PANDUAN PELAYANAN KASUS EMERGENCY RSUI MADINAH KASEMBON 2015
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON Jl. RAYA SUKOSARI – KASEMBON - MALANG Telp. 0!5"# !2$1"" % !2&&$$
1
BAB I PENDAHULUAN
A. L'(' L'(')) Bel'* Bel'*'+ '+, ,
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum tindakan/tenaga kesehatanan selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi kehidupan. Karena sifat pelayanan gawat daruarat yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita dan keluarga yang menginginkan pelayanan seca secara ra cepat cepat.. Oleh Oleh kare karena na itu itu dipe diperl rluka ukan n tenag tenagaa kese keseha hata tan n yang yang memp mempuny unyai ai kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan pengkajian gawat darurat untu untuk k meng mengat atas asii berb berbag agai ai perm permas asal alaha ahan n keseha kesehata tan n baik baik aktu aktual al atau atau poten potensi sial al menga menganc ncam am kehid kehidupa upan n tanp tanpaa atau atau terj terjadi adiny nyaa seca secara ra mend mendada adak k atau atau tida tidak k di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Asuhan Asuhan gawat darurat adalah rangkaian rangkaian kegiatan kegiatan praktek praktek pengkajian pengkajian gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan pengkajianyang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi asuhan pengkajian gawat darurat, darurat, yaitu yaitu : kondisi kondisi kegawatan kegawatan seringkali seringkali tidak terprediksi terprediksi baik kondisi kondisi klien maupun jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu, waktu,
adanya adanya saling saling keterg ketergant antung ungan an yang yang sangat sangat tinggi tinggi dianta diantara ra profesi profesi
kesehatan kesehatan yang bekerja bekerja di ruang gawat darurat, pengkajian diberikan diberikan untuk semua usia dan sering sering dengan data dasar yang sangat mendasar, mendasar, tindakan yang diberikan diberikan harus cepat dan dengan ketepatan yang tinggi !aryuani, "##$%.
!engingat sangat pentingnya pengumpulan data atau informasi yang mendasar pada kasus gawat darurat, maka setiap tenaga kesehatan gawat darurat harus 2
BAB I PENDAHULUAN
A. L'(' L'(')) Bel'* Bel'*'+ '+, ,
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum tindakan/tenaga kesehatanan selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi kehidupan. Karena sifat pelayanan gawat daruarat yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita dan keluarga yang menginginkan pelayanan seca secara ra cepat cepat.. Oleh Oleh kare karena na itu itu dipe diperl rluka ukan n tenag tenagaa kese keseha hata tan n yang yang memp mempuny unyai ai kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan pengkajian gawat darurat untu untuk k meng mengat atas asii berb berbag agai ai perm permas asal alaha ahan n keseha kesehata tan n baik baik aktu aktual al atau atau poten potensi sial al menga menganc ncam am kehid kehidupa upan n tanp tanpaa atau atau terj terjadi adiny nyaa seca secara ra mend mendada adak k atau atau tida tidak k di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Asuhan Asuhan gawat darurat adalah rangkaian rangkaian kegiatan kegiatan praktek praktek pengkajian pengkajian gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan pengkajianyang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi asuhan pengkajian gawat darurat, darurat, yaitu yaitu : kondisi kondisi kegawatan kegawatan seringkali seringkali tidak terprediksi terprediksi baik kondisi kondisi klien maupun jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu, waktu,
adanya adanya saling saling keterg ketergant antung ungan an yang yang sangat sangat tinggi tinggi dianta diantara ra profesi profesi
kesehatan kesehatan yang bekerja bekerja di ruang gawat darurat, pengkajian diberikan diberikan untuk semua usia dan sering sering dengan data dasar yang sangat mendasar, mendasar, tindakan yang diberikan diberikan harus cepat dan dengan ketepatan yang tinggi !aryuani, "##$%.
!engingat sangat pentingnya pengumpulan data atau informasi yang mendasar pada kasus gawat darurat, maka setiap tenaga kesehatan gawat darurat harus 2
berkompeten dalam melakukan pengkajian gawat darurat. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan bentuk pertolongan yang akan diberikan kepada pasien. &emakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat pula dapat dilakukan pengkajian awal sehingga
pasien tersebut dapat segera
mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian. Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada k epada pasien gawat ga wat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan sur'ei primer untuk mengidentifikasi masalah( masalah masalah yang yang menganc mengancam am hidup hidup pasien pasien,, barula barulah h selanju selanjutny tnyaa dilakuk dilakukan an sur'ei sur'ei sekunder. sekunder. )ahap )ahapan an pengkajian primer meliputi meliputi : A: Airway, Airway, mengecek mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol ser'ikal* +: +reathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat* : irculatio irculation, n, mengecek mengecek sistem sistem sirkulasi sirkulasi disertai kontrol kontrol perdarahan* perdarahan* -: -isabilit -isability y, mengecek status neurologis* : posure, en'iromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia 0older, "##"%. Pengkajian Pengkajian
primer primer bertujuan bertujuan mengetahui mengetahui dengan segera segera kondisi kondisi yang
mengancam mengancam nyawa pasien. pasien. Pengkajian primer primer dilakukan dilakukan secara sekuensial sekuensial sesuai dengan prioritas. )etapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu waktu yang yang singkat singkat kuran kurang g dari dari 1# detik% detik% difokus difokuskan kan pada Airway Airway +reath +reathing ing ircul irculati ation on A+%. A+%. Karena Karena kondis kondisii kekura kekuranga ngan n oksige oksigen n merupak merupakan an penyebab penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan kekura kekurangan ngan oksige oksigen n dapat dapat jatuh jatuh dengan dengan cepat cepat ke dalam dalam kondis kondisii gawat gawat darura daruratt sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 2(3 meni menitt akan akan meny menyeba ebabka bkan n keru kerusa saka kan n otak otak perm perman anen en,, lebi lebih h dari dari 1# meni menitt akan akan menyebabkan menyebabkan kematian. kematian. Oleh karena itu pengkajian pengkajian primer primer pada penderita penderita gawat darurat penting dilakukan secara efektif dan efisien !ancini, "#11%.
3
BAB II TINJAUAN TEORI
)enaga kesehatanan pada pasien yang mengalami injuri oleh tim trauma agak berbeda dengan pengobatan secara tradisional, di mana penegakan diagnosa, pengkajian dan manajemen penatalaksanaan sering terjadi secara bersamaan dan dilaku dilakukan kan oleh oleh dokter dokter yang yang lebih lebih dari dari satu. satu. &eorang &eorang leader leader tim tim harus harus langsu langsung ng memberikan memberikan pengarahan pengarahan secara secara keseluruhan keseluruhan mengenai mengenai penatalaksa penatalaksanaan naan terhadap terhadap pasien yang mengalami injuri, yang meliputi 4ulde, "##$% : 1. Primary survey ". Resuscitation 5. History 6. Secondary survey 7. Definitive care A. Primary Survey Survey
Primary survey menyed menyediak iakan an e'aluas e'aluasii yang yang siste sistema matis tis,, pendet pendeteks eksian ian dan manaje manajemen men segera segera terhada terhadap p kompli komplikas kasii akibat akibat trauma trauma parah parah yang yang menganc mengancam am kehi kehidu dupa pan. n. )ujuan ujuan dari dari
Primary survey adalah adalah untuk untuk mengid mengidenti entifik fikasi asi dan
memperbaiki memperbaiki dengan segera segera masalah masalah yang mengancam mengancam kehidupan. kehidupan. Prioritas Prioritas yang dilakukan pada primary pada primary survey antara survey antara lain 4ulde, "##$% : 1.
Airway maintenance dengan maintenance dengan cervical spine protection
2.
Breathing dan dan oxygenation
3.
Circulation dan Circulation dan kontrol perdarahan eksternal
4.
Disability(pemeriksaan Disability(pemeriksaan neurologis singkat
5.
xposure dengan xposure dengan kontrol lingkungan
&anga &angatt pent pentin ing g untuk untuk dite ditekan kanka kan n pada pada wakt waktu u mela melaku kukan kan primary survey bahwa setiap langkah harus dilakukan dalam urutan yang benar dan langkah berikutnya hanya dilakukan jika langkah sebelumnya telah sepenuhnya dinilai dan berhasil. &etiap anggota tim dapat melaksanakan tugas sesuai urutan sebagai sebuah tim dan anggota yang telah dialokasikan dialokasikan peran tertentu seperti seperti airway, airway, circulation, circulation, dll, dll, sehi sehing ngga ga akan akan sepe sepenu nuhny hnyaa meny menyada adari ri meng mengen enai ai pemb pembag agia ian n wakt waktu u dala dalam m keterlibatan mereka American American College of Surgeons, Surgeons, 1$$8 1$$8%. %. Primary survey survey perlu terus dilakukan dilakukan berulang(ul berulang(ulang ang pada seluruh tahapan awal manajemen. Kunci untuk
4
tenaga kesehatanan trauma yang baik adalah penilaian yang terarah, kemudian diikuti oleh pemberian inter'ensi yang tepat dan sesuai serta pengkajian ulang melalui pendekatan A!R assessment , intervention, reassessment %. Primary survey dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain 9ilbert., -&ou;a., < Plet;, "##$% : a) Ge+e)'l Ip)e/+
1. !emeriksa kondisi yang mengancam nyawa secara umum. 2. !enentukan keluhan utama atau mekanisme cedera 3. !enentukan status mental dan orientasi waktu, tempat, orang%
b) Pe+,*'/'+ Airway
)indakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa responsi'itas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. &eorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka )hygerson, "#11%. Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan 'entilasi. )ulang belakang leher harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada. Obstruksi jalan nafas paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar =ilkinson < &kinner, "###%. >ang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain : 1. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebas? ". )anda(tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain: a.
Adanya snoring atau gurgling
b.
&tridor atau suara napas tidak normal
c.
Agitasi hipoksia%
d.
Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
e.
&ianosis
5. "oo# dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan potensial penyebab obstruksi :
a. !untahan b. Perdarahan c. 9igi lepas atau hilang d. 9igi palsu e. )rauma wajah
5
6. @ika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka. 7. indungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang. 2. 9unakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai indikasi : a.
Chin lift / $aw thrust
b.
akukan suction jika tersedia%
c.
Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, "aryngeal %as# Airway
d.
akukan intubasi
c) Pe+,*'/'+ Breathing Pe)+'''+#
Pengkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan nafas dan keadekuatan pernafasan pada pasien. @ika pernafasan pada pasien tidak memadai, maka langkah(langkah yang harus dipertimbangkan adalah: dekompresi dan drainase tension pneumothora/haemothora, closure of open chest in$ury dan 'entilasi buatan =ilkinson < &kinner, "###%. >ang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain : 1. "oo# , listen dan feel * lakukan penilaian terhadap 'entilasi dan oksigenasi pasien. a. Bnspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda(tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating in$ury, flail chest , suc#ing chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan. b. Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema,
perkusi
berguna
untuk
diagnosis haemothorax
dan
pneumotora#s. c. Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada. ". +uka dada pasien dan obser'asi pergerakan dinding dada pasien jika perlu. 5. )entukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien* kaji lebih lanjut mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien. 6. Penilaian kembali status mental pasien. 7. -apatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan 2. Pemberian inter'ensi untuk 'entilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi: a& Pemberian terapi oksigen b& +ag(Cal'e !asker c& Bntubasi endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar%, jika diindikasikan 6
d& atatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway procedures 8. Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai kebutuhan.
d) Pe+,*'/'+ Circulation
&hock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. 0ipo'olemia adalah penyebab syok paling umum pada trauma. -iagnosis shock didasarkan pada temuan klinis: hipotensi, takikardia, takipnea, hipotermia, pucat, ekstremitas dingin, penurunan capillary refill , dan penurunan produksi urin. Oleh karena itu, dengan adanya tanda(tanda hipotensi merupakan salah satu alasan yang cukup aman untuk mengasumsikan telah terjadi perdarahan dan langsung mengarahkan tim untuk melakukan upaya menghentikan pendarahan. Penyebab lain yang mungkin membutuhkan perhatian segera adalah: tension pneumothorax' cardiac tamponade' cardiac, spinal shoc# dan anaphylaxis. &emua perdarahan eksternal yang nyata harus diidentifikasi melalui paparan pada pasien secara memadai dan dikelola dengan baik =ilkinson < &kinner, "###%.. angkah(langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain : 1. ek nadi dan mulai lakukan PD jika diperlukan. ". PD harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan. 5. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung. 6. Palpasi nadi radial jika diperlukan: a. !enentukan ada atau tidaknya b. !enilai kualitas secara umum kuat/lemah% c. Bdentifikasi rate lambat, normal, atau cepat% d& Regularity 7. Kaji kulit untuk melihat adanya tanda(tanda hipoperfusi atau hipoksia capillary refill%. 2. akukan treatment terhadap hipoperfusi
e) Pe+,*'/'+ Level of Consciousness 3'+ Disabilities
Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala ACPE : 1. A ( alert , yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah yang diberikan.
7
". C ( 'ocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bias dimengerti 5. P ( responds to pain only harus dinilai semua keempat tungkai jika ekstremitas 6. awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon% 7. E ( unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri maupun stimulus 'erbal.
f) E!ose% Eamine 3'+ Evaluate
!enanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. @ika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in(line penting untuk dilakukan. akukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. >ang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal. &etelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga pri'asi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan ulang )hygerson, "#11%. -alam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam jiwa, maka Rapid (rauma Assessment harus segera dilakukan:
1.
akukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
2. Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis. 9ilbert., -&ou;a., < Plet;, "##
%$8
Al4) P)/') S4)6e p'3' P'/e+ Me3/7'l De8'' Pre"#os!ital Emergency Care Council$ 2012#.
9
Al4) P)/') S4)6e p'3' P'/e+ T)'4' De8'' Pre"#os!ital Emergency Care Council % 2012#.
B. Secondary Assessment
&ur'ey sekunder merupakan
pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan
secara head to toe, dari depan hingga belakang. &econdary sur'ey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda( tanda syok telah mulai membaik.
10
1. A+'+e/
Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Diwayat pasien meliputi keluhan utama, riwayat masalah kesehatan sekarang, riwayat medis, riwayat keluarga, sosial, dan sistem. mergency Fursing Association, "##8%. Pengkajian riwayat pasien secara optimal harus diperoleh langsung dari pasien, jika berkaitan dengan bahasa, budaya, usia, dan cacat atau kondisi pasien yang terganggu, konsultasikan dengan anggota keluarga, orang terdekat, atau orang yang pertama kali melihat kejadian. Anamnesis yang dilakukan harus lengkap karena akan memberikan gambaran mengenai cedera yang mungkin diderita. +eberapa contoh:
a. )abrakan frontal seorang pengemudi mobil tanpa sabuk pengaman: cedera wajah, maksilo(fasial, ser'ikal. )oraks, abdomen dan tungkai bawah.
b. @atuh dari pohon setinggi 2 meter perdarahan intra(kranial, fraktur ser'ikal atau 'ertebra lain, fraktur ekstremitas.
c. )erbakar dalam ruangan tertutup: cedera inhalasi, keracunan O. Anamnesis juga harus meliputi riwayat A!P yang bisa didapat dari pasien dan keluarga mergency )ursing Association, "##8%: A:
Alergi adakah alergi pada pasien, seperti obat(obatan, plester, makanan%
!: !edikasi/obat(obatan obat(obatan yang
diminum seperti
sedang
menjalani pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau penyalahgunaan obat P*
Pertinent medical history riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obat(obatan herbal%
:
"ast meal obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa jam komponen ini%
: vents, hal sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi termasuk dalam (hal yang bersangkutan dengan sebab cedera kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama%
Ada beberapa cara lain untuk mengkaji riwayat pasien yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada pasien dengan kecenderungan konsumsi alkohol, dapat digunakan beberapa pertanyaan di bawah ini mergency )ursing Association, "##8%:
a. C& have you ever felt should Cut down your drin#ing+ b. A& have people Annoyed you by critici,ing your drin#ing+ c. -& have you ever felt bad or %uilty about your drin#ing+ 11
d. & have you ever had a drin# first thin# in the morning to steady your Eye/opener0 nerver or get rid of a hangover .
@awaban >a pada beberapa kategori
sangat berhubungan dengan masalah
konsumsi alkohol. Pada kasus kekerasan dalam rumah tangga akronim 0B)& dapat digunakan dalam proses pengkajian. +eberapa pertanyaan yang diajukan antara lain : Gdalam setahun terakhir ini seberapa sering pasanganmuH mergency )ursing Association, "##8%:
a. Hurt you physically+ b. !nsulted or tal#ed down to you+ c. (hreathened you with physical harm+ d. Screamed or cursed you+ Akronim PID&) ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang meliputi :
a. Provo#es1palliates : apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya lebih baik? apa yang menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan saat nyeri? apakah rasa nyeri itu membuat anda terbangun saat tidur?
b. 2uality : bisakah anda menggambarkan rasa nyerinya?apakah seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? biarkan pasien mengatakan dengan kata(katanya sendiri.
c. Radiates: apakah nyerinya menyebar? !enyebar kemana? Apakah nyeri terlokalisasi di satu titik atau bergerak?
d. Severity : seberapa parah nyerinya? -ari rentang skala #(1# dengan # tidak ada nyeri dan 1# adalah nyeri hebat
e. (ime : kapan nyeri itu timbul?, apakah onsetnya cepat atau lambat? +erapa lama nyeri itu timbul? Apakah terus menerus atau hilang timbul?apakah pernah merasakan nyeri ini sebelumnya?apakah nyerinya sama dengan nyeri sebelumnya atau berbeda? &etelah dilakukan anamnesis, maka langkah berikutnya adalah pemeriksaan tanda(tanda 'ital. )anda tanda 'ital meliputi suhu, nadi, frekuensi nafas, saturasi oksigen, tekanan darah, berat badan, dan skala nyeri.
12
+erikut ini adalah ringkasan tanda(tanda 'ital untuk pasien dewasa menurut mergency )urses Association,"##8%.
13
Kp+e+
&uhu
N/l'/ +)'l 52,7(58,7
Ke(e)'+,'+ -apat di ukur melalui oral,
aksila, dan rectal. Entuk mengukur suhu inti menggunakan kateter arteri pulmonal, kateter urin, esophageal probe, atau monitor tekanan intracranial dengan pengukur suhu. &uhu dipengaruhi oleh akti'itas, pengaruh lingkungan, kondisi Fadi
2#(1##/menit
penyakit, infeksi dan injury. -alam pemeriksaan nadi perlu die'aluais irama jantung, frekuensi, kualitas
Despirasi
1"("#/menit
dan kesamaan. 'aluasi dari repirasi meliputi frekuensi, auskultasi suara nafas, dan inspeksi dari usaha bernafas. )ada dari peningkatan usah abernafas adalah adanya pernafasan cuping hidung, retraksi interkostal, tidak mampu mengucapkan 1 kalimat
&aturasi oksigen
J$7
penuh. &aturasi oksigen di monitor melalui oksimetri nadi, dan hal ini penting bagi pasien dengan gangguan respirasi, penurunan kesadaran, penyakit serius dan tanda 'ital yang abnormal. Pengukurna dapat dilakukan di jari tangan
)ekanan darah
1"#/3#mm0g
atau kaki. )ekana darah mewakili dari gambaran kontraktilitas jantung, frekuensi jantung, 'olume sirkulasi, dan tahanan 'askuler perifer. )ekanan sistolik menunjukkan cardiac output, seberapa besar dan seberapa kuat darah itu
14
2. Pee)/*''+ //* '. K4l/( *ep'l'
&eluruh kulit kepala diperiksa. &ering terjadi pada penderita yang datang dengan cedera ringan, tiba(tiba ada darah di lantai yang berasal dari bagian belakang kepala penderita. akukan inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan wajah untuk adanya pigmentasi,
laserasi, massa, kontusio, fraktur dan luka termal, ruam,
perdarahan, nyeri tekan serta adanya sakit kepala -elp < !anning. "##6%.
