MAKALAH KEPERAWATAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN
Disusun Oleh : Kelompok 2 (S!2A" # 2# ,# /# # 3# 4#
A$eli%%& R&%u '# An**& W&h+u I -hie..i&n& L&il& Des+ E0&1&ni L&il&%ul Hi$&+&h Mus%ik& L&1&s&%i So.+&n Ri+&n$i
(2#)))" (2#))" (2#))2" (2#))2," (2#))" (2#))34" (2#))55"
PROGRAM ST6DI S KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILM6 KEPERAWATAN S6RA7A8A TAH6N A9ARAN 2),!2)/
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga sehingga penulis penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan Makalah Sistem Endokrin I dengan dengan judul judul Peme1iks&&n &&n Di&*nos%i Di&*nos%ik k Sis%em Sis%em En$1 En$1ok1 ok1in in I ”. Maka “Peme1iks Makala lah h ini ini ditu dituli liss untu untuk k
memenuhi keutuhan dan tuntutan perkemangan ilmu kepera!atan pada "aang ilmu kepera!atan medikal edah yang sesuai dengan perkemangan kurikulum teraru, khususnya mata kuliah Sistem Endokrin I. Semoga makalah ini memerikan in#ormasi agi pema"a dan erman#aat untuk mengemangkan !a!asan dan peningkatan ilmu pengetahuan agi kita semua dan para pema"a dapat memahami dan mendapat pengetahuan yang leih aik, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengemangkan kompetensi dalam kepera!atan. $ami menyadari sepenuhnya ah!a makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami selalu ersedia dengan teruka menerima eragai saran dan kritik demi peraikan di masa mendatang.
Suraaya, %& Maret %'&( Penyusun,
Tim Penulis
i
DA'TAR ISI
$ata Pengantar................................................................................................ i )a#tar Isi ....................................................................................................... ii *+* I
Pendahuluan &.& -atar *elakang..................................................................... & &.% umusan Masalah ............................................................... % &./ Tujuan .................................................................................. % &.( Man#aat ................................................................................ %
*+* II
Tinjauan Pustaka %.& Sistem Endokrin ................................................................. / %.% 0ungsi Sistem Endokrin ...................................................... / %./ $arakteristik Sistem Endokrin .............................................( %.( Pengendalian 1ormon Se"ara 2mum .................................( %.3 $lasi#ikasi 1ormon .............................................................3 %.4 Pato#isiologi 1ormon Se"ara 2mum...................................4
*+* III Pemahasan /.& Pengertian Pemeriksaan )iagnostik .....................................5 /.% 0ungsi Pemeriksaan )iagnostik Sistem Endokrin...............5 /./ Ma"am6Ma"am Pemeriksaan )iagnostik Sistem Endokrin.5 *+* I7 Penutup (.& $esimpulan .........................................................................&8 (./ Saran ...................................................................................&8 )a#tar Pustaka ..............................................................................................&5
ii
7A7 I PENDAH6L6AN
# L&%&1 7el&k&n*
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi sustans untuk digunanakan dalam tuuh. $elenjar endokrin mengeluarkan sustansi yang tetap eredar dan ekerja didalam tuuh. 1ormon merupakan senya!a kimia khusus yang diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu dan er#ungsi seagai penghantar atau transmitter kimia!i yang dilepas dari sel6sel khusus ke dalam aliran darah, selanjutnya dia!a ke sel6sel target. Salah satu "ontoh dari hormone yaitu +setilkolin yang dilepaskan oleh agian ujung6ujung syara# parasimpatis dan syara# rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah
menuju
penkreas
untuk
menimulkan
sekresi
pankreas
dan
kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timul sekresi en9im. Pengkajian diagnostik sistem endokrin merupakan hal penting dalam pera!atan klien di rumah sakit dan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian pengoatan dan pera!atan. 7aliditas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh ahan pemeriksaan, persiapan klien, alat dan ahan yang di gunakan serta pemeriksaannya sendiri. )ua hal pertama menjadi tugas dan tanggung ja!a pera!at. :leh karena itu pemahaman pera!at terhadap eragai pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien sangatlah menentukan keerhasilannya. *egitu halnya pada klien yang diduga atau yang menderita gangguan sistem endokrin, pemahaman pera!at yang leih aik tentang eragai prosedur diagnostik yang la9im sangatlah diharapkan.
