pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: -
Saklar Pengapian
-
Lilitan Primer Coil
-
Kontak Point Distributor
-
Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: -
Lilitan Sekunder Coil
-
Lengan Rotor Distributor
-
Tutup Distributor
-
Busi-busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah. Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus: Sudut Dwell = 60 % x 360 n n = jumlah selinder
Modul OPKR 50-011 B
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat
mempengaruhi
kerja
coil
pengapian.
Yang
menyebabkan
pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah
kontak
point
yang
besar
atau
sudut
dwell
yang
kecil,
menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang. Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda. Nilai panas busi adalah kemampuan mer adiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. d. Tu ga s 1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama! 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional! 3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian! 4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual book)! 5. Diskusikan dapatkan!
Modul OPKR 50-011 B
dengan
teman
tentang
hal-hal
yang
baru
Anda
e . Te s Fo r ma t if 1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan? 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional? 3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut: a. Baterai b. Coil c. Distributor d. Busi 4. Sebutkan
komponen-komponen
dari
rangkaian
sekunder
merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil? 5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka? 6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian? 7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer? 8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer? 9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar? 10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?
f. Kunci Jaw aban 1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan
tinggi
pada
busi
untuk
membakar
udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. 2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal.
Modul OPKR 50-011 B
campuran
3. Fungsi komponen pengapian: -
Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil
-
Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian
-
Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pangapian
-
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda
4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: -
Lilitan Sekunder Coil
-
Rotor
-
Tutup Distributor
-
Busi-busi
5. Cara kerja coil pengapian pada saat: a. Cara kerja-Poin tertutup Arus
dari
baterai
mengalir
melalui
lilitan-lilitan
primer
coil,
membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa. b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. 6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada kontak
poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka,
dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil.
Modul OPKR 50-011 B
7. Cara kerja vacuum adalah: Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. 8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang diperlukan saat putaran engine naik. 9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah: Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil
pengapian.
sempurna
dan
Yang kontak
menyebabkan poin
terbakar
pembakaran karena
yang
percikan
tidak yang
berlebihan. 10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah: -
Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang panjang
dan
permukaan
singgung
dengan
api
yang
luas
sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder. -
Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
Modul OPKR 50-011 B
g . L em b ar K er ja 1 . A la t da n ba ha n a) 1 Unit engine stand b) Peralatan tangan c) Tool box d) Avo meter e) Lap/majun f) Dwell tester g) Tacho meter h) Timming light
2 . K e se la m at an k e rj a a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya b) Ikuti instruksi dari Instruktur c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja e) Bila perlu mintalah buku manual
3 . La ng ka h k erj a a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan b) Perhatikan
instruksi
praktik
yang
disampaikan
oleh
Guru/Instruktur c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan.
Modul OPKR 50-011 B
4 . Tu gas a)
Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
b)
Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran
c)
Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi
Modul OPKR 50-011 B
Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami
a . Tu j u an K e g ia t a n P em b e la j a ra n Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat: 1. Membedakan rangkaian
pengapian elektronik
dengan
pengapian
konvensional 2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik 3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik 4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik
b . U r ai an m a t er i 1 . P e r ba n d in g an R a n g k a ia n P e n g ap i a n Perbedaan
utama
antara
pengapian
elektronik
dengan
yang
menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit pengendaii pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.
Modul OPKR 50-011 B
Reluktor
Gambar 15. Perbandingan Rangkaian
Keuntungan sistem pengapian elektronik:
Tidak menggunakan kontak poin
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
Saat pengapian lebih tepat
Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.
Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek Hall 3. Sensor optik
Modul OPKR 50-011 B
1 . S e n so r P e n g h i m p u n M a g n e t (P e m b a n g k i t P u l s a ) a. Konstruksi Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. b. Cara kerja Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Pick_Up Magnetik
Cincin Pulsa Berputar
Cuping (Lobe) pada Cincin pulsa memotong medan magnet
Lilitan kawat membangkitkan tegangan listrik
Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position ) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa. Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut
Modul OPKR 50-011 B
memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU. Penghimpun
magnet
yang
digunakan
pada
system
pengendali elektronik mencakup: -
Sensor posisi poros engkol
-
Sensor kecepatan kendaraan
-
Penghimpun saat pengapian
Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya. +V n a r a u l e K
0
n a n a e T
-V
Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa
2. Pembangkit Efek Hall a. Dasar Kerja efek Hall Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor
yang
berbentuk
garis.
Tegangan
ini
disebut
"Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.
Modul OPKR 50-011 B
Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall
Gambar 20. Kemagnetan 90 0 tegangan hall muncul
Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak Ada".
Modul OPKR 50-011 B
Magnet
Medan magnet Chip Hall Signal Output
Signal Output: V1 = Kecepatan Rendah V2 = Kecepatan Tinggi Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor. Tutup Sudu Rotary
Unit Poros
Unit Sakelar Efek Hall
Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor PenghimpunPengapian
Modul OPKR 50-011 B
Unit Dudukan
Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar distributor. Tutup Sudu Rotary
Penghimpun Medan Magnet Sudu
Magnet
Sakelar Efek Hall
Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall
Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
Modul OPKR 50-011 B
3 . S e n so r P o s i si P o r os En g k o l Op t i k Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi optik
menggunakan
piringan
yang
secara
langsung
dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran. Contoh: -
90° untuk engine 4 silinder
-
60° untuk engine 6 silinder
-
45° untuk engine V 8 silinder
Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360°.
LED
Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan
memungkinkan
phototransistor,
cahaya
digunakan
dari
sebagai
LED sensor.
mencapai Output
phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU.
Modul OPKR 50-011 B
TMA *1
TMA * 2
TMA * 3
+2.4 V
Va
+0.2 V
Waktu Gambar 25. Output Pulsa
2 . S i st e m P e w a k t u P e n g ap i a n E le k t ro n i k ( E ST ) Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system penyejuk udara. Sistem ini terdiri dari: 1) Distributor dengan pembangkit sinyal 2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP) 3) Sensor Temperatur pendingin engine 4) Sakelar posisi throttle 5) Modul Pengendali Elektronik 6) Coil Pengapian 7) Kabel Tegangan Tinggi 8) Busi 9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter
Modul OPKR 50-011 B
10)
Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC
Saklar Start Pengapian
Gambar 26. Sistem EST
Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat pengapian.
Alternatif Sistem P engapian a) Capacitor Discharge Ignition (CDI) CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.
Modul OPKR 50-011 B
Cara Kerja Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke 400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk mengoperasikan system.
1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali
3c.Pembentuk
Pembangkit
Pulsa
jenis
Pulsa Induksi
4.Transfarmator 6.Distributor
Pengapian
D.Dioda
5.
C.Kaparitor
Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder
Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam Distributor
Modul OPKR 50-011 B
Pada
titik
pengapian
theristor
dipicu,
muatan
kapasitor
dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi. Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian memulai kembali siklus pengapian.
Keuntungan-keuntungan: a) System
CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk
memastikan
magnetic
coil
pengapian
terpenuhi
sepenuhnya. b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional.
b) Sistem Pengapian Magnet
Tujuan Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada sumber
baterai
dan
memberikan
tegangan
tinggi
yang
diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang pembakaran.
Penerapan Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang untuk menggerakkan: (a) Kendaraan kecil (b) Perangkat daya (c)
Sepeda motor
(d) Kendaraan salju
Modul OPKR 50-011 B
(e) Pemotong rumput (f)
Mesin gergaji
(g) Engine untuk perahu motor (h) Mesin pertanian (i)
Engine stasioner
Konstruksi
Magnet Fly-wheel
Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel M agnet
Sistem magnet ini terdiri dari: (a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.
