekara di Pura Desa/Puseh Desa Kenderan, Patung-patung kuno di areal Pura Puseh Desa Kenderan, Pura Geria Sakti Sakt i Manuaba, Upacara Me pe e d di Pura Geria Sakti Manuaba ,Budaya BarongNgelelawang, BarongNgelel awang, Kegiatan Mekii Mekiiss yang dilakukan sebelum Piodalan Pura Sakti Manuaba, Kesenian tari seperti topeng dan
joged di Banjar Triwangsa, Triwangsa, Kesenian ukir dan kerajinan tangan yang dijual ke Desa Ubud, dll. Atraksi wisata buatan yai tu, adanya jalur jalur trekking yang dikembangkan untuk menikmati suasana alam dan kebudayaan masyarakat Desa Kenderan, Adanya jalur-jalur Cycling Tour untuk untuk menikmati keindahan alam melalui jalan-jalan
utama dan jalur setapak di Desa Kenderan, Program Pembelajaran(lessong program ) seperti art cultural lesson, farm lesson, cooking lesson and mejejahitan lesson, Program yang
memacu keterampilan dan ketangkasan seperti traditional game program village tour program dan outing program. Atraksi wisat
68
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
spiritual yaitu, Pembuatan yoga center atau program yoga seperti yoga and meditation me ditation program, Puppet show setiap Purnama dan Tilem, dan Temple Tour
2.
Dalam Dala m usaha usaha menjadik menjadikan an Desa Desa Kenderan Kenderan menja menjadi di Desa Desa Wisat Wisataa yang berkembang dan kelak banyak dikunjungi wisatawan, maka sebaiknya menerapkan rencana tata kelola sesuai dengan yang tertera dalam buku panduan ini, antara lain: Perbaikan Aksesibilitas, Pembentukan
Kelembagaan, Peningkatan Kualitas SDM,
Peningkatan Promosi, Penataan Wajah Desa, Peningkatan Kesadaran Warga, Pengembangan Paket Wisata, dan Penyusunan 3.
Branding. Berkemb Ber kembang angnya nya Desa Desa Kende Kenderan ran menjad menjadii Desa Desa Wisat Wisataa yang kelak kelak banyak dikunjungi wisatawan, sangat tergantung pada kemauan politik ( politi pol iti cal wil willl) Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam memfasilitasi dan mendukung impelementasi dari rencana tata kelola yang tertera dalam buku panduan ini. Tanpa campur tangan Pemerintah kabupaten Gianyar, masih jauh perjalanan Desa Kenderan menjadi Desa Wisata maju dan berkembang.
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan
69
DAFTAR PUSTAKA Cooper, C. John Flectcher, David Gilbert and Stephen Wanhill. 1993. Tourism: Principles and Practice . London: Pitman Publishing.
Fandeli,Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta. Yogyakarta. Pariwi iwi sat sata a Seb Sebuah uah Pe Penga ngant ntar ar Perd Perdana ana . Pendit,S, N. 1994. Ilm u Par
Jakarta: PT Pradnya Paramita. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009. Nuryanti, Windu,. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.2-3. Yoeti, O. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
70
Panduan Tata Tata Kelola Desa Wisata Kenderan