BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh seorang individu. Perubahan ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap dari individu setelah mengalami proses belajar. Proses belajar mengajar adalah semua aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasikan. Lingkungan ini diatur dan diranc dirancang ang oleh oleh guru guru agar agar kegiat kegiatan an belaja belajarr terarah terarah sesuai sesuai dengan dengan tujuan tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan peserta didik. Seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan kondisi belajar mengajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Kondisi ini memungkinkan bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Dua hal yang yang ikut ikut menent menentuka ukan n keberh keberhasi asilan lan kegiat kegiatan an belaja belajarr mengaj mengajar, ar, yakn yaknii peng pengat atur uran an pros proses es bela belaja jarr meng mengaja ajar, r, dan dan peng pengaja ajara ran n itu itu send sendir iri, i, dan dan keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Pada kegiatan ini, 1
guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebaga sebagaii medium mediumnya nya.. Dalam Dalam interak interaksi si itu, itu, pesert pesertaa didikl didiklah ah yang yang lebih lebih aktif aktif , sedang sedangkan kan guru guru hanya hanya sebaga sebagaii motiva motivator tor dan fasili fasilitat tator or bagi bagi pesert pesertaa didik. didik. Kema Kemamp mpua uan n guru guru meng mengat atur ur pros proses es bela belaja jarr meng mengaj ajar ar deng dengan an baik baik,, akan akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2006 : 33). Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat menentukan menentukan keberhasila keberhasilan n pembelajaran pembelajaran.. Metode Metode pembelajaran pembelajaran yang digunakan digunakan hendaknya dapat memberikan hasil yang baik, efisien dan efektif. Oleh karena itu, guru guru ditu ditunt ntut ut haru haruss dapa dapatt meng menggu guna naka kan n meto metode de pemb pembel elaj ajara aran n yang yang dapa dapatt merangsang aktivitas dan minat peserta didik dalam belajar serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran itu sendiri dalam prosesnya, seringkali guru hanya terpaku menggunakan satu metode mengajar sehingga dalam waktu yang relatif lama lama pese peserta rta didi didik k akan akan mera merasa sa bosa bosan, n, sehi sehing ngga ga tuju tujuan an pemb pembel elaja ajaran ran dan dan konsentrasi peserta didik jadi terganggu. Bila pelajaran hanya berisikan uraian dan penjelasan penjelasan-penjel -penjelasan, asan, kemungkin kemungkinan an besar peserta peserta didik berkurang berkurang minatnya. minatnya. Oleh karena itu, guru perlu mengadakan mengadakan variasi, variasi, baik dalam cara menyampaika menyampaikan n materi pelajaran (seperti dengan menggunakan alat peraga, gambar atau skema) maupun dalam metode dan proses interaksi (Marno dan Idris, 2008 : 109) Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku menggunakan satu satu meto metode de,, teta tetapi pi meng menggu guna naka kan n meto metode de yang yang berv bervari arias asii sesu sesuai ai deng dengan an karakt karakteris eristik tik materi materi dan tujuan tujuan pembel pembelajar ajaran an agar agar jalan jalan nya pengaj pengajaran aran tidak tidak
2
guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebaga sebagaii medium mediumnya nya.. Dalam Dalam interak interaksi si itu, itu, pesert pesertaa didikl didiklah ah yang yang lebih lebih aktif aktif , sedang sedangkan kan guru guru hanya hanya sebaga sebagaii motiva motivator tor dan fasili fasilitat tator or bagi bagi pesert pesertaa didik. didik. Kema Kemamp mpua uan n guru guru meng mengat atur ur pros proses es bela belaja jarr meng mengaj ajar ar deng dengan an baik baik,, akan akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2006 : 33). Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat menentukan menentukan keberhasila keberhasilan n pembelajaran pembelajaran.. Metode Metode pembelajaran pembelajaran yang digunakan digunakan hendaknya dapat memberikan hasil yang baik, efisien dan efektif. Oleh karena itu, guru guru ditu ditunt ntut ut haru haruss dapa dapatt meng menggu guna naka kan n meto metode de pemb pembel elaj ajara aran n yang yang dapa dapatt merangsang aktivitas dan minat peserta didik dalam belajar serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran itu sendiri dalam prosesnya, seringkali guru hanya terpaku menggunakan satu metode mengajar sehingga dalam waktu yang relatif lama lama pese peserta rta didi didik k akan akan mera merasa sa bosa bosan, n, sehi sehing ngga ga tuju tujuan an pemb pembel elaja ajaran ran dan dan konsentrasi peserta didik jadi terganggu. Bila pelajaran hanya berisikan uraian dan penjelasan penjelasan-penjel -penjelasan, asan, kemungkin kemungkinan an besar peserta peserta didik berkurang berkurang minatnya. minatnya. Oleh karena itu, guru perlu mengadakan mengadakan variasi, variasi, baik dalam cara menyampaika menyampaikan n materi pelajaran (seperti dengan menggunakan alat peraga, gambar atau skema) maupun dalam metode dan proses interaksi (Marno dan Idris, 2008 : 109) Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku menggunakan satu satu meto metode de,, teta tetapi pi meng menggu guna naka kan n meto metode de yang yang berv bervari arias asii sesu sesuai ai deng dengan an karakt karakteris eristik tik materi materi dan tujuan tujuan pembel pembelajar ajaran an agar agar jalan jalan nya pengaj pengajaran aran tidak tidak
2
membosank membosankan an tetapi tetapi menarik menarik perhatian perhatian peserta peserta didik. didik. Dengan Dengan penggabung penggabungan an metod metodee mengaj mengajar, ar, maka maka kelema kelemahan han metode metode yang yang satu satu dapat dapat ditutu ditutupi pi dengan dengan keleb kelebih ihan an meto metode de yang yang lain lain (Dja (Djama marah rah dan dan Zain Zain,, 2006 2006 :158 :158). ). Hal ters terseb ebut ut menjadikan tantangan bagi guru-guru fisika untuk dapat menggunakan variasi metod metodee pembel pembelajar ajaran an yang yang mampu mampu mening meningkat katkan kan pemaha pemahaman man peseta peseta didik, didik, kreativitas dan dan ide-ide serta menciptakan suasana pembelajaran yang baik bagi peserta didik. Berdasarkan pada uraian diatas, maka permasalahan yang diangkat adalah bag bagai aima mana na meng menggu guna naka kan n vari varias asii meto metode de pemb pembela elajar jaran an yang yang tepa tepatt deng dengan an karakteristik mata pelajaran, lebih menekankan pada interaksi antar-peserta didik dan dan juga juga guru guru serta serta dapa dapatt meran merangs gsan ang g kreat kreativ ivita itass pese pesert rtaa didi didik. k. Metod Metodee pembelajaran yang digunakan harus memungkinkan semua peserta didik terlibat seca secara ra akti aktiff dala dalam m pros proses es pemb pembela elaja jara ran n sehi sehing ngga ga dapa dapatt meng mengem emba bang ngka kan n kemampuan yang dimilikinya secara maksimal. Varia Variasi si meto metode de yang yang dapa dapatt digu diguna naka kan n seba sebaga gaii sala salah h satu satu alte altern rnat atif if pembelajaran fisika adalah menggabungkan antara metode brainstorming group dengan dengan teknik teknik mind mapping pikiran). Brainstorming (curah pendapat) pendapat) mapping (peta pikiran). adalah suatu metode pembelajaran melalui penggalian pendapat dari peserta didik. Guru Guru melont melontark arkan an suatu suatu topik topik permas permasala alahan han kepada kepada pesert pesertaa didik, didik, kemudi kemudian an peserta didik diminta mengemukakan pendapat, gagasan, atau saran sebanyak banya banyakny knyaa dari dari suatu suatu topik topik atau permas permasalah alahan an tersebu tersebut. t. Metode Metode ini member memberii kesempatan kesempatan kepada peserta peserta didik untuk mengemuka mengemukakan kan pendapat pendapat dan ide-ide kreati kreatiff
dalam dalam menyel menyelesa esaika ikan n suatu suatu masalah masalah dimana dimana ide-ide ide-ide tersebut tersebut dapat
3
dituangkan dalam bentuk mind mapping (peta pikiran). Mind Mapping atau disebut juga peta pikiran adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Dengan menggabungkan metode ini, diharapkan
dapat
melatih
dan
merangsang
partisipasi
peserta
didik
menyumbangkan ide-ide dalam suatu masalah dalam pembelajaran dan melatih kreativitas bagi peserta didik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun penulisan makalah tentang “Penggunaan Metode Brainstorming Group dan Mind
Mapping Dalam Pembelajaran Fisika”. 1.2. Rumusan Masalah 1.
Apakah metode brainstorming group dan mind mapping dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam pembelajaran fisika?
2.
Bagaimanakah kecocokan metode brainstorming group dan mind Mapping jika diterapkan pada materi fisika pokok bahasan lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah : 1.
Untuk mengetahui metode brainstorming group dan mind mapping dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam pembelajaran fisika.