Kapasit Unit Pelumas
Gambar 29. Pelat dudukan Magnet
Modul OPKR 50-011 B
(b)
Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor. (Sistem
yang
dikendalikan
elektronik
mempunyai
pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan.
Cara Kerja Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer. Armature
Lilitan Sekunde
Lilitan
Kontak
Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup
Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka
Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran arus
induksi
berhenti,
medan
magnet
kolap
dan
menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi. Catatan: Untuk
mendapatkan
output
yang
maksimal,
system
magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.
Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder banyak
c. R angk um an Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Keuntungan system pengapian elektronik: 1. Tidak menggunakan kontak poin 2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin 3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian 4. Saat pengapian lebih tepat 5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang
cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek hall
Modul OPKR 50-011 B
3. Sensor optik Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. Ketika
benda
logam
mengganggu
keseimbangan
medan
magnet,
tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan. Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.
d. Tug as 1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama! 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik! 3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik! 4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan mengenai sistem pengapian dan kendala-kendalanya!
Modul OPKR 50-011 B
e . Te st F o rm a ti f 1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik? 2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor)? 3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun magnet? 4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek! 5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI!
f. K unc i J aw ab an 1. Keuntungan system pengapian elektronik: -
Tidak menggunakan kontak poin
-
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
-
Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
-
Saat pengapian tebih tepat
-
Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang
2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah: lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. 3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup: -
Sensor posisi poros engkol
-
Sensor kecepatan kendaraan
-
Penghimpun saat pengapian
4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan)
Modul OPKR 50-011 B
tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudusudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu. 5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD: Keunggulan-keunggulan: a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional.
Kelemahan-Kelemahan: Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh pengaian yang dapat diandalkan.
g . L em b ar Ke rj a 1 . A la t da n b ah an -
1 Unit engine stand
-
Peralatan tangan
-
Avo meter
-
Lap/majun
-
Tool box
-
Tacho meter
-
Dwell tester
-
Timming light
2 . K e se la m a t an k e rj a -
Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
-
Ikuti instruksi dari Instruktur
-
Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja
-
Bila perlu mintalah buku manual
Modul OPKR 50-011 B
3 . L an gk a h k e rj a -
Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan
-
Perhatikan
instruksi
Praktik
yang
disampaikan
oleh
oleh
Guru/Instruktur -
Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
-
Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
-
Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan
-
Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik
-
Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
4 . Tu gas 1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! 2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran 3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi
Modul OPKR 50-011 B
Kegiatan
Belajar
3.
Pelaksanaan
Perbaikan,
Penggantian
Penyetelan
Komponen
D an
Dilaksanakan
Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Mat erial Yang Sesuai
a.
Tu ju an K e gi ata n P em be la ja ra n Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat:
b.
1.
Melakukan pemeriksaan sitem pengapian
2.
Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP
3.
Melakukan service/perbaikan sistem pengapian
4.
Melepas dan memasang distributor
5.
Memeriksa urutan pengapian (FO)
6.
Menggunakan alat uji sistem pengapian
Ur ai an ma t er i Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system pengapian lakukan hal berikut: 1 . S e ca r a v is u a l pe r i ks al a h -
Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau aus
-
Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan rusak
atau
bagian-bagian
tengah
pada
terminal-terminalnya
berjuntai -
Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer bagian luarnya rusak
-
Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip (jepitan) pengkelemnya patah
-
Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-tanda aus
Modul OPKR 50-011 B
2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan -
Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang bertegangan
tinggi
maupun
yang
bertegangan
rendah)
untuk
memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada sambungannya -
Dengan
cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang
vacuum -
Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada engine atau pada panel di bawah bonet
-
Periksalah saklar pengapian
-
Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument
-
Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua tahap pengoperasian harus positif
3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi -
Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi
-
Lepaskan tombol rotor
Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor)
Modul OPKR 50-011 B
Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button bila: a. Bilahnya aus atau longgar b. Karbon tracking atau isolasinya retak c. Lug atau locating clip atau atau rusak
-
Bersihkan rotor button
-
Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan logamnya
-
Laplah buttonnya dengan kain yang bersih Distributor
Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam -
Periksalah bagian dalam dari distributor cap a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar c. Karbon tracking
-
Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Teg angan tinggi
-
Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal distributor cap
-
Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower
-
Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya
-
Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan tinggi bila terjadi korosi
-
Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points
-
Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya
-
Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain
Catatan; Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektomya.
