MENGATUR KEMASAKAN BUAH DENGAN MENGGUNAKAN ZAT ZAT PENGATUR TUMBUH
Oleh : Fajar Husen Mare"ra An#n$%a P& R()*(n+an Kel()-(. :1 As#s"en
B1J0100! B1J010'0 : ,, : /a"#ah A)*ara"#
/APORAN PRAKT,KUM F,S,O/OG, TUMBUHAN ,,
KEMENTER,AN PEND,D,KAN DAN KEBUDA2AAN UN,3ERS,TAS UN,3ERS,TAS JENDERA/ SOED,RMAN FAKU/TAS B,O/OG, PUR4OKERTO !015
,&
PENDAHU/UAN
A& /a"ar Bela.an+ Buah-buahan yang telah dipanen akan mengalami proses respirasi. Respirasi menyebabkan terjadinya pematangan pada buah dan pada akhirnya buah tersebut akan mengalami perubahan seperti pelayuan dan pembusukan. Respirasi sendiri merupakan perombakan bahan organik yang lebih komplek seperti pati, asam organik dan lemak menjadi produk yang lebih sederhana (karbondioksida dan air) dan energi dengan bantuan oksigen. Aktivitas respirasi penting untuk mempertahankan sel hidup buah. Buah-buahan dengan laju respirasi tinggi cenderung cepat mengalami kerusakan. Percepatan respirasi ini juga dipengaruhi oleh keberadaan etilen. tilen adalah senya!a organik sederhana yang ber"ungsi sebagai hormon pertumbuhan, perkembangan dan kelayuan. #eberadaan etilen perlu ditekan pada saat buah telah mengalami kematangan agar daya simpan buah-buahan lebih lama (Ayu, $%&&). Pola respirasi produk hortikultura dibagi menjadi dua, yaitu klimaterik dan non-klimaterik. Produk hortikultura yang memiliki respirasi klimaterik ditandai dengan produksi karbohidrat meningkat bersamaan dengan buah menjadi masak dan meningkatnya produksi etilen. 'aat buah-buahan mencapai masak siologi, respirasinya mencapai klimaterik yang paling tinggi. Respirasi klimaterik dan proses pemasakan dapat berlangsung pada saat buah masih di pohon atau telah dipanen (Ayu, $%&&). Pemanenan dapat dilakukan ketika laju respirasi suatu buahbuahan sudah mencapai klimaterik. al ini karena ketepatan pemanenan sangat
mempengaruhi
kualitas
buah-buahan
tersebut.
Buah
yang
dipanen terlalu muda akan menyebabkan kematangan yang tidak sempurna sehingga kadar asamnya meningkat dan rasa buah menjadi asam. Pemanenan yang terlalu tua menyebabkan kualitas buah turun pada saat disimpan dan rentan terjadi pembusukan. Buah-buahan yang tergolong klimaterik adalah pisang, tomat, pepaya, apel dan mangga. Pola respirasi buah-buahan yang tidak menunjukkan karakteristik seperti klimaterik
disebut
non-klimaterik.
*ontoh
stra!berry, jeruk, cabai, dan nanas (Ayu, $%&&).
buah-buahannya
adalah
B& Tujuan +ujuan
dari
praktikum
mengatur
kemasakan
buah
dengan
menggunakan at pengatur tumbuh kali ini adalah untuk mengetahui konsentrasi at pengatur tumbuh yang mampu mempercepat kemasakan buah.
