AGROINDUSTRY FOR EDUCATION, SCIENCE, AND TECHNOLOGY PEMANFAAT LIMBAH KULIT ARI KEDELAI SEBAGAI KOMPOSIT ORGANIK UNTUK PENGGANTI BUNGKUS PLASTIK PADA PRODUK TEMPE Diusulkan oleh : Yohan Ervianto
2714100081
Angkatan 2014
Heti Pratiwi
2713100045
Angkatan 2014
Shochibul Ma’arif
2714100052
Angkatan 2014
INSTITUTTEKNOLOGISEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2016
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................................... 2 1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Desa Produktif ....................................................................................... 3 II.2 Pengembangan Masyarakat ................................................................... 3 II.3 Konsep Kelembagaan ........................................................................... 4 II.4 Cabean, Ngluyu Nganjuk...................................................................... 5 II.5 Umbi Gadung ........................................................................................ 5 BAB III METODE PENULISAN III.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 6 III.2 Waktu dan tempat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ............................ 6 III.3 Aplikasi Desain Sistem Tanki Leaching .............................................. 6 III.4 Langkah-Langkah Penulisan................................................................ 7 III.5Penarikan Kesimpulan dan Evaluasi..................................................... 7 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Komposit Bungkus Tempe ...................................... 8 4.2 Pengujian Kandungan Gizi .................................................................... 8 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9 V.2 Saran ..................................................................................................... 9 Daftar Pustaka .................................................................................................. vii Lampiran Lampiran 1.Biodata Ketua dan Anggota
ii
PEMANFAAT LIMBAH KULIT ARI KEDELAI SEBAGAI KOMPOSIT ORGANIK UNTUK PENGGANTI BUNGKUS PLASTIK PADA PRODUK TEMPE Yohan Ervianto, Heti Pratiwi, Shochibul Ma’arif, dan Hariyati Purwaningsih Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam makanan tradisional, misalnya adalah tempe. Tingkat konsumsi kedelai di Indonesia dibuat produk olahan sebanyak 50% tempe, 40% tahu, dan 10% dijadikan produk lain. Dalam proses pembuatan tempe menghasilkan limbah berupa kulit ari kedelai. Karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis dan kebermanfaatan, kulit ari kedelai dibuang. Padahal dalam kulit ari kedelai memiliki kandungan protein kasar sebesar 14%, lemak kasar 3,04%, serat kasar 47,01% dengan kandungan kalori sebesar 3.060,08 kKal tiap kg. Pada produksi tempe pembungkus yang digunakan adalah daun pisang dan plastik. Plastik merupakan material yang membutuhkan waktu sangat lama agar terdegradasi, hal ini menyebabkan plastik dianggap tidak ramah lingkungan. Sehingga muncul sebuah ide untuk berinovasi tentang pemanfaatan limbah kulit ari kedelai yang digunakan sebagai bahan pembuatan komposit organik, dimana komposit yang dihasilkan akan digunakan sebagai pembungkus tempe. Proses pembuatan komposit terbagi dalam beberapa tahapan yaitu pertama proses penumbukkan kulit ari kedelai menjadi bubuk kasar. Selanjutnya pencampuran bubuk kasar kulit ari kedelai dengan selulosa sebagai bahan perekat. Kemudian campuran tersebut dicetak pada papan lalu dijemur hingga kering. Terakhir komposit siap digunakan sebagai pembungkus tempe. Diharapkan dengan inovasi ini mampu meningkatkan produk tempe yang dihasilkan dan meningkatkan nilai jual limbah kulit ari kedelai. Kata kunci : Tempe, kulit ari kedelai, komposit
iii
