EDISI REVISI METODE PENDIDIKAN ISLAM KLASIK Khairuddin YM : 08 PEDI 1237
A. Pendahuluan
Menurut ajaran Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling dimuliakan oleh-Nya melebihi makhluk-makhluk yang lainnya. Seda Sedang ngka kan n
dije dijela lask skan an Alla Allah h
dala dalam m
al-Q al-Qur ur’a ’an n
yang yang arti artiny nyaa :”
Dan
sesungguhnya telah kami muliakan untuk anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan dialutan. Dan kami berikan rezeqi yang baik-baik dan kami loeb loebih ihka kan n me merek reka a denng denngan an kele kelebi bihan han yang yang sempu sempurna rna atas atas keban kebanya yaka kan n makhluk yang lain yang telah Kami ciptakan”. (al-Israa : 70). 70) .1 Kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah mempunyai akal dan daya kehidupan yang dapat membentuk peradaban. Manusia adalah makhluk yang selalu menginginkan kesempurnaan baik secara lahir maupun bathin. Untuk mencapai kesempurnaannya kesempurnaannya manusia manusia dituntut dituntut untuk bergaul dengan orang lain dan alam semesta yang senantiasa berubah-ubah, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mempertahankan kehidupannya. Usaha-usaha untuk menemukan diri ini disebut “belajar “belajar ”. ”. Untuk kebutuhan belajar ini, diperlukan pengaruh dari luar. Pengaruh ini ini oleh oleh Iman Iman Sant Santos oso, o, dise disebu butt deng dengan an isti istila lah h “ pendidikan”. pendidikan”.2 Karena pendid pendidika ikan n adalah adalah suatu suatu yang yang esensi esensial al bagi manusi manusia, a, melalu melaluii pendid pendidika ikan, n, manusi manusiaa bisa bisa belaja belajarr mempela mempelajar jarii alam alam semest semestaa demi demi memper mempertah tahanka ankan n kehidupannya, karena pentingnya pendidikan, Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat tinggi sesuai dengan firman Allah (dalam surat al-Mujadalah :1): 1
Dpartemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahannya, Terjemahannya , (Semarang : CV. Toha Putra, 1989), h. 435 2 Slamet Imam Santoso, Pendidikan Di Indonesia Dari Masa Ke Masa, (Jakarta : CV. Haji Mas Agung, 1987), h. 52
1
“ Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan berupa derajat”. derajat”.3 Seja Sejara rah h perke perkemb mban angan gan pendi pendidi dika kan n Isla Islam, m, tela telah h munc muncul ul seir seirin ing g perkembangan itu sendiri, di mana kehadirannya telah menanamkan nilai-nilai ajaran ajaran Islam. Islam. Seiri Seiring ng perkem perkembang bangan an Islam Islam dan terben terbentuk tuknya nya Masyar Masyaraka akatt Isla Islam, m,
mesj mesjid id-m -mes esji jidp dpun un
meng mengem emba bang ngkan kan
peran peranann annya ya
menj menjad adii
pusat pusat
pengembangan pendidikan Islam yang dalam pelaksanaannya dikembangkan dalam bentuk halaqah (learning Circle). Circle). Sistem 4
pend pendid idik ikan an
bagi bagi
umat umat
Isla Islam m
meng mengop oper eras asik ikan an
bida bidang ng
kegamaa kegamaan, n, spirit spiritusl usl,, sosial sosial dan polit politik. ik. Siste Sistem m nilai nilai Islam Islam terseb tersebut ut telah telah menciptakan beberapa perbedaan dasar antara sistem pendidikan Islam dan modern baik di Timur maupun di Barat.5 Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Menurut catatan sejarah, masuknya Islam ke Indonesia dengan damai, berbeda dengan daerah-daerah lain yang kedatangan Islam dilalui lewat peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dan beberapa daerah lainnya.6 Sejarah pendidikan sesungguhnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan perkembangan sosial budaya manusia dipermukaan bumi. Begitu juga halnya dengan sejaran pendidikan Islam pada hakikatnya tidak terlepas dari seja sejara rah h Isla Islam m dan dan umat umatny nya. a. Dala Dalam m perj perjal alana anan n seja sejara rah h yang yang panj panjan ang, g, pendidikan Islam telah melalui berbagai zaman dan berbagai daerah, artinya bahwa pendidikan Islam terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak zaman permulaan Islam dikembangkan oleh Rasulullah SAW., sampai zaman sains dan tekhnologi sekarang ini.
