Phlebotomus papatasi merupakan hospes perantara penyakit Leishmaniasis. Leishmaniasis . Ada juga tujuh serotipe virus demam sandfly, yang sering disebut "Papataci Fever." Mereka terjadi di wilayah Mediterania namun meluas ke Mesir dan India dan mungkin China. Vektor utamanya adalah Phlebotomus papatasi. Bentuk virus lainnya terjadi di Amerika Tengah dan Selatan, yang dilalui oleh Lutzomyia trapidoi dan genus lainnya. Sandung betina menjadi infeksi sekitar seminggu setelah makan darah. Telur yang mengandung virus diletakkan sehingga menimbulkan orang dewasa yang terinfeksi. Berbagai mamalia dicurigai sebagai reservoir host.
C. Morfologi
Phlebotomus papatasi berukuran kecil, tidak pernah mencapai lebih dari 2-3 milimeter panjangnya, dan tubuh ditutupi rambut. Penerbangan mereka, yang khas lalat pasir, terdiri dari hop pendek dan, sebagian besar, dengan kisaran yang dikurangi. Lalat ngengat dan lalat pasir memiliki sisik yang melimpah di sayap mereka. Serangga kecil sampai sangat kecil dengan sejumlah besar rambut di tubuh mereka. Bila pada saat istirahat orang dewasa bisa memegang atap sayap mereka seperti di atas tubuh.
Gambar 2.2.1 P. 2.2.1 P. papatasi Sand Fly.
7
Foto ini menggambarkan lalat pasir Phlebotomus papatasi, yang mendarat di atas permukaan kulit fotografer, yang secara sukarela mengajukan diri sebagai tuan rumah untuk makan darah spesimen ini. Spesimen ini baru saja selesai menelan tepung darahnya, yang terlihat melalui perut transparannya yang membesar. Lalat pasir seperti P. papatasi ini, bertanggung jawab atas penyebaran penyakit parasit yang ditularkan melalui vektor Leishmaniasis, yang disebabkan oleh protozoa intraselular obligat dari genus Leishmania. Leishmaniasis ditularkan melalui gigitan lalat pasir phlebotomine
betina
yang
terinfeksi,
menyuntikkan
tahap
infektif
(yaitu
promastigotes) dari belalai mereka selama makan darah. Promastigotes yang mencapai luka tusukan adalah fagositosis oleh makrofag, dan jenis sel fagositas mononuklear lainnya, dan di dalam sel ini, berubah menjadi tahap jaringan parasit (yaitu amastigotes), yang berkembang biak dengan pembagian sederhana dan berlanjut untuk menginfeksi fagositik mononuklear lainnya. sel. Parasit, inang, dan
8
faktor lainnya mempengaruhi apakah infeksi menjadi bergejala dan apakah hasil leishmaniasis kutaneous atau viseral. Lalat pasir terinfeksi dengan menelan sel yang terinfeksi selama makan darah. Dalam lalat pasir, amastigot berubah menjadi promastigotes, berkembang di usus, (di hindgut untuk organisme leishmanial di subgenus Viannia; di midgut untuk organisme di subgenus Leishmania), dan bermigrasi ke belalai.
D. Klasifikasi
Phlebotomus papatasi
Klasifikasi ilmiah
Karajaan:
Animalia
Filum:
Arthropoda
Kalas:
Insecta
Ordo:
Diptera
Famili:
Psychodidae
Lalat pasir adalah anggota keluarga Dipteran, Psychodidae, dan Phlebotominae subfamili
E. Habitat
Phlebotomus papatasi (Diptera: Psychodidae), vektor utama leishmaniasis kulit di Dunia Lama, ditemukan di seluruh Asia Barat Daya dan Tengah, Afrika Utara, dan anak benua India. Tahap perkembangan dapat ditemukan di berbagai ekotop dengan suhu ringan (22-27 ° C) dan kelembaban relatif tinggi (45-70%). Lubang pengerat dan tempat penampungan hewan adalah tempat berkembang biak yang sangat baik untuk lalat pasir dan orang dewasa ini kadang-kadang dapat ditemukan di celah-celah besar di dalam dinding dan sudut-sudut gelap rumah. 9
F. Siklus Hidup
Siklus Hidup Phlebotomus Hidup Phlebotomus papatasi papatasi Siklus hidup, dari telur sampai tahap larva L1 sampai L4, pupa dan dewasa memakan waktu sekitar 3 sampai 4 minggu. Masa hidup orang dewasa diyakini sekitar 30 hari.
Gambar 2.2.2 Siklus hidup Phlebotomus hidup Phlebotomus papatasi Habitatnya berada di daerah teduh lembab namun juga bisa ditemukan di drainase atau selokan. Orang dewasa dapat terjadi di kamar mandi yang mereka masuki melalui saluran pembuangan. Larva mendiami bahan nabati, lumut, lumpur atau air. Oviposisi tidak langsung di air tetapi terjadi pada lubang tanah, gundukan rayap, celah masoner di rumah unggas dan sekitar akar pohon hutan, dll. (Layanan 2008). Larva pakan sebagai pemulung pada bahan organik dan vegetasi membusuk. Genus Phlebotomus terjadi di daerah yang sebagian kering, namun larva mereka masih berkembang di lingkungan dengan kelembaban tinggi. Larva melewati 4 instar 10
dalam waktu sekitar 20-30 hari, yang tentu saja bervariasi dengan suhu dan spesies yang berbeda. Larva instar ke 4 mungkin akan mengalami diapause jika kondisinya tidak baik. Overwintering berada dalam keadaan larva di daerah iklim yang lebih dingin. Orang dewasa memakan getah tanaman dan sekresi manis lainnya, tapi betina menarik darah dari vertebrata. Spesies Lutzomyia terbatas pada spesies Amerika dan Phlebotomus di tempat lain menyerang manusia dan mamalia lainnya. Mereka semua sangat aktif saat matahari terbenam dan malam hari dan di lingkungan yang gelap di sekitarnya, seperti hutan. Sebagian besar spesies memerlukan makanan darah untuk meletakkan telur yang layak, namun beberapa spesies autogen melahirkan telur yang layak tanpa makan darah. Semua orang dewasa adalah selebaran lemah dan tidak akan menyebar jauh dari tempat berkembang biak mereka, namun kondisi angin dapat membuat mereka jauh lebih jauh. Perilaku orang dewasa lainnya dicatat oleh Service (2008).
G. Epidemiologi
Epidemiologi sebagian besar ditentukan oleh spesies pasir, ekologi dan perilaku mereka serta strain parasit Leishmania. Kadang-kadang, banyak sekali flufleksi yang menularkan infeksi pada hewan liar atau hewan piaraan dengan sedikit keterlibatan manusia. Di daerah lain, hewan dapat berfungsi sebagai reservoir untuk infeksi manusia. Penyakit ini juga dapat ditularkan antara orang-orang dengan sandflies dengan hewan yang tidak ikut serta dalam penularannya (mis., India).
