PANDUAN PENCEGAHAN PENCEGA HAN TINDAKAN TINDA KAN INV I NVASIF ASIF PPI RSU BHAKTI RAHAYU RAHAYU DENPASAR DENPASAR
1
2018
BAB I
DEFINISI
Tindakan invasive adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh manusia. Tindakan invasive meliputi pemasanagan infus, NGT,DC,Infus,Trakeostomi,CV,!"D,#TTdan tindakan invasive lainnya.
hlebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering dilaporkan sebagai komplikasi pemasangan infus.
I"$ %infeksi saluran ken&ing' adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih bagian traktus urinarius terinfeksi oleh bakteri yang mampu melemahkan pertahanan tubuh.
Dekubitus adalah kerusakan(kematian kulit sampai jaringan ba)ah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area se&ara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
I*+ %Infeksi *uka +perasi' adalah
infeksi pada luka operasi(organ(ruang yang
terjadivdalam - hari paska dilakukannya tindakan pembedahan(operasi yang terjadi pada kulit dan subkutan disertai dengan keluarnya nanah adri luka operasi.
ID %infeksi aliran darah primer' adalah infeksi darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang di&urigai sebagai sumber infeksi.
"teril adalah suatu keadaan dimana suatu /at atau benda bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen %menimbulkan penyakit' maupun apatogen ( non patogen %tidak menimbulkan penyakit', baik dalam bentuk vegetati f %siap untuk berkembang biak' maupun dalam bentuk spora %dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat'
lat steril adalah alat0alat yang telah mengalami proses sterilisasi diantaranya dengan pemanasan, dengan uap air bertekanan dengan menngunakan auto&lave atau penyinaran.
BAB II 2
RUANG LINGKUP
2.1
Pencegahan ine!"i #a$a %in$a!an in&a"i&e
en&egahan infeksi sebelum melakukan tindakan invasive )ajib dilakukan oleh
semua petugas yang melakukan tindakan invasive. en&egahan infeksi sebelum melakukan tindakan invasive dapat dilakukan dengan melakukan praktek &u&i tangan yaitu &u&i tangan dengan mengunakan sabun dengan air mengalir dan menggunakan larutan berbasis al&ohol atau handrub. raktek &u&i tangan dilakukan dengan 1 langkah 2 moment.
2'2 Pe(a)e(an Pa$a Tin$a!an In&a"i elabelan )ajib dilakukan pada setiap tindakan invasive. elabelan dilakukan pada saat pertama kalinya pasien diberikan atau dilakukan
tindakan invasive, dimana pelabelan tersebut dilakukan oleh petugas atau pera)at
yang melakukan tindakan invasive. *abel tindakan invasive berisi tanggal pertama kali dilakukannnya tindakan invasive. elabelan tanggal dituliskan pada fiksasi alat invasive. *abel diganti bila alat invasive yang digunakan diganti dengan yang baru.
2'* Pe+an%a,an %an$a-%an$a ine!"i #a$a Pe+a"angan A(a% in&a"i&e' emantauan setelah dilakukannya tindakan invasive dilakukan oleh petugas(pera)at. emantuan dilakukan terhadap kemungkinan tanda0tanda infeksi yaitu Calor
%panas',Dolor %rasa sakit', 3ubor %$emerahan', Tumor %pembengkakan', dan 4un&tiolaesa %danya perubahan fungsi se&ara superfi&ial'. 2'. Penggan%ian a(a% in&a"i&e enggantian alat invasive segera dilakukan apabila ada tanda tanda infeksi. enggantian alat invasive dilakukan sesuai dengan batas )aktu penggantian alat
invasive.
