PARASI TOLOGI Dr .Re niSuc i ar t iSur y a
T “ OXOPLASMAGONDHI I ,Sp”
DI SUSUN OLEH: H:
NUR HAYATI 141510759
PROGRAM STUDIKESEHATANMA MASYARAKAT FAKULTASI LMU KESEHA HATAN UNI VERSI TASMU MUHAMA MADI YAH PONTI ANAK KELASSI NTANG 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara beriklim lembab,penyakit parasit masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Salah satu diantaranya adalah infeksi protozoa yang ditularkan melalui tubuh kucing. Infeksi penyakit yang ditularkan oleh kucing ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi,terutama pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang. Di indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan keadaan sanitasi lingkungan dan banyaknya sumber penularan(Sasmita dkk,1!!" #o$oplasmosis,suatu penyakit yang disebabkan oleh to$oplasma gondii,merupakan penyakit parasit pada manusia dan %uga pada he&an yang menghasilkan daging bagi konsumsi manusia('onishi dkk,1!". Infeksi yang disebabkan oleh #.gondii tersebar diseluruh dunia,pada he&an berdarah panas, dan mamalia lainnya termasuk manusia sebagai hospes perantara, kucing dan berbagai %enis felidae lainnya sebagai hospes definitive()*+,1". Infeksi to$oplasma tersebar luas dan sebagian besar berlangsung asimtomatis,meskipun panyakit ini belum digolongkan sebagai penyakit parasite yang diutamakan pemberantasannya oleh pemerintah,tetapi beberapa panelitian yang telah dilakukan di beberapa tempat untuk mengetahui dera%at distribusi dan prevalensinya. Indonesia sbagai egara torpik merupakan tempat yang sesuai untuk perkembangan parasit tersebut. 'eadaan ini ditun%ang oleh beberapa factor seperti sanitasi lingkungan dan banyak sumber penularan terutama kucing dan sebangsanya(elidae" ( dyatma,1!/ 0 evine,1/". 2anusia dapat terkena infeksi parasit ini dengan cara didapat(3uired #o$oplasmosis" maupun diperoleh semen%ak dalam kandungan(4ongonital #o$oplasmosis". Diperkirakan sepertiga penduduk dunia mengalami penyakit ini. 5rotozoa ini hidup dalam sel epitel usus muda hospes definitif, sedangkan ookistanya dikeluarkan bersama tin%anya. 5enularan parasit ini ter%adi dengan tertelannya ookista dan kista %aringan dalam daging mentah atau kurang matang serta transplasental pada &aktu %anin dalam kandungan. Diagnosis infeksi protozoa dilakukan dengan mendapatkan anti bodi Ig2 dan Ig6 anti #. gondii dalam tes serologi()*+,1 0 7aman dan 'eong,1!!".
2
Sebagai parasit #. gondii ditemukan dalam segala macam sel %aringan tubuh kecuali sel darah merah. #etepi pada umumya parasit ini ditemukan dalam sel retikulo endothelia dan system syaraf pusat(8emington dan Desmonts, 1!9".Sehubungan dengan masalah di atas. Dala makalah ini penulis mencoba menguraikan dan menginformasikan mengenai #o$oplasma 6ondii. B. Tujuan dapun tu%uan penyusunan makalah ini yakni untuk men%elaskan dan menginformasikan mengenai #o$oplasma gondii.
BAB II PEMBAHASAN
A. Morfologi Toxoplasa gon!i
#o$oplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler. #o$oplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk poriferatif", kista (berisi bradizoit" dan ookista (berisi sporozoit".:entuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan u%ung yang runcing dengan u%ung yang lain agak membulat. bentuk ini berukuran ;-! mikron, lebar <; mikron, mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah dibagian tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak berpigmen. bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes intermediet dan hospes definitif. takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai %aringan tubuh. takizoit dapat masuk ke setiap sel berinti pada tubuh hospesnya. 'ista dibentuk di dalam sel hospes apabila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. ukuran kista yang dibentuk bisa berbeda-beda. ada kista yang berukuran kecil dan 3
berukuran besar. kista dapat berisi sekitar 9/// bradizoit. 'ista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot %antung dan otot lurik. 'ista di bagian otak berbentuk lon%ong atau bulat, tetapi bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. kista merupakan
stadium
istirahat
padaToxoplasma
gondii.+okista
berbentuk lon%ong,
berukuran 11-1; $ -11 mikron. +okista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah men%adi dua sporoblas. 5ada perkembangan selan%utnya kedua sporoblas membentuk dinding dan men%adi sporokista. 2asing-masing sporokista tersebut berisi ; sporozoit yang berukuran ! $ < mikron dan sebuah benda residu.
