BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kebutuhan yang sama. Akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berfikir keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkan. Kebutuhan fisiologis atau kebutuhan fisik manusia merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang harus terpenuhi agar kelangsungan hidup bisa bertahan. Ada beberapa kebutuhan fisik manusia yang akan dibahas yaitu Mobilisasi yang merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur serta pengaturan posisi sebagai salah satu cara mengurangi resiko menghindari terjadinya dekubitus pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh dan mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan body aligmen ! struktur tubuh ". Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Mereka akan lebih sehat ketika seseorang dapat berdiri dan bergerak. ! #ster, $%%& "
1.2.
Rumusan M asalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah ' (. $. *. . &. . /. 0.
Apa yang dimaksud mobilitas dan imobilitas) Apa yang dimaksud dengan joint mobility) Apa saja prinsip+prinsip mekanika tubuh) Apa saja faktor+faktor yang mempengaruhi mobilitas) -agaimana efek fisiologis dan psikologis dari perubahan mobilitas) Apa saja gangguan+gangguan mobilitas) -agaimana perubahan perkembangan pada pasien gangguan mobilisasi) -agaimana Askep pasien dengan gangguan mobilitas fisik ) 1.3. Tujuan (. 1ntuk mengatahui Pengertian, mobilitas dan imobilitas. $. 1ntuk mengatahui joint mobility. *. 1ntuk mengatahui prinsip+prinsip mekanisme tubuh.
1
. &. . /.
1ntuk mengatahui faktor+faktor yang mempengaruhi mobilitas. 1ntuk mengatahui efek fisiologis and psikologis dari mobilitas. 1ntuk mengatahui gangguan mobilitas 1ntuk mengatahui perubahan perkembangan pada pasien
gangguan
mobilisasi. 0. 1ntuk mengatahui askep pasien dengan gangguan mobilitas fisik.
BAB II TINAUAN TE!RI 2.1.
Pengert"an M#$"l"tas %an Imm#$"l"tas Mobilitas adalah kemampuan seseorang individu untuk bergerak secara
bebas,
teratur,
dan
mudah
untuk
memenuhi
kebutuhan
aktivitas
guna
mempertahankan kesehatan. ! 2idayat, $%($ ".
2
3mobilisasi adalah keadaan seseorang yang tidak dapat bergerak secara bebas, karena kondisi yang menganggu aktivitas yang diakibatkan seperti trauma tulang belakang dan cedera otak berat. ! 2idayat, $%($ " 3mobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring !4arrison, $%%". 2.1.1. en"s&jen"s M#$"l"sas" %an Im#$"l"sas" A. 5enis Mobilisasi Menurut A. A6i6 Alimul 2idayat !$%($" jenis Mobilisasi dibagi menjadi dua,
yaitu' (. Mobilitas Penuh Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan peran sehari+hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang. $. Mobilitas 7eb agian Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan syaraf motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua yaitu' •
Mobilitas 7ebagian 8emporer, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Kemungkinan disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, 9ontoh' adanya dislokasi
•
sendi dan tulang. Mobilitas 7ebagian Permanen, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. 2al tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh' hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.
-. 5enis 3mobilisasi Menurut A. A6i6 Alimul 2idayat !$%($", imobilisasi dibagi menjadi empat, yaitu' (. 3mobilitas fisik , merupakan pembatasan untu k bergerak secara fisik deng an tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan hemipelgia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di
3
daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan. $. 3mobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak suatuemosional, penyakit. merupakan keadaan ketika seseorang mengalami *. akibat 3mobilitas pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba+tiba dalam menyesuaikan diri. 7ebagai contoh, keadaan stres berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling dicintai. . 3mobilitas sosia l, merup akan kead aan individu yang mengalami hamb atan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat memengaruhi perannya dalam kehidupan sosial. 2.2. #"nt M#$"l"t'(M#$"l"tas )en%" 7endi adalah unit fungsional dari muskuloskeletal system. jumlah maksimum
pergerakan yang tepat pada tulang sendi bagian tubuh tertentu seperti sagital, frontal dan transversal disebut dengan :;M !:ange ;f Motion". 8iap pergerakan sendi 'fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, efersi, pronasi, supinasi dan lain+lain. !Ko6ier dan #rb, $%%<"
A. :;M !:ange ;f Motion" :;M adalah pergerakan maksimum yang dilakukan oleh sendi. =ang bervariasi pada setiap individu ditentukan secara genetis, pola perkembangan, ada atau tidak adanya penyakit, dan banyaknya aktivitas fisik yang biasaanya dilakukan seseorang. Latihan rentang pergerakan sendi dibedakan menjadi rengtang pergirakan sendi aktif, pasif, atau aktif+asistif !Ko6ier dan #rb, $%%<" (. :entang pergarakan sendi aktif Latihan rentang pergerakan sendi aktif merupakan latihan isotonic dengan klien secara mandiri menggerakan setiap sendi di tubuhnya melalui rentang pergerakan sendi yang lengkap, peregangan seluruh kelompok otak secara maksimal pada setiap bidang di atas sendi. Latihan ini dimaksutkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan serta membantu mempertahankan fungsi kardiorespiratory pada klien yang imobilisasi. 5uga untuk mencegah memburuknya kapsul sendi ankiolosis dan kotraktur sendi.
4
Latihan rentang pergerakan sendi aktif a" Melakukan setiap lati han rentang pergerakan sendi sampai pada titik adanya sedikit tahanan, jangan melampaui, dan jangan pernah sampai pada titik ketidaknyamanan. b" Lakukan gerakan+gerakan secara sistematis, dengan urutan yang sama untuk setiap sesinya. c" Lakukan setiap latihan sebanyak tiga kali d" Lakukan setiap seri latihan dua kali sehari e" 5ika pada pasien lansia, tidak perlu menc apai rentang pergerakan sendi yan g lengkap. Akan tetapi melakukan rentang pergerakan sendi secukupnya sehingga dapat melakukan aktivitas seperti berjalan, berpakaian, menyisir rambut, mandi, dan mempersiapkan makanan. !Ko6ier dan #rb, $%%<" $. :entang pergerakan sendi pasif Merupakan latihan rentang pergerakan sendi yang dibantu orang lain untuk menggerakan setiap sendi pasien secara lengkap dan merengangkan secara maksimal. Latihan rentang pergerakan sendi pasif tidak berguna untuk mempertahankan kekuatan otot tetapi berguna dalam mempertahankan flekbilitas sendi. ;leh karena itu latihan rentang pergerakan pasif harus dilakukan jika klien tidak mampu untuk melakukan gerakan secara aktif. Latihan rentang pergerakan sendi pasif harus dilakukan pada tiap gerakan lengan, tungkai, dan leher !yang tidak dapat dilakukan oleh pasien secara aktif" 7etiap latihan harus dilakukan dua kali sehari satu seri latihan yang dilanjutkan dengan mandi akan sangat membantu. Latihan rentang pergerakan sendi pasif akan lebih efektif jika pasien berbaring supine. !Ko6ier dan #rb, $%%<" *. :entang pergerakan sendi aktif+asistif Latihan rentang pergerakan sendi aktif+asistif mengunakan lengan atau tungkai yang berla>anan dan lebih kuat menggerakan setiap sendi pada ekstremitas yang tidak melakukan gerakan aktif. Pasien belajar untuk menyanggah dan menggerakan lengan atau tungkai yang lemah dengan bantuan tangan atau tungkai yang lebih kuat sejauh mungkin kegitan ini akan meningkatkan gerakan aktif pada sisi tubuh yang leebih kuat dan menjaga fleksibilitas sendi pada sisi tubuh yang lemah. Latihan ini sangat berguna untuk pasien struk yang menggalami hemiplegi !paralisis pada sebagian tubuh". !Ko6ier dan #rb, $%%<"
5
Pasien yang mobilisasi sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan ini dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara mobilisasi persendiha n. 4erakan latihan :;M Aktif dan Pasif dapat dilakukan dengan ' (. ?leksi dan ekstensi pergelangan tangan 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien. 8ekuk tangan pasien ke depan sejauh mugkin. 9atat perubahan yang terjadi.