2'/ Pencegahan Ine!"i Pa$a Pengg,naan A(a% S%ei( en&egahan infeksi akibat penggunaan alat tidak steril dilakukan pen&egahan dengan &ara
memastikan penggunaan alat steril dengan &ara menge&ek tanggal kadarluarsa, tidak menggunakan peralatan yang sudah kadarluarsa dan atau menggunakan alat yang kemasannya sudah rusak %robek( basah' 2'/'1 Ke+a"an "etiap kemasan bahan(alat steril harus ada informasi sebagai petunjuk bah)a bahan(alat tersebut telah melalui proses sterilisasi. 2'/'2 La)e( elabelan )ajib dilakukan pada alat yang telah disterilisasi
3
*abel memuat tanggal sterilasi dan tanggal kadaluarsa. 2' A(a% S%ei( ang Bee"i!3 +ene)a)!an ine!"i 2''1 $adaluarsa lat steril yang telah memasuki tanggal kadaluarsa beresiko menyebabkan infeksi. lat steril yang telah memasuki tanggal kadaluarsa dilakukan pensterilan ulang
)alaupun alat steril tersebut tidak dapat digunakan. $emasan $emasan dari alat steril yang mengalami kerusakan seperti lembab dan robek harus
dilakukan penggantian kemasan. lat steril yang kemasannya mengalami kerusakan baik lembab ataupun robek
2''2
dilakukan pensterilan ulang. 2'4 Pe+an%a,an Ine!"i 2'4'1 Pe+an%a,an Ine!"i Sa(,an Kencing Pa$a Pe+a"angan Ka%e%e emasangan $ateter pada pasien beresiko menyebabkan infeksi saluran ken&ing dan menyebabkan trauma pada urethra. 4aktor resiko utama dari pemasangan kateter diantaranya disebabkan karena pemakaian kateter yang terlalu lama, pemasangan tidak sesuai indikasi dan kurangnya prosedur aseptis saat kateterisasi. enanganan infeksi saluran ken&ing dapat dilakukan dengan &ara pelepasan atau penggantian kateter sesuai dengan )aktu penggantian katerter. 5paya pen&egahan I"$ akibat katerisasi difokuskan pada teknik pemasangan kateter se&ara aseptik dan sesuai indikasi.
2'4'2
Pe+an%a,an P(e)i%i" #a$a Pe+a"angan In," emasangan infus pada pasien beresiko menyebabkan phlebitis. 4aktor penyebab terjadinya hlebitis yaitu kimia %Chemi&al hlebitis', mekanik %6e&hani&al hlebitis',agen infeksi %ba&terial phlebitis', dan post infuse %post infuse phlebitis'. en&egahan phlebitis ditekankan pada kebersihan tangan, teknik asepti&, dan pera)atan daerah infus.
2'4'*
Pe+an%a,an De!,)i%," asien tirah baring beresiko tinggi mengalami kejadian dekubitus. 4aktor yang menyebabkan terjadinya dekubitus ada dua fa&tor yaitu fa&tor instrinsik dan fa&tor ekstrinsik. 4aktor intrinsi& diantaranya penuaan %regenerasi sel lemah', sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti D6, "tatus Gi/i, under)eight atau kebalikannya over)eight, anemia, hipoalbuminemia, penyakit0penyakit neurologi& dan penyakit 7penyakit yang merusak pembuluh darah, keadaan hidrasi(&airan tubuh. 4a&tor ekstrinsik diantaranya kebersihan tempat tidur, alat0alat tenun yang kusut dan kotor, atau peraltan medik yang menyebabkan penderita terfisasi pada suatu sikap tertentu, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubhan posisi yang kurang. 4
2'4'.
Dalam 5paya en&egahan luka de&ubitus, peran pera)at menurut otter dan erry %8--2' menyatakan ada area intervensi kepera)atan utama dalam pen&egahan luka de&ubitus yaitu 9 :. era)atan kulit yang meliputi pera)atan hygiene dan pemberian topi&al 8. en&egahan mekanik dan dukungan permukaan yang meliputi penggunaan tempat tidur, pemberian posisi dan kasur terapeutik. . #dukasi, pemberian edukasi kepada pasien sangat diperlukan untuk membantu pasien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan , gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan prilaku pada pasien. Dalam memantau terjadinya de&ubitus 3umah "akit 5mum ;hakti 3ahayu Denpasar menga&u pada "kala Norton karena skala ini lebih baik dalam mendeteksi dini risiko de&ubitus %!idodo, 8-:-'.
Pe+an%a,an IL5 6Ine!"i L,!a 5#ea"i7 I*+ terjadi pada pasien0pasien yang telah dilakukan tindakan operasi.
Infeksi luka operasi dibedakan menjadi 9
. Infeksi
*uka
+perasi
%
I*+'
"uperfisial
apabila
didapat
9
Infeksi terjadi dalam - hari pas&a bedah dan terjadinya pada kulit dan subkutan disertai salah satu tersebut diba)ah ini 9 a. $eluar nanah dari luka operasi b. Terisolasi kuman pada ultur yang diambil dari &airan atau jaringan &. "alah satu dari tanda dibba)ah ini nyeri, pembengkakan, merah, lebih panas dan ahli bedah sengaja membuka luka ke&uali apabila kultur tidak menunjukkan adanya pertumbuhan kuman d. 3ekomendasi dokter. ;. IL5 DALA 6 PR5FUNDA 7 a#a)i(a $i$a#a% 9 Infeksi terjadi - hari pas&a bedah bila tanpa < I6*NT < atau < : < % satu ' tahun pas&a bedah bila ada < I6*NT < dan infeksi ini meliputi jaringan lebih dalam dari fisia. Disertai salah satu tersebut diba)ah ini 9 a. $eluar nanah dari luka operasi.