3
al-Qur’an…h. 910 Dpartemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an…h. Dalam terminology pendidikan Islam 5 Mansour Ahmad, Islamic Ahmad, Islamic Education, (New Delhi : Qazi Publishers Distributors, 1994), h. 4 6 Pendidikan Nasional Di Di Indonesia, Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan (Jakarta Timur: Prenada Media, 2004), h. 3 4
2
Di masa perkembangan yang melewati beberapa periode, pendidikan Isla Islam m tela telah h mela melahi hirk rkan an berb berbag agai ai pemik pemikir iran an dari dari kala kalang ngan an toko tokohh-to toko koh h pendidikan Islam yang muncul dari para tokoh dan umat Islam, dari zaman ke zaman zaman yang yang mengal mengalami ami perubah perubahan an dan perkem perkembang bangan, an, akan tetapi tetapi pada umumnya pemikiran itu berkaitan dengan hal-hal yang membicarakan tentang prinsip azas dan tujuan pendidik, peserta didik, media materi (kurikulum (kurikulum), ), metode, lembaga-lembaga pendidikan Islam serta latar belakang lingkungan sosial ekonomi, politik dan fisik yang mempengaruhi proses p endidikan Islam. B. Pembahasan Pembahasan
Pada Pada dasar dasarny nyaa pros proses es pendi pendidi dika kan n sebe sebenar narny nyaa tela telah h berl berlan angs gsung ung sepanjang sejarah berkembang dengan perkembangan sosial budaya manusia dipermukaan bumi. Sejarah pendidikan Islam dan sejarah para tokoh-tokoh pendidikan Islam dapat dikatakan berada dalam periode-periode sejarah Islam itu sendiri. Secara Secara garis besar Harun Harun Nasution membagi sejarah sejarah Islam dalam dalam tiga periode, yaitu : periode klasik 7, pertengahan8 dan modern kontemporer.9 Siste Sistem m pendid pendidika ikan n adalah adalah suatu suatu pola pola menyel menyeluru uruh h dalam dalam lembag lembagaalembaga formal, agen-agen dan organisasi yang memindahkan pengetahuan dan warisan warisan kebudayaan kebudayaan yang mempengaruhi mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan sosial, spiritual spiritual dan intelektual individu manusia. Sistem pendidikan Islam merupakan satu kesatuan yang terdiri dari beberapa unsur pendukung terlaksananya kegiatan 7
Zaman klasik berlangsun sejak aal kemajuan Islam (650-1000 M), hingga masa disintegrasi (1000 M-1250 M) yaitu dari zaman Nabi Muhammad SAW., sampai runtunya bani Abbasiyyah. 8 Zaman pertengahan berlangsung dari zaman kemunduran (1250-1500 M), masa ketiga kerjan Mongol Utsmani dan Safawi (1500-1700 M), dan masa kemunduran II (1799-1800 M) yang sejak runtuhnya bani Abbsiyyah ssampai antara abad 17 dan 18 Hijriyah Pada Abad pertengahan ini yang banyak berperan dalam bidang pendidikan adalah Sulthan Mahmud II, beliau terkenal dengan pelopor pembaruan pendidikan. 9 Zaman Zaman Modern Modern (kontempor (kontemporer)/ er)/zama zaman n pembaruan, pembaruan, berlangsung berlangsung dari tahun 1800 hingga hingga sekarang, yang ditandai dengan pergolakan dan kebangkitan Umat Islam diseluruh dunia. Pada zaman modern ini yaitu sejak abad 18 H, 19 H sampai sekarang. Pola pembaharuan pendidikan dirintis oleh Muhammad Muhammad bin Abdul Abdul al-Wahab, al-Wahab, kemudian dicanangkan dicanangkan kembali kembali oleh Jamaluddin Jamaluddin al-Afgani al-Afgani dan Muhammad Abduh (akhir abad -19 H). dalam pembabakan ini sifatnya harus muthlak demikian. Akan tetapi tetapi pembab pembabaka akan n ini dimaks dimaksudk udkan an untuk untuk memper mempermud mudah ah memaha memahami mi dari dari sehi sehi sejar sejarah ah secara secara kronologis.
