BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Praktek kerja industri (Prakerind) adalah kegiatanpembelajaran yang dilaksanakan pada dunia kerja( Dunia Usaha Dan Dunia Industri). SMK (Sekolah Menengah Kejuruan ) mempunyai pola pendidikan sistem ganda ( Dua Sistem Yang Dilaksanakan) yang sering disebut juga PSG (Pendidikan Sistem Ganda). Keterlaksanaan PSG memiliki hubungan dengan partisipasi atau peran serta masyarakat, khususnya masyarakat dunia usaha dan industri dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik/siswa-siswi. Selain itu dukungan berupa moril juga di butuhkan terhadap lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah, hal ini sesuai dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 9 yang berbunyi “masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”. Pada SMKN 1 KEPAHIANG pratek kerja industri (Prakerind) dilaksanakan selama 4 bulan dengan harapan para siswa-siswi dapat memperoleh kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan profesi yang belum di dapat di sekolah. Mengingat pentingnya pembelajaran pada dunia usaha atau dunia industri maka perlu kiranya pelaksanaan prakerind dipersiapan secara maksimal. PT.PLN Persero WS2JB Ranting Kepahiang Cabang Bengkulu merupakan salah satu tempat praktek kerja industri yang dipilih oleh SMKN 1 KEPAHIANG untuk perserta didiknya pada Tahun Ajaran 2010/2011.
1
B. TUJUAN PRAKERIND
Adapun tujuan prakerind (Praktek Kerja Industri) sebagai berikut:
1. Memberikan pembelajaran secara langsung kepada siswa-siswi pada dunia usaha/ dunia kerja. 2. Wadah atau tempat siswa-siswi memprektekkan ilmu-ilmu yang di dapat di sekolah. 3. Memberikan wawasan kepada siswa-siswi tentang dunia usaha dan dunia kerja yang sesuai dengan program keahlian yang telah dimiliki siswa-siswi menyelesaikan pendidikannya mereka dapat atau mampu bersaing di dunia kerja. 4. Memberikan pelajaran yang bersifat moril, misalnya cara berinteraksi dengan orang lain secara baik dan bertanggung jawab. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa-siwi untuk lebih memahami program keahlian yang telah di tempuh.
2
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIND Praktek kerja industri (Prakerind) dilaksanakan pada tanggal 19 januari- 15 april tahun 2011. Penulis melaksanakan prakerind PT.PLN persero WS2JB ranting kepahiang beramatkan di jalan M.Jun kepahiang.
3
pada
Cabang Bengkulu yang
BAB II PELAKSANAAN PRAKERIND
A. PROFIL INDUSTRI PT PLN (Persero) WS2JB RANTING KEPAHIANG 1. Sejarah Singkat PLN (Persero) WS2JB RANTING KEPAHIANG PT.PLN Persero WS2JB Ranting Kepahiang berambatkan dijalan M.jun No.02 kode pos 39172. PLN ranting kepahiang pada massa penjajahan perusahaan umum listrik negara (PLN) sudah ada, akan tetapi pada masa itu dipegang oleh penjajah sekutu pada tahun 1918 daerah lebong selatan di kuasa oleh belanda dan PLN pada masa itu bernama “ NO GGEM ROTTER DAM “. Setelah belanda di kaahkan oleh jepang, maka nama di ganti dengan “ NIPGN HAU DANG” pada tahun 19451948 jepang di kialahkan oleh sekutu.