-
Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi
-
Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang ditentukan
-
Pasanglah rottor button
Modul OPKR 50-011 B
-
Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur pada poros distributornya
-
Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut terpasang dengan kuat pada cam lobes
-
Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus kencang
Catatan; Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang.
-
Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke busi
-
Lepaskan busi
-
Periksalah busi terhadap: 1. Isolasinya rusak atau retak 2. Kerusakan elektroda-elektrodanya 3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon 4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya
Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat
Modul OPKR 50-011 B
Catatan; Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi.
W arna dan Kondisi Elek troda
K ondisi Engine yang dapat diindikasi
Bersih,
kekuning-kuningan,
coklat Kondisi baik, tingkat panas stekernya
atau putih kusam
pas Campuran bahan baker terlalu encer;
Lapisan permukaan melepuh
steker tidak terpasang dengan tepat; katup-katup engine bocor
Elektroda-elektroda dan permukaan Stekernya macet; silinder-silindernya, steker kotor oleh oli
kendali katup dan piston-pistonnya aus
Elektroda-elektroda dan permukaan Campuran bahan baker terlalu pekat, steker tercemar/kotor oleh jelaga
celah terlalu lebar diantara elektrodaelektroda busi, tingkat panas stekernya tidak tepat
-
Bersihkan busi Tip Of centre electrode rounded and small recess at end of side Electrode
Before Filing
After Filing
Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi
Modul OPKR 50-011 B
-
Kikirlah elektroda-elektroda busi
-
Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan kedua elektroda
-
Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal menghilangkan erosinya
Gambar 38. Pengaturan Celah Busi -
Aturlah celah-celah busi a)
Pilihlah
ukuran
kawat
yang
telah
direkomendasi
pabrik
pembuatnya b)
Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah.
Peringatan: Jangan mengetok elektroda pusat atau m engaturnya.
-
Cuci dan keringkan busi a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi tersebut dengan udara tekan b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan penyemprot udara
-
Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi.
Modul OPKR 50-011 B
-
Tekan
kabel-kabel
tegangan
tinggi
ke
penjepit-penjepitnya.
Masukkan pelindung-pelindung pada busi dan tekanlah pelindung tersebut kuat pada tempatnya. -
Ceklah
firing
order
(susunan
pembakaran)
pada
kabel-kabel
tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah dipasang pada busi yang sesuai/tepat. -
Pasanglah koil kabel tegangan tinggi.
4 . M e m e r ik s a s u su n a n p e m ba k a r a n -
Pastikan firing order dari engine.
-
Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila tidak dapat ditemukan, baca lagi manual bengkelnya.
-
Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder.
-
Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada di bagian belakang. Pada beberapa engine nomor silinder menyembul pada kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari pabriknya.
-
Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor satu kembali menuju tutup distributor.
-
Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi berikutnya ke busi.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order
-
Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing order.
-
Periksalah arah rotasi dari rotor.
-
Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke busi dari silindernya.
-
Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa.
5 . M e n s e r v i s ba g i a n s y st e m p e n g a p ia n y a n g b er t e g a ng a n r e n d ah Catatan: Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi sedang diservis. Servis tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup distributornya diganti. -
Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya
-
Lepaskan rotor
-
Lepaskan penutup debu bila dilengkapi
-
Lepaskan contact breaker points
-
Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point pada plat breaker
Modul OPKR 50-011 B
-
Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-pointnya. Kunci pas pengapian atau obeng mungkin diperlukan.