3
pendidikan Islam, seperti lembaga pendidikan, kurikulum, media, guru, anak didik didik (peser (peserta ta didik) didik) dan metode metode pembel pembelaja ajaran ran yang yang digunak digunakan. an. Masing Masing-masing unsur tersebut saling terkait dan saling mendukung demi terlaksananya kegiatan sistem pendidikan Islam adalah : a. Lemb Lembag agaa Pen Pendi didi dika kan n Pada masa klasik ada lembaga pendidikan Islam yang digunakan sebagai sebagai tempat tempat penyelenggar penyelenggaraan aan kegiatan kegiatan pendidikan pendidikan Islam. Islam. LembagaLembagalembaga pendidikan tersebut ntara lain : 1. Makt Maktab ab atau atau Kutt Kuttab ab Maktab, atau tempat-tempat untuk mengajar menulis, terdapat di dunia Arab bahkan sebelum Islam. Maktab sesungguhnya merupakan sebuah tempat untuk belajar belajar membaca membaca maupun menulis, yang terletak terletak di ruma rumah h guru guru di mana mana para para muri murid d berk berkum umpu pull untu untuk k mene meneri rima ma pelajaran. Di sana juga terdapat bentuk-bentuk maktab lainnya, dimana stelah stelah datangnya datangnya Islam, Islam, secara secara khusus diberikan diberikan pelajaran pelajaran tentang tentang alQur’an dan agama.10 Maktab-maktab seperti itu, misalnya milik Abul Qasim al-Balkhi di Julfa (w. 723;105 H), memiliki 300 murid. Guruguru di maktab disebut Mu’allim atau pengajar. Maktab merupakan tempat untuk memperoleh pendidikan dasar pada pada awal Islam Islam hampir hampir disemu disemuaa kota-k kota-kota ota atau atau desa. desa. Disamp Disamping ing pelajaran pelajaran al-Qur’an al-Qur’an dan agama, puisi, menunggang kuda, berenang, berenang, pribahasa pribahasa terkenal, terkenal, ilmu hitung, tata bahasa, bahasa, adab-adab adab-adab juga diajarkan keterampilan menulis indah. Maktab-maktab itu terdapat di Spanyol, Sisilia, Afrika dan Timur Tengah, meskipun kandungan kurikulumnya
10
Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Muqaddimah, h. 398 ; al-Baladhuri, h. 147 ; Hitti, The History of the Arabs, Ibnu Batuta, Tuhfat ul-Nazar, Vol I, h. 213 ; Syalaby, History of Muslim Education, h. 16-23 dalam Mehdi Nekosteen, Kontribusi Nekosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, Terjemahan dari judul asli : History of Islamic Origins of Western Education A D. 1800-1350, with an Introduction to Medieval Muslim Education, penerjemah : Joko S. Kahar dan Supriyanto Abdullah (Surabaya : Risalah Gusti, 2003), h. 62
4
berbeda-beda berbeda-beda dan disesua disesuaikan ikan dengan kebutuhan kebutuhan sosial sosial budaya dan latar belakang setempat.11 Sebelu Sebelum m datangn datangnya ya Islam, Islam, kuttab (tem (tempa patt untu untuk k memb member erii pel pelaj ajar aran an rend rendah ah)) tela telah h ada ada di nege negeri ri Arab Arab,, mesk meskip ipun un belu belum m termasyhur. Fungsinya tidak jauh berbeda dengan kuttab yang ada pada masa Islam. Kuttab pada masa Arab Pra Islam, merupakan lembaga pen pendi didi dika kan n ting tingka katt dasa dasarr teru teruta tama ma untu untuk k bela belaja jarr menu menuli liss dan