,,&
T,NJAUAN PUSTAKA
at pengatur tumbuh merupakan hormon sintesis yang diberikan pada organ tanaman yang dalam konsentrasi rendah berperan akti" dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. at pengatur tumbuh memiliki berbagai "ungsi dalam proses siologis tanaman diantaranya mempercepat perkembangan dan pematangan buah. Perubahan tingkat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhi aktivitas beberapa enim
seperti
enim-enim
pektinase
yang
mampu
mengkatalis
degradasi protopektin yang tidak larut menjadi substansi pektin yang larut. Perubahan komposisi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah (Anderson and Beardall, &&). #emasakan
(ripening)
adalah
suatu
proses
siologis,
yaitu
terjadinya perubahan dari kondisi yang tidak menguntungkan ke kondisi yang menguntungkan, ditandai dengan perubahan tekstur, !arna, rasa dan aroma (Abidin, &/0). Proses pematangan buah pisang merupakan proses pengakumulasian gula dengan merombak pati menjadi senya!a yang
lebih
sederhana,
tidak
seperti
buah
pada
umumnya
yang
mengakumulasi gula secara langsung dari pengiriman asimilat hasil "otosintesis di daun yang umumnya dikirim ke organ lain dalam bentuk sukrosa (Anderson and Beardall, &&). 1nisiasi proses pematangan buah klimakterik seperti pisang
dikontrol oleh tingkat kandungan etilen
endogen (2hillon and 3ahajan, $%&&). 'timulasi pematangan sering dilakukan dengan gas etilen, karbit, dan ethrel4ethepon. at-at perangsang pematangan ini akan memicu kerja etilen pada buah untuk kemudian memicu proses pematangan pada buah
tersebut.
merupakan
threl
senya!a
atau kimia
lebih yang
dikenal
dengan nama
ber"ungsi
memicu
Penggunaannya bervariasi pada setiap jenis konsentrasi
yang
digunakan,
juga
!aktu
ethepon
pertumbuhan.
tanaman atau buah,
penggunaannya.
5amun
penggunaan ethepon di kalangan petani atau pun pedagang pisang
masih sangat jarang dibandingkan dengan penggunaan gas karbit. thepon sangat cepat diubah menjadi etilen pada tanaman4buah, selain itu juga memiliki tingkat toksisitas yang sangat rendah, sehingga residunya tidak membahayakan bagi manusia (Ridhyanty et al., $%&0) 3enurut Abidin (&/0), etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas serta mempunyai struktur kimia yang sangat sederhana, yaitu terdiri dari $ atom karbon dan 6 atom hidrogen. tilen digolongkan sebagai hormon yang akti" dalam proses pematangan. +erdapat dua hipotesa tentang hubungan antara etilen dan pematangan buah. ipotesa pertama, pematangan merupakan proses kelayuan yang mengakibatkan organisasi antara sel menjadi terganggu. 7angguan ini merupakan pelopor hidrolisa pati, klorol, pektin dan tanin oleh enim-enim di dalamnya yang akan menghasilkan bahan-bahan seperi
etilen,
pigmen,
energi
dan
polipeptida.
ipotesa
kedua,
pematangan diartikan sebagai suatu "ase akhir dari proses penguraian substrat dan proses yang dibutuhkan oleh bahan untuk mensintesa enim-enim spesik, yang diantaranya akan digunakan dalam proses kelayuan (8inarno, &9: 8ereing &9%). 3enurut
5ogge
and
;rit
(&/),
berdasarkan
kandungan
amilumnya, buah dibedakan menjadi buah klimaterik dan buah non klimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum, seperti
pisang mangga, apel, alpokat dan dapat dipacu
kematangannya dengan etilen. tilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang diperam. Buah non klimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka dan nanas. Pemberian etilen pada buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak memacu produksi etilen endogen dan pematangan buah. Perubahan !arna buah merupakan indikator pemasakan buah yang ditunjukkan dengan hilangnya !arna hijau. Penyimpanan buah pada suhu rendah dapat memperlambat kecepatan reaksi metabolisme sehingga akan memperpanjang umur simpannya. Perbedaan buah yang matang dan masak adalah, apabila
buah yang matang (mature) yaitu buah
dengan tingkat kematangan optimum dengan !arna kuning kemerahan dan tekstur yang masih keras, serta buah yang masak ( ripe), yaitu buah yang sudah ber!arna merah dan tekstur yang sudah agak lunak. Bahan
lainnya adalah bahan kimia untuk analisis kadar vitamin * dan total asam (
,,,& MATER, DAN METODE
A& Ma"er# Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kertas koran, gelas ukur, batang pengaduk, beaker glass, dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini meliputi $ buah pisang
kepok,
larutan
threl
(2-chloroetilphosponic
acid)
dengan
konsenterasi =%% ppm, >%% ppm dan %% ppm serta akuades.
