BAB I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Benda Benda Asing Asing di Hidung
Benda asing sebagai penyebab sumbatan hidung hampir selalu ditemukan pada anakanak. Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena tidak adanya gejala yang langsung ditemukan dan dapat bertahan untuk waktu yang lama. Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal normal tidak ada. Dari semua kasus benda asing yang masuk ke dalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiga di antaranya tersangkut di saluran napas. 1,2 2.2 Epidemiologi Benda Asing di Hidung Benda Benda asing asing di hidung hidung merupa merupakan kan suatu suatu kegawa kegawatda tdarur ruratan atan teling telingaa hidung hidung dan
teng tenggo goro rok k
dim dimana ana
meru erupakan akan
komp ompeten etensi si
dokte okterr
umum
seca secara ra
tun tuntas tas
dalam alam
penatalaksanaannya. Meskipun frekuensi tersering terlihat pada anak, dapat juga pada dewasa, terutama pada orang dewasa yang memilki keterbelakangan mental atau kelainan jiwa. etertarikan anak dalam mengeksplorasi tubuh membuat anak lebih mudah untuk meletakkan benda asing ke dalam rongga hidung. Benda asing di hidung dianggap mudah, tapi sebenarnya berpotensi untuk morbiditas akibat kerusakan mukosa, dan bahkan kematian, jika terlepas ke dalam saluran napas.! Benda asing di hidung lebih banyak kejadiannya dibandingkan dengan benda asing di telinga. "okasi benda asing di hidung biasanya di dasar ka#um nasi, di bawah konka inferior, atau di meatus media. Benda asing unilateral tersering di sisi kanan sekitar dua kali di banding kiri. $al ini mungkin disebabkan oleh kecenderungan indi#idu yang dominan menggunakan tangan kanan dalam hal berakti#itas. ! Beberapa penelitian telah menunjukkan pre#alensi keajdian benda asing di hidung lebih banyak terjadi pada laki-laki %&'() dibandingkan dengan perempuan. *ngka kejadian kasus benda asing di hidung banyak terjadi pada laki-laki dengan sosioekonomi yang rendah. +nsiden tertinggi kejadian benda asing di hidung pada anak adalah usia 2-& tahun. ! enelitian lain mengatakan kejadian tertinggi benda asing di hidung banyak pada usia 2 sampai ' tahun. Benda asing di hidung pada ada mulai mulai ditemukan ditemukan pada anak usia bulan, dimana pada usia tersebut anak mulai menjepit atau menggenggam benda disekitarnya khususnya benda yang berukuran kecil.! Benda Benda asing asing yang yang laim laim ditemu ditemukan kan pada pada anak anak adalah adalah manik-m manik-mani anik, k, kancing, karet penghapus, kelereng, kacang polong, kacang buncis, batu dan kacang tanah. 1 2.3. Klasifiasi Benda Asing di Hidung Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing yang berasal dari luar 1
tubuh, disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui hidung atau mulut. /edangkan yang berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari at organik, seperti kacangkacangan %yang berasal dari tumbuh-tumbuhan), tulang %yang berasal dari kerangka binatang) dan at anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain-lain. 2
!am"a# 2.1. "okasi benda asing di hidung Benda asing dapat diklasifikasikan sebagai organik atau anorganik. Bahan anorganik
biasanya plastik atau logam. 0ontoh umum termasuk manik-manik dan bagian-bagian kecil dari mainan. Bahan-bahan ini sering tanpa gejala dan dapat ditemukan secara kebetulan didalam rongga hidung. Benda asing organik, termasuk makanan, karet, kayu, dan spons, cenderung lebih mengiritasi mukosa hidung dan dapat mengunculkan gejala yang lebih cepat. acang polong, buncis, dan kacang-kacangan adalah yang paling sering dari benda asing di hidung. Benda asing yang dicurigai ada di dalam hidung haruslah secepatnya di klasifikasikan jenis benda organic atau anorganik, karena akan mempengaruhi penatalaksanaan dari setiap jenis tersebut. !, 2.$. Diagnosis Benda Asing di Hidung 2.$.1. Anamnesis Dalam satu penelitian, presentasi pasien datang lebih dari ' jam setelah memasukkan