Gambar 40. Memeriksa kontak poin
Catatan: Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan.
-
Tariklah kontak point dari distributor. LT. Lead
Screw s
Earth
Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin
Modul OPKR 50-011 B
Catatan: Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya.
-
Periksalah kontak point.
-
Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar atau pitted.
-
Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke lever, pasang point baru.
-
Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau putus dan karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang tepat.
-
Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada pivotnya.
-
Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor.
-
Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat harus disambungkan pada badan dan plat breakernya.
-
Periksalah bila cam aus atau kasar.
-
Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan kontak listrik mounting clampnya baik.
6 . M e n g et e s a l a t a d v an c e m e k a n i k Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 42. Mengetes Alat Advance
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros distributornya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati.
Gambar 43. Pelumasan
Modul OPKR 50-011 B
-
Bersihkan clan lumasilah distributornya.
-
Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi solvent.
-
Keringkanlah dengan lap lainnya.
-
Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya (parts).
Less than 1/3 of surface Fix Point Filed Worn Gambar 44. Membersihkan Point-point
-
Membersihkan kontak point
-
Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu carborundum
-
Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain bersih
-
Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih
7 . P e m a s a n g a n p o i n t -p o i n t k e d a la m d i st r i b u t o r -
Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block dari moving point.
-
Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat, masukkan skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-lahan.
Modul OPKR 50-011 B
-
Hubungkan
kabel
tegangan
rendah
ke
kontak
poin
untuk
memastikan bahwa semua terminalnya kencang. -
Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-kabel tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya.
Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point)
a) Periksalah
penjajaran
pennukaan-permukaan
kontak.
Bengkokkan point-point yang telah pas terpasang dengan alat khusus
atau
sepasang
tang
berhidung
mensejajarkannya dengan moving point.
Gambar 46. Mengatur Celah Point
Modul OPKR 50-011 B
panjang
untuk
b) Atur celah point -
Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe
-
tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat
- Aturlah -
kontak-kontaknya
Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge.
-
Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya
-
Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai
-
Kencangkan skrup-skrupnya.
c) Pasanglah rotor button. Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang button. d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada badan distributor.
Catatan: Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing (waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel.
8. Memeriksa dan mengatur sudut dw elt Lakukan hal berikut: a)
Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine
Modul OPKR 50-011 B
b)
Hidupkan
engine
dan
biarkan
sampai
mencapai
temperatur
pengoperasiannya c)
Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya
d)
Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya
e)
Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi dari pabriknya
Catatan: Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil dwell besarkan celah point.
9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing)
Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks)
Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara: -
Metoda Statis
-
Metoda Stroboscope (timing Light)
1)
Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis
Modul OPKR 50-011 B
-
Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
-
Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai.
-
Kunci kontak di "ON".
-
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke pembumian yang sesuai.
-
Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan kencangkan klem.
-
2)
Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.
Untuk
mengecek
dan
mengatur
saat pengapian
dengan
menggunakan metoda stroboscope (timing light) -
Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasian.
-
Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer ke
system
pengapian
sesuai
dengan
instruksi
pabrik
pembuatnya. -
Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang ada di distributor.
-
Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu perbaiki graduation lines (alur-alur graduasi) dengan cat.
-
Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang telah ditentukan.
Modul OPKR 50-011 B
Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian
-
Arahkan timing light ke tanda-tanda timing Penanganannya
harus
sangat
berhati-hati
agar
jangan
sampai tanganmu, atau timing light bersinggungan dengan bagian-bagian yang berputar. -
Periksalah dan aturlah saat pengapian Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor sesuai dengan arah rotasinya sampai saat pengapian yang ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat pengapiannya.
Gambar 50. Mengatur Saat
Gambar 49. Mengatur saat pengapian
Modul OPKR 50-011 B
Catatan: Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda trining yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya.
