BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini dan berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin banyaknya pelayanan
kesehatan
yang
tersedia
bagi
masyarakat,
diperlukan
suatu
peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat baersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, Ruang Perinatologi merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif dengan memberdayakan memberdayakan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan, obat-obatan yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi : Perawatan BBLR , ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah, bayi yang lahir dengan infeksi intra uterin, bayi yang lahir dengan tindakan vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea dan bayi dengan kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit. Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut di atas, maka disusunlah pedoman pelayanan Ruang Perinatologi. Pedoman ini adalah pedoman
minimal
dan
dapat
dikembangkan
kapanpun
seiring
dengan
kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umun Umun Tujuan meningkatkan meningkatkan mutu mutu pelayanan di Ruang Perinatologi Perinatologi 2. Tujuan khusus khusus a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang Perinatologi f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi
C. Ruang Lingkup Pelayanan
RSUD KABUPATEN CIAMIS
1
Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan pada bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari.
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis didasarkan pada 3 (tiga) Level, yaitu : 1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I Yaitu Perawatan Neonatus sehat: Pelayanan
Neonatus
Dasar
dan
bayi
beresiko
rendah
yang
memerlukan Asuhan Keperawatan Dasar minimal, dimana perawatan bayi utamanya dilakukan oleh ibu. Kriteria bayi baru lahir normal sehat:
Persalinan normal/tindakan tanpa komplikasi
Nilai Apgar 5 menit > 7
Berat lahir 2500 gram – gram – 4000 4000 gram
Usia kehamilan 37 minggu – minggu – 41 41 minggu
Tanpa kelainan kelainan congenital congenital
Tanpa resiko resiko penyakit
Rawat gabung/rawat bersama ibunya sampai pulang. 2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II Yaitu perawatan neonates khusus/perawatan bayi sakit sedang dan diharapkan pulih secara cepat yang memerlukan observasi dan pengobatan yang memiliki asuhan keperawatan normal. Kriteria:
BBLR < 1000 gram tanpa komplikasi
BBL > 4000 gram/makrosomia gram/makrosomia
Gangguan napas ringan sedang
Infeksi lokal/infeksi ringan sedang
Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat
Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive
Rawat di ruang Perinatologi 3. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III Yaitu perawatan intensive neonates yang memerlukan pengawasan yang terus menerus dari Perawat, Dokter dan dukungan fasilitas berteknologi tinggi. RSUD KABUPATEN CIAMIS
2
Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan pada bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari.
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis didasarkan pada 3 (tiga) Level, yaitu : 1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I Yaitu Perawatan Neonatus sehat: Pelayanan
Neonatus
Dasar
dan
bayi
beresiko
rendah
yang
memerlukan Asuhan Keperawatan Dasar minimal, dimana perawatan bayi utamanya dilakukan oleh ibu. Kriteria bayi baru lahir normal sehat:
Persalinan normal/tindakan tanpa komplikasi
Nilai Apgar 5 menit > 7
Berat lahir 2500 gram – gram – 4000 4000 gram
Usia kehamilan 37 minggu – minggu – 41 41 minggu
Tanpa kelainan kelainan congenital congenital
Tanpa resiko resiko penyakit
Rawat gabung/rawat bersama ibunya sampai pulang. 2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II Yaitu perawatan neonates khusus/perawatan bayi sakit sedang dan diharapkan pulih secara cepat yang memerlukan observasi dan pengobatan yang memiliki asuhan keperawatan normal. Kriteria:
BBLR < 1000 gram tanpa komplikasi
BBL > 4000 gram/makrosomia gram/makrosomia
Gangguan napas ringan sedang
Infeksi lokal/infeksi ringan sedang
Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat
Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive
Rawat di ruang Perinatologi 3. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III Yaitu perawatan intensive neonates yang memerlukan pengawasan yang terus menerus dari Perawat, Dokter dan dukungan fasilitas berteknologi tinggi. RSUD KABUPATEN CIAMIS
2
Kriteria:
Berat badan lahir amat sangat rendah (< 1000 gram)
Nilai apgar 5/10 menit < 3
Gangguan napas berat
Infeksi berat
Meningitis
Kejang neonatus
Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat
Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan ventilasi mekanik
Di rujuk ke RS yang lebih tinggi
E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi Rawat Inap adalah : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3. Peraturan
Pemerintah
Nomor
65
Tahun
2005
tentang
Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang Rumah Sakit; 5. Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
436/93
tentang
berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis; 6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Kemenkes RI Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya; 7. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi RSUD Kab. Ciamis; 8. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 62 Tahun 2012:tentang rincian tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja RSUD Kab. Ciamis; 9. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 40 tahun 2011 tentang pola tata kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Kabupaten Ciamis sebagai Badan Layanan Umum Daerah; 10. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan mengeluarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit Nomor tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
RSUD KABUPATEN CIAMIS
3
11. Surat Keputusan Direktur Nomor 445/271-RSUD KAB. CIAMIS tanggal 30 April 2013 tentang Kebijakan Pelayanan dan Tata Kelola Rumah Sakit di RSUD Kab. Ciamis.