benda asing di hidung menyumbang 1( dari semua kasus. *namnesis dengan pasien, orangtua, dan pegasuh haruslah menyeluruh agar jelas dalam mengidentifikasi jenis benda asing dan memudahkan dalam penatalksanaan nantinya.! /ecara klinis yang paling umum adalah penyumbatan hidung unilateral. Dokter harus memikirkan diagnosis benda asing pada semua pasien dengan iritasi hidung, epistaksis, bersin, mendengkur, sinusitis, stridor, mengi, atau demam. Beberapa penulis bahkan telah melaporkan menemukan benda asing sebagai etiologi pasien dengan klinis tidak biasa, seperti mudah marah, halitosis %bau napas yang tidak menyenangkan), atau bromhidrosis umum %malodor tubuh). ntuk menghindari komplikasi dan pengobatan tertunda, dokter harus mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi untuk diagnosis ini. ! ecurigaan benda asing di dalam hidung dapat muncul apabila pasien datang dengan usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral ka#um nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala yang menyertai seperti bersin-bersin, mendengkur, dan bernapas melalui mulut. 3ejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. adang-kadang terdapat rasa 2
nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Benda asing, seperti karet busa, sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau busuk. 2,! 2.$.2. Peme#isaan %isi emeriksaan fisik adalah alat diagnostik utama, dan pasien yang kooperatif sangat
penting bagi keberhasilan pengeluaran benda asing. 4rang tua dan paramedic mungkin diperlukan untuk kenyamanan dan menenangkan seorang anak untuk pemeriksaan menyeluruh.! 5isualisasi maksimal rongga hidung diperoleh dengan menggunakan lampu kepala. Beberapa peneliti merekomendasikan posisi anak usia di bawah & tahun dalam posisi berbaring terlentang dan anak yang lebih tua dalam posisi duduk untuk melihat benda asing secara optimal. /pekulum hidung juga
juga digunakan dalam membantu untuk melihat
rongga hidung dna mengidentifikasi jenis, bentuk, ukuran, dan lokasi dari benda asing. Benda asing dapat ditemukan di setiap area rongga hidung, meskipun benda yang paling diduga di bawah konka inferior atau di anterior konka. adang-kadang, bukti trauma lokal mungkin ada, dengan eritema, edema, perdarahan, atau keduanya. *pabila benda asing sudah terlalu lama di dalam rongga hidung, biasanya muncul temuan klinis lainnya seperti adanya discharge hidung dan bau busuk. ada pemeriksaan, tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi. 2,! /elain pemeriksaan dari rongga hidung, diperlukan juga menilai komplikasi dari benda asing di hidung seperti mencari tanda-tanda otitis media akut dengan otoskop, menilai sinusitis, memeriksa kaku kuduk, dan auskultasi dada dan leher untuk wheeing atau stridor, yang mungkin menjadi petunjuk dari aspirasi benda asing. ! 2.$.3. Imaging "uasnya pemeriksaan tergantung pada klinis pasien. ntuk sebagian kasus benda
asing di hidung, tidak ada indikasi imaging, kecuali benda asing dari logam atau benda kaku dan sebagian besar benda asing yang dicurigai radiolusen. etika diagnosis lain dipikirkan %misalnya, tumor, sinusitis) perlu 06-scan.! Di sisi lain, jika kekhawatiran untuk benda asing yang teraspirasi, rontgen foto toraks atau abdomen haruslah dilakukan. *spirasi benda asing yang radiolusen dapat disimpulkan dari terperangkapnya udara postobstruktif, dan benda asing yang tertelan akan terlihat radiopak, karena benda asing dicerna. ! 2.&. Teni 'engelua#an Benda Asing di Hidung 2.&.1. Pe#siapan se"elum melauan Teni engambilan benda asing di hidung dapat dicoba oleh dokter yang berpengalaman
jika mungkin dapat diekstraksi. 7ika ada keraguan tentang bisa tidaknya ekstraksi, harus !