H. Vektor Penyakit LEISHMANIASIS
Leishmaniasis adalah penyakit menular yang agen penyebabnya parasit Leishmania. Patogen memasuki tubuh melalui gigitan nyamuk (vektor), yang habitatnya adalah negara subtropis dan tropis. Statistik medis asalah bahwa patologi ini sampai hari ini terus mendiagnosis di 88 negara dari New dan Old World. Mengingat prevalensi ini,
11
para ilmuwan telah lama mengembangkan metode pengobatan pengobatan yang efektif dan pencegahan penyakit, tetapi sayangnya sayangnya mereka tersedia untuk negara-negara miskin.
Etiologi
Pembawa patogen nyamuk betina. Selama menggigit ke dalam tubuh bersama-sama dengan air liur menembus dari 100 sampai 1000 agen. Leishmania memilki kemapuan tertentu, mereka bebas untuk masuk mas uk makrofag tanpa memprovokasi respon imun. Mereka berubah menjadi bentuk intraseluler dan mulai aktif berkembang biak, ynag menyebabkan reaksi abnormal dari organ-organ internal. Penyakit ini dapat menular langsung dari operator ke orang dan orang orang ke nyamuk (dalam hal ini, berbicara tentang perkembangan anthroponitic leishmaniasis). Perlu dicatat bahwa penyakit ini ditandai oleh musim. Sering didiagnosis selama periode dari Mei hingga November, batas waktu tersebut karena aktivitas penting dari nyamuk.
Siklus Hidup
Siklus Hidup Leishmania dalam tubuh Vektor (Phlebotombus papatasi/Lalat pasir)
Leishmaniasis ditularkan melalui gigitan lalat flukotoksin betina yang terinfeksi. Sandflies menyuntikkan tahap infektif (yaitu, promastigotes) dari belalai
12
mereka selama makan darah Angka 1. Promastigotes yang mencapai luka tusukan adalah fagositosis oleh makrofag Nomor 2 dan jenis sel fagositas mononuklear lainnya. Promastigotes berubah dalam sel-sel ini ke dalam tahap jaringan parasit (yaitu amastigotes) Angka 3, yang berkembang biak dengan pembagian sederhana dan berlanjut untuk menginfeksi sel fagositas mononuklear lainnya. Jumlah 4. Parasit, inang, dan faktor-faktor lain memengaruhi apakah infeksi menjadi simtomatik dan apakah hasil leishmaniasis kutaneous atau viseral. Sandflies menjadi terinfeksi dengan menelan sel yang terinfeksi selama makan darah (nomor 5, angka 6). Dalam sandflies, amastigot berubah menjadi promastigotes, berkembang di usus Nomor 7 (di hindgut untuk organisme leishmanial di subgenus Viannia; di midgut untuk organisme di subgenus Leishmania), dan bermigrasi ke belalai Angka 8.
Siklus Hidup Leishmania dalam Phlebotombus papatasi dan Manusia
13
Siklus hidup dimulai saat parasit amastigote tertelan oleh lalat betina selama makan darah. parasit berkembang biak di usus pasir dan berubah menjadi promastigotes, yang memanjang dan memiliki flagel yang menempel pada dinding usus besar atau belakang tempat mereka berkembang biak. Mereka yang tidak voided bermigrasi ke usus tengah anterior dan kemudian ke usus depan. Ada beberapa parasit yang berubah menjadi bentuk metacyclic. Setelah 4-12 hari setelah sandfly memiliki makanan yang mengandung darah, bentuk metacyclic ditemukan di mouthparts dimana mereka dapat dikenalkan ke host baru saat menyusui. Transmisi dimaksimalkan karena lendir yang terinfeksi lebih sering menular. Karena sandflies juga memakan tanaman yang mengandung mengandung gula, ini membantu perkembangan perkembangan parasit.
14
Klasifikasi I.
CUTANEOUS AND MUCOSAL LEISHMANIASIS LEISHMANIASIS ( LEISMANIASIS KULIT dan LEISMANIASIS SELAPUT LENDIR )
( Setan Aleppo, Borok Bagdad atau Borok Delhi, Penyakit dari timur ; di Amerika disebut: Borok Espundia, Uta, Ulkus Chiclero )
1. I denti nti fikas fi kasii Leishmaniasis kulit Ini adalah bentuk paling umum dari leishmaniasis, baik secara umum maupun di wisatawan A.S. Kecuali ditentukan lain, leishmaniasis kulit mengacu pada leishmaniasis kutaneous lokal, dan bukan pada bentuk yang kurang umum, seperti leishmaniasis kutaneous difusif dan leishmaniasis kulit disebarluaskan. Spesies Leishmania yang berbeda menyebabkan penyakit Leismaniasis kulit dunia lama versus dunia baru (Amerika). Di Dunia Lama (Belahan Timur), agen etiologi meliputi Leishmania tropica, L. mayor, dan L. aethiopica, serta L. infantum dan L. donovani. Spesies utama di Dunia Baru (Belahan Barat) berada di kompleks spesies L. mexicana (L. mexicana, L. amazonensis, dan L. venezuelensis) atau subgenus Viannia (L. [V.] braziliensis, L. [V.] guyanensis, L. [V.] panamensis, dan L. [V.] peruviana). Subgenus Viannia juga disebut sebagai kompleks spesies L. (V.) braziliensis.
Gejala – penyakit ini dimulai dengan tumbuhnya papula (bintil) yang membesar dan pada akhirnya menjadi ulkus puru (luka bernanah) tidak terasa sakit (nyeri). Lisa bisa berjumlah satu atau banyak, kadang-kadang nonulcerative dan menyebar. Lesi dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, terkadang dapat bertahan setahun atau lebih. Pada orang tertentu dengan infeksi jenis parasit tertentu (terutama dari belahan bumi bagian barat) penyakit ini dapat menyebar dan menyebabkan lesi pada mukosa (espundia) muncul, walaupun bertahun-tahun setelah ulkus di kulit sebagai penyakit primer telah sembuh. Gejala sisa dapat mengenai jaringan nasopharyngeal, ditandai dengan kerusakan jaringan secara progresif dan seringkali pada jaringan tersebut ditemukan adanya parasit pa rasit serta s erta dapat menimbulkan kecacatan. Setelah penyembuhan, ulkus pada kulit dapat kambuh kembali sebagai ulkus, papula, atau nodula yang muncul dekat atau pada ulcus yang sudah sembuh. sembuh.
