MIKROBIOLOGI Pembiakan Mikroorganisme
Disusun Oleh: Ihwan Fauzi Saputra Nim. 12222045 Dosen Pengampu Awalul Fatiqin, M.Si
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN PRODI TADRIS BIOLOGI 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme terdapat dimana-mana diantaranya dalam tanah, air, udara maupun pada mahluk hidup termasuk pada jaringan tubuh manusia (kulit dan selaput lendir). Mikroba mampu tumbuh dengan baik apabila bila tersedia media atau nutrisi sebagai subratnya. Untuk mempelajari morfologi mikroba, kita perlu menangkap dan membiakanya pada media agar nutrisi (media padat) terlebih dahulu. Biasanya mikroba akan tumbuh pada media ini setelah diinkubasi selama 1-2 x 24 jam (Fatiqin dan Aini, 2013). Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Dikatakan menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak menumpuk, sebagai antibiotic, indicator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies. Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium. Dalam tinjauan mikrobiologi, istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan bertambahnya komponen sel secara teratur dan irreversible (tidak dapat balik) disertai bertambanya komponen sel dan pembelahan sel (kecuali untuk beberapa mikrobia filament). Secara umum prtumbuhan
mikrobia
merupakan
hasil
penggandaan
sel
(pembelahan,
pertunasan), sehingga pertumbuhan bakteri lebih sering dinyatakan sebagai reproduksi sel. Medium yang digunakan adalah medium yang ketersediaan nutrientnya tercukupi seperti air, karbon, energy, mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri. Suatu bakteri dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk suatu koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangka jika berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan suit untuk dideteksi. Oleh karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi bakteri pathogen, misalnya uji mikrobiologi air (Fardiaz 1989).
Dalam melakukan diagnosa mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman . Pembiakan mikroba dalam labolatorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element) (Fardiaz 1989). 1.2 Tujuan Mempelajari morfologi koloni mikroba pada berbagai media agar nutrisi padat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Medium adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energy, bahan pembangun sel, dan sintesis
protplasma serta bagian-bagian sel lainnya. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologis tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relative tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Penyusun utama sel adalah C, H, O, N, dan P, yamg jumlahnya sekitar 95% dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain yaitu air 80-90% dan bagian-bagian lain 10-20% terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain (Hermanto, 2011). Campuran bahan-bahan (nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi, menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikrobia tersebut. Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi atas 2 golongan berdasarkan komposisi bahan penyusunnya yaitu: 1. Media sintesis; media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asamasam amino, asam lemak, alkihol, karbohidrat atau senyawa organik serta vitamin-vitamin. 2. Media non-sintetik; adalah media yang tidak di ketahui komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh media nonsintetik NA, NB, PDA (Hermanto, 2011). Berdasarkan sifat media dibagi menjadi : 1. Media umum; media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikrobia secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi. 2. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikrobia yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikrobia contoh Chocolate media dan YeastExtract-potassium Nitrate Agar.
3. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikrobia yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu specimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotic, garam dan bahan-bahan kimia lainnya. 4. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikrobia yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya (Hermanto, 2011). Ada tiga jenis media pengembangbiakan berdasarkan konsentrasinya antara lain: 1) Media padat, yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1,5% misalnya nutrient agar. 2) Media cair yaitu media yang berbentuk cair yang tidak mengandung agar, misalnya nutrient broth. 3) Media semi padat, yaitu media yang berbentuk padat pada suhu dingin, dan berbentuk cair bila suhu panas, misalnya media SIM (media yang digunakan untuk uji produksi sulfur, indiol, motilitas (Hermanto, 2011). Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut : 1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi. 2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu, medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001) Inokulasi mikroba, penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ada