5
b. Terjadi dehisensi luka se&ara spontan atau luka sengaja dibuka oleh dokter apabila disertai dengan salah satu dari gejala panas % = -C ' atau nyeri lo&al ke&uali bila kultur tidak menunjukkan adanya kuman. &. danya abses atau dibuktikan adanya abses dba)ah fas&ia pada operasi ulang atau pemeriksaan atau radiology menunjukkan gambaran infeksi. d. 3ekomendasi dokter.
4aktor0faktor yang mempengaruhi risiko infeksi pada luka operasi meliputi. 1' D,a"i a9a% ina# #a 3#ea%i
"emakin lama pasien dira)at di rumah sakit sebelum operasi, makasemakin rentan terhadap infeksi luka. lasan tepat mengenai kondisi tersebut tidak dapat diketahui se&ara pasti, tetapi dimungkinkan karena kulit pasienterpapar mikroorganisme rumah sakit yang resisten terhadap antibiotik multipel. 2' Pe"ia#an !,(i% #a 3#ea%i
;eberapa bentuk persiapan kulita pra operasi meliputi mandi dengan sabun,men&ukur sekitar daerah yang akan dioperasi. *' Pengg,naan an%i)i3%i! #3i(a!"i"
enggunaan antibiotik profilaksis membuat risiko infeksi berkurang sampaidengan >2?. emberian antibiotik se&ara umum diberikan satu jam sebelumpembedahan maupun selama induksi anesthesia. .' Fa!%3 "e(a+a 3#ea"i
*amanya operasi, tingkat trauma yang diderita jaringan selama operasi,masuknya benda asing, misalnya benang atau drain mempengaruhi probabilitasinfeksi luka operasi dan kemungkinan tinggi terjadinya kerusakan lukaberikutnya. /' Pea9a%an (,!a #a"ca 3#ea%i
era)at memiliki peranan yang sangat penting dalam pentalaksanaan lukabedah tertutup. eran pera)at meliputi observasi luka dan pengkajian pasien,penggantian balutan dan pera)atan luka se&ara umum. 3uang pera)atan luka operasi juga berpengaruh terhadap peningkatanrisiko infeksi. 5ntuk men&egah kontaminasi udara pada luka, ruang pera)atandirekomendasikan memiliki sistem ventilasi mekanik yang baik. ' Ka$a A(),+in
6
asien yang akan dibedah pada umumnya tidak membutuhkan perhatiankhusus tentang gi/i. 6ereka dapat berpuasa untuk )aktu tertentu sesuai denganpenyakit dan pembedahannya. Tetapi tidak jarang juga pasien datang dalamkeadaan gi/i yang kurang baik misalnya yang terjadi pada penderita penyakitsaluran &erna, keganasan, infeksi kronik dan trauma berat %ieter, 8--2'.
en&egahann Infeksi *uka +perasi dapat dikelompokkan dalam 9 . KALA SEBELU ASUK RUAH SAKIT :. "emua pemeriksaan dan pengobatan untuk persiapan operasi sebisanya dilakukan sebelum ra)at inap agar )aktu pra bedah menjadi pendek % kurang : hari ' 8. erbaikan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya I*+ antara lain 9 @ Diabetes 6elitus @ +besitas @ emakaian kortikosteroid @ 6alnutrisi @ Infeksi
B' KALA PRA 5PERASI
:. era)atan pra operasi I hari untuk operasi beren&ana. apbila keadaan yang memperbesar terjadinya I*+ tidak dapat dilakukan di luar 3umah "akit misalnya
malnutrisi
berat
yang
memerlukan
oral
atau
parenteral
hiperalimentasi, maka pasien dapat dira)at lebih a)al. 8. asien dari ruangan ganti baju khusus untuk operasi di ruang ganti baju I;" % Instalasi ;edah "entral '. . mandi dengan antisepti& dilakukan sebelum operasi. A. en&ukuran rambut daerah operasi dilakukan hanya bilamana perlu misalnya daerah operasi dengan rambut yang lebat. C' INTRA 5PERASI 1.