B. Distri"usi #eografis
5arasit ini ditemukan kosmopolit pada manusia dan binatang. $. Ha"itat
1. Sel endotil <. eukosit mononukler 4
9. 4airan tubuh ;. Sel %aringan hospes=tuan rumah
D. Siklus Hi!up
#o$oplasma gondii adalah suatu spesies dari 4occidia yang mirip dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tin%a. +okista menhasilkan < sporokista yang masing-masing mengandung ; sporozoit. :ila ookista ditelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara", maka pada berbagai %aringan hospes perantara dibentuk kelompok tropozoit yang membelah secara aktif yang disebut takzoit. 'emudian berubah men%adi bradizoit yang merupakan masa infeksi klinis menahun yang biasanya merupakan infeksi latent. 5ada hospes perantara hanya terdapat sebagai kista %aringan. :ila kucing sebagai hospes definitif memakan perantara hospes perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi stadium seksual dalam sel epitel usus kecilnya. :ila hospes perantara mengandung kista %aringan #o$oplasama, maka masa prepatennya adalah 9-> hari, sedang bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prepatennya bisa >5
1/ hari. #etapi bila ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepatennya adalah -<; hari. Di berbagai %aringan tubuh kucing %uga ditemukan tropozoit dan kista %aringan. 5ada manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel yang berinti. #akizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. :ila sel penuh dengan takizoit, maka sel men%adi pecah dan takizoit memasuki sel- sel di sekitarnya atau difagositosis oleh sel makrofag. 'ista %aringan dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. 'ista %aringan ini dapat ditemukan dalam hospes seumur hidup terutama di otak, otot %antung, dan otot bergaris. Di otak kista berbentuk lon%ong atau bulat, sedangkan di otot kista mengikuti bentuk sel. Dalam lingkar hidupnya #oksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu 1. ase seksual (skizogoni" 5ada fase ini cara berkembang biaknya adalah membelah dua atau binnary fission. <. ase Seksual (gametogoni dan sporogoni" *anya didapatkan dari kucing sebagai tuan rumah definitif( efenitiv host". E. Patologi !an #ejala %linis Setelah invasi yang biasanya ter%adi diusus, maka parasit memasuki sel berinti atau
difagositosis.
Sebagian
parasit
mati
setelah
difagositosis.
Sebagian
yang
lain
berkembangbiak dalam sel, menyebabkan sel hospes pecah dan menyerang sel-sel lain. Dengan adanya parasit didalam makrofag dan limfosit, maka penyebaran secara heterogen dan limfogen keseluruh tubuh mudah ter%adi. 5arasitemia berlangsung selama beberapa minggu. #.6ondii dapat menyerang semua organ dan %aringan tubuh hospes, kecuali sel darah merah tidak berinti. 'ista %aringan dibentuk bila sudah ada kekebalan dan dapat ditmukan diberbagai alat dan %aringan, mungkin untuk seumur hidup. 'erusakan yang ter%adi pada %aringan tubuh, tergantung pada ? 1. umur, pada bayi kerusakan lebih berat daripada orang de&asa. <. virulensi strain #o$oplasma 9. %umlah parasit, dan ;. organ yang diserang. esi pada susunan saraf pusat dan mata biasanya lebih berat dan permanen, oleh 'arena %aringan ini tidak mempunyai kemampuan untuk regenerasi. 'elainan pada susunan saraf pusat berupa nekrosis yang disertai dengan klasifikasi. 5ada toksoplasmosi kongnital, nekrosis pada pada otak lebih sering di korteks, ganglia basal dan daerah periventrikular. 5enyumbatan akuaduktus Sylvii atau foramen 2onro oleh karena ependimitis mengakibatkan hidrosefalus pada bayi.