15
Ulkus kulit pada Leishmaniasis kutaneus Leishmaniasis Mukosa Leukmaniasis mukosa (juga disebut espundia) secara tradisional mengacu pada sekuel metastatik infeksi kulit baru di Dunia, yang berawal dari penyebaran parasit dari kulit ke mukosa naso-orofaring. Leukmaniasis mukosa disebabkan oleh spesies pada subgenus Viannia (terutama L. [V.] braziliensis tetapi juga L. [V.] panamensis dan kadang-kadang L. [V.] guyanensis); Hal ini juga bisa disebabkan oleh L. (Leishmania) amazonensis. Perlakuan sistemik yang memadai terhadap leishmaniasis kulit yang disebabkan oleh spesies ini diperkirakan dapat mengurangi risiko penyakit mukosa, namun beberapa risiko mungkin tetap ada. Besar dan faktor penentu (faktor parasit dan inang) dari risiko penyebaran mukosa dan penyakit mukosa kurang dipahami; Bahkan untuk spesies yang sama (misalnya, L. [V.] braziliensis), risikonya tampak bervariasi di antara wilayah geografis di Amerika. Leukmaniasis mukosa biasanya terbukti secara klinis dalam beberapa tahun (kadang-kadang selama beberapa dekade) dari lesi kulit asli, yang biasanya tidak diobati sama sekali atau diobati secara suboptimal. Namun, lesi mukosa dan kulit dapat dicatat bersamaan (leukmaniasis mukokutan), dan beberapa pasien memiliki infeksi kutaneous subklinis. Manifestasi awal leismaniasis mukosa biasanya bersifat persisten, gejala nasal yang tidak biasa (seperti tersumbat atau perdarahan), walaupun gejala lisan atau faring terkadang diperhatikan terlebih dahulu. Jika tidak diobati, penyakit ini
16
dapat berkembang menjadi destruksi ulseratif mukosa naso-orofaring (seperti perforasi septum hidung).
Perubahan bentuk wajah pada Leishmaniasis mukokutan
2. Diagnosa
Diagnosa dilakukan dengan ditemukannya protozoa nonmotile secara mikroskopis sebagai bentuk intraseluler (amastigote) dari specimen yang dicat dan diambil dari lesi atau melalui pembiakan bentuk ekstraseluler motil (promastigote) pada media yang sesuai. 299 Tes intra dermal (Montenegro) dengan antigen yang berasal dari promastigotes (tidak ada di Amerika Serikat) umumnya memberi hasil positif pada penyakit yang sudah jelas; tidak memberikan hasil yang nyata pada lesi yang sangat dini atau pada penyakit anergis. Tes serologis (IFA atau ELISA) dapat dilakukan tetapi titer antibody biasanya rendah atau tidak dapat terdeteksi sama sekali, sehingga tidak berguna dalam menegakkan diagnosa (kecualia untuk leishmaniasis selaput lender). Identifikasi spesies membutuhkan tes biologis (dibiakkan pada lalat pasir, dibiakkan pada media biakan atau pada hewan), tes imunologis
17
(monoclonal antibodies), tes molekuler (teknik DNA) dan tes criteria biokimiawi (analisis isoenzim). 3. Penyebab Penyakit
Di belahan bumi bagian timur penyakit ini disebabkan oleh Leishmani oleh Leishmani tropica, tropica, L. major , L. aethiopica. aethiopica . Di belahan bumi bagian barat oleh L. braziliensis dan L. mexicana sebagai kompleks spesies. Kelompok L. braziliensis biasanya menyebabkan lesi pada selaput lender; Leishmania tropica adalah penyebab utama “leishmaniasis “leishmaniasis recidivans” recidivans” yang merupakan lesi pada kulit. Jenis kelompok Leishmania kelompok Leishmania donovani biasanya donovani biasanya menyebabkan visceral leishmaniasis le ishmaniasis adalah L. chagasi. Kedua parasit ini dapat menyebabkan leishmaniasis kulit tanpa disertai dengan visceral leishmaniasis ataupun leishmaniasis kulit pasca kala azar .
4. D i str str i busi Penya Penyaki kitt Penyakit ini tersebar di Pakistan, India dan baru-baru ini ditemukan di Cina, Timur Tengah, termasuk Iran dan Afganistan; Bagian Selatan bekas Uni Soviet, pesisir Mediterania; daerah Sub Sahara padang rumput Afrika dan Sudan, dataran tinggi Etiopia, Kenya, Namibia, bagian Selatan Texas, Meksiko (khususnya Yucatan), seluruh Amerika Tengah, Republik Dominika dan semua Negara Amerika Selatan kecuali Chili dan Uruguay. Bentuk nonulcerative menyerupai keloid telah ditemukan dengan peningkatan frekeuensi kejadian di Amerika Tengah khususnya Honduras yang disebut leishmaniasis kulit atipikal. Terjadi peningkatan insidensi leishmaniasis difusa di Mexico dan Republik Domonika. Di beberapa tempat di belahan bumi bagian timur ti mur penduduk kota termasuk anak-anak mempunyai risiko r isiko terancam penyakit ini. Di Belahan Bumi Bagian Barat penyakit ini biasanya terbatas menimpa kelompok pekerja, seperti mereka yang bekerja di hutan, tinggal di hutan atau dekat hutan, dan pendatang dari Negara nonendemis. Umumnya penyakit ini banyak ditemukan di daerah pedesaan, pedalaman, daripada daerah perkotaan.
5. Reservoir Bervariasi menurut wilayah; dapat berupa manusia, hewan pengerat liar, Hydraxes (polyp air tawar), edentates yaitu sejenis binatang tanpa gigi (sloths/kukang), marsupials dan karnivora (Canidae), termasuk anjing peliharaan. Dibeberapa tempat hospesnya belum diketahui. 18
6. C ar a P enularan Penularan berlangsung dari reservoir zoonotic lewat gigitan phlebotominies (lalat pasir) betina yang terinfeksi. Setelah menggigit hewan menyusui yang telah terinfeksi, bentuk “motile “motile promastigotes” promastigotes” berkembang biak dan bertambah banyak di usus lalat pasir, dalam waktu 8-20 hari berkembang menjadi parasit yang dapat menyebabkan infeksi yang 300 ditularkan melalui gigitan. Pada manusia atau binatang menyusui lainnya, organisme ini diambil oleh macrophage dan berupah menjadi bentuk amastigotes, kemudian membiak dalam macrophages sampai sel-sel macrophages pecah dan terjadi penyebaran pada macrophages lainnya. Telah dilaporkan terjadi penularan dari orang ke orang melalui transfuse darah serta kontak seksual, tapi hal ini jarang terjadi.
7. Masa Masa I nkuba nkubasi Paling sedikit seminggu, sampai berbulan-bulan.
8. Masa Masa Penul Penula ar an Biasanya tidak ditularkan dari orang ke orang, penderita dapat menularkan parasit kepada lalat pasir selama parasit masih ada pada lesi. Pada penderita yang tidak diobati, biasanya penularan berlangsung selama beberapa bulan sampai 2 tahun. Penyembuhan dengsn sendirinya terjadi pada banyak kasus. Pada sebagian penderita yang terinfeksi oleh L. amazonensis atau L. aethiopica dapat berkembang menjadi lesi yang menyebar dan mengandung banyak parasit, serta tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Infeksi yang disebabkan oleh L. braziliensis dapat sembuh spontan namun sebagian kecil setelah beberapa bulan atau tahun dapat diikuti dengan lesi mukosa metastatik.
