Laporan hasil penelitian tentang perkembangan fisik pada remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak ti dak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormin tersebut.
Bimbingan orang tua terhadap anak pada suai remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan “Laporan Perkembangan Fisik Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa pengertian perubahan fisik pada remaja ?
2.
Apa saja penyebab perubahan fisik pada remaja ?
3.
Seperti apa saja kondisi perubahan fisik yang terjadi pada remaja ?
4.
Apa saja karakteristik perubahan fisik pada remaja ?
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk menngetahui pengertian prubahan fisik pada remaja
2.
Untuk mengetahui penyebab perubahan fisik pada remaja.
3. Untuk mengetahui seperti apa saja kondisi perubahan fisik yang terjadi pada remaja. 4.
Untuk mengetahui karakteristik perubahan fisik pada remaja.
Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yan dituangkan dalam rumusan masalah, sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam makalah ini adalah :
Ø Metode library research (kepustakaan) (kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan permasalahan yang dibahas. Ø Melakukan observasi atau atau penelitian kepada seorang siswa SMA dari prosedur prosedur tersebut kemudian dianalisa, dilaporkan dan akhirnya dilakukan penyimpulanpenyimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan. BAB 2 A. Konsep dasar dan Karakteristik Perkembangan fisik remaja A. 1 . Konsep dasar Perkembangan Perkembangan fisik remaja a)
Pengertian
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, muculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder). Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991:51) urutan perubahanperubahan fisik adalah sebagai berikut: Pada anak perempuan: Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang). Pertumbuhan payudara. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya. Bulu kemaluan menjadi keriting. Menstruasi atau haid. Tumbuh bulu-bulu ketiak. Pada anak laki-laki: Pertumbuhan tulang-tulang. Testis (buah pelir) membesar. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap. Awal perubahan suara. Ejakulasi (keluarnya air mani) Bulu kemaluan menjadi keriting. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya. Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot). Tumbuh bulu ketiak. Akhir perubahan suara. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap. Tumbuh bulu di dada.
b)
penyebab yang mempengaruhi perubahan fsik pada remaja.
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sisitem endokrin. Pituitari yang terletak didasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad – yaitu merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon ini sudah su dah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak. o tak. Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja ialah: Pertumbuhan ukuran tubuh Perubahan proporsi tubuh Ciri kelamin yang utama Ciri kelamin kedua Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu: Percepatan Pertumbuhan Proses kematangan seksual A. 2 . Aspek Perkembangan, kondisi-kondisi dan Karakteristiknya a)
Aspek perkembangan perkembangan fisik remaja.
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian. Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan. Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap : 1. Perubahan Eksternal Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah : a. Tinggi Badan Rata-rata anak perempuan mencapai mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak
yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat. b. b. Berat Badan Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot (gemuk pendek). c. c. Proporsi Tubuh Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang. d. d. Organ Seks Baik laki-laki maupun perempuan organ seks s eks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian. e. e. Ciri – ciri Seks Sekunder Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara. 2. Perubahan Internal Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. P erubahan tersebut adalah : a. Sistem Pencernaan Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang. b. Sistem Peredaran Darah Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang. c. Sistem Pernafasan Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian. d. Sistem Endokrin Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa e. Jaringan Tubuh Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang. b)
Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Pengaruh Keluarga Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya. 2. Pengaruh Gizi Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang ti dak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja. 3. Gangguan Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional emosio nal akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh tu buh yang seharusnya. 4. Jenis Kelamin Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih l ebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki . 5. Status Sosial Ekonomi Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah. 6. Kesehatan Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering sakit.
7. Pengaruh Bentuk Tubuh Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah ; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh. c)
Karakteristik pertumbuhan remaja
Walaupun tampak adanya keteraturan dan sebelumnya dalam hal perubahan proporsi tubuh, ternyta perubahan itu sendiri memperlihatkan memperlihatkan keanekaragaman. Sekalipun demikian dalam kelompok anak laki-laki dan perempuan juga terdapat perbedaan, sehingga tidak dapat dikatakan harus selalu tepat sama. Pada kelompok anak laki-laki mungkin saja ada yang memperlihatkan bentuk tubuh ektomorf atau endomorf dan sebaliknya pada anak perempuan ada yang tubuhnya berberntuk mesomorf. Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, antara lain adalah: Pengaruh keluarga Pengaruh gizi Gangguan emosional Jenis kelamin Status sosial ekonomi Kesehatan Pengaruh bentuk tubuh Perubahan-perubahan fisik itu, menyebabkan kecanggunagan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang cepat, membuat remaja merasa tersisih dari teman-temannya. Demikian pula dalam menghadapi haid dan ”mimpi” yang pertama, anak-anak remaja itu perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku yang tidak ada dukungan dari orang tua. Meskipun pengaruh pubertas terhadap anak-anak berbeda-beda, cara mereka melampiaskan gangguan ketidakseimbangan tampaknya sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya, ada kecendrungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang kewenangan (misalnya orang tua dan guru). Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat menggangu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu, masa ini serin gkali dinamakan sebagai ”masa negatif”. Pada saat irama pertumbuhan sudah sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna, maka akan terjadi keseimbangan kembali.
