BAB II TINJAUAN TEORITIK A.
Konsep Dasar Bronkitis
I.
Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengar tikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik respiratorik dengan batuk merupakan gej ala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain teta pi bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 )
Bronkitis Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis Bronkitis dapat dikata kan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asm a dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994) Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis bronkitis merupakan topik yang m asih diliputi diliputi kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walau pun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama.(Taussig, 1982; Rahayu, 1984) Kesimpangsiuran definisi definisi bronkitis bronkitis pada anak bertambah kar ena kurangnya konsesus mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan karena data hasil penyelidikan penyelidikan tentang h al ini masih sangat kurang. II.
Etiologi Etiologi Bronkitis Akut Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh Rhinovirus Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para -influenza -influenza Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Virus. Bronkitis Akut selalu ter jadi pada anak y ang menderita Morbilli, Pertusis Pertusis dan infeksi Mycoplasma Mycoplasma Pneum onia. Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa bakteri lain m erupakan penyebab primer Bronkitis Bronkitis Akut pada anak. Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang
terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca , polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan t erjadinya bronkitis akut. Sedangkan pada Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang adalah sebagai berikut :
a. Spesifik 1) Asma 2) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis). 3) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur. 4) Penyakit paru yang tel ah ada misalnya bronkietaksis. 5) Sindrom aspirasi. 6) Penekanan pada saluran napas 7) Benda asing 8) Kelainan jantung bawaan 9) Kelainan sillia primer 10) Defisiensi imunologis 11) Kekurangan anfa-1-antitripsin 12) Fibrosis kistik 13) Psikis
b. Non-spesifik 1. Asap rokok 2. Polusi udara 3. Patofisiologi
c. Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran pernapasan - Bronkitis - Mukosa membengka k dan menghasilkan lendir Pilek 3 4 hari - Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih Purulent - Encer - Hilang - Ba tuk - Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga
minggu - Kolaps paru segmental a tau infeksi paru sekunder (pertahanan utama) (Sumber : dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981)
2. Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang m engandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebag ai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadak an pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolisme .
a. Hidung Merupakan saluran udara yang pertama y ang mempunyai dua lubang dipisahkan oleh sekat septum nasi. Di dalamnya terdapat bulu -bulu untuk menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu terdapat juga konka nas alis inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis m edia yang be rfungsi untuk mengahangatkan udara.
b. Faring Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar pernapasan, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di bawah selaput lendir terdap at jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel getah bening.
c. Laring Merupakan saluran udara dan bertindak sebelum sebagai pembentuk suara. Terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawa hnya. Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
d. Trakea Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas aga r tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang b erfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.
e. Bronkus Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis IV dan V. mempunyai struktur serupa dengan trak ea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 12 cincin dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.
f. Paru-paru Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran g as, O2 ma suk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
3. Klasifkasi a. Bronkitis Akut Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan tr akeitis, merupakan penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai.
b. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang Bronkitis Kronik dan a tau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik
lainnya (KONIKA, 1981). Dengan mema kai batasan ini ma ka secara jelas terlihat bahwa Bronkitis Kronik termasuk dalam kelompok BKB tersebut. Dalam keadaan kurangnya da ta penyelidikan mengenai Bronkitis Kronik pada anak maka untuk menegakkan diagnosa Bronkitis Kronik baru dapat ditegakkan setelah menyingkirkan semua penyebab lainnya dari BKB.
6. Tanda dan gejala Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu : - Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah - Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak - Mungkin disertai n asofaringitis atau konjungtivitis - Pada paru didapatkan suara napas yang kasar Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk y ang lama, yaitu : - Batuk siang dan malam teruta ma pada dini hari yang menyebabkan klien murang istirahat - Daya tahan tubuh klien yang menurun - Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik - Kesenangan anak untuk bermain terganggu - Konsentrasi belajar anak menurun
7. Komplikasi a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik b. Pada anak yang sehat jara ng terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis
8. Pemeriksaan Penunjang a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia b. Laboratorium : Leukosit > 17.500.
9. Penatalaksanaan a. Tindakan Perawatan Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lendir - Sering m engubah posisi - Banyak minum - Inhalasi - Nebulizer - Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain
b. Tindakan Medis - Jangan beri obat antihistamin berlebih - Beri antibiotik bila ada k ecurigaan infeksi bakterial - Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari - Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif
10. Pencegahan Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi g angguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah. - Membatasi aktivitas anak - Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada yang tertutup lehernya - Hindari makanan yang merangsang - Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan anak dengan air hangat
- Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan - Menciptakan lingkungan udara y ang bebas polusi
Bronkitis Bronkitis pada anak berbeda dengan bronkitis yang terdapat pada orang dewasa. Pada anak bronkitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran napas lain, namun juga dapat merupakan penyakit tersendiri. Secara harfiah brokitis adalah suatu penyakit yang
Patofisiologi Bronkitis Temuan utama pada bronkitis adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan oedema pada mukosa sel bronkus. Pembentukan mukosa yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Produksi mukus yang terus menerus mengakibatkan melemahnya aktifitas silia dan faktor fagositosis dan melemahkan mekanisme pertahanannya sendiri. Faktor etiologi utama adalah virus dan zat polutan. Pada penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya mungkin terjadi perubahan paru yang menetap yang mengakibatkan episema dan bronkhietaksis. Gejala klinis bronkitis akut : Batuk awalnya kering, setelah 2 sampai 3 hari batuk mulai berdahak dan menimbulkan suara lendir, pada pemeriksaan dada, ditemukan ronkhi basah kasar dan suara napas kasar. Batuk biasanya akan menghilang setelah 2 sampai 3 minggu. Bila setelah 2 minggu masih ada batuk , mungkin telah terjadi kolaps paru segmental atau terjadi infeksi paru sekunder. Pada anak dahak yang kental jarang ditemukan karena sering ditelan. Anak yang usianya sudah besar biasanya mengeluh sakit retrosternal dan pada anak kecil dapat terjadi sesak napas.
Asuhan Keperawatan Bronkitis pada Anak
1. Pengkajian a. Identitas klien Terdiri dari nama,jenis kelamin, umur,agama, pendidikan, alamat b. Identitas keluarga Terdiri dari nama,jenis kelamin, umur,agama, pendidikan, alamat, pekerjaan, hubungan dengan klien c.
Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama Biasanya pada anak penderita bronkitis akut mengeluh batuk yang mula-mula kering lalu setelah 3 hari menjadi batuk berdahak 2. Riwayat kesehatan sekarang Ditandai dengan adanya infeksi saluran pernapasan atas yang disertai dengan batuk kering sampai batuk prduktif dan sesak napas. 3. Riwayat kesehatan dulu Riwayat kesehatan klien dengan infeksi saluran pernapasan sebelumnya 4. Riwayat kesehatank eluarga Riwayat alergi dalam keluarga, ada anggota keluarga lain yang terserang bronkitis
d. Data psikologi Yang perlu mendapat perhatian adalah keadaan sikologi anak dan keluarga terhadap penyakit yang diderita dan dampak hospitalisasi pada anak seperti sulit tidur, rewel, merasa asing dengan lingkingannya yang baru. e. Pola kebiasaan sehari-hari Biasanya anak masih bergantung pada orang tua a tau orang dewasa di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan dasar makan,minum,eliminasi, istirahat dan tidur. Anak biasanya mengalami anoreksia sehingga asupan nutrisi kurang begitu pula dengan minum biasanya kurang. Kebutuhan istirahat dan tidur kurang hal ini
disebabkan oleh lingkungan uang asing dan rasa tidak aman. Pola eliminasi juga terganggu, terkadang anak sampai 2 hari belum bab, dan anak sering bak karena cemas.
f.