Republik indonesia merdeka, listrik negara kembali di pegang oleh republik indonesia. Ketika terjadi agresi militer belanda I dan II perusahaan listrik buatan jepang di gantikan oleh belanda dengan nama “ OGEN RATTERDAM “. Perusahaan ini dapat bertahan selama 1 tahun. Kemudian namanya berubah lagi menjadi perusahaan listrik negara di
4
jakarta (PLND) yang berpusat di bukit tinggi, dan pada waktu itu sudah di kuasai kembali oleh indonesia. Denga n telah di kuasainya perusahaan negara oleh bangsa indonesia maka untuk kedua kalinya curup mendapat aliran listrik dari daerah tes, pada tanggal 4juli 1959 mulai pukul 06.00-12.00 mulailah dinyatakan untuk daerah kepahiang, dan pada tahun 1962 menyusul aliran listrik untuk daerah muara aman sejak tanggal 1 januari 1988. Hal ini di karenakan PLTA TES menambah serana dan prasarana. PLTA TES untuk sementara di ganti oleh pemerintah dengan menggunakan PLTD BENGKULU serta PLTM untuk daerah kepala curup khususnya daerah kepahiang di ambil PLTD BENGKULU dan pada bulan juli 1991 perusahaan umum listrik Negara(Perum) menjadi PT.persero.
5
STRUKTUR ORGANISASI PT.PLN (Persero) WS2JB Ranting Kepahiang MANAJER CABANG (M.KADARISMAN)
MANAJER RANTING (YAUHAN)
SV. PELAYANAN PLGG (LINDAWATI)
Jo. Pengawas baca meter (meri yuliza)
SV. PANAGIHAN (KHAIDIR S)
Jo. Pengadian (widia efriani)
SV. DISTRIBUSI (SOPIAN)
SUPERVISOR APP (AHMAD SUYADI)
Je. Pengelolaan AAP (ahman jamaris)
SV. PENERTIBAN (RUSPANDANI)
SV. KEUANGAN DAN SDM (SAMASUL BAHRI)
KTR. PEL. BATU BANDUNG (BARYAMAN)
KTR. PEL. UJAN MAS (SUGIO)
Je. Pemeliharaan ditribusi (agus supriyato) KTR. PEL. KEBAN AGUNG (SYAHYAR)
Jo.Ditribusi (faber zufrianto) KTR. PEL. TB PENANJUNG (H.FAJAR KURNIAWAN)
KTR. PEL. KEMBANG SRI (WINIANTO)
PT KU (KHAIDIR) PT KU (ICHAN) PT KU (ZAINAL) PT KU (JUMIRI) (DENI FEBRIAN) (APRIZAL)
6
BAB III URAIAN MATERI A.
SISTEM DISTRIBUSI
1. sistem distribusi pada umumnya Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat – pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan yang biasanya merupakan tegangan menengah 20 kV. Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna tenaga listrik, untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini, maka diperlukan penggunaan tegangan tinggi 150/70 kV (TT), atau tegangan ekstra tinggi 500 kV (TET). Tegangan yang lebih tinggi ini diperoleh dengan transformator penaik tegangan (step up transformator). Pemakaian tegangan tinggi ini diperlukan untuk berbagai alasan efisiensi, antara lain, penggunaan penampang penghantar menjadi efisien, karena arus yang mengalir akan menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi diterapkan. Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota, tegangan, melalui gardu induk (GI) diturunkan menjadi tegangan menengah (TM) 20kV. Setiap GI sesungguhnya merupakan Pusat Beban untuk suatu daerah pelanggan tertentu, bebannya berubah-rubah sepanjang waktu sehingga daya yang dibangkitkan dalam pusat-pusat Listrik harus selalu berubah. Perubahan daya yang dilakukan di pusat pembangkit ini bertujuan untuk mempertahankan tenaga listrik tetap pada frekuensi 50 Hz.
7
Proses perubahan ini dikoordinasikan dengan Pusat Pengaturan Beban (P3B). Tegangan menengah dari GI ini melalui saluran distribusi primer, untuk disalurkan ke gardu - gardu distribusi(GD) atau pemakai TM. Dari saluran distribusi primer, tegangan menengah (TM) diturunkan menjadi tegangan rendah (TR) 220/380 V melalui gardu distribusi (GD). Tegangan rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke konsumen tegangan. G
Gambar. Gambaran Umum Distribusi Tenaga Listrik
8
Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Kerja Praktek 1.
Memepelajari dasar teori KWH Meter Analog.
2.
Mempelajari prinsip kerja KWH Meter Analog.
3.
Mempelajari aplikasi KWH Meter Analog.
4.
