TUGAS ANATOMI TOPOGRAFI VETERINER “Regio Extremitas Caudal Medial View pada Canine”
DISUSUN OLEH: KELOMPOK VI 2016D I Wayan Gede Aerawata
1609511068
Genta Dhamara Adam Putranto
1609511069
Mahda Dwi Darmayanti
1609511074
Maria Anastasia Hutapea
1609511076
Derfina Lijung
1609511078
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas mata kuliah Anatomi Topografi Veteriner yang berjudul “ Regio Extremitas Caudal Medial View pada Canine” dengan baik. Kami berterimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan dari makalah ini. Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan serta pengetahuan tentang anatomi topografi kaki belakang pada anjing.
Denpasar, 21 November 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………....…………...i KATA PENGANTAR .……………………………………………………...………ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………......iii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..iv BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….……….……....1 1.1 Latar Belakang………………………………………….……….…...….1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………......…….….….…....2 1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………..………… .....2 1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………..………...3 BAB II MATERI DAN METODE……………………………………………..…....4 2.1 Materi………………………...………………………….……………….4 2.2 Metode………………………...…………………….….……………..…4 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………..…………….......5 3.1 Regio Femoralis Medialis et Patelaris………………………..……...…..5 3.2 Regio Cruralis Medialis………………………………………….............9 DAFTAR PUSTAK A………………………………………………………….…...12
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pembagian Regio Extremitas Caudal Medial View pada Anjing ………5 Gambar 3.2 Regio Femoralis Medial et Patelaris ……………………………………9 Gambar 3.3 Regio Cruralis Medialis…………………………………………...……11
iv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada anatomi topografi yang diutamakan adalah memperhatikan dan mempelajari kedudukan berbagai alat tubuh yang satu dengan yang lainnya secara tepat dan pasti. Penentuan daerah/wilayah/kawasan (regio) selalu dikaitkan dengan kegunaannya, misalnya untuk tindak chirurgic, diagnosa suatu penyakit pada bagian tubuh tertentu, penyembuhan suatu luka, dsb. Dari regio yang telah ditetapkan, lapisan demi lapisan dapat dipelajari apa saja yang mungkin ditemukan di wilyah tersebut (misalnya: bulu, kulit, penebalan kulit, tanduk, fascia, otot, jaringan lemak, pembuluh darah, saraf, tulang, persendian, kelenjar, bursa, tendo, ligamenta, organ tubuh tertentu, dll) serta hubungan masing-masing bagian-bagian tersebut secara kedudukan, bentuk, maupun fungsinya (Suatha, 2009). Untuk mempelajari suatu regio dapat dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan dan kegunaan Penenntuan tujuan dan kegunaann dapat dikaitkan pada pendekatan ilmu bedah, diagnosa, seringnya terjadi suatu kelainan di daerah tertentu, usaha penyembuhan luka (abses), penentuan exterieur hewan, obsteri dan usahausaha kedokteran hewan lainnya. 2. Menentukan daerah dengan batas-batas yang pasti Penentuan daerah dengan batas-batas yang pasti dapat dilakukan setelah ditentukan terlebih dahulu tempat-tempat sebagai pedoman yang disebut sebagai titik orientasi (TO). Syarat-syarat dalam menentukan titik orientasi suatu regio adalah jelas lokasinya, bentuknya tetap, keadaannya permanen, serta mudah dicapai secara observasi maupun palpasi. Titik orientasi biasanya dapat berupa foramen, incisura, processus, spina pada tulang, tepian pada otot yang menonjol, articulatio, arteri, vena, origo atau insertio
1
2
suatu otot, tendo atau ligament dari suatu otot yang menjulur dibawah kulit, bagian organ tertentu seperti tonjolan atau bentuknya yang khas, dll. 3. Observasi dan palpasi daerah Hal yang dapat dilakukan adalah pengamatan luar terhadap susunan daerah yang telah ditentukan sebelumnya dengan observasi maupun palpasi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bentuk-bentuk bangunan yang tampak (misalnya : bulu, penebalan kulit, tonjolan atau lekukan pada kulit, bagian yang bergerak dibawah kulit sebagai akibat persendian, denyut nadi, gerak regurgitasi, gerak peristaltik, dsb). 4. Melaksanakan irisan bertahap menurut lapisan Irisan kulit dapat dilakukan pada garis-garis batas yang telah ditentukan dengan meninggalkan salah satu garis sisi yang tetap utuh agar dapat dipakai sebagai tempat pegangan kulit tersebut dan agar tidak terlepas atau hilang dari regio yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut : 1. Apa saja regio yang ditemukan pada kaki belakang sisi medial? 2. Apa saja titik orientasi yang khas pada masing-masing regio kaki belakang? 3. Apa saja batas-batas regio pada masing-masing regio kaki belakang? 4. Apa saja kepentingan yang sering terjadi pada masing-masing regio kaki belakang? 5. Apa saja unsur-unsur yang ditemukan pada masing-masing regio kaki belakang?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui regio-regio kaki belakang sisi medial pada anjing.