B& Me"($e *ara kerja dalam praktikum kali ini adalah?
1& @arutan threl disiapkan dengan konsentrasi =%% ppm, >%% ppm, dan %% ppm.
!& 'atu buah pisang dicelupkan ke dalam larutan threl selama kurang lebih 0 menit sesuai dengan konsentrasi masing-masing kelompok. 'edangkan satu buah pisang yang lainnya digunakan sebagai kontrol. =. #edua pisang dibungkus dengan menggunakan kertas koran. 6. Pisang diamati setiap hari, dan dicatat perubahan yang terjadi pada buah pisang tersebut. 0. Preparat pisang di rasakan (dicicipi rasanya sebagai uji rasa). >. 2idokumentasikan preparat pisang antara konterol dan uji.
,3& HAS,/ DAN PEMBAHASAN
A& Has#l ,3&1& Ta*el Pen+a)a"an Ke)asa.an Buah P#san+ N(
Peru*ahan %an+
& & $ =
"erja$# 8arna Rasa +ekstur
K(nsen"ras# 6--)7 0 00 800 '00
1nterpretasi ? •
? perubahan buah cukup baik
•
? perubahan buah baik
•
? perubahan buah baik sekali
,3&!& F("( Pen+a)a"an Ke)asa.an Buah P#san+ K(n"r(l
E"#len 00 --)
Ga)*ar
Har#
Ga)*ar 1& K(n"r(l Har# Ke91
!&
E"#len Ke91
Ga)*ar & K(n"r(l Har# Ke9
Ga)*ar ;& E"#len Har# Ke9
B& Pe)*ahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bah!a semakin tinggi konsenterasi ethilen yang digunakan maka proses kecepatan pematangan akan lebih cepat. 2ata menunjukan pada konsenterasi =%% dan >%% ppm saja memperlihatkan perbedaan yang sangat
signikan
dibandingkan
dengan
konterol.
al
tersebut
membuktikan bah!a kerja ethilen dikatakan bagus dan baik, sementara pada konsenterasi %% ppm menunjukan pada parameter tekstur seperti kontrol atau dikatakan cukup baik, !alaupun sebenarnya menurut Andre ($%&$) bah!a kecepatan kerja ethilen terhadap pemasakan buah akan sginikan ketika konsenterasi yang digunakan ditingkatkan dan proses penyimpanan yang sesuai tersedia cukup oksigen. 2ata sesuai dengan re"erensi Andre ($%&$) untuk parameter !arna dan rasa, di mana pada seluruh
perlakuan
tingkatan
konsenterasi
menunjukan
hasil
yang
signikan dan bagus. 8alaupun "aktor eksternal seperti kandungan oksigen di lingkungan penyimpanan yang mempengaruhi kecepatan kerja ethilen dapat mempengaruhi hasil namun secara keseluruhan terdapat parameter yang menunjukan nilai positi" untuk kerja ethilen ini. Pemasakan buah merupakan perubahan yang terjadi pada tahap akhir
perkembangan
buah
atau
merupakan
tahap
a!al
penuaan
(senescence) pada buah. 'elama perkembangan buah, terjadi perubahan biokimia!i dan siologi. mumnya buah yang masih muda ber!arna hijau karena memiliki kloroplas sehingga dapat melakukan "otosintesis. Pemasakan buah juga merupakan proses yang kompleks dan terprogram secara genetik dia!ali dengan perubahan !arna, tekstur, aroma dan rasa (favour ) ('inay, $%%/). #ecepatan pemasakan buah terjadi karena at tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan buah dimana ditandai dengan terjadinya perubahan !arna, tekstur buah dan bau pada buah
atau
terjadinya
pemasakan
buah.
#ebanyakan
buah
tanda
kematangan pertama adalah hilangnya !arna hijau. #andungan klorol buah yang sedang masak lambat laun berkurang. 'aat terjadi klimaterik, klorolase
bertanggung
ja!ab
atas
terjadinya
penguraian
klorol.