9. :'';
Bngat prinsip loo#/listen/feel& Bnspeksi adanya kesimterisan kanan dan kiri. Apabila terdapat cedera di sekitar mata
jangan lalai memeriksa mata, karena
pembengkakan di mata akan menyebabkan pemeriksaan mata selanjutnya menjadi sulit. De e'aluasi tingkat kesadaran dengan skor 9&. 1% !ata
: periksa kornea ada cedera atau tidak, ukuran pupil apakah isokor atau anisokor serta bagaimana
refle cahayanya,
apakah pupil mengalami miosis atau midriasis, adanya ikterus, ketajaman mata macies visus dan acies campus%, apakah konjungti'anya anemis atau adanya kemerahan, rasa
nyeri,
gatal(gatal,
ptosis,
eophthalmos,
subconjuncti'al perdarahan, serta diplopia "% 0idung
:periksa adanya perdarahan, perasaan nyeri, penyumbatan penciuman,
apabila
ada
deformitas
pembengkokan%
lakukan palpasi akan kemungkinan krepitasi dari suatu fraktur. 5% )elinga
:periksa adanya nyeri, tinitus, pembengkakan, penurunan atau
hilangnya
pendengaran,
periksa
mengenai keutuhan membrane timpani
dengan
senter
atau adanya
hemotimpanum 6% Dahang atas
: periksa stabilitas rahang atas
7% Dahang bawah: periksa akan adanya fraktur 2% !ulut
dan faring: inspeksi pada bagian
mucosa terhadap tekstur,
warna,kelembaban, dan adanya lesi* amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi, apakah tosil meradang, pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor, pembengkakkan dan nyeri, inspeksi amati adanya 15
tonsil meradang atau tidak tonsillitis/amandel%. Palpasi adanya respon nyeri
7.
Pada saat memeriksa leher, periksa adanya deformitas tulang atau krepitasi, edema, ruam, lesi, dan massa , kaji adanya keluhan disfagia kesulitan menelan% dan suara serak harus diperhatikan, cedera tumpul atau tajam, de'iasi trakea, dan pemakaian otot tambahan. Palpasi akan adanya nyeri, deformitas, pembekakan, emfisema subkutan, de'iasi trakea, kekakuan pada leher dan simetris pulsasi. )etap jaga imobilisasi segaris dan proteksi ser'ikal.
@aga airway, pernafasan, dan
oksigenasi. Kontrol perdarahan, cegah kerusakan otak sekunder. 3. T)'*
Bnspeksi
: Bnspeksi dinding dada bagian depan, samping dan belakang untuk adanya trauma tumpul/tajam,luka, lecet, memar, ruam , ekimosiss, bekas luka, frekuensi dan kedalaman pernafsan, kesimetrisan
epansi
dinding
dada,
penggunaan
otot
pernafasan tambahan dan ekspansi toraks bilateral, apakah terpasang pace maker, frekuensi dan irama denyut jantung, lombardo, "##7% Palpasi: seluruh dinding dada untuk adanya trauma tajam/tumpul, emfisema subkutan, nyeri tekan dan krepitasi. Perkusi
: untuk mengetahui kemungkinan hipersonor dan keredupan
Auskultasi
: suara nafas tambahan apakah ada ronki, whee;ing, rales% dan
bunyi jantung murmur, gallop, friction rub%
e. A93e+
edera intra(abdomen kadang(kadang luput terdiagnosis, misalnya pada keadaan cedera kepala dengan penurunan kesadaran, fraktur 'ertebra dengan kelumpuhan penderita tidak sadar akan nyeri perutnya dan gejala defans otot dan nyeri tekan/lepas tidak ada%. Bnspeksi abdomen bagian depan dan belakang, untuk adanya trauma tajam, tumpul dan adanya perdarahan internal, adakah distensi abdomen,
asites, luka, lecet, memar, ruam, massa, denyutan, benda tertusuk,
ecchymosis, bekas luka , dan stoma. Auskultasi bising usus, perkusi abdomen, untuk mendapatkan, nyeri lepas ringan%. Palpasi abdomen untuk mengetahui adakah kekakuan atau nyeri tekan, hepatomegali,splenomegali,defans muskuler,, nyeri lepas yang jelas atau uterus yang hamil. +ila ragu akan adanya perdarahan intra abdominal, dapat dilakukan pemeriksaan -P .Diagnostic peritoneal lavage' ataupun 3S16
.3ltra Sonography0& Pada perforasi organ berlumen misalnya usus halus gejala mungkin tidak akan nampak dengan segera karena itu memerlukan re(e'aluasi berulang kali. Pengelolaannya dengan transfer penderita ke ruang operasi bila diperlukan )im >A9- 113, "#1#%.
. Pel6/ pe)/+e4=)e7(4=6',/+'#
edera pada pel'is yang berat akan nampak pada pemeriksaan fisik pel'is menjadi stabil%, pada cedera berat ini kemungkinan penderita akan masuk dalam keadaan syok, yang harus segera diatasi. +ila ada indikasi pasang PA&9/ gurita untuk mengontrol perdarahan dari fraktur pel'is )im >A9- 113, "#1#%. Pel'is dan perineum diperiksa akan adanya luka, laserasi , ruam, lesi, edema, atau kontusio, hematoma, dan perdarahan uretra. olok dubur harus dilakukan sebelum memasang kateter uretra. 0arus diteliti akan kemungkinan adanya darah dari lumen rectum, prostat letak tinggi, adanya fraktur pel'is, utuh tidaknya rectum dan tonus musculo sfinkter ani. Pada wanita, pemeriksaan colok 'agina dapat menentukan adanya darah dalam 'agina atau laserasi, jika terdapat perdarahan 'agina dicatat, karakter dan jumlah kehilangan darah harus dilaporkan pada tampon yang penuh memegang "# sampai 5# m darah%. @uga harus dilakuakn tes kehamilan pada semua wanita usia subur. Permasalahan yang ada adalah ketika terjadi kerusakan uretra pada wanita, walaupun jarang dapat terjadi pada fraktur pel'is dan straddle in$ury. +ila terjadi, kelainan ini sulit dikenali, jika pasien hamil, denyut jantung janin pertama kali mendengar dengan -oppler ultrasonografi pada sekitar 1# sampai 1" kehamilan minggu% yang dinilai untuk frekuensi, lokasi, dan tempat. Pasien dengan keluhan kemih harus ditanya tentang rasa sakit atau terbakar dengan buang air kecil, frekuensi, hematuria, kencing berkurang, &ebuah sampel urin harus diperoleh untuk analisis.-iklat D&EP -r. !.-jamil, "##2%.
,. E*()e/('
Pemeriksaan dilakukan dengan loo#/feel/move. Pada saat inspeksi, jangan lupa untuk memriksa adanya luka dekat daerah fraktur fraktur terbuak%, pada saat pelapasi jangan lupa untuk memeriksa denyut nadi distal dari fraktur pada saat menggerakan, jangan dipaksakan bila jelas fraktur. &indroma kompartemen tekanan intra kompartemen dalam ekstremitas meninggi sehingga membahayakan aliran darah%, mungkin luput terdiagnosis pada penderita dengan penurunan kesadaran atau kelumpuhan )im >A9- 113, "#1#%. Bnspeksi pula adanya kemerahan, edema, ruam, lesi,
gerakan, dan sensasi harus diperhatikan,
kontraktur, sedangkan
paralisis, atropi/hipertropi otot,
pada jari(jari periksa adanya clubbing finger
serta catat 17
adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill pada pasien hypoia lambat s/d 7(17 detik. Penilaian pulsasi dapat menetukan adanya gangguan 'askular. Perlukaan berat pada ekstremitas dapat terjadi tanpa disertai fraktur.kerusakn ligament dapat menyebabakan sendi menjadi tidak stabil, keruskan otot(tendonakan mengganggu pergerakan. 9angguan sensasi dan/atau hilangnya kemampuan kontraksi otot dapat disebabkan oleh syaraf perifer atau iskemia. Adanya fraktur torako lumbal dapat dikenal pada pemeriksaan fisik dan riwayat trauma. Perlukaan bagian lain mungkin menghilangkan gejala fraktur torako lumbal, dan dalam keadaan ini hanya dapat didiagnosa dengan foto rongent. Pemeriksaan muskuloskletal tidak lengkap bila belum dilakukan pemeriksaan punggung penderita. Permasalahan yang muncul adalah : 1% Perdarahan dari fraktur pel'is dapat berat dan sulit dikontrol, sehingga terjadi syok yang dpat berakibat fatal "% 4raktur pada tangan dan kaki sering tidak dikenal apa lagi penderita dalam keadaan tidak sada. Apabila kemudian kesadaran pulih kembali barulah kelainan ini dikenali. 5% Kerusakan jaringan lunak sekitar sendi seringkali baru dikenal setelah penderita mulai sadar kembali -iklat D&EP -r. !.-jamil, "##2%.
;. B',/'+ p4+,,4+,
!emeriksa punggung dilakukan dilakukan dengan log roll' memiringkan penderita dengan tetap menjaga kesegarisan tubuh%. Pada saat ini dapat dilakukan pemeriksaan punggung )im >A9- 113, "#1#%. PeriksaLadanya perdarahan, lecet, luka, hematoma, ecchymosis, ruam, lesi, dan edema serta nyeri, begitu pula pada kolumna 'ertebra periksa adanya deformitas.
/.
Ne4)l,/
Pemeriksaan neurologis yang diteliti meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, oemeriksaan motorik dan sendorik. Peubahan dalam status neirologis dapat dikenal dengan pemakaian 9&. Adanya paralisis dapat disebabakan oleh kerusakan kolumna 'ertebralis atau saraf perifer. Bmobilisasi penderita dengan short atau long spine board , kolar ser'ikal, dan alat imobilisasi dilakukan samapai terbukti tidak ada fraktur ser'ikal. Kesalahan yang sering dilakukan adalah untuk melakukan fiksasai terbatas kepada kepala dan leher saja, sehingga penderita masih dapat bergerak dengan leher sebagai sumbu. @elsalah bahwa seluruh tubuh penderita memerlukan imobilisasi. +ila ada trauma kepala, diperlukan konsultasi neurologis. 18
0arus dipantau tingkat kesadaran penderita, karena merupakan gambaran perlukaan intra cranial. +ila terjadi penurunan kesadaran akibat gangguan neurologis, harus diteliti ulang perfusi oksigenasi, dan 'entilasi A+%. Perlu adanya tindakan bila ada perdarahan epidural subdural atau fraktur kompresi ditentukan ahli bedah syaraf -iklat D&EP -r. !.-jamil, "##2%. Pada pemeriksaan neurologis, inspeksi adanya kejang, twitching , parese, hemiplegi atau hemiparese ganggguan pergerakan%, dista#sia kesukaran dalam mengkoordinasi otot%, rangsangan meningeal dan kaji
pula
adanya 'ertigo dan
respon sensori
C. &ocused Assessment
4ocused assessment atau pengakajian terfokus adalah tahap pengkajian pada area pengkajiangawat darurat yang dilakukan setelah primary survey' secondary survey' anamnesis riwayat pasien . pemeriksaan subyektif 0 dan pemeriksaan obyektif Head to toe0. -i beberapa negara bagian Australia mengembangkan focused assessment ini dalam pelayanan di mergency Department , tetapi di beberapa Fegara seperti E&A dan beberapa Fegara ropa tidak menggunakan istilah 4ocused Assessment tetapi dengan istilah Definitive Assessment Okeefe et&al , 1$$3%. 4ocused assessment untuk melengkapi data secondary assessment bisa dilakukan sesuai masalah yang ditemukan atau tempat dimana injury ditemukan. >ang paling
banyak dilakukan dalam tahap ini adalah beberapa pemeriksaan
penunjang diagnostik atau bahkan dilakukan pemeriksaan ulangan dengan tujuan segera dapat dilakukan tindakan definitif.