#2 Rumus&n M&s&l&h
1
)ari penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan eerapa masalah yang dapat diahas dalam makalah ini, yakni &.%.&
+pa pengertian dari pemeriksaan diagnostik;
&.%.%
+pa #ungsi dari pemeriksaan diagnostik;
&.%./
&.%./ +pa
saja ma"am6ma"am pemeriksaan diagnostik sistem
endokrin;
#, Tuu&n
&./.&
+gar memahami pengertian pemeriksaan diagnostik
&./.%
+gar memahami #ungsi pemeriksaan diagnostik
&././
+gar memahami ma"am6ma"am pemeriksaan diagnostik sistem endokrin
#/ M&n.&&%
&.(.&
Mengetahui pengertian pemeriksaan diagnostik
&.(.%
Mengetahui #ungsi pemeriksaan diagnostik
&.(./
Mengetahui ma"am6ma"am pemeriksaan diagnostik sistem endokrin
7A7 II 2
TIN9A6AN P6STAKA
2# Sis%em En$ok1in
$elenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. $elompok ini terdiri dari deretan sel6 sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang anyak mengandung pemuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem sara#, mengontrol dan memadukan #ungsi tuuh. $edua sistem ini ersama6sama ekerja untuk mempertahankan homeostasis tuuh. 0ungsi mereka satu sama lain saling erhuungan, namun dapat diedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipo#ise posterior yang mempunyai asal dari sara#
ika keduanya dihan"urkan atau diangkat, maka #ungsi dari kedua kelenjar ini seagian diamil alih oleh sistem sara#. $elenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmuluh darah. Selanjutnya hormon terseut dia!a ke sel6sel target
2#2 'un*si Sis%em En$ok1in
Sistem endokrin mempunyai lima #ungsi umum %.%.& Memedakan sistem sara# dan sistem reprodukti# pada janin yang sedang erkemang %.%.% Menstimulasi urutan perkemangan %.%./ Mengkoordinasi sistem reprodukti# %.%.( Memelihara lingkungan internal optimal 3
%.%.3 Melakukan respons korekti# dan adapti# ketika terjadi situasi darurat.
2#, K&1&k%e1is%ik Sis%em En$ok1in
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai #ungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik erikut. 1ormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola erikut &. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode %( jam. $ortisol adalah "ontoh hormon diurnal. $adar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari. %. Pola sekresi hormonal pulsati# dan siklik naik turun sepanjang !aktu tertentu, seperti ulanan. Estrogen adalah non siklik dengan pun"ak dan lemahnya menyeakan siklus menstruasi. /. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah ?ariael dan tergantung pada kadar sutrat lainnya. 1ormon paratiroid disekresi dalam erespons terhadap kadar kalsium serum.
1ormon ekerja dalam sistem umpan alik, yang memungkinkan tuuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. 1ormon mengontrol laju akti?itas selular. 1ormon tidak menga!ali peruahan iokimia, hormon hanya mempengaruhi sel6sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan #ungsi spesi#ik. 1ormon mempunyai #ungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. 1ormon se"ara konstan di rea"ti?ated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
2#/ Pen*en$&li&n Ho1mon Se;&1& 6mum
>ika kelenjar endokrin mengalami kelainan #ungsi, maka kadar hormon di dalam darah isa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu #ungsi tuuh.2ntuk mengendalikan #ungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam atas6atas yang tepat.
4
Tuuh perlu merasakan dari !aktu ke !aktu apakah diperlukan leih anyak atau leih sedikit hormon. 1ipotalamus dan kelenjar hipo#isa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan ah!a kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. 1ormon hipo#isa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang akti?itas di kelenjar target. >ika kadar hormon kelenjar target dalam darahmen"ukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipo#isa mengetahui ah!a tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka erhenti melepaskan hormon. Sistem umpan alik ini mengatur semua kelenjar yang erada dia!ah kendali hipo#isa. 1ormon tertentu yang eradadia!ah kendali hipo#isa memiliki #ungsi yang memiliki jad!al tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi !anita meliatkan peningkatan sekresi -1 dan 0S1 oleh kelenjar hipo#isa setiap ulannya. 1ormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun6naik setiap ulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipo#isa terhadap ioritmik ini masih elum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat ah!a organ memerikan respon terhadap sema"am jam iologis.
2# Kl&si.ik&si Ho1mon
%.3.&
1ormon perkemangan 1ormon yang memegang peranan di dalam perkemangan dan pertumuhan. 1ormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
%.3.% 1ormon metaolisme Proses homeostasis glukosa dalam tuuh diatur oleh erma"am6ma"am hormon, "ontoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin. %.3./
1ormon tropik )ihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan #ungsi endokrin yakni kelenjar hipo#ise seagai hormon perangsang pertumuhan #olikel <0S1= pada o?arium dan proses spermatogenesis <-1=.