Tehnik operasi 9 harus dilakukan dengan sempurna untuk menghindari kerusakan
jaringan
lunak
yang
berlebihan,
menghilangkan
rongga,
mengurangi perdarahan dan menghindarkan tertinggalnya benda asing yang tidak diperlukan. 2.
lama operasi 9 operasi dilakukan se&epat 7 &epatnya dalam batas yang aman. 7
3.
pemakai drain 9 pemakaian drain harus dengan system tertutup, baik dengan &ara penghisapan atau dengan &ara memakai gaya tarik bumi % gravitasi ' dan drain harus melalui luka tusukan di luar luka operasi.
D' PERA:ATAN PASCA 5PERASI 1.
5ntuk luka kotor atau infeksi, kulit tidak ditutup primer.
2.
petugas harus men&u&i tangan dengan standar &u&i tangan yang baku sebelum dan sesudah mera)at luka. etugas tidak boleh menyentuh luka se&ara langsung dengan tangan ke&uali setelah memakai sarung tangan steril.
3.
$asa penutup luka diganti apabila basah dan atau menunjukkan tanda 7 tanda infeksi.
4.
2'4'/
Bika &airan keluar dari luka, lakukan pe)arnaan gram dan biakan.
Pe+an%a,an IADP 6 Ine!"i A(ian Daah Pi+e7 emasangan lat intra Vena %IV' beresiko menyebabkan terjadinya infeksi aliran darah primer. $riteria infeksi aliran darah primer dapat ditetapkan se&ara klinis dan laboratorik, dengan gejala(tanda sebagai berikut. a' 5ntuk De)asa dan anak :8 bulan, ditemukan diantaragejala berikut tanpa penyebab lain9 "uhu = C aillar, bertahan minimal 8A jam dengan atau tanpa pemberian antiperetik. Eipotensi, sistolik F - mm Eg +liguria, jumlah urin F -.2 &&(kg ;;(jam Tidak ada tanda0tanda infeksi di tempat lain Telah diberikan antimikroba sesuai dengan sepsis b' enderita usia F :8 bulan dengan salah sat tanda di ba)ah ini9 anas = C, hipotermi , > C, apnea atau bradikardi F :-- (menit &' 5ntuk Neonatus dinyatakan menderita infeksi aliran darah primer apabila terdapat atau lebih diantara 1 gejala berikut9 $eadaan umum menurun, menurun antara lain9hipotermi %> C', hipertermi %=- C' dan sklerema, malas minum. "istem kardiovaskuler antara lain 9 tanda renjatan, yaitu takikardi, :1- ( menit atau bradikardi :-- ( menit dan sirkulasi perifer buruk. "istem pen&ernaan antara lain 9 distensi lambung, men&ret, muntah dan hepatomegali. "istem pernafasan antara lain 9 nafas tidak teratur, sesak, apnea dan takipnea. "istem saraf pusat antara lain 9 hipertomi otot, iritabel kejang dan letargi. 6anifestasi hematology antara lain 9 pu&at, kuning, splenomegali dan perdarahan. 8
Dan semua tanda ( gejala di ba)ah ini 9
:. ;iakan darah tidak dikerjakan atau dikerjakan tetapi tidak ada pertumbuhan kumam. 8. Tidak terdapat tanda 7 tanda infeksi di tempat lain. . Diberikan terapi anti mikroba sesuai dengan sepsis Telah memberikan antimikroba yang sesuai dengan infeksi.