D. Re'ee+(
+eberapa komponen yang perlu untuk dilakukan pengkajian kembali reassessment % yang penting untuk melengkapi primary survey pada pasien di gawat darurat adalah : Kp+e+
Airway
Pe)(/9'+,'+ Pastikan bahwa peralatan airway : 5ro
Pharyngeal Airway' "aryngeal %as# Airway , maupun ndotracheal (ube salah satu dari peralatan airway% tetap efektif untuk menjamin kelancaran jalan napas. Pertimbangkan penggunaaan peralatan dengan manfaat yang optimal dengan risiko yang minimal. 19
Breathing
Pastikan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan pasien : Pemeriksaan definiti'e rongga
•
dada dengan rontgen foto thoraks, untuk meyakinkan ada tidaknya masalah seperti )ension pneumothoraks, hematotoraks atau trauma thoraks yang lain yang bisa mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat Penggunaan 'entilator mekanik Pastikan bahwa dukungan sirkulasi •
Circulation
menjamin perfusi jaringan khususnya organ 'ital tetap terjaga, hemodinamik tetap termonitor serta menjamin tidak terjadi o'er hidrasi pada saat penanganan resusitasicairan.
Disability
•
Pemasangan cateter 'ena central
•
Pemeriksaan analisa gas darah
•
+alance cairan
•
Pemasangan kateter urin
&etelah pemeriksaan 9& pada primary sur'ey, perlu didukung dengan : Pemeriksaan spesifik neurologic
•
yang lain seperti refle patologis, deficit neurologi, pemeriksaan persepsi sensori dan pemeriksaan yang lainnya. •
xposure
) scan kepala, atau !DB
Konfirmasi hasil data primary sur'ey dengan •
Dontgen foto pada daerah yang mungkin dicurigai trauma atau 20
fraktur •
E&9 abdomen atau pel'is
E. Pee)/*''+ D/',+(/*
Pemeriksaan lanjutan hanya dilakukan setelah 'entilasi dan hemodinamika penderita dalam keadaan stabil -iklat D&EP -r. !.-jamil, "##2%. -alam melakukan secondary survey, mungkin akan dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti : ')
E+3*p/
Pemeriksaan penunjang endoskopi bisa dilakukan pada pasien dengan perdarahan dalam. -engan melakukan pemeriksaan endoskopi kita bisa mngethaui perdarahan yang terjadi organ dalam. Pemeriksaan endoskopi dapat mendeteksi lebih dari $7 pasien dengan hemetemesis, melena atau hematemesis melena dapat ditentukan lokasi perdarahan dan penyebab perdarahannya. okasi dan sumber perdarahan yaitu: a.
sofagus
:
C
arises,erosi,ulkus,tumor b.
9aster
: rosi, ulkus,
tumor, polip, angio displasia, -ilafeuy, 'arises gastropati kongestif c.
-uodenum : Elkus, erosi,
Entuk kepentingan klinik biasanya dibedakan perdarahan karena ruptur 'arises dan
perdarahan bukan karena ruptur 'arises 'ariceal bleeding dan non
'ariceal bleeding% -jumhana, "#11%. ()
B)+**p/
+ronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra bronkus dengan menggunakan alat bronkoskop. Prosedur diagnostik dengan bronkoskop ini dapat menilai lebih baik pada mukosa saluran napas normal, hiperemis atau lesi infiltrat yang memperlihatkan mukosa yang compang(camping. )eknik ini juga dapat menilai penyempitan atau obstruksi akibat kompresi dari luar atau massa intrabronkial, tumor intra bronkus. Prosedur ini juga dapat menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan menilai karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening subkarina atau intra bronkus Parhusip, "##6%. )
CT S7'+
21
)(scan merupakan alat pencitraan yang di pakai pada kasus(kasus emergensi seperti emboli paru, diseksi aorta, akut abdomen, semua jenis trauma dan menentukan tingkatan dalam stroke. Pada kasus stroke, )(scan dapat menentukan dan memisahkan antara jaringan otak yang infark dan daerah penumbra. &elain itu, alat ini bagus juga untuk menilai kalsifikasi jaringan. +erdasarkan beberapa studi terakhir, )(scan dapat mendeteksi lebih dari $# kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam diagnosis stroke =idjaya, "##"%. Pemeriksaaan ). scan juga dapat mendeteksi kelainan(kelainan seerti perdarahan diotak, tumor otak, kelainan(kelainan tulang dan kelainan dirongga dada dan rongga perur dan khususnya kelainan pembuluh darah, jantung koroner%, dan pembuluh darah umumnya seperti penyempitan darah dan ginjal ishak, "#1"%. *)
USG
Eltrasonografi E&9% adalah alat diagnostik
non in'asif menggunakan
gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas "#.### hert; J"# kilohert;% untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh.!anusia dapat mendengar gelombang suara "#("#.### hert; .9elombang suara antara ",7 sampai dengan 16 kilohert; digunakan untuk diagnostik. 9elombang suara dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe. Obyek didalam tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan ditayangkan di layar. -aerah yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya. Eltrasonografi yang terbaru dapat menayangkan suatu obyek dengan gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna. E&9 bisa dilakukan pada abdomen, thorak yandra, Antariksa, &yaharudin, "#11% +)
R'3/l,/
Dadiologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan di ruang gawat darurat. Dadiologi merupakan bagian dari spectrum elektromagnetik yang dipancarkan akibat pengeboman anoda wolfram oleh electron(elektron bebas dari suatu katoda. 4ilm polos dihasilkan oleh pergerakan electron(elektron tersebut melintasi pasien dan menampilkan film radiologi. )ulang dapat menyerap sebagian besar radiasi menyebabkan pajanan pada film paling sedikit, sehingga film yang dihasilkan tampak berwarna putih. Edara paling sedikit menyerap radiasi, meyebabakan pejanan pada film maksimal sehingga film nampak berwarna hitam. -iantara kedua keadaan ekstrem ini, penyerapan jaringan sangat berbeda(beda menghasilkan citra dalam skala abu(abu. Dadiologi bermanfaat untuk dada, abdoment, sistem tulang: trauma, tulang belakang, sendi penyakit degenerati'e, metabolic dan metastatik tumor%. Pemeriksaan radiologi penggunaannya dalam membantu diagnosis meningkat. &ebagian kegiatan seharian di departemen radiologi 22
adalah pemeriksaan foto toraks. 0al ini menunjukkan betapa pentingnya pemeriksaan ini. Bni karena pemeriksaan ini relatif lebih cepat, lebih murah dan mudah dilakukan berbanding pemeriksaan lain yang lebih canggih dan akurat Bshak, "#1"%. ,)
MRI -agnetic /esonance 0maging)
&ecara umum lebih sensiti'e dibandingkan ) &can. !DB juga dapat digunakan pada kompresi spinal. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan faktor. Kelemahan lainnya adalah prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, hanya sedikit sekali rumah sakit yang memiliki, harga pemeriksaan yang sangat mahal serta tidak dapat diapaki pada pasien yang memakai alat pacemaker jantung dan alat bantu pendengaran =idjaya,"##" %.
23
BAB III
KEGA:ATDARURATAN PSIKIATRI
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Blmu Kedokteran @iwa dan Kedokteran Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus kedaruratan yang memerlukan inter'ensi psikiatrik. )empat pelayanan kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa, klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang memerlukan inter'ensi terapeutik segera, antara lain: l'ira, &yl'ia - dan 9itayanti 0adisukanto, "#1#% a. b. c. d. e.
Kondisi gaduh gelisah. )indak kekerasan 'iolence% )entamen &uicidum/percobaan bunuh diri 9ejala ekstra piramidal akibat penggunaan obat -elirium
'aluasi !enilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan tepat aadalah tujuan utama dalam melakuka e'aluasi kedaruratan psikiatrik. )indakan segera yang harus dilakukan secara tepat adalah: a. !enentukan diagnosis awal b. !elakukan identifikasi faktor(faktor presipitasi dan kebutuhan segera pasien c. !emulai terapi atau merujuk pasien ke fasilitas yang sesuai -alam proses e'aluasi, dilakukan: 1. =awancara Kedaruratan Psikiatrik =awancara dilakukan lebih terstruktur, secara umum fokus wawancara ditujukan pada keluhan pasien dan alasan dibawa ke unit gawat darurat. Keterangan tambahan dari pihak pengantar, keluarga, teman atau polisi dapat melengkapi informasi, terutama pada pasien mutisme, tidak kooperatif, negati'istik atau inkoheren. 0ubungan dokter(pasien sangat berpengaruh terhadap informasi yang diberikan. Karenanya diperlukan kemampuan mendengar, melakukan obser'asi dan melakukan interpretasi terhadap apa yang dkatakan ataupun yang tidak dikatakan oleh pasien, dan ini dilakukan dalam waktu yang cepat.