Menguji KWH Meter Analog.
5.
Memperbaiki KWH Meter Analog.
Manfaat Kerja Praktek 1.
Bagi Mahasiswa
Mengetahui prinsip kerja KWH Meter Analog.
Mengetahui aplikasi KWH Meter Analog.
Mengetahui pengujian KWH Meter Analog.
Mengetahui perbaikan KWH Meter Analog.
Menambah ilum pengetahuan.
2.
Bagi Jurusan Sebagai masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan industri.
3.
Sebagai masukan untuk penyempurnaan kurikulum di masa datang. Bagi Perusahaan tempat KP Merupakan sarana untuk menjembatani antara Perusahaan dan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dapat membantu tugas dan pekerjaan Perusahaan sehari-hari.
1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah bagaimana proses Pemasangaan KWH Meter Analog 1 Fasa di PT. PLN (Persero) WS2JB Ranting Kepahiang.
9
B. PENJELASAAN PRINSIP KERJA KWH METER ANALOG
Piringan dari bahan logam ringan (alumunium) yang dipasang pada poros
berada kumparan arus dan tegangan.
Induksi kumparan arus pada piringan menimbulkan GGL dan arus
induksi.
Induksi kumparan tegangan intinya menjadi magnet dengan adanya arus
dan medan magnet, Maka pada piringan terjadi kopel gerak.
Karena piringan berbentuk bulat simestris dan bertumpu pada poros,
Kopel gerak menyebabakan piringan berputar.
Kecepatan putaran piringan sebanding dengan besarnya tegangan pada
kumparan tegangan, besarnya arus pada komponen arus dan perbedaan sudut antara tegangan dan arus yang ditimbulkan oleh beban yang diukur.
Putaran dihitung oleh banyaknya alat hitung (register) yang digerakan
oleh roda gigi yang diputar oleh poros.
Sejumlah putaran sesuai dengan konstanta nya di kalibrasikan dalam
satuan kilo watt jam disingkat dengan KWH atau Kilo Volt Ampere reaktif jam disingkat KVARH. MERK KWH METER ANALOG Merk KWW dan KVARH meter yang digunakan di indonesia sesuai pabriknya adalah : 1. Landis & Gyr 2. Sehlumberger 3. Fuji electrik/Fuji Dharma 4. Osaki Elektric/Metblosa 5. Mitsubishi Electric/Melcoindo 6. Sigma Bira electric 7. Krizik Prezov/ lipuvindo 8. Ganz
10
KLASIFIKASI STANDAR METER Sesuai Batas Kelas : 1.
KWh meter :
Kelas 0,5 Kelas 1 Kelas 2 2.
KVARh Meter
Kelas 3 FAKTOR METER Faktor meter merupakan faktor pengali untuk pengukuran penggunaan tenaga listrik pada register kWh dan kVARh meter. Faktor meter ini besarnya tergantung pada jenis sambungan lostrik dan rasio alat bantui pengukuran yang ada (CT dan PT). 1.
Sambungan Langsung : Faktor meter untuk jenis sambungan ini adalah 1x.
2.
Sambungan tak langung : •
Pengukuran TR: Faktor meter sesuai CT yang terpasang.
•
Pengukuran TM : Faktor meter merupakan rasio CT dan PT terpasang.
Jenis – jenis KWH METER KWH METER terdiri dari dua jenis menurut pemakaian nya yaitu : 1.
KWH METER 1 phasa.
2.
KWH METER 3 phasa ( Dalam Laporan ini tidak dibahas mengenai kwh
meter 3 phasa ).
11
1.