Pemeriksaan fisik 1. Sistem pernapasan Ditemukan adanya batuk, keluaran nasal encer atau kental dan purulen tergantung pasa tipe dan thapan infeksi. Bunyi pernapasan seperti ada suara serak dan mengorok. Sakit tenggorokan merupakan keluhan yang paling sering muncul sehingga anak akan menolak makan atau minum peroral. 2. Sistem kardiovaskuler Tachikardi, frekuensi nadi meningkat 3. Sistem gastrointestinal Adanya anoreksia merupakan bukti umum dan awal dari adanya suatu penyakit. Muntah seringkali ditemukan pada anak bersamaan dengan penyakit dan biasanya berlangsung singkat tetapi dapat menetap selama sakit. Nyeri abdomen muncul karena spasme otot saat muntah
2. Data penunjang a. Analisa gas darah Adanya hipoksia dan hiperkapnia b. Foto thorax Tampak adanya konsolidasi di bidang paru, terjadi penurunan kapasitas paru c.
Laboratorium Hematrokrit dan Hb meningkat
3. Diagnosa Keperawatan 1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi Tujuan : klien menunjukan fungsi perpasan kembali normal dan mendapat suplai oksigen yang maksimal Intervensi dan rasional : ~ kaji tanda-tanda vital
Rasional : perubahan tanda vital mengidikasikan adana suatu proses inflamasi ~kaji pola napas klien Rasional : mengetahui pola napas klien efektif atau tidak ~beri posisi yang nyaman misalnya : posisi semi fowler Rasional : memudahkan ekspansi paru ketika insiprasi dan ekspirasi ~periksa posisi anak sesering mungkin Rasional : memastikan posisi anak tidak merosot sehingga menghindari penekanan pada diagfragma ~tingkatkan penjadwalan istirahat dan tidur dengan tepat Rasional : istirahat mempercepat proses penyembuhan ~beri oksigen dengan kanula nasalis atau masker sesuai kebutuhan dan ketentuan Rasional : mengoptimalkan jumlah oksigen yang dibutuhkan paru ~ajarkan pada keluarga tentang tidakan yang mempermudah upaya pernapasan misalnya dengan pemberian posisi yang tepat ~kolaborasi : pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan perbaikan ventilasi misalnya : bronkodilator,ekspektoran sesuai dengan ketentuan Rasional : obat diperlukan untuk mempercepat pemulihan dan menekan gejala klinis 2. Takut atau cemas berhubungan dengan kesulitan bernapas , prosedur dan lingkungan yang tidak dikenal Tujuan : Klien mengalami penurunan rasa takut atau cemas Intervnsi dan rasional : ~jelaskan prosedur dan peralatan yang tidak dikenal pada anak sesuai dengan tahap perkembangannya Rasional : untuk mengurangi derajat keceasan anak saat dilakukan tindakan ~ciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan anak, perawat dan orangtua Rasional : pembinaan rasa saling percaya antara perawat dengan klien dan keluarga adalah modal dasar untuk melakukan setiap tindakan ~berikan objek kedekatan misalnya mainan,keluarga dan barang yang disukai Rasional : agar anak merasa nyaman dan tidak asing ( merasa seperti di umahnya)
~libatkan orang tua dalam memberikan setiap tindakan, jangan melakukan hal apapun yang dapat membuat anak bertambah cemas atau takut
Rasional : partisipasi orang tua dalam setiap tindakan akan memberikan rasa aman pada anak
~beri aktifitas pengalihan yang sesuai dengan kemampuan dan kodisi anak Rasional : pengalihan penting bagi anak untuk mengurangi derajat kecemasan dan hospitalisasi 3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi, peningkatan sekresi,penumpukan sekret Tujuan : Klien dapat mempertahankan jalan napas dan mengeluarkan sekret dengan adekuat Intervensi dan rasional : ~posisikan anak dalam kesejajaran tubuh yang tepat ( semi fowler ) Rasional : memungkinkan ekspansi paru yang lebih baik dan pertukaran gas ~bantu anak dalam mengeluarkan sputum, berikan ekspektoran sesuai ketentuan, lakukan fisioterapi dada Rasional : mengencerkan sekret dan mengeluarkan sekret dengan adekuat ~jelaskan pentingnya pengeluaran sekret pada anak dan keluarga Rasional : meningkatkan pengetahuan dan partisipasi aktif anak dan keluarga dalam proses pengobatan ~bantu anak dalam batuk efektif Rasional : mengeluarkan sekret dengan adekuat ~kolaborasi : beri nebulizer (uap) dengan larutan dan alat sesuai dengan ketentuan