dan membaca12 Ahmad Syalabi membagi dua jenis kuttab. kuttab. Jenis pertama adalah kuttab yang yang dijadi dijadikan kan sebaga sebagaii tempat tempat belaja belajarr menuli menuliss dan membaca huruf Arab, belajar puisi dan sastra. Mengajar menulis dan membaca ini dikerjakan oleh guru-guru di rumahnya masing-masing. Boleh jadi mereka menyediakan dalam rumahnya sebuah kamar untuk menerima pelajar-pelajar yang hendak belajar menulis dan membaca. Kuttab dari jenis ini kebanyakan berdiri sendiri dan terpisah dari kuttab jenis lain. lain. Kuttab jenis pertama ini telah lahir pada masa permulaan Islam dan sebagian gurunya dari kalangan orang non-muslim. Jenis kedua adalah kuttab yang disediakan untuk mengajarkan al-Qur’an alKarim Karim dan pokok-pokok agama Islam. Islam.13 Kuttab jenis kedua ini belum lahir pada masa permulaan Islam, karena pada permulaan Islam hanya ada bebera beberapa pa orang orang anak anak yang yang belaja belajarr al-Qur al-Qur’an ’an dan ajaran ajaran Islam Islam dengan menyelusup ke dalam lingkaran pelajaran orang-orang tua di Mesjid, seperti yang dilakukan oleh Ali Ibnu Abi Thalib dan Abdullah Ibnu Abbas. Adapun anak-anak yang lain belajar al-Qur’an dari orang tuanya atau guru-guru khusus untuk keluarga.14 11
Mehdi Nekosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, Terjemahan dari judul asli : History of Islamic Origins of Western Education A D. 1800-1350, with an Introduction to Medieval Muslim Education, penerjemah : Joko S. Kahar dan Supriyanto Abdullah (Surabaya : Risalah Gusti, 2003), h. 63 12 Ahmad Syalaby, Sejarah Pendidikan Islam, judul asli; Tarikh at-Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan Muchtar Jahja dan M. Sanusi Latief (Jakarta : Bulan Bintang, 1973), h. 33 13 Ibid , h. 35 14 Ibid, h. 41
5
2. Mesj Mesjid id Dan Dan jam jami’ i’ Pada masa Islam klasik, mesjid mempunyai fungsi yang jauh lebih besar dan bervariasi dibanding fungsinya yang sekarang. Dulu, disamping disamping sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi menjadi pusat kegiatan sosial dan politik umat Islam Islam..15 Jami’ adalah mesjid yang digunakan sebagai tempat melaksanakan ibadah sholat Jum’at, sedangkan Mesjid adalah mesjid yang lebih kecil yang hanya digunakan sebagai tempat ibadah harian yang lain, kecuali sholat dan khutbah Jum’at. Mesjid Jami’ termasuk lembaga pendidikan tertua di dunia Islam yang digunakan sebagai tempat pengajaran humaniora dan ilmu-ilmu agama. Para guru sering mengajar dua bidang ini sekaligus sekaligus sejak abad ke-2 atau ke-8.16 3. Daru Darull Hikm Hikmah ah Daru Darull Ilm Ilmii Darul al-Hikmah ini muncul pada waktu bercampurnya berbagai bangsa dan peradaban pada masa Daulah Abbasiyyah dan pada masa bangkitnya bangkitnya gerakan intelektual intelektual yang mendorong orang-orang orang-orang Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan zaman kuno. Tujuan utamanya adalah adalah mengumpulkan mengumpulkan dan menyalin menyalin ilmu-ilmu ilmu-ilmu pengetahuan pengetahuan asing, asing, terutama ilmu pengetahuan orang Griek dan Griek dan falsafah mereka ke dalam bahasa Arab untuk dipelajari. Sedangkan Dar al-Ilmi didirikan oleh kerajaan kerajaan Fatimiyyah Fatimiyyah pada abad ke IV H, pada lembaga pendidikan pendidikan ini di pela pelaja jari ri ilmu ilmu fals falsaf afah ah,, ilmu ilmu-i -ilm lmu u oran orang g Yuna Yunani ni,, di samp sampin ing g mempelajari ilmu-ilmu Islam. 4. Madrasah