2.5.4
1ormon pengatur metaolisme air dan mineral $alsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metaolisme kalsium dan #os#or. 5
2#3 P&%o.isiolo*i Ho1mon Se;&1& 6mum
1ormon erperan mengatur dan mengontrol #ungsi organ. Pelepasannya ergantung pada perangsangan atau penghamatan melalui #aktor yang spesi#ik. 1ormon dapat ekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri
melalui
penurunan
#aktor
perangsangan
dan
pengaruhnya
menyeakan erkurangnya pelepasan hormon tertentu, erarti terdapat siklus pengaturan dengan umpan alik negati#. Pada eerapa kasus, terdapat umpan alik positi#
perangsangan
sehingga
meningkatkan
pelepasannya.
Istilah
pengontrolan digunakan ila pelepasan hormon dipengaruhi se"ara eas dari e#ek hormonalnya. *eerapa rangsangan pengontrolan dan pengaturan yangeas dapat ekerja pada kelenjar penghasil hormon. *erkurangnya pengaruh hormone dapat diseakan oleh gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyea lain adalah gangguan transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. )e#isiensi hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak "ukup dirangsang untuk memenuhi keutuhan tuuh, atau jika sel penghasil hormon tidak "ukup sensiti?e dalam ereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel panghasil hormon jumlahnya tidak "ukup
juga tidak terjadi karena target organ tidak berespons
reseptor
hormone
atau
kegagalan
transmisi
intra
sel=
atau
ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target . Penyea meningkatnya pengaruh hormone meliputi, yang pertama peningkatan pelepasan hormon. 1al ini dapat diseakan oleh pengaruh rangsangan tunggal yang erleihan. Peningkatan sensiti?itas, atau terlau anyak jumlah sel penghasil hormon
7
7A7 III PEM7AHASAN
,# Pen*e1%i&n Peme1iks&&n Di&*nos%ik
Pemeriksaan
diagnosti" adalah suatu
pemeriksaan yang
mutlak
dilakukan untuk menegakkan suatu diagnosa penyakit klien atau pasien.
,#2 Tuu&n Peme1iks&&n Di&*nos%ik
/.%.& 2ntuk menegakkan diagnosis penyakit atau menyingkirkan penyakit
,#, Peme1iks&&n Di&*nos%ik Sis%em En$ok1in ,#,# Peme1iks&&n Di&*nos%ik Sis%em En$ok1in P&$& Kelen&1 Hipo.ise
/./ .&.& 0oto Tengkorak <$ranium= )ilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. )apat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak diutuhkan persiapan #isik se"ara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting. /./.&.% 0oto Tulang <:steo= )ilakukan untuk melihat tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran tulang yang ertamah esar dari ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang6 tulang peri#er yang ertamah ukurannya kesamping. Persiapan #isik se"ara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan. /. /.&./ AT S"an :tak 8
)ilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipo#isis atau hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan #isik se"ara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak ergerak selama prosedur.
,#,#2 Peme1iks&&n D&1&h $&n 61in
/. /.%.& $adar Bro!th 1ormon Nilai normal &' Cg@ml aik pada anak dan orang de!asa. Pada ayi diulan6ulan pertama kelahiran nilai ini meningkt kadarnya. Spe"imen adalah darah ?ena leih kurang 3 "". Persiapan khusus se"ara #isik tidak ada. /. /.%.% $adar Tiroid Stimulating 1ormon Nilai normal 46&' Cg@ml. )ilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid ersi#at primer atau sekunder. )iutuhkan darah kurang leih 3 "". Tanpa persiapan khusus. /. /.%./ $adar +drenokartiko Tropik 1ormon Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah ?ena leih kurang 3 "" dan urin %( jam. •
Persiapan Tidak ada pematasan makanan dan minuman. *ila klien menggunakan
oat6oatan
seperti
kortisol
atau
antagonisnya dihentikan leih dahulu %( jam seelumnya. *ila oat6oatan harus dierikan, lampiran jenis oat dan dosisnya pada lemaran pengiriman spe"imen. Aegah stres #isik dan psikologis. •
Pelaksanaan $lien dieri deDametason ( D ',3 ml@hari selama6lamanya dua hari. *esok paginya darah ?ena diamil sekitar 3 "". 2rine ditampung selama %( jam. $irim spesimen
9
•
1asil Normal *ila +AT1 menurun kadarnya dalam darah. $ortisol darah kurang dari 3 ml@dl. &861ydroDi6Aortiko6Steroid <&86 :1AS= dalam urine %( jam kurang dari %,3 mg.
