Panduan Penolakan Resusitasi (DNR)
Rumah Sakit Nunukan
Umum
Daerah
Kabupaten
Jalan Ujang Fatimah RT.04 Desa Binusan Kecamatan Nunukan Telepon/fa Telepon/fa manajemen 0!!" # $0$0%!!& U'D 0!!"($0$0%!" Website: We bsite: rsud.nunukankab.go rsud.nunu kankab.go.id .id / e-mail: pkrsudnunukan@yaho
[email protected] o.co.id
PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)
A. PENGERTIAN Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang
dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do Not Resusitation (DNR) adalah sebuah perintah untuk tidak dilakukan Resusitasi, yang merupakan pesan untuk tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum untuk tidak mencoba CPR (cardiopulmonary resusitation) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika terjadi permasalahan darurat pada jantung pasien atau pernapasan berhenti. Perintah ini ditulis atas permintaan pasien atau keluarga tetapi harus ditandatangani oleh dokter yang berlaku. DNR merupakan salah satu keputusan yang paling sulit, adalah masalah etika yang menyangkut peraat ataupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya. !al ini
akan berhadapan dengan
masalah moral atau pun etik, apakah akan mengikuti sebuah perintah "jangan dilakukan resusitasi" ataupun tidak. #agaimana tidak jika tiba$tiba pasien henti jantung sebagai peraat yang sudah handal dalam melakukan RJP membiarkan pasien mati dengan begitu saja tapi masalahnya jika kita memiliki hati dan melakukan RJP pada pasien tersebut, kita bisa dituntut oleh pasien dan keluarga pasien tersebut. %ni adalah sebuah dilema. Jika terjadi kedaruratan jantung pasien atau pernapasan berhenti. &alah satu alasan utama orang menandatangani perintah DNR adalah karena apa yang terjadi ketika sta' rumah sakit mencoba untuk melakukan RJP. &ituasi ini umumnya disebut sebagai kode. !al ini kadang$kadang diberikan nama samaran yang berbeda di rumah sakit yang berbeda. Pada pasien biasa ketika kode sta' pasien suatu kaanan seluruh tim resusitasi ruangan.
Dada
akan
dikompresi
dengan
tangan
untuk
mensimulasikan detak jantung dan sirkulasi darah. &ebuah tabung dimasukkan
ke
dalam
mulut
dan
tenggorokan
dan
Pasien
diletakkan pada entilator untuk berna'as untuk Pasien. Jika hati Pasien dalam irama mematikan Pasien terkejut dengan jumlah besar listrik untuk tersentak kembali ke irama. *bat yang diberikan dan secara manual dipompa melalui sistem dengan
penekanan dada. Jika semua ini berhasil, hati Pasien mulai untuk mengalahkan sendiri lagi dan pasien berakhir di entilator untuk membuatnya
+
napasnya. %ni
tidak
biasanya datang
tanpa
konsekuensi.
&alah satu konsekuensi potensial utama dilakukan RJP adalah kekurangan oksigen ke organ$organ tubuh. eskipun penekanan dada sedang dilakukan untuk mengedarkan darah melalui tubuh, masih belum see'ekti'
detak jantung
biasa.
eskipun oksigen dipompa ke paru$paru mekanik, penyakit itu sendiri dapat mencegah beberapa oksigen dari mencapai aliran darah.
&emakin
kemungkinan
lama
kerusakan
RJP
berlangsung,
pada
organ$organ.
semakin -api
jika
besar tidak
dilakukan RJP akan berdampak dari kerusakan otak, kerusakan ginjal, hati, atau kerusakan paru$paru. pa pun bisa rusak berhubungan dengan kurangnya oksigenasi. da juga kemungkinan trauma tubuh dari penekanan dada. !al ini sangat normal untuk mendengar retak tulang rusuk dan tulang. Dibutuhkan banyak kekuatan untuk kompres jantung dengan sternum dan tulang rusuk duduk di sampingnya. -erutama orang tua biasanya mengalami kerusakan dari ini. /ejutan listrik juga dapat traumatis dalam dan dari dirinya sendiri. Jadi bahkan jika Pasien bangkit kembali, kemungkinan Pasien pemulihan dan kelangsungan hidup dapat berpotensi jauh lebih rendah daripada mereka sebelum resusitasi tersebut. #iasanya Pasien berakhir pada entilator setelah RJP. Jika Pasien memiliki organ yang rusak, kerusakan terutama otak, ada kemungkinan Pasien mungkin bukan karena entilator tapi karena terlambatnya oksigen masuk ke otak. Pasien
DNR
biasanya
sudah
memberikan
tanda
utuk
melarang melakukan Resusitasi biasanya terdapat pada baju, di ruaang peraatan ataupun di pintu masuk, sudah ada tandan tulisan 0DNR1. Pasien DNR tidak benar$benar mengubah peraatan medis yang diterima. Pasien masih diperlakukan dengan cara yang sama. &emua ini berarti baha jika tubuh pasien meninggal (berhenti bernapas, atau jantung berhenti berdetak) tim medis tidak akan melakukan CPR+RJP. enjadi DNR tidak berarti obat berhenti untuk diberikan. /etika dokter dan peraat berhenti ber'okus pada pengobatan dan mulai 'okus pada tindakan penghiburan adalah sesuatu yang disebut Peraatan Paliati'
B. TUJUAN 2ntuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih
prosedur yang nyaman dalam hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus henti jantung henti na'as. C. PERTIMBANGAN STATUS DNR DNR diberikan dengan pertimbangan$pertimbangan tertentu yaitu3 4. sudah tidak ada harapan hidup alaupun pasien itu masih
sadar, misal pasien dengan kanker stadium empat parah, jadi rasanya tidak perlu adanya resusitasi. 5. Pasien yang pada penyakit kronis dan terminal. 6. Pasien dengan kontra indikasi CPR ataupun pasien yang di cap eutanasia ( dibiarkan mati ataupun suntik mati karena kehidupan yang sudah tidak terjamin). 7. /aku mayat. 8. Dekapitas) *aitu suatu tin+akan untuk memisahkan kepala janin +a,i tu-uhn*a +engan ca,a memotong lehe, janin aga, janin +apat lahi, pe, aginam. Dekapitasi +ilakukan pa+a pe,salinan *ang macet pa+a letak lintang +an janin su+ah meninggal.