4
2.
Untuk mengetahui kecocokan metode brainstorming group dan mind
mapping jika diterapkan pada materi fisika pokok bahasan lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup.
1.4
Batasan Masalah
1.
Materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup pada SMP.
2.
Makalah ini membahas mengenai teknik penggunaan brainstorming group dan mind mapping pada materi fisika lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup pada SMP.
1.5. Manfaat Penulisan
Dari pembahasan makalah ini nantinya, manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai masukan bagi guru untuk dapat menggunakan metode pembelajaran
brainstorming group dan mind mapping dalam pembelajaran fisika. 2.
Sebagai referensi bagi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan metode ini.
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Metode Pembelajaran
Belajar bukan menghafal bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri individu. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya serta daya reaksinya. Pembelajaran menurut degeng (Uno, 2008) adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Dalam pengertian ini secara implisit, dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang di inginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
6
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (Djamarah dan Zain, 2006 : 46).
Metode yang digunakan
dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode ini berfungsi sebagai media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan interaksi antara guru dengan peserta didik (Sudjana, 2005 : 97). Metode mengajar dapat
ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan
tujuan dan
bahan.
Pertimbangan pokok dalam menentukan metode terletak pada keefektifan proses belajar mengajar. Guru dan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Metode dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.2. Metode Brainstorming Group
Brainstorming (curah pendapat) adalah suatu metode pembelajaran melalui penggalian
pendapat dari peserta
permasalahan
kepada
peserta
didik. guru melontarkan
didik,
kemudian
peserta
suatu
didik
topik
diminta
mengemukakan pendapat, gagasan, atau saran untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan, untuk kemudian dirumuskan oleh guru (Makarao, 2009 : 147). Sebagai metode mengajar, brainstorming merupakan usaha membantu guru untuk membangun ide-ide baru, membuat ide-ide generasi baru muncul.
7
Metode brainstorming group diawali dengan anggota group atau kelompok memberikan berbagai ide yang terlintas dipikiran mereka tentang suatu masalah, semua
anggota
kelompok
mempunyai
kedudukan
yang
sama
dalam
mengemukakan pendapatnya, lebih baik lagi kalau semua ide yang dikumpulkan tidak hanya disampaikan secara lisan namun lebih baik dituliskan juga. Setiap anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat atau idenya, mempunyai hak dan kebebasan yang sama dan anggota kelompok yang lain tidak diperkenankan menyanggah pendapat ide tersebut sebelum diberi kesempatan untuk menanggapi maupun mengkritisi. Setelah semua anggota kelompok memberikan penjelasan tentang ide dan gagasannya untuk memecahkan suatu masalah, barulah dibahas bersama ide yang dapat diterima dan diprioritaskan dengan menempatkannya dalam skala prioritas yang tentu saja sudah disepakati bersama. Makarao (2009, 148) menyatakan ada beberapa tujuan yang bisa diperoleh suatu kelompok dengan melakukan teknik brainstorming , di antaranya adalah : 1.
Mendorong terjadinya penyampaian ide atau pengalaman peserta didik yang akan sangat membantu terjadinya refleksi dalam kelompok.
2.
Mendapat sebanyak mungkin pendapat, ide dari peserta didik tentang permasalahan yang dilontarkan.
3.
Membina peserta didik dalam mengkombinasikan dan mengembangkan kreativitas berpikir melalui ide-ide yang muncul.
4.
Merangsang partisipasi peserta didik.
5.
Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok.
8
6.
Melatih daya kreativitas berpikir peserta didik.
7.
Melatih peserta didik untuk mengekspresikan gagasan-gagasan baru menurut daya imajinasi mereka.
8.
Mengumpulkan sejumlah pendapat dari kelompok belajar yang berasal dari kenyataan di lapangan.
2.2.1
Langkah-Langkah Pembelajaran Brainstorming Group
Makarao
(2009,
149)
menyatakan
langkah-langkah
dalam
pembelajaran brainstorming group yaitu sebagai berikut : Persiapan
1.
Menentukan
dan
mempersiapkan
alat
peraga
ataupun
media
pembelajaran lainnya yang akan digunakan. 2.
Mempersiapkan jawaban yang benar tentang permasalahan yang dibahas peserta didik.
Pelaksanaan
1.
Guru memaparkan suatu masalah dan meminta agar peserta didik memecahkan/menanggapi masalah yang dipaparkan.
2.
Setiap tanggapan atau ide yang disampaikan peserta didik dicatat secara ringkas di papan tulis.
3.