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi sumber daya manusia di Ruang Perinatologi adalah : 1. SMF Anak Kompetensi Minimal Yang Yang Harus Dimiliki Dokter Neonatus: a. Pelatihan pelayanan dasar neonatus untuk spesialis neonatus b. Pelatihan pelayanan Lanjut Neonatus untuk spesialis neonatus c. Pelatihan pelayanan Dasar Neonatus untuk Residen d. Pelatihan pelayanan Lanjut Neonatus untuk Residen e. On the job training untuk spesialis neonates f. On the job training untuk residen 2. Kepala Ruangan a. Pendidikan D III Keperawatan dengan masa kerja minimal
5
tahun b. Pendidikan S1 Keperawatan dengan masa kerja minimal
2
tahun c. Memiliki
sertifikat
pelatihan
Manajemen
Bangsal
dan
Pelatihan
menegakkan
diagnose
perinatolgi d. Memiliki
kompetensi
yang
baik
dalam
keperawatan, maupun mengambil keputusan klinis dan terampil dalam melakukan tindakan Keperawatan e. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 5 tahun 3. Ketua Tim a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
RSUD KABUPATEN CIAMIS
4
b. Memiliki
kompetensi
yang
baik
dalam
menegakkan
diagnose
keperawatan mampu mengambil keputusan klinis dan terampil dalam melakukan tindakan Keperawatan c. Sertifikat minimal Kegawatdaruratan Neonatus, Teknik Resusitasi Neonatus dan Manajemen Laktasi
d. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 2 tahun 4. Clinical Instruktur/CI a. Pendidikan minimal D III Keperawatan b. Memiliki
kompetensi
yang
baik
dalam
melakukan
tindakan
Keperawatan c. Sertifikat minimal Kegawatdaruratan Neonatus, Teknik Resusitasi Neonatus dan Manajemen Laktasi d. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 3 tahun e. Memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instruktur/CI 5. Pelaksana a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan dengan masa kerja minimal 2 tahun b. Sertifikat minimal Kegawatdaruratan Neonatus, Teknik Resusitasi Neonatus dan Manajemen Laktasi c. Bersedia bekerja dengan sistem shift d. Dapat melakukan bantuan hidup dasar B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan di Ruang Perinatologi adalah : 1. Dokter Spesialis Anak 2. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan dalam satu satu shift 3. Satu perawat untuk 2-3 tempat tidur/pasien dalam satu shift
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga di Ruang Perinatologi adalah sebagai berikut : 1. Tenaga medis : a. Dokter Spesialis Anak berjaga secara on call b. Dokter Umum berjaga secara on site, dalam 24 jam terbagi menjadi 3 waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan Malam. Dokter Umum merangkap sebagai dokter IGD dan dokter jaga ruangan. 2. Tenaga Perawat/Bidan RSUD KABUPATEN CIAMIS
5
a. Terdiri dari Bidan dan Perawat di ruangan yang berjaga secara on site, dalam 24 jam terbagi menjadi 3 waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan Malam. b. Pembagian waktu jam dinas yaitu 1) Dinas Pagi dari jam 07.00 - 14.00 2) Dinas Sore dari jam 14.00 - 20.00 3) Dinas Malam dari jam 20.00 - 07.00 c. Pengaturan jadwal dinas Perawat atau Bidan di ruangan dilakukan oleh Kepala Ruangan d. Apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau ada anggota keluarga yang meninggal, serta musibah maka penjadwalan dinas diatur kembali oleh Kepala ruangan, dan tidak ada penggantian dinas.
RSUD KABUPATEN CIAMIS
6
BAB III STANDAR FASILITAS Laundry
A. Alur Kegiatan Kamar Mayat
Dokter
Perawat
Ruang Ganti (Loker)
Ruang Dokter
Meninggal
Ruang Linen Bersih
Gudang Bersih
Ruang Perawat
Ruang Konsultasi
Pos Perawat
Ruang Linen Kotor
Dunia
Ruang Rawat Inap
Spoolhoek & Gudang Kotor
Pasien
pulang sehat
Ruang Tunggu Pengantar
Instalasi Gawat Darurat
Ruang Administrasi & Pendaftaran INSTALASI RAWAT INAP Instalasi Bedah
Instalasi Rawat Jalan Pasien+Pengantar
Pasien+Pengantar
Pasien + pengantar
RSUD KABUPATEN CIAMIS
Instalasi ICU Pasien+Pengantar
Pasien+Pengantar
Pasien + pengantar
Pasien + pengantar
Pasien + pengantar
7
1. Alur Dokter, Perawat, Staf a. Akan bertugas 1) Dokter masuk ke ruang dokter untuk ganti pakaian 2) Perawat, masuk ke ruang perawat untuk ganti pakaian 3) Staf, masuk ke ruang staf untuk ganti pakaian b. Setelah selesai tugas Dokter, Perawat, staf ke luar melalui alur yang sama 2. Alur Pasien a. Pasien masuk Ruang Perinatologi 1) Pasien masuk Ruang Perinatologi dari IGD/Rawat jalan/Ruang operasi/ Kamar bersalin/ Ruang Nifas, melalui administrasi. 2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis 3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station) 4) Pasien diganti dengan alat tenun Rumah Sakit 5) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di Ruang Perinatologi b. Pasien meninggalkan Ruang Perinatologi 1) Pasien rawat gabung dengan ibunya di Ruang Nifas 2) Pasien pulang ke rumah setelah sehat 3) Pasien dibawa pulang oleh keluarganya tanpa persetujuan dari dokter / Pulang Paksa 4) Pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap fasilitasnya, atau 5) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah
B. Standar Fasilitas Gedung
No 1
2
Nama Ruangan Ruang Perawatan Perinatologi
Fungsi
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam Ruang Stasi Ruang untuk Perawat melakukan (Nurse Station) perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan postconfrence,
RSUD KABUPATEN CIAMIS
Besar Ruangan/Luas Ukuran ruangan minimal 14 m x 14 m
Kebutuhan Fasilitas Inkubator, bok bayi, Infant radiant warmer, meja tindakan, CPAP, Neo Puff, Bed side monitor, Suction, Resusitasi kit
3-5 m2/perawat (Ket:perhitungan 1 stasi perawat untuk melayani maksimum 25 tempat tidur)
Meja, Kursi, lemari arsip, lemari obat, telepon/intercom alat minitoring untuk pemantauan terus menerus fungsi-fungsi 8
3
Ruang Konsultasi