$. ?leksi dan ekstensi siku 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya. 8ekuk siku pasien sehingga tangannya mendekan bahu Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya. 9atat perubahan yang terjadi *. Pronasi dan supinasi lengan ba>ah 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi lengan ba>ah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk Letakkan satu tangan pera>at pada perg elangan pasien dan pegan g tangan pasien dengan tangan lainnya Putar lengan ba>ah pasien sehingga telapaknya menjauhinya Kembalikan ke posisi semula Putar tangan ba>ah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya Kembali ke posisi semula 9atat perubahan yang terjadi . Pronasi fleksi bahu 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya
6
Letakkan satu tangan pera>at di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya Angkat lengan pasien pada posisi semula 9atat perubahan yang terjadi
&. Abduksi dan adduksi 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi lengan pasien di samping dadanya Letakkan satu tangan pera>at di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya 4erakan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah pera>at Kembalikan ke posisi semula 9atat perubahan yang terjadi. . :otasi bahu 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk Letakkan satu tanga n pera>at di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain 4erakkan lengan ba>ah ke ba>ah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke ba>ah Kembalikan lengan ke posisi semula 4erakkan lengan ba>ah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas Kembalikan lengan ke popsisi semula 9atat perubahan yang terjadi /. ?leksi dan ekstensi jari+jari 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Pegang jari+jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang kaki -engkokkan !tekuk" jari+jari kaki ke ba>ah Luruskan jari+jari kemudian dorong ke belakang Kembalikan ke posisi semula 9atat perubahan yang terjadi
0. 3nfersi dan efersi kaki 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan
7
Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya Kembalikan ke posisi semula Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain Kembalikan ke posiis 9atat perubahan yang semula terjadi <. ?leksi dan ekstensi pergelangan kaki 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Letakkan satu tangan pera>at pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. 5aga kaki lurus dan rileks 8ekuk pergelangan kaki, arahkan jari+jari kaki ke arah dada psien Kembalikan ke posisi semula 8ekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien 9atat perubahan yang terjadi (%. ?leksi dan ekstensi lutut 9ara' 5elaskan prosedur yang akn dilakukan Letakkan satu tangan di ba>ah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin Ke ba>ahkan kaki dan luruskan lutut dengan mangangkat kaki ke atas Kembalikan ke posisi semula 9atat perubahan yang terjadi
((. :otasi pangkal paha 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Letakkan satu tangan pera>at pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut Putar kaki menjauhi pera>at Putar kaki ke arah pera>at Kembalikan ke posisi semula 9atat perubahan yang terjadi ($. Abduksi dan adduksi pangkal paha 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan Letakkan satu tangan pera>at di ba>ah lutut pasien dan satu tangan pada tumit
8
5aga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 0 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien 4erakkan kaki mendekati badan pasien Kembalikan ke posisi semula 9atat perubahan yang terjadi
-. Macam pergerakan sendi (. ?leksi adalah aksi mengu rangi sudut persendian. Misalnya membengkokkan siku. $. #kstensi adalah aksi mempe rbesar sudut pers endian misal nya, meluru skan kepala pada siku. *. 2iperekstensi adalah aksi merenggangkan atau melakukan ekstensi persendian . &. . /.
lebih lanjut misalnya, membengkokkan kepala ke belakang Abduksi adalah aksi menggerakan tulang menjauhi garis tengah tubuh. Adduksi adalah aksi mengerakan tulang mendekati garis tengah tubuh. :otasi adalah aksi memutar tulang pada poros pusatnya. 7irkumduksi adalah aksi memutar bagian distal tulang sementara bagian
proksimal tetap diam. 0. #fersi adala h aksi mem balikan telapak kaki keluar dan meng gerakkan sendi pergelangan kaki. <. 3nversi adalah aksi membalikan telapak kaki kedalam menggerakan sendi pergelangan kaki. (%. Pronasi adalah aksi menggerakkan tulang lengan ba>ah sehingga telapak tangan menghadap keba>ah saat lengan diulurkan ke depan tubuh. ((. 7upinasi adalah aksi menggerakkan tulang lengan ba>ah sehingga telapak tangan menghadap keatas saat lengan diulurkan kedepan tubuh. !Ko6ier dan #rb, $%%<" 2.3.