4aktor peyebab nfeksi liran Darah rimer adalah sebagai berikut9 :. emasangan alat intravena %IV' yang berkaitan dengan9 Benis $anula 6etode pemasangan *ama emasangan kanula 8. $erentanan asien terhadap infeksi
BAB III TATA LAKSANA
3.1
Ta%a La!"ana Pencegahan Ine!"i #a$a %in$a!an in&a"i&e
a. "ebelum melakukan tindakan invasive petugas atau pera)at yang melakukan )ajib melakukan praktek kebersihan tangan. b. raktek kebersihan tangan dapat dilakukan dengan 8 &ara yaitu men&u&i tangan dengan menggunakan sabun dan air dan dengan menggunakan larutan berbasis al&ohol atau handrub. &. raktek &u&i tangan dilakukan dengan enam langkah dengan durasi A-01- detik. 3.2
Ta%a La!"ana Pe(a)e(an Pa$a Tin$a!an In&a"i
dapun tata laksana dalam melakukan pelabelan pada tindakan invasive adalah sebagai berikut. a. Tuliskan tanggal pada fiksasi alat invasive b. Informasikan pada pasien(keluarga tujuan penulisan label tanggal setelah memasang alat invasive &. astikan kesterilan alat yang digunakan untuk tindakan asepti& dengan melihat tanggal kadaluarsa kesterilan alat d. antau tanda tanda infeksi pada area tindakan invasive setiap hari e. astikan alat invasive diganti sesuai batas tanggal pemasangan sesuai dengan "+ masing masing alat. 3.3
Ta%a La!"ana Pe+an%a,an %an$a-%an$a ine!"i #a$a Pe+a"angan A(a% in&a"i&e' 9
a. etugas(pera)at yang melakukan tindakan invasif mengevaluasi alat invasive yang terpasang di pasien. b. emantauan dilakukan setiap hari terhadap kemungkinan adanya tanda0tanda infeksi pada area tindakan invasive seperti, mun&ulnya Calor %panas',Dolor %rasa sakit', 3ubor %$emerahan', Tumor %pembengkakan', dan4un&tiolaesa %danya perubahan fungsi se&ara superfi&ial'. &. *akukan penggantian alat invasive jika mun&ul tanda0tanda infeksi.
3.4
Ta%a La!"ana Penggan%ian a(a% in&a"i&e enggantian alat invasive dilakukan sesuai dengan batas )aktu penggantian alat
3.5
invasive. enggantian alat invasive berasarkan jenis alat yaitu 9 Infus diganti 8A jam Da)er Catheter diganti setiap 8 minggu NGT diganti setiap 8 minggu !"D sesuai dengan instruksi dokter CV setiap 8 minggu #TT setiap 8 minggu
Ta%a La!"ana Pencegahan Ine!"i Pa$a Pengg,naan A(a% S%ei( 5ntuk men&egah terjadinya infeksi akibat pemakaian alat steril maka 3". ;angli
6edika Canti menetapkan untuk setiap alat steril dikemas sedemikian rupa dan diberikan label yang berisi tanggal sterilisasi dan tanggal kadaluarsa. dapun tata laksana pelabelan dan pengemasan alat steril adalah sebagai berikut. a. astikan bahan(alat sudah dikemas dengan baik sesuai metode pengemasan yang b.
dipilih oleh petugas label di ruang sterilisasi Tempelkan label yang berisi informasi minimal 9 tanggal sterilisasi dan tanggal
c.
kadaluarsa "erahkan bahan(alat yang sudah berisi label ke petugas sterilisasi untuk diproses lebih lanjut.
Pe+an%a,an Ine!"i 3.6.1 Pe+an%a,an Ine!"i Sa(,an !encing Pa$a Pe+a"angan Ka%e%e 3.6
emantauan I"$ setelah dilakukan pemasangan kateter dilakukan oleh pera)at yang mera)at pasien. 3umah "akit 5mum ;hakti 3ahayu Denpasar dalam memantau adanya infeksi saluran ken&ing setelah pemakaian kateter menga&u pada dua kelompok kriteria diagnosis I"$ yaitu $riteria Diagnosis symptomati& ;a&teriuria %";' dan $riteria Diagnisis "ymptomati& 5rinary Tra&t Infe&tian %"5TI'. ;erikut ini adalah penjelasan masing0 masing kriteria pemantauan I"$
10
Tabel 8. $riteria Diagnosis symptomati& ;a&teriuria %";' No
Definisi
:.
asien memakai kateter ind)elling setidaknya selama > hari sebeleum kultur urin dilakukan dan hasil kultur positif H :- 2 C45(m* urin dengan tidak lebih dari 8 spesies mikroorganisme dan pasien tidak mengalami keluhan sep)rti demam % =o C ' , urgen&y, freuen&y, disuria atau suprapubi& tenderness.
8.
asien tidak memakai kateter in)elling setidaknya selama > hari sebelum hasil kultur urin positif yang pertama dan pasien tersebut setidaknya mempunyai 8 hasil kultur positif yaitu H :-2 C45(m* urin dengan isolasi berulang pada mikroorganisme yang sama dan ditemukan tidak lebih dari 8 spesies mikroorganisme dan pasien tidak mengalami keluhan seperti demam %=oC',urgen&y, freuen&y,disuria atau suprapubii& tnderness.