pengatur jadwal), dokumentasi sampai dngan evaluasi pasien Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan keluarganya Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan invasive ringan maupun non-invasive
4
Ruang Tindakan
5
R.Administrasi Ruang untuk /Kantor menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di Ruang Rawat Inap, yaitu berupa registrasi & pendataan pasien, pendatanganan surat pernyataan keluarga pasien apabila diperlukan tindakan operasi R. Dokter Ruang kerja dan Jaga kamar jaga dokter
6
7
Ruang Pendidikan/ Diskusi
8
Ruang Perawat
9
Ruang kepala instalasi rawat inap
RSUD KABUPATEN CIAMIS
vital pasien
Sesuai kebutuhan
Meja, Kursi, lemari arsip, telepon/intercom, peralatan kantor lainnya
12-20 m2
Lemari alat periksa & obat, tempat tidur periksa, tangga roolstool, wastafel, lampu periksa, tiang infus dan kelengkapan lainnya 3-5 m2/petugas Meja, Kursi, (min.9 m2) lemari arsip, telepon/intercom, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya
Sesuai kebutuhan
Ruang tempat melaksanakan kegiatan pendidikan/diskusi Ruang istirahat perawat
Sesuai kebutuhan
Ruang tempat kepala ruangan melakukan manajemen asuhan dan pelayanan keperawan diantaranya pembuatan programam kerja dan pembinaan
Sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan
Tempat tidur, sofa, lemari, meja/kursi, wastafel. Meja, kursi, perangkat audio visual, dll Sofa, lemari, meja/kursi, wastafel Lemari, meja/kursi, sofa, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya
9
10 Ruang Loker
11
Ruang Linen Bersih
12
Ruang Linen Kotor
13 Gudang Kotor (Spoolhoek/ Dirty Utility)
14
15
C.
KM/WC (pasien, petugas, pengunjung) Dapur Kecil (Pantry)
Ruang ganti pakaian bagi petugas instalasi rawat inap Tempat penyimpanan bahan-bahan linen steril/bersih Ruangan untuk menyimpan bahanbahan linen kotor yang telah digunakan di r. Perawatan sebelum dibawa ke r. Cuci (Laundry) Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak/kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal) KM/WC
Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi petugas di Ruang Rawat Inap RS
Sesuai kebutuhan
Loker, dilengkapi toilet (KM/WC)
Min. 4 m2
Lemari
Min. 4 m2
Bak penempungan linen kotor
4-6 m2
Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket: tinggi bibir kloset + 80-100n dari permukaan lantai
@ KM/WC Kloset, wastafel, Pria/wanita luas bak air 2 m² - 3 m² Sesuai Kaebutuhan
Kursi + meja untuk makan, sink, dan perlengkapan dapur lainnya
Sarana Dan Prasarana
Unsur Yang Harus Ada: 1. Akses langsung bagi pasien agar cepat dan mudah menuju ruang neonates. 2. Lokasi kamar bersalin berdekatan dengan ruang operasi 3. Lokasi ruang perinatal berdekatan dengan kamar bersalin dan ruang ibu nifas. 4. Tersedia ruang penunggu pasien 5. Tata ruang perinatal: a. Tersedia area bayi baru lahir normal b. Tersedia ruang tindakan/IGD kedaruratan c. Tersedia ruang isolasi d. Tersedia ruang khusus keperawatan neonates RSUD KABUPATEN CIAMIS
10
e. Tersedia ruang intensive keperawatan neonates f. Tersedia ruang menyusui g. Tersedia ruang persiapan pembuatan susu
formula/ASI dan
sterilisator h. Tersdia ruang penyimpanan alat i. Tersedia ruang pemeliharaan/mencuci alat 6. Struktur Fisik 1. Spesifikasi Ruang: a) Setiap ruang tidak boleh kurang dari 15-20 meter b) Lantai harus porselen atau plastic c) Dinding harus di cat dengan bahan yang bias dicuci atau dilapis keramik 2. Kebersihan Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah Rumah Sakit 3. Pencahayaan a) Ruangan harus terang dengan cahaya alam atau listrik b) Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak bisa masuk c) Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker listrik tidak membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh d) Tersedia lampu darurat e) Harus ada tersedia ada cukup lampu untuk setiap neonatus 4. Ventilasi a) Ventilasi, termasuk jendela harus cukup b) Suhu ruangan harus di jaga 24 – 26 derajat c) Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri) 5. Wastafel a) Wastafel
harus
dilengkapi
dengan
dispenser
sabun,
atau
desinfektan yang dikendalikan dedngan siku atau kaki b) Kran dan dispenser harus di pasang pada ketinggian yang sesuai dari lantai dan dinding c) Tidak boleh ada saluran air yang terbuka d) Sikat dan handuk steril harus digantung di meja steinles di sebelah wastafel e) Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang di pasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat yang terbuka. RSUD KABUPATEN CIAMIS
11
f) Harus ada anduk untuk mengeringkan tangan, berupa kain bersih, kering atau tissue. 6. Mebel dan Perlengkapan a) Semua mebel harus ada dalam jumlah minimal yang tertulis dengan kondisinya. b) Mebel harus bersih bebas debu, kotoran, bercak, cairan dan lain – lain. c) Plastik/ kain harus utuh tidak ada lubang atau robekan. d) Permukaan metal harus bebas karat atau bercak. e) Mebel harus kokoh tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil. f)
Permukaan yang dicat harus utuh bebas dari goresan besar.
g) Roda mebel harus lengkap dan berfungsi baik 7. Bahan – bahan Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit 8. Obat – obatan Semua obat – obatan harus tersedia dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan unit
D.
Persyaratan Khusus
1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan. 2. Kecepatan
bergerak
merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linen/lurus (memanjang). 3. Konsep
Rawat
Inap
yang
disarankan
“Rawat
Inap
Terpadu
(Integramated Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang. 4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus ada tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut 5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap. 6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan. 7. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
RSUD KABUPATEN CIAMIS
12
8. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi 9. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai, mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar. 10. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar memudahkan
pembersih
dan
tidak
menjadi
tempat
sarang
debu/kotoran 11. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran lain 12. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti: a. Pasien yang menderita penyakit menular b. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor, genggramein, diabetes, dsb) c. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan) 13. Nurse Station perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat
dapat
mengawasi
pasiennya
secara
efektif,
maksimum
melayani 25 tempat tidur.
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Admisi Pasien Rawat Inap
Pasien yang masuk rawat inap sebelum
masuk ruangan oleh tenaga
keperawatan harus dilakukan serah terima pasien meliputi: 1. Identitas pasien Identitas pasien merupakan hal yang sangat penting ditanyakan kepada petugas yang mengoperkan dan mengklarifikasi kebenarannya kepada RSUD KABUPATEN CIAMIS
13
pasien dan keluarga pasien itu sendiri, dengan tujuan memperoleh data awal dan sudah terjalin komunikasi antara petugas dan pasien. 2. General consent General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan keluarga
pasien
sebagai
penanggungjawan
serta
bersedia
dengan
peraturan serta pelayanan yang akan diberikan. General consernt perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau keluarga pasien atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien 3. Kelanjutan therapy Kelanjutan therapy yang yang harus kita perhatikan adalah terapy yang sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada saat operan dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat masuk ruangan rawat inap. 4. Edukasi yang sudah dilakukan Tindakan edukasi dapat dilihat dalam status pasien atas edukasi yang sudah dilakukan oleh petugas sebelumnya dan dapat diklarifikasi kembali kepada petugas yang mengoperkannya. Dengan tujuanm agar petugas dapat merencanakan kegiatan edukasi yang sifatnya pasien atau keluarga memahaminya
5. Analisa keselamatan pasien Sebelum
pasien
masuk
ruangan
petugas
diharuskan
memeriksa
gambaran umum pasien, dimulai dari fisik apakah ada kelemahan, dari struktur anatomi sehingga resiko pasien jatuh, dapat terhindarkan 6. Orentasi Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal kondisi ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang harus dihindari, dst
B. Asesmen Pasien Ulang
Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan asesmen ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan diagnose RSUD KABUPATEN CIAMIS
14
awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya. Adapun persiapan dari petugas terdiri dari: 1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop, penlight, replek hammer, tensi meter, pengukur suhu tubuh, dan peralatan khusus bila pasien dinyatakan berindikasi diagnosis tertentu misal kekurangan cairan dan elektrolit maka perlu penambahan pemeriksaan dengan membawa timbang badan 2. Status pasien / rekam medis terutama format asesmen berisi : a. Identitas pasien b. Nomer rekam medis c. Riwayat penyakit d. Pemeriksaan fisik e. Psikologis f. Sosial g. Ekonomi 3. Langkah – langkah yang harus dilakukan a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga b. Lakukan komunikasi dengan dua arah, usahakan posisi petugas sejajar dengan pasien c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setiap penyampaian diawali dengan nama pasien tersebut d. Lakukan dalam asesmen pasien dengan senyaman mungkin e. Bila kasusnya pasien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri usahaka komunikasi dengan penuh empati f. Setiap pelaksanaan asismen pada pasien statu pasien dibawa dan langsung diisikan di depan pasien g. Semua data hasil asismen simpan dalam status pasien
C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif 2. Lakukan
pemeriksaan
penunjang
diagnosis
dengan
merujuk
ke
laboratorium dan radiologi 3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan diagnose awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani) 4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat panduan pelayanan yang terintergramasi) 5. Untuk tenaga perawat dapat ditegagkan diagnose asuhan dengan melihat respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien tersebut) RSUD KABUPATEN CIAMIS
15
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan 7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker 8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif maupun
obyektif
maka
lakukan
analisa
sehingga
lakukan
dengan
diagnose
dapat
ditegagkan
D. Perencanaan
Dalam
melakukan
perencanaan
pola:
spesifik,
mesureable, actual, realita dan time ( SMART) 1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu
catatan perkembangan
yang terintergramasi d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning) e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor perkembangan pasien tersebut 2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit terbanyak b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan melihat respon pasien c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada
rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk 3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang terintergramasi b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi dokter dan hasil asesmen 4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan perkembangan yang terintergramasi
RSUD KABUPATEN CIAMIS
16
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang diajukan dokter dan hasil visite
E. Implementasi