Penguraian hidrolitik klorolase yang memecah klorol menjadi bagian vital
dan
inti
porrin
yang
masih
utuh,
maka
klorolida
yang
bersangkutan tidak akan mengakibatkan perubahan !arna. Bagian
prorin pada molekul klorol dapat mengalami oksidasi atau saturasi, sehingga !arna akan hilang. @unaknya buah disebabkan oleh adanya perombakan
photopektin
yang
tidak
larut.
Pematangan
biasanya
meningkatkan jumlah gula-gula sederhana yang memberi rasa manis (;antastico, &/>). tilen adalah senya!a hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas. 'enya!a ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
penting
dalam
proses
pertumbuhan
dan
pematangan hasil-hasil pertanian (Purba, &>). tilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, giberellin dan sitokinin. #eadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. 2i alam etilen akan berperan apabila terjadi perubahan secara siologis pada suatu tanaman. ormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam "ase klimaterik (Abidin, &/0). #limaterik merupakan suatu "ase yang banyak sekali perubahan yang berlangsung (immermar, &>&). #limaterik juga diartikan sebagai suatu keadaan “auto stimulation“ dalam buah sehingga buah menjadi matang yang disertai dengan adanya peningkatan proses respirasi (all, &/6). #limaterik merupakan "ase peralihan dari proses pertumbuhan menjadi layu, meningkatnya respirasi tergantung pada jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesis protein dan R5A (eddy, &/). 3ekanisme kerja etilen dalam pemasakan buah yaitu dengan cara menambahkan etilen dari luar. Perubahan yang disebabkan oleh etilen terhadap
tanaman
sangat
banyak
diantaranya
adalah
perubahan
permeabilitas membran sel sehingga mengakibatkan penghancuran klorol ke dalam kloroplas oleh enim. +erombaknya pigmen klorol dalam sel-sel buah yang tidak terlindungi berakibat pada buah yang menampakkan !arna masaknya ('umarjono, &/&). #adar etilen dalam pemasakan buah berbeda C beda, ada 6 macam kadar mulai dari rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. #adar etilen rendah (D &.% ml kg<& h<&) yaitu buah lemon, dan nanas: buah dengan kadar etilen sedang (&C&% ml kg <& h<&) yaitu pisang, mangga, dan tomat: buah dengan kadar etilen tinggi (&%C&%% ml kg<& h<&) yaitu pir, dan aprikot: sedangkan buah dengan kadar etilen sangat tinggi (E &%% ml kg < & h<&) apel dan alpukat. Bunga dan tunas juga sangat sensiti" dengan
perlakuan etilen selain itu, pada suhu tertentu ($& %*) gas etilen akan keluar dengan penyimpanan rapat dan akan bekerja meningkat secara drastis setelah mele!ati =0%% detik ('mith et al., $%%). ;aktor-"aktor utama yang mempengaruhi aktivitas etilen menurut Abidin (&/0) ialah? &. Aktivitas pematangan buah akan menurun dengan turunnya suhu ruang penyimpanan buah. *ontoh pada buah apel yang disimpan pada suhu =%%*, penggunaan etilen dengan konsentrasi tinggi tidak memberikan pengaruh yang nyata baik pada proses pematangan maupun respirasinya. $.
'uhu yang lebih tinggi dari =0%*, buah tidak memproduksi etilen. ' u h u optimum untuk produksi dan aktivitas etilen pada buah tomat dan apel adalah =$ %*, sedangkan pada buah-buahan lainnya lebih rendah.
=.
Pembentukan etilen dapat dirangsang dengan adanya kerusakan mekanis dan in"eksi, misalnya memarnya buah karena jatuh atau memar dan lecet dalam pengangkutan buah.