Tabel . $riteria Diagnosis "ymptomati& 5rinary Tra&t Infe&tian %"5TI' N3 1'
Deini"i asien setidaknya mengalami salah satu keluhan dan tanda infeksi seperti demam
%=o C', urgency, frequency, disuria atau suprapubic tenderness tanpa diketahui penyebab lain $an pasien tersebut mempunyai hasil kultur positif H :-2 C45(m* 2'
urin dengan ditemukan tidak lebih dari 8 spesies mikroorganisme. asien setidaknya mengalami 8 keluhan dan tanda infeksi seperti demam %=o C', urgency, frequency, disuria atau suprapubic tenderness tanpa diketahui penyebab lain $an terdapat salah satu tanda berikut9 a. tes dipstick positif untuk leukosit dan atau nitrat b. pyuria %H :- lekosit(mm atau H lekosit(high power fi eld dari unspun urin' &. terlihat organisme pada penge&atan Gram dari unspun urin d. setidaknya ada 8 hasil kultur positif dari non-voided specimen yaitu H :-2 C45(m* urin dengan isolasi berulang uropatogen yang sama %bakteri gram negatif atau S. saprophyticus' e. J :-2 C45(m* dari satu uropatogen %bakteri Gram negatif atau S. saprophyticus' pada pasien yang telah diobati antimikroba untuk infeksi saluran kemih f. diagnosis infeksi saluran kemih oleh dokter g. adanya terapi infeksi saluran kemih oleh dokter
3.6.2
Pe+an%a,an Ph(e)i%i" #a$a #e+a"angan in," 11
hlebitis dapat dinilai melalui pengamatan visual yang dilakukan oleh pera)at. 3umah "akit 5mum ;hakti 3ahayu Denpasar dalam melakukan pemantauan terhadap kejadian phlebitis menga&u pada VI "&ore %visual Infusion hlebitis "&ore yang dikembangkan oleh ndre) Ba&kson. ;erikut ini adalah skor visul untuk kejadian phlebitis menurut ndre) Ba&kson. Ta)e( .' VIP Sc3e 6&i",a( In,"i3n Ph(e)i%i" Sc3e 3(eh An$e9 ;ac!"3n7' SK5R
:
8
A
2
3.6.3
KEAADAAN AREA PENUSUKAN Tempat suntikan tampak sehat "alah satu dari berikut jelas9 a. Nyeri rea enusukan b. danya #ritema di area penusukan Dua dari berikut jelas9 a. Nyeri area pnusukan b. #ritema &. pembengkakan "emua dari berikut jelas9 a. nyeri sepanjang kanul b. eitema &. indurasi "emua dari berikut jelas9 a. nyeri sepanjang kanul b. eritema &. indurasi d. venous &hord teraba "emua dari berikut jelas9 a. nyeri sepanjang kanul b. eritema &. indurasi d. venous &hord teraba e. demam
PENILAIAN
Tak ada tanda0tanda phlebitis 6ungkin tanda dini phlebitis
"tadium dini phlebitis
"tadium moat phlebitis
"tadium lanjut atau a)al thrombophlebitis
"tadium lanjut thrombophlebitis
Pe+an%a,an De!,)i%," Dekubitus dapat dinilai melalui pengamatan(pengkajian yang dilakukan oleh pera)at.
