Indonesia, negara yang menyandang gelar kepulauan terbesar di dunia ini memulai sejarah kemerdekaannya sejak 17 Agustus 1945. Tak terasa 73 tahun sudah Indonesia merdeka. Dibalik suka cita kemerdekaan yang diperoleh dengan jerih payah dan darah para pejuang Indonesia mengalami pergolakan-pergolakan dalam negeri yang membahayakan NKRI. Salah satunya pemberontakan Andi Azis yang terjadi te rjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Andi Aziz adalah seorang mantan perwira dari het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) atau yang secara harfiahnya yakni Tentara Kerajaan Hindia Belanda dan beliau pun baru diterima masuk di dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Pemberontakan yang dipimpin oleh kapten Andi Azis ini diawali dengan adanya kekacauan yang terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok antifederal yang mendesak NIT segera menggabung diri dengan NKRI. Dr. Sumokin :”Saya dengar Negara Indonesia Timur akan dibubarkan dan akan memisahkan diri dari Indonesia” Andi Azis
:”Apa itu benar?” “kenapa bisa demikian?”
Dr Sumokin :”Banyak kekacauan yang terjadi beberapa waktu ini, para demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti federal mendesak negara Indonesia timur untuk segeran menggabungkan diri dengan Republik Indonesia, sedangkan disisi lain kelompok pro federal mendukung terbentuknya negara federal Andi Azis
:”Ketegangan ini pasti telah membuat kegaduhan di masyarakat kita”
Dr Sumokin :”Ya, akibat hal itu pemerintah kini mengutus pasukan TNI sebanyak 1 Batalion dari Jawa untuk mengamankan daerah-daerah di Makassar. Andi Azis
:”Jika pemerintah sudah ikut campur, kita tidak bisa berdiam diri lagi pak”
Dr Sumokin
:”Lalu bagaimana menurut anda? Apa yang sebaiknya kita lakukan?”
Andi Azis :”Karna menurut saya sudah menjadi tanggung jawab saya jawab saya untuk mengatasi masalah keaman yang terjadi di Makassar, dan saya juga ingin mempertahankan berdirinya negara Indonesia timur. Untuk itu yang saya lakukan adalah memberikan perlawanan dengan bantuan masyarakat.
Setelah berunding dengan Dr Sumokin, Andi Azis bersama gerombolannya pergi untuk menyerang markas TNI di Makassar pada tanggal 5 april 1950 dan berhasil menguasainya, bahkan letnal colonel mokoginta moko ginta berhasil ditawan. Scenes Berantem Tentara TNI
:”Apa yang kalian lakukan disini?”
Andi Azis
:”SERANG!”
pada tanggal 08 April 1950 pemerintah mengeluarkan sebuah Ultimatum yang berisikan tentang sebuah perintah untuk Andi Aziz supaya segera melaporkan dirinya dan juga segera untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang telah dilakukannya ke Jakarta dengan waktu tempo 4 hari (4 x 24 Jam) serta pemerintah juga memperintahkan agar Andi Aziz segera menarik pasukannya, menyerahkan semua senjata-senjata dan juga segera melepaskan serta membebaskan tawanan-tawanan nya.
Ir Soekarno
:”Tolong berikan surat ultimatum ini kepada Andi Azis di makassar”
Pengawal
:”Siap”
Pada tanggal 15 april 1950 andi azis pergi ke Jakarta setelah didesak oleh Soekarno namun karna keterlambatannya untuk menyerah Andi Azis akhirnya ditangkap dan diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Seokarno
:”Tangkap dia!”
Andi Azis :”kenapa anda memerintahkan mereka untuk menangkap saya? Ini tidak sesuai dengan ultimatium yang anda berikan kepada saya.” Soekarno :”ini semua karena kesalahan anda yang tidak mematuhi ultimatum yang saya berikan, tahan dia dan bawa dia ke penjara”
Andi Azis pun dibawa ke hadapan Soekarno untuk mendengarkan putusan hukuman yang akan dia terima. Soekarno :”Perwira Andi Abdul Azis atas semua tindakan kegiatan yang merupakan pemberontakan akhir-akhir ini yang anda lakukan bersama-sama pasukan anda, maka anda akan dijatuhkan hukuman penjara selam 15 tahun” Andi Azis Timur”
:”tapi semua yang saya lakukan ini demi mempertahankan Negara Indonesia
Soekarno :”masih banyak cara yang dapat anda lakukan atas nama memperjuangkan keutuhan, selain dengan cara seperti ini” “semoga anda sadar semua yanga anda lakukan ini adalah salah” Pada tanggal 30 januari 1984 andi azis meninggal dunia karna serangan jantung, andi azis dimakamkan di Sulawesi selatan.