OKRA jadi sebutan asing di daerah Jateng. Karena masyarakat setempat biasa menyebut dengan okro atau gumbo. Sedang orang Jogja, menamai termemes. Okra muda amat lezat jadi bahan sup dan sayuran lain. Tapi (serat) okra tua, biasa b iasa dijadikan ‘sabun mandi’ di desa-desa. Itu d ulu, karena serat okra memang memang lembut dan tak melukai kulit. Okra punya dua spesies. Yakni Abetmoschus esculentus dan . Tanaman ini diduga berasal dari Afrika. Termasuk famili Malvaceae atau kapas-kapasan. Terna berkayu ini tumbuh tegak maksimum setinggi 2 meter. Pertumbuhannya memerlukan banyak kalium. Sebagai komoditi ekspor, okra dimanfaatkan buah mudanya. Padahal biji okra, mengandung minyak dan bisa dijadikan pengganti biji kopi. Okra banyak diekspor ke Jepang. Tercatat pada tahun-tahun penutup abad 20, ekspor okra Indonesia ke Jepang mencapai 4.000 ton per tahun. Sentra produksi berada di daerah Jember, Jawa Timur. n mk Kacang Bindi Abelmoschus esculentus (L.) Moench Nama umum Indonesia: Indonesia: Kacang bindi, bindi, kopi arab, arab, okra Inggr nggris is:: Okr Okra, lady lady's 's fing finger er Pilipina: Okra
Kacang Bindi Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Malvales Famili: Malvaceae (suku kapas-kapasan) Genus: Abelmoschus Spesies: Abelmoschus Spesies: Abelmoschus esculentus (L.) Moench
budiday bud idaya a okra
OKRA Family Malvaceae Deskripsi Tanaman ini berasal dari Asia dan sudah sangat dikenal di berbagai negara di Asia. Namun, di negara kita okra tidak terlalu dikenal. Bagian yang dibuat sayur dari tanaman ini adalah buahnya. Buah okra berbentuk memanjang sampai sekitar 12 cm, berwarna hijau atau merah keunguan, bersegi seperti buah belimbing, berjumlah 5-8, dan mengandung musilane (lendir) dalam kadar tinggi sehingga enak untuk dibuat sup. Manfaat lebih sering dimasak menjadi makanan kebanggaan, yaitu masakan kari. Di Jepang, sayuran ini disebut okura dan biasa dijadikan makanan pelengkap. Sedangkan di India okra Syarat Tumbuh Lahan yang paling disukai okra adalah dataran tinggi di atas 800 m dpl dengan usia bisa mencapai 4 bulan. Pada ketinggian 600 m dp1-800 m dpl, okra masih bisa tumbuh. Hanya saja usianya lebih pendek, yaitu 3 bulan, dan produksinya juga lebih rendah. Tanah yang dikehendakinya adalah yang ber-pH netral, sekitar 6-7. Sedangkan suhu optimal untuknya adalah 28-30°C. Pedoman Budidaya PENANAMAN Tanaman ini tidak memerlukan persemaian. Artinya, benihnya bisa langsung ditanam di lahan penanaman. Lahan yang akan ditanami diolah dan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang / kompos sebanyak 4 – 6 ton/ha. Selanjutnya tanah itu dibuat bedengan dengan lebar sekitar 100 cm dan panjang tergantung lahan. Jarak antarbedengan adalah 25 cm. Sedangkan lubang tanamnya berdiameter sekitar 20 cm dengan kedalaman sekitar 5 cm. Benih yang akan ditanam adalah biji okra yang sudah tua dan sudah diseleksi terlebih dahulu dengan cara perendaman. Selain untuk seleksi, perendaman berfungsi juga untuk mempercepat perkecambahan. Lama perendaman sekitar 12 jam atau semalaman sebelum tanam. Benih yang