9. K er entanan ntanan dan dan K ekebalan balan Pada umumnya semua orang rentan. Kekebalan seumur hidup dapat terjadi setelah sembuh dari infeksi L. tropica dan L. major , tetapi kekebalan ini mungkin tidak melindungi seseorang dari infeksi spesies leishmania lainnya. Faktor yang menyebabkan penyakit dapat menimbulkan kerusakan yang hebat seperti pada espundia, tidak diketahui; infeksi yang tidak terlihat dapat menjadi aktif bertahun-tahun setelah infeksi primer. Faktor penting dalam pembentukan kekebalan adalah terbentuknya respons “cell mediated ” yang adekuat.
10.. Cara-cara Pemberantasan 10 19
a. Cara-cara Pencegahan Upaya pencegahan berbeda dari satu tempat ke tempat lain, tergantung kepada kebiasaan dari hospes mamalia dan bionomic vector phlebotomine. phlebotomine. Begitu kebiasaan hospes ini diketahui, maka langkah pencegahan yang tepat dapat dilakukan yang meliputi: 1) Lakukan deteksi kasus secara sistematis dan obati penderita yang ditemukan secara dini untuk semua bentuk leishmaniasis dan merupakan salah satu cara penanggulangan terpenting untuk mencegah lesi selaput lender memburuk, di belahan Bumi bagian Barat dan mencegah bentuk “recidivans “recidivans”” di belahan Bumi bagian Timur, pada situasi dimana reservoir penyakit terutama atau hanya manusia. 2) Gunakan insektisida yang mempunyai dampak residual secara rutin. Lalat pasir phlebotomine mempunyai jarak terbang yang relative pendek dan sangat rentan untuk ditanggulangi dengan penyemprotan secara sistematis menggunakan insektisida yang bersifat residual. Penyemprotan harus meliputi bagian dalam dan bagian luar pintu dan lubang angina lainnya jika penularan terjadi di pemukiman. Tempat-tempat lain di Belahan Bumi bagian Timur yang mungkin menjadi tempat 301 berkembangbiaknya lalat pasir seperti dinding/tembok batu, kandang hewan dan tumpukan sampah harus juga disemprot. Menghalangi (menapis) vector dengan menggunakan kelambu dengan 10-12 lubang tiap cm2 atau 25-30 lubang per inci persegi, dengan ukuran lubang tidak lebih dari 0,89 mm atau 0,035 inci. Saat ini sedang dilakukan uji coba kelambu yang direndam dengan insektisida. 3) Bersihkan timbunan sampah dan sarang lain untuk phlebotomines di Belahan Bumi bagian Timur. 4) Musnahkan bintang sejenis tikus dan hancurkan lubang serta sarang mereka dengan cara menggalinya dalam-dalam. Didaerah tertentu perlu dilakukan pengawasan terhadap anj ing. 5) Di Belahan Bumi bagian Barat, orang agar menghindari dating ke daerah yang dihuni oleh lalat pasir seperti daerah yang berhutan, terutama pada waktu sore hari. Jika harus dating ke tempat tersebut 20
gunakan pakaian pelindung yang memadai serta gunakan repelan agar terhindar dari gigitan lalat pasir. 6) Lakukan manajemen lingkungan dengan baik dan bersihkan hutan secara berkala. b. Pengawasan Penderita, Penderita, Kontak dan Lingkungan Lingkungan Sekitar 1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: Laporan resmi biasanya tidak dilakukan, Kelas 5 (lihat tentang Laporan tentang Penyakit Menular). 2) Isolasi: Tidak ada. 3) Desinfeksi serentak: Tidak ada. 4) Karantina: Tidak ada. 5) Imunisasi terhadap orang-orang yang kontak: Tidak ada. 6) Investigasi terhadap orang-orang yang kontak dan sumber infeksi: Identifikasikan rantai penularan setempat dan lakukan pemutusan dengan cara yang paling mudah. 7) Pengobatan
spesifik:
Sebagian
besar
berupa
pentavalent
antimonial. Baik sebagai sodium stibogluconate (Pentostam®) yang ada di Amerika Serikat di CDC Atlanta maupun sebagai meglumine animonate (Glucantime®), yang digunakan di Amerika Selatan dan di beberapa tempat lain. Pentamidine digunakan sebagai
pengobatan
Imidazoles,
lini
ketoconazole
kedua dan
untuk
leishmaniasis
itraconazole,
kulit.
mempunyai
efekmoderat sebagai antileishmania untuk pengobatan terhadap spesies
leishmania
tertentu. Amphotericin
B
(Fungizone®)
bermanfaat untuk penyakit leishmaniasis selaput s elaput lender di Amerika Selatan bila tidak berekasi terhadap pengobatan antimonal. Sementara untuk penyakit kulit ringan dapat sembuh dengan sendirinya. Infeksi yang terjadi di daerah dimana penyakit leishmaniasis selaput lendir dilaporkan, harus diobati secepatnya.
c. Penanggulangan Penanggulangan Wabah Di daerah-daerah dimana insidens penyakit tinggi, lakukan upaya intensif untukmenanggulangi penyakit dengan menyediakan diagnosa dan 21
tindakan pengawasan yang tepat untuk membasmi lalat phlebotomine dan mamalia yang berperan sebagai hospes reservoir. d. Implikasi bencana: bencana: Tidak ada. e. Tindakan Internasional : Manfaatkan Pusat-pusat Kerja sama WHO (WHO CC)
II.
LEISHMANIASIS VISCERALIS
(Kala – (Kala – azar) azar)
1. Identifikasi
Istilah general visceral leishmaniasis mencakup spektrum keparahan dan manifestasi yang luas. Awitannya bisa kronis, subakut, atau akut. Meskipun masa inkubasi umumnya berkisar dari minggu ke bulan, infeksi tanpa gejala dapat menjadi manifestasi klinis bertahun-tahun setelah beberapa dekade setelah terpapar pada orang-orang yang menjadi immunocompromised untuk alasan medis lainnya (seperti HIV / AIDS). Visceral leishmaniasis biasanya disebabkan oleh spesies L. donovani dan L. infantum (L. chagasi umumnya dianggap identik dengan L. infantum) dan mempengaruhi organ dalam (terutama, limpa, hati, dan sumsum tulang belakang). Manifestasi stereotip dari infeksi viseral yang nyata secara klinis meliputi:
Demam penurunan berat badan (cachexia; wasting) hepatosplenomegali (biasanya, limpa lebih menonjol daripada hati) pancytopenia-i, anemia, leukopenia, dan trombositopenia trombositopenia tingkat protein total tinggi dan tingkat albumin rendah, dengan hipergamaglobulinemia Limfadenopati dapat dicatat, terutama di beberapa wilayah geografis, seperti Sudan.