KWH METER 1 phasa adalah KWH METER yang digunakan pada daya
rendah yang kebanyakan pelanggannya terdiri dari pelangan rumah tangga. TATA LETAK & PENGAWATAN METER KWH 1 FASA PADA KOTAK APP No Klem 1 3 4 6 8 12
Warna R Coklat Merah Putih Biru Merah Biru
S Hijau Kuning Putih Biru Kuning Biru
T Ungu Hitam Putih Biru Hitam Biru
Di Hub No. Klem 9 7 12 11 10 17
Gambar : Tata Letak dan Pengawatan KWH METER ANALOG 1 Phasa
C. Peranan Tenaga Listrik Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakkan oleh turbin dari bentuk energi lainnya antara lain: dari Air - PLTA; Gas - PLTG; Uap - PLTU; Diesel - PLTD; Panas Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN. Energi listrik dari pusat pembangkitnya disalurkan melalui jaringan transmisi yang jaraknya relatif jauh ke pemakai listrik/konsumen.
Gambar : Penyaluran energi listrik dari sumber ke beban 12
Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau Perusahaan swasta lainnya dapat dibedakan sebagai berikut. 1 1. Konsumen Rumah Tangga Masing-masing rumah dayanya antara 450 VA s.d. 4.400 VA, secara umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V dan jumlahnya sangat banyak. 1 2. Penerangan Jalan Umum (PJU) Pada kota-kota besar penerangan jalan umum ini sangat diperlukan oleh karena bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50 VA sampai dengan 250 VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka system yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V. 1 3. Konsumen Pabrik Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya dalam orde ratusan kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20 kV. 1 4. Konsumen Komersial Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga, mall, supermarket, dan apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah 20KV. Alat Pengukur dan Pembatas (APP) APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PLN). Terdiri dari alat ukur kwh meter dan pembatas arus: 1 - 450 VA sampai dengan 4.400 VA untuk sistem satu fasa 2 - 4,9 kVA sampai dengan 630 kVA untuk sistem tiga fasa 3 Gambar : APP Sistem satu fasa 4
13
Gambar : APP Sistem Tiga fasa
D. Panel Hubung Bagi (PHB) Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel berbentuk almari (cubicle), yang dapat dibedakan sebagai: - Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel - Panel Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel - Panel Beban/SSDP : Subsub-Distribution Panel Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY. Di dalam panel biasanya busbar/rel dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan sakelar pemisah, yang satu mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset). Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan, maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan. Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri dari: • CB (Circuit Breaker) • MCB (Miniatur Circuit Breaker) • MCCB (Mold Case Circuit Breaker) • NFB (No Fuse Circuit Breaker) • ACB (Air Circuit Breaker) • OCB (Oil Circuit Breaker) • VCB (Vacuum Circuit Breaker) • SF6CB (Sulfur Circuit Breaker) • Sekering dan pemisah • Switch dan DS (Disconnecting Switch) Peralatan tambahan dalam PHB antara lain: • Reley proteksi • Trafo tegangan, Trafo arus • Alat-alat listrik: Amperemeter, Voltmeter, Frekuensi meter, Cos meter, LampuIndikator,
14
MCB (Miniatur Circuit Breaker) MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga phasa. Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut. 1 1. Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu phasanya. 2 2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih. 3 3. Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk pengaman tiga phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Gambar : MCB (Miniatur Circuit Breaker)
15
MCCB (Molded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Gambar : Molded Case Circuit Breaker
Keterangan: 1. BMC material for base and cover 2. Arc chute 3. Mounting for ST or UVT connection block 4. Trip-free mechanism 5. Moving contacts 6. Clear and IEC-complaint maekings
16
7. Magnetic trip unit 8. Compact size Supervisor Pemeliharaan Distribusi Melaksanakan perencanaan pengopersian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik dengan tugas sebagai berikut : •
Melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik dan bangunan sipil.
•
Pemeliharaan sistem pendistribusian tenaga listrik secara korektif.
•
Pemeliharaan pendistribusian tenaga listrik secara preventif.
17
E. PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan dibahas lebih mendalam tentang alat Pembatas dan Pengukur. Fungsi dari APP (Alat Pembatas Pengukur) :
Alat Pembatas adalah suatu benda yang digunakan untuk membatasi pemakaian daya sesuai yang tersambung di alat pembatas.
Alat Pengukur adalah suatu benda yang digunakan untuk mengukur pemakaian energi dan daya yang terpakai oleh pelanggan.
KOMPONEN APP 1.