Pr"ns"*&Pr"ns"* Me kan"ka Tu$uh
Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan tubuh yang aman, efisien dan terkoordinasi untuk menggerakkan objek dan melakukan aktivitas hidup sehari+hari. =ang bertujuan untuk memfasilitasi penggunaan kelompok otot yang secara aman guna untuk menjaga keseimbangan, mengurangi energy yang diperlukan menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cidera. ! Ko6ier dan #rb, $%%<" 2.3.1. B#%' mekan"k mem"l"k" 3 elemen %asar+ 'a"tu ' (. -ody aligment !postur tubuh"
9
Merupakan susunan geometrik bagian+bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain. Kesejajaran tubuh yang baik meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal pada posisi klien' berdiri, duduk atau berbaring. 7aat sejajar dengan baik, tubuh mencapai keseimbangan tanpa ketegangan yang tidak semestinya pada sendi, otot, tendon, atau ligament. $. -alance !keseimbangan" Merupakan suatu keadaan seimban g karena kekuatan yang berla>anan yang saling menetralkan satu sama lain. 1ntuk membedakan antara keseimbangan dan kesejajaran tubuh merupakan hal yang sulit >alaupun keseimbangan adalah hasil kesejajaran tubuh yang benar. 1ntuk mencapai keseimbangan dengan baik dapat dilakukan dengan melakukan prinsip gravitasi yang merupakan prisip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanik tubuh dengan benar yaitu memandang bah>a gravitasi sebagai sumbuh dalam pergerakan tubuh. -eberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya '
Pusat 4ravitasi ! center of gra fity) tubuh merupakan pusat gravitasi yang
berada dalam pertengahan tubuh 4aris 4ravitasi ! line of grafity " merupakan garis imaginer vertikal melalui
pusat gravitasi Dasar 8umpuan !base of support " merupakan dasar dimana seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang. 7eseorang dianggap mempertahankan keseimbangan jika garis gravitasi
!merupakan garis imaginer ventrikel melalui pusat gravitasi" mele>ati pusat gravitasi !titik yang berada dipertengahan tubuh" dan dasar tumpuhan !merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh". Pusat gravitasi pada orang de>asa yang berdiri sejajar dengan baik terletak sedikit di depan bagian atas sacrum. 1ntuk keseimbangan pada orang de>asa yang harus berdiri harus memusatkan berat badan secara simetris sepanjang garis gravitasi. Pada orang yang berdiri sejajar dengan baik, pusat gravitasi tetap cukup stabil. Keseimbangan bergantung pada hubungan timbal balik antara pusat gravitasi, garis gravitasi dan dasar tumpuan. 7aat seseorang bergerak, semakin dekat gravitasi kepusat dasar tumpuan semakin baik. 7ebaliknya semakin dekat garis
10
gravitasi ketepi dasar tumpuan semakin sulit keseimbangannya. ;rang akan jatuh bila garis gravitasi berada di luar tumpuan. ;leh karena itu keseimbangan tubuh yang terbaik dapat dicapai melalui' a" Melebarkan dasar tumpuan, dengan merenggangkan kaki. b" Menurunkan pusat grafitasi dengan membuatnya dekat kedasar tumpuan, dengan memfleksikan pinggul dan lutut hingga posisi jongkok. *. Pergerakan tubuh yang terkoordinasi Mekanika tubuh melibatkan fungsi system musculoskeletal dan system saraf yang terintegrasi. 8onus otot, refleks neuromuscular, dan pergerakan yang terkoordinasi dari kelompok otot volunter yang berla>anan memiliki peranan penting dalam menciptakan pergerakan yang seimbang, halus dan memiliki tujuan. 2.3.2.Penera*an B#%' Mekan"k %alam ,e*era-atan
(. Mengangkat ;rang yang menggunakan alat pengungkit akan dapat mengangkat beban yang lebih berat dibandingkan tanpa menggunakan alat pengungkit. Di dalam tubuh, tulang rangka tubuh bekerja sebagai alat pengungkit, sedangkan sendi sebagai penumpu, dan otot mengeluarkan kekuatan. -ila pera>at mengangkat objek, kekuatan tahanan atau berat berada pada tangan atau pada lengan ba>ah, penumpuhnya adalah siku, dan kekuatan didapat karena kontraksi oto fleksor pada lengan ba>ah. Penggunaan lengan sebagai pengungkit sering dilakukan dalam praktik klinis, contohnya saat pera>at perlu mengangkat kepala pasien dari tempat tidur, atau melakukan pera>atan punggung pada pasien yang terpasang traksi. Karena mengangkat melibatkan pergerakan mela>an gravitasi, pera>at harus menggunakan kelompok otot utama paha, lutut, lengan atas dan ba>ah, abdomen dan pelvis untuk mencegah ketegangan pada punggung. 7ebagai contoh bila lengan digunakan untuk aktifitas, memagi kerja antara lengan dan kaki dapat membantu mencegah ketegangan punggung. Kekuatan mengangkat dapt ditingkatkan lagi dengan menggunakan berat badan pera>at untuk menetralkan berat badan pasien. Pera>at meningkatkan fleksi pinggul dan lutut menurunkan pusat gravitasi. 8eknik lain yang berdasarkan prinsip pengungkit dapat digunakan saat mengangkat objek dari lantai hingga sejajar pinggang. Pada teknik ini seseorang lebih memfleksikan lutut untuk memberikan dorongan saat punggung mulai lurus.
11
8eknik ini dapat memberikan keseimbangan, pengungkit, dan sinkronisasi penggunaan otot, yang membantu menghindari nyeri dan cedera punggung. -ila seseorang mengangkat objek setinggi lutut, otot bahu dan lengan menarik, otot abdomen dan lumbal berkontraksi untuk mengungkit dan menarik, dan otot paha dan kaki mendorong ke atas untuk mengangkat objek dari lantai. -ila seseorang mengangkat objek dari ketinggian tengah paha hingga pinggang, kekuatan utama di dapat dari kelompok otot paha dan tungkai, tetapi otot punggung dan lumbal tetap berkontraksi. 5arak yang perlu dipertahankan antara kaki adalah minimal *% cm dan menjaga beban tetap di dekat tubuh, terutama bila beban sejajar dengan lutut. !Ko6ier dan #rb, $%%<" $. Menarik dan Mendorong 7aat
menarik
atau
mendorong
objek,
seseorang
mempertahankan
keseimbangan dengan usaha terkecil ketika daras tumpuhan diperbesar searah dengan gerakan yang akan dihasilkan atau dila>an. 9ontohnya, bila mendorong suatu objek, seseorang dapat memperbesar dasar tumpuan dengan memajukan kaki bagian depan. -ila menarik objek seseorang dapat memperlebar dasar tumpuan dengan '
Memundurkan kaki bagian belakang bila orang itu berhadapan dengan objek. Memajukan kaki bagian depan bila orang itu membelakangi objek. 9ara yang lebih mudah dan aman yaitu menarik objek kea rah pusat gravitasi
orang tersebbut daripada mendorongnya, karena orang dapat lebih mengontrol pergerakan objek bila menariknya. !Ko6ier dan #rb, $%%<" *. Memutar ! pivoting" Memutar adalah suatu teknik yang membuat tubuh berubah arah tanpa membuat tulang belakang terpelintir. 8eknik Memutar dengan meletakkan satu kaki di depan kaki yang satunya, naikkan sedikit tumit, dan letakkan berat badan pada jantung kaki. Karena bila berat badan tidak berada pada tumit, gesekkan permukaan akan berkurang sehingga lutut tidak terpelintir saat badan berubah arah. 1ntuk menjaga keseimbangan tubuh berputarlah sekitar <% derajat sesuai arah yang diinginkan. !Ko6ier dan #rb, $%%<" . 4erakan ! ambulating" Merupakan dasar dari mekanik tubuh, mengingat gerakan yang benar akan memudahkan dalam membantu mempertahankan keseimbangan tubuh, gerakan
12
ini dapat dilihat pada saat orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang berjalan mengingat orang berjalan terjadi terjadi perpindahan base of
support dari sisi satu kesisi lain dan center of grafity selalu berubah pada posisi kaki dan pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, kedua fase tersebut akan menghasilkan gerakan yang halus dan berirama. Di dalam membantu mempertahankan keseimbangan tubuh, pengaturan posisis dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas, digunakan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi. Posisi+posisi tersebut, yaitu ' a. Posisi ?o>ler Posisi fo>ler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk memepertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien. 9ara' • • •
5elaskan prosedur yang akan dilakukan. Dudukkan pasien. -erikan sandaran bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur,
untuk posisi semifowler !*%+& derajat" dan duduk fowler !<% derajat". Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk. b. Posisi 7im •
Posisi sim
adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberi obat per anus !supositoria". 9ara ' • •
5elaskan prosedur yang akan dilakukan. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus
lutut. Paha kanan ditekuk
•
diarahkan ke dada. 8angan kiri di atas kepala atau belakang punggung dan tangan kanan diatas
•
tempat tidur. -ila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, luttut dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
•
8angan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur. c. Posisi 8rendelenburg
13
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. 9ara' • •
5elaskan prosedur yang akan dilakukan . Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal di antara kepala
•
dan ujung tempat tidur pasien,, dan berikan bantal di ba>ah lipatan lutut. -erikan balok penop ang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur
khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien. d. Posisi Dorsal :ecumbent Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleklsi !ditarik atau direnggangkan" di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk mera>at dan memeriksa genitalia serta pada proses persalinan. 9ara' 5elaskan prosedur yang akan dilakukan. • Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian ba>ah dibuka. • 8ekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur, dan • renggangkan kedua kaki. Pasang selimut. • e. Posisi lithotomi Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi. 9ara' • •
• •
•
f.