dikonsultasikan ke spesialis telinga, hidung, dan tenggorok. engeluaran benda asing yang dicoba berulang kali dapat
mengakibatkan
meningkatnya
trauma
dan
berpotensi
memindahkan benda asing ke lokasi yang tidak diharapkan. engeluaran secara mekanik dari benda asing tidak harus dicoba jika benda tersebut tampaknya di luar jangkauan. ! engangkatan tidak boleh dilakukan tanpa sedasi pada pasien yang tidak kooperatif. +dealnya, teknik nonmekanik seperti tekanan udara positif harus dicoba pada pasien ini. ! Benda asing yang dicoba diangkat berkali-kali akan lebih berbahaya karena dapat menyebabkan pengangkatan lebih sulit, dan benda asing dapat menjadi lebih dalam. 4leh karena itu, perencanaan yang matang sangat penting untuk memaksimalkan kemungkinan pengangkatan pada usaha pertama. /elain itu, suplai pernapasan darurat haruslah tersedia untuk menanggulangi kebutuhan oksigen jika setelah pengangkatan hasil benda asing terjadi aspirasi.! eralatan yang digunakan meliputi8 ! -
"ampu kepala 5asokonstriktor topical /pekulum hidung Bag-valve mask 9orseps alligator Probe hooked Balon kateter uret eralatan suction
*nestesi lokal biasanya tidak diperlukan, karena rasa sakit seringnya tidak muncul pada pasien selama pengangkatan. : ;amun, #asokonstriksi farmakologis dari mukosa hidung dapat memfasilitasi pemeriksaan dan pengangkatan dari benda asing di hidung. *nestesi dan #asokonstriksi mukosa dapat dicapai dengan memberikan beberapa tetes lidokain 1( %tanpa epinefrin) dan <,&( phenylephrine ke lubang hidung yang terkena. *nestesi pada teknik mengeluarkan benda asing pada hidung dapat dilakukan dengan anestesi semprot dengan pilihan anestesinya yaitu lidokain.& ntuk pasien yang khawatir, nebulasi dari 1-2 ml dari 181<<< epinefrin telah berhasil digunakan untuk #asokonstriksi mukosa. Dari laporan kasus epinefrin nebulasi direkomendasikan hanya jika benda asing di hidung cukup besar, gerakan ke posterior hidung tidak mungkin, dan jika saluran pernafasan aman. ! 7ika kepala pasien tidak kooperatif tidak dapat distabilkan, pemberian sedasi harus dilakukan sebelum pengangkatan mekanik. /atu penelitian melaporkan tingkat keberhasilan sangat tinggi %&() dan tingkat komplikasi yang rendah dengan penggunaan sedasi. enelitian lain berpendapat bawa pada pasien yang memiliki benda asing di hidung dan tidak koperatif sebaiknya tidak di berikan obat-obatan sedatif, karena dapat meningkatkan komplikasi dengan mengurangi refle= batuk dan muntah pasien. 2,!