Pasien koinfeksi HIV mungkin memiliki manifestasi atipikal, seperti keterlibatan saluran gastrointestinal dan sistem organ lainnya. Istilah kala-azar - yang berarti demam hitam (kala) (azar) dalam bahasa Hindi - sering dicadangkan untuk kasus leishmaniasis yang parah (lanjutan), walaupun istilah kala-azar dan leishmaniasis visceral kadang-kadang digunakan secara bergantian. Jika kasus leishmaniasis visceral yang tidak diobati biasanya bersifat fatal, baik secara langsung dari penyakit atau secara tidak langsung akibat komplikasi, seperti infeksi bakteri atau pendarahan sekunder (myco). 22
Gejala – penyakit
ini
ditandai
dengan
panas,
hepatosplenomegaly, hepatosplenomegaly,
lymphadenopathy, lymphadenopathy, anemia, leukopenia, trhombocytopenia, trhombocytopenia, dan cepat menjadi kurus serta rasa lemah. Penyakit yang telah terbukti secara klinis dan jika tidak diobati biasanya berakibat fatal. Demam dapat muncul secara lambat atau berupa serangan mendadak berlangsung terus-menerus dan tidak beraturan, demam sering kali muncul dengan dua puncak tiap harinya, diselingi apyrexia dan periode subfebril secara bergantian. Penyakit kulit post kala azar dapat terjadi setelah benar-benar sembuh dari penyakit sistemik.
Pembesaran limpa Leishmaniasis visceral 2. Diagnosa
Diagnosa ditegakkan dengan kultur organisme yang diambil dari spesimen biopsi atau dari aspirat, atau dengan ditemukannya hamastigotes intraseluler (Badan Leishman (Badan Leishman – Donovan) Donovan ) dari sediaan yang diambil dari sumsum tulang, limpa, hati, kelenjar getah bening atau darah. Tehnik PCR dapat mendeteksi satu macrophage yang trinfeksi oleh leishmania dalam 8 ml darah (lihat bagian I, diatas ) 2. Penyebab penyakit
Biasanya, biasanya disebabkan oleh Leishmania donovani, donovani, L. infatum, L. tropica, L. chagast. Tetapi dapat juga oleh penyebab lain. 3. Distribusi Penyakit
Terjadi di pedesan daerah tropis dan sub tropis seperti beberapa fokus di India, Banglades, Pakistan, Cina, Bagian Selatan Uni Soviet, Timur Tengah 23
mencakup Turki, Lembah Mediterania, Meksiko, Amerika Selatan, Amerika Tengah (terutama Brazil), dan di Sudan, Kenya, Etiopia, dan pinggiran padang rumput Sub Sahara Afrika. Dibanyak wilayah yang terjangkit, penyakit umumnya menyebar diantara anak-anak, dan remaja tetapi terkadang sebagai gelombang wabah. Distribusi Penyakit berkurang dengan adanya penggunaan insektisida anti malaria. Di wilayah dimana populasi anjing telah dikurangi secara drastis, maka penyakit ini pada manusia juga berkurang. 4. Reservoir
Diketahui atau diperkirakan termasuk manusia, anjing liar, anjing peliharaan. Di India, Nepal dan Bangladesh diketahui hanya manusia sebagai reservoir. 5. Cara penularan
Melalui gigitan lalat pasir phlebotomine pasir phlebotomine yang terinfeksi (lihat bagian I, diatas). 6. Masa inkubasi
Biasanya 2 – 2 – 6 6 bulan, rentang waktu dari 10 hari sampai bertahun-tahun. 7. Masa penularan
Biasanya tidak ditularkan dari orang ke orang, tetapi dapat melalui lalat pasir selama parasit masih tetap ada dalam peredaran darah atau kulit dari reservoir mamalia. Penularan phlebotomines dapat terus berlangsung walaupun telah terjadi penyembuhan secara klinis. 8. Kerentanan Kerentanan dan Kekebalan
Pada umumnya semua orang rentan terhadap penyakit ini. Kala azar nampaknya merangsang terjadinya kekebalan homolog seumur hidup. Bukti bukti menunjukkan bahwa infeksi yang tidak nampak ( inapparent ) dan sub klinis sering terjadi dan malnutrisi sebagai pencetus munculnya gejala klinis dan mengaktifkan penyakit yang tidak nampak. Penyakit yang muncul pada penderita AIDS, diperkirakan sebagai akibat reaktifasi dari infeksi laten. 9. Cara-cara pemberantasan
a. Cara-cara Pencegahan : : lihat bagian I, 9A, diatas. Di daerah tertentu dilakukan eliminasi anjing peliharaan yang berperan sebagai reservoir. b. Pengawasan penderita, penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya : 1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: Di daerah tertentu dimana leishmaniasis endemis, penyakit ini harus dilaporkan , kelas 3 B (lihat tentang Laporan Penyakit Menular).
24
2)
Isolasi: Tindakan kewaspadaan universal terhadap darah dan cairan tubuh.
3) Desinfeksi serentak: Tidak ada. 4) Karantina: Tidak ada. 5) Imunisasi terhadap orang-orang yang kontak: Tidak ada. 6) Penelitian terhadap orang-orang yang kontak dengan sumber infeksi: biasanya Tidak ada. 7) Pengobatan spesifik: Sodium stibogluconate (Pentostam® ), yang disediakan
dari
CDC,
Atlanta
dan
meglumine antimonate
(Glucantime) cukup manjur. Kasus yang tidak bereaksi terhadap antimony dapat diobati dengan amphotericin B atau pentamidine; obat ini tidak digunakan secara rutin karena toksisitasnya di beberapa negara, seperti Kenya dan India. Penyakit ini kurang beraksi terjadap pengobatan dibandingkan dengan negara-negara Mediteranean sehingga membutuhkan proses pengobatan yang lebih lama dibandingkan yang biasanya dilakukan. c. Penangulangan wabah: wabah: Upaya penanggulangan yang efektif harus mencakup pengetahuan yang baik tentang ekologi setempat dan rantai penularan penyakit, diikuti dengan mengadopsi cara-cara penaggulangan yang praktis untuk memutuskan rantai penularan. d. Implikasi bencana: bencana: Tidak ada. e. Tindakan Internasional : Koordinasi program penanggulangan secara institusional diantara Negara-negara tetangga dimana penyakit tersebut endemis. Manfaatkan pusat-pusat kerjasama WHO.