telah diseleksi dapat segera ditanam dengan jarak tanam 60 x 120 cm. Dalam satu lubang tanam, dapat ditanam 5-6 benih. Pemeliharaan Pada minggu pertama, penyirarnan dilakukan dua kali sehari : pagi dan sore, karena tanah harus selalu basah dan lembap saat awal pertumbuhannya. Minggu-minggu selanjutnya, penyiraman cukup dilakukan dua hari sekali atau sehari sekali, tergantung keadaan tanah. Penyiraman tidak perlu dilakukan pada saat hari hujan. Seminggu setelah tanam, dapat dilakukan penjarangan. Dan, dua minggu kemudian, dilakukan penyulaman. Sebaiknya bedengan tetap bersih dari gulma. Untuk itu, perlu sering dilakukan penyiangan sekaligus pembumbunan paling sedikit sekali seminggu. Pemupukan dilakukan 14 hari setelah tanam dengan menggunakan Urea dan KCl masing-masing sebanyak 100-130 kg/ha. Hama dan Penyakit Hama yang sering menyerang okra antara lain belalang dan ulat daun. Serangan belalang ditandai dengan adanya lubang-lubang pada daun. Ia menyerang daun setelah daun mulai lebar. Pemberantasannya dilakukan dengan menggunakan Dithane M-45. Sedangkan serangan ulat daun menyebabkan daun berlubang-lubang besar dan kemudian habis karena dimakan olehnya. Pencegahan serangan ulat daun ini dilakukan dengan penyemprotan campuran Sumition dan Agristik. Penyakit yang sering menyerang okra pada masa pertumbuhan adalah sejenis cendawan. Serangannya ditandai dengan layunya tanaman karena akar menjadi busuk, berwarna kebiru-biruan, clan berair. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Dithane M45. Panen dan Pasca Panen Okra dapat dipanen ketika berumur kurang lebih dua bulan setelah tanam atau 10 hari setelah bunganya muncul. Saat panen yang baik adalah pagi atau sore hari dengan interval 2 hari sekali. Panen dapat berlangsung sampai dua bulan, bahkan ada varietas yang masa panennya mencapai 3-4 bulan. Buah yang dipanen hanyalah buah berukuran sekitar 5-10 cm. Buah yang sudah terlalu tua atau terlalu besar tidak baik untuk dikonsumsi, tetapi baik untuk benih. http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/page/6/
Buah Okra Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa itu Okra ketika membaca postingan resep Gulai Kepala Ikan? Bagi yang tinggal di daerah kepulauan Riau, Sumatra, Malaysia dan Singapura, mungkin tak asing dengan jenis sayuran yang ini. Tapi bagi anda yang belum pernah melihatnya, berikut sedikit gambaran mengenai Okra.
Tanaman Okra (Abelmochus esculentus) atau yang lebih dikenal kacang arab,buahnya mirip jari jari lentik penari Thailand sehingga tak berlebihan bila orang Amerika menjulukinya sebagai “Lady’s Finger” karena buahnya yang berbentuk silindris berujung runcing seperti jari wanita bangsawan. Di beberapa negara seperti India, Srilangka, Jepang, Philiphina, Saudi Arabia dan Eropa, masakan buah Okra ini sangat populer. Buah Okra mengandung banyak lendir, sehingga buah okra tidak cocok /sesuai untuk sayuran yang diberi air seperti sayur asem/sayur sop. Penggunaan Okra di Indonesia lebih cocok untuk sayur kari, oseng-oseng, tumis, atau campuran “sambal goreng cabe”. Manfaat lainnya, biji dari buah tua Okra dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri minyak dan protein, karena Okra memiliki kandungan minyak dan protein yang berkualitas bagus. http://dapursehatku.blogspot.com/2010_03_01_archive.html
Cerita Sukses Budi Daya Tanaman Okra OKRA? Makhluk apakah itu? Ya, nama ini memang terdengar asing di telinga kebanyakan kita. Jika Anda mencarinya dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS Poerwadarminta pasti tak pernah ketemu. Wajar saja, karena nama tersebut tidak berasal dari kosa kata yang bisa ditemukan di bahasa lokal mana pun di Indonesia.