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam makanan tradisional salah satunya adalah tempe. Di tanah air, tempe sudah lama dikenal selama berabad-abad silam. Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi dari ragi tempe. Dari proses fermentasi ini, biji kedelai diuraikan menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna (BSN, 2012). Pada industri pembuatan tempe, dihasilkan limbah berupa kulit ari kedelai. Karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis dan kebermanfaatan, kulit ari kedelai dibuang. Padahal di dalam kulit ari kedelai memiliki kandungan protein kasar sebesar 14%, lemak kasar 3,04%, serat kasar 47,01% dengan kandungan kalori sebesar 3.060,08 kKal tiap kg (Nelwida, 2011). Sangat disayangkan jika kulit ari kedelai tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk memanfaatkan limbah kulit ari kedelai tersebut sebagai pengganti bungkus tempe pada proses fermentasi. Proses fermentasi tempe pada umumnya menggunakan bungkus daun pisang atau plastik. Daun pisang cukup baik digunakan sebagai pembungkus tempe, tetapi jumlahnya yang sedikit dan hanya dijumpai di pedesaaan yang susah dijangkau. Untuk produksi tempe secara massal, dibutuhkan alternative lain misalnya plastik. Plastik yang digunakan saat ini adalah nonbiodegradable (plastik yang tidak dapat terurai secara biologis). Plastik konvensional yang masih sering digunakan saat ini berasal dari bahan polimer sintetis yang terbuat dari petroleum, atau gas alam yang sulit di daur ulang dan diuraikan oleh dekomposer. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan berupa pencemaran tanah, air, dan udara. (Mutmainna, 2015). Dari analisis permasalahan di atas, pemanfaatan limbah kulit ari kedelai merupakan gagasan yang inovatif sebagai solusi pengganti bungkus tempe. Karena, terbuat dari bahan alami yang mudah diuraikan dan ramah lingkungan serta kelimpahan di alam. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara membuat bungkus tempe dari limbah kulit ari kedelai? 2. Bagaimana pengaruh bungkus tempe dari limbah kulit kedelai terhadap kandungan gizi produk tempe? 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara pembuatan bungkus tempe dari limbah kulit ari kedelai. 2. Mengetahui pengaruh bungkus tempe dari limbah kulit ari kedelai terhadap kandungan gizi produk tempe.
2 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut 1. Bagi Masyarakat Karya tulis ini bisa dijadikan rujukan bagi masyarakat dalam mengembangkan industri tempe dan pemanfaatan limbah kulit ari kedelai. 2. Bagi Pemerintah Karya tulis ini bisa digunakan sebagai bahan sosialisasi mengenai pembungkus biodegradable yang ramah lingkungan pengganti plastik dalam industri tempe. 3. Bagi Mahasiswa Karya tulis dapat menjadi sumber inspirasi pengembangan penelitian selanjutnya dalam industri tempe. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tempe Tempe yang dibuat dari kedelai merupakan tempe yang paling dikenal luas dan paling banyak dimanfaatkan orang untuk lauk makanan. Tempe kedelai yang murni dari biji kedelai tanpa campuran bahan lain. Tempe merupakan produk olahan kedelai yang terbentuk atas jasa kapang jenis Rhizopus sp melalui proses fermentasi. Banyak perubahan yang terjadi selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, baik yang menyangkut perubahan fisik, biokimia dan mikrobiologi yang semuanya berdampak menguntungkan terhadap sumbangan gizi dan kesehatan. Kerja Rhizopus sp mampu mengubah kedelai menjadi tempe yang berasa lebih enak, lebih bergizi dan berfungsi sebagai makanan sehat (Astawan, 2004). Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe maka protein, lemak dan karbohidrat pada tempe menjadi mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya (Astuti, 2009). 2.2 Kulit Ari Kedelai Kulit ari biji kedelai merupakan limbah industry pembuatan tempe yang didapat setelah melalui proses perebusan dan perendaman kacang kedelai. Setelah melalui kedua proses ini maka kulit ari akan terpisah dan biasanya akan dibuan begitu saja. Kulit ari ini masih