Guru jangan memberikan
tanggapan
atau
kritik evaluasi
atas
pendapat/ide peserta didik sampai semua peserta didik mengutarakan pendapatnya dan tidak dapat lagi memberikan jawaban.
9
4.
Dibuat suatu analisa dari penyelesaian masalah yang diusulkan.
5.
Hasil analisa disajikan/dipaparkan di depan kelas dan ditanggapi dan dibahas bersama.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat ; 1.
Keaktifan peserta didik dalam menyampaikan pendapat/ide yang disampaikan.
2.
Proses diskusi kelompok dalam menganalisa permasalahan yang disampaikan.
3.
Motivasi peserta didik dalam menyampaikan pendapat.
4.
Solusi yang dihasilkan.
2.2.2 Kelebihan
dan
Kelemahan
Dari
Metode
Pembelajaran
Brainstorming Group
Makarao
(2009,
148)
menyatakan
adapun
kelebihan
Metode
Brainstorming Group dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1.
Merangsang semua peserta didik untuk ikut berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
2.
Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kelompok kecil.
3.
Mengembangkan peran serta peserta didik.
4.
Terjadi komunikasi dua arah.
10
5.
Mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan.
6.
Bila ada yang belum terpikirkan oleh guru, dapat dimunculkan oleh peserta didik. Makarao (2009, 149) menyatakan adapun kelemahan dari metode
Brainstorming Group dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1.
Sering pendapat yang muncul terlalu banyak, sehingga menyulitkan dalam merumuskannya secara keseluruhan.
2.
Mudah terlepas dari kontrol.
3.
Membosankan bila waktu tak dikendalikan.
4.
Bisa terjadi adanya dominasi dari peserta didik yang pandai, sehingga kurang kesempatan bagi peserta didik lainnya.
2.3. Min Mapping
Menurut Porter dan Hernacki (Kurniawati, 2010) Mind mapping juga dapat disebut peta pikiran. Mind Mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Mind Mapping dasarnya menggunakan citra visual dan dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.
11
Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Mind Mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara alami kerja otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada teknik mencatat tradisional.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola
secara visual dan
grafis yang akhirnya dapat
membantu
merekam, memperkuat,dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja
otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang
untuk
mengatur
dan
mengingat segala bentuk
informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada
setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan
12
peta
pikiran.
Dengan
demikian,
guru
diharapkan
dapat
menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping . Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan
tempat
belajar.
Jika
lingkungan
belajar
dapat
memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Mind mapping dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Untuk membuat suatu mind mapping , anak didik dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana topik utama dan subtopik-subtopik di ilustrasikan dalam suatu peta.
13
Gambar 2.1. Contoh Mind Mapping Disadur dari mapping/
http://pkab.wordpress.com/2008/02/29/peta-pikiran-mind-
Langkah-langkah dalam membuat peta pikiran adalah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi materi yang akan dibahas.
2.
Mengidentifikasi ide-ide sekunder yang menunjang ide utama tersebut.
3.
Tempatkan ide utama ditengah-tengah peta tersebut.
4.
Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide-ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama (Nur, 2000 : 37) Adapun kelebihan Mind Mapping menurut Mahmuddin (Kurniawati, 2010)
adalah sebagai berikut:
1.
Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2.
Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
3.
Catatan lebih padat dan jelas.
4.
Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5.
Catatan lebih terfokus pada inti materi
6.
Mudah melihat gambaran keseluruhan.
7.
Membantu
Otak
untuk
:
mengatur,
membandingkan dan membuat hubungan. 8.
Memudahkan penambahan informasi baru.
9.
Setiap peta bersifat unik. 14
mengingat,
Mahmuddin
(Kurniawati,
2010)
menyatakan
adapun
kelemahan Mind mapping adalah sebagai berikut : 1.
Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2.
Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
3.
Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa.
2.4. Lapisan Ozon dan Masalah Lingkungan hidup
2.4.1.
Proses Pelapukan di Permukaan Bumi
Semua kehidupan terjadi di lapisan litosfer mulai dari tumbuhan , hewan hingga manusia. Litosfer berasal dari kata lithos yang berarti batuan, dan spheros yang berarti lapisan. Litosfer juga disebut kerak bumi, yaitu lapisan bumi yang paling luar yang terdiri atas batuan. Litosfer tersusun dari batuan beku, batuan endapan dan batuan metamort. Batuan beku terjadi karena batuan cair pijar membeku yang berasal dari magma. Batuan endapan atau sedimen terjadi karena perombakan batuan lain atau karena proses kimia. Batuan metamorf terjadi setelah mengalami prposes peralihan akibat tekanan berat dan suhu bertambah dalam waktu yang cukup lama (Tim Abdi Guru, 2008 : 178).
a. Pengikisan Tanah
Pengikisan tanah atau erosi dapat terjadi karena aliran air di permukaan tanah, gerakan tanah dan oleh gelombang laut. 1.