25
I. Diagnosa
Berbagai metode laboratorium dapat digunakan untuk mendiagnosis leishmaniasisuntuk mendeteksi parasit dan mengidentifikasi spesies Leishmania. Beberapa metode hanya tersedia di laboratorium referensi. Di Amerika Serikat, CDC menyediakan layanan diagnostik referensi untuk leishmaniasis. Leishmaniasis didiagnosis dengan mendeteksi parasit Leishmania (atau DNA) pada spesimen jaringan - seperti dari lesi kulit, untuk leishmaniasis kulit (lihat instruksi), atau dari sumsum tulang, untuk leishmaniasis viseral (lihat catatan di bawah) pemeriksaan mikroskopis ringan yang diwarnai slide, teknik kultur khusus, atau metode molekuler.
Identifikasi spesies Leishmania juga penting, terutama jika lebih dari satu spesies ditemukan di tempat tinggal pasien atau bepergian dan jika mereka memiliki implikasi klinis dan prognostik yang berbeda. Spesies ini dapat diidentifikasi dengan berbagai pendekatan, seperti metode molekuler dan teknik biokimia (analisis isoenzim pada parasit kultur).
Untuk leishmaniasis viseral, pengujian serologis dapat memberikan bukti pendukung untuk diagnosis. Kinerja berbagai tes serologis dapat bervariasi menurut wilayah 26
geografis dan faktor inang (misalnya, sensitivitas pengujian serologis umumnya lebih rendah pada pasien koinfeksi HIV, terutama jika infeksi HIV mendahului infeksi Leishmania). Kebanyakan tes serologis tidak dapat dipercaya membedakan antara infeksi aktif dan infeksi.
Tidak ada persiapan uji kulit leishmanin yang telah disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat. Catatan: Untuk leishmaniasis viseral, meskipun sensitivitas diagnostik paling tinggi untuk aspirasi limpa (> 95% vs <90% untuk organ / jaringan lain), prosedur ini dapat dikaitkan dengan perdarahan yang mengancam jiwa, bahkan jika dilakukan dengan bimbingan radiologis. Aspirasi sumsum tulang jauh lebih aman. Contoh sumber spesimen potensial lainnya untuk pengujian diagnostik meliputi hati, kelenjar getah bening, dan seluruh darah atau mantel kerbau. Di antara pasien terinfeksi HIV, parasit juga dapat ditemukan di tempat yang yang tidak biasa (seperti saluran pencernaan).
J. Pengobatan Poin Utama
Informasi yang diberikan di sini bukan merupakan primer untuk merawat leishmaniasis; Sebaliknya, fokusnya adalah pada prinsip dan perspektif dasar, yang diarahkan pada dokter yang merawat pasien di Amerika Serikat. Keputusan pengobatan harus dilakukan secara se cara individual, dengan de ngan konsultasi ahli. Secara umum, semua kasus leishmaniasis visoferal visiferal dan leishmaniasis mukosa harus diobati, sedangkan tidak semua kasus leishmaniasis kulit memerlukan perawatan.
Pendekatan pengobatan sebagian bergantung pada faktor host dan parasit. Beberapa pendekatan / rejimen efektif hanya terhadap spesies / strain Leishmania tertentu dan hanya di wilayah geografis tertentu. Bahkan data dari uji coba klinis yang dilakukan dengan baik tidak harus digeneralisasikan ke pengaturan lainnya. Dari catatan khusus, data dari banyak uji klinis terapi untuk leishmaniasis viseral di bagian India tidak harus langsung diterapkan pada leishmaniasis viseral yang disebabkan oleh L.
27
donovani di daerah lain, terhadap leishmaniasis viseral yang disebabkan oleh spesies lain, atau pengobatan kutaneous dan leismaniasis mukosa
Kelompok khusus (seperti anak kecil, orang tua, wanita hamil / menyusui, dan orangorang yang immunocompromised atau yang memiliki komorbiditas lainnya) mungkin memerlukan obat atau rejimen dosis yang berbeda.
L ei shma shmania ni asis si s kulit kuli t Keputusan tentang apakah dan bagaimana memperlakukan harus dilakukan secara individual. Pendekatan pengobatan sebagian bergantung pada spesies / strain Leishmania dan wilayah geografis di mana infeksi diperoleh; riwayat infeksi alami, risiko diseminasi / penyakit mukosa, dan kerentanan obat dalam pengaturan yang bersangkutan; dan jumlah, ukuran, lokasi, evolusi, dan karakteristik karakteristik klinis lainnya dari lesi kulit pasien. Terapi leishmaniasis kulit dapat ditunjukkan pada:
mengurangi risiko penyebaran / penyakit mukosa (terutama untuk spesies Dunia Baru di subgenus Viannia; lihat Penyakit)
mempercepat penyembuhan lesi kulit
mengurangi risiko kambuh (reaktivasi klinis) pada lesi kulit
mengurangi morbiditas lokal yang disebabkan oleh lesi kulit besar atau persisten, terutama pada wajah atau telinga atau persendian di dekatnya
mengurangi reservoir infeksi di wilayah geografis di mana orang yang terinfeksi (vs hewan non-manusia) berfungsi sebagai host reservoir (seperti di Kabul, Afghanistan, dan daerah endemik tropika-Leishmania lainnya, di mana transmisi bersifat antroponotik)
Secara umum, tanda pertama respons terapeutik terhadap pengobatan yang memadai adalah penurunan indurasi (lesi perataan). Proses penyembuhan untuk lesi ulseratif besar sering berlanjut setelah akhir terapi. Kambuh (reaktivasi klinis) biasanya diperhatikan terlebih dahulu pada batas lesi.
28
Terapi sistemik (parenteral) (parenteral)
Untuk terapi antimonial pentavalen (SbV). Dosis harian standar adalah 20 mg SbV per kg, diberikan IV atau IM. Durasi terapi tradisional adalah 20 hari untuk leishmaniasis kutaneous (10 hari mungkin cukup dalam beberapa pengaturan) dan 28 hari untuk leishmaniasis mukosa (dan viseral). Untuk beberapa pasien, penyesuaian dosis harian atau durasi terapi dapat ditunjukkan. Deoksikolat amfoterisin B secara tradisional telah digunakan sebagai terapi penyelamatan untuk leishmaniasis kulit (dan mukosa). Formulasi lipid amfoterisin B biasanya lebih baik ditoleransi daripada amfoterisin konvensional B. Namun, data yang mendukung penggunaannya untuk pengobatan leishmaniasis kulit (dan mukosa) bersifat anekdotal; Regimen dosis standar belum ditetapkan. Bila formulasi lipid (misalnya, amfoterisin B liposomal B) telah digunakan untuk pengobatan leishmaniasis kutaneous, pasien biasanya menerima 3 mg per kg setiap hari, dengan infus IV, dengan dosis total 6 sampai 10 atau lebih. Di Amerika Serikat, pentamidine isethionate jarang digunakan untuk pengobatan leishmaniasis kulit. Keterbatasannya meliputi potensi toksisitas ireversibel dan efektivitas variabel. Terapi sistemik (oral)
Pada bulan Maret 2014, FDA menyetujui agen oral miltefosin untuk pengobatan leishmaniasis kulit pada orang dewasa dan remaja yang tidak hamil atau menyusui. Indikasi yang disetujui FDA terbatas pada infeksi yang disebabkan oleh tiga spesies tertentu, ketiganya adalah spesies Dunia Baru di subgenus Viannia-yaitu, Leishmania (V.) braziliensis, L. (V.) panamensis, dan L. (V .) guyanensis Bahkan untuk spesies ini, efektivitas miltefosin telah bervariasi di berbagai wilayah geografis. Penggunaan miltefosine untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh spesies Leishmania lainnya di Dunia Baru atau oleh spesies manapun di Dunia Lama akan merupakan penggunaan di luar label, seperti halnya pengobatan pada anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Lihat di atas untuk perspektif dan pertimbangan tambahan mengenai miltefosin. The "azoles" ketoconazole, itraconazole, dan fluconazole-diberikan secara oral - telah digunakan dengan hasil yang beragam, dalam berbagai setting. Sebagai contoh:
29
Ketokonazol (rejimen orang dewasa: 600 mg sehari selama 28 hari) menunjukkan aktivitas sederhana terhadap infeksi L. mexicana dan L. (V.) panamensis pada penelitian kecil di Guatemala dan Panama. Namun, itraconazole (rejimen orang dewasa: 200 mg dua kali sehari selama 28 hari) tidak efektif melawan infeksi L. (V.) panamensis dalam percobaan klinis di Kolombia.