6
5ada infeksi akut di retina ditemukan reaksi peradangan focal dengan edema dan infitrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan pada proses penyembuhan men%adi parut (sikatriks" dengan atrofi retina dan koroid, disertai pigmentasi. Di otot %antung dan otot bergaris ditemukan #.6ondii tanpa menimbulkan peradangan. Di alat tubuh lainnya, seperti limpa dan hati, parasit lebih %arang ditemukan. Di #oksoplasmosis akuista Infeksi pada orang de&asa biasanya tidak diketahui oleh karena %arang menimbilkan ge%ala (asimtomatik". :ila seseorang ibu hamil mendapat infeksi primer, maka ia dapat melahiran anak toksomoplasmosis congenital. 2anifestasi klinis yang paling sering di%umpai pada toksomoplasmosis akuista akut adalah limfadenopati (servikal, suprakalvikular, a$ial, inguinal, dan oksipital", rasa lelah, demam, nyeri otot, dan rasa sakit kepala. 6e%alanya mirip mononucleosis infeksiosa pada toksoplasmosis akuista. #o$oplasma menyebabkan infeksi oportunistik yang disebabkan imunosupresi berhubungan dengan transplantasi organ dan pengobatan keganasan. 5ada tahun 1!/-an ensefalitis toksoplasmik muncul sebagai penyakit parasitic yang paling sering di%umpai pada penderita IDS dan biasanya ter%adi %ika 4D;@A1//B9. 'elainan susunan saraf pusat kerena to$oplasma mungkin tampak sebagai manifestasi klinis pertama dan paling sering pada IDS. 2ula-mula timbul sakit kepala, demam, letargi, perubahan mental dan berlan%ut mn%adi kelainan neurologic dan ke%ang. Dengan 4#-scan dan 28I tampak lesi tunggal atau multiple ring-enchancing lesion yang dikelilingi edema otak dengan predileksi pada ganglia basal dan cortico-medullary %unction. esi dapat %uga ter%adi pada serebelum dan thalamus. esi pada ganglia basal dapat mengganggu pergerakan seperti hemikorea, hemiballism, 5arkinson atau tremor. 5emeriksaan dengan menggunakan 28I lebih sensitive daripada 4#-scan. esi biasanyan tetap disusunan saraf pusat dan tidak menyebar ke organ lain. Ini adalah reaktivasi infeksi laten, sehingga tampak antibody Ig6 dari infeksi lampau. 2anifestasi lainnya korioretinitis dan yang agak %arang pneumonitis dan miokarditis. #oksoplasmosis paru pada pasien imunodefisiensi dapat timbul sebagai pneumonitis interstitial, necrotizing pneumonia, konsolidasi dan enfusi pleura. d #oksoplasmosis kongenital. 6ambaran klinis toksomoplasmosis congenital dapat bermacam-macam antara lain prematuritas,
retardasi
pertumbuhan
intrauterine,
postmaturitas,
retinokoroiditis,
strabismus retinokoroiditis, strabismus, kebutaan, retadasi psikomotor, mikrosephalus dan hidrosephalus, ke%ang, hipotnus, ikterus, anemia dan hepatosplenomegali. :erat infeksi tergantung pada umur %anin saat ter%adi infeksi ? makin muda usia %anin, makin besar kerusakan organ tubuh. Infeksi pada kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus 7
spontan dan kematian %anin. Sebaliknya, makin muda usia kehamilan saat ter%adi infeksi primer pada kehamilan saat ter%adi infeksi primer pada ibunya, makin kecil persentase %anin yang terinfeksi. da yang tampaknya normal pada &aktu lahir dan ge%ala klinisnya baru timbul sampai beberapa minggu bahkan sampai beberapa tahun. da gambaran eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad klasik yang terdiri atas hidrosephalus, retinokoroiditis dan perkapuran (kalsifikasi" intrakarnial atau tetrad sabin %ika disertai kelainan psikomotorik. 'elainan susunan saraf pusat sering meninggalkan ge%ala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik. 'adang-kadang hanya ditemukan sitakriks pada retina, namun dapat kambuh pada masa anak-anak, rema%a atau de&asa. 8etinokoroiditis karena toksoplasmosi pada rema%a dan de&asa biasanya akibat infeksi kongenita, %arang sekali akibat infeksi akuisita. 5ada anak yang lahir premature ge%ala klinis lebih berat daripada yang lahir cukup bulan, dapat diserta hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan saraf pusat dan lesi mata. &. Diagnosis La"oratoriu Diagnosis to$omoplasmosis akut dapat dipastikan bila menemukan takizoit dalam biopsy