Pengikisan Tanah oleh Aliran Air
15
Pengikisan tanah oleh air dapat terjadi secara alami (denudasi), tetapi dapat juga dapat terjadi karena ulah manusia melalui pembukaan lahan baru, misalnya dengan penebangan hutan. Air hujan tidak dapat ditampung terlebih dahulu dalam tanah oleh akar-akar tumbuhan, sehingga mengakibatkan banjir. Banjir itu membawa lapisan tanah (sedimen) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tandus. Pengikisan tanah akibat banjir yang disebabkan penebangan hutan dapat diatasi dengan cara mengadakan penghijauan kembali (reboisasi). 2.
Pengikisan Tanah oleh Gerakan Tanah Gerakan tanah meliputi tanah longsor, tanah runtuh dan aliran
tanah. Gerakan tanah biasa terjadi di daerah pegunungan, terutama di daerah berlereng curam, dan sering terjadi pada musim penghujan. Longsoran tanah bergerak perlahan-lahan, tetapi terus- menerus. Runtuhan tanah bergerak lebih cepat dibandingkan longsoran tanah. Runtuhan tanah biasanya terjadi di daerah lereng yang curam. 3.
Pengikisan Tanah oleh Gelombang Laut Garis pantai setiap saat dapat berubah akibat terkikis oleh
gelombang air laut. Hal ini mengakibatkan pantai mundur atau daratan berkurang. Pengikisan tanah di daerah pantai ini dapat mengancam keamanan dan ketenangan penduduk yang tinggal daerah pantai tersebut. Pengikisan tanah di daerah pantai ini dapat ditanggulangi
16
dengan cara membuat tembok penahan atau pemecah gelombang (Tim Abdi Guru, 2008 : 179). b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan naiknya magma dan air panas dari dalam bumi. Keluarnya magma ini diakibatkan karena adanya tekanan yang cukup tinggi dari dalam tanah. Magma dari gunung berapi yang telah bercampur dengan air disebut lahar. Lahar dari letusan gunung berapi dapat menimbulkan bencana, seperti korban jiwa manusia, ternak, persawahan dan fasilitas umum. Sumber bahaya lain dari letusan gunung berapi adalah gempa bumi dan awan panas dengan suhu yang dapat mencapai ratusan derajat celsius. Keberadaan gunung berapi selain dapat menimbulkan bencana juga dapat menimbulkan kesuburan tanah di wilayah sekitarnya. Setiap kali terjadi letusan tanahnya mengalami peremajaan dan seolah-olah mendapat pupuk alam (Tim Abdi Guru, 2008 : 181). c. Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi karena dua lapisan tanah mendorong satu sama lain di bawah tekanan sehingga kedua lapisan itu teregang dan akhirnya putus. Putusnya kedua lapisan tanah itu menghasilkan energi dalam bentuk getaran yang dahsyat yang disebut gempa bumi. Titik di permukaan bumi yang berada di atas pusat gempa disebut episentrum . Kekuatan gempa bumi dapat diukur dengan seismograf . Alat ini dapat
menghasilkan
garis
gelombang
17
pada
sebuah
kertas
dan
menghasilkan rekaman getaran gempa. Hasil rekaman garis gelombang itu disebut seismogram. Kekuatan gempa bumi dinyatakan dengan skala Richter. Skala Richter digunakan untuk mengukur kekuatan pada pusat gempa. Gempa bumi merupakan bencana alam yang besar, karena disamping merenggut jiwa manusia dapat juga menyebabkan kerusakan sarana prasarana dan segala fasilitas umum, seperti terputusnya aliran listrik, telepon, serta kerusakan bangunan dan rumah-rumah penduduk (Tim Abdi Guru, 2008 : 182). 2.4.2.