Aara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemerian deDametason & mg@oral tengah malam, aru darah ?ena diamil leih kurang 3 "" pada pagi hari dan urine ditampung selama 3 jam. Spe"imen dikirim ke laoratorium. Nilai normal ila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan / mg@dl dan eksresi &8 :1AS dalam urine %( jam kurang dari %,3 mg.
,#,#, Peme1iks&&n Di&*nos%ik P&$& Kelen&1 Ti1oi$
/. /./. & 2p take adioakti# <+I= Tujuan pemeriksaan darah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodide. •
Persiapan $lien puasa 465 jam. >elaskan tujuan dan prosedur.
•
Pelaksanaan $lien dierikan adioakti# Iodium uga dapat diukur
"learen"e
IF[
melalui
ginjal
dengan
mengumpulkan urine selama %( jam dan diukur kadar radioakti# Iodiumnya. *anyaknya IF yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase seagai erikut
Normal &'6/3 G $urang dari &' G diseut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme.
10
-eih dari
/3 G diseut meninggi dapat terjadi pada
tirotoDikosis atau pada de#isisensi Iodium yang suddah lama dan pada pengoatan lama hipertiroidisme. /. /./ .% T/ dan T( Serum •
Persiapan #isik se"ara khusus tidak ada. Spesimen yang diutuhkan adalah darah ?ena seanyak 36&' "".
• Nilai normal pada oang de!asa
Iodium eas ',&6',4 mg@dl T/ ',%6',/ mg@dl T( 46&% mg@dl • Nilai normal pada ayi@anak
T/ &5'6%(' mg@dl /. /././ 2p take esin *ertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid
Persiapan $lien puasa selama 465 jam.
• Nilai normal
)e!asa %36/3 G uptake oleh resin +nak pada umumnya tidak ada. /. /./.( Protein *ound Iodine
11
*ertujuan untuk mengukur se"ara tidak langsung jumlah oksigen yang diutuhkan tuuh dia!ah kondisi asal selama eerapa !aktu. •
Persiapan $lien puasa selama &% jam 1indari kondisi yang menimulkan ke"emasan dan stres. $lien harus tidur paling tidak 5 jam. Tidak mengkonsumsi oat6oat analgesik dan sedati#. >elaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya. Tidak oleh angun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan.
•
Pelaksanaan Segerah setelah angun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi. )ihitung dengan rumusH *M <',83 D pulse= <',8( D Tek nadi= J 8%
Nilai normal *M &' s@d &3 G Pertimangkan #aktor umur, jenis kelamin dan ukuran tuuh dengan keutuhan oksigen jaringan. Pada klien yang sangat
"emas,
dapat
dierikan
#enoarital
yang
pengukurannya diseut Sommolent Metaolisme ate. Nilai normalnya 56&/G leih rendah dari *M. /. /./ .4 S"anning Tyroid )apat digunakan eerapa teknik antara lain • adio lodine S"anning. )igunakan untuk menentukan
apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin <er#ungsi atau tidak er#ungsi=. Nodul panas menyeakan hipersekresi jarang ersi#at ganas. Sedangkan nodul dingin <%'G= adalah ganas. • 2p Take lodine. )igunakan untuk menentukan pengamilan
iodium dari plasma. Nilai normal &' s@d /'G dalam %( jam.
12
,#,#/ Peme1iks&&n Di&*nos%ik P&$& Kelen&1 P&1&%i1oi$
/. /.(.& Per"oaan Sulko!it"h )ilakukan untuk memeriksa peruahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui akti?itas kelenjar paratiroid. Per"oaan
dilakukan
dengan
menggunakan
eagens
Sulko!it"h. *ila pada per"oaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium, plasma diperkirakan antara 3 mg@dl. Endapan sedikit <0ine !hite "loud= menunjukan kadar kalsium darah normal <4 ml@dl=. *ila endapan anyak, kadar kalsium tinggi. •
Persiapan 2rine %( jam ditampung. Makanan rendah kalsium % hari erturut6turut.
•
Pelaksanaan Masukkan urine / ml kedalam taung <% taung=. $edalam taung pertama dimasukkan reagens sulko!it"h / ml, taung kedua hanya seagai kontrol.
•
Pema"aan hasil se"ara k!antitati# Negati# <6= Tidak terjadi kekeruhan. Positi# <= Terjadi kekeruhan yang halus. Positi# <= $ekeruhan sedang. Positi# <= $ekeruhan anyak timul dalam !aktu kurang dari %' detik. Positi# <= $ekeruhan heat, terjadi seketika.