3
2. Untuk mengetahui titik orientasi, batas-batas regio, dan kepentingan yang terjadi pada masing-masing regio. 3. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat pada setiap regio.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang diharapkan dari makalah ini adalah : 1. Agar dapat mengetahui secara nyata letak regio, titik orientasi, batas-batas regio, serta kepentingan yang sering terjadi pada kaki belakang sisi medial. 2. Agar dapat mengetahui unsur-unsur yang ditemukan pada kaki belakang sisi medial. 3. Agar dapat mendukung kemampuan dokter hewan dalam mengetahui bagian tubuh hewan khususnya kaki belakang sisi medial. 4. Agar dapat mendukung kemampuan dokter hewan dalam melakukan pemeriksaan, terutama dalam pembedahan.
4
BAB II MATERI DAN METODE 2.1 Materi
Materi yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai anatomi topografi di daerah kaki belakang bagian medial anjing yang terdiri atas region femoralis medial et patelaris dan region cruralis medialis. Di samping itu, dalam makalah ini juga menjelaskan tentang batas-batas antar regio, titik orientasi dan kepentingan tiap regio yang ada pada kaki belakang bagian medial anjing. 2.2 Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode observasi secara langsung melalui praktikum anat omi topografi yang dilaksanakan secara langsung di Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana
dengan
menggunakan
cadaver
anjing.
Selain
itu,
menggunakan kajian pustaka dengan mengambil materi yang telah disediakan di berbagai literatur terkait.
4
5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara topografi daerah kaki belakang dibagi menjadi beberapa daerah dengan titik orientasi yang khas dan mudah ditemukan. Regio yang terdapat di daerah kaki belakang adalah sebagai berikut : regio gluteofemoralis, regio femoralis lateral, regio cruralis lateral, regio femoralis et pateralis medial, dan regio cruralis medial. Pada makalah ini, kami akan membahas tentang regio kaki belakang sisi medial yaitu regio femoralis et pateralis medial dan region cruralis medial.
Gambar 3.1 Pembagian Regio Extremitas Caudal Medial View pada Anjing
3.1. Regio Femoralis Medial et Pateralis
Regio femoralis medial merupakan daerah pahabagian sebelah dalam dan daerah bagian lutut. Regio ini berada tepat di distal daerah inguinal dan di proximal region cruralis medialis, serta di cranial dan caudal adalah tepian paha sebelah depan dan tepian paha sebelah belakang. Sebagai penanda untuk mengidentifikasi daerah ini dpat melihat titik orientasi yang terdapat pada regio
5
6
ini yaitu tempurung lutut (patella), persendian lutut (articulatio femoro-tibiale), vena saphena medial, serta kelompok otot semitendinosus dan semimembranosus. Unsur – unsur di daerah ini tidak terlalu spesifik, misanya kulitnya relatif halus. Fascia superficial tipis, namun fascia profundusnya terdiri atas dua lapis yang merupakan kelanjutan dari fascia latae dan tunica flava. Pada daerah ini terdapat cincin femoralis yang merupakan tempat melintasnya atau keluarnya arteri dan vena femoralis serta saraf saphena. Arteri femoralis dan vena femoralis merupakan pembuluh darah utama yang menyuplai kaki belakang. Saraf saphena bukanlah satu-satunya saraf yang menginervasi kaki belakang, tetapi masih ada saraf ischiadicus yang relatif lebih banyak mempersarafi kaki belakang. Cincin femoralis ini dibentuk oleh komponen otot dan kulit. Otot yang membentuk cincin tersebut terdiri atas otot Sartorius di cranial, otot vastus lateral dan rectus femoralis di lateral, otot pectineus dan adductor di caudal serta kulit dan fascia di medial. Bila fascia dibuka maka akan tampak otot-otot yang dibungkusnya dan juga akan tampak pembuluh darah arteri vena serta saraf yang melintas hampir di pertengahan daerah ini menurun ke distal. Pembuluh darah tersebut adalah arteri femoralis dan vena femoralis, serta saraf yang ditemukan adalah nervi saphena. Setelah kulit dibuka dan fascia dibersihkan maka akan terlihat sekelompok otot paha medial lapisan pertama, dari cranial ke caudal berturut-turut adalah otot sartorius venter cranial, otot sartorius venter caudal, ototpectineus, otot gracilis, otot semimembranosus dan otot semitendinosus. Otot gracilis merupakan otot paha medial yang paling lebar berbentuk segitiga. Di bawah lapisan otot Sartorius venter caudal ada terlihat otot paha medial lapisan kedua yakni otot rectus femoris dan vastus medialis yang merupakan bagian dari otot quardatus femoris. Dan bila otot gracilis dibuka maka akan tampak otot adductor, otot semimembranosus (pars cranial dan pars caudal) dan otot semitendinosus. Pembuluh darah dan saraf yang tampak di antara otot Sartorius dan pectineus bila diikuti dari proximal ke distal akan tampak mencabangkan beberapa pembuluh darah. Cabang-cabang pembuluh darah tersebut adalah arteri/vena circumflexa iliaca superficial, arteri/vena circumflexa femoralis lateral dan circumflexa femoralis medial.