Proses Pemanasan Global
Lapisan udara yang menyelimuti bumi disebut atmosfer . Di atmosfer bumi terdapat berbagai macam gas termasuk gas
oksigen dan karbon
dioksida. Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup untuk bernapas, sedangkan karbon dioksida merupakan salah satu gas yang berfungsi untuk menjebak panas di atmosfer sehingga panas di bumi yang diperlukan oleh makhluk hidup tetap terjaga. Peristiwa terjebaknya sinar matahari yang masuk ke atmosfer bumi sehingga panas di bumi tetap terjaga disebut efek rumah kaca. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini menyebabkan banyak pabrik berdiri dan banyak kendaraan umum dan pribadi, sehingga kadar karbon dioksida di udara meningkat tajam akibat asap yang dihasilkan pabrik dan kendaraan. Gas karbon dioksida yang meningkat tajam di atmosfer menyebabkan meningkatnya panas yang
18
terjebak oleh gas itu sehingga bumi bertambah panas. Pengaruh kenaikan suhu tersebut dapat menyebabkan es di daerah kutub-kutub bumi akan meleleh. Hal ini akan menyebabkan banjir khususnya di kota-kota sekitar daerah pantai karena permukaan air laut meningkat (Tim abdi Guru, 2008 : : 183). 2.4.3.
Lingkungan dan Kesehatan Manusia
a.
Proses-Proses di Lingkungan dan Kesehatan Manusia
Jumlah manusia yang terus bertambah mengakibatkan beban berat bagi lingkungan. Kegiatan manusia yang tidak diatur dan direncanakan dengan baik akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh-contohnya sebagai berikut : 1.
Lingkungan menjadi kumuh. Di kota-kota besar banyak
perkampungan kumuh yang rumah-rumahnya terkesan seadanya jauh dari syarat-syarat rumah sehat sehingga warganya mudah terserang penyakit. 2.
Air sungai menjadi keruh akibat penggundulan hutan yang
tak terkendali sehingga humus tanah terbawa air waktu turun hujan sehingga tanah menjadi tandus. 3.
Lapisan ozon di atmosfer bumi menjadi berlubang akibat
pemakaian CFC (Chlorofluorocarbon ) pada lemari es, alat semprot dan alat penyejuk udara (AC). Akibatnya, lapisan atmosfer yang menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari
19
berkurang. Radiasi sinar ultraviolet ini berbahaya karena dapat menyebabkan kanker kulit (Tim Abdi Guru, 2008 : 185) . b.
Polusi Tanah
1.
Limbah Zat Kimia Berbahaya Tanah bisa mengalami polusi akibat pembuangan limbah yang
berbahaya. Polutan itu bisa berupa sisa zat kimia yang dihasilkan dari rumah tangga, pabrik, rumah sakit, dan lain sebagainya. Polutan yang akan dibuang ke tanah akan berpengaruh pada kehidupan tumbuhan. Apabila tumbuhan itu dikonsumsi manusia, maka kesehatan manusia akan terganggu. 2.
Sampah Plastik Sampah plastik tidak mudah hancur. Sampah plastik baru akan
hancur setelah puluhan bahkan ratusan tahun. Jika sampah plastik ini dibuang di sembarang tempat, maka akan menutup permukaan tanah sehingga kesuburan tanah terganggu. Usaha yang dilakukan adalah mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan-bahan keperluan rumah tangga yang berguna (Tim Abdi Guru, 2008 : 186).
c.Polusi Udara
1.
Suara Dengan Intensitas Tinggi WHO (World Health Organisation) atau badan kesehatan
dunia menganggap bahwa suara bising sebagai pencemaran udara.
20
Frekuensi bunyi yang tinggi pada batas-batas tertentu dapat mengganggu.
Bunyi
dengan
intensitas
yang tinggi
ternyata
merupakan polutan yang dapat mengganggu kesehatan. Batas kesanggupan pendengaran manusia berada pada ukuran 140 dB (dB singkatan dari desibel , yaitu satuan intensitas bunyi). Sumber pencemaran dan intensitas bunyi berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : •
Roket, kapal terbang (pesawat), dan sejenisnya 170 dB
•
Sirine 150 dB
•
Sepeda motor 110 dB
•
Kereta api 90 dB
•
Pasar dan supermarket 60 dB, dan sebagainya.
Berada dalam daerah dengan intensitas kebisingan yang tinggi dapat mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan denyut jantung,
gangguan ritme
pernapasan,
gangguaan
pencernaan,
gangguan saraf pusat (otak), megakibatkan stress sehingga orang merasa cemas, resah, mudah marah, takut, dan sebagainya. Suatu daerah dapat dijaga dari kebisingan dengan melakukan langkahlangkah sebagai berikut : •
Lapangan
terbang
dibangun
jauh
dari
pemukiman
penduduk. •
Gedung-gedung pertunjukan, supermarket dan sebagainya
dibuat kedap suara.
21
•
Tidak menggunakan mobil/motor dengan knalpot terbuka.
•
Penggunaaan sound system hendaknya memperhatikan
keadaaan lingkungan. 2.
