PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota.
Upaya perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan upaya kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan Puskesmas termasuk dalam upaya kesehatan wajib (Promosi kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA/ KB, P2, Gizi dan Pengobatan) tetapi dapat juga sebagai upaya kesehatan pengembangan yang wajib dilakukan pada daerah tertentu. Dengan terintegrasinya upaya perkesmas kedalam upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena diberikan secara holistik, komprehensif pada semua tingkat pencegahan.
Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan Pedoman Pelayanan Perkesmas dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Agar pelayanan perkesmas dapat berjalan dengan baik maka Puskesmas PONED BALOWERTI menyusun PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERKESMAS DI PUSKESMAS PONED BALOWERTI.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Sebagai Acuan dalam melaksanakan Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas Poned Balowerti.
2. TUJUAN KHUSUS
Diperolehnya persepsi yang sama dalam penyelenggaraan perawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas Poned Balowerti
Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskemas Poned Balowerti.
Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan pada masyarakat, terutama kelompok rentan dan resiko tinggi.
Diperolehnya dukungan sumber daya yang memadai dalam penyelenggaraan upaya perawatan kesehatan masyarakat.
RUANG LINGKUP PELAYANAN
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).
D. SASARAN
Kepala Puskemas, penanggungjawab, pelaksana dan Tim Mutu/ Akeditasi Puskesmas Poned Balowerti.
E. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Upaya Perkesmas sebagai upaya kesehatan yang profesional harus dapat dipertanggungjawabkan baik dalam aspek teknis maupun administrative. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan dokumentasi yang tepat dan benar antara lain melalui pencatatan dan pelaporan kegiatan.
Pencatatan
Meliputi:
Formulir pengkajian keperawatan
Formulir pengkajian keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Register rawat jalan
Merupakan catatan klien yang mendapat asuhan keperawatan, dapat terintegrasi dengan register rawat jalan (Rekam Medis) yang sudah ada.
Catatan keperawatan
Dimaksudkan untuk mencatat rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
Family folder
Merupakan kumpulan kartu status kesehatan (Rekam Medis) setiap anggota keluarga rawan kesehatan yang dibina.
Buku register Kohort Keluarga Pembinaan Keluarga Rawan
Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan keluarga rawan kesehatan yang dibina.
Buku Register Pembinaan Kelompok/ Desa/ Masyarakat
Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan kelompok khusus/ masyarakat/ desa yang dibina.
Pelaporan
Disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengukur keberhasilan upaya perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. Bentuk format laporan terintegrasi dengan sistem pelaporan yang berlaku
F. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect) antara lain :
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/ MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.
BAB II STANDAR KETENAGAAN
KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Adapun tenaga pelayanan perkesmas di Puskesmas Wonogiri II sebagai berikut :
No
JENIS TENAGA
KUALIFIKASI
JUMLAH
1
Perawat Koordinator Perkesmas
Minimal D III Keperawatan+Pelatihan keperawatan kesehatan komunitas+Pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas
1
2
Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas
Minimal D III Keperawatan
6
3
Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin)
Minimal D III Keperawatan
6
DISTRIBUSI KETENAGAAN
Perawat Koordinator Perkesmas Perawat Kooordinator Perkesmas bertangung jawab kepada Kepala Puskesmas terhadap keberhasilan upaya perkesmas di puskesmas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta penilaian. Koordinator perkesmas ditetapkan oleh Kepala Puskesmas dengan kualifikasi Minimal D III Keperawatan, telah mengikuti pelatihan keperawatan kesehatan komunitas dan memiliki pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas.
Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas
Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas adalah semua tenaga fungsional perawat di puskesmas. Perawat pelaksana perkesmas memberikan pelayanan/ asuhan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun kelompok. Penilaian kinerja perawat pelaksana menggunakan instrumen penilaian jabatan fungsional bagi perawat di puskesmas.
Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin)
Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin) merupakan pelaksana sekaligus membantu perawat koordinator perkesmas dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok, masyarakat di satu atau lebih desa/ daerah binaan yang menjadi tanggung jawabnya.
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Pelayanan Perkesmas Kesehatan UPT Puskesmas Poned Balowerti
No.
Jenis pelayanan
Waktu
Keterangan
1.
Perkesmas dalam gedung puskesmas
07.30 – 12.30 WIB
Jadwal pelayanan khusus hari Jumat sampai jam 10.30 WIB dan hari Sabtu sampai jam 11.00 WIB
2.
Perkesmas luar gedung puskesmas
Sesuai jadwal pertemuan rutin lintas sektor /sesuai jadwal yang dibuat untuk pertemuan yang tidak rutin
08.00 – 13.30 WIB ataupun diluar jam kerja sesuai kesepakatan
BAB III
STANDAR FASILITAS
DENAH RUANG
LAYOUT RUANG PERKESMAS, KONSULTASI GIZI DAN KONSELING SANITASI DI UPT PUSKESMAS PONED BALOWERTI ( UKURAN RUANGAN 3 M X 3 M )
KETERANGAN RUANGAN :
1. Kursi Pasien/Klien
2. Meja Petugas Perkesmas
3. Lemari Food Model & Leaflet
4. Jendela
5. Meja Pet. Kesling
6. Meja Konsultasi
7. Kursi Konsultan
8. Kursi Pasien/Klien
9. Pintu Masuk dan Keluar
B. STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja
b. Kursi
c. Almari alat
d. Wastafel
e. Komputer
f. Printer
2. PERALATAN
SPESIFIKASI PAKET PHN KIT
UNTUK KEGIATAN PERKESMAS
NO
NAMA BARANG
SPESIFIKASI BARANG
JUMLAH
1
Tas PHN Kit
Bahan Tas : Nylon tahan air (Waterproof). Warna Tas : Biru Donker dengan List Kuning. Model Tas : Jenis Ransel dengan tulisan di muka tertera "PHN Kit"
1 buah
ALAT KESEHATAN
A. PEMERIKSAAN TTV
2
Stetoskop
Stainless Steel (Dual Head)
1 buah
3
Tensimeter Air Raksa
Model Meja
1 buah
4
Palu Reflek Karet Segitiga
Stainless Steel, Kepala Segitiga terbuat dari karet
1 buah
5
Termometer Digital
LCD Display
1 buah
6
Pen Light
Stainless Steel dengan 2 AAA Batery
1 buah
B. PEMERIKSAAN STATUS GIZI & DARAH
7
Timbangan Badan Digital
Bentuk timbangan dari bahan kaca. Berfungsi untuk anak-anak dan dewasa, menggunakan baterai. LCD Display
1 buah
8
Meteran
Terdapat ukuran cm dan inchi pada sisi tali meteran 1 buah 9 Alat Test Darah Portable Alat untuk memonitor kadar gula darah, asam urat dan kolesterol.
1 buah
C. PERAWATAN LUKA
10
Dressing Forceps 14 cm
Stainless Steel
1 buah
11
Tissue Forceps 14cm 1x2 teeth
Stainless Steel
1 buah
12
Kom (lodine Cup) 6cm
Stainless Steel
1 buah
13
Kom + Tutup 12cm
Stainless Steel
1 buah
14
Bak Instrument Sedang
Stainless Steel
1 buah
15
Gunting verband
Stainless Steel
1 buah
16
Gunting Jaringan
Stainless Steel
1 buah
17
Gunting Iris Lurus
Stainless Steel
1 buah
18
Klem Arteri/ Pean Lurus 14cm
Stainless Steel
1 buah
19
Nierbeken 20cm
Stainless Steel
1 buah
20
Gunting Angkat Jahitan
Stainless Steel
1 buah
D. BAHAN HABIS PAKAI
21
Alkohol Swab
Disposible, Isi 100 buah
1 kotak
22
Refill Stick Gula Darah
Disposible, Isi 25 buah
1 kotak
23
Refill Stick Kolesterol
Disposible, Isi 10 buah
1 kotak
24
Refill Stick Trigliserida
Disposible, Isi 25 buah
1 kotak
25
Tongue spatel
Disposible, Isi 50 buah, terbuat dari kayu
1 kotak
26
Masker Tali Telinga
Disposible, Isi 50 buah, masker hidung dan mulut, non woofen dibuat dari serat kapas 3 lapis
1 kotak
27
Blood Lancets
Disposible, Isi 100 buah
1 kotak
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) meliputi kegiatan di dalam maupun di luar puskesmas baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Kegiatan dalam gedung puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di poli rawat jalan meliputi:
Penemuan kasus baru pada pasien rawat jalan: pneumoni, suspek campak dll.
2. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan.
3. Pemantauan keteraturan berobat.
4. Rujukan kasus/ masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di puskesmas.
5. Melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan wewenang yang diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (pengobatan, penanggulangan kasus gawat darurat, dll)
B. Kegiatan di luar gedung puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/ kelompok/ masyarakat untuk melakukan asuhan keperawatan di keluarga/ kelompok/ masyarakat.
1. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu dalam konteks keluarga). Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Penemuan suspek/ kasus kontak serumah.
b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan kepada individu dan keluarganya.
c. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai rencana.
e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).
f. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan.
g. Dokumentasi keperawatan
2. Asuhan keperawatan keluarga. Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan dilakukan di lakukan di rumah keluarga. Kegiatannya antara lain:
a. Identifikasi keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat.
b. Penemuan dini supek/ kasus kontak serumah.
c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga)..
d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai rencana.
e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).
f. Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
g. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan di rumah.
h. Dokumentasi keperawatan.
3. Asuhan keperawatan kelompok khusus.
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu instansi maupun non instansi. Kegiatannya antara lain:
a. Identifikasi faktor – faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok.
b. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
c. Pelayanan keperawatan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang memerlukan keperawatan.
d. Memotivasi pembentukan, membimbing dan memantau kader – kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
e. Dokumentasi keperawatan.
4. Asuhan keperawatan di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan ke daerah binaan untuk:
a. Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah kesehatan spesifik.
b. Meningkatkan partisipasi melalui kegiatan memotivasi masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan masyarakat.
d. Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau kader – kader kesehatan di masyarakat.
e. Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
f. Dokumentasi keperawatan
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Puskesmas wonogiri II direncanakan dalam renstra, POA. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan pengadaan sendiri oleh Puskesmas.
Untuk pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.
Untuk yang pengadaan Puskesmas, tergantung kebutuhan Puskesmas yang habis logistik yang mana, karena logistik yang datang dari DKK belum bisa mencukupi kebutuhan Puskesmas, sehingga Puskesmas harus mencukupi sendiri disesuaikan dengan keuangan Puskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) perlu diperhatikan keselamatan sasaran kegiatan/program dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang wajib dilaksanakan oleh tenaga pelayanan Perkesmas meliputi:
A. Penerapan Kewaspadaan Isolasi
1. Kewaspadaan Standar
2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
B. Surveilans
C. Pendidikan dan Pelatihan Penerapan Kewaspadaan Isolasi :
1. Kewaspadaan Standar:
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Manajemen limbah dan benda tajam
d. Manajemen lingkungan
e. Penanganan linen
f. Peralatan perawatan pasien
g. Perlindungan kesehatan karyawan
h. Penyuntikan yang aman
i. Etika batuk
2. Kewaspadaan Berdasarkan transmisi
a. Transmisi airborne/udara
b. Transmisi droplet/percikan
c. Transmisi kontak
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan Perkesmas yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam ruang maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas Perkesmas harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja Perkesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
A. Di tempat kerja dan lingkungan kerja
1. Desain tempat kerja yang menunjang K3
a. Ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja.