3 potensial dimanfaatkan sebagai pakan ternak mengingat kandungan protein dan energinya yang cukup tinggi. Menurut Iriyani (2001), bahwa kulit ari biji kedelai mengandung protein kasar 17,98 %, lemak kasar 5,5 %, serat kasar 24,84 % dan energi metabolis 2898 kkal/kg. 2.3 Tepung Kulit Ari Kedelai Pemanfaatan kulit ari biji kedelai masih rendah, kandungan serat kasar yang tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekomoni yang tinggi dan penyimpanan yang lama maka salah satunya dengan pembuatan tepung kulit ari biji kedelai kemudian diolah menjadi produk, baik itu substitusi maupun bahan dasarnya. Pembuatan tepung kulit ari biji kedelai dimulai dari kulit ari biji kedelai yang sudah dicuci bersih kemudian dilakukan pengukusan, pada saat pengukusan digunakan daun jeruk perut yang dicampur pada air kukusan untuk mengurangi aroma langu pada kulit ari biji kedelai, 1 kg kulit ari biji kedelai ditambahkan 3 gram daun jeruk purut, pengukusan dilakukan selama 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan bisa dilakukan dengan mesin pengering atau dengan panas sinar matahari langsung sampai kulit ari biji kedelai benar – benar kering sehingga mudah digiling, proses terakhir pembuatan tepung kulit ari biji kedelai yaitu digiling dengan mesin penggiling untuk tepung dan tepung kulit ari biji kedelai sudah bisa digunakan sebagai substitusi maupun bahan dasar. Peralatan yang digunakan untuk membuat tepung kulit ari biji kedelai yaitu, baskom, loyang,blender, ayakan tepung, dan pengering (kabinet) atau bisa juga panas matahari (Marom, 2013). 2.4 Komposit Organik Salah satu bahan yang mudah diuraikan adalah pati. Pati menjadi material yang menjanjikan untuk bahan plastik karena sifatnya yang universal, dapat di perbaharui, dan harganya yang terjangkau (Dirgantara, 2005). Pada dasarnya tepung maizena merupakan salah satu jenis pati yang selain banyak ditemukan di Indonesia khususnya di Sulawesi selatan juga merupakan salah satu bahan yang dapat terurai di alam dengan baik dan hasil uraiannya dapat dimanfaatkan bagi kesuburan tanaman khususnya umbi-umbian. Dibanding sumber pati lain, jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai dari amilopektin rendah sampai tinggi. Jenis normal mengandung 74–76 % amilopektin dan 24–26 % amilosa. Jika pati tersebut digabung dengan penguat akan membentuk suatu biokomposit. Adanya bahan penguat tersebut dalam biopolimer (dalam hal ini pati) akan memberikan pengaruh pada sifat – sifat komposit yang terbentuk (Bayandori, dkk 2009). Penggunaan serat alami untuk memperkuat polimer biodegradabel sebagai alternatif untuk serat sintetis atau kaca telah dan terus menjadi subyek penelitian oleh para peneliti bahan komposit. Keuntungan dari penggunaan serat alam dan polimer biodegradable untuk menghasilkan bahan komposit yang ramah lingkungan atau green composites telah
4 didokumentasikan dengan baik dan pada umumnya dilakukan dengan dasar pertimbangan pada faktor ramah lingkungan serta faktor kesehatan dan keselamatan (Mutmainna, 2015). Komposit Partikel merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriks. Komposit yang terdiri dari partikel dan matriks yaitu butiran (batu, pasir) yang diperkuat semen yang kita jumpai sebagai beton, senyawa komplek ke dalam senyawa komplek. Komposit partikel merupakan produk yang dihasilkan dengan menempatkan partikel-partikel dan sekaligus mengikatnya dengan suatu matriks bersama-sama dengan satu atau lebih unsur-unsur perlakuan seperti panas, tekanan, kelembaban, katalisator dan lain-lain. Komposit partikel ini berbeda dengan jenis serat acak sehingga bersifat isotropis. Kekuatan komposit serat dipengaruhi oleh tegangan koheren diantara fase partikel dan matriks yang menunjukkan sambungan yang baik (Akifah, 2015). BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber dan Jenis Data Data-data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis literatur utama yang digunakan adalah dari buku–buku, ensiklopedi, laporan penelitian, media cetak, artikel ilmiah, dan data–data internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif. 3.2 Pengumpulan Data Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai topik yang dibahas. 3.3 Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, mengingat karya ilmiah ini sebagian besar berupa pemaparan terhadap suatu objek yang dikaji secara terperinci dalam penyusunan karya ilmiah ini. 3.4 Penarikan Kesimpulan Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi selanjutnya. 3.5 Perumusan Saran Melalui proses analisis yang mendalam, maka dapat disimpulkan secara garis besar penelitian yang dilakukan. Lalu diperoleh evaluasi dari hasil analisis dan simpulan. Evaluasi ini yang dijadikan dasar penentuan rencana pengembangan penelitian selanjutnya.