15
Hasan Hasan Asari, Asari, Menyin Menyingka gkap p Zaman Zaman Keemas Keemasan an Islam Islam Kajia Kajian n atas atas Lembag Lembaga-l a-lem embag baga a pendidikan edisi Revisi, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2007), h. 44 16 George Makdisi, Cita Humanisme Islam Panorama Kebangkitan Intelektual dan Budaya Islam dan Pengaruhnya terhadap Reinesans barat, terjemahan dari judul asli : The Rise Of Humanism in Classical Islam and The Christian West, Penerjemah : A. Syamsu Rizal & Nur Hidayah, ( Jakarta :PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005), h. 89
6
Langk Langkah ah
perk perkem emba banga ngan n
lemb lembag agaa
pendi pendidi dika kan n
tingg tinggii
Isla Islam m
berikutnya di bawah patronase wazir Nidham al-mulk, sekitar tahun 1064. Bangunan baru yang disebut madrasah ini mengambil masjid Khan sebagai model. Madrasah (dalam bentuk klasiknya) dapat disebut seba sebaga gaii
akad akadem emii
(college) college)
seba sebaga gaim iman anaa
kita kita kena kenall
seka sekara rang ng..17
Madrasah mempunyai perpustakaan yang tergabung dalam bangunan yang sama. Walaupun perpustakaan telah terdapat di istana dan rumahrumah rumah bangsaw bangsawan an dan hartaw hartawan, an, perpus perpustak takaan aan sebagai sebagai bagian bagian dari dari masjid-akademi adalah hal yang jarang. Madrasah merupa merupakan kan satu satu jenis jenis lain lain dari dari lembag lembagaa pendidi pendidikan kan Islam, dan mulai muncul pada akhir abad ke IV Hijriah18 Madrasah merupakan hasil evolusi dari mesjid sebagai lembaga pendidikan dan Khan sebag sebagai ai temp tempat at ting tingga gall mahas mahasis iswa. wa. Madrasah menempati langkah ketiga dari satu garis perkembangan, dengan urutan : masjid, ke masj masjid id-K -Khan han,, kemu kemudi dian an ke madr madras asah ah19 madrasah madrasah merupakan merupakan lembaga pendidikan Islam Islam per excellence sampai pada priode modern dengan dengan
diperk diperkenal enalkann kannya ya
lembaga lembaga-le -lemba mbaga ga
pendid pendidika ikan n
modern modern,,
seperti seperti universitas universitas..20 Madr Madras asah ah pert pertam amaa kali kali yang yang didi didiri rika kan n di Indonesia adalah Madrasah Adabiyah (Adabiyah School) didirikan didirikan di Padang Padang pada tahun 1909 1909 oleh oleh Abdull Abdullah ah Ahmad. Ahmad. Selanj Selanjutn utnya ya pada tahun 1916 didirikan Madrasah School (sekolah agama) dan dalam School dan nama Diniyah perkembangan berikutnya menjadi menjadi Diniyah School dan nama Diniyah School inilah School inilah akhirnya berkembang dan terkenal.21 17