6. Penggunaan sinar radioakti" dapat merangsang pembentukan etilen. 'elain dampak yang menguntungkan, gas etilen memiliki dampak yang jika kekurangan ataupun berlebihan, yaitu (Abidin, &/0) ? &. 3empercepat senensen dan menghilangkan !arna hijau pada buah seperti mentimun dan sayuran daun. $. 3empercepat pemasakan buah selama penanganan dan penyimpanan. =. Pembentukan rasa pahit pada !ortel. 6. Pertunasan kentang. 0. 7ugurnya daun (kol bunga, kubis, tanaman hias). >. Pengerasan pada asparagus. 9. 3empersingkat masa simpan dan mengurangi kualitas bunga. /. 7angguan siologis pada tanaman umbi lapis yang berbunga. . Pengurangan masa simpan buah dan sayuran. Pematangan buah merupakan suatu variasi dari proses penuaan melibatkan
konversi
pati
atau
asam-asam
organik
menjadi
gula,
pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan membran sel yang berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga jaringan mengering. +iaptiap kasus, pematangan buah distimulasi oleh gas etilen yang berdi"usi ke dalam ruang-ruang antarsel buah. 7as tersebut juga dapat berdi"usi
melalui udara dari buah satu ke buah lainnya, sebagai contoh satu buah apel ranum akan mampu mematangkan keseluruhan buah dalam satu lot. Buah akan matang lebih cepat jika buah tersebut disimpan di dalam kantung plastik yang mengakibatkan gas etilen terakumulasi. 'kala komersial dalam berbagai macam buah misalnya tomat sering dipetik ketika masih dalam keadaan hijau dan kemudian sebagian dimatangkan dengan mengalirkan gas etilena (Abidin, &/0). Proses pematangan buah meliputi dua proses yaitu ? &.
tilen mengatur pematangan buah dengan mengkoordinasikan ekspresi gen yang bertanggung ja!ab untuk berbagai proses, termasuk kenaikan respirasi, autokatalitik produksi etilena, perubahan !arna, tekstur, aroma dan rasa (2hillon and 3ahajan, $%&&).
$.
#andungan protein meningkat karena etilen telah merangsang sintesis
protein. Protein yang terbentuk
pematangan
buah
karena
akan
terlibat dalam
meningkatkan
proses
enim
yang
menyebabkan respirasi klimakterik (8ereing dan Philips, &9%). 'elama
proses
pemasakan
buah
pisang
akan
mengalami
perubahan si"at sik dan kimia!i, antara lain adalah? perubahan tekstur, aroma dan rasa, kadar pati dan gula (;antastico, &/>). +ekstur buah ditentukan
oleh
senya!a-senya!a
pektin
dan
selulosa.
'elama
pemasakan buah menjadi lunak karena menurunnya jumlah senya!a tersebut. 'elama itu jumlah protopektin yang tidak larut berkurang sedang jumlah pektin yang larut menjadi bertambah. 3enurut Palmer (&/&), jumlah selulosa buah pisang yang baru dipanen adalah $C=F dan selama pemasakan buah jumlahnya akan berkurang. Rasa manis setelah buah masak, ditentukan oleh adanya gula hasil degradasi pati yang menjadi gula yang lebih sederhana yaitu sukrosa, glukosa, dan "ruktosa (Palmer, &/&). 2aging buah yang masih mentah memiliki rasa sepat yang disebabkan oleh senya!a tanin. 'elama proses pemasakan buah rasa sepet berangsur-angsur kurang, hal ini disebabkan kandungan tanin akti" menurun pada buah yang masak ('tover, &/9). +imbulnya aroma yang khas pada buah pisang disebabkan terbentuknya senya!a kompleks dari senya!a yang mudah menguap dan beberapa minyak esensial yang ada. 2isamping timbulnya aroma terbentuk juga gula selama pemasakan buah. Bertambahnya senya!a mudah menguap pada saat pemasakan buah pisang sangat erat