". Pemeriksaan 4isik
24
Pemeriksaan psikiatrik standar
meliputi: riwayat perjalanan penyakit,
pemeriksaan status mental, pemeriksaan status fisik/neurologik dan jika perlu pemeriksaan penunjang. >ang pertama dan terpenting yang harus dilakukan oeh seorang dokter di unit gawat darurat adalah menilai tanda(tanda 'ital pasien. )ekanan ddarah, suhu, nadi adalah sesuatu yang mudah diukur dan dapat memberikan informasi bermakna. !isalnya seorang yang gaduh g elisah dan mengalami halusinasi, demam, frekuensi nadi 1"# per menit dan tekanan darah meningkat, kemungkinan besar mengalami delirium dibandingkan dengan suatu gangguan psikiatrik. ima hal yang harus ditentukan sebelum menangani pasien selanjutnya: a. Keamanan pasien &ebelum menge'aluasi pasien, dokter harus dapat memastikan bahwa situasi di E9-, jumlah pasien di ruangan tersebut aman bagi pasien. @ika inter'ensi 'erbal tidak cukup atau kontraindikasi, perlu dipikirkan pemberian obat atau pengekangan. b. !edik atau psikiatrik? Penting bagi dokter untuk menilai apakah kasusnya medik, psikiatrik atau kombinasi keduanya, sebab penanganannya akan jauh berbeda. Kondisi medik umum seperti trauma kepala, infeksi berat dengan demam inggi, kelainan metabolisme, intoksikasi atau gejala putus ;at seringkali menyebabkan gangguan fungsi mental yang menyerupai gangguan psikiatrik umumnya. -okter gawat darurat tetap harus menelusuri semua kemungkinan penyebab gangguan fungsi mental yang tampak. c. Psikosis >ang penting bukanlah penegakan diagnosisnya, tetapi seberapa jauh ketidakmampuannya dalam menilai realita dan buruknya tilikan. 0al ini dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pertolongan yang kita berikan serta kepatuhannya dalam berobat. d. &uicidal atau homicidal &emua pasien dengan kecenderungan bunuh diri harus dobser'asi secara ketat. Perasaan(perasaan yang berkaitan dengan tindak kekerasan atau pikiran bunuh diri harus selalu ditanyakan kepada pasien. e. Kemampuan merawat diri sendiri &ebelum memulangkan pasien, harus dipertimbangkan apakah pasien mampu merawat dirinya sendir, mampu menjalankan saran yang dianjurkan. Ketidakmampuan pasien dan atau keluarganya untuk merawat pasien di rumah merupakan salah asatu indikasi rawat inap. Adapun indikasi rawat inap antara lain adalah: 25
a. +ila pasien membahayakan diri sendiri atau orang lain, b. +ila perawatan di rumah tidak memadai, dan c. Perlu obser'asi lebih lanjut.
Pertimbangan -alam Penegakan -iagnosis -an )erapi 1. -iagnosis !eskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap, namun ada beberapa hal yang harus dilakukan sesegera mungkin untuk keakuratan data , misalnya penapisan toksikologi tes urin untuk opioid, amfetamin%, pemeriksaan radiologi, K9 dan tes laboratorium. -ata penunjang seperti catatan medik sebelumnya, informasi dari sumber luar juga dikumpulkan sebelum memulai tindakan. ". )erapi Pemberian terapi obat atau pengekangan harus mengikuti prinsip terapi %aximum tran6uili,ation with minimum sedation. )ujuannya adalah untuk: a. !embantu pasien untuk dapat mengendalikan dirinya kembali b. !engurangi/menghilangkan penderitaannya c. Agar e'aluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu kesimpulan akhir Obat(obatan yang sering digunakan adalah: a. ow(dose
0igh(potency
antipsychotics
seperti
haloperidol,
trifluopera;ine, perphena;ine dsb b. Atypical antipsychotics, seperti risperidone, Muetiapine, olan;apine. c. Bnjeksi ben;odia;epine. Kombinasi ben;odia;epine dan antipsikotik kadang sangat efektif.
A. Ke'3''+ G'34; Gel/';
Keadaan gaduh gelisah bukanlah diagnosis dalam arti kata sebenarnya, tetapi hanya menunjuk pada suatu keadaan tertentu, suatu sindrom dengan sekelompok gejala tertentu. Keadaan gaduh gelisah dipakai sebagai sebutan sementara untuk suatu gambaran psikopatologis dengan ciri(ciri utama gaduh dan gelisah. !aramis dan !aramis, "##$%. tiologi Keadaan gaduh gelisah merupakan manifestasi klinis salah satu jenis psikosis !aramis dan !aramis, "##$%: 1. ". 5. 6. 7. 2.
-elirium &ki;ofrenia katatonik 9angguan ski;otipal 9angguan psikotik akut dan sementara 9angguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik Amok
26
1. P/*/ *')e+' ,'+,,4'+ e+('l ),'+/*> 3el/)/4
Pasien dengan keadaan gaduh(gelisah yang berhubungan dengan sindroma otak organik akut menunjukkan kesadaran yang menurun. &indroma ini dinamakan delirium. Bstilah sindroma otak organik menunjuk kepada keadaan gangguan fungsi otak karena suatu penyakit badaniah !aramis dan !aramis, "##$%. Penyakit badaniah ini yang menyebabkan gangguan fungsi otak itu mungkin terdapat di otak sendiri dan karenanya mengakibatkan kelainan patologik(anatomik misalnya
meningo(ensefalitis,
gangguan
pembuluh
darah
otak,
neoplasma
intracranial, dan sebagainya%, atau mungkin terletak di luar otak umpamanya tifus abdominalis, pneumonia, malaria, uremia, keracunan atropine/kecubung atau alcohol, dan sebagainya% dan hanya mengakibatkan gangguan fungsi otak dengan manifestasi sebagai psikosa atau keadaan gaduh(gelisah, tetapi tidak ditemukan kelainan patologik(anatomik pada otak sendiri !aramis dan !aramis, "##$%. &ecara sederhana dapat dikatakan bahwa pada sindrom otak organik akut biasanya terdapat kesadaran menurun sedangkan pada sindrom otak organik menahun biasanya terdapat dementia. Akan tetapi suatu sindrom otak organik menahun misalnya tumor otak, demensia paralitika, aterosklerosis otak, dan sebagainya% dapat saja pada suatu waktu menimbulkan psikosis atau pun keadaan gaduh gelisah. Entuk mengetahui penyebabnya secara lebih tepat, perlu sekali dilakukan e'aluasi internal dan neurologis yang teliti !aramis dan !aramis, "##$%.
2. S*/?)e+/' 3'+ ,'+,,4'+ */?(/p'l
+ila kesadaran tidak menurun, maka biasanya keadaan gaduh gelisah itu merupakan manifestasi suatu psikosis dari kelompok ini, yaitu psikosis yang tidak berhubungan atau sampai sekarang belum diketahui dengan pasti adanya hubungan dengan suatu penyakit badaniah seperti pada gangguan mental organik. &ki;ofrenia merupakan psikosis yang paling sering didapat di negara kita. &ecara mudah dapat dikatakan bahwa bila kesadaran tidak menurun dan terdapat inkoherensi serta afek(emosi yang inadeMuate, tanpa frustasi atau konflik yang jelas maka hal ini biasanya suatu ski;ofrenia. -iagnosa kita diperkuat bila kelihatan juga tidak ada perpaduan disharmoni% antara berbagai aspek kepribadian seperti proses berpikir, afek(emosi, psikomotorik dan kemauan kepribadian yang retak, terpecah( belah atau bercabang N schi;o* jiwa N phren%, yaitu yang satu meningkat, tetapi yang lain menurun. Pokok gangguannya terletak pada proses berpikir !aramis dan !aramis, "##$%. -ari berbagai jenis ski;ofrenia, yang sering menimbulkan keadaan gaduh( gelisah ialah episode ski;ofrenia akut dan ski;ofrenia jenis gaduh(gelisah katatonik. 27
-i samping psikomotor yang meningkat, pasien menunjukkan inkoherensi dan afek( emosi yang inadeMuate. Proses berpikir sama sekali tidak realistik lagi !aramis dan !aramis, "##$%.
!. G'+,,4'+ p/*(/* '*4( 3'+ ee+(')'
9angguan ini timbul tidak lama sesudah terjadi stress psikologik yang dirasakan hebat sekali oleh indi'idu. &tress ini disebabkan oleh suatu frustasi atau konflik dari dalam ataupun dari luar indi'idu yang mendadak dan jelas, umpamanya dengan tiba(tiba kehilangan seorang yang dicintainya, kegagalan, kerugian dan bencana.9angguan psikotik akut yang biasanya disertai keadaan gaduh(gelisah adalah gaduh(gelisah reaktif dan kebingungan reaktif !aramis dan !aramis, "##$%.
". P/*/ 9/pl')
Psikosisbipolar termasuk dalam kelompok psikosa afektif karena pokok gangguannya terletak pada afek(emosi. )idak jelas ada frustasi atau konflik yang menimbulkan gangguan mental ini. +elum ditemukan juga penyakit badaniah yang dianggap berhubungan dengan psikosa bipolar, biarpun penelitian menunjuk kearah itu. )idak ditemukan juga disharmoni atau keretakan kepribadian seperti pada ski;ofrenia* pada jenis depresi ataupun mania, bila aspek afek(emosinya menurun, maka aspek yang lain juga menurun, dan sebaliknya !aramis dan !aramis, "##$%. Pada psikosa bipolar jenis mania tidak terdapat inkoherensi dalam arti kata yang sebenarnya, tetapi pasien itu memperlihatkan jalan pikiran yang meloncat(loncat atau melayang Gflight of ideasH%. Ba merasa gembira luar biasa efori%, segala hal dianggap mudah saja. Psikomotorik meningkat, banyak sekali berbicara logorea% dan sering ia lekas tersinggung dan marah !aramis dan !aramis, "##$%.
5. A*
Amok adalah keadaan gaduh(gelisah yang timbul mendadak dan dipengaruhi oleh faktor(faktor sosiobudaya. Karena itu PP-9@(BBB Pedoman Penggolongan -iagnosa 9angguan @iwa ke(BBB di Bndonesia% memasukkannya ke dalam kelompok G4enomena dan &indrom yang +erkaitan dengan 4aktor &osial +udaya di BndonesiaH Gculture bound phenomenaH%. fek GmaluH pengaruh sosibudaya% memegang peranan penting. +iasanya seorang pria, sesudah periode GmeditasiH atau tindakan ritualistic, maka mendadak ia bangkit dan mulai mengamuk. Ba menjadi agresif dan destruktif, mungkin mula(mula terhadap yang menyebabkan ia malu,tetapi kemudian terhadap siapa saja dan apa saja yang dirasakan menghalanginya. Kesadaran menurun atau berkabut seperti dalam keadaan trance%. &esudahnya terdapat amnesia total atau 28
sebagian. Amok sering berakhir karena indi'idu itu dibuat tidak berdaya oleh orang lain, karena kehabisan tenaga atau karena ia melukai diri sendiri, dan mungkin sampai ia menemui ajalnya!aramis dan !aramis, "##$%.
!enilai dan !emprediksi Perilaku Kekerasan )anda(tanda adanya perilaku kekerasan yang mengancam &adock, et al, "##8%: a. b. c. d. e. f. g.