/elain itu pada anak kecil yang memiliki benda asing pada hidung sebaiknya posisi pasien harus dipegang oleh penjaga atau orangtuanya, dengan kedua kaki pasien di jepit oleh kedua paha orangtua, sehingga pasien dapat terfiksasi dan tenaga medis mudah untuk mengeluarkan benda asing tersebut. & Beberapa teknik pengangkatan yang tersedia, dan pilihan metode tergantung pada jenis benda asing di hidung, alat yang tersedia, dan kenyamanan dokter dengan masingmasing metode. ntuk benda asing yang mudah dilihat, kebanyakan dokter lebih memilih pengangkatan langsung. 7ika benda asing sulit terlihat atau bulat atau tidak berhasil diangkat dengan instrumentasi langsung, pengeluaran dengan balon kateter adalah metode yang disukai. ntuk benda asing yang besar, teknik tekanan positif yang umum digunakan. ! /emua upaya pengeluaran benda asing dapat menjadi komplikasi akibat kerusakan mukosa dan perdarahan. /elain itu, semua usaha yang gagal dapat mengakibatkan perpindahan benda asing ke posterior.!,: 6eknik yang dipilih untuk mengeluarkan benda asing di dalam hidung selain berdasarkan jenis dari benda asing sendiri juga harus berdasarkan dengan lokasi dan bentuk benda asing tersebut.1 2.&.2. Jenis()enis Teni 'engelua#an Benda Asing di Hidung Ins*#umen*asi langsung 6eknik ini sangat ideal untuk benda asing yang mudah terlihat, tidak bulat, benda
asing tidak rapuh. +nstrumen dijelaskan sebelumnya termasuk forsep alligator . Benda asing rapuh dan bulat sangat sulit untuk dikeluarkan dengan teknik ini> benda rapuh bisa robek, dan benda-benda bulat mungkin sulit dan mudah pindah ke posterior. ! Probe hooked dapat digunakan untuk benda-benda yang mudah dilihat tetapi sulit untuk dipahami. $ook ditempatkan di belakang benda asing tersebut kemudian ditarik ke depan. /atu peneliti melaporkan menggunakan endoskopi fleksibel untuk melihat benda asing di hidung kemudian menggunakannya sebagai pengait untuk menarik benda asing. 6eknik ini, disebut sebagai ?hook-scope?, teknik ini berguna jika pasien kooperatif. ! Beberapa penulis telah menyarankan menggunakan kombinasi instrumentasi langsung dan menyarankan kateter balon ditempatkan di belakang benda asing untuk mencegah perpindahan posterior selama upaya pengeluaran.! Ka*e*e# "alon endekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil, benda bulat yang tidak
mudah diambil dengan instrumentasi langsung. ateter yang dapat digunakan yaitu kateter 9oley %misalnya, &-'), kateter 9orgaty %misalnya, ;o. :), atau Katz Extractor Oto-Rhino Foreign Body Remover %0alifornia) juga merupakan pilihan. !
&
6erlepas dari berbagai macam jenis kateter, teknik yang digunakan adalah sama. ertama, balon diperiksa, dan kateter dilapisi dengan 2( lidokain jelly. emudian pasien berbaring telentang dan kateter dimasukkan melewati benda asing di dalam rongga hidung, lalu diberikan udara atau air ke dalam kateter % 2ml pada anak-anak kecil dan ! ml pada anak-anak yang lebih besar). /etelah dibalonkan, kateter ditarik keluar sehingga benda asing juga ikut tertarik.! 6eknik dengan kateter juga dapat digunakan sebagai pencegahan agar benda asing di bagian anterior tidak kearah posterior saat dilakukan teknik lainnya. Teanan posi*if Benda asing yang besar bisa dilakukan teknik tekanan positif. 6eknik ini dapat dilakukan oleh penderita sendiri dengan menutup hidung yang normal dan menghembuskan nafas dari hidung secara keras, selain itu pada anak yang mengalami benda asing di hidung, dapat ditiup mulut anak tersebut oleh orangtuanya kissing techni!e atau masker bagvalve.2,!, etika topeng bag-#al#e digunakan, manu#er /ellick dapat dianggap untuk mencegah esophageal insuflasi udara. 6eknik ini banyak dilakukan pada anak dan dapat menyebabkan komplikasi seperti barotrauma di telinga dan emfisema periorbital. 6ekanan positif juga memiliki risiko yang menyebabkan barotrauma ke saluran napas, paru-paru, atau membran timpani, dan dokter harus menghindari penggunaan #olume besar udara paksa. ntuk yang terbaik dari pengetahuan kita, komplikasi yang terakhir belum dilaporkan. 2, Teanan Nega*if (Suction)