3umah "akit 5mum ;hakti 3ahayu Denpasar dalam melakukan pemantauan terhadap kejadian dekubitus menga&u pada "kala Norton. "kala Norton ini lebih baik dalam mendeteksi dini risiko de&ubitus %!idodo,8-:-'. ;erikut ini adalah pengkajian de&ubitus menurut "kala Norton. Ta)e( /' S!a(a N3%3n ,n%,! #enen%,an i"i!3 $ec,)i%," N5
ITE PENILAIAN 12
SK5R
N3
: 8
A 2
1
>
1
K5NDISI FISIK KRITERIA TINGKAT INFEKSI a. ;I$ . PENILAIAN * b. C5$5 RINGAN SEDANG BERAT &. ;535$ 2 1 d. "NGNT ;535$ #ksudat 6inimal "edang ;anyak 2 STATUS ENTAL #ritema 6inimal Eanya 6eluas keluar . a. !"D disekitar daerah sekitar luka * b. TI" jaringan &. $C5 2 #dema 3ingan "edang ;erat 1 d. "T5+3 Eematoma 3ingan "edang ;erat *etak nyeri Eanya Eanya Nyeri menyebar ke * AKTIVITAS padadaerah padadaerah daerah a. ;#3B*N . luka luka sekitar luka * b. B*N D#NGN ;NT5N Intensitas nyeri Tidak ada Intermitten $ontinyu 2 &. D#NGN $53"I 3+D (hanya pada d. "#**5 DI T#6T TID53 1 saat . 5BILITAS penggantian a. #N5E . balutan * b. "#DI$IT ;au &. T#3;T"Tidak ada da bau ;au menyengat 2
d. I66+;I*IT" / INK5NTINENSIA a. TID$ D b. $DNG $* &. "#3ING(53IN# d. $#D5NK T5TAL SK5R KETERANGAN < = 1. TERASUK RESIK5 DEKUBITUS Na+a > Paa 3.6.4
1 . * 2 1
Pe+an%a,an IL5 6Ine!"i L,!a 5#ea"i7 emantauan terhadap kemungkinan terjadinya infeksi luka operasi dipantau dan di&ata oleh dokter atau pera)at yang menangani pasien. 3umah "akit 5mum ;hakti 3ahayu Denpasar dalam melakukan pemantauan terhadap kejadian I*+ %infeksi *uka +perasi' menga&u pada penentuan tingkat infeksi I*+ yang dijelaskan oleh 6orison%8--', dimana terdapat > kriteria penilaian I*+ yaitu eksudat, #ritema, edema, hematoma, letak nyeri, frekuensi nyeri dan bau. Tingkatan infeksi dapat dikategorikan menjadi yaitu, infeksi ringan, sedang, dan infeksi berat seabagaimana ter&antum dalam table 1 berikut ini.
Tabel 1. Tingkat Infeksi *uka +perasi ;erdasarkan $riteria enilaian
13
:.
5ntuk menyamakan persepsi dalam pegkajian tingkat infeksi luka operasi, maka 3"5 ;hakti 3ahayu Denpasar memberikan pedoman pengisian lembar observasi (celkist (ceklist terlampir) sebagai berikut. #ksudat 3ingan, apabila tidak ada eksudat atau ada eksudat tapi tidak purulent, dan jumlahnya tidak lebih dari seperempat kassa balutan. "edang, apabila eksudat ber)arna kekuningan dan jumlahnya maksimal setengah dari kassa pembalut. ;erat, apabila eksudat purulen dan jumlahnya lebih dari setengah kassa pembalut. #ritema 3ingan, apabila tidak ada eritema atau ada eitema tetapi tidak terlalu tampak "edang, apabila ada eritema tidak lebih dari -.2 &m dari luka ;erat, apabila ada eritema dan meluas lebih dari -.2 &m dari luka. #dema 3ingan, apabila tidak ada edema atau ada edema tetapi tidak terlalu tampak "edang, apabila tampak edema tetapi tidak disertai kemerahan. ;erat, apabilatampak sekali ada edema yang menonjol dan disertai kemerahan Eematom 3ingan, apabila tidak ada atau ada hematoma tetapi tidak terlalu tampak jelas "edang, apabila terdapat hematoma dengan diameter maksimal : &m ;erat, apabila terdapat hematoma dengan diameter lebih dari :&m *etak nyeri 3ingan, apabila nyeri hanya di daerah luka "edang, apabila nyeri hanya di daerah luka ;erat, apabila nyeri menyebar ke daerah sekitar luka. Intensitas nyeri 3ingan, apabila tidak ada( hanya pada saat penggantian balutan "edang, apabila nyeri dirasa kadang0kadang mun&ul ;erat, apabila nyeri selalu dirasakan pasien ;au 3ingan, apabila tidak ada bau "edang, apabila terdapat bau yang tidak menusuk saat balutan dibuka ;erat, apabila terdapat bau yang menusuk, baik saat balutan belum dibuka maupun setelah dibuka.
8.
.
A.
2.
1.
>.