Gas-Gas Berbahaya Gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan karbon
dioksida dapat menyebabkan polusi udara. Gas buangan hasil pembakaran pada mobil berupa karbon monoksida (CO) dapat mematikan. Karbon dioksida yang dihasilkan pabrik industri dan transportasi dapat menyesakkan pernapasan dan merusak lapisan ozon di atmosfer (bila kadar karbon dioksida berlebihan) sehingga radiasi ultraviolet yang dapat mengakibatkan kanker kulit mampu menembus lapisan atmosfer bumi dengan mudah. 3.
Gangguan Medan Elektromagnetik Gangguan Medan Elektromagnetik berasal dari jaringan listrik
tegangan tinggi. Gelombang elektromagnetik ini mengakibatkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan pembuluh darah, dan sebagainya. Oleh karena itu, instalasi listrik tegangan tinggi dibangun jauh dari pemukiman penduduk (Tim Abdi Guru, 2008 : 186-188).
d.
Polusi Air
22
Air yang telah tercemari limbah pabrik atau bahan kimia lainnya jika dikonsumsi dapat menyebabkan bermacam penyakit. Berikut beberapa contoh pencemaran air. 1.
Pencemaran yang terjadi di sungai berupa limbah industri
pabrik dalam bentuk zat kimia berbahaya yang dibuang ke sungai yang dimanfaatkan untuk air minum, mandi, dan mencuci dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit kulit, diare dan disentri. 2.
Sungai-sungai yang menjadi tempat pembuangan limbah
kimia yang berasal dari pabrik-pabrik seperti senyawa merkuri menyebabkan pencemaran. Senyawa ini larut di air dan bisa mengendap dalam tubuh ikan. Air yang sudah tercemar jika diminum dan ikannya dimakan, akan mengakibatkan keracunan. Senyawa ini dapat mengendap dalam tubuh manusia. Manusia yang dalam tubuhnya terjadi
pengendapan senyawa ini akan mengalami
gangguan pertumbuhan badan dan kecerdasan/keterbelakangan mental (Tim Abdi Guru, 2008 : 188).
2.5. Implementasi Metode Brainstorming Group dan Mind Mapping Pada
Pembelajaran Fisika Materi Pokok Lapisan Ozon dan Masalah Lingkungan Hidup
23
Materi pokok lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup merupakan materi fisika yang menarik untuk dipelajari. Materi ini banyak menyajikan bahan bacaan yang menjelaskan proses-proses yang terjadi di lapisan-lapisan litosfer dan berbagai pengaruh dari global warming atau pemanasan global serta berbagai masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam menyampaikan materi tersebut juga harus membuat peserta didik kreatif dan aktif dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari materi tersebut, dimana peserta didik diharapkan dapat menemukan sendiri ide-ide pada materi fisika lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup. Berikut
adalah
contoh
pola
pembelajaran
menggunakan
metode
brainstorming group dan mind mapping pada materi fisika lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup. Guru memberitahukan peserta didik materi yang akan diajarkan pada pertemuan yang akan datang. Satu minggu sebelum kegiatan dimulai, guru memberitahukan peserta didik membawa sumber belajar seperti buku yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan pelengkapan lainnya seperti spidol atau pensil gambar. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Tahap Persiapan 1. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran seperti kertas karton atau kertas gambar, dan jawaban yang benar terhadap permasalahan yang dibahas sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Tahap Pelaksanaan
24
a. Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit) 1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada peserta
didik. 2. Guru mengingatkan peserta didik dengan bertanya : apakah mereka
masih ingat materi yang akan dipelajarinya dimana materi yang akan dipelajarinya tersebut sudah diberitahukan pada pertemuan sebelumnya, kegiatan ini dilakukan untunk mengarahkan perhatian dan memotivasi peserta didik. Kemudian, guru menanyakan apakah peserta didik
membawa sumber belajar
yang telah
diberitahukan pada pertemuan sebelumnya? 3. Setelah semua peserta didik menunjukkan alat dan bahan yang mereka bawa, kemudian guru menjelaskan bahwa mereka akan belajar dengan cara yang menarik dan berbeda dengan pertemuan sebelumnya mengenai materi lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup. 4. Guru menuliskan materi pembelajaran di papan tulis. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pembelajaran tersebut.