-
Matikan engine
-
Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke distributor
-
Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai putaran yang ditetapkan
-
Matikan engine dan lepaskan tachometer dan timing light. Lakukan road test terhadap kendaraan
Catatan: Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti 'ketukan'('pinking’).
c.
R angk um an Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabelkabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan degan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi distributornya diganti pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus diperbaharui. Jangan memutar engine pada kipas angin bila businya terpasang karena kipas anginnya dapat rusak. Saat pengapiannya tepat bila tanda timing
Modul OPKR 50-011 B
segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan pemasangan
distributor
juga
diterapkan
pada
system
pengapian
elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor harus dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft akan dijelaskan kemudian. Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad tsb,
berfungsi
untuk
mencegah
circlip
terlepas
keluar.
Beberapa
distributor tidak mempunyai bushing dan badannya bertindak sebagai permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya harus diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai. Pastikan
bandul-bandul,
pegas-pegas
dan
pena
tumpu
dipasang
mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus jenis non-magnetik.
d.
Tu ga s Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan kepada Siswa selalu berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari. Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten adalah Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan komponennya dimana sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 (keselamatan dan kesehatan kerja).
Modul OPKR 50-011 B
e.
Tes Form a ti f 1. Bagaimana cara mengatur celah dari Busi? 2. Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin? 3. Jelaskan cara mengetes advance mekanik? 4. Jelaskan langkah menyetel sudut dwell? 5. Jelaskan mengatur waktu pengapian dengan metode statis?
f.
K u nci Ja w ab an 1. Cara mengatur celah busi: (a) Pilihlah
ukuran
kawat
yang
telah
direkomendasi
pabrik
pembuatnya. (b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. 2. Cara mengatur celah point adalah: (a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe. (b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrupskrup penguat. (c)
Aturlah kontak-kontaknya.
(d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. (e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya. (f)
Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai.
(g) Kencangkan skrup-skrup.
Modul OPKR 50-011 B
3. Cara mengetes advancer mekanik Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki. Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros distributomya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati. 4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah: (a)
Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine.
(b)
Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya.
(c)
Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya.
(d)
Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya.
(e)
Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya.
5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis: (a)
Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
(b)
Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai.
Modul OPKR 50-011 B
(c)
Kunci kontak di "ON".
(d)
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke massa yang sesuai.
(e)
Pindahkan distributor hidup
(f)
g.
ke
arah rotasi sampai
lampu
dan kencangkan klem.
Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.
Lem b a r K er ja 1 . A la t da n B aha n -
Volt meter
-
Obeng + (Kembang ) dan - (Min)
-
Kunci Pas
-
Kunci Ring
-
Dial gauge
-
Dwell tester
-
Timing Light
-
Feeler gauge
-
Ware gauge (pengukur celah busi)
-
Satu unit died Engine
2 . K e se la m a ta n k er j a -
Persiapkan tempat kerja yang bersih
-
Gunakan pakaian kerja
-
Simpan alat pada tempat yang aman
-
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
3 . L an gk a h K e rj a a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian
Modul OPKR 50-011 B
c.
Perhatikan
instruksi
praktikum
yang
disampaikan
oleh
Guru/Instruktur d.
Lakukan sesuai dengan buku manual
e.
Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian
f.
Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas dan jelas
g.
Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di gunakan
4 . Tu ga s a.
Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas!
b.
Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
c.
Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur
Modul OPKR 50-011 B
BAB. II I EVALUASI A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif): a.
Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %.
b.
Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %.
c.
Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %.
d.
Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh).
e.
Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut.
B . P ER TA N YA AN 1. Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan? 2. Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional? 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut! a. Coil Pengapian b. Distributor c. Kondensor d. Busi 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin terbuka! 5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! 6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! 7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor.