5 Penutupnya diusulkan saran agar penelitian selanjutnya dapat berkembang dan lebih mendalam. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Komposit Bungkus Tempe Proses pembuatan bungkus tempe menggunakan limbah kulit ari kedelai secara umum merupakan proses mengolah bahan (material). Prinsip yang digunakan dalam pembuatan bungkus tempe ini merupakan konsep dasar pembuatan komposit kulit ari kedelai (Akifah, 2015). Proses tersebut terbagi dalam tiga tahap yaitu: a) Preparasi Alat dan Bahan Pada penelitian ini merupakan penelitian berbasis kajian artikel ilmiah. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan komposit bungkus tempe kulit ari kedelai yaitu limbah kulit ari kedelai, gliserin, tepung maizena, Asam asetat dan aquades. Alat yang digunakan yaitu oven, loyang, dan baskom. Langkah pertama yaitu menyiapkan kulit ari kedelai sebanyak 500 gr. Selanjutnya, kulit ari kedelai tersebut dicuci hingga bersih. Kemudian direbus hingga pada temperatur 100oC selama 5 menit. Setelah itu, kulit ari kedelai ditiriskan dan diletakkan dalam baskom. Ditambahkan Asam asetat 0,1 mol dan direndam selama 1 jam, kemudian dipanaskan pada suhu 70oC selama 90 menit. Lalu dicuci menggunakan aquades hingga bersih dan dijemur hingga kering. Selanjutnya kulit ari kedelai di giling hingga halus. b) Pembuatan Komposit Bungkus Tempe Proses pembuatan kompositnya sendiri diperoleh dengan cara mencampurkan tepung maizena dengan gliserin sampai keduanya tercampur rata kemudian ditambahkan dengan aquades hingga larutan tersebut homogen. Kemudian larutan tersebut dipanaskan di termolyne pada suhu 85oC hingga membentuk gel. Setelah membentuk gel kemudian ditambahkan dengan sampel kulit ari kedelai yang telah digiling menjadi serbuk, dan diaduk hingga seratnya tercampur rata. Setelah itu dimasukkan ke dalam cetakan loyang dan dipanaskan dalam oven (memmert) pada suhu 150oC selama kurang lebih 3 jam. Ketebalan dari komposit tersebut kurang lebih 3 mm. c) Analisis kandungan gizi Pada hasil pembuatan komposit bungkus tempe kulit ari kedelai, terdapat tiga bahan penyusun utama berupa tepung maizena, gliserin dan kulit ari kedelai. Ketiga bahan ini langsung berkaitan dengan produk komposit yang dihasilkan. Hal yang paling mendasar dan sangat vital yaitu terkait kandungan gizi dari ketiga bahan tersebut. Berikut disajikan dalam Tabel 1 tentang kandungan gizi kulit ari kedelai. Dapat diidentifikasi, kandungan gizi terbesar pada kulit ari kedelai yaitu berupa bahan kering sebanyak 88,15%. Sedangkan, yang menjadi kandungan gizi terpenting adalah protein kasar sebanyak 21,75%. Dalam hal ini, protein yang
6 terkandung pada kulit ari kedelai tersebut cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi (Mairizal, 2005). Tabel 4.1 Kandungan Gizi Kulit Ari Kedelai No.