1. Medis Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat inap adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga perawat atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam tindakan tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan kepada tenaga perawat. Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter; a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan cairan b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus 2. Keperawatan Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang: a. Oksigenisasi 1) Pemasangan kanul oksigen 2) Pemasangan masker oksigen 3) Tindakan saction b. Cairan dan elektrolit 1) Pemasangan infuse 2) Pemasangan tranfusi darah c. Nutrisi 1) Pemasangan NGT 2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi 1) Pemasangan Kateter 2) Huknah Tindakan mandiri dalam keperawatan a. Oksigenisasi 1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten RSUD KABUPATEN CIAMIS
17
2) Membantu batuk efektif b. Cairan dan elektrolit 1) Mengobservasi intake dan output 2) Membantu member minum c. Nutrisi 1) Membantu memberikan makan lewat mulu 2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT d. Eliminasi 1) Membantu BAK di tempat tidur 2) Membantu BAB ditempat Tidur 3) Membantu mobilisi fisik ke toilet e. Personal Hygine 1) Membantu memandikan di tempat tidur 2) Menseka 3) Membantu cuci rambut 4) Membantu Potong kuku 5) Membantu Oral higine f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka) g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi) h. Gangguan rasa nyaman:nyeri 1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya 2) Mengkaji tingkat rank nyeri 3. Gizi Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah a. Memberikan nutrisi b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis c. Memberikan konsultasi diit 4. Farmasi Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif b. Memberikan konsultasi penggunaan obat c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)
RSUD KABUPATEN CIAMIS
18
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop atau dilanjutkan 2. Keperawatan a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan
atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif) b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi 3. Gizi a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit keatas b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O” (obyektif) 4. Farmasi a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah pemberian obat atau edukasi b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom “O” (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang b. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang 2. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah yang berhubungan dengan asuhan: a. Pemberian obat b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh c. Hidup sehat d. Mobilisasi fisik dan e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus 3. Pasien Meninggal a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan perawatan (lihat panduan asuhan pasien terminal) 1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien 2) Buka baju pasien 3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri 4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas RSUD KABUPATEN CIAMIS
19
5) Tutup dengan laken 6) Tunggu 2 jam 7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah b. Pasien dirujuk Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan 1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi ) 2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta formulir kondisi ambulan saat ini 3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai dengan kondisi pasien (lihat pada panduan transfer pasien)
H. Alur Sirkulasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap
Pasien Sakit Masuk
Pendaftaran Administrasi
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Laboratorium
Instali Radiologi Instalasi Gawat Darurat Instalasi Bedah
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Perawatan Intensif
Pulang Sehat Keluar Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD KABUPATEN CIAMIS
20
BAB V LOGISTIK
Kebutuhan barang-barang logistik di Instalasi Rawat Inap terdiri dari barangtetap dan barang habis pakai. Barang tetap terdiri dari peralatan medis, peralatan keperawatan, alat tenun dan peralatan rumah tangga. Sedangkan barang habis pakai terdiri dari : Obat-obatan dan bahan habis pakai alkes (BHP), alat kebersihan, Cetakan dan Alat Tulis Kantor (ATK). Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan melalui 3 proses, yaitu : 1. Perencanaan Kepala Ruangan mendata kebutuhan barang (BHP, alat kebersihan, cetakan dan ATK) dalam 1 tahun dan membuat rencana kebutuhan berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10% 2. Permintaan Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal ke bagian farmasi untuk BHP, dan ke bagian penyimpan barang untuk alat kebersihan, cetakan dan ATK 3. Penyimpanan Penyimpanan barang dilakukan di tiap ruangan selama 1 bulan
A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan a. Ruang Rawat Inap Perinatologi 1) Inkubator 2) Baby scale manual 3) Baby scale electric 4) Neonatal transport incubator 5) Radian warmer 6) Infusion pump 7) Syringe pump 8) Suction 9) Standar infuse 10) Laringoskop milier 11) Bag mask neonatus 12) Manometer RSUD KABUPATEN CIAMIS
21
13) Termometer digital 14) Phototerapi 15) Bed side monitor neonate 16) Humidifier 17) EKG neonate 18) Pulse oximetri 19) Lampu sorot 20) Kom betadin kecil 21) Tromol besar 22) Tromol kecil 23) Neerbeken 24) Klem 25) Pinset 26) Gunting tali pusat 27) Bak stainless kecil 28) Bak stainless sedang 29) Bak stainless besar 30) CPAP 31) Kit partus/resusitasi 32) Stetoskop bayi 33) Stetoskop dewasa 34) Lemari obat kaca 35) Meja perasat/tindakan 36) Tutup Fototerapi 2. Alat Tenun a. Selimut bayi b. Sprey inpanwarmer c. Sprey bayi d. Sarung bantal bayi e. Sarung guling f. Baju pasien g. Topi bayi h. Kaos kaki bayi i. Popok bayi j. Baju bayi k. Barak short l. Sarung O2 m. Gordin RSUD KABUPATEN CIAMIS