7
Arteri/vena circumflexa iliaca superficial dicabangkan dari sisi lateral arteri/vena femoralis yang melintas kea rah cranioproximal menuju otot Sartorius, tensor fascialatae dan rectus femoris. Arteri/vena circumflexa femoralis lateral yang juga dicabangkan dari sisi lateral arteri/vena femoralis kemudian melintas diantara otot rectus femoris dan vastus medial. Sedangkan arteri/vena circumflexa femoralis medial dicabangkan dari arteri/vena femoralis profundus. Setelah mencabangkan arteri/vena circumflexa femoralis lateral, kemudian arteri/vena femoralis mencabangkan arteri/vena femoralis caudalis proximalis. Setelah mencabangkan arteri/vena femoralis caudalis proximalis, arteri/vena femoralis akan mencabangkan arteri saphena dan vena saphena medial. Arteri saphena dan vena saphena medial kemudian berjalan ke distal secara subcutan sampai di daerah cruris medial. Sedangkan arteri/vena femoralis mulai tidak tampak secara langsung bila arteri saphena dan vena s aphena medial tidak dikuak. Selanjutnya arteri/vena saphena femoralis mencabangkan arteri/vena genucuralis descenden yang melintas menuju articulation genu. Sedikit di distal pangkal arteri/vena genucuralis descenden, arteri/vena femoralis kemudian mencabangkan arteri/vena femoralis caudalis medius. Setelah itu mencabangkan arteri femoralis caudalis distalis dan vena saphena lateral. Vena saphena lateral kemudian melintas menembus di anatara otot ke sisi lateral kaki belakang. Setelah mencabangkan arteri femoralis caudalis distalis arteri femoralis melanjut menjadi arteri poplitea yang berjalan masuk menembus di antara otot kearah lateral kaki belakang pada persendian lutut. Otot yang ditemukan pada regio ini adalah sebagai berikut : a. M. Sartorius venter caudal b. M. Adductor c. M. Semitendinosus d. M. Semimembranosus e. M. Gracilis
Origo : symphysis pelvis, tendo praepubleum Insersio : crista tibia
8
Fungsi : adductor kaki belakang, flexor lutut f. M. Pectineus
Origo : eminentia iliopectinea Insersio : facies medial di atas ujung bawah femur Fungsi : adductor kaki belakang, supinator femur (kaki belakang) g. M. Quadriceps femoris (vastus lateral, vastus Intermedius dan Rectus Femoris)
M. rectus femoris (otot lurus) Origo : os ilium dicraniodorsal, acetabulum Insersio : basis dan faciesanterior patella M. vastus medialis Origo : facies medial femur 1/3 distal Insersio : margo medial patella M. vastus intermedius Origo : facies dorsal femur Insersio : basis patella Pembuluh darah yang ditemukan pada regio ini adalah sebagai berikut : a. A et v. Iliaca externa b. A et v femoralis c. A et v genu descenden d. A saphena e. V saphena medialis
Nervus yang ditemukan adalah sebagai berikut : a. N Saphena b. Rami Muscularis
Tulang yang ada di regio ini sama dengan di regio gluteofemoralis yaitu : a. Os coxae (os ilium, pubis dan ischium) b. Os Femur
9
Gambar 3.2. Regio Femoralis Medial et Pateralis Keterangan Gambar: 1. M. Semitendinosus
i. A et V iliaca externa
2. M. Gracilis
ii. A et V Femoralis
3. M. Semimembranosus 4. M. Adductor
iii. A et V Genue descenden
5. M. Pectineus 6. M Quadriceps femoris ( Rectus Femoris)
A. Nervi Saphena
7. M Quadriceps femoris ( Vastus Medialis) 8. M. Sartorius venter caudal
B. Rami Muscularis
3.2. Regio Cruralis Medialis
Regio cruralis medial meliputi seluruh daerah cruris di sisi medial yang dibatasi oleh regio femoralis medial di proximal, regio tarsalis di distal dan tepian dorsal dan plantar cruris di cranial dan caudal. Sebagai acuan penanda daerah ini dapat digunakan tendo achiles, persendian lutut dan vena saphena medial sebagai titik orientasi. Regio ini menadi penting bila terjadi patah tulang tibia, atau melakukan infus atau injeksi intravena lewat vena saphena medial.
