PAPER
TATALAKSANA ATONIA UTERI
UNTUK MEMENUHI TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
DOSEN PENGAMPU : AYU SUKMA PRATIWI, S.ST
LAILATUD DAFI Q. (NIM.16010327)LAILATUD DAFI Q. (NIM.16010327)DISUSUN OLEH:
LAILATUD DAFI Q. (NIM.16010327)
LAILATUD DAFI Q. (NIM.16010327)
AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
2016-2017
ISI
DEFINISI ATONIA UTERI
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. (Oktarina, 2016)
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan keluarnya darah dari tempat implantasi plasenta dan menjadi tidak terkendali. (JNPK-KR, 2014)
Atonia uteri merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik. (Oktarina, 2016)
ETIOLOGI
Overdistensi Uterus merupakan faktor resiko yang paling sering mengakibatkan terjadinya atonia uteri. Overdistensi uterus dapat disebabkan oleh kehamilan ganda, janin makrosomia, polihidramnion, abnormalitas janin, kelainan struktur uterus, atau distensi akibat akumulasi darah di uterus baik sebelum mapun sesudah plasenta lahir.
Pimpinan kala III yang salah, dengan memijat-mijat dan mendorong uterus. Lemahnya kontraksi miometrium merupakan akibat dari kelelahan karena persalinan lama atau persalinan yang memerlukan tenaga yang banyak, umur yang terlalu muda dan terlalu tua, terutama apabila diberikan stimulasi pada ibu. Selain itu pengaruh obat-obatan yang dapat mengakibatkan inhibisi kontraksi seperti: anastesi yang terhalogenisasi, nitrat, obat-obatan anti inflamasi nonsteroid, magnesium sufat dan nipedipin.
Ibu dengan keadaan umum yang buruk, anemis, atau menderita penyakit yang menahun.Penyebab lain yaitu: plasenta letak rendah, partus lama (terlantar) toksin bakteri (korioamnionitis, endometritis, septikemia), hipoksia akibat hipoperfusi atau uterus couvelaire pada abruptio plasenta. (Cunningham, 2012)
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala atonia uteri :
Perdarahan pervaginam
Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan primer)
Konsistensi rahim lembek
Gejala ini merupakan gejala umum dari atonia uteri dan yang membedakan atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya. (Amamia Clinic, 2015)
PENATALAKSANAAN
Jika uterus tidak segera berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil ( masase ) fundus uteri maka patut diduga telah terjadi Atonia Uteri :
Segera lakukan kompresi bimanual internal ( KBI ) :
Pakai sarung tangan DTT atau steril, kemudian secara hati-hati masukkan satu tangan secara obstetrik (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus dan ke dalam vagina.
Periksa vagina dan serviks. Jika ada bekuan darah pada kavum uteri maka segera keluarkan karena kondisi ini dapat menyebabkan uterus tak dapat berkontraksi secara efektif.
Setelah melewati introitus dan berada di dalam vagina maka kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior. Dengan dataran jari-jari tangan dalam, tekan dinding anterior segmen bawah uterus ke arah tangan luar yang sedang mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus dijepit dari arah depan dan belakang.
Aplikasikan tekanan yang kuat pada uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang berjalan diantara miometrium dan juga merangsang miometrium untuk segera berkontraksi. (JNPK-KR, 2014)
Evaluasi keberhasilan:
Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala IV
Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE), kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Jika penolong bekerja secara berkelompok maka tidak perlu dilakukan tindakan KBE karena penolong dapat melanjutkan KBI dan petugas lain diminta untuk memasang infus. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.
Alasan: Atonia uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI, jika KBI tidak berhasi dalam waktu 5 menit maka diperlukan berbagai upaya lainnya.
Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600 mcg per rektal. Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus larutan kristaloid untuk restorasi cairan secara cepat dan berikan oksitosin 20 IU dalam 500 cc Ringer Laktat dengan kecepatan 30 tetes/menit (pastikan oksitosin drsimpan secara benar dan masih efektif)
Alasan: Jarum berdiameter besar memungkinkan pemberian larutan lV secara cepat dan dapat dipakai untuk transfusi darah (jika diperlukan). Pemberian oksitosin secara intravena dengan tetesan yang tepat dapat merangsang kontraksi uterus. Oksitosin dosis besar tak boleh diberikan secara bolus intravena karena dapat menyebabkan hipotensi. Oksitosin dalam larutan kristaloid tidak boleh diguyur karena setelah 3 liter cairan kristaloid dan 40 IU oksitosin intravena dapat terjadi edema serebri dan ibu mengalami kejang.
Pakai sarung tangan DTT/Steril kemudian ulangi KBI
Alasan: KBI dengan ergometrin dan oksitosin akan membantu uterus berkontraksi.
Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu karena hal ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan tindakan gawatdarurat di fasilitas kesehatan rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan transfusi darah.
Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan pemberian infus dan uterotonika, juga KBI/KBE/Kompresi Aorta/Tampon Kondom-Kateter hingga ibu mencapai tempat rujukan. (JNPK-KR, 2014)
Jika ibu pre-syok, ganti cairan darah yang hilang dengan kristaloid 1000 ml dalam 15 menit pertama. Jika syok, berikan kristaloid 1500-2000 ml dalam 15 menit pertama
Berikan tambahan 750-1500 ml (tergantung kondisi ibu) dalam 30-45 menit berikutnya. Jika setelah itu ternyata belum sampai ditempat rujukan maka lanjutkan dengan jumlah yang sama untuk 45-60 menit berikutnya.
Pemberian cairan restorasi pada jam kedua dan selanjutnya harus dikombinasi dengan koloid dengan perbandingan 3:1. Jika konsentrasi hemoglobin darah ibu berada dibawah 6 g% maka ibu memerlukan tambahan transfusi darah. (JNPK-KR, 2014)
Cara Melakukan Kompresi Bimanual Eksternal
Letakkan satu tangan pada dinding abdomen, di dinding depan korpus uteri dan di atas simfisis pubis.
Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korpus uteri, sejajar dengan dinding depan korpus uteri. Usahakan untuk mencakup/ memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan dan belakang pembuluh darah di dalam anyaman miometrium dijepit secara manual. Cara ini dapat menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi. (JNPK-KR, 2014)
Cara Melakukan Kompresi Aorta Abdominalis
Lakukan perabaan pulsasi arteri femoralis yang berada pada perpotongan garis imajiner yang melalui tepi atas simfisis dan lipat paha (inguinal).
Setelah ditemukan maka sisihkan uterus ke arah bawah (simfisis), kemudian tekan umbilikus dengan tangan lain yang membentuk tinju hingga mencapai dataran depan kolumna vertebralis.
Jika pulsasi arteri femoralis melemah atau hilang maka kompresi Aorta Abdominalis berjalan efektif. Jika belum hilang maka permukaan jari-jari yang menekan Aorta Abdominalis ke kiri atau kanan hingga pulsasi arteri femoralis terhenti dan pertahankan hingga kontraksi membaik dan perdarahan berhenti.
(JNPK-KR, 2014)
1-Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)1-Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI (JNKP-KR, 2014)
1-Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
1-Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
YaYaEvaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa apakah terjadi laserasi perineum vagina dan serviks. Jahit atau segera rujukEvaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa apakah terjadi laserasi perineum vagina dan serviks. Jahit atau segera rujukUterus Berkontraksi?Uterus Berkontraksi?
Ya
Ya
Evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa apakah terjadi laserasi perineum vagina dan serviks. Jahit atau segera rujuk
Evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa apakah terjadi laserasi perineum vagina dan serviks. Jahit atau segera rujuk
Uterus Berkontraksi?
Uterus Berkontraksi?