BAB 3 B. Penyusunan Instrumen dan Pengamatan B. 1 Penyusunan Instrumen Dalam penelitian ini intrumen penelitian yang digunakan adalah meetode observasi. Observasi observasi. Observasi adalahsuatu adalahs uatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi o bservasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situ asi yang relatif sama. Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari ti ngkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.
B.
2 Pedoman Penskoran dan Analisis Data
Pada penelitian ini pedoman penskoran yang digunakan adalah rating scale yang merupakan table aspek pengamatan yang mempunyai 4 tingkatan dari tingkatan yang paling rendah ke tingkatan yang paling terbaik. Nilai 1 dinyatakan sebagai “kurang”, nilai 2 dinyatakan sebagai “cukup”, nilai 3 dinyatakan sebagai “baik”, dan nilai 4 dinyatakan sebagai “sangat baik”. Dalam hal menentukan tingkat perkembangan perkembangan intelektual remaja kita mengacu pada nilai diatas dan mengolahnya untuk menentukan tingkatan akhirnya dengan menganalisis nilai kumulatifnya. Misalnya Mi salnya seorang individu atau objek pengamatam A mempunyai nilai kumulatif akhir 80 maka kita dapat mengatakan bahwa perkembangan intelektual anak tersebut sangat baik, B. 3 Pedoman Penilaian (Konversi) Pedoman penskoran merupakan focus yang sangat berpengaruh dalam menganalisis data karena jika kita salah menentukan rentang yang salah maka perbedaan akan timbul atau kelihatan sangat kontras antara yang memiliki perkembangan intelektual yang baik dengan yang kuraang baik. Berikut adalah contoh diagram y ang dapat memberikan gambaran dalam melakukan penskoran:
Dalam hal menentukan nilai kita bias merumuskanya menjadi empat tingkatan yaitu Predikat A dirumuskan dengan:
> M + 2,25SD = 50 +( 2,25 x 16,6) = 87 -100 Predikat B dirumuskan dengan: M + 1,25SD ≤ M + 2,5SD Yaitu dari rentang nilai 70 – 86 Predikat C dirumuskan dengan: M + 0,25SD ≤ M + 1,25SD Yaitu dari rentang nilai 54 – 69 Predikat D dirumuskan dengan: M – 0,75SD ≤ M + 0,25SD Dari rentang nilai 38 – 53. Adapun cara mengolah nilai si objek pengamatan untuk menentukan apakah ia termasuk tingkatan A atupun yang lainnya adalah sebagai berikut: Dikolom A ia mendapat 2 , dikolom B ia mendapat 1, dikolom C ia mendapat 2, dan dikolom D ia mendapat 1 dengan 5 buah aspek pengamatan, maka untuk dapat mengolah nilainya kita jumlahkan nilai di setiap kolom dengan mengalikan terlebih dahulu denagn bobot kolom tersebut, pertama kolom A mendapat 2 jadi 2 dikali bobot kolom A yaitu 4 berarti 8, kolom B 1 berarti 1 x 3 = 3, kolom C mendapat 2 berarti 2 x 2 = 4 dan terakhir kolom D mendapat 1 mama 1 x 1 = 1, setelah itu kita jumlahkan seluruhnya kemudian di bagi jumlah aspek pengamatan dikali 4 sebagai skor maksimim. Agar lebih jelas perhatikan perhatikan penjelasan di bawah bawah ini: x 100 = x 100 = 80 Jadi bisa di simpulkan bahwa anak tersebut mempunyai konsep dan perkembangan karakteristik intelektual yang mendapat predikat B atau “Baik” . B. 4 Pelaksanaan Pengamatan Pelaksaanaan pengamatan dilakukan dengan pendekatan kepada objek pengamatan agar dapat menciptakan suasana yang lebih akrab dan tidak menimbulkan rasa risih objek pengamatan dan menimbulkan kesengajaan objek pengamatan melakukan atau pura-pura aktif sehingga hasil pengamatan akan menjadi bias yaitu hasil pengamatan yang tidak valid atau secara asli karena objek yang diamati tidak benar-benar memunculkan karakter asli dirinya sendiri. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan 2 hari dengan 1 objek pengamatan. Berikut adalah hal-hal yang diamati pada objek pengamatan: No.