5elaskan prosedur yang akan dilakukan Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua pahanya dan tarik ke arah perut. 8ungkai ba>ah membentuk sudut <% derajat terhadap paha. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untk
posisi
lithotomi. Pasang selimut Posisi 4enu Pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektun dan sigmoid.
14
9ara' • •
5elaskan prosedur yang akan dilakukan. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada kasur tempat tidur. Pasang selimut pada pasien. ! 2idayat, $%%< @ $%($ " • &. Menahan (squatting" •
Merupakan dasar dalam gerakan dengan melakukan pergantian posisi menahan selalu berubah seperti posisi menahan, seseorang yang duduk akan berbeda dengan jongkok, dengan demikian jongkok akan berbeda posisi dalam menahan dengan membungkuk. 1ntuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan sangat diperhatikan grafity. 9ara menahan sangat diperlukan dasar sokongan yang tepat untuk mencegah kelainan dalam tubuh dan memudahkan gerak yang akan dilakukan. ! 2idayat, $%($ " 2.3.3. akt#r&/akt#r 'ang memengaruh" mekan"ka tu$uh0 -eberapa faktor yang mempengaruhi mekanik tubuh dan ambulasi,
diantaranya yaitu status kesehatan, nutrisi, emosi, kebiasaan, gaya hidup, dan pengetahuan. (. 7tatus Kesehatan Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari+hari. $. utrisi ?ungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. *. #mosi Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku individu sehingga dapat menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik. . 4aya 2idup
15
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan saraf.
&. Pengetahuan Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan.
2.. akt#r akt#r 'ang Memengaruh" M#$"l"tas 1. 4aya hidup Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang
karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari+hari ! 2idayat, $%%< " $. Prosess penyakit dan 3njuri Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat memengaruhi fungsi system tubuh. ! 2idayat, $%%< " *. Kebudayaan Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. 7eperti contoh orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya adat dan budaya tertentu yang melarang untuk beraktivitas akan mengalami gangguan mobilisasi !sakit". ! 2idayat, $%%< " . 8ingkat #nergi #nergy adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energy yang cukup. ! 2idayat, $%%< " &. 1sia dan 7 tatus Perkembangan 8erdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. 2al ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. ! 2idayat, $%%< "
2.. E/ek "s"#l#g"s %an Ps"k#l#g"s %ar" Peru$ahan M#$"l"tas 2..1 E/ek "s"#l#g" %ar" *eru$ahan M#$"l"tas Dampak dari imobilisasi dalam tubuh dapat memengaruhi system tubuh,
yang tingkat keparahannya tergantung pada umur pasien dan kondisi kesehatan
16
secara keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang dialam. 7eperti perubahan pada mobilisasi tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan system pernafasan,
perubahan kardiovaskuler, perubahan system musculoskeletal,
perubahan kulit, perubahan eliminasi, dan perubahan perilaku. ! 2idayat, $%%< " a. Perubahan Metabolisme 3mobilitas dapat menyababkan turunnya kecepatan metabolisme dalam tubuh. Dikarenakan menurunnya
basal metabolism rate !-M:" yang menyebabkan
berkurangnya energy untuk perbaikan sel+sel tubuh, sehingga dapat memengaruhi gangguan oksigenasi sel. b. Perubahan 7istem :espirator. 3mobilisasi menyebabkan terjadinya perubahan system pernapasan. Akibat imobilisasi, kadar hemoglobin menurun yang dapat menyababkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan sehingga mengakibatkan anemia. Mobilisasi juga mengakibatkan ekspansi paru menurun, ini dikarenakan tekanan yang meningkat oleh permukaan paru. c. Ketidakseimbangan 9airan dan #lektrolit 8erjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. -erkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan odema sehingga terjadi ketidak seimbangan caira dan elektrolit. 3mobilisasi juga dapat menyebabk an deminerelasasi tulang akibat menuruny a aktivitas
otot,
sedangkan
meningkatnya
deminerelasasi
tulang
dapat
mengakibatkan reabsorbsi kalium d. Perubahan Kardiovaskuler Perubahan system kardiovaskuler akibat imobilisasi antara lain adalah hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan thrombus. 8erjadinya hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh menurunya kemampuan saraf otonom. Pada posisi yang tetap dan lama, refleks neurovaskuler akan menurun dan akan menyebabkan vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagian ba>ah sehingga aliran darah ke system sirkulasi pusat terhambat. Meningkatnya kerja jantung dapat disebabkan imobilisasi karena imobilisasi dalam posisi hori6ontal. Dalam keadaan normal, darah yang terkumpul pada ekstremitas ba>ah bergerak dan meningkatkan aliran vena kembali ke
17
jantung dan akhirnya jantung akan meningkatkan kerjanya. 8erjadinya thrombus juga disebabkan oleh meningkatnya vena statis yang merupakan hasil penurunan kontraksi muscular sehingga meningkatkan arus balik vena. e. Perubahan 7istem Muskuloskeletal. Perubahan yang terjadi pada system muskuloskelatal sebagai dampak dari imobilisasi adalah sebagai berikut ' 4angguan maskular, menurunnya massa otot sebagai dampak imobilisai dapat • menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung. Menurunnya fungsi kapasitaas otot ditandai dengan menurunnya stabilitas. Kondisi berkurangnya massa otot dapat menyebabkan atropi pada otot. 9ontohnya otot bbetis seseorang yang telah dira>at cukup lama ukurannya akan lebih kecil, lesu atau •
lemah 4angguan skeletal, adanya imobilisai juga dapat menyebabkan gangguan skeletal, misalnya akan mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis. Kontrakttur merupakan kondisi yang abnormal dengan kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan oleh atropi dan memendeknya otot. 8erjadinya kontraktur dapat menyebabkan sendi dalam kedudukan yang tidak berfungsi. ;steoporosis terjadi karena reabsorbsi tulang semakin besar, sehingga yang menyebabkan jumlah kalsium ke dalam darah menurun dan jumlah kalsium
f.