22
3. Peralatan Rumah Tangga a. Lemari obat emergency b. Senter c. Meja pasien d. Waskom mandi e. Lampu sorot f. Lampu senter/lampu emergency g. Nampan h. Tempat sampah besar i. Jam dinding
B. Barang Habis Pakai
1. Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP) a. Tiap ruangan dalam Instalasi Rawat Inap memiliki persediaan obat dan bahan habis pakai yang berasal dari bagian farmasi untuk keadaan kegawat daruratan sesuai dengan standar therapy b. Pemakaian obat pasien dilakukan dengan cara meresepkan obat sesuai kebutuhan dan disimpan dalam loker obat pasien selama pasien dirawat di ruangan rawat inap. 2. Alat kebersihan Regulasi sesuai dengan kebutuhan di ruangan 3. Cetakan Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan 4. Alat tulis kantor Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan
RSUD KABUPATEN CIAMIS
23
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
A. Admisi Pasien Rawat Inap
Pasien yang masuk rawat inap untuk menjaga keselamatan pasien tindakan yang harus dilakukan meliputi : 1. Identitas pasien Identitas pasien merupakan hal yang sangat penting ditanyakan kepada petugas yang mengoperkan dan mengklarifikasi kebenarannya agar terhindar dari kesalahan identitas pasien yang dapat merugikan dalam pemberian terapi. 2. General consent General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda
tangan
keluarga
pasien
sebagai
penanggungjawab
serta
bersedia dengan peraturan serta pelayanan yang akan diberikan. General consent perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau keluarga pasien atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien 3. Kelanjutan therapy Kelanjutan therapy yang
yang harus kita perhatikan adalah terapy
yang sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada saat
operan dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien
saat masuk ruangan rawat inap. 4. Analisa keselamatan pasien Sebelum pasien masuk ruangan petugas diharuskan memeriksa gambaran umum pasien, dimulai dari fisik apakah ada kelemahan, dari struktur anatomi
sehingga resiko pasien jatuh,
dapat
terhindarkan
5. Orientasi RSUD KABUPATEN CIAMIS
24
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal kondisi ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. Staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-tempat pasien
yang mesti diketahui
dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang harus dihindari, dst
B. Assesmen Pasien Ulang
Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan asesmen ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan diagnose awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya. Adapun persiapan dari petugas terdiri dari: 1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop, penlight, reflek hammer, tensi meter, pengukur suhu tubuh, dan peralatan khusus bila pasien dinyatakan berindikasi diagnosis tertentu misal kekurangan cairan dan elektrolit maka perlu penambahan pemeriksaan dengan membawa timbang badan 2. Status pasien / rekam medis terutama format assesmen berisi : a. Identitas pasien b. Nomer rekam medis c. Riwayat penyakit d. Pemeriksaan fisik e. Psikologis f. Social g. Ekonomi 3. Langkah – langkah yang harus dilakukan a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga b. Lakukan komunikasi dengan dua arah, usahakan posisi petugas sejajar dengan pasien c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setiap penyampaian diawali dengan nama pasien tersebut d. Lakukan dalam asesmen pasien dengan senyaman mungkin e. Bila kasusnya pasien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri usahaka komunikasi dengan penuh empati f. Setiap pelaksanaan asismen pada pasien statu pasien dibawa dan langsung diisikan di depan pasien g. Semua data hasil asismen simpan dalam status pasien RSUD KABUPATEN CIAMIS
25
C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif 2. Lakukan
pemeriksaan
penunjang
diagnosis
dengan
merujuk
ke
laboratorium dan radiologi 3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan diagnose awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani) 4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat panduan pelayanan yang terintergramasi) 5. Untuk tenaga perawat dapat ditegagkan diagnose asuhan dengan melihat respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien tersebut) 6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan 7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan visite apoteker 8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif maupun
obyektif
maka
lakukan
analisa
sehingga
lakukan
dengan
diagnose
dapat
ditegagkan
D. Perencanaan
Dalam
melakukan
perencanaan
pola:
spesifik,
mesureable, actual, realita dan time ( SMART) 1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu
catatan perkembangan
yang terintergramasi d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning) e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor perkembangan pasien tersebut 2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit terbanyak b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan melihat respon pasien c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada
rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan RSUD KABUPATEN CIAMIS
26
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk 3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang terintergramasi b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi dokter dan hasil asesmen 4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan perkembangan yang terintergramasi b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang diajukan dokter dan hasil visite