otak atau sum-sum tulang. 4airan srebospinal dan ventrikel. Dengan cara pulasan biasa, takizoit sukar ditemukan dalam specimen. Isolasi parasit dapat dilakukan dengan inokulasi pada mencit, tetapi hal ini sangat memerlukan &aktu lama. Isolasi dari cairan badan menun%ukkan infeksi akut, tetapi isolasi dari %aringan hanya menun%ukkan kista dan tidak memastikan infeksi akut. #es serologi dapat menun%ukkan diagnosis toksoplasmosis. Ig6 terhadap #o$oplasma biasanya muncul 1-< minggu setelah infeksi dan biasanya menetap seumur hidup. Ig2 pada penderita imunokompromais biasanya tidak terdeteksi. #es yang sering digunakan adalah CIS uantuk deteksi antibody Ig6 dan Ig2. danya zat anti Ig2 pada neonatus menun%ukkan bah&a zat anti dibuat oleh %anin Ig2 dari ibu yang berukuran lebih besar tidak dapat melalui plasenta, tidak seperti halnya zat anti Ig6. 2aka bila ditemukan zat anti Ig6 #o$oplasma pada neonatus, diagnosis to$oplasmosis konginetal sudah dapat dipastikan. ntuk memastikan diagnosis to$oplasmosis akuista, tidak cukup bila hanya sekali menemukan zat anti Ig6 #. 6ondii yang tinggi, karena titer zat anti yang ditemukan dengan tes
tersebut dapat
ditemukan
bertahun-yahun dalam
tubuh
seseorang. Diagnosis
to$oplasmosis akut dapat dibuat, bila titer Ig6 meninggi secara bermakna pada pemeriksaan kedua kali dalam %angka &aktu 9 minggu atau lebih, atau bila ada konversi dari negative kepositif. 8
ntuk memastikan diagnosis to$oplasmosis congenital pada neonatus perlu ditemukan zat anti Ig2, tetapi zat Ig2 tidak selalu dapat ditemukan. 7at anti Ig2 cepat menghilang dari darah, &alaupun kadang-kadang dapat ditemukan selama beberapa bulan bahkan sampai ketahun atau lebih. :ila bayi tidak ditemukan zat anti Ig2, maka bayi yang tersangkan menderita to$oplasmosis kenginetal harus di ollo& up. 7at anti Ig6 pada neonatus yang secara pasif didapatkan dari ibunya melalui plasenta, berangsur-angsur berkurang dan menghilang pada bayi yang tidak terinfeksi #.gondii. pada bayi yang terinfeksi #.gondii, zat anti Ig6 mulai dibentuk sendiri pada umur <-9 bulan dan pada &aktu ini zat anti Ig6 tetap ada atau naik. #es serologic tidak selalu dapat dipakai untuk mendapatkan diagnosis toksoplasmosis akut dengan cepat dan tepat, karena Ig2 tidak selalu dapat ditemukan pada neonatus, atau karena Ig2 dapat ditemukan selama berbulan-bulan bahkan sampai lebih dari setahun, sedangkan pada penderita imunodefisiensi tidak dibentu antibodi Ig2 dan tidak dapat ditemukan titer Ig6 yang meningkat. khir-akhir ini dikembangkan 548 untuk deteksi D parasit pada cairan tubuh dan %aringan. Dengan teknik ini dapat dibuat diagnosis dini yang cepat dan tepat untuk toksoplasmosis kongenital prenatal dan postnatal serta infeksi toksoplasmosis akut pada ibu hamil dan penderita imunokompromais. Diagnosis pasti ensefalis toksoplasmik ditetapkan dengan menemukan takizoit pada %aringan, darah atau cairan tubuh lainnya dan 548 untuk deteksi D #.gondii pada cairan serebospinal cukup sensitive dan sangat spesifik untuk diagnosis ensefalis toksoplasmik. 4airan serebospinal pada pasien ensefalis dapat normal dan menun%ukkan pleositosis, kadar protein meningkat. 8espon terhadap terapi empiris dapat %uga digunakan untuk diagnosis. *ampir / E pasien baik secara klinis maupun radiologis memberikan respons terhadap terapi toksoplasmosis serebral pada hari ke-1; setelah pengobatan. #. Pengo"atan Pen'akit +bat yang dipakai untuk saat ini hanya membunuh stadium tekizoit #.gondii dan tidak
membasmi stadium kista, sehingga obat dapat memberantas infeksi akut, tetapi tidak dapat menghilangkan infeksi menahun, yang dapat aktif kembali. 5irimetamin dan sulfonamide beker%a secara sinergistik, maka dipakai sebagai kombinasi selama tiga minggu atau sebulan. 5irimetamin menekan homopoeiesis dan dapat menyebabkan trobosipenia dan leucopenia. ntuk mencegah efek samping, dapat ditambahkan asam folinat atau ragi. 5erimetamin bersifat teratogenik, maka obat ini tidak dian%urkan untuk ibu hamil.