6eknik ini sangat ideal untuk benda aisng yang terlihat, halus atau bulat dimana benda sulit diambil dengan pinset atau forcep alligator" /uction yang diberikan pada pasien biasanya yang bertekanan 1<<-1< mm$g. +em a*au Pe#ea*
Metode ini sangat efektif terhadap benda asing yang licin, bulat, dan sulit diambil dengan pinset atau forcep alligator" Benda asing yang akan diambil haruslah yang kering dan terlihat sehingga risiko kontak dengan mukosa sekitar benda asing dihidung minimal. "em atau perekat dalam hal ini cyanoacrylate yang digunakan di oleskan tipis ditempatkan di ujung aplikator kayu atau plastik, yang kemudian menempel benda asing selama :< detik. 6anpa kerja sama penuh dari pasien, mukosa hidung dapat dengan mudah terluka oleh lem tempatnya. ! Ins*#umen ,ang di"ua* sendi#i +nstrumen yang dibuat sendiri dapat berasal dari paper clip. 6eknik ini dapat
dilakukan apabila tidak dapat dilakukannya teknik lainnya karena komplikasi pada teknik ini dapat menyebabkan trauma yang berat dan infeksi. :
Teni dengan menggunaan ins*#umen pem"eda-an 6eknik mengeluarkan benda asing dengan instrument pembedahan biasanya apabila
riwayat masuknya benda asing diikuti dengan adanya epistaksis. emilihan alat atau instrument tergantung dari jenis benda asing tersebut. 9orcep alligator dapat digunakan terhadap benda asing dihidung yang ireguler dan memiliki sudut yang dapat ditarik keluar, sedangkan hook, curretes, dan loop dapat digunakan terhadap benda yang licin atau sulit di tarik keluar. /ecara umum, benda asing di hidung bisa dikeluarkan secara aman oleh dokter umum. ;amun, jika sulit dan gagal harus segera konsultasi ke spesialis 6$6. @ujukan ke dokter spesialis harus dilakukan ketika ada kekhawatiran diagnosis ke arah tumor atau massa.!, Ta"el 2.1. euntungan dan kerugian dari teknik mengeluarkan benda asing
erugian @isiko
6eknik 6ekanan
euntungan 6idak menyebabkan trauma
positif 6ekanan
barotraumas Baik utuk benda asing yang bulat dan $arus benda
negati#e
berukuran keci di daerah anterior ca#um tidak bisa digunakan pada nasi. Mudah dilakukan.
Menggunakan perekat 6eknik
benda
untuk
asing
terjadi
yang
padat,
dibagian
posterior Benda asing harus terlihat
6idak menyebabkan trauma Mudah dilakukan Baik digunakan pada benda asing di bagian
*da kemungkinan trauma,
menggunakan
posterior
diperlukan teknik anestesi
kateter +nstrumen
-
Benda asing dapat pindah ke
pembedahan +nstrumen
+nstrumen dapat dibuat disesuaikan dengan
daerah posterior dan trauma. 6rauma, benda asing dapat
yang di buat
bentuk benda asing
pindah ke daerah posterior
2.. Kompliasi omplikasi utama dari teknik mengeluarkan benda asing dari hidung yaitu terjadi
aspirasi khususnya pada anak yang tidak koperatif saat penatalaksanaan. /elain itu perdarahan merupakan komplikasi yang cukup sering juga dilaporkan pada pasien dengan benda asing di hidung, meskipun bersifat minimal dan cukup dengan kompresi manual. !, Benda asing itu sendiri dapat menyebabkan iritasi pada pasien. Morbiditas terutama A
disebabkan oleh hasil peradangan, kerusakan mukosa, dan perluasan ke struktur yang berdekatan. omplikasi yang dilaporkan adalah8! -
*spirasi /inusitis 4titis media akut erforasi septum hidung /elulitis periorbital Meningitis piglotitis akut Difteri 6etanus
'
BAB 2 +AP/0AN KASUS
I. Iden*i*as Pasien
;ama
8 "aura sariani
M@
8 ''1A1
7enis kelamin
8 erempuan
mur
8 1< tahun
*lamat
8 /iberut Barat Daya, Mentawai.
6anggal masuk
8 1< 9ebruari 2<1&
II. Anamnesis Kelu-an U*ama8 eluar darah dari hidung sejak hari sebelum masuk rumah sakit 0ia,a* pen,ai* sea#ang •
eluar darah dari hidung sejak hari sebelum masuk rumah sakit.