Okra berasal dari Jepang. Ia bukan sejenis alat rumah tangga atau barang pabrikan lainnya hasil rekayasa teknologi canggih, melainkan sejenis tanaman sayuran. Pun hasil sawah itu tidak masuk dalam daftar menu yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, jika kita mau jajah desa milangkori, melihat-lihat areal persawahan di Kecamatan Patebon atau Ngampel, dapat dengan mudah menjumpai para petani yang sedang
membudidayakan jenis tanaman yang mudah tumbuh pada iklim tropis tersebut. Sepintas, dari kejauhan, batangnya mirip tanaman tembakau. Tetapi dedaunannya kecil-kecil. Menurut keterangan beberapa petugas lapangan dari Perusda Aneka Usaha, di Kendal terdapat sekitar 60 ha areal tanaman okra. Seluas 35 ha di antaranya berada di Kecamatan Kendal dan Boja. Biasanya produk tanaman masuk dalam wilayah Dinas Pertanian. Tetapi karena okra masih menjadi barang baru, wajar kalau Perusda Aneka Usaha selaku penggagas awal yang punya data mengenai luas areal tanaman ini. Ihwal Kemitraan
Ihwal masuknya tanaman asing ke Kendal ini bermula ketika PT Jawa Agritech, yang berpusat di Kabupaten Wonosobo dan punya kantor di Semarang, mencari lahan untuk budidaya okra. Perusahaan ini sekaligus menggandeng para petani yang bersedia diajak bermitra. Tak heran jika beberapa petugas dari perusahaan agrobisnis itu aktif melakukan sosialisasi ke desa-desa. Namun sungguh tak mudah bagi Jawa Agritech untuk menggandeng para petani, apalagi jika petani harus menyediakan lahan untuk menanam okra. Alasan utama karena tanaman tersebut belum memiliki pamor di kalangan petani. Selain itu, sulit bagi warga desa menerima tawaran dari orang luar daerah. Belum lagi soal kepastian kontrak pembelian yang masih menjadi tanda tanya. Pendek kata, petani belum menguasai secuil pun informasi soal ''ada apa dengan okra''. Sampai akhirnya Jawa Agritech bertemu dengan Perusda Aneka Usaha, yang kemudian berhasil meyakinkan warga desa. Perusda inilah yang aktif mengampanyekan peluang bagus bagi para petani kalau mau menerima tawaran untuk menanam okra. Dalam perjanjian awal, Jawa Agritech bersedia menampung produk yang dihasilkan petani, untuk kemudian diekspor ke negeri asal tanaman tersebut: Jepang. Harga yang ditawarkan pun cukup menjanjikan. Semula tanaman tersebut hanya dihargai Rp 1.500/kg. Namun sekarang sudah mencapai Rp 2.500 - Rp 2.750/kg untuk kualitas A. Sebagai Mediator
Dari hektare demi hektare sejak awal rintisan penanaman, akhirnya banyak petani yang tertarik menanam okra. Tentu saja setelah mereka menguasai informasi mengenai cara menanam, manfaat, dan peluang bisnis tanaman tersebut itu. Kontrak pun akhirnya dibangun antara PT dan petani atas bantuan mediasi dari Perusda Aneka Usaha. ''Itulah yang mengilhami kemunculan ide kemitraan Perusda dan petani untuk bekerjasama dengan pihak ketiga (Jawa Agritech),'' kata Dirut Perusda Aneka Usaha Ulil Albab SE. Sebetulnya, gagasan awal adalah keinginan petani untuk menanam tembakau, sebagai alternatif budidaya di luar padi. Di tempat lain, para penggarap lahan hutan juga siap memanfaatkan lahan yang tersedia untuk menanam apa pun yang cocok dengan peruntukan lahan, asal pasarnya jelas. Karena itu, mereka
bukan hanya butuh informasi mengenai berbagai produk pertanian yang tengah dibutuhkan pasar, sekaligus ada juga pembeli yang bersedia menampung produk yang dihasilkan. ''Kami ingin menjembatani keduanya, dengan memfasilitasi kepentingan kedua belah pihak. Tentu sebagai sebuah perusahaan, kami juga berharap keuntungan dari situ,'' katanya. Hanya saja Perusda Aneka Usaha selaku mediator harus sejak dini mengantisipasi perkembangan teknologi dan pasar okra. Sehingga jangan sampai tanaman ini hanya muncul sesaat, dan para petani pun tenggelam lagi dalam kebingungan memilih jenis tanaman alternatif di luar padi. (32) http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/13/nas27.htm Selasa, 13 September 2005
Tanaman ini berasal dari Asia dan sudah sangat dikenal di berbagai negara di Asia. Namun, di negara kita okra tidak terlalu dikenal. Bagian yang dibuat sayur dari tanaman ini adalah buahnya. Buah okra berbentuk memanjang sampai sekitar 12 cm, berwarna hijau atau merah keunguan, bersegi seperti buah belimbing, berjumlah 5-8, dan mengandung musilane (lendir) dalam kadar tinggi sehingga enak untuk dibuat sup. Manfaat
lebih sering dimasak menjadi makanan kebanggaan, yaitu masakan kari. Di Jepang, sayuran ini disebut okura dan biasa dijadikan makanan pelengkap. Sedangkan di India okra Syarat Tumbuh
Lahan yang paling disukai okra adalah dataran tinggi di atas 800 m dpl dengan usia bisa mencapai 4 bulan. Pada ketinggian 600 m dp1-800 m dpl, okra masih bisa tumbuh. Hanya saja usianya lebih pendek, yaitu 3 bulan, dan produksinya juga lebih rendah. Tanah yang dikehendakinya adalah yang ber-pH netral, sekitar 6-7. Sedangkan suhu optimal untuknya adalah 28-30°C. Pedoman Budidaya
PENANAMAN Tanaman ini tidak memerlukan persemaian. Artinya, benihnya bisa langsung ditanam di lahan penanaman. Lahan yang akan ditanami diolah dan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang / kompos sebanyak 4 – 6 ton/ha. Selanjutnya tanah itu dibuat bedengan dengan lebar sekitar 100 cm dan panjang tergantung lahan. Jarak antarbedengan adalah 25 cm. Sedangkan lubang tanamnya berdiameter sekitar 20 cm dengan kedalaman sekitar 5 cm. Benih yang akan ditanam adalah biji okra yang sudah tua dan sudah diseleksi terlebih dahulu dengan cara perendaman. Selain untuk seleksi, perendaman berfungsi juga untuk mempercepat perkecambahan. Lama perendaman sekitar 12 jam atau semalaman sebelum tanam. Benih yang telah diseleksi dapat segera ditanam dengan jarak tanam 60 x 120 cm. Dalam satu lubang tanam, dapat ditanam 5-6 benih.
Pemeliharaan
Pada minggu pertama, penyirarnan dilakukan dua kali sehari : pagi dan sore, karena tanah harus selalu basah dan lembap saat awal pertumbuhannya. Minggu-minggu selanjutnya, penyiraman cukup dilakukan dua hari sekali atau sehari sekali, tergantung keadaan tanah. Penyiraman tidak perlu dilakukan pada saat hari hujan. Seminggu setelah tanam, dapat dilakukan penjarangan. Dan, dua minggu kemudian, dilakukan penyulaman. Sebaiknya bedengan tetap bersih dari gulma. Untuk itu, perlu sering dilakukan penyiangan sekaligus pembumbunan paling sedikit sekali seminggu. Pemupukan dilakukan 14 hari setelah tanam dengan menggunakan Urea dan KCl masing-masing sebanyak 100-130 kg/ha. Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang okra antara lain belalang dan ulat daun. Serangan belalang ditandai dengan adanya lubang-lubang pada daun. Ia menyerang daun setelah daun mulai lebar. Pemberantasannya dilakukan dengan menggunakan Dithane M-45. Sedangkan serangan ulat daun menyebabkan daun berlubang-lubang besar dan kemudian habis karena dimakan olehnya. Pencegahan serangan ulat daun ini dilakukan dengan penyemprotan campuran Sumition dan Agristik. Penyakit yang sering menyerang okra pada masa pertumbuhan adalah sejenis cendawan. Serangannya ditandai dengan layunya tanaman karena akar menjadi busuk, berwarna kebiru-biruan, clan berair. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Dithane M45. Panen dan Pasca Panen
Okra dapat dipanen ketika berumur kurang lebih dua bulan setelah tanam atau 10 hari setelah bunganya muncul. Saat panen yang baik adalah pagi atau sore hari dengan interval 2 hari sekali. Panen dapat berlangsung sampai dua bulan, bahkan ada varietas yang masa panennya mencapai 3-4 bulan. Buah yang dipanen hanyalah buah berukuran sekitar 5-10 cm. Buah yang sudah terlalu tua atau terlalu besar tidak baik untuk dikonsumsi, tetapi baik untuk benih. http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/09/budidaya-okra/
Masalahnya, budidaya tanaman ini hanya dilakukan pada musim berladang atau sekali setahun sebagai tanaman sisipan. Nilai gizi sayuran ini cukup tinggi. Dalam 100 gram okra terkandung air 90 persen, protein 2 gram, serat 1 gram, dan karbohidrat 7 gram sehingga baik sebagai sumber kalori dan energi. Dalam 10 potong okra seberat 106 gram mengandung 30 persen kalori, 10 persen RDA vitamin A, dan 35 persen RDA vitamin C. Kendala utama pengembangan tanaman di tanah gambut adalah adanya faktor pembatas yang mengganggu pertumbuhan tanaman, umumnya tanah bereaksi masam, memiliki kapasitas tukar kation (KTK) tinggi, dan kejenuhan basa (KB) rendah. Kondisi demikian menyebabkan tak terciptanya lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman sebab tidak menunjang ketersediaan unsur hara yang memadai. Hal itu mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman berkurang.
Oleh karena itu, guna memproleh hasil tanaman yang baik, okra memerlukan perlakukan agronomis yang sesuai, salah satunya adalah pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk daun ( plant catalys). Setelah dilakukan penelitian tersebut, ternyata pemberian pupuk kandang sangat nyata menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman okra yang baik, yaitu 4,39 ton buah segar per hektar.