Mau tau bagaimana kisah pemberontakan PKI di Madiun? let's check this out :DFull description
kkFull description
Materi SejarahFull description
Full description
Naskah Drama Pemberontakan Andi Azis singkatFull description
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
sculaDescripción completa
Full description
Deskripsi lengkap
Soal ulangan harian sejarah yang dapat anda pakai sepuasnya Dirancang agar siswa tidak dapat mencontek. Soal ini dapat diacak lagi menjadi dua tipe. Beberapa hal yang perlu diperhatika…Full description
Berlioz/Dallapiccola
1Deskripsi lengkap
Desa TurgoFull description
di nella
Caso DIDescripción completa
mantapFull description
fdgfdgdfgd
Filipino Christian SongFull description
Full description
Penyelesaian
Pada awalnya pemerintah RI berupaya menyelesaikan pemberontakan melalui jalan damai yaitu mengutus Moh. Natsri untuk mengajak Kartosuwiryo kembali kepangkuan ibu pertiwi, akan tetapi misi damai berujung kegagalan.
Oleh karena itu operasi militer ditempuh oleh pemerintah. Operasi Bharatayudha dengan taktik Pagar Betis berhasil menangkap Kartosuwiryo di Gunung Geber, Majalaya Jawa Barat. Kartosuwiryo akhirnya dihukum mati pada tanggal 16 Agustus 1962.
Jalannya Peristiwa
Pada tanggal 21 September 1953 gubernur militer Tengku David Beureueh mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa Aceh merupakan negara bagian dari NII dibawah Imam Kartosuwiryo. Selain menguasai kota-kota Aceh, mereka juga memburukkan nama pemerintah RI di kalangan rakyat Aceh.
Pemerintah RI kemudian menjalankan operasi militer untuk menduduki kota-kota yang melakukan pemberontakan dan memberikan pengertian kepada rakyat Aceh agar tidak mempunyai kesalahpahaman terhadap RI.
Penyelesaian
Operasi militer dilakukan untuk menumpas pemberontakan DI/TII Aceh akan tetapi mengalami kegagalan karena kuatnya pengaruh Tengku Daud Beureueh.
Atas prakarsa Kolonel Muhammad Yasin maka diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang berlangsung pada tanggal 17-21 Desember 1962. Akhirnya dengan adanya Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh, maka pemberontakan DI/TII Aceh diselesaikan dengan cara damai.
Dampak Pemberontakan DI/TII
Selain melakukan pemberontakan, pasukan DI/TII juga melakukan perampokkan barang-barang (tanpa kecuali barang-barang yang mereka dapati ketika beraksi) kepunyaan penduduk hampir dalam setiap kali aksi memasuki kampung-kampung. Hal ini sudah barang tentu terkait dengan upaya menghimpun dana dalam rangka mobilisasi dan kelangsungan gerakan DI/TII.
Akibat dari tindakan mereka itu, maka ketika mereka memasuki suatu kampung, para warga pun berlarian menjauhkan diri dan bersembunyi karena ketakutan, kecuali bagi warga yang setuju atau mau bekerja sama dengan DI/TII.
Latar Belakang
Kekecewaan Kartosuwiryo terhadap isi Perjanjian Renville yang mengharuskan wilayah Jawa Barat dikosongkan oleh tentara RI. Adanya kekosongan kekuasaan militer di Jawa Barat (Divisi Siliwangi) kemudian dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
Perjuangan Kartosuwiryo bermula dari upaya gagasannya ingin menggunakan islam sebagai dasar negara. Hal ini sesuai dengan piagam Jakarta (jakarta Charter) yang dihasilkan oleh panitia sembilan pada sidang tanggal 22 juli 1945.
Latar Belakang
Alasan pertama yang menjadi latar dari gerakan DI/TII Aceh adalah kekecewaan para tokoh pimpinan masyarakat di Aceh atas diturunkannya status daerah istimewa Aceh menjadi karesidenan Hal ini kemudian membuat gubernur militer Tengku David Beureueh kurang puas dengan kebijakan pemerintah RI.
Salah satu penyebab lain adalah kuatnya keinginan dari masyarakat Aceh untuk menetapkan hukum syariah dalam kehidupan mereka.
Pemberontakan DI/TII Aceh
Tokoh: Tengku Daud Beureuh
Awal berdirinya : 23 Agustus 1949
Tempat: Aceh.
Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Tokoh: Amir Fatah, Mahfudz Abdurachman (Kyai Sumolangu)
Awal berdirinya : 23 Agustus 1949
Tempat: Tegal, Pekalongan, Brebes dan Kebumen Jawa Tengah.
Latar Belakang
Semula Amir Fatah menjabat sebagai komandan Laskar Hizbullah di front Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Selama Agresi militer Belanda kedua, Amir Fatah berada di front Brebes, Tegal bersama-sama dengan TNI.
Tugas Utamanya untuk mengurus penggabungan laskar-laskar perjuangan yang masuk kedalam TNI. Setelah mendapatkan pengikut yang cukup banyak, Amir Fatah kemudian memproklamasikan berdirinya DI/TII.
Jalannya Peristiwa
Pada tanggal 23 Agustus 1949 di Desa Pangarasan, Tegal, Amir Fatah menyatakan diri bergabung dengan DI/TII Jawa Barat. Selain Amir Fatah, Kyai Sumolangu dengan Angkatan Umat Islam juga menyatakan bergabung dengan Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah meliputi kota Tegal, Pekalongan, Brebes dan Kebumen. Gerakan DI/TII Jawa Tengah semakin kuat dengan bergabungnya Batalyon 426 Kedu dan Magelang serta Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC).
Penyelesaian
Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah ditumpas dengan Operasi Gerakan Banteng Negara (GBN) dipimpin oleh Letkol Sarbini (digantikan oleh Letkol M. Bachrun dan kemudian Ahmad Yani). GBN membentuk tentara khusus yang diberi nama Banteng Raiders.
Sedangkan guna menumpas pemberontkan Batalyon 426 pemerintah membentuk Operasi Merdeka Timur yang dipimpin Letkol Soeharto. Pada awal tahun 1952 pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah berhasil dipadamkan.
Jalannya Peristiwa
Kartosuwiryo menolak untuk meninggalkan Jawa Barat menuju Yogyakarta sesuai dengan hasil Perjanjian Renville. Bersama pengikutnya yang terdiri dari lascar Hizbullah dan Sabillilah memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 7 Agustus 1949.
Pada saat itu focus pemerintah Indonesia terpecah dikarenakan dalam waktu yang bersamaan harus menghadapi Belanda. Selain itu medan berupa pegunungan sangat mendukung pasukan Tentara Islam Indonesia (TII) untuk bergerilya
Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Tokoh : Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo
Awal berdirinya : 7 Agustus 1949
Tempat: Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pemberontakan Darul Islam (DI)/Tentara Islam Indonesia (TII)
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
30/09/2014
#
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
30/09/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
30/09/2014