Pernah melakukan tindakan kekerasan beberapa saat yang lalu Kata(kata keras /kasar atau ancaman akan kekerasan !embawa benda(benda tajam atau senjata Adanya perilaku agitatif Adanya intoksikasi alkohol atau obat Adanya pikiran dan perilaku paranoid Adanya halusinasi dengar yang memerintahkan untuk melakukan tindak
h. i. j. k.
kekerasan. Kegelisahan katatonik pisode manik pisode depresi agitatif 9angguan Kepribadian tertentu
!enilai resiko terjadinya perilaku kekerasan &adock, et al, "##8%: a. Adanya ide(ide untuk melakukan kekerasan b. Adanya faktor demografik seperti jenis kelamin laki(laki, usia 17 "6 tahun, status sosioekonomi yang rendah, dukungan sosial yang rendah c. Adanya riwayat kekerasan sebelumnya, penjudi, pemabuk, penyalahgunaan ;at psikoaktif,percobaan bunuh diri ataupun melukai diri sendiri, psikosis d. Adanya stresor masalah pernikahan, kehilangan pekerjaan, dan lainnya%
)atalaksana +ila seorang dalam keadaan gaduh gelisah dibawa kepada kita, penting sekali kita harus bersikap tenang. -engan sikap yang meyakinkan, meskipun tentu waspada, dan kata(kata yang dapat menenteramkan pasien maupun para pengantarnya, tidak jarang kita sudah dapat menguasai keadaan !aramis dan !aramis, "##$%. +ila pasien masih diikat, sebaiknya ikatan itu disuruh dibuka sambil tetap berbicara dengan pasien dengan beberapa orang memegangnya agar ia tidak mengamuk lagi. +iarpun pasien masih tetap dipegang dan dikekang, kita berusaha memeriksanya secara fisik. &edapat(dapatnya tentu perlu ditentukan penyebab keadaan gaduh gelisah itu dan mengobatinya secara etiologis bila mungkin !aramis dan !aramis, "##$%. &untikan
intramuskular
suatu
neuroleptikum yang
mempunyai
dosis
terapeutik tinggi misalnya chlorproma;ine 0%, pada umumnya sangat berguna untu mengendalikan psikomotorik yang meningkat. +ila tidak terdapat, maka suntikan neuroleptikum yang mempunyai dosis terapeurik rendah, misalnya 29
trifluopera;ine, haloperidol 7 1# mg%, atau fluophena;ine dapat juga dipakai, biarpun efeknya tidak secepat neuroleptikum kelompok dosis terapeutik tinggi. +ila tidak ada juga, maka suatu tranMuailai;er pun dapat dipakai, misalnya dia;epam 7 1# mg%, disuntik secara intra'ena, dengan mengingat bahwa tranMuilai;er bukan suatu antipsikotikum seperti neuroleptika, meskipun kedua(duanya mempunyai efek antitegang, anticemas dan antiagitasi !aramis dan !aramis, "##$%. fek samping neuroleptika yang segera timbul terutama yang mempunyai dosis terapeutik tinggi, adalah hipotensi postural, lebih(lebih pada pasien dengan susunan saraf 'egetatif yang labil atau pasien lanjut usia. Entuk mencegah jangan sampai terjadi sinkop, maka pasien jangan langsung berdiri dari keadaan berbaring, tetapi sebaiknya duduk dahulu kira(kira satu menit bila pasien sudah tenang% !aramis dan !aramis, "##$%. Penjagaan dan perawatan yang baik tentu juga perlu, mula(mula agar ia jangan mengalami kecelakaan, melukai diri sendiri, menyerang orang lain atau merusak barang(barang. +ila pasien sudah tenang dan mulai kooperatif, maka pengobatan dengan neuroleptika dilanjutkan per oral bila perlu suntikan juga dapat diteruskan%. Pemberian makanan dan cairan juga harus memadai. Kita berusaha terus mencari penyebabnya, bila belum diketahui, terutama bila diduga suatu sindrom otak organik yang akut. +ila ditemukan, tentu diusahakan untuk mengobatinya secara etiologis !aramis dan !aramis, "##$%.
9ambar -iagram(alur penanggulangan keadaan gaduh(gelisah.
30
Pasien dengan amok, bila sampai kepada kita, biasanya sudah tidak mengamuk lagi, kita tinggal berusaha tambah menentramkan saja dan mengobati keadaan fisik bila sudah terganggu sewaktu dia dalam keadaan amok. Psikosis ski;ofrenia dan bipolar memerlukan pengobatan jangka panjang dengan neuroleptika !aramis dan !aramis, "##$%.
B. T/+3'* *e*e)''+ 6/le+7e#
Ciolence atau tindak kekrasan adalah agresi fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain. @ika hal itu diarahkan kepada dirinya sendiri, disebut mutilasi diri atau tingkah laku bunuh diri .suicidal behavior0. )indak kekerasan dapat timbul akibat berbagai gangguan psikiatrik, tetapi dapat pula terjadi pada orang biasa yang tidak dapat mengatasi tekanan hidup sehari(hari dengan cara yang lebih baik. a. 9ambaran klinis dan diagnosis 9angguan psikiatrik yang sering berkaitan dengan tindak kekerasan adalah: 1. 9angguan psikotik, seperti ski;ofrenia dan manik, terutama bila paranoid dan ". 5. 6. 7. 2.
mengalami
halusinasi
yang
bersifat
suruhan
.commanding
hallucination0, Bntoksikasi alkohol atau ;at lain, 9ejala putus ;at akibat alkohol atau obat(obat hipnotik(seddatif Katatonik furor -epresi agitatif 9angguan kepribadian yang ditandai dengan kemarahan dan gangguan pengendalian impuls misalnya gangguan kepribadian ambang dan
antisosial%, 8. 9angguan mental organik, terutama yang mengenai lobus frontalis dan temporalis otak. 4aktor risiko lain terjadinya tindak kekerasan adalah : 1. Adanya pernyataan seseorang bahwa ia berniat melakukan tindak ". 5. 6. 7. 2. 8. 3. $.
kekerasan, Adanya rencana spesifik, Adanya kesempatan atau suatu cara untuk terjadinya kekerasan, aki(laki, Esia muda 17("6 tahun%, )atus sosioekonomi rendah, Adanya riwayat melakukan tndak kekrasan, )indakan antisosial lainnya Diwayat percobaan bunuh diri.
)ujuan pertama menghadap pasien yang potensial untuk melakukan tindak kekerasan adalah mencegah kejadian itu. )indakan selanjutnya aadalah membuat diagnoss sebagai dasar rencana penatalaksanaan, termasuk cara(cara untuk memperkecil kemungkinan terjadinya tindak kekerasan berikutnya.
31
–
Panduan wawancara dan Psikoterapi
a. +ersikaplah suportif dan tidak mengancam, tegas dan berikan batasan yang jelas bahwa kalau perlu pasien dapat diikat physical restraints%. )entukan batasan itu dengan memberikan pilihan misalnya pilih obat atau diikat%, dan bukan dengan menyuruh pasien secara pro'okatif: Gminum tablet ini sekarangH b. Kaakan langsung kepada pasien bahwa tindak kekerasan tidak dapat diterima, c. )enangkan pasien bahwa ia aman di sini. )unjukkan dan tularkan sikap tenang dan penuh kontrol. d. )awarkan obat kepada pasien untuk membantunya lebih tenang.
–
'aluasi dan penatalaksanaan 1% indungi diri anda a. @angan pernah mewawancarai pasien yang bersenjata b. @angan pernah mewawancarai pasien yang bersikap beringas 'iolent% seorang diri atau di ruang tertutup. epaskan hal(hal yang bisa dijambak/ditarik seperti kalung atau dasi. c. @angan melakukan pengikatan pasien seorang diri, serahkan urusan itu pada anggota staf yang terlatih. d. -uduklah dengan jarak paling tidak sepanjang lengan e. @angan menantang atau menentang pasien psikotik. f. @angan duduk berdekatan dengan pasien paranoid, yang muungkin merasa bahwa anda mengancamnya g. =aspadalah terhaddap tanda(tanda munculnya kekrasan. &elalu persiapkan rute untuk melarikan diri seandainya pasien menyerrnag anda. @angan pernah membelakangi pasien "% =aspada terhadap tanda(tanda munculnya kekerasan, antara lain: a. Adanya kekerasan terhadap orang atau benda yang terjadi belum lama
b. c. d. e. f.
ini, gigi yang dikatupkan serta telapak yang dikepal, Ancaman 'erbal, Agitasi psikomotor, Bntoksikasi alkohol atau obat atau ;at lain, =aham kejar, dan &enjata atau benda(benda yang dapat digunakan sebagai senjata
seperti garpu, asbak% 5% Pastikan bahwa terdapat jumlah staf yang cukup untuk mengikat pasien secara aman. 6% Pengikatan pasien hanya dilakukan oleh mereka yang telah terlatih. +iasanya setelah pasien diikat diberikan ben;odia;epin atau antipsikotik untuk menenangkan pasien. 7% akukan e'aluasi diagnostik yang tepat, meliputi ))C, pemeriksaan fisik dan wawancara pskiatrik.
–
)erapi Psikofarmaka 32
)erapi obat tergantung diagnosisnya. +iasanya untuk menenagkan pasien diberikan obat antipsikotik atau ben;odia;epin: ( (
4lufena;ine, trifluopera;ine atau haloperidol 7mg per oral atau B!, Olan;apine ",7(1# mg per B!, maksimal 6 injeksi per hari, dengan dosis
(
rata(rata per hari 15(16mg, Atau lora;epam "(6 mg, dia;epam 7(1#mg per BC secara pelahan dalam " menit%.
+ila dalam "#(5# menit kegelisahan tidak berkurang, ulangi dengan dosis yang sama. 0indari pemberian antipsikotik pada pasien yang mempunyai risiko kejang. Etnuk penderia epilepsi, mula(mula berikan antikon'ulsan misalnya carbama;epine lalu berikan ben;odia;epine. Pasien yang menderita ganggauan organik kronik seringkali memberikan respon yang baik dengan pemberian (blocker seperti propanolol. l'ira, &yl'ia - dan 9itayanti 0adisukanto, "#1#%
C. B4+4; 3/)/ 4/7/3e#= Te+('e+ S4/7/34
+unuh diri atau suicide atau tentamen suicidum adalah kematian yang diniatkan dan dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri l'ira, &yl'ia - dan 9itayanti 0adisukanto, "#1#% atau segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat !aramis dan !aramis, "##$%.Ada
macam(macam
pembagian bunuh(diri dan percobaan bunuh(diri. Pembagian mile -urkheim masih dapat dipakai karena praktis, yaitu: 1. +unuh diri egoistik Bndi'idu ini tidak mampu berintegrasi dengan masyarakat. 0al ini disebabkan oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadi indi'idu itu seolah( olah tidak berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka tidak menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan dengan mereka
yang
menikah.