9. Dekomposisi. :. ;iiditas dependen. <. Jelas trauma kepala atau tubuh yang masi' yang tidak memungkinkan untuk hidup (pastikan pasien tidak memiliki tanda$tanda ital) D. PROSEDUR MENOLAK RESUSITASI (DNR) 2ntuk menentukan status DNR ini diperlukan konsultasi dan
kesepakatan para dokter yang meraat pasien dan tentu saja persetujuan
dari keluarga
pasien.
/arena
apabila
alaupun
menurut para dokter yang meraat si pasien baha keadaan pasien sudah tidak memungkinkan untuk dapat survive dan status DNR diperlukan, tetapi keluarga pasien tidak menghendaki status DNR tersebut, maka status DNR tidak dapat diberikan. /arena hal itu dapat dianggap neglecting patient , dan pihak keluarga dapat menuntut dokter yang meraat pasien dan rumah sakit tempat pasien diraat. Jadi sebelum menentukan DNR, maka keluarga pasien perlu diberitahu tentang keadaan pasien. -etapi terkadang, keluarga pasien sendiri yang meminta status DNR, alaupun pasien masih sadar. Pertimbangan mereka
biasanya karena mereka tidak ingin pasien mengalami kesakitan, mengingat bagaimanapun juga keadaan pasien sudah parah, atau karena pasien sudah lanjut usia. /arena apabila kita ingat dan bayangkan
proses
resusitasi
itu
sebenarnya
memang
menyakitkan. #ayangkan saja tubuh yang sudah sakit parah atau renta diberikan kompresi jantung, atau bahkan diberikan DC shock , pasti sakit sekali. makanya terkadang keluarga pasien yang meminta DNR alias dibiarkan meninggal dengan tenang. Prosedur yang direkomendasikan 3 4. eminta in'ormed consent dari pasien atau alinya 5. engisi 'ormulir DNR. -empatkan kopi atau salinan pada rekam medis pasien dan serahkan juga salinan pada pasien atau keluarga 6. enginstruksikan pasien atau caregier memasang 'ormulir DNR di tempat$tempat yang mudah dilihat seperti headboard, bedstand, pintu kamar atau kulkas 7. Dapat juga meminta pasien mengenakan gelang DNR di pergelangan tangan atau kaki (jika memungkinkan) 8. -injau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau alinya, reisi bila ada perubahan keputusan yang terjadi dan catat dalam rekam medis. #ila keputusan DNR dibatalkan, catat tanggal terjadinya dan gelang DNR di musnahkan. 9. Perintah DNR harus mencakup hal$hal di baah ini 3 a. Diagnosis b. las an DNR c. /emampuan pasien untuk membuat keputusan d. Dokumentasi baha status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa :. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang meraat, atau oleh ali yang sah. Dalam hal ini, catatan DNR di rekam medis harus pula dibatalkan dan gelang DNR (jika ada) di musnahkan.
Perintah Do Not Resuscitate (DNR) harus dengan dasar yang kuat. #ila keluarga pasien memberikan surat perintah DNR dari dokter pribadinya, yaitu dengan mengikuti prosedur berikut 3 4. !ubungi kontrol medik. 5. #erikan keterangan yang jelas mengenai situasi yang ada. 6. Pastikan agar diagnosis yang mengakibatkan DNR sudah dijelaskan (misal 3 kanker). 7. #uat laporan status pasien secara jelas (tanda$tanda ital, pemayaran =/>).
8. Pastikan mengisi 'orm DNR tertulis. Pastikan mencatat nama dokternya. 9. Dokter kontrol medik menentukan apakah menyetujui atau menolak perintah DNR. :. #ila pasien dalam henti jantung saat tiba di 2>D, mulai #!D sambil
menghubungi
kontrol medik. <. Pikirkan potensi untuk donasi organ. Pasien dengan cedera mematikan mungkin tetap membutuhkan tindakan gadar hingga ditentukan apakah pasien mungkin potensial sebagai donor organ atau jaringan. ?. #ila mungkin, letakkan telapak tampak segera atau leads =/> untuk memastikan irama asistol atau agonal dan lampirkan strip kopi pada laporan.