Pantau ibu dengan seksama selama kala IV persalinanPantau ibu dengan seksama selama kala IV persalinanYaYa-Teruskan KBI hingga 2 menit.-Keluarkan tangan dari vagina -Pantau kala IV dengan ketat.-Teruskan KBI hingga 2 menit.-Keluarkan tangan dari vagina -Pantau kala IV dengan ketat.YaYa2- Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan ostium serviks3- Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi, lakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik.4- Lakukan komprsi bimanual interna (KBI) selama 5 menit.2- Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan ostium serviks3- Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi, lakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik.4- Lakukan komprsi bimanual interna (KBI) selama 5 menit.Uterus Berkontraksi?Uterus Berkontraksi?TidakTidakTidakTidak5- Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan KBE atau minta petugas lain untuk memasang infus.6- Jika keluarga melakukan KBE, keluarkan tangan dari vagina 7- Berikan ergometrin 0,2 mg lM (pastikan ibu tidak hipertensi) atau misoprostol 600 mcg per rektal. 8- Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18, berikan 500- 1000 cc Ringer Laktat pada alur i v. dan 20 unit oksitosin dengan tetesan xxv-xxx dari alur i.v. yang lain9. Ulangi KBI atau pasang kondom kateter 5- Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan KBE atau minta petugas lain untuk memasang infus.6- Jika keluarga melakukan KBE, keluarkan tangan dari vagina 7- Berikan ergometrin 0,2 mg lM (pastikan ibu tidak hipertensi) atau misoprostol 600 mcg per rektal. 8- Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18, berikan 500- 1000 cc Ringer Laktat pada alur i v. dan 20 unit oksitosin dengan tetesan xxv-xxx dari alur i.v. yang lain9. Ulangi KBI atau pasang kondom kateter Uterus Berkontraksi?Uterus Berkontraksi?10. Pasang kondom kateter dan segera rujuk ke RS Rujukan 11. Dampingi ibu ke tempat rujukan. 12. Lanjutkan infus Ringer Laktat 750-1500 cc dan 20 I.U oksitosin tetesan xxx. Restorasi cairan (kristaloid dan koloid) 3x jumlah darah keluar (total loss) dalam 2 jam pertama hingga tiba di RS Rujukan.10. Pasang kondom kateter dan segera rujuk ke RS Rujukan 11. Dampingi ibu ke tempat rujukan. 12. Lanjutkan infus Ringer Laktat 750-1500 cc dan 20 I.U oksitosin tetesan xxx. Restorasi cairan (kristaloid dan koloid) 3x jumlah darah keluar (total loss) dalam 2 jam pertama hingga tiba di RS Rujukan.
Pantau ibu dengan seksama selama kala IV persalinan
Pantau ibu dengan seksama selama kala IV persalinan
Ya
Ya
-Teruskan KBI hingga 2 menit.
-Keluarkan tangan dari vagina
-Pantau kala IV dengan ketat.
-Teruskan KBI hingga 2 menit.
-Keluarkan tangan dari vagina
-Pantau kala IV dengan ketat.
Ya
Ya
2- Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan ostium serviks
3- Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi, lakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik.
4- Lakukan komprsi bimanual interna (KBI) selama 5 menit.
2- Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan ostium serviks
3- Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi, lakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik.
4- Lakukan komprsi bimanual interna (KBI) selama 5 menit.
Uterus Berkontraksi?
Uterus Berkontraksi?
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
5- Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan KBE atau minta petugas lain untuk memasang infus.
6- Jika keluarga melakukan KBE, keluarkan tangan dari vagina
7- Berikan ergometrin 0,2 mg lM (pastikan ibu tidak hipertensi) atau misoprostol 600 mcg per rektal.
8- Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18, berikan 500- 1000 cc Ringer Laktat pada alur i v. dan 20 unit oksitosin dengan tetesan xxv-xxx dari alur i.v. yang lain
9. Ulangi KBI atau pasang kondom kateter
5- Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan KBE atau minta petugas lain untuk memasang infus.
6- Jika keluarga melakukan KBE, keluarkan tangan dari vagina
7- Berikan ergometrin 0,2 mg lM (pastikan ibu tidak hipertensi) atau misoprostol 600 mcg per rektal.
8- Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18, berikan 500- 1000 cc Ringer Laktat pada alur i v. dan 20 unit oksitosin dengan tetesan xxv-xxx dari alur i.v. yang lain
9. Ulangi KBI atau pasang kondom kateter
Uterus Berkontraksi?
Uterus Berkontraksi?