beberapa
metode
yang
digunakan
untuk
mengisolasi
biakan
murni
mikroorganisme yaitu : Metode Gores, teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Dwijoseputro, 1998). Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Dwijoseputro, 1998). Metode tebar, setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah (Dwijoseputro, 1998). Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997) Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
Sifat-sifat suatu koloni ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk, susunn, permukan, pengkilatan, dan sebagaainya. Pengamatan sifat-sifat ini dapatdilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakan mikroskop, supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri perlu ditumbuhkan pada medium padat (Fatiqin dan Aini, 2013) Berikut emapat cara menumbuhkan bakteri pada medium padat: 1. Ujung kawat inokulsi yang membawa bakteri digesekan pada permukaan media dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan, maka diperoleh piaraan lempengan (Plate atau streak culture) 2. Ujung kawat yang membawa bakteri digesekan pada permukaan media miring, maka akan diperoleh piaraan miring (Slant culture) 3. Ujung kawat yang membawa bakteri dimasukan kedalam media dalam ttabung reaksi sedang permukaan media ini tidak miring, sehingga diperoleh piaraan tusukan (Stab Culture) 4. Setetes suspensi bakteri dicampur adukan dengan media cair, maka akan diperoleh piaraan adukan (Shake culture) (Fatiqin dan Aini, 2013).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Mikrobiologi ini dilakukan pada hari Selasa, 26 November 2013, pada jam 13.20-15.00 WIB, di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang. 3.2 Alat Adapun alat-alat
yang dipakai dalam praktikum ini adalah, cawan petri,
cotton buds, botol steril, tabung reaksi. 3.3 Bahan
Dan adapaun bahan-bahan yamg dipakai adalah media Potato dextro agar (PDA), media Nutrien agar (NA), dan alcohol 70 %. 3.3 Cara kerja 1. Cairkan media nutrient agar (NA) 2. Tuang media cair kedalam cawan petri steril dan biarkan sampai beku 3. Mikroba dari udara, bukalah cawan petri I selama 5-10 menit, kemudian tutuplah dengan segera 4. Mikroba dari mulut (percikan ludak),salah seorang anggota kelompok missal batuk-batuk didepan atau berhadapan dengan media agar yang terbuka dengan jarak 10 cm dari permukaan agar cawan petri II kemudian tutuplah dengan segera. 5. Mikroba dari debu, dengan cara mengusap cotton buds yang steril pada debu diatas meja dan goresan pada lempeng agar pada cawan petri III, kemudian tutuplah dengan segera 6. Mikroba rambut, masukan 1-2 helai rambut kepermukaan lempeng agar pada cawan petri IV, kemudian tutuplah dengan segera 7. Inokulasikan pada suhu kamar selama 1-2 x 24 jam. 8. Lakukan pengamatan terhadap koloni mikroba yang tumbuh pada media lempeng tersebut. Koloni bakteri ditandai dengan bentuknya seperti lender, tetes mentega, atau teteesan sari buah. Sedangkan koloni jamur ditandai dengan adanya miselium yng terbentuk seperti bulu halus. 9. Lakukan pengamatan mengenai morfologi bakteri dan jamur seperti langkahlangkah diatas.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan pada hari pertama menggunakan pembiakan (NA) Sumber koloni
Udara
Morfologi Jumbla
Warna
Bentuk
Ukukura
Tekstur
Elevasi
Sketss
h
koloni
koloni
n koloni
koloni
koloni
a
koloni 5
koloni Putih
Bulat
Kecil
telur Mulut
Debu
20
8
Bulat
Rata
bening
Coklat
Bulat
kekuning
menyeba
an Krim
r Bulat Bulat
3 cm
Terang
Cembun
suram
g
0,5 cm
Keruh
Rata
Kecil
Terang
Rata
keputihan Rambut
5
Putih
Pengamatan pada hari kedua menggunakan media pembiakan (NA)
Sumbe
Morfologi
r
Jumblah
Warna
Bentuk
Ukukura
Tekstur
Elevasi
Skets
koloni
koloni
koloni
koloni
n koloni
koloni
koloni
a kolon i
Udara
7
Putih
Bulat
Kecil
Terang
Rata
Mulut
16 besar
kuning Kunin
Bulat
4 cm
Terang
Cembun
20 kecil
g putih menyeba
dominan
transpara
g
r Bulat
2,5 cm
n Keruh
Rata
bulat
sedang
terang
Rata
Debu
8 hamppir
Kunin
menye-
g
lubungi
keruh
permukaa n Rambu
7
Putih
t
krim
Pengamatan hari pertama pada media pembiakan (PDA) Sumber koloni
Jumblah kloni
Morfologi Warna koloni Panjang/
Sketsa gambar
pendek Udara Mulut Debu Rambut
Putih susu
miselium Tidak terdapat
1 besar
Bening
miselium Tidak terdapat
5 besar -
transparan Putih keruh -
miselium Pendek -
3
-
Pengamatan hari kedua pada media pembiakan (PDA) Sumber koloni