KWH meter
: Alat untuk mengukur energi aktif
2.
KVARh
: Alat untuk megukur energi reaktif
3.
Pembatas Daya
: Alat untuk membatasi penggunaan daya, maksimum
sesuai daya kontrak (MCB, NH Fuse, Relay) 4.
Saklar Waktu
: Alat untuk memindahkan posisi register antara Waktu
Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) MACAM-MACAM APP SESUAI STANDAR PLN (SPLN 55 – 90) 1.
APP tipe IA : Pengukuran TR KWH 1 fasa : 5/20 A
2.
APP tipe II B : Pengukuran TR KWH 1 fasa : 20/60 A, 50/100 A
3.
APP tipe III A : Pengukuran TR KWH 3 rasa
T. Tunggal : 3X20/60A:3X50/100A 4.
APP tipe III B : pengukuran TR KWH & kvarh 3 fasa tarif ganda : 3X20/60
a;3x 50/100A 5.
APP tipe IA khusus pengukuran TR 3P – 4W menggunakan ct, tarif tunggal
100-300 A 6.
APP tipe IB khusus : pengukran TM – TR KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct, tarif tunggal 100-500 A, 600 – 1000 A 7.
APP tipe IC khusus : pengukuran TM – TR KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct, tarif genda 100-500A, 600 – 100 A
18
8.
APP tipe IIA khusus : pengukuran TM KWH 3P – 3W menggunakan, ct dan
tarif tunggal 9.
APP tipe IIB khusus : pengukuran TM KWH 3P – 4W menggunakan ct dan
pt tarif tunggal 10. APP tipe IIC khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W menggunakan ct dan pt tarif tunggal 11. APP tipe IID khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W menggunakan ct dan pt tarif tunggal 12. APP tipe IIE khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W menggunakan ct dan pt tarif ganda 13. APP tipe IIF khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W menggunakan ct dan pt tarif ganda
19
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan bab – bab terdahulu dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : •
Susut energi bisa terjadi karena adanya KWH METER ANALOG macet ataupun yang tidak dapat terbaca oleh petugas pencatat meteran.
•
Manfaat dari penggantian KWH METER ANALOG macet maupun buram adalah :
1.
Dapat mengurangi terjadinya susut jaringan.
2.
Dapat mengurangu protes ketidak puasan pelanggan.
3.
Meningkatkan mutu pelayanan pasokan tenaga listrik. •
Susut energi juga bisa timbul jika tidak diadakan perawatan dan pemeliharaan pada jaringan tegangan menegah maupun tegangan tinggi.
20
Saran Berdasarkan hasil kerja lapangan penulis dapat memberikan saran berupa :
Diadakanya penggantian KWH METER ANALOG yang macet maupun
yang buram agar tidak terjadi susut energi.
Diadakanya penyuluhan di desa – desa agar penduduk desa juga ikut
mengerti akan pentingan listrik bagi kehidupan
Diadakanya pengecekan terhadap petugas pencatat meteran, agar
mencatat meteran dengan benar. Saran untuk pihak sekolah SMKN 1 KEPAHIANG Adapun saran untuk pihak sekolah adalah sebagai berikut: 1. Sebelum pelaksanaan prakerind, pihak sekolah hendaknya dapat memberikan pelatihan secara lebih spesifik sesuai dengan bidang keahlian siswa-siswi yang akan mengikuti prakerind. Dengan adanya pelatihan tersebut di harapkan siswa-siswi dapat lebih siap dalam menjalani prakerind.
2. Kepada guru pembimbing agar dapat memantau sesering mungkin
siswa-siswi
perserta
sehingga
tidak
terjadi
misskomunikasi antara pihak sekolah (Guru Pembimbing) kepada siswa-siswi peserta prakerind.
21
DAFTAR PUSTAKA Muslim, supari. 2008. Teknik pembangkit tenaga listrik. Jakarta: direktorat sekolah kejuruan. Budi, setiyo wilono. 2006. Alat pengukur dan pembatas. Palembang: PT.PLN (Persero) diklat.
22