Modul OPKR 50-011 B
8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilkan sinyal out-put! 9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan! 10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! 11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik! 13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar -
Tutup didistributor
-
Rotor
-
Busi
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing light! 15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Kunci Jawaban 1. Tujuan system pengapian pada kendaraan. Jawaban: -
Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar di dalam ruang pembakaran.
Modul OPKR 50-011 B
-
Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi engine.
2. Gambar
di
bawah
ini
menunjukan
komponen
sistem
pengapian
konvensional.
Keterangan: 1. Batere
2. Kunci Kontak
3. Coil Pengapian
4. Distributor
5. Kapasitor
6. Kontak poin
7. Busi
8. Kabel Busi
Jawaban: Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai perubahan putaran engine. 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut! Jawaban: a.
Coil
Pengapian:
Untuk
merubah
tegangan
rendah
menjadi
tegangan tinggi untuk dapat menghasiljan percikan bunga api. b.
Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk perangkat pemaju pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian).
c.
Kondensor: Menbantu kolapnya medan magnet dan mencegah terjadinya percikan bunga api pada kontak poin.
Modul OPKR 50-011 B
d.
Busi:
Menghasilkan
percikan
bunga
api
untuk
menyulut/membakar campuran udara/bahan bakar. 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka! Jawaban: Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil) Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder. 5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! Jawaban: Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin. 6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! Jawaban: a.
Tidak menggunakan kontak poin
b.
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
c.
Sudut Dwell ditentukan oleh unit pengapian
d.
Saat penyalaan lebih tepat
e.
Percikan bunga api lebih lama dan lebih besar
7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor. Jawaban:
Tutup Sudu
Penghimpun Medan
Sudu
Sakelar Efek
Modul OPKR 50-011 B
8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilakan sinyal out-put! Jawaban: Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada celah elemen Hall terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan Hall. 9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan! Jawaban: Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan memberikan sinyal ke coil pengapian untuk memberikan pengendalian pengapian. 10.Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! Jawaban: Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt menjadi 400 volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat penyalaan therystor dipicu,
kapasitor
mengosongkan
muatannya
melalui
lilitan
primer
menghasilkan pembentukan medan magnet yang sangat cepat, yang menyebabkan
kenaikan
tegangan
pada
lilitan
sekunder
yang
menghasilkan tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi. 11.Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! Jawaban: Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer, arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat kontak poin terbuka arus terhenti, medan magnet kolap menginduksi tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik! Jawaban: Untuk menjamin kemampuan kerja sistem
Modul OPKR 50-011 B
13.Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar Jawaban: -
Kabel tegangan tinggi Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak
-
Kabel tegangan rendah a) Terbakar, insulasi retak atau rusak b) inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya c) Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya
-
Coil Pengapian a) Kebocoran oli b) Insulasi atau retak pecah c) Kerusakan eksternal
-
Tutup distributor a) Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah b) Terminal terbakar atau rusak c) Sambungan karbon kendor atau rusak d) Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam
-
Rotor a) Blade kendor atau rusak b) Insulasi retak atau karbon retak c) Klip pengikat patah atau rusak
-
Busi a) Kerusakan Insulator b) Ekektroda eroded c) Sil rusak d) Ulir rusak e) Insulasi retak
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light! Jawaban: 1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja
Modul OPKR 50-011 B
2. Matikan engine dan pasang timing light 3. Lepas sambungan selang vacuum 4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley 5. Hidupkan engine 6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian 7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian 15.Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor! Jawaban: 1. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan disributor 2. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru penunjukan rotor 3. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan distributor 4. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan penggerak distributor terkait 5. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat 6. Kencangkan baut pengikat dengan tangan 7. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor 8. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi 9. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere 10.Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik 11.Kencangkan
baut
pengikat
distributor
sesuai
spesifikasi
pengencangan 12.Pastikan pipa
vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat
pengapian di setel.