9
5erimetamin diberikan dengan dosis >/ mg sampai > mg sehari untuk de&asa selama 9 hari kemudian dikurangi men%adi <> mg sehari (/,>-1mg=kg berat badan =hari" selama beberapa minggu pada penyakit berat. 'arena &aktu paruh adalah ;-> hari, perimetamin dapat diberikan < hari sekali atau 9-; hari sekali. sam folinat (leucovorin" diberikan <-; mg sehari atau dapat diberikan ragi roti >-1/ g sehari, < kali seminggu. Sulfonamide dapat menyebabkan trombositopenia dan hematuria, diberikan dengan dosis >/-1// mg=kg berat badan =hari selama beberapa minggu atau bulan. Spiramisin adalah antibiotic macrolide, yang tidak menembus plasenta, tetapi ditemukan dengan konsentrasi tinggi di plasenta. Spiramisin diberikan dengan dosis 1// mg=kg berat badan=hari selama 9/-;> hari. +bat ini dapat diberikan pada ibu hamil yang mendapat infeksi primer, sebagai obat profilaktik untuk mencegah transmisi #.gondii ke %anin dan kandungannya. +bat ini diberikan sampai aterm atau sampai %anin terbukti terinfeksi to$oplasma. :ila %anin terbukti terinfeksi #.gondii maka pengobatan yang diberikan adalah pirimetamin, sulfonamide dan asam folinat dan diberikan setelah kehamilan 1< minggu atau 1! minggu. 'lindamisin efektif untuk pengobatan toksoplasmosis, tetapi dapat enyebabkan colitis pseudomembranosa atau colitis ulserativa, maka tidak dian%urkan untuk pengobatan rutin pada bayi dan ibu hamil. 'ortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan pada mata, tetapi tidak dapat diberikan sebagai obat tunggal. +bat macrolide lain yang efektif terhadap #.gondii adalah klaritromisin dan azitromisin yang diberikan bersama pirimetamin pada penderita IDS dengan ensefalitis toksoplasmik. +bat baru adalah hidroksinaftokuinon (atova3uone" yang bila dikombinasi dengan sulfadiazine atau obat lain yang aktif terhadap #.gondii, dapat membunuh kista %aringan pada mencit. #oksoplasmosis akuista yang asimtomatik tidak perlu diberikan pengobatan . seorang ibu hamil dengan infeksi primer harus diberikan pengobatan profilaktik. 5ada bayi dengan toksoplasmosis konginetal diberikan perimetamin dan loading dose < mg=kg berat badan perhari selama < hari kemudian 1 mg=kg perhari selama <-F bulan, kemudian diberikan 9 kali seminggu. #oksoplasmosis kenginetal harus diberikan pengobatan selama sedikitnya 1 tahun. 5enderita imunokompromais (IDS keganasan" yang ter%angkit toksoplasmosis akut harus diberi pengobatan sebgai berikut. ? #erapi &al ? diberikan selama F minggu 1. 5irimetamin / mg loading dose dilan%utkan >/-> mg setiap F %am diberikan bersama sulfadiazine 1/// (AF/kg"-1>//B <. lternatif ? a. 5irimetamin@ asam folinat@klindamisisn F// mg IG atau peroral tiap F %am.