•
*walnya pasien tertembak senapan angin hari /M@/, terkena daerah hidung kiri, pasien tidak sadar dengan keluar darah dari hidung serta mulut.
•
asien dibawa ke @/D /iberut ditatalaksana hingga perdarahan berhenti, kemudian pasien sadar dan muntah, berisi cairan berwarna merah kehitaman frekuensi 1=, sebanyak C 2<< cc.
•
;yeri hidung kiri sejak /M@/, nyeri disekitar luka tembak
•
$idung kiri terasa tersumbat sejak ! hari yang lalu
•
eluar cairan dari hidung kiri saat ! hari /M@/, warna bening, tidak kental, tidak berbau.
•
Demam tidak ada, nyeri kepala tidak ada
•
3angguan pendengaran tidak ada
•
3angguan penglihatan tidak ada
•
3angguan penciuman tidak ada
•
asien dirujuk ke @/ M Djamil untuk pengangkatan benda asing.
0ia,a* Pen,ai* Da-ulu
•
pasien pernah menderita sesak nafas disertai wheeing, tonsillitis dan alergi terhadap ikan asin
0ia,a* pen,ai* elua#ga
III. Peme#isaan %isi
eadaan umum
8 sakit sedang
esadaran
8 komposmentis kooperatif
6ekanan darah
8
;adi
8 '<=menit
;afas
8 1'=menit
/uhu
8 !:,&<0
8 sawo matang, teraba hangat, sianosis tidak ada, pucat tidak
Kuli*
ada Kelen)a# ge*a- "ening
8 tidak ditemukan pembesaran
Kepala
8 bulat, simetris
0am"u*
8 hitam, tidak mudah rontok
'a*a
8 konjungti#a tidak anemis, sklera tidak ikterik
S*a*us loalis THT 1. Telinga
•
Daun telinga
6elinga kanan elainan kongenital %-)
•
"inag telinga
"apang
"apang
•
/ekret
6idak ada
6idak ada
Membran timpani
tuh, reflek cahaya %E)
tuh, reflek cahaya %E)
•
;yeri tekan %-)
;yeri tekan %-)
6idak ada
6idak ada
•
Mastoid
•
6anda paresis ; 5++
Tes ga#pu *ala 8 •
@inne
8 kanan %E) kiri %E)
•
Feber
8 tidak ada lateralisasi
•
/chwabach
8 sama dengan pemeriksa
1<
6elinga kiri elainan kongenital %-)
2. Hidung
bagian luar
8 udem di pangkal hidung sebelah kiri terlihat #ulnus sclopetorum
bagian dalam •
5estibulum nasi
$idung anan 6idak ada kelainan
•
a#um nasi
"apang
$idung iri 6idak ada kelainan /empit, hiperemis, tampak pendorongan
dinding
lateral •
onka media
•
onka inferior
utrofi
eutrofi
utrofi
eutrofi,
tampak
pendorongan
dinding
lateral
ka#um nasi 1!
lateral anterior 6idak ada •
/eptum
•
/ekret
•
Massa
6idak ada
*da, 6idak ada
3. sinus pa#anasal
anan
kiri
•
0hoanae
"apang
"apang
•
Farna
Merah muda
Merah muda
•
ustachius tuba
6erbuka
6erbuka
•
*denoid
8 ada
•
ost nasal drip 8 tidak ada
•
Massa tumor
8 tidak ada
$. /#ofa#ing dan 'ulu* •
*rkus faring 8 simetris
•
alatum
•
Dinding faring8 tenang
•
6onsil palatina8 - 61 61
8 massa tidak ada, nyeri tekan tidak ada
11
- merah muda %kika) - kripti tidak melebar %kika) - detritus tidak ada %kika) - perlengketan dengan pilar tidak ada %kika) •
eritonsil
8 tidak ditemukan kelainan
•
Massa tumor 8 tidak ada
•
3igi
8 caries tidak ada
•
"idah
8 dalam batas normal
&. +a#ing dan -ipofa#ing •
piglotis
8 tenang
•
*ritenoid
8 tenang
•
ita suara palsu %plika #entrikularis) 8 merah muda, edema %-), massa %-)
•
ita suara %plika #ocalis)
8 merah muda, gerakan adduksi saat bersuara dan
abduksi saat bernafas, massa %-) •
/ubglotis
8 jumlah 1
•
6rakea
8 berada ditengah
•
/inus piriformis8 tidak ada sekret
•
Massa tumor 8 tidak ada
I. Diagnosis
5ulnus /clopetorum nasal E corpus alienum et ka#um nasi sinistra
. Peme#isaan Penun)ang •
0ek $b, $t, leukosit, trombosit, 6*66
I. Ta*alasana
Medikamentosa
8 injeksi ceftria=on 2=&< mg +njeksi De=ametason !=G ampul
6indakan bedah
8 rencana pro eksplorasi
%ollo Up 11 %e"#ua#i 241&
/ Demam tidak ada 12
$idung tersumbat masih dirasakan ;yeri pada hidung ada 4 /tatus lokalis 6$6 *D/ 8 "iang telinga lapang lapang, M6 8 tuh utuh, @0 8 E E $idung 8 6ampak #ulnus sclopectorum ;D lapang, ;/ sempit, tampak pendorongan dinding lateral 6enggorok 8 arcus faring simetris, u#ula ditengah, tonsil 61-61, tenang, dinding posterior faring tenang.
1!
BAB $ DIKSUSI
6elah dirawat seorang pasien perempuan usia 1< tahun di bangsal 6$6 @/ Dr. M Djamil adang sejak tanggal 1< 9ebruari 2<1& dengan diagnosis 5ulnus /clopetorum ;asal E corpus alienum et ka#um nasi sinistra. Menurut literatur, biasanya pasien datang dengan usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral ka#um nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala yang menyertai seperti bersin-bersin, mendengkur, dan bernapas melalui mulut. 3ejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. adang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Dengan hasil pemeriksaan fisik terdapat bukti trauma lokal, dengan eritema, edema, perdarahan, atau keduanya, inflamasi mukosa hidung yang unilateral dan dapat terjadi ulserasi. discharge hidung dan bau busuk. Diagnosa ini ditegakkan dari anamnesa berupa eluar darah dari hidung dan mulut , hidung tersumbat, nyeri hidung, keluar cairan dari hidung setelah tertembak senapan angin sejak hari yang lalu karena tertembak senapan angin. sejak hari sebelum masuk rumah sakit. $asil pemeriksaan fisik berupa ka#um nasi sempit, hiperemis, tampak pendorongan dinding ka#um nasi 1! dinding lateral anterior. Menurut literatur, tatalaksana pada kasus benda asing di hidung dengan pengambilan benda asing di hidung . serta pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi. ada pasien ini diberi terapi ceftriakson dan deksametason serta direncanakan pro eksplorasi,
DA%TA0 PUSTAKA
1.
*., eter $igler. Penyakit #id!ng . Boies Buku *jar enyakit 6$6. disi ke-:. 7akarta8 30. 1A. $al. 2!'-2!. 1
2.
$., Mariana 7uniaf. Benda asing di $al!ran %apas. Buku *jar +lmu esehatan 6elinga $idung 6enggorok epala dan "eher. disi ke-:. 7akarta8 9akultas edokteran +. 2<
!.
$al 2&, 2:2. 9ischer 7+. 2<1!. ;asal 9oreign Body, httpemedicine.medscape.comarticleA:!A:A-
.
o#er#iew. Diakses 12 9ebruari 2<1&, 18<< $eim /F, Maughan ". Foreign Body. 6he ar, ;ose, and 6hroat. 5irginia. *m 9am
&.
hysician. 2<
:.
@emo#al in the mergency Department. 7 *ccid merg Med> 1A. 2<<<. g. 1-. 0arrie /. ediatric ;6 ;asal 9oreign Body, pista=is, and ;asal 6rauma. nited ingdom8 /pringer. 2<
A.
7ohnson 76, @osen 0*. Baileys $ead I ;eck /urgery 4tolaryngology art 1, & th dition. hiladelphia8 Folters luwer. 2<1. g. 1<2-1<:
1&