3.6.5
Pe+an%a,an IADP 6 Ine!"i A(ian Daah Pi+e7 "emua faktor resiko dan kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan alat
intravena %IV' dipantau oleh dokter dan pera)at yang menangani pasien. Dalam memantau terjadinya kejadian infeksi aliran darah primer, 3umah "akit 5mum ;hakti 3ahayu Denpasar mengatur tentang enata *aksanaan asien yang beresiko mengalami infeksi aliran darah primer. dapun Tata laksana pemantauan asien yang beresiko mengalami Infeksi liran darah rimer %ID' adalah sebagai berikut. A' e+an%a,an Ine!"i A(ian Daah Pi+e #a$a 3ang $e9a"a $an Ana! ?12 ),(an 14
:. eriksa suhu tubuh pasien Catat jika suhu = - C ailar dan bertahan minimal 8A jam dengan atau tanpa antiperetik maka kemungkinan terjadi Infeksi liran darah rimer %bila gejala tersebut mun&ul tanpa penyebab lain'. 8. eriksa Tekanan Darah asien jika terjadi hipotensi dimana sistoliknya F - mm Eg maka kemungkinan terjadi Infeksi liran darah rimer %bila gejala tersebut mun&ul tanpa penyebab lain'. eriksa jumlah urin pasien, jika terjadi oliguri yaitu jumlh urin F -.2 &&(kg ;;( jam maka kemungkinan terjadi Infeksi liran darah rimer %bila gejala tersebut mun&ul tanpa penyebab lain'. . eriksa juga tanda0tanda infeksi di tempat lain, jika tidak ada tanda0tanda infeksi di tempat lain maka kemungkinan terjadi infeksi aliran darah primer.
B' e+an%a,an Ine!"i A(ian Daah Pi+e #a$a #a"ien ,"ia = 12 ),(an :. eriksa suhu tubuh pasien Catat jika suhu = - C dan terjadi hipotermi %suhu F > - C' maka kemungkinan
terjadi Infeksi liran darah rimer %bila gejala tersebut mun&ul tanpa penyebab lain'. 8. eriksa Nadi asien, jika terjadi apnea atau bradikardi dimana nadi F :-- ( menit maka kemungkinan terjadi Infeksi liran darah rimer %bila gejala tersebut mun&ul tanpa penyebab lain'. C' e+an%a,an Ine!"i A(ian Daah Pi+e #a$a Ne3na%," :. eriksa $eadaan umum pasien. $eaadaan pasien menurun, menurun antara lain9hipotermi %> - C', hipertermi %=C' dan sklerema, malas minum. 8. eriksa "istem kardiovaskuler antara lain 9 tanda renjatan, yaitu takikardi, :1- ( menit atau bradikardi :-- ( menit dan sirkulasi perifer buruk. . eriksa "istem pen&ernaan antara lain 9 distensi lambung, men&ret, muntah dan hepatomegali. A. eriksa "istem pernafasan antara lain 9 nafas tidak teratur, sesak, apnea dan takipnea. 2. eriksa "istem saraf pusat antara lain 9 hipertomi otot, iritabel kejang dan letargi. 1. eriksa 6anifestasi hematology antara lain 9 pu&at, kuning, splenomegali dan perdarahan. >. eriksa semua tanda ( gejala di ba)ah ini 9 ;iakan darah tidak dikerjakan atau dikerjakan tetapi tidak ada pertumbuhan kuman. Tidak terdapat tanda 7 tanda infeksi di tempat lain. Diberikan terapi anti mikroba sesuai dengan sepsis Telah memberikan antimikroba yang sesuai dengan infeksi.
15
BAB IV D5KUENTASI Dokumentasi en&egah infeksi pada tindakan invasive dan alat steril dilakukan pada
saat pera)at atau petugas melakukan tindakan invasive dan monitoring terhadap ketersediaan alat0alat steril Tabel >. Ceklist emantauan lat0alat "teril
N5
NA A ALAT
Pe%,ga" KET KE ;ULAH
TGL STERIL
TANGGAL ASAN KADALUARSA 3)e! (e+)a)
)a"ah
Tabel >. Ceklist emantauan *abel ada Tindakan Invasif N5
;ENIS TINDAKAN
PELABELAN Ya Ti$a! 16
KETERANGAN
DAFTAR PUSTAKA
Center +f deases Control and revention tahun 8--8 Darma)an, I. %8--='. Flebitis apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya! . 6orison, 6oya B. 8--. "ana#emen $uka. Bakarta9#GC otter , dan . erry, .G.8--2. %uku ar Fundamental 'eperawatan9 $onsep, roses, dan raktik. #disi A. Volume 8. lih ;ahasa9 3enata $omalasari, dkk. Bakarta9 #GC. !idodo, rif. 8-:-. #i 'epekaan Instrumen engka#ian *isiko +ekubitus +alam "endeteksi +ini *isiko 'e#adian +ekubitus di *SIS . rogram "tudi $epera)atan. 5nversitas 6uhamadiyah "urakarta.
17
18