Pernyataan
Penskoran Kurang baik
cukup
Baik
Sangat bailk
1.
Memiliki tinggi badan yang sesuai
v
2.
berat badan yang ideal.
v
3.
Propersi tubuh yang sesuai
4.
Pertumbuhan organ sex seperti jakun dan bulu-bulu halus di daerah tertentu.
v
5.
Factor krturunan
v
6.
Penyerapan gizi
v
7.
Gizi yang tersedia
8.
Pengaruh emosiional terhadap pertumbuhan fisik
9.
Pengaruh status social ekonomi
10.
C.
v
v v v
v
Kesehatan fisiknya.
Jumlah skor tiap kolom
1
Total skor aktual (SA)
30
Skor maksimal ideal (SMi)
40
8
9
12
cukup
Baik
Sangat bailk
5 Analisis Data Hasil Pengamatan
Hasil dari pengamatan dengan objek: Nama:WS (inisial) Umur:16 tahun Jenis kelamin: Laki-laki No.
Pernyataan
Penskoran Kurang baik
1.
Memiliki tinggi badan yang sesuai
v
2.
berat badan yang ideal.
3.
Proporsi tubuh yang sesuai
4.
Pertumbuhan organ sex seperti jakun dan bulu-bulu halus di daerah tertentu.
v v v
5.
Factor krturunan
v
6.
Penyerapan gizi
v
7.
Gizi yang tersedia
8.
Pengaruh emosiional terhadap pertumbuhan fisik
9.
Pengaruh status social ekonomi
v
10.
Kesehatan fisiknya.
v
v v
Jumlah skor tiap kolom
1
Total skor aktual (SA)
30
Skor maksimal ideal (SMi)
40
8
9
12
Analisis jumlah dan hasil dari data. x 100 = x 100 = 75 Jadi hasil dari pengamatan siswa berinisian WS adalah 75. Adapun nilai tersebut dikategorikan dalam predikat B, yaitu baik.
B. 6 Kesimpulan Aalisis Data Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa Ø Remaja tersebut yang telah berumur 16 tahun memiliki tinggi badan badan yang ideal. ideal. Ø Juga memiliki berat berat daban yang ideal. Ø Proporsi tubuh yang cukup seimbang dengan dengan tinggi dan berat badan remaja remaja tersebut.
Ø Pada umur 16 tahun telah telah terlihat tumbuhnya organ ses seperti seperti jakun dan bulu-bulu halus pada bagian-bagian tertentu seperti, dagu, dibawah hidung, ketiak Dll. Ø Remaja tersebut memiliki memiliki factor keturunan yang sangat sangat baik. sehingga pertumbuhannya menjadi ideal. Ø Penyerapan gizi yang sangat sangat baik memungkinkan tubuhnya tubuhnya untuk tumbuh secara maksimal. Ø Gizi yang tersedia tersedia cukup untuk memenuhi memenuhi kebutuhan fisiknya untuk untuk tumbuh. Ø Baiknya pengaruh emosi pada pada pertumbuhan fisik pada remaja remaja tersebut. Ø Cukupnya pengaruh pengaruh social ekonomi. Ø Kesehatan fisik yang cukup. cukup. Demikianlah hasil kesimpulan dari obserfasi salah seorang remaja berumur 16 tahun. BAB 4 PENUTUP A. Kesimpulan umum Kesimpulan Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada masa remaja laki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutanurutan tertentu. Kondisi yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah ; pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik remaja. B.
Saran tindakan
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari pada pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramuka dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Seperti mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Juga member banyak penyuluhan tentang bahanyanya rokok, minuman keras, serta NARKOTIKA. Seperti yang kita ketahui pada fase remaja inilah gejolak untuk mencoba sesuatu yang baru dan aneh itu sangat tinggi. Di sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.