Panduan Pelayanan Ambulance Rumah SakitFull description
rreFull description
panduan code blueFull description
PPGBM
menyebabkan sesuai dengan apa yanga da di praktik klinis dalam sebuah rumah sakit
dokumenFull description
TRANSFER PASIENFull description
TRANSFER PASIENDeskripsi lengkap
Panduan asuhan medis paska bedahDeskripsi lengkap
TRANSFER PASIENFull description
NEWFull description
panduan penyimpanan nutrisi
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
Full description
Panduang Klinik Sanitasi Untuk Pasien IspaFull description
7
PANDUAN PROGRAM P2ISPA
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN CEMPAKA PUTIH
TAHUN 2017
BAB I
DEFENISI
Program ISPA merupakan salah satu program dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena pneumonia.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru paru(alveoli) dan mempunyai gejala batuk,sesak nafas,ronki dan infiltrate pada foto rontgen. Terjadinya pneumonia paa anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang disebut bronkopnumonia. Dalam peksannan p2 ispa semua bentuk pneumonia( baik Pneumonia maupun Bronkopneumonia) disebut " Pneumonia " saja.
Penyakit Pneumonia adalah penyebab utama kematian Balita baik di Indonesia maupun di dunia, namun tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini. Oleh karena itu penyakit ini sering disebut sebagai Pembunuh Balita Yang Terlupakan (The Forgotten Killer of Children). Untuk mengatasi masalah penyakit Pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh unsur terkait telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengendalian ISPA pada awalnya fokus pada pengendalian pneumonia balita. Dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami pengembangan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yaitu:
Pengendalian Pneumonia Balita.
Pengendalian ISPA umur 5 tahun.
Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit saluran pernapasan lain yang berpotensi wabah.
Faktor risiko ISPA.
BAB III
TATA LAKSANA
Pelaksanaan Kegiatan
Sosialisasi
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, kemandirian dan menjalin kerjasama bagi pemangku kepentingan di semua jenjang melalui pertemuan berkala, penyuluhan/KIE.
Penemuan Penderita Pneumonia
Penemuan dan tatalaksana Pneumonia merupakan kegiatan inti dalam pengendalian Pneumonia Balita.
Penemuan penderita secara pasif Dalam hal ini penderita yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatanseperti Pusat kesehatan Masyarakat, Pusat kesehatan Masyarakat Kelurahan.
Penemuan penderita secara aktif Petugas kesehatan bersama kader secara aktif menemukan penderita baru dan penderita pneumonia yang seharusnya datang untuk kunjungan ulang 2 hari setelah berobat.
Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut:
Menanyakan Balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas
Melakukan pemeriksaan dengan melihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) dan hitung napas.
Melakukan penentuan tanda bahaya sesuai golongan umur
Klasifikasi Balita Batuk dan atau Kesukaran Bernafas
Tatalaksana Pneumonia Balita
Pola tatalaksana penderita yang dipakai dalam pelaksanaan Pengendalian ISPA untuk pengendalian pneumonia pada Balita didasarkan pada pola tatalaksana penderita ISPA yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Tahun 2012.
Tatalaksana untuk Balita umur < 2 bulan :
Setelah penderita pneumonia Balita ditemukan dilakukan tatalaksana sebagai berikut:
Pengobatan dengan menggunakan antibiotik: kotrimoksazol, amoksisilin selama 3 hari dan obat simptomatis yang diperlukan seperti parasetamol, salbutamol (dosis dapat dilihat pada bagan terlampir).
Tindak lanjut bagi penderita yang kunjungan ulang yaitu penderita 2 hari setelah mendapat antibiotik di fasilitas pelayanan kesehatan.
Rujukan bagi penderita pneumonia berat atau penyakit sangat berat
Tatalaksana untuk balita umur 2 bulan - < 5 tahun:
Pencatatan dan pelaporan
Untuk melaksanakan kegiatan pengendalian ISPA diperlukan data dasar (baseline) dan data program yang lengkap dan akurat. Data dasar atau informasi tersebut diperoleh dari :
Pelaporan rutin berjenjang dari fasilitas pelayanan kesehatan hingga ke pusat setiap bulan. Pelaporan rutin kasus pneumonia tidak hanya bersumber dari Pusat kesehatan Masyarakat saja tetapi dari semua fasilitas pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah.
Pelaporan surveilans sentinel Pneumonia semua golongan umur dari lokasi sentinel setiap bulan.
Laporan kasus influenza pada saat pandemic.
BAB IV
DOKUMENTASI
Kebijakan yang mendasari pelayanan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1537A/MENKES/SK/XII/2002 tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Penanggulangan Pneumonia Pada Balita.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor…..tentang Penetapan Pusat kesehatan masyarakat kecamatan Cempaka Putih Kota Administrasi Jakarta Pusat sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh.
Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat kecamatan Cempaka putih No Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan Kegiatan UKM Pusat kesehatan Masyarakat
SOP terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini
SOP Tatalaksana penanganan kasus Pneumonia pada balita
Form – form yang digunakan di dalam proses kerja
Register harian pasien MTBS dan Anak serta form pelaporan pasien ISPA
Metodologi pendokumentasian proses kerja ini
Hasil kegiatan ISPA dilaporkan secara berjenjang, dari Pusat kesehatan Masyarakat kelurahan, Pusat kesehatan Masyarakat kecamatan, kemudian ke Sudinkes Jakarta Pusat. Format dikirim menggunakan Software program pelaporan kasus ISPA dan dikirim dalam bentuk email.