10. Pasang kondom kateter dan segera rujuk ke RS Rujukan
11. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
12. Lanjutkan infus Ringer Laktat 750-1500 cc dan 20 I.U oksitosin tetesan xxx. Restorasi cairan (kristaloid dan koloid) 3x jumlah darah keluar (total loss) dalam 2 jam pertama hingga tiba di RS Rujukan.
10. Pasang kondom kateter dan segera rujuk ke RS Rujukan
11. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
12. Lanjutkan infus Ringer Laktat 750-1500 cc dan 20 I.U oksitosin tetesan xxx. Restorasi cairan (kristaloid dan koloid) 3x jumlah darah keluar (total loss) dalam 2 jam pertama hingga tiba di RS Rujukan.
LANGKAH-LANGKAH PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI
(JNPK-KR, 2014)
NO
LANGKAH
ALASAN
1.
Masase fundus uteri segera setelah lahirnya placenta (maksimal 15 detik)
Masase merangsang kontraksi uterus. Sambil melakukan masase sekaligus dapat dilakukan penilaian kontraksi uterus.
2.
Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks
Pekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat menghalangi kontrasi uterus secara baik.
3.
Pastikan bahwa kandung kemih kosong. Jika penuh dan dapat dipalpasi, lakukan kateteresasi menggunakan tehnik aseptik
Kandung kemih yang penu akan mengahalangi uterus berkontrasi secara baik.
4.
Lakukan kompresi bimanual interna selama 5 menit
Kompresi ini memberikan tekanan langsung pada pembulu darah dingding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi jika kompresi bimanual tidak berhasil selama 5 menit, diperlukan tindakan lain.
5.
Anjurkan keluarga untuk mulai membantu kompersi bimanual eksterna
Keluarga dapat meneruskan proses kompresi bimanual secara eksterna selama penolong melakukan langkah-langkah selanjutnya.
6.
Keluarkan tangan perlahan-lahan
7.
Berikan orgementri 0,2 mg IM (kontraksi hiperensi) atau misoprotol 600-1000 mcg
Ergometri dan misoprostol akan bekerja dalam 5-7 menit yang menyebabkan uterus berkontraksi.
8.
Pasang infus dengan menggunakan jarum ukuran 16atau 18 dan beri 500 cc Ringer Laktat +20 unit oksitosit. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
Jarum besar memungkin kan pemberian larutan IV secara cepat atau untuk trasfusi darah. Ringer Laktat akan membanu memulihkan volume cairan yang hilang selama perdarahan. Oksitosin IV dengan cepat merangsang kontraksi uterus.
9.
Ulang kompresi bimanual interna
KBI yang diunakan bersama dengan ergomentri dan oksitosin atau misoprostol akan membuat uterus berkontraksi.
10.
Rujuk segera jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 jam sampai 2 menit, hal ini bukan atonia sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat darurat difasilitas yang mampu melaksanakan tindakan bedah dan transfusi darah
Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 jam sampai 2 menit, hal ini bukan atonia sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat darurat difasilitas yang mampu melaksanakan tindakan bedah dan transfusi darah.
11.
Dampingi ibu ketempat rujukan. Teruskan melakukan KBI
Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembulu darah dingding uterus dan merangsang meometrium untuk berkontraksi.
12.
Lanjutkan infus Ringer Laktat +20 unit oksitosin dalam 500 cc larutan dengan laju 500/jam hingga tempat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 L infus . Kemudian berikan 125 cc/jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup. Berikan 500 cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minimum untuk rehidrasi.
Ringer Laktat akan membantu memulihkan volume cairan yang hilang selama perdarahan. Oksitosin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus.
DAFTAR PUSTAKA
Oktarina, M. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : DeePublish
JNPK-KR. 2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Cunningham, G. dkk. 2012. Obstetri Williams, edisi 21. Jakarta : EGC.
Amima Clinic. 2015. Penyebab Atonia Uteri Pada Persalinan. http://www.amamiaclinic.com/2015/09/penyebab-atonia-uteri-pada- persalinan.html. Diakses pada tanggal 14 November 2017.