hubungannya dengan pembentukan aroma buah pisang ('tover, &/9). #omponen penyusun aroma pada buah pisang adalah isoCamil asetat, amil asetat, amil propionat, amil butirat, heksil asetat, metil asetat, pentanol, butil alkohol, amil alkohol, dan heksil alkohol (ulme, &/&). 'ebagian besar at padat dalam buah adalah karbohidrat. #arbohidrat utama jaringan tanaman yang tidak ada hubungannya dengan dinding sel adalah senya!a pati. Pati terdapat dalam plastida intraseluler atau granula yang mempunyai ukuran dan bentuk khusus. 3etabolisme pati mempunyai peran yang penting pada proses pemasakan buah. 'elama periode pasca panen, pati dapat diubah menjadi gula sederhana seperti sukrosa, glukosa, dan "ruktosa. Penyimpanan pada suhu rendah, akan mengakibatkan terjadinya akumulasi gula adalah akibat dari aktivitas enim. Perubahan kadar pati dan penambahan kadar gula merupakan si"at yang menonjol dalam proses pemasakan buah pisang, saat pemanenan buah, pisang sudah mengandung pati sekitar $%C=%F berat basah. Pada akhir pemasakan buah, hampir semua pati terhidrolisis menjadi gula sederhana hanya tinggal &C$F saja. #andungan gula pada buah pisang yang masih muda hanya sekitar $F tetapi setelah masak meningkat menjadi &0C$%F. Pada !aktu kandungan pati menurun, kandungan sukrosa akan naik, dan sukrosa yang terbentuk akan dipecah menjadi glukosa dan "ruktosa. 7lukosa yang terbentuk akan digunakan untuk proses respirasi atau diubah menjadi senya!a lain (8inarno, &9). 3enurut batas konsentrasi etilen yang biasa digunakan yaitu G =% cc4liter air dan jenis etilen berdasarkan konsenterasinya dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu padat, cair dan gas. threl merupakan salah satu jenis dari hormon dengan bentuk cair dengan konsenterasi diba!ah 0%F yang berperan untuk membantu mempercepat pematangan buah, apabila konsentrasi yang digunakan terlalu rendah maka e"ek dari ethrel itu sendiri akan rendah sehingga tidak begitu berdampak kepada pematangan buah, karena pematangan buah itu dibantu oleh ethrel tersebut.
adalah gas, contohnya gas etilen dengan konsenterasi diba!ah &%F, umumnya kerja etilen mampu memecahkan klorol pada buah yang masih muda hingga mengakibatkan merah atau orange, karna klorol telah tereduksi oleh gas etilen. Akibat kelebihan etilen akan menghalangi pertumbuhan
tanaman
(menghambat
pemanjangan
tanaman),
menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga (Andre, $%&$).
3& KES,MPU/AN DAN SARAN
A& Kes#)-ulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bah!a? &. 'emakin tinggi konsentrasi etilen maka semakin cepat pula proses pemasakan buah tertentu. $. Perendaman buah dalam etilen dengan konsentrasi yang cukup tinggi dapat mempercepat proses pemasakan buah. =. 'elama proses pematangan buah terjadi perubahan !arna, tekstur, aroma dan rasa.
B& Saran 'aran untuk praktikum selanjutnya agar praktikan lebih memahami penjelasan asisten serta mencatat hal-hal penting dari penjelasan tersebut secara lengkap, kemudian mengamati setiap perkembangan dari preparat uji agar secara detail agar mengetahui perbedaan yang terjadi secara baik.
DAFTAR REFERENS,
Abidin, . &/0. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa, Bandung. Andre, Heliarry. $%&$. #elebihan dan #ekurangan ormon pada +anaman. 7rammedia,
. isiologi Pasca Panen. 7ajah 3ada niversity Press, Kogyakarta. all, <.@. &/6. Plant ell (tructure and Metabolism. @anguage Book 'ociety, ngland. eddy, '. &/. .ormon Tumbuhan. *H Raja!ali, . !lmu $imia. rlangga,
'tover, R.. and 5.8. 'immons. &/9. "ananas rd. @ongmans 7roup .#. @td, 'ingapore. 'umarjono, . &/&. Masalah *enis Tanaman "uah. *H. 'inar Biru, Bogor. 8ereing, 2.; and 1. 2.<. Phillips. &9%. The ontrol o 3ro4th and Di5erentation in Plants) Pergamon Press, 5e! Kork. 8inarno, ;.7. dan 3oehammad A. &9. isiologi 6epas Panen. 'astra udaya, 1nstitut Pertanian Bogor. immermar, P.8. &>&. Plant 3ro4th +egulation. +he @o!a 'tate niversity Press, 'A.