yang dikeluarkan melalui urine semakin besar. Perubahan #liminasi Perubahan dalam eliminasi misalnya penurunan jumlah urine yang disebabkan
kuranngnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang. g. Perubahan 7isten 3ntegument Penurunan system integument yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilisasi dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan superfisal dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kkuat dan sirkulasi yang menurun ke jaringan. h. 4angguan ?ungsi 4astrointestinal 3mobilisasi dapat mengakibatkan gangguan fungsi gastrointestinal , ini disebabkan karena imobilisasi dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga kekurangan jumlah masukan yang mengakibatkan keluhan, seperti perut
18
kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi. 2..2. E/ek Ps"k#l#g"s Dar" Peru$ahan M#$"l"tas
Perubahan Mobilisasi dapat menyebabkan perubahan perilaku yang diantaranya timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, dan depresi. 8erjadinya perubahan perilaku merupakan dampak imobilisasi karena selama proses imobilisasi seseorang akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan dan lain+lain. ! 2idayat, $%%< "
2.4. 5angguan M#$"l"tas
4angguan mobilisasi adalah suatu keadaan keterbatasan kemampuan pergerakan fisik secara mandiri yang dialami oleh seseorang. Penyebab imobilitas fisik bermacam+macam dan dapat dikategorikan berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal.
?aktor 3nternal (. Penurunan fungsi muskuloskeletal a. ;tot+otot !atrrofi, distrofi, atau cedera" b. 8ulang !infeksi, fraktur, tumor, osteoporosis, atau osteomalasia" c. 7endi !arthritis dan tumor" d. Kombinasi struktur !kanker dan obat+obatan" $. Perubahan fungsi neurologis a. 3nfeksi !mis. #nsefalitis" b. 8umor c. 8rauma d. ;bat+obatan e. Penyakit vaskuler !mis. 7troke" f.
Penyakit demielinasi !mis. 7klerosis multiple"
g. Penyakit degeneratif !mis. Pe nyakit parkinson" h. 8erpajan produk racun !mis. Karbonmonoksida" i.
4angguan metabolik !mis. 2ipoglikemia"
j.
4angguan nutrisi
*. yeri Penyebabnya multiple dan bervariasi seperti penyakit kronis dan trauma. . Perubahan 2ubungan 7osial
19
a. ?aktor+faktor aktual !mis. Kehilangan pasangan, pindah jauh dari keluarga atau teman+teman" b. ?aktor+faktor persepsi !mis. Perubahan pola pikir seperti depresi" &. Aspek Psikologis Ketidakberdayaan dalam belajar, depresi.
?aktor #ksternal (. Program 8erapeutik Program penanganan medis memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas dan kuantitas pergerakan pasien. 9ontoh program pembatasan meliputi ' faktor+ faktor mekanis dan farmakologis, tirah baing, dan restrein. a. ?aktor mekanis dan farma kologis ' mencegah atau meng hambat pergerakan tubuh dengan menggunakan peralatan eksternal !gips dan traksi" atau alat+alat ! yang dihubungkan dengan pemberian cairan intravena, pengisapan gaster, kateter urin, dan oksigen". Agen farmasetik seperti sedatif, analgesik, tranBuili6er, dan anesteti yang digunakan unntuk mengubah tingkat kesadaran pasien dapat mengurangi pergerakan atau menghilangkan secara keseluruhan. b. 8irah baring dapat dianjurkan pada penanganan penyakit atau sekuela cedera. 3stirahat dapat menurunkan kebutuhan metabolik, kebutuhan oksigen, dan beban kerja jantung. 7elain itu, istirahat memberikan kesempatan pada sistem muskuloskeletal untuk relaksasi, menghilan gkan nyeri, mencegah iitasi yang berlebihan dari jaringan yang cedera, dan meminimalkan efek gravitasi. c. :estrein fisi k dan pengaman tempat tidur biasanya digunakan pada lansia yang diinstitusionalisasi.
$. Karakteristik Penghuni 3nstitusi 8ingkat mobilitas dan pola perilaku dari kelompok teman sebaya klien dapat mempengaruhi pola mobilitas dan perilaku. *. Karakteristik 7taff 8iga karakteristik dari staff kepera>atan yang mempenaruhi pola mobilitas adalah pengetahuan, komitmen, dan jumlah. Pengetahuan dan pemahaman tentang konsekuensi fisiologis dari imobilitas dan tindakan kepera>atan untuk mencegah
20
pengaruh imobilitas sangat penting untuk mengimplementasikan pera>atan untuk memaksimalkan mobilitas. 5umlah anggota staff yang adekuat dengan suatu komitmen untuk menolong lansia mempertahankan kemandiriannya harus tesedia untuk mencegah komplikasi imobilitas. . 7istem Pemberian Asuhan Kepera>atan Alokasi
praktek
fungsional
dapat
meningkatkan
ketergantungan
dan
komplikasi dari imobilitas. Ketika pera>atan dibagi menjadi tugas+tugas, keutuhan dan interaksi klien akan terabaikan. &. 2ambatan+2ambatan 2ambatan fisik dan arsitektur dapat mengganggu mobilitas. 2ambatan fisik termasuk kurangnya alat bantu yang tersedia untuk mobilitas, pengetahuan dalam mengunakan alat bantu mobilitas tidak adekuat, lantai yang licin, dan tidak adekuatnya san daran untuk kaki. 7eringkali rancangan asitektur umah saki atau panti jompo tidak memfasilitasi atau memotivasi klien untuk aktif dan tetap bergerak. . Kebijakan+Kebijakan 3nstitusional Praktek pengaturan formal dan informal mengendalikan keseimbangan antara pemerintah institusional dan kebebasan individu. 7emakin ketat kebijakan, semakin besar efeknya pada mobilitas.