!asyarakat daerah pedesaan
mempunyai integrasi social yang lebih baik dari pada daerah perkotaan, sehingga angka suiside juga lebih sedikit. ". +unuh diri altruistik Bndi'idu itu terikat pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa bahwa kelompok tersebut sangat mengharapkannya. ontoh: G0ara(kiri: di @epang, GpuputanH di +ali beberapa ratus tahun yang lalu, dan di beberapa masyarakat primiti'e yang lain. &uiside macam ini dalam jaman sekarang jarang terjadi, seperti
33
misalnya seorang kapten yang menolak meninggalkan kapalnya yang sedang tenggelam. 5. +unuh diri anomik 0al ini terjadi bila tedapat gangguan keseimbangan integrasi antara indi'idu dengan masyarakat, sehingga indi'idu tersebut meningglakan norma(norma kelakuan yang biasa. Bndi'idu itu kehilangan pegangan dan tujuan. !asyarakat atau kelompoknya tidak dapat memberikan kepuasan kepadanya karena tidak ada pengaturan dan pengawasan terhadap kebutuhan(kebutuhannya. 0al ini menerangkan mengapa percobaan bunuh diri pada orang cerai pernikahan lebih banyak dari pada mereka yang tetap dalam pernikahan. 9olongan manusia yang mengalami perubahan ekonomi yang drastis juga lebih mudah melakukan percobaan bunuh diri. 0elber 0endin mengemukakan beberapa hal psikodinamika bunuh(diri sebagai berikut: 1.
Kematian sebagai pelepasan pembalasan G-eath as retaliatory abandonmentH%. &uiside dapat merupakan usaha untuk mengurangi preokupasi tentang rasa takut akan kematian. Bndi'idu mendapat perasaan seakan(akan ia dapat mengontrol dan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kematian itu.
".
Kematian sebagai pembunuhan terkedik ke belakang% G-eath as retrofleed murderH%. +agi indi'idu yang mengalami gangguan emosi hebat, suiside dapat mengganti kemarahan atau kekerasan yang tidak dapat direpresikan. Orang ini cenderung untuk bertindak kasar dan suiside dapat merupakan penyelesaian mengenai pertentangan emosi dengan keinginan untuk membunuh.
5.
Kematian sebagai penyatuan kembali G-eath as reunionH%. Kematian dapat mempunyai arti yang menyenangkan, karena indi'idu itu akan bersatu kembali dengan orang yang telah meninggal reuni khayalan%.
6. Kematian sebagai hukuman buat diri sendiri G-eath as self punishmentH%. !enghukum diri sendiri karena kegagalan dalam pekerjaan jarang terjadi pada wanita, akan tetapi seorang ibu tidak mampu mencintai, maka keinginan menghukum dirinya sendiri dapat terjadi. -alam rumah sakit jiwa, perasaan tak berguna dan menghukum diri sendiri merupakan hal yang umum. !ula( mula mungkin karena kegagalan, rasa berdosa karena agresi, indi'idu itu mencoba berbuat lebih baik lagi, tetapi akhirnya ia menghukum diri sendiri untuk menjauhkan diri dari tujuan itu. 34
–
4aktor Disiko +erikut ini faktor(faktor resiko untuk bunuh diri &adock, et al, "##8%: a.
@enis kelamin Perempuan lebih banyak melakukan percobaan bunuh diri dibanding laki(laki.
Akan tetapi, keberhasilan bunuh diri lebih tinggi pada laki(laki. 0al ini berkaitan dengan metode bunuh diri yang dipilih. aki(laki lebih banyak dengan gantung diri, meloncat dari tempat tinggi, dengan senjata api. Perempuan lebih banyak dengan o'erdosis obat(obatan atau menggunakan racun.
b.
Esia Kasus bunuh diri meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada laki(laki,
angka bunuh diri tertinggi pada usia di atas 67 tahun sedangkan pada perempuan angka bunuh diri tertinggi pada usia di atas 77 tahun. Orang yang lebih tua lebih jarang melakukan percobaan bunuh diri, tetapi lebih sering berhasil. c.
Das -i Amerika &erikat ras kulit putih lebih banyak melakukan bunuh diri
dibanding ras kulit hitam. d.
&tatus perkawinan Pernikahan menurunkan angka bunuh diri, terutama jika terdapat anak di
rumah. Orang yang tidak pernah menikah dua kali lebih beresiko untuk bunuh diri. Perceraian meningkatkan resiko bunuh diri. @anda atau duda yang pasangannya telah meninggal juga memiliki angka bunuh diri yang tinggi. e.
Pekerjaan &emakin tinggi status sosial semakin tinggi resiko bunuh diri, tetapi status
sosial yang rendah juga meningkatkan resiko bunuh diri. Pekerjaan sebagai dokter memiliki resiko bunuh diri tertinggi dibanding pekerjaan lain. &pesialisasi psikiatri memiliki resiko tertinggi, disusul spesialis mata dan spesialis anestesi. Pekerjaan lain yang memiliki resiko tinggi untuk bunuh diri adalah pengacara, artis, dokter gigi, polisi, montir, agen asuransi. Orang yang tidak memiliki pekerjaan memiliki resiko lebih tinggi untuk bunuh diri. f.
Kesehatan fisik
&atu dari tiga orang yang melakukan bunuh diri memiliki masalah kesehatan dalam 2 bulan sebelum bunuh diri. 0ilangnya mobilitas fisik, nyeri hebat yang kronik, pasien hemodialisis meningkatkan resiko bunuh d iri. g.
9angguan mental
35
&ekitar $7 dari semua orang yang mencoba atau melakukan bunuh diri memiliki gangguan mental. 9angguan mental tersebut terdiri dari depresi 3#, ski;ofrenia 1#, dan demensia atau delirium 7. -i antara semua pasien dengan gangguan mental, "7 kecanduan juga kepada alkohol. h.
Kecanduan alkohol &ekitar 17 pasien kecanduan alkohol melakukan bunuh diri. &ekitar 3#
pasien bunuh diri akibat kecanduan alkohol adalah laki(laki. &ekitar 7# dari pasien kecanduan alkohol yang bunuh diri mengalami kehilangan anggota keluarga atau pasangan dalam satu tahun terakhir.
i.
9angguan kepribadian &ebagian besar orang yang bunuh diri memiliki gangguan kepribadian.
9angguan kepribadian merupakan faktor predisposisi untuk gangguan depresi. &elain itu juga merupakan faktor predisposisi untuk kecanduan alkohol. 9angguan kepribadian juga dapat menyebabkan konflik dengan keluarga dan orang lain.
–
9angguan @iwa yang sering +erkaitan dengan +unuh -iri, adalah gangguan mood, keterantungan alkohol, ski;ofrenia. Pencegahan tindak bunuh diri yang terbaik adalah dengan mendeteksi dini dan menatalaksana gangguan jiwa yang mungkin menjadi faktor kontribusi tadi.
–
!engenali pasien yang berpotensi bunuh diri
Kemungkinan bunuh diri dapat terjadi apabila )omb, "##6%: a. b.
Pasien pernah mencoba bunuh diri Keinginan bunuh diri dinyatakan secara terang(terangan maupun tidak, atau berupa ancaman: Gkamu tidak akan saya ganggu lebih lama lagiH sering
c. d.
dikatakan pada keluarga% &ecara objektif terlihat adanya mood yang depresif atau cemas +aru mengalami kehilangan yang bermakna pasangan, pekerjaan, harga diri,
e.
dan lain(lain% Perubahan perilaku
yang
tidak
terduga:
menyampaikan pesan(pesan,
pembicaraan serius dan mendalam dengan kerabat, membagi(bagikan f.
–
harta/barang(barang miliknya. Perubahan sikap yang mendadak: tiba(tiba gembira, marah atau menarik diri.
Panduan =awancara dan Psikoterapi
36
a. b.
c.
d.
Pada waktu wawancaa, pasien mungkin secara spontan menjelaskan adanya ide bunuh diri. +ila tidak, tanyakan langsung. !ulailah dengan menanyakan: 1. Apakah anda pernah merasa ingin menyerah saja? ". Apakah anda pernah merasa bahwa lebih baik kalau anda mati saja? )anyakan isi pikiran pasien: 1. +erapa sering pikiran ini muncul? ". Apakah pikiran tentang bunuh diri ini meningkat?
&elidiki : 1. Apakah pasien bisa mendapatkan alat dan cara untuk melaukan rencana bunuh dirinya? ". Apakah mereka sudah mengambilkah aktif, isalnya mengumpulkan obat? 5. &eberapa pesimiskah mereka? 6. Aakah mereka bisa memikirkan bahwa kehidupannya akan membaik?
–
'aluasi dan Penatalaksanaan Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat di rumah di tempat
kejadian% dan atau di Enit 9awat -arurat di rumah sakit, di bagian penyakit dalam atau bedah. -ilakukan pengobatan terhadap luka(luka dan atau keracunan. +ila keracunan atau luka sudah dapat diatasi maka dilakukan e'aluasi psikiatrik. )idak ada hubungan antara beratnya gangguan fisik dengan beratnya gangguan psikologis. Penting sekali dalam pengobatan untuk menangani juga gangguan mentalnya. Entuk pasien dengan depresi dapat diberikan psikoterapi dan obat antidepresan !aramis dan !aramis, "##$%. Ketika sedang menge'aluasi pasien dengan kecendrungan bunuh diri, jangan tinggalkan mereka sendiri di ruangan. &ingkirkan benda(benda yang dapat membahayakan dari ruang tersebut. tika menge'aluasi pasien yang baru melakukan percobaan bunuh diri, buatlah penilaian apakah hal itu direncanakan atau dilakukan secara impulsif. Penatalaksanaan tergantung dari diagnosis yang ditegakkan. Pasien yang depresi berat boleh saja berobat jalan asalkan keluarganya dapat mengawasi pasien secara ketat di ruma. -e bunuh diri pada pasien alkoholik umumnya hilang setelah sesudah menghentkan pengguanan alkohol itu. Pasien dengan gangguan kepribadian akan berespon baik bila mereka ditangani secara empatik dan dibantu untuk memecahkan masalah dengancara rasionald an bertanggung jawab. Dawat inap jangka panjang diperlukan bagi pasien yang cendrung dan mempunyai kebiasaan melukai diri sendiri serta parasuicides. Parasuicides yaitu
37
mereka yang berulangkali melakukan hal(hal berbahaya tetapi menyangkal adanya ide(ide bunuh diri. l'ira, &yl'ia - dan 9itayanti 0adisukanto, "#1#%
–
)erapi psikofarmaka &eorang yang sedang dalam krisis karena baru ditinggal mati biasanya akan
berfungsi lebih baik setelah mendapat tranMuili;er ringan, tertama bila tidurnya terganggu. Obat pilihannya adalah golongan ben;odia;epine, misalnya lora;epam 51 mg per hari selama " minggu. @angan memberukan obat dalam jumlah banyak sekaligus terhdap pasienrrespkan sedikit(seikit saja% dan pasien harus kontrol dalam bebeapa hari.