E. Implementasi
1. Medis Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat inap adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga perawat atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam tindakan tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan kepada tenaga perawat. Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter; a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan cairan b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus 2. Keperawatan Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang: a. Oksigenisasi 1) Pemasangan kanul oksigen 2) Pemasangan masker oksigen 3) Tindakan saction RSUD KABUPATEN CIAMIS
27
4) Pemasangan CPAP 5) Pemasangan Neo PUFF 6) Resusitasi BBL 7) BHD (Bantuan Hidup Dasar) b. Cairan dan elektrolit 1) Pemasangan infuse 2) Pemasangan tranfusi darah c. Nutrisi 1) Pemasangan NGT d. Eliminasi 1) Pemasangan Kateter 2) Huknah Tindakan mandiri dalam keperawatan a. Oksigenisasi 1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten 2) Membantu batuk efektif b. Cairan dan elektrolit 1) Mengobservasi intake dan output 2) Membantu member minum c. Nutrisi 1) Membantu memberikan makan lewat mulu 2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT d. Eliminasi 1) Membantu BAK di tempat tidur 2) Membantu BAB ditempat Tidur e. Personal Hygine 1) Membantu memandikan di tempat tidur 2) Menseka 3) Membantu cuci rambut 4) Membantu Oral higine f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka) g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi) h. Gangguan rasa nyaman:nyeri 1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya 2) Mengkaji tingkat range nyeri 3. Gizi Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah a. Memberikan nutrisi RSUD KABUPATEN CIAMIS
28
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis c. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif b. Memberikan konsultasi penggunaan obat c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan) b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop atau dilanjutkan 2. Keperawatan a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan
atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif) b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi 3. Gizi a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit keatas b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O” (obyektif) 4. Farmasi a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah pemberian obat atau edukasi b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom “O” (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang b. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang 2. Rencana tindak lanjut
RSUD KABUPATEN CIAMIS
29
Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah yang berhubungan dengan asuhan: a. Pemberian obat b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh c. Hidup sehat d. Mobilisasi fisik dan e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus 3. Pasien Meninggal a. Bila pasien meninggal lakukan pengelolaan jenazah di ruangan perawatan (lihat panduan asuhan pasien terminal) 1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien 2) Buka baju pasien 3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri 4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas 5) Tutup dengan laken 6) Tunggu 2 jam 7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah b. Pasien dirujuk Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan: 1) Persiapan pra rujukan dengan memberikan informasi keadaan dan prognosis pasien dengan melibatkan orang tua dan keluarga dalam mengambil keputusan untuk dirujuk. 2) Menentukan tempat tujuan rujukan. 3) Melengkapi data dasar/syarat-syarat administrasi. 4) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi ). 5) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan petugas yang akan merujuk. 6) Stabilisasi kondisi bayi selama perjalanan. Keselamatan pasien di instalasi rawat inap dibagi ke dalam beberapa aspek diantaranya : 1. Sumber Daya Manusia
a. Pasien rawat inap mendapatkan asuhan dari petugas dimana petugas tersebut memiliki kualifikasi yang sudah ditetapkan b. Ketepatan identifikasi pasien c. Komunikasi yang efektif dengan pasien RSUD KABUPATEN CIAMIS
30
d. Keamanan pemberian cairan konsentrat e. Ketepatan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien f. Pengurangan resiko infeksi dari tindakan medis yang dilakukan g. Untuk rawat inap perinatologi, petugas menggunakan baracshot. 2. Fisik
a. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali b. Tersedianya UPS minimal 2x3 m2 (sesuai kebutuhan) 3. Fasilitas
a. Semua tempat tidur pasien harus mempunyai pagar penghalang b. Khusus untuk pasien gelisah harus dipasang restrain c. Tersedianya APA d. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri e. Dilakukannya kalibrasi berkala untuk peralatan elektronik f. Kursi roda yang aman dipakai (lengkap dengan penyangga kaki) g. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan h. Lantai
kamar
mandi
dari
bahan
yang
kuat,
tidak
licin,
mudah
dibersihkan mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air i. Pintu dapat dibuka dari luar j. Tersedia tandu untuk evakuasi k. Adanya jalur evakuasi
BAB VII KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat
kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan
lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang
berada di rumah
sakit termasuk instalasi farmasi dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses kerja. Dengan demikian jelas bahwa keselamatan kerja RSUD KABUPATEN CIAMIS
31
adalah merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera, cacat/ kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan mesin dan lingkungan secara luas.