Penggunaan flukonazol (rejimen orang dewasa: 200 mg setiap hari selama 6 minggu) untuk pengobatan infeksi Mayor L. di berbagai negara di Dunia Lama telah dikaitkan dengan hasil yang beragam. Data awal dari Iran menunjukkan bahwa dosis harian yang lebih tinggi (400 vs 200 mg) mungkin lebih efektif melawan infeksi L. mayor. Data awal dan tidak terkontrol dari Brasil bagian timur laut menunjukkan bahwa rejimen 8 mg per kg setiap hari selama 4 sampai 6 minggu mungkin efektif terhadap infeksi L. braziliensis di wilayah tersebut.
Terapi lokal
Beberapa kasus leishmaniasis kulit tanpa risiko diseminasi / penyakit mukosa mungkin merupakan kandidat terapi lokal, sebagian bergantung pada jumlah, lokasi, dan karakteristik lesi kulit. Contoh terapi lokal yang mungkin memiliki kegunaan dalam
beberapa
pengaturan
termasuk
cryotherapy
(dengan
nitrogen
cair),
thermotherapy (penggunaan panas radiofrequency lapangan saat ini), administrasi intrusi dari SbV (sampai saat ini, tidak dicakup oleh protokol IND CDC untuk Pentostam®), dan aplikasi topikal paromomisin (seperti salep yang mengandung 15% paromomisin / 12% metilbenzetonium klorida pada parafin putih lunak; tidak tersedia di Amerika Serikat).
Visisheral Leishmaniasis Penggunaan terapi sistemik yang sangat efektif untuk leishmaniasis penting, seperti perawatan suportif - misalnya terapi untuk malnutrisi, anemia / pendarahan, dan infeksi kambuhan. Untuk pasien koinfeksi HIV, terapi antiretroviral (ART) harus dimulai atau dioptimalkan sesuai dengan praktik standar; Penggunaan ART yang sesuai menunda relaps dan meningkatkan kelangsungan hidup. Liposomal amfoterisin B disetujui FDA untuk pengobatan leishmaniasis viseral. Meskipun berbagai rejimen telah disarankan dalam literatur yang diterbitkan, rejimen
30
yang disetujui FDA untuk pasien imunokompeten terdiri dari 3 mg per kg setiap hari, dengan infus IV, pada hari 1-5, 14, dan 21 (dosis total 21 mg / kg) . Regimen yang disetujui FDA untuk pasien dengan imunosupresi terdiri dari 4 mg per kg setiap hari pada hari 1-5, 10, 17, 24, 31, dan 38 (dosis total 40 mg / kg). Beberapa pasien dengan imunosupresi mungkin memerlukan dosis total dan / atau profilaksis sekunder yang lebih tinggi (terapi perawatan kronis), khususnya, pasien dengan koinfeksi HIV dengan jumlah CD4 <200. Namun, pendekatan standar untuk pengobatan antidimial dan profilaksis sekunder belum ditetapkan - misalnya, interval agen, dosis, dan dosis optimal untuk terapi pemeliharaan. Deoksikolat amfoterisin B efektif adalah terapi yang sangat efektif untuk leishmaniasis viseral tetapi umumnya lebih beracun daripada amfoterisin liposom B. Pasien imunokompeten biasanya menerima 0,5 sampai 1,0 mg per kg - baik setiap hari atau setiap hari - dengan infus IV - dengan dosis total kira-kira 15 sampai 20 mg per kg Program terapi yang lebih lama dapat diindikasikan untuk beberapa pasien. Terapi antimonial Pentavalen (SbV) Pentavalen (SbV) umumnya tetap sangat efektif di sebagian besar wilayah, dengan pengecualian sebagian wilayah Asia Selatan. Lihat di atas tentang protokol IND CDC untuk sodium stibogluconate (Pentostam®). Regimen dosis standar untuk pasien imunokompeten terdiri dari 20 mg SbV per kg setiap hari, IV atau IM, selama 28 hari. Untuk beberapa pasien, penyesuaian dosis harian atau durasi terapi dapat ditunjukkan. Agen parenteral lainnya yang memiliki kelebihan dalam beberapa pengaturan termasuk paromomycin sulfate (setara dengan kimiawi aminosidin), yang tidak tersedia untuk pemberian parenteral di Amerika Serikat-dan-pentamidin isetionat, agen lini kedua yang keterbatasannya meliputi keefektifan suboptimal (terutama , di beberapa bagian Asia Selatan) dan potensi toksisitas ireversibel. Miltefosin dianggap Miltefosin dianggap sebagai agen oral pertama yang sangat aktif untuk leishmaniasis viseral. Pada bulan Maret 2014, FDA menyetujui miltefosin untuk pengobatan leishmaniasis viseral yang disebabkan oleh Leishmania donovani, pada orang dewasa dan remaja yang tidak hamil atau menyusui. Penggunaan miltefosin untuk leishmaniasis viseral yang disebabkan oleh spesies lain (misalnya, L. infantum) akan merupakan penggunaan di luar label, seperti halnya pengobatan anak-anak di bawah 12 tahun. Lihat di atas untuk perspektif dan pertimbangan tambahan mengenai miltefosin.
31
1.
Miltefosine, dengan nama kimia heksadesifosfokolin heksadesifosfokolin Oral
Leishmaniasis organ tubuh Dewasa: 100-150 mg per hari selama 28 hari
Topikal/Kulit
Mycosis fungoides Dewasa: 6% larutan dioleskan 1-2 kali per hari
Topikal/Kulit
Metastasis kulit kanker payudara Dewasa: 6% larutan dioleskan 1-2 kali per hari.