D. S/+3)' Ne4)lep(/* M'l/,+'
&indrom neuroleptik maligna adalah suatu sindrom toksik yang behubungan dengan penggunaan obat antipsikotik. 9ejalanya meliputi : kekakuan otot, distonia, akinesia mutisme dan agitasi. o
9ambaran Klinis dan -iagnosis -itandai oleh demam tinggi dapat mencapai 61,7Q%, kekakuan otot yang
nyata sampai seperti pipa lead(pipe rigidity%, instabilitas otonomik takikardia, tekanan darah yang labil, keringat berlebih% dan gangguan kesadaran. Kekakuan yang parah dapat menyebabkan rhabdomyolysis, myaglobinuria dan akhirnya gagal ginjal. Penyulit lain dapat berupa tombosis 'ena, emboli paru dan kematian. +iasanya terjadi dalam hari(hari pertama pengguanaan antipsikotik pada saat dosis mulai ditingkatkan, umunya dalam 1# hari pertama pengobatan antipsikotik. &indrom neuroleptik maligna paling mungkin terjadi pada pasien yang menggunakan antipsikotik potensi tinggi dalam dosis tinggi atau dosis yang meningkat cepat. !enurut -&!(BC()D, diagnosis sindrom neuroleptik maligna ditegakkan jika terdapat demam dan kekakuan otot yang parah disertai dengan " atau lebih gejala berikut:
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. o
-iaforesis -isfagia )remor Bnkontinensia Penurunan kesadaran !utism )akikardia )ekanan darah yang meningkat atau labil eukositosis +ukti laboratorium adanya kerusakan otot rangka
Patofisiologi Patofisiologi sindrom neuroleptik maligna belum diketahui secara jelas.
)imbulnya sindrom neuroleptik maligna akibat obat yang menghambat reseptor -" 38
menghasilkan hipotesis bahwa penghambatan reseptor -" pada berbagai area di otak menjelaskan gejala klinis yang timbul. 0ambatan reseptor -" di formatio retikularis dapat menurunkan kesadaran. 0ambatan reseptor -" di jalur nigrostriatal dapat menyebabkan rigiditas. 0ambatan reseptor -" di hipotalamus dapat menyebabkan instabilitas otonom, gangguan pelepasan panas. 0iperpireksia terjadi akibat disfungsi hipotalamus dan kekakuan otot
o
4aktor resiko @enis kelamin laki(laki dua kali lebih beresiko dibanding perempuan.4aktor
predisposisi munculnya sindrom neuroleptik maligna adalah dehidrasi, malnutrisi, kelelahan, injeksi intramuskular neuroleptik, cedera kepala, infeksi, intoksikasi alkohol, pengunaan antipsikotik bersama dengan litium 0all and hapman, "##2%. 9angguan ini dapat pula terjadi pada pasien yang baru menghentikan terapi dengan obat(obatan agoni dopaminergik seperti carbidopa, le'odopa, amantadine dan bromocriptine.
o
Panduan =awancara dan Psikoterapi &indrom neuroleptik maligna adalah kegawatdaruratan medik sehingga perlu
dirawat di BE. Kesadarannya terganggu, tanyakan perjalanan penyakitnya pada keluarga dan teman(temannya.
o
'aluasi dan Penatalaksanaan a. Pertimbangkan kemungkinan sindrom neuroleptik maligna pada pasien yang mendapat antipsikotik yang mengalami demam serta kekakuan otot. b. +ila terdapat rigiditas rinan yang tidak berespon terhdap antikolinergik biasa dan bila demamnya tak jelas sebabnya, buatlah diagnosis sementara sindroma c. d. e. f.
neuroleptik maligna. 0entikna pemberian antipsikotik segera. !onitor tanda(tanda 'ital secara berkala. akukan pmeriksaan laboratorium 0idrasi cepat intr'ena daapt mencegah erjadinya renjatan dan menurnkan
kemungkinan terjadiny agagal ginjal. g. &indrom ini biasanya berlangsung selama 17 hari. &etelah sebuh, masalah kemudian adalah pemberian naipsikotik selanjutnya apakah mengganti dari kelas yang berbeda atau kembali ke antipsikotik semula yang efektif.
o
)erapi Psikofarmaka a. Amantadine "##(6## mg PO/hari dalam dosis terbagi
39
b. +romocriptine ",7 mg PO " atau 5 kali/hari , dapat dianikan sampai 67 mg/hari c. e'odopa 7#(1## mg/hari BC dlam infus terus(menerus DA@TAR PUSTAKA
American ollege of &urgeons& .78890& Advanced trauma life support for doctors& instructor course manual boo# 7 / sixth edition& hicago. urtis, K., !urphy, !., 0oy, &., dan ewis, !.@. "##$%. )he emergency nursing assessment process: a structured framedwork for a systematic approach. Australasian mergency )ursing :ournal , 1"* 15#(152 -elp < manning. "##6% . %a$or diagnosis fisi# . @akarta: 9. -iklat >ayasan Ambulance 9awat -arurat 113. "#1#%. +asic )rauma ife &upport and +asic ardiac ife &upport disi Ketiga. >ayasan Ambulance 9awat -arurat 113. -iklat D&EP -r. !. -jamil Padang. "##2%. Pelatihan Penanggulangan Penderita 9awat darurat PP9-%. D&EP. -r.!.-jamil Padang. -jumhana, Ali. "#11%. Perdarahan Akut &aluran erna +agian Atas. 4K. EFPA-. -iakses dari http://pustaka.unpad.ac.id/ tanggal "3 april "#15. mergency Furses Association "##8%. Sheehy;s manual of emergency care < th edition. &t. ouis !issouri : lse'ier !osby. 4ulde, 9ordian. "##$%. mergency medicine =th edition. Australia : lse'ier. 9ilbert, 9regory., -&ou;a, Peter., Plet;, +arbara. "##$%. Patient assessment routine medical care primary and secondary sur'ey. &an !ateo ounty !& Agency. 9indhi, D.!., ohen, D.A., dan Kir;inger, =.K. "#1"%. mergency room use among aults aged 7>/* early release of estimates from the national health interview survey' :anuary/:une @77. -iakses pada tanggal "3 April "#15, dari http://www.cdc.go'/nchs/data/nhis/earlyrelease/emergencyRroomRuseRjanuary( juneR"#11.pdf 0older, AD. "##" %.mergency room liability. @A!A. Bnstitute for 0ealth are Bmpro'ement. "#11%. )ursing assessment form with medical emergency team .%(0 guidelines. -iakses pada tanggal "3 April "#15, dari http://www.ihi.org/knowledge/Pages/)ools/FursingAssessment4ormwith!)9uideli nes.asp. Bshak, "#1". Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapis. -iakses dari http://www.slideshare.net/Bshak!ajid/radiologi(laboratorium(a6 tanggal 7 !ei "#15 40
ombardo, -. "##7%. Patient asessment . Bn: Fewbury ., riddle .!., ed. Sheehys manual of emergency care, ed 2. Philadelphia: !osby. yandra, april, +udhi, Antariksa, &yahrudin. "#11%. Eltrasonografi )oraks. :urnal Respiratori !nonesia olume 7 diakses dari http://jurnalrespirologi.org/ tanggal "3 April "#15. "yer , P.=., amp, F.0."##7%. -okumentasi Ketenaga kesehatanan, &uatu Pendekatan Proses Ketenaga kesehatanan, disi 5. @akarta: 9 !ancini !D, 9ale A)."#11%. mergency care and the law. !aryland: Aspen Publication. !aryuani, Anik < >ulianingsih. "##$%. Asuhan #egawatdaruratan. @akarta : )rans Bnfo !edia !edis. Okeefe, !.4.,immer -., 9rand, 0.-., !urray, D.0., +ergebon @.-., 1$$3%. mergency Care, eighth d., Few >ersey, Prentice 0all. Bnc. A. &imon < &chuster o. Parhusip. "##6%. +ronkoskopi. -iakses dari http://repository.usu.ac.id tanggal "3 april "#15. Practitioner mergency !edical )echnician. "#1"%. Clinical practice guidelines for pre/hospital emergency care. Breland : Pre(0ospital mergency are ouncil. B&+F $83(#($781#"3("(3. )he Fational Bnstitue for 0ealth and linical cellence. "##8%. Head in$ury* triage' assessment' investigation and early management of head in$ury in infant' children and adults. ondon: )he Fational Bnstitue for 0ealth and linical cellence )hygerson, Alton. "##2%. 4irst aid 7th edition. Alih bahasa dr. 0uriawati 0artantnto. d. Dina Astikawati. @akarta : P). 9elora Aksara Pratama. Canderbilt !edical enter. "#11%. iewing and printing adult D nursing assessment documentation. -iakses pada tanggal "3 April "#15, dari http://www.mc.'anderbilt.edu/documents/sss"/files/CiewRPrintRAdultR-RFursRAss essR-ocR"R1#R11.doc =idjaya, ristina. "##"%. Eji -iagnostik pemeriksaan kadar -(dimer plasma pada diagnosis stroke iskemik. 4K. EFPA-. -iakses dari http://eprints.undip.ac.id tanggal "3 april "#15. =ilkinson, -ouglas. A., &kinner, !arcus. =. "###%. Primary trauma care standard edition. Oford : Primary )rauma are 4oundation. B&+F #($7(5$611(#(3. l'ira, &yl'ia - dan 9itayanti 0adisukanto ed. "#1#. Bu#u A$ar Psi#iatri. @akarta: +adan Penerbit 4KEB 41