B. Tujuan Keselamatan Kerja
1.
Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan
2.
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya paparan dari zat kimia yang membahayakan
3.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis
4.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
5.
Menerapkan ergonomi di tempat kerja
6.
Mengamankan dan memelihara alat-alat perlengkapan farmasi
7.
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
8.
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
9.
Mensesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi kecelakaan kerja di Instalasi rawat inap secara garis besar, diantaranya : 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan a. Terpapar zat kimia cair b. Menghirup obat berbahaya ketika melakukan peracikan c. Terjatuh d. Tersandung benda e. Terbentur alat f. Terkena arus listrik dll 2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya a. Alat-alat keperawatan seperti tertusuk jarum suntik, terbentur, dll b. Lingkungan kerja, seperti ruangan panas, pencahayaan kurang. 3. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya a. Efek terkena zat kimia b. Efek terkena menghirup obat c. Patah tulang d. Keseleo/dislokasi/terkilir e. Kenyerian otot dan kejang RSUD KABUPATEN CIAMIS
32
f. Luka tergores 4. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka a. Kepala, leher, badan, lengan, kaki dan berbagai bagian tubuh lainnya b. Luka umum dsb 5. Pencegahan kecelakaan kerja Pencegahan kecelakaan kerja yang di lakukan instalasi rawat inap. Diantaranya adalah : a. Desain ruangan Ruangan keperawatan untuk kelas 3 dan kelas 2 di desain dengan aturan yang berlaku seperti luas ruangan untuk pasien di desain lebih dari ukuran standar yaitu 3 m (panjang) x 2,5 m (lebar) x 3 m (tinggi); WC dilegkapi keset kering untuk mencegah jatuh terpelesetRuangan gudang linen didesain dengan menggunakan rak penyimpanan linen. Penyimpanan dilakukan untuk linen tebal disimpan ditahapan bawah sehingga tidak berbahaya sewaktu pengambilan, dan linen ringan disimpan di rak atas sehingga pengambilan lebih mudah dengan di fasilitasi menggunakan tangga b. Ruangan Pentry Untuk melakukan pemanas air dan persiapan makanan petugas selalu menggunakan alat pelindung diri berupa, pegangan dan sarungtangan, dengan di awali dan diakhiri cuci tangan c. Ruangan ners station Setiap
melakukan
terindikasi
komunikasi
pasien
dengan
selalu
penyakit
menggunakan menular
dan
masker
bila
membatasi
komunikasi dengan jarak 45cm (menghindari percikal air liur pasien), penyimpanan obat disimpan dirak supaya terhindar dari percikan obat cair yang berbahaya d. Ruangangantipakaian Ruangangantipakaian
di
usahakanselalubersihdansetiappakaianpengganti
di
simpandalamgantunganbajudanuntukpakaiandinasdisimpandiloker e. RuanganDokter Ruangan
di
usahakanselalubersih,
dilengkapidengantempatcucitangandantersedialokeruntukminimalkan terjadinya infeksinosokomial
RSUD KABUPATEN CIAMIS
33
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu programam yang bersifat objektif dan berkelanjutan untuk menilai dan memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan mencapai standar klinis yang bermutu. Penegmbangan mutu Instalasi Rawat Inap meliputi :
A. Pengembangan Mutu Standar Prosedur Operasional
Pengendalian mutu Standar Prosedur Operasional seluruh staf rawat inap dengan mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi Standar Prosedur Operasional yang telah ada dan menambahkan Standar Prosedur Operasional yang belum ada/belum lengkap serta merevisi Standar Prosedur Operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan dilingkungan kerja Seluruh staf rawat inap memberikan masukan demi terciptanya unit pelayanan rawat inap yang lebih baik dari sebelumnya. Standar Prosedur Operasional yang kurang dicatat oleh seluruh staf rawat inap untuk dibahas dalam rapat bulanan.
B. Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia
1. Pelatihan dan seminar staf rawat inap secara berkala baik internal maupun eksternal mengenai pelayanan rawat inap yang sesuai dengan bagiannya masing-masing. 2. Pendidikan formal maupun informal untuk seluruh staf rawat inap 3. Pertemuan staf dilakukan tiap bulan membahas dan melakukan evaluasi terhadap laporan bulanan, pencegahan infeksi dan permasalahan di rawat inap 4. Melakukan study banding dengan instalasi rawat inap Rumah Sakit lain
C. Pengembangan Mutu Fasilitas dan Perawatan
1. Lakukan kalibrasi untuk peralatan elektronik untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang didapat 2. Buat inventarisasi fasilitas dan peralatan yang ada, sehingga dapat diketahui apakah jumlah dan fungsinya masih dapat dipertahankan atau perlu diajukan permintaan baru atau perbaikan yang ada 3. Menjaga kebersihan dan mengendalikan infeksi melalui sterilitas alat dan penyediaan cuci tangan RSUD KABUPATEN CIAMIS
34