Dosis miltefosine untuk anak-anak
<12 tahun, atau ≥12 tahun dengan berat badan <30 kg: Keamanan dan efisiensi belum dipastikan ≥12 tahun (30-44 (30 -44 kg): 50 mg PO BID x28 hari berturut-turut ≥12 tahun (≥45 kg): 50 mg PO TID x28 hari berturut -turut
Dosis yang tersedia
Kapsul, Oral: 50 mg
Efek Samping
Dapatkan pertolongan medis darurat bila Anda memiliki tanda reaksi alergi ini: gatal-gatal, sulit bernapas, wajah, bibir, lidah, ata u tenggorokan bengkak.
2. Pentavalent Pentavalent antimonial : bisa berupa sodium stiboglukonat dan miglumin antimonat 3. Pentamidin untuk pengobatan lanjutan leishmaniasis pada kulit 4. Amfoterisin Amfoterisin B bermanfaat bermanfaat untuk leishmaniasis l eishmaniasis selaput lendir Oral: untuk kandidiasis intestinal, 100-200 mg tiap 6 jam.
Bayi dan Anak-anak, 100 mg 4 kali sehari.
32
Injeksi intravena: infeksi jamur sistemik, dosis percobaan 1 mg selama 20-30
menit dilanjutkan dengan 250 mcg/kg bb/hari, pelan-pelan dinaikkan sampai 1 mg/kg bb/hari; maksimum 1,5 mg/kg bb/hari atau selang sehari.
K. Pencegahan Pencegahan dan Pengendalian
Pencegahan dimulai dengan cara mengobati orang yang terinfeksi dan berusaha untuk mencegah gigitan Phlebotomus papatasi/ lalat pasir. Orang-orang yang telah diobati lebih jarang mengalami infeksi ulang Leishmania spesies yang sama. Selain itu utnuk mencegah kontak dengan vektor penyakit (lalat pasir), dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut: Gunakan
penolak
serangga
(repellent)
yang
mengandung
DEET
(diethyltoluamide) pada kulit Gunakan insektida (misalnya permethrin)pada kasa serangga, kelambu, dan
pakaian
Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki untuk meminimalkan bagian kulit yang terpapar.
. Pengendalian atau penghindaran vektor sandfly diperlukan untuk mengurangi kejadian infeksi (Alexander & Maroli 2003). Kontrol insektisida dari tangkai pasir vektor efektif sampai hambatan terbentuk pada populasi lalat. Karena itu, penggunaan repellants lebih diutamakan. Untuk mengurangi penyakit yang disebabkan oleh sandflies, beberapa upaya telah dilakukan untuk menghilangkan penghuni reservoir dari daerah berpenduduk. Upaya lebih lanjut untuk mengendalikan
vektor
tetap
eksperimental,
terutama
karena
tempat
pengembangbiakan sebagian besar sandflies tidak mudah ditemukan. ditemukan. Tidak ada vaksin atau obat untuk mencegah infeksi. Cara terbaik bagi wisatawan untuk mencegah infeksi adalah dengan melindungi diri
dari
gigitan
lalat
pasir.
Tindakan
perlindungan
pribadi
termasuk
meminimalkan aktivitas di luar ruangan nokturnal, memakai pakaian pelindung, dan menerapkan pengusir serangga pada kulit yang terbuka.
33
Secara umum, tindakan pencegahan dan pengendalian harus disesuaikan dengan setting lokal dan biasanya sulit untuk dipertahankan. Tindakan pengontrolan terhadap vektor fly fly atau host reservoir hewan mungkin efektif dalam beberapa pengaturan. Di banyak wilayah geografis di mana leishmaniasis ditemukan pada manusia, orang yang terinfeksi tidak diperlukan untuk menjaga siklus transmisi parasit di alam; host reservoir hewan (seperti tikus atau anjing), bersama dengan lalat pasir, mempertahankan siklusnya. Misalnya, di L. infantum / L. daerah chagasiendemik,
anjing
berfungsi
sebagai
penghuni
reservoir
utama;
strategi
pengendalian untuk area tersebut sedang dievaluasi. Di
beberapa
bagian
dunia,
orang
yang
terinfeksi
dibutuhkan
untuk
mempertahankan siklus; Jenis transmisi ini (human-sand fly-human) disebut anthroponotic. Misalnya, di Subkontinen India (Asia Selatan), transmisi L. donovani bersifat antroponotik. Di daerah seperti itu, deteksi dini dan pengobatan pasien yang efektif dapat berfungsi sebagai tindakan pengendalian; Pengobatan suboptimal dapat menyebabkan perkembangan dan penyebaran resistensi obat. Karena transmisi intra dan peridomiciliary (bukan sylvatic), penyemprotan tempat tinggal dengan insektisida residual-action dan penggunaan kelambu yang diobati dengan insektisida tahan lama mungkin bersifat protektif.
34
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Leishmaniasis merupakan penyakit yang disebabkan leh protozoa dan lalat pasir sebagai vektornya. Vektor lalat pasir betina (sand fly), serangga penghisap darah yang hidup didaerah tropis dan subtropis. Leishmania ini dapat menginfeksi kulit.
Masa inkubasi: paling cepat selama 1 minggu bahkan berbulab-bulan
Reservoir: Manusia, hewan pengerat, marsupial dan karnivora karnivora
Daerah penyebaran: Amerika Serkat, Brazilia, Eropa Selatan, Afrika, dan Amerika Tengah
Siklus hidup leishmania dalam vektor Phlebotomu papatasi/ lalat pasir dan manusia : 1. Lalat pasir menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase promastigot pada protozoa ke dalam inang 2. Makrofag akan memfagosit promastigot 3. Di dalam makrofag promasigot akan berkembang menjadi amastigot 4. Kemudian amastigot memperbanyak diri di dalam sel hingga makrofag pecah dan terjadi penyebaran pada makrofag lain 5. (fase pada lalat pasir) lalat pasir menggigit panusia yang terinfeksi, tahap amasigot pada manusia 6. Berkembang biak dan bertambah banyak di dalam usus lalat pasir 7. Amastigot, kemudian akan berkembang pada tahap selajutnya yaitu tahap promastigot di dalam usus 8. Dari usus akan masuk menuju kelenjar ludah lalat pasir
35
DAFTAR PUSTAKA
Chin, J. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi ke 17. Diterjemahkan oleh : Kandun. Jakarta https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4948823/ http://genome.wustl.edu/genomes/detail/phlebotomus-papatasi/ http://symptomms.com/id/pages/1583265 https://phil.cdc.gov/details.aspx?pid=10274 https://www.cdc.gov/parasites/leishmaniasis/health_professionals/index.html#dx
36