Charles Michael Stanton, Pendidikan Stanton, Pendidikan Tinggi Dalam Islam Sejarah Dan Peranannya Dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Terjemahan dari judul asli : Higher Learning in Islam : The Classical Period, A.D. 700-1300. Penerjemah : H. Affandi dan Hasan Asari ( Jakarta : PT. Logos Publishing House, 1994), h. 45 18 Ibid, h. 40 19 Makdisi, dalam Hasan Asari, Op-cit , h.45 20 Hasan Asari, Ibid Asari, Ibid , h. 51 21 Dinamika Pendidikan Pendidikan Islam, Islam, editor. Haidar Haidar Putra Putra Daulay, Daulay, Dinamika editor. Irwan Irwan Saleh Saleh Dalimunt Dalimunthe he (Citapustaka Media, 2004), h. 67-68
7
5. Lembag Lembaga-le a-lemba mbaga ga Pendid Pendidika ikan n lain, lain, seperti seperti : Dar al-Qur’an al Hadits, Daarul Kutab (perpustakaan) , Al Bimaristan ( tempat tempat mempelajari ilmu kedokteran secara praktis) dan lembaga pendidikan Sufi.22 b. b. Meto Metode de Pend Pendid idik ikan an Klas Klasik ik Metode pendidikan Islam merupakan unsur dari sistem pendidikan Islam, keberadaannya penting dan memang harus diperhatikan oleh setiap orang orang yang yang terlib terlibat at dalam dalam kegiata kegiatan n pendid pendidika ikan, n, baik baik itu guru guru maupun maupun murid murid sebaga sebagaii pesert pesertaa didik. didik. Secara Secara sederh sederhana ana kata kata metode metode dipaha dipahami mi sebagai suatu cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan. Dengan demikian demikian dapat disebutkan bahwa metode metode pendidikan pendidikan Islam Islam adalah segala cara cara dan usaha usaha yang yang siste sistemat matis is dan pragma pragmatis tis untuk untuk mencapa mencapaii tujuan tujuan pendidikan Islam, dengan melalui berbagai aktivitas yang melibatkan guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik. Dalam perjalanansejarah pendidikan Islam, metode pembelajaran yang diterapkan telah mengalami berbagai perubahan dan pengembangan. Di antara antara perkem perkembang bangan an yang yang terjad terjadii pada metode metode pendidi pendidikan kan Islam, Islam, adalah adalah yang yang terjad terjadii ditera diterapka pkan n pada pada masa masa Islam Islam klasik klasik.. Ahli Ahli sejar sejarah ah menca mencata tat, t, seti setida dakny knyaa ada ada beber beberapa apa bent bentuk uk meto metode de pend pendid idik ikan an yang yang diterapkan yaitu : halaqah, hafalan, munazarah, ,mudzakarah, Imla’ dan rihlah ilmiah. 1. Hala Halaqa qah h
Bentuk Bentuk yang yang paling paling sederh sederhana ana pendid pendidika ikan n muslim muslim pada masa masa awal adalah duduk melingkar. Ini merupakan pengalaman pendidikan yang yang khas khas dala dalam m Isla Islam m dike dikena nall denga dengan n nama nama Halaqah, Halaqah, yang yang arti arti harfia harfiahny hnyaa sebuah sebuah perkum perkumpul pulan an yang yang meling melingkar kar (pengka (pengkajia jian n yang yang dilakuk dilakukan an dengan dengan duduk duduk meling melingkar kar). ). Dinama Dinamakan kan demiki demikian, an, karena karena 22
Penjelasan lebih luas tentang lembaga-lembaga pendidikan ini dapat dibaca Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam, Kajian Atas Lembaga-lembaga Pendidikan.