2.6. Peru$ahan Perkem$angan
A. -ayi !( bulan C ( tahun" -ayi usia (+* bulan ' Mengangkat kepala Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah -ayi usia *+ bulan ' Mengangkat kepala sampai <% Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil Memegang tangannya sendiri Meraih benda dalam jangkauannya Mengangkat dada dengan bertopang tangan -erbalik terlungkup ke terlentang -ayi +< bulan '
Duduk tanpa dibantu Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
21
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan -ayi <+($ bulan ' Mengangkat badannya dalam posisis berdiri -erdiri sendiri tanpa dibantu -erjalan dengan dituntun -. 8odler !(+* tahun" Anak usia ($+(0 bulan : Mulai mampu berjalan Anak usia $+* tahun ' Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki aik tangga sendiri 9. Pre sekolah !*+ tahun" Anak usia *+ tahun' -erjalan pada jari kaki Anak usia +& tahun ' Mampu melompat dan menari Anak usia tahun' Melompat tali -ermain sepeda D. 1sia sekolah !+($ tahun" Anak usia 0+< tahun' Menggunakan alat+alat seperti mobile phone Anak usia (%+($ tahun' Mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri ! Duncan, $%%< " #. :emaja Pada masa pubertas semua tulang mengalami perubahan kuantatif maupun kualitatif, terjadi perbedaan lebih lanjut pada pertumbuhan tulang memanjang dan melebar,
pertumbuhan
terus
berlangsung
sampai
epifise
menutup
dan
pertumbuhan tinggi berhenti. ! 7oetjiningsih, $%% " ?. De>asa tua 4angguan sendi C sendi atau susunan sendi pada susunan tulang belakang
!osteomalasia, osteoporosis,osteoarthrosis" 4angguan pada otot badan 4angguan sendi pinggul, misalnya ' radang sendi dan sendi tulang yang
keropos Kelainan tulang+tulang sendi, misalnya ' patah tulang
! -andiyah, $%%< "
2.7. Aske* Pas"en Imm#$"l"tas I Pengkaj"an A. :i>ayat kepera>atan sekarang.
22
Pengkajian ri>ayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan gangguan dalam mobilitas dan imobilitas. -. :i>ayat Kepera>atan Dahulu Pengkajian ri>ayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas. 9. :i>ayat Kepera>atan Keluarga Pengkajian ri>ayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya ri>ayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus. D. Kemampuan ?ungsional Pasien dalam Melakukan ADL 3ndeE -arthel Ativitas
7kor
Kontrol -A(. $. *. .
Mampu mera>at diri secara penuh Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan
peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan
Kandung kemih (. $. *. .
Mampu mera>at diri secara Memerlukan penggunaan alatpenuh Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan
peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan Pemeliharaan Kesehatan Diri (. Mampu mera>at diri secara penuh $. Memerlukan penggunaan alat *. Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain . Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
23
berpartisipasi dalam pera>atan Mandi (. Mampu mera>at diri secara penuh $. Memerlukan penggunaan alat *. Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain . Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan Makan (. $. *. .
Mampu mera>at diri secara penuh Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan
peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan 8oileting !"ativitas -A- dan -AK" (. $. *. .
Mampu mera>at diri secara penuh Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan
peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan Aktivitas aik8urun 8angga (. $. *. .
Mampu mera>at diri secara penuh Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan
peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan -erpakaian (. Mampu mera>at diri secara penuh $. Memerlukan penggunaan alat *. Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain . Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
24
berpartisipasi dalam pera>atan Ambulansi (. Mampu mera>at diri secara penuh $. Memerlukan penggunaan alat *. Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain . Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan 8ransfer kursi -ed (. $. *. .
Mampu mera>at diri secara penuh Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau penga>asan orang lain Memerlukan bantuan, penga>asan orang lain, dan
peralatan &. 7angat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera>atan #. Kemampuan :entang 4erak Pengkajian rentang gerak !:;M" dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap gerakan !Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi" 5erak sen%"
Derajatrentang n#rmal
Bahu
Aduksi ' gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapa k tangan mengh adap ke posisi
(0%
yang paling jauh. )"ku ?leksi ' angkat lengan ba>ah kea rah depan dan ke arah
(&%
atas menuju bahu. Pergelangan Tangan ?leksi ' tekuk jari+jari tangan ke a rah bagian dalam
0%+<%
lengan ba>ah #kstensi ' luruskan pergelangan tanganke dari posisi fleksi 2iperekstensi ' tekuk jari+jari tangan arah belakang sejauh mungkin
0%+<% /%+<%
25
Abduksi ' tekuk pergelangan tangan ke posisi ibu jari %+
%$ketika telapak tangan menghadap ke arah atas Adduksi ' tekuk pergelangan tangan kea rah kelingking,
*%+&%
telapak tangan menghadap ke arah atas Tangan %an jar"
<%
?leksi ' buat kepalan tangan #kstensi luruskan ' jari 2iperekstensi ' tekuk jari+jari tangan ke belakang sejauh
<% *%
mungkin Abduksi ' kembangkan jari tangan
%$Adduksi ' rapatkan jari+jari tangan dari posisi abduksi
%$4. Perubahan 3ntoleransi Aktivitas Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular. 2. Kekuatan ;tot dan 4angguan Koordinasi Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak. 7kala
Procentase
%
Kekuatan ormal %
(
(%
Karakteristik Paralisis sempurna 8idak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
$
$&
4erakan
otot
penuh
mela>an
gravitasi dengan topangan *
&%
4erakan
yang
normal
mela>an
gravitasi
/&
4erakan
penuh
yang
normal
mela>an gravitasi dan mela>an tahan minimal &
(%%
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal mela>an gravitasi dan tahanan penuh
26
3.
Perubahan psikologis Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, dan sebagainya. II D"agn#s"s 4angguan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan curah jantung
trauma tulang belakang, fraktur :isiko cedera !jatuh" berhubungan dengan orrthostatik pneumonia 3ntoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya tonus dan kekuatan
otot. 7indrom pera>atan diri berhubungan dengan menurunnya fleksibililtas
otot 4angguan pertukaran gas berhubungan dengan merununnya gerakan
respirasi 4angguan eliminasi berhubungan dengan imobilisasi :etensi urine berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik 3nkontinensia urine berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik Perubahan nutrisi berhubungan dengan menurunnya nafsu makan akibat
sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus. 4angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kurangnya asupan 8idak efektifnya pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspansi
paru 4angguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas 4angguan konsep diri berhubungan dengan imobilitas 3ntegritas kulit berhubungan dengan gangguan mobilisasi.