Parameter
Kulit Ari Kedelai
1
Bahan kering:
88,15%
2
Protein kasar
21,75%
3
Serat kasar
24,00%
4
Lemak kasar
5,50%
5
ME
2817 kkal/kg
Sumber: Mairizal, 2005 Pada tepung maizena, kandungan gizinya terbesar adalah karbohidrat sebanyak 73,7 gram. Kandungan zat utama yang terdapat pada tepung maizena yaitu protein sebanyak 9,2 gram; lemak 3,9 gram; dan kalori 355 kal. Dapat dianalisis bahwa tepung maizena merupakan bahan yang mengandung gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Selain itu terdapat beberapa mineral penting seperti Fe, Ca dan P yang berguna dalam Peningkatan energi dan penyelaras kebutuhan ion dalam tubuh. Tidak kalah penting juga kandungan vitamin A yang cukup tinggi sebanyak 510,0 miligram dalam cakupan per gramnya. Tabel 4.2 Kandungan Gizi Tepung Maizena No.
Parameter
Tepung Maizena
1
Kalori (kal)
355
2
Protein (g)
9,2
3
Lemak (g)
3,9
4
Karbohidrat (g)
73,7
5
Ca (mg)
10,0
6
P (mg)
256,0
7
Fe (mg)
2,4
8
Vit A (SI)
510,0
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1972 4.2 Pengaruh Komposit Dari Limbah Kulit Ari Kedelai Terhadap Gizi Tempe Tempe, sebagai makanan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi sudah lama diakui. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Bahwa secara kuantitatif, nilai gizi tempe sedikit lebih rendah dari pada nilai gizi kedelai. Namun, secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi
7 karena tempe mempunyai nilai cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan meningkat akibat aktivitas enzim Proteolitik (Astuti, 2009). Bungkus komposit kulit ari kedelai, dapat dimakan layaknya tempe. Dengan penggunaan komposit dari kulit ari kedelai sebagai pembungkus tempe, dapat menambah nilai gizi yang terkandung di dalam tempe. Hal ini dikarenakan komposit kulit ari kedelai memiliki kandungan gizi yang dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan komposit bungkus tempe berbahan dasar kulit ari kedelai mampu menambah kandungan gizi per 100 gramnya. Kandungan gizi yang meningkat yaitu protein sebesar 30,95 gram; lemak sebesar 9,40 gram; Ca 10 mg; P 256 mg; Fe 2,4 mg dan vitamin A 510 mg. Sementara kandungan gizi tempe murni (tanpa bungkus komposit kulit ari kedelai) dapat dilihat pada Lampiran 2. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pembuatan bungkus tempe dari limbah kulit ari kedelai meliputi proses preparasi alat dan bahan dilanjutkan proses pembuatan komposit bungkus tempe. Kulit ari kedelai yang sudah siap, dicetak menjadi lembaran dengan tebal 3 mm yang sebelumnya telah dikompositkan dengan tepung maizena dan gliserin. 2. Pengaruh komposit bungkus tempe kulit ari kedelai dapat meningkatkan kandungan gizi pada tempe. Dalam 100 gram komposit bungkus tempe kulit ari kedelai, kandungan gizi yang bertambah yaitu protein sebesar 30,95 gram; lemak 9,40 gram; Ca 10 mg; P 256 mg; Fe 2,4 mg dan vitamin A 510 mg. 5.2 Saran Adapun saran yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiah ini: 1. Perlu dilakukanya penelitian lebih lanjut mengenai komposit dari kulit ari kedelai. 