10
b. #rimotoprim @ sulfametoksazol (trimetropim > mg=kg:: dan sulfametoksazol <> mg=kg::" iv atau peroral tiap 1< %am. c. 5irimetamin @ asam folinat @ salah satu obat ini ? 1" Dapson 1// mg peroral setiap F %am <" 'laritromisin >// mg peroral tiap 1< %am. 9" zitromisin //-1/ mg peroral tiap F %am ;" tova3uon 1>// mg peroral tiap 1< %am diberikan bersama makan atau suplemen nutrisi >" tova3uon @ sulfadiazine F" tova3uon sa%a bila intoleransiterhadap pirimetamin dan sulfadiazine. 5emberian steroid %ika ada edema #erapi 5emeliharaan ? (supresif, profilaksis sekunder" ? diberikan seumur hidup, %ika rekonstitusi imun tidak ter%adi. 1. 5irimetamin <>->/ mg peroral tiap F %am @asam folinat 1/-<> mg=oral tiap F %am @sulfadiazine >//-1/// mg=oral tiap F %am <. ternatif ? a. 'lindamisin 9//-;>/ mg tiap F-! %am @ pirimetamin @ asam folinat=oral b. tova3uone >/ mg tiap F-1< %am H <> mg tiap F %am @ asam folinat 1/ mg tiap F %am (peroral" 9. #erapi supresif dapat dipertimbangkan untuk dihentikan %ika ? terapi diberikan sedikitnya selama F minggu ? a. 5asien tidak mempunyai ge%ala dan tanda klinis ensefalitis toksoplasmik b. 4D; @ dipertahankan B / sel=mm9 selama F bulan pada terapi anti retroviral c. 5rofilaksis sekunder dimulai kembali %ika 4D;@ menurun sampai A/B9
H. Pen(ega)an Pen'akit
'ucing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan ber%uta-%uta ookista dalam tin%anya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. ntuk mencegah hal ini, maka ter%adinya infeksi pada kucing dapat dicegah, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak berburu tikus atau burung. :ila kucing diberikan monensin / mg=kg melalui makanannya, maka kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista bersama tin%anya, tetapi ini hanya dapat digunakan untuk kucing peliharaan. ntuk mencegah ter%adinya infeksi dengan ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas /o4 yang disiramkan pada tin%a kucing nak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, %uga petani sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan. Sayur mayur yang 11
dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada sayuran. 2akanan yang matang harus ditutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang dapat memindahkan ookista dari tin%a kucing ke makanan tersebut. 'ista %aringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam" sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai FFJ4 atau mengasap dan sampai matang sebelum dimakan. :agi ibu yang memasak, %angan mencicipi hidangan daging yang belum matang. Setelah memegang daging mentah (tukang %agal, pen%ual daging, tukang masak" sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih. Kang paling penting dicegah adalah ter%adinya toksoplasmosis kongenital karena anak yang lahir dapat menyebabkan cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik.
BAB III PENUTUP A. %esipulan
5enyakit to$oplasmosis merupakan penyakit kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di berbagai negara dan %uga di Indonesia karena ge%ala klinisnya ringan maka sering kali luput dari pengamatan dokter. 5adahal akibat yang ditimbulkan bisa memberikan beban berat bagi masyarakat seperti abortus, lahir mati maupun cacat kongenital. Diagnosis secara laboratoris cukup mudah yaitu dengan memeriksa antibodi kelas Ig6 dan Ig2 terhadap #o$oplasma gondii akan dapat diketahui status penyakit penderita. Dian%urkan untuk memeriksakan diri secara berkala pada &anita hamil trimester pertama akan kemungkinan terinfeksi dengan to$oplasmosis. #o$oplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler yang dapat menyebabkan penyakit to$oplasmosis konginetal dan toksoplasmosis akuisita. *ospes Definitif #. gondii adalah kucing dan binatang se%enisnya (elidae". *ospes perantaranya adalah manusia, mamalia lainnya dan burung. B. Saran
12
Toxoplsamosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii adalah penyakit yang bila dalam frekuensi tinggi dapat mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti abortus, hedrocepalus, maupun lahir dalam keadaan cacat. Untuk mengetahui apakah
terkena
infeksi
toxoplasmosis
atau
tidak,
dapat
dengan
cara
memeriksakan diri ke dokter dengan pemeriksaan laboratorium antibodi kelas IgM dan IgG. Untuk ibu hamil dianjurkan memeriksakan ke dokter pada trisemester pertama secara teratur.
13