10
Kulit di daerah ini relative tebal dengan struktur fascia yang hampir sama dengan yang ada di daerah cruris lateral. Yang sedikit khas di daerah ini adalah tulang tibia berada subcutan. Pembuluh darah di daerah ini juga subcutan sedangkan, sarafnya ada yang subcutan (saraf saphena) dan ada pula yang tidak (saraf tibialis). Saraf tibialis berjalan di dekat tendo achiles. Bila kulit dibuka maka tampak pembuluh darah, saraf, tulang dan otot dibungkus oleh fascia. Otot yang ditemukan di daerah ini dari cranial ke caudal berturut-turut adalah otot tibialis cranialis, flexor digitorum profundus, flexor dgitorum superficialis, gastrocnemeus, dan otot popliteus. Otot popliteus letaknya di persendian lutut tampak hanyasebagian saja melintas dengan serat miring melingkar. Pembuluh darah yang ada di daerah ini adalah arteri/vena saphena yang berjalan bersama saraf saphena. Ketiga unsur ini terbagi menjadi dua ramus cranial dan ramus caudal. Ramus cranial melintas di caudal otot tibialis cranialis sedikit di cranial tulang tibia. Sedang ramus caudalnya melintas di caudal tulang tibi di antara otot flexor digitorum superficialis dan profundus. Otot yang ditemukan di regio ini adalah : a. M. Tibialis Cranialis b. M. Popliteus
Origo : epycondylus lateral femur (fossa musculi poplitea) Insersio : bidang medio plantar tibia Fugsi : flex. Lutut c. M. Flexor digitorum longus
Origo : bagian posterior tibia Insersio : bagian posterior tibia (phalanx distal) d. M. Flexor digiti I longus e. M. Flexor digitorum superficialis f. M. Gastrocnemeus caput medial
Pembuluh darah yang ditemukan di regio ini adalah : a. A Saphena V Saphena medialis
11
b. A Saphena V Saphena medialis ramus cranialis c. A Saphena V Saphena medialis ramus caudalis
Nervus yang ditemukan di regio ini adalah: a. N Saphena
Tulang yang ada di regio ini adalah sama dengan yang ada di regio cruralis lateralis, yaitu : a. Os tibia b.
Os fibular
Gambar 3.3. Regio Cruralis Medialis Keterangan Gambar: 1. M. Gracilis
i. A saphena V saphena medialis
2. M. Gastrocnemeus caput medial
ii. A saphena V saphena medialis
3. M. Flexor digitorum superficialis
ramus cranialis
4. M. Flexor digiti I Lingus
iii. A saphena V saphena
5. M. Flexor digitorum Longus
medialis ramus caudalis
6. M. Popliteus 7. M. Tibialis cranialis
A. Tendo aciles B. Nervus Saphena C. Os tibia fibular
12
DAFTAR PUSTAKA
Evans, S. A., Done, S. H., Goody, P. C., Stickland, N. C. 1996. Color Atlas of Veterinary Anatomy Vol. 3, 1 st edition. London: Times Mirror International Publishers. Papesko, Peter. 1971. Atlas of Topographical Anatomy of Domestic Animals. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Spurgeon dan Pasquini. 1989. Anatomy of Domestic Animals Systemic and Regional Approach, 5 th edition. Portsmouth: Ross University Press. Suatha, I Ketut. 2009. Panduan Mata Kuliah Anatomi Topografi Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana.
12