b. Kegiatan Inti (± 70 menit) 1. Guru memaparkan masalah mengenai materi fisika lapisan ozon
dan masalah lingkungan hidup, peserta didik diarahkan untuk
25
menyimak permasalahan yang dipaparkan tersebut. Kemudian untuk memecahkan masalah tersebut, guru meminta peserta didik untuk mendiskusikannya di dalam kelompok. 2. Guru membagi peserta didik dalam kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4 orang, kemudian mengatur posisi dan mengarahkan peserta didik dalam kelompok agar kondisi kelas tetap tertib. 3. Guru menjelaskan tugas yang akan mereka lakukan dalam kelompoknya, berkaitan dengan masalah yang telah dipaparkan tadi. 4. Guru Membagikan Kertas karton dan dan meminta masing-masing kelompok menuliskan gagasan dan ide-idenya mengenai masalah yang telah dipaparkan. 5. Guru menjelaskan agar ide-ide dan gagasan dituliskan dalam
bentuk mind mapping . Kemudian Guru menjelaskan cara membuat
mind mapping . 6. Guru membagikan lembar kegiatan (berisi masalah yang akan di
diskusikan dan juga cara membuat mind mapping ) sebagai panduan bagi peserta didik dalam bekerja kelompok dan menjelaskannya jika ada yang masih belum paham. 7. Guru meminta dan memotivasi peserta didik agar setiap anggota
kelompok terlibat aktif dalam memberikan gagasan dan ikut ambil bagian dalam kerja kelompok.
26
8. Guru membimbing peserta didik dalam bekerja dan berdiskusi dalam kelompok. 9. Guru memantau peserta didik dalam kerja kelompok. 10. Setelah
waktu
yang ditentukan,
semua
anggota
kelompok
diharapkan sudah selesai semua mengerjakan tugasnya, kemudian secara bergiliran setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi nya yang telah dituliskan dalam bentuk mind mapping dengan syarat kelompok lain tidak boleh menanggapi sampai semua kelompok mendapatkan kesempatan untuk presentasi. 11. Guru dan peserta didik bersama-sama membahas dan menanggapi ide-ide yang telah dipresentasikan c. Kegiatan Penutup (± 5 menit) 1.
Guru merumuskan ide-ide yang telah didapatkan untuk
dapat digunakan dalam pemecahan masalah, kemudian jika belum ada yang terpikirkan oleh peserta didik dapat dimunculkan ataau dilengkapi oleh guru. 2.
Kumpulan ide-ide yang telah dituliskan dalam bentuk Mind
mapping dari masing-masing kelompok dikumpulkan, untuk melihat bagaimana kreativitas dan solusi yang dihasilkan peserta didik. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilihat dari :
27
1. Keaktifan peserta didik dalam menyampaikan pendapat/ide yang
disampaikan baik melalui proses diskusi dalam kelompok maupun pada saat kegiatan presentasi. 2. Proses diskusi kelompok. 3. Kepahaman peserta didik dalam membuat mind mapping pada
materi fisika lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup yaitu dengan melihat dari mind mapping yang telah dibuat peserta didik.
28
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Metode brainstorming group dan mind mapping merupakan gabungan dua metode pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dalam menyampaikan pendapat, ide-ide dan merangsang kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,
diharapkan metode ini
dapat
digunakan sebagai salah salah satu metode dalam pembelajaran fisika. 2. Materi pokok lapisan ozon dan masalah lingkungan hidup
merupakan materi yang banyak memberikan uraian dan bahan bacaan, sehingga dengan metode brainstorming group dan mind mapping , peserta didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran dengan menemukan sendiri ide-ide dalam mata pelajaran tersebut kemudian
29
dapat mengemukakan nya dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, materi tersebut memiliki kecocokan jika diajarkan dengan menggunakan metode brainstorming group dan mind mapping .
3.2. Saran 1.
Penggunaan metode brainstorming group dan mind mapping ini membutuhkan kemampuan dan keaktifan yang cukup besar dari semua peserta didik, sehingga tidak semua peserta didik bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu diharapkan bimbingan dan panduan guru dalam memotivasi peserta didik agar terlibat dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
30
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar edisi
revisi. Jakarta : Rineka Cipta. (http://pkab.wordpress.com/2008/02/29/peta-pikiran-mind-mapping/).
Kurniawati, D. 2010. Pengaruh metode Mind Mapping dan Keaktifan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Tersedia
pada :http//etd.eprints.ums.ac.id/8677/2/A210060103.pdf. Diakses pada tanggal 20 November 2010. Makarao, N. Ramadani. 2009. Metode Mengajar Dalam Bidang Kesehatan . Bandung : Alfabeta.
31
Marno dan Idris, M. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Nur, Mohamad. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Tim Abdi Guru. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas IX. Jakarta : Erlangga. Uno, B. Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran . Jakarta : Bumi Aksara.
32