8
guru guru dudu duduk k di teng tengah ah-t -ten enga gah h sebu sebuah ah mimb mimbar ar atau atau bant bantal al yang yang membel membelaka akangi ngi tembok tembok atau atau tiang, tiang, dan para para pelaja pelajarr duduk duduk dengan dengan memben membentuk tuk seteng setengah ah lingkar lingkaran an di depan depan guru. guru. Leingk Leingkara aran n terseb tersebut ut dibentuk menurut tingkatnya, semakin tinggi tingkat seseorang pelajar, atau pelajar pengunjung, maka ia duduk paling dekat dengan gurunya.23 Dalam kegiatan berbentuk berbentuk halaqah, murid murid yang yang lebih lebih tinggi tinggi,, Syeikh, sedangkan murid yang pengetahuannya duduk dekat dengan Syeikh, level pengetahuannya lebih rendah duduk sedikit lebih jauh dan mereka ber berus usah ahaa denga dengan n kera kerass untuk untuk dapat dapat meng menguba ubah h posis posisii lebi lebih h deka dekatt dengan Syeikhnya. Syeikhnya.24 Kegiata Kegiatan n perkul perkuliah iahan an di Halaqa Halaqah, h, secara secara singkat singkat berlan berlangsu gsung ng dalam dalam rangkai rangkaian an kegiata kegiatan n beriku berikutt : Syeikh
membuka membuka perkuliahan perkuliahan
basmallah, mengucap mengucap shalawat shalawat dan sala dengan membaca membaca basmallah, salam m bagi bagi Rasulu Rasululla llah. h. Disert Disertai ai dengan dengan member memberika ikan n doronga dorongan n kepada kepada murid murid supaya supaya menuntut menuntut ilmu, ilmu, bersifat bersifat rendah hati dalam menuntut ilmu, dan berusaha menjalani hidup yang baik serta berbudi luhur.25 Kemudian dilanjutkan dilanjutkan dengan memberikan memberikan penjelasan penjelasan tentang tentang materi materi pelajaran pelajaran samb sambil il
meng menghu hubu bung ngka kann nnya ya
deng dengan an
topi topik k
yang yang
tela telah h
diba dibaha hass
sebelu sebelumny mnya. a. Dalam Dalam melaks melaksana anakan kan kegiata kegiatan n pembel pembelaja ajaran ran.. Syeikh al-Qur’an dan Hadits) kepada biasanya mendiktekan bahan pelajaran ((al-Qur’an para murid, kemudian menjelaskannya serta menafsirkannya terutama pada bagian-bagian yang dipandang sukar dari hadits dan al-Qur’an. Sementara Syeikh memberikan penjelasan, para murid aktif menulis semua keterangan keterangan yang yang diberik diberikan an oleh Syeikh. Sebelum mengakhiri pembelajaran, Syeikh biasan biasanya ya mengul mengulang ang kembal kembalii apa yang yang telah telah 23
Mehdi Nekosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, Terjemahan dari judul asli : History of Islamic Origins of Western Education A D. 1800-1350, with an Introduction to Medieval Muslim Education, penerjemah : Joko S. Kahar dan Supriyanto Abdullah (Surabaya : Risalah Gusti, 2003),…… h. 60 24 Hasan Asari…..Op-cit Asari…..Op-cit , h. 37 25 Ahmad Syalabi,…….h. 384
9
dibacakan dibacakan dan dijelaskan dijelaskan serta disesuaikan disesuaikan dengan catatan catatan para murid dengan dengan cara cara menyur menyuruh uh seoran seorang g murid murid untuk untuk membac membacaa catata catatanny nnya. a. Kemudian mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a.26 Kurikulum lingkaran studi (halaqah) sesuai dengan pengetahuan dan minat seorang Syekh, Syekh, tergantung tergantung pada pengalamanny pengalamannya, a, dan biasa jug jugaa pada pada ijaz ijazah ah (pen (penga gakua kuan) n) dalam dalam bida bidang ng keah keahli lian anny nya. a. Masa Masa halaqah) keterkaitan seorang murid dengan sebuah lingkaran studi ((halaqah) tergantung kepada ketekunan dan trget-targetnya sendiri. Ketika sudah tidak mencapai titik maksimal dalam belajar pada seorang guru, murid tersebut tersebut dapat beralih beralih kepada guru lain. Sehingga Sehingga seorang seorang murid bisa saja saja menghab menghabisk iskan an masa masa hidupn hidupnya ya dalam dalam perjal perjalana anan, n, berali beralih h dari dari seoran guru (Syekh) ke guru (Syekh) lain yang