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
c. Pencahayaan cukup dan nyaman
d. Ventilasi cukup dan sesuai
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah di jangkau jika diperlukan.
2. Sanitasi lingkungan
a. Semua ruangan harus bersih
b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus.
c. Tata ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat.
d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara teratur.
e. Pengelolaan bahan kimia yang benar
1) Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya)
2) Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani kecelakaan.
3) Semua bahan kimia yang ada, harus diberi label/etiket dan tanda limbah cair Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair :
a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank
b) Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
B. Perlindungan Kesehatan Karyawan
1. Imunisasi
Tenaga pelayanan Perkesmas harus diberikan imunisasi atau memperoleh booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus, difteri, poliomyelitis, tifoid, meningococcal, hepatitis A, hepatitis B, rubella, tuberkulosis, measles, batuk rejan, mumps. dan mencatat/mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan.
2. Manajemen pasca pajanan
3. Pencegahan pajanan darah dan bahan infeksius lainnya
a. Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk, tahan air, dan anti bocor
b. Jangan memanipulasi jarum syringe atau benda tajam setelah digunakan
c. Jangan membengkokkan, mematahkan atau melepas jarum setelah digunakan
d. Gunakan tehnik satu tangan atau peralatan lain jika harus menutup kembali jarum setelah digunakan
e. Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari orang lain
4. Pencegahan Kecelakaan kerja Instrumen tajam yang digunakan dalam memberikan pelayanan Perkesmas (misalnya:sonde, jarum dan ampul anestesi yang telah digunakan) memiliki potensi mengakibatkan luka dan menyebarkan penyakit menular:
a. Penanganan minimal jarum, syringe dan instrumen tajam lainnya setelah penggunaan
b. Tangani instrumen tajam dengan hati-hati
c. Buang instrumen/alat tajam dalam wadah yang tidak dapat robek segera setelah digunakan. Apabila wadah tersebut penuh, keluarkan isinya dan bakar atau diisi dengan semen selanjutnya dikubur
d. Selalu gunakan utility gloves ketika mencuci instrumen yang tajam
e. Apabila instrumen tajam harus diberikan dari aisten ke operator selama perawatan maka instrumen tersebut tidak boleh dipegang secara bersamaan oleh keduanya. Asisten meletakkan instrumen tajam dalam baskom atau baki yang telah didisinfeksi, beritahukan pada operator bahwa instrumen tersebut telah siap untuk digunakan
f. Gunakan "tehnik satu-tangan" apabila perlu menutup kembali jarum suntik. Letakkan tutup jarum suntik di atas permukaan datar. Dengan satu tangan memegang syringe dan jarum dimasukkan ke tutupnya. Apabila tutup jarum suntik telah menutup jarum, tekan tutup jarum suntik pada permukaan datar jangan menggunakan tangan yang lainnya untuk mengencangkan tutup.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada unit pelayanan Perkesmas UPT Puskesmas Wonogiri II diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan promosi kesehatan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,
Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan,
Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan peningkatan mutu. Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu pada upaya peningkatan mutu.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Penyelenggaraan pelayanan kesehatan KIA/KB Puskesmas Poned Balowerti ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan pelayanan serta mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Hal-hal tesebut diatas semaksimal mungkin akan dilaksanakan yang pada akhirnya tujuan kepuasan pelanggan akan tercapai.
Gambar 1. Cara mencuci tangan yang benar
Gambar 2. Cara mencuci tangan dengan menggunakan handrub/cairan berbasis alkohol
Gambar 3. Alat Pelindung Diri (APD)
Gambar 4. Wadah pembuangan instrumen tajam disposible
Gambar 5.
Menutup jarum suntik dengan teknik satu tangan
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia, Penetapan Standar Asuhan Keperawatan; Individu, Keluarga dan Kelompok/ Komunitas di Idonesia dengan Pendekatan NANDA/ ICNP, NIC, NOC, 2014
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/ MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Nurarif, A.H, Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC – NOC, Edisi Revisi, 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014,Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat