Bahan Kuliah Parasitologi Poltekkes Kemenkes Ternate Wednesday, April 2, 2014
NEMATODA JARINGAN DAN DARAH
Pendahuluan Nematoda jaringan dan darah termasuk dalam fa mili Filaridae karena itu disebut juga dengan cacing Filaria. Cacing Filaria mempunyai lebih dari 200 spesies namun hanya beberapa di antaranya yang terdapat pada manusia. Spesies filaria yang paling sering menginfeksi manusia adalah : 1. Wuchereria bancrofti 2. Brugia malayi 3. Brugia timori 4. Onchocerca volvulus Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik, kulit bagian subkutan dan jaringan ikat. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria (prelarva) yang masih mempunyai selaput (sarung) atau selaputnya dapat terlepas (tidak bersarung). Mikrofilaria ini sangat aktif, bentuknya seperti benang dan dapat ditemukan dalam darah perifer atau jaringan kulit. Cara filaria menginfeksi manusia adalah melalui gigitan vektor Artropoda misalnya nyamuk. Vektor ini menjadi infektif karena menelan mikrofilaria yang berada d alam darah mamalia. Setiap filaria memiliki siklus hidup yang kompleks. Infeksi pada manusia terjadi apabila terpapar larva infektif secara intensif dalam jangka waktu yang lama. Setelah pemapar an diperlukan waktu bertahun-tahun untuk terjadi perubahan patologis yang nyata pada manusia. Berdasarkan keberadaan mikrofilaria dalam sistes sirkulasi (peredaran dara h), tiap spesies filaria memiliki periode munculnya yaitu : Bila mikrofilaria berada dalam darah pada malam hari disebut periode nokturna
Bila mikrofilaria berada dalam darah pada siang hari disebut periode diurna
Bila muncul pada setiap saat disebut nonperiodik Kumpulan penyakit yang disebabkan oleh filaria disebut filariasis, namun masing -masing memiliki karakteristik tersendiri.
Siklus Hidup Mikrofilaria berada dalam darah HOSPES UTAMA => masuk ke tubuh HOSPES INTERMEDIET melalui gigitan => Tumbuh menjadi larva dalam jaringan otot => masuk kembali ke d alam tubuh HOSPES UTAMA => menjadi dewasa
Siklus hidup filaria
Wuchereria bancrofti
Hospes utama : manusia Hospes intermediet/perantara : nyamuk Penyakit yang disebabkannya : Filariasis bancrofti Terdapat di Asia tenggara
MORFOLOGICacing dewasa Wuchereria bancrofti berbentuk seperti benang dan berwarna putih kekuningan. Cacing betina memiliki ekor lurus dan uterus berpasangan, sedangkan cacing jantan memiliki ekor melingkar dan memiliki dua spikula.
Perbandingan ukuran Wuchereria bancrofti dengan mistar
Cacing betina dan cacing jantan Wuchereria bancrofti
SIKLUS HIDUP Mikrofilaria => Nyamuk => Berkembang menjadi LARVA => infektif => Masuk ke dalam tubuh manusia => Filaria dewasa
PENYAKIT YANG DISEBABKAN Pada stadium akut : limfadenitis, limfadenitis retrograd, dan elefantiasis
Dapat mengenai alat genital
Limfadenitis pada Wuchereria bancrofti sampai ke alat genital
EPIDEMIOLOGI Banyak ditemukan di pedesaan dan perkotaan
Di Indonesia banyak ditemukan di pedesaan
Vektor di perkotaan : nyamuk CULEX QUINGUEFASCIATUS
Vektor di pedesaan : nyamuk ANOPHELES Sp. dan AEDES Sp.
Prevalensi tinggi pada masyarakat dengan sosio ekonomi rendah
BRUGIA MALAYI DAN BRUGIA TIMORI (MALAYAN FILARIAL WORM)
B. Malayi => hospes utama : manusia dan mamalia (kera, anjing, kucing)
B. timori => Hanya pada manusia
Penyakit yang disebabkan disebut Filariasis Malayi dan Filariasis Timori
Cacing dewasa hidung di SALURAN dan KELENJAR LIMFE
Terdapat di negara-negara Asia
Khusus INDONESIA B. Timori ditemukan di Pulau Timor, Rote, Flores, Alor, dan Kepulauan
NTT MORFOLOGI Cacing dewasa berbentuk silindrik seperti benang
Warna putih kekuningan
Cacing betina berekor lurus
Cacing jantan berekor melingkar dengan 2 spikula di ujungnya
Mirip Wuchereria bancrofti hanya lebih pendek SIKLUS HIDUP Nokturna dan nonperiodik
Yang hidup pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
Yang hidup pada manusia dan mamalia ditularkan oleh nyamuk Mansonia Sp.
Masa hidup larva dalam tubuh vektor 10 hari
Menjadi dewasa dalam tubuh hospes utama dalam 3 bulan
Siklus hidup Brugia malayi
PENYAKIT YANG DISEBABKAN Limfangitis retrograd
Elefantiasis
TIDAK PADA ALAT GENITAL
Organ yang paling sering terkena : Kelenjar limfe tungkai, kelenjar limfe ketiak, dan kelenjar limfe lengan
Limfadenitis (elefantiasis) pada tungkai oleh Brugia malayi
EPIDEMIOLOGI Filaria ini tidak ditemukan di perkotaan, dan hanya terdapat di daeran pedesaan karena nyamuk vektornya hidup di rawa-rawa dan sawah di pedesaan. Faktor yang berperan pada penyakit ini: 1. Sanitasi 2. Kebiasaan 3. Sosial ekonomi
MANZONELLA OZZARDI (FILARIA OZZARDI) Hospes utama : MANUSIA Hospes perantara : Simulium Sp dan Culicoides Sp. Filaria ini hanya ditemukan di daerah Hindia Barat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan Penyakit yang disebabkan nya tidak disertai gejala serius. Gejala yang muncul mulai dari nyeri ekstremitas, kemerahan, dan demam. Epidemiologi Pencegahan bergantung pada pemberantasan vektor
ONCHOCERCA VOLVULUS (AGENT OF RIVER BLINDNESS) Tidak ditemukan di INDONESIA Banyak di Afrika dan Amerika Tengah Penyakit yang disebabkan disebut ONKOSERSOSIS, BLINDING FILARIASIS atau RIVER BLINDNESS
Vektor : Simulium Sp. (serangga) MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP Cacing betina lebih besar dari cacing jantan Cacing betina menghasilkan 1.000 mikrofilaria/hari Mikrofilaria sering ditemukan dalam kelenjar l imfe, stratum germinativum kulit, dan konjungtiva korneal
ASPEK KLINIS Cacing dewasa tidak patogen
Klinis oleh mikrofilaria => migrasi ke kelenjar limfe, organ-organ viseral, kulit dan mata
Siklus hidup Onchocerca volvulus
Simulium Sp.
EPIDEMIOLOGI Banyak ditemukan di dataran tinggi Afrika Kasus tertinggi di daerah aliran sungai => vektor menyukai daerah seperti ini Vektor menggigit pada pagi dan sore hari (hari cerah) Vektor menggigit sepanjang hari (langit berawan dan tempat rindang)
Patologi River Blindness