Jumblah kloni
Morfologi Warna koloni Panjang/
Sketsa gambar
pendek 6 1 besar
kuning Bening
miselium 0,5 cm Tidak terdapat
Debu
4 besar 1kcil
transparan Putih kuning
miselium Lebih panjang
Rambut
-
-
dari pertama -
Udara Mulut
-
4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini mengenai inokulasi mikroba , praktikan melakukan inokulasi dengan menggunakan metode gores, dan metode tusuk. teknik penggoresan ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni : Goresan T, Goresan kuadran c, Goresan Radiand, Goresan Sinambung. Sedangkan
pada metode tusuk, harus dibu`tuhkan ketelitian agar sampel bakteri pada jarum ose tidak tersentuh oleh mulut atau pinggiran tabung. Dan dari hasi praktikum diatas didapatkan hasil yang berfariasi dari empat sampel yang berbeda dan menggunakan dua media pembiakan yanga berbeda yaitu, menggunakan sampel dari udara, mulut, debu, dan rambut, sementara media pembiakanya menggunakan media NA da PDA. Setelah dilakukan pembibitan yaitu gengan menggunakan metode gores seperti huruf T ataupun zig-zag dapat diperoleh hasil biakan yang berfariatif, dan kami telah melakukan penelitian dari hasil biakan tersebut selama dua hari berturut-turut. Pada hari pertama menggunakan media pembiakan Na kami mendapatkan jumblah koloni bakteri 5 sampai 8 kolono bakteri besa dan kecil dengan bentuk, warna, ukuran, dan tekstur yang berbeda-beda ada yang bulat kecil dan besar, ada yang berwarna terang dan keruh. Sedangkan pada hari kedua kami dapatkan hasil yang berbeda dari hasil hari pertama yaitu jumblah koloni bakteri dan bentuknya lebih banyak dan lebih berfariatif itu karna bakteri pada media tersebut mengalami perkembangbiakan sehingga berubah tambah banyak menjadi 7 sampai 20 koloni dalam satu media atau cawan. Penelitian dengan menggunakan media PDAdan menggunakan sampel yang sama didapatkan hasil yang berbeda dari media NA, pada dasarnya media PDA adalah untuk menangkap atu mengembangkan fungi tetapi bakteri mempunyai kemungkinan juga untuk berkembangbiak disitu, akan tetapi kami lebih banyak menemukan fungi pada media PDA, pada penelitian hari pertama kami mendapatkan hasil jumblah koloni mikroba mulai dari 1 samapi 5 koloni, ada yang besar dan ada juga yang kecil, warna koloni bermacam-macam ada yang putih keruh pada sampel udara, bening trasparan pada sampel mulut, dan putih keruh dari debu, ada juga yang terdapat miselium pada media tetapi ada juga yang tidak missal pada sampel udar dan mulut. Pada penelitian hari kedua didapatkan hasil yang berbeda pada hari pertama yaitu jumblah bakteri lebih banyak dari pada hari pertamaa yaitu, 1 sampai 6 kebanyakan besar-besar, warna ada yang kuning dan ada juga yang putih transparan,
sedangkan pertumbuhan miseliumnya semakin bertambah seperti pada sampel udara brtambah menjadi 0,5 cm, sedangkan pada mulut tidak bertambah, da pada debu lebih opanjang sedikit dari sebelumnya.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa mebuat biakan mikroba dapat kita lakukan dengan menggunakan dua media yang sudah umum digunakan yaitu menggunakan media NA dan PDA, dari kedua media tersebt kita dapat menangkap atapun membiakan mikroorganisme yang kita inginkan, seperti percobaan diatas menggunakan empat sampel yang berbeda taittu dari udara, mulut, debu, dan rambut. Maka dapat diperoleh hasil yang berfariasi seperti pada jumblah koloni dan warna koloni, itu semua tergantung dengan media yang kita pakai, semakin banyak volume sampel atau media yang kita pakai maka akan semakin banyak pula mikroba yang akan tumbuh disitu. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan pada kegiatan praktikum inokulasi dan pemurnian bakteri adalah peranan dosen dalam membimbing dan mengarahkan praktikan sangatlah penting, dimana disini praktikan masih terasa sangat nol dalam pemahamannya, sehingga semestinya peranan asdos dan dosen dalam memberikan arahan lebih aktif dan tersampaikan dengan jelas ke praktikan. Kemudian penunjangan alat-alat praktikum supaya praktikum ini berjalan dengan baik dan lancar sangat diharapkan dari saya sebagai praktikan. Dan untuk praktikan dalam melakukan praktek sangat dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi.
DFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta. Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T,Gramedia Pustaka Utama.
Hermanto, Bambang. 2011. Metode The king BIOLOGI SMA ala Tentor. Jakarta: Wahyumedia. Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi. http://iputh-biozone.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-mikrobiologi_06.html http://rhinychenceng.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-krobiologi_5764.html