1ntuk mengkaji resiko gangguan integritas kulit dilakukan dengan menggunakan skala branden Pengkaj"an In%eks Integr"tas ,ul"t %engan )kala Bra%en
Keterangan Preseppsi sensori (. Keterbatasan penuh
2asil
$. 7angat terbatas *. Keterbatasan ringan . 8idak ada Kelembaban
27
(. 7elalu lembab $. 1mumnya lembab *. Kadang+kadang lembab . 5arang lembab Aktivitas (. 8otal di tempat tidur $. Dapat duduk *. Dapat berjalan . Kadang+kadang dapat berjalan Mobilitas (. 8idak mampu bergerak $. 7angan terbatas *. Ada massa . 8anpa keterbatasan utrisi (. 7angat buruk $. Kurang mencukupi *. Mencukupi . 7angat Pergerakan danbaik pergeseran (. -ermasalah $. Potensial bermasalah *. Keterbatasan ringan . 8anpa keterbatasan ringan Potensi terjadi intregitas kulit $% C $* ' :esiko rendah (& C (< ' :esiko sedang (( C ( ' :esiko tinggi % C (% ' :esiko sangat tinggi III Peren8anaan
A. 8ujuan ' Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi • Meningkatkan fungsi kardiovaskular •
Meningkatkan fungsi respirasi Memperbaiki gangguan psikologis • -. :encana 8indakan ' a. 1ntuk Meningkatkan Kekuatan, Ketahanan ;tot, dan ?leksibilitas 7endi. •
Dengan cara' Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur • tubuh yang benar. 3ni dapat dilakukan dengan membuat jad>al perubahan posisi selama kurang lebih setengah jam. =ag dilakukan secara bertahap
28
agar kemampuan otot dan ketahanan dapat meningkat secara berangsur+ •
angsur Ambulasi dini, dilakukan dengan cara melatih posisi duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, berdiri di samping tempat tidur, bergerak ke
• •
kursi roda, dan seterusnya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berangsur+angsur Melakukan aktivitas sehari+hari secara mandiri Latihan isotonik dan isometrik, dilakukan dengan cara mengangkat benda
yang ringan kemudian mengangkat benda yang berat. Latihan :;M • Latihan napas dalam dan batuk efektif • Melakukan postural drainage • Melakukan komunikasi terapeutik • b. 1ntuk meningkatkan fungsi kardiovaskuler Meningkatkan fungsi kardiovaskuler dapat dilakukan dengan cara ambulansi dini, latihan fisik, pelaksanaan aktivitas sehari+hari secara mandiri. =ang dilakukan dengan cara bertahap. Dapat pula dilakukan dengan pengukuran tekanan darah dan nadi setiap terjadi perubahan posisi. 1ntuk meningkatkan sirkulasi vena perifer dapat dilakukan dengan cara mengangkat daerah kaki secacra teratur. c. Meningkatkan ?ungsi :espirasi Meningkatkan fungsi respirasi sebagai dampak dari imobilitas dapat dilakukan dengan cara melatih pasien untuk mengambil nafas dalam dan batuk efektif, mengubah posisi pasien tiap (+$ jam, melakukan postural drainage, perkusi dada, dan vibrasi. d. Meningkatkan ?ungsi 4astrointestinal Meningkatkan fungsi gastrointestinal dapat dilakukan dengan cara mengatur diet tinggi kalori, protein, vitamin, dan mineral. e. Meningkatkan ?ungsi 7istem Kemih Meningkatkan sistem kemih dapat dilakukan dengan latihan atau mengubah posisi serta latihan mempertahankannya. Pasien dianjurkan untuk minum $&%% cc per hari atau lebih, dan menjaga kebersihan perineal. Apabila pasien tidak dapat buang air kecil secara normal, dapat dilaukan kateterisasi. Di samping itu, untuk mencegah inkontinensia urine, dapat dilakukan dengan cara minum banyak pada siang hari dan minum sedikit pada malam hari. f. Memperbaiki 4angguan Psikologis
29
Meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi emosi sebagai dampak dari imobilitas dan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi secara terapeutik dengan
berbagi
perasaan,
membantu
pasien
untuk
mengekspresikan
kecemasannya, meningkatkan privasi pasien, memberikan dukungan moril, mempertahankan citra diri, menganjurkan untuk melakukan interaksi sosial, mengajak untuk berdiskusi tentang masalah yang dihadapi, dan seterusnya. I9 Pelaksanaan 1. Mengkaji kemampuan fungsional masing+masing anggota gerak 2. 1bah posisi minimal setiap+setiap jam 3. Lakukan latihan :;M pasif dan aktif padaanggota gerak . Ajarkan dan dorong klien untuk melatih anggota geraknya yang lumpuh
dengan latihan aktivitas sehari+hari, seperti menyisir rambut, memutar lengan, mengambil sesuatu yang tinggi, mengambil dompet dan mengangkat beban yang kecil+kecil . -erikan klien dengan tepat menggunakan genjalan bantal di tempat tidur 4. -erikan perlindungan tumit dan siku saat tidur 6. Kaji ekstremitas ba>ah secara teratur terhadap kemerahan, nyeri tekan dari ...... 7. Pasang stoking elastis sambil melakukan mobilisasi :. Kolaborasi dengan tim rehabilitasi kognator 1;. Ajarkan keluarga untuk melakukan :;M pada klien untuk mencegah kontraktur pada sendi 11. Ajarkan keluarga untuk melatih :;M
9 E
atan untuk mengatasi
gangguan mobilitas adalah '
A. -. 9. D.
Peningkatan fungsi sistem tubuh Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot Peningkatan fleksibilitas sendi Peningkatan fungsi motor ik, perasa an nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan keceriaan
30
BAB III APLI,A)I TE!RI
3.1.
,asus
Contoh Kasus: Tn.W MRS di ruang dahia d!ngan "!uhan tu#uh #agian "iri suit dig!ra""an. $ari hasi %!&!ri"saan TT' di da%at"an s!#agai #!ri"ut : T!"anan darah
: 110(80
)adi
:88*(&!nit
Suhu
: 36+C
RR
: 24*(&!nit
,stri %asi!n &!ngata"an #ah-a %asi!n %!rnah &!ngaa&i stro"!.
31
BAB I9 PEMBAHA)AN
I
PEN5,AIAN
1. B"#%ata
a. AMA
'8n.F
b. 1M1:
' & 8A21
c. 5#37 K#LAM3
' L AK3+LAK3
d. A4AMA
'37LAM
e. ALAMA8
' F A:1 3DA2 C 73D;A:5;
f.
' 7A:5AA
P#D3D3KA
g. P#K#:5AA
' F3:A7FA78A
h. D3A4;7A
' P;78 9GA!78:;K#", 392
i.
' %<0%(/
;.:#4378#:
2. ,eluhan Utama
7eluruh tubuh bagian kiri tidak disulit digerakkan. 3. R"-a'at Pen'ak"t )ekarang
Klien datang dari 14D jam ('%% F3- dengan keluhan seluruh tubuh bagian kiri sulit digerakkan. 7aat klien mencoba untuk menggerakkan tangan kiri dan kaki kiri terasa sakit seperti di tusuk+tusuk jarum. . R"-a'at Pen'ak"t Masa Lalu
Klien mengatakan bah>a klien pernah mempunyai ri>ayat penyakit hipertensi dan kolesterol. . R"-a'at Pen'ak"t ,eluarga
Klien mengatakan di dalam keluarga ada yang memiliki ri>ayat penyakit jantung dan kolesterol. 4. R"-a'at Ps"k#s#s"al
+
Klien sangat kooperatif terhadap dokter dan pera>at.
+
2ubungan klien dengan keluarga terjalin dengan baik.
6. P#la Akt"/"tas )ehar"&Har" Di :umah ' •
32
Aktifitas
' klien sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah
untuk keluarganya.