/. /.(.% Per"oaan Ell!ort61o!ard Per"oaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon. •
Aara pemeriksaan $lien disuntik dengan parathormon melalui intra?ena kemudian urine ditampung dan diukur kadar pospornya. Pada hipoparatiroid, diuresis pospor isa men"apai 364 D
13
nilai normal. Pada hiperparatiroid , diuresis pospornya tidak anayak eruah. /. /.(./ Per"oaan $alsium Intra?ena Per"oaan ini didasarkan pada anggapan ah!a ertamahnya kadar
serum
kalsium
akan
menekan
pementukan
parathormon. Normal ila pospor serum meningkat dan pospor diuresis erkurag. Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak anyak eruah. Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami peruahan tetapi pospor diuresis meningkat. /. /.(.( Pemeriksaan adiologi Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini ertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kalsi#ikasi tulang, penipisin dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsi#ikasi ilateral pada dasar tengkorak. )ensitas tulang isa noral atau meningkat. Pada hiper tiroid, tulang menipis, terentuk kista dalam tulang serta tuer"ulae pada tulang. /. /.(.3 Pemeriksaan Elektro"ardiogram
kalsium
hiperparatiroid,
serum akan
terhadap dijumpai
otot
jantung
gelomang
.
Pada
K6T
yang
memanjang, sedangkan hiperparatiroid inter?al K6T mungkin normal. /. /.(.4 Pemeriksaan Elektromiogram
otot akiat peruahan
kadar
Persiapan khusus tidak ada.
,#,# Peme1iks&&n Di&*nos%ik P&$& Kelen&1 P&nk1e&s
Pemeriksaan Blukosa
14
kalsium
serum.
>enis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. *ertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 56&' jam. • Nilai normal
)e!asa 8'6&&' md@dl *ayi 3'65' mg@d +nak6anak 4'6&'' mg@dl • Persiapan
$lien dipuasakan seelum pemeriksaan dilakukan. >elaskan tujuan prosedur pemeriksaan. • Pelaksaaan
Spesimen adalah darah ?ena leih kurang 3 s@d &' "". Bunakan anti koagulasi ila pemeriksan tidak dapat dilakukan segera. *ila klien mendapat pengoatan insulin atau oral hipoglikemik untuk sementara tidak dierikan. Setelah pengamilan darah, klien dieri makan dan minum serta oat6oatan sesuai program. Bula darah % jam setelah dimakan. Sering disingkat dengan gula darah % jam PP
,#,#3 Peme1iks&&n Di&*nos%ik P&$& Kelen&1 A$1en&l
/. /.4.& Pemeriksaaan 1emokonsentrasi darah
15
Nilai normal )e!asa !anita /86(8 G )e!asa pria (3 63( G +nak6anak /&6(/ G *ayi /'6(' G Neonatal ((64% G Tidak ada persiapan se"ara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari peri#er seperti ujung dari atau melalui #ungsi intra?ena. *uuhi antikoagulan kedalam darah untuk men"egah pemekuan. /. /.4.% Pemeriksaan Elektrolit serum
hiponatremia
dan
hiperkalemia.
Tidak
diperlukan
persiapan #isik se"ara khusus. /. /.4 ./ Per"oaan 7anil Mandeli" +"id <7M+= *ertujuan
untuk
mengukur
katekolamin
dalam
urine.
)iutuhkan urine dalam %( jam. Nilai normal &63 mg. Tidak ada persiapan khusus. /. /.8 .( Stimulasi Test )imaksudkan untuk menge?aluasi dan mendeteksi hipo#ungsi adrenal. )apat dilakukan terhadap kortisol dengan pemerian +AT1. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemerian sodium.
16
7A7 I PEN6T6P
/# Kesimpul&n
Pemeriksaan diagnosti" adalah penilaian klinis tentang respon indi?idu, keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan a"tual maupun potensial. 1asil dari pemeriksaan diagnostik dan laoratorium sangat penting dalam memantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa, karena itu perlu diketahui #aktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laoratorium.
/#2 S&1&n
Pada sistem endokrin ditemukan eragai ma"am gangguan dan kelainan, aik karena a!aan maupun karena #aktor luar, seperti ?irus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. )an untuk mengurangi risiko kesalahan dalam mendiagnosa penyakit klien maka kita seagai tenaga kesehatan khusunya pera!at harus teliti dan tepat dalam pemeriksaan diagnostik.
17
DA'TAR P6STAKA
Buyton, arthur. A. &4. *uku ajar #isiologi kedokteran. Aet. (, ed. 8. >akarta EBA. 1artanto, huria!ati, %''3. $amus saku mosy kedokteran, kepera!atan, kesehatan. >akarta EBA umahoro, hotma. %''3. +skep klien dengan gangguan sistem endokrin. >akarta EBA Syai#uddin. %''4. +natomi #isiologi untuk mahasis!a pera!at. >akarta EBA
18