Modul OPKR 50-011 B
C . K R I TE R I A K E LU LU S AN ASP EK
SK OR ( 0-1 0)
BOBOT
N I LAI
K ETER AN GA N
Sikap
2
Syarat kelulusan,
Pengetahuan
4
nilai minimal 70
Keterampilan
4
dengan nilai setiap aspek, minimal 7
Nilai Akhir
Kriteria kelulusan: 7 0 s /d 7 9
: Me me nu hi kr iter ia min imal de ng an bi mbi ng an
80 s/d 89
: Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s/d 100
: Diatas minimal tanpa bimbingan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan 1.1. Melepas rangkaian kelistrikan pada ignition coil 1.2. Memeriksa tahanan
Memeriksa
external
ignition coil
resistor 1.3. Memeriksa tahanan primary 1.4. Memeriksa nilai tahan secondary coil 1.5. Memeriksa
Modul OPKR 50-011 B
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan tahanan body
Melepas dan Membongkar distributor
2.1.Melepas selang-selang vacuum 2.2.Melepas distributor dari mesin 2.3.Melepas kabel tegangan tinggi -
Memeriksa nilai tahanan kabel coil
-
Memeriksa Nilai tahanan kabel busi No.1
-
Memeriksa Nilai tahanan busi No.2
-
Memeriksa Nilai tahanan busi No.3
-
Modul OPKR 50-011 B
Memeriksa
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan Nilai tahanan busi No.4 2.4.Melepas tutup distributor -
Memeriksa tutup distributor dari keretakan
2.5.Melepas Rotor -
Memeriksa Rotor terhadap keretakan
2.6.Melepas Condensor -
Memeriksa Condensor
2.7.Melepas Platina -
Memeriksa
Permukaan platina 2.8.Melepas Vacum
Modul OPKR 50-011 B
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan advancer -
Memeriksa Vacum advancer (utama & tambahan)
2.9.Memeriksa plat dudukan platina -
Memeriksa Kerja gerak dari plat dudukan platina
2.10. 2.10. Memeriks Memeriksa a Kerja sentrifugal advance 3.1.Memeriksa Kondisi busi -
Memeriksa keausan
Melepas
elektrode
semua busi
busi -
Memeriksa keretakan isolator busi
Modul OPKR OPKR 50-01 50-011 1B
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan 3.2.Membersihkan Endapan karbon pada busi 3.3.Mengukur celah busi 4.1.Memasang busi dengan
Memasang busi
benar (torsi kekencangan sesuai, tidak miring)
Merakit distributor sesuai SOP
5.1.Memasang Plat dudukan platina dengan benar 5.2.Memasang vacum 5.3.Memasang, memeriksa kontak platina dan menyetel celah platina sesuai SOP 5.4.Memasang condensor
Modul OPKR OPKR 50-01 50-011 1B
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan 5.5.Memasang Distributor ke mesin (sesuai SOP & repair manual) 5.6.Memasang Selang-selang vacum 5.7.Memasang tutup distributor 5.8.Memasang Kabel busi sesuai FO dengan benar 6.1.Memasang Kabel-kabel dengan benar
Memasang rangkaian coil
-
Positif coil
-
Negatif coil
-
Kabel external resistor coil
6.2.Memasang Kabel tegangan tinggi dari coil ke distributor
Modul OPKR OPKR 50-01 50-011 1B
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
Kriteria Unjuk Kerja
Aspek yan g harus dilakukan 7.1. Membaca,
Menyetel dan mengukur sudut dwell & timing
Mengukur & menyetel sudut dwell sesuai spesifikasi 7.2.Menyetel Timming pengapian sesuai SOP & repair manual = dwell OK RPM OK timming
Modul OPKR 50-011 B
Hasil pemeriksaan dan pengukuran
Kesimpulan
BAB . I V PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka, peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan untuk melanjutkan ke modul yang selanjutnya.
Modul OPKR 50-011 B