2. Apabila penggunaan komposit kulit ari kedelai dapat meningkatkan hasil produk tempe dibandingkan dengan produk tempe biasa, maka karya ilmiah ini dapat menjadi alternatif sistem petanian pada lahan gambut sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Perlunya publikasi dan sosialisasi mengenai karya ilmiah ini agar dapat menjadi suatu inovasi pembungkus tempe yang ramah lingkungan yang bisa diaplikasikan oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun oleh PUSIDO Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tempe: Persembahan Indonesia untuk Dunia. Jakarta : BSN Mairizal. 2005. Upaya peningkatan kualitas kulit ari biji kedelai melalui fermentasi dengan kapang Aspergillus niger. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi. Nelwida. 2011. Pengaruh Pemberian Kulit Ari Biji Kedelai Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger dalam Ransum terhadap Bobot Karkas
Ayam Pedaging. Jambi:
Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Mutmainna, Inayatul. 2015. Sintesis Komposit-Plastik Organik Berbahan Dasar Tepung Maizena Dengan Agregat Serat Daun Nenas. Makassar : Universitas Negeri Makassar Iriyani, N. 2001. Pengaruh penggunaan kulit biji kedelai sebagai pengganti jagung dalam ransum terhadap kecernaan energi, protein dan kinerja domba. Animal Production. Journal Produksi Ternak. Vol. 2 Nopember 2001. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Semarang. Astuti, Nurita P. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai Yang Dibungkus Plastik, Daun Pisang Dan Daun Jati. Surakarta : Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Dirgantara, Made, dkk. 2005. Karakterisasi Mekanik Biokomposit Klobot Jagung Sebagai Bahan Dasar Plastik Biodegradable. Bogor : IPB
vii
Lampiran Biodata Kelompok Ketua Kelompok A. IdentitasDiri 1 NamaLengkap(dengangelar) 2 JenisKelamin 3 ProgramStudi 4 NIM 5 TempatTanggalLahir 6 E-mail 7 NomorTelepon/HP
Abrar Ridhollah Laki-laki S1 Teknik Material dan Metalurgi 2714100066 Pangkal pinang,17 September 1996
[email protected] 082332256693
B. RiwayatPendidikan Nama Instansi Jurusan Tahun Masuk-Lulus
SD SDN 10 Sungailiat 2002-2008
SMP SMP N 2 Sungailiat 2008-2011
SMA SMA N 1 Sungaiiat IPA 2011-2014
Semuadata yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhisalah satu persyaratandalamkeikutsertaan Lomba Karya Tulis Ilmiah National.
Anggota 1 viii
A. IdentitasDiri 1 NamaLengkap(dengangelar) 2 JenisKelamin 3 ProgramStudi 4 NIM 5 TempatTanggalLahir 6 E-mail 7 NomorTelepon/HP
Mia Kristina Damayanti Perempuan S1 Teknik Material dan Metalurgi 2713100007 Nganjuk, 10 Oktober 1994
[email protected] 085736483957
B. RiwayatPendidikan Nama Instansi Jurusan Tahun Masuk-Lulus
SD SDN Begadung II 2001-2007
SMP SMP N 4 Nganjuk 2007-2010
SMA SMA N 2 Nganjuk IPA 2010-2013
Semuadata yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhisalah satu persyaratandalamkeikutsertaan Lomba Karya Tulis Ilmiah National.
Anggota 2 A. IdentitasDiri 1 NamaLengkap(dengangelar) 2 JenisKelamin
Shochibul Ma’arif Laki-laki ix
3 4 5 6 7
ProgramStudi NIM TempatTanggalLahir E-mail NomorTelepon/HP
S1 Teknik Material dan Metalurgi 2714100053 Kediri, 10 Nopember 1994
[email protected] 089677351377
B. RiwayatPendidikan Nama Instansi Jurusan Tahun Masuk-Lulus
SD SDN Tertek III 2002-2008
SMP MTsN Jombang Kauman 2008-2011
SMA SMA N 2 Pare IPA 2011-2014
Semuadata yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam keikutsertaan Lomba Karya Tulis Ilmiah National.
x