•
Makan
' * kali sehari
Minum
' 0 gelas sehari
3stirahat
' 0 jam perhari
#liminasi
' -A- H ( kali perhari , -AK H kali perhari
Mandi
' * kali sehari
Keramas
' kali seminggu
4osok gigi
' $ kali sehari
Di :umah 7akit ' Aktifitas
' Klien sehari+hari beraktifitas dengan tidur berbaring
ditempat tidur, terkadang jalan+jalan menikmati udara segar dengan menggunakan kursi roda. Makan
' jam sekali $&% ml entresol !menggunakan 48 "
Minum
' $ gelas perhari
3stirahat
' ($ jam sehari
#liminasi
' -A- H $ kali seminggu , -AK H $ kali sehari
Mandi
' $ kali sehari
Keramas
' ( kali seminggu
4osok gigi
' ( kali sehari
7. ,ea%aan( Penam*"lan( ,e san Umum Pa s"en Keadaan umum tampak lemah
8erpasang infuse pada tangan, terpasang 48 pada saluran pencernaan, terpasang kateter pada saluran perkemihan. :. Tan%a&Tan%a 9"tal
8ekanan Darah
' ((%0%
adi
' 00E menit
7uhu
* ' I9
::
$E ' menit
1;. Pemer"ksaan "s"k
a. Pemeriksaan Kepala Leher
33
+
3nspeksi
' Farna rambut putih dan pendek, konjungtiva tidak icterus, sklera
tidak anemis, bentuk >ajah simetris, >ajah pucat. +
Palpasi
' Kulit kepala bersih tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, tidak
terdapat benjolan massa, >ajah tidak odem. b. Pemeriksaan 3ntegumen Kulit +
3nspeksi
' Farna kulit kuning langsat
+
Palpasi
' Kelembaban kulit kering, suhu normal, turgor menurun, kulit
bersih, tekstur kulit halus. c. Pemeriksaan Payudara dan ketiak -entuk payudara simetris, tidak terdapat benjolan atau pembesaran massa. d. Pemeriksaan 8horakdada +
3nspeksi
' -entuk dada simestris
+
Palpasi ' 8idak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan atau pembesaran massa.
+
Perkusi
+
Auskultasi ' 8idak ada suara napas tambahan seperti ronchi
' 8idak ada >hee6ing
e. Pemeriksaan Paru +
Kualitas napas normal
+
-unyi napas vesikuler
f.
Pemeriksaan 5antung
+
3nspeksi
' 3ctus cordis tidak terlihat getarannya
+
Palpasi
' 3ctus cordis teraba, trill tidak teraba
+
Perkusi
' 7uara perkusi normal !pekak"
+
Auskultasi ' 7uara jantung normal 7( 7$ tunggal
g. Pemeriksaan Abdomen +
3nspeksi
' 8idak ada jaringan parut, >arna kulit kuning langsat.
+
Palpasi
' 8idak ad a nyeri t ekan, ti dak ad a pembesaran he par, ti dak ada
pembesaran limpa, appendiE negatif, achites negatif. h. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya +
4enetalia ' Penis normal
+
Anus
i.
Pemeriksaan Muskuloskeletal
' 8idak ada hemoroid
34
+
#sktremitas Atas
' Kemampuan pergerakan se ndi terbatas terutama
bagian kiri, paralise positif, tidak terdapat fraktur. +
#kstremitas -a>ah
' Ke mampuan pe rgerakan se ndi te rbatas te rutama
bagian kiri, paralise positif, tidak terdapat fraktur. +
8ulang belakang ' ormal
j.
Pemeriksaan eurologi
+
Pupil
+
497
' isokor $$ '( ''
11. Pemer"ksaan Penunjang Me%"s
+
:adiologi !?oto 8horaE"
+
4DA
+
#94 !#lektro 9ardiograph"
+
Laborat !DL, ;8P8, 3gM".
12. Tera*"
+
3nfus :L $% 8pm
+
48 !entresol J $&% ml"
+
Mycolin inj $&% mg iv
+
LevofloEacin ( J &%% drip
+
9ernevit ( J ( drip
+
7uction
13. Hara*an Pas"en( ,eluarga )ehu$ungan Dengan Pen'ak"tn'a
Keluarga berharap klien segera sembuh agar dapat kembali beraktifitas seperti sebelumnya dan berharap penyakitnya tidak kambuh.
II D"agn#s"s
Kerusakan mobilisasi fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular 7indrom pera>atan diri berhubungan dengan menurunnya fleksibililtas otot
III Peren8anaan
Ambulasi Latihan :;M Memposisikan pasien Menampilkan berpindah
35
I9 Pelaksanaan
8erapi aktivitas 8erapi latihan ambulasi Melakukan latihan :;M pasif dan aktif pada anggota gerak Mengubah posisi minimal setiap jam Ajarkan keluarga untuk melakukan :;M pada klien untuk mencegah kontraktur pada sendi Ajarkan keluarga untuk melatih :;M
9I E
pasien menunjukkan keceriaan
BAB 9 PENUTUP
36
I9.1.
,es"m*ulan
Kebebasan rentang gerak saat beraktifitas atau yang dikenal dengan mobilitas
dalam
kehidupan
ini
sangat
mempengaruhi
individu
dalam
melangsungkan hidupnya. 7elain itu mobilitas sangat mempengaruhi kesehatan individu, sehingga apa bila terjadi masalah dengan mobilitas seorang individu akan mengakibatkan adanya keterbatasan rentang gerak yang disebut dengan imobilitas.
5ika
terjadi
imobilitas
pada
seorang
individu
maka
akan
mengakibatkan perubahan keseimbangan tubuh individu, perubahan prilaku dan lain sebagainya.
I9.2.
)aran
7ebagai seorang pera>at, kita harus mengetahuin pentingnya mobilitas bagi kita, maka kita harus menjaga agar setiap aktifitas yang kita lakukan tidak membahayakan alat gerak yang dapat mengakibatkan imobilitas.
DATAR PU)TA,A
37
2idayat, A. A6i6 Alimul. !$%%<". Pengantar Konsep Dasar Kepera>atan #d $. 5akarta ' 7alemba Medika
2idayat, A. A6i6 Alimul dan 1liah, M. !$%($". Kemampuan Dasar Manusia. 5akarta ' 2ealth -ooks Publishing 7, Asmadi . !$%%0". Konsep Dasar Kepera>atan. 5akarta ' #49
Perry dan Potter. !$%%<". ?undamental Kepera>atan #d /. 5akarta ' 7alemba Medika
Ko6ier dan #rb. !$%%<". -uku ajar praktik pera>atan klinis #d &. 5akarta ' #49
-andiyah. !$%%<". Lanjut 1sia dan Kepera>atan 4erontik. =ogjakarta 'uha Medika
Duncan ? 7tephen. !$%%<". Love Learning. =ogjakarta ' 3mage Press
7oetjiningsi. !$%%".8umbuh Kembang dan Permasalahannya. 5akarta ' 9G. 7agung 7eto
LEMBAR ,!N)ULTA)I
38
ama Dosen ' Puji Astuti., M.Kep., s., 7p.Kep. Mo .
ama Mahasis>a
2aritangga l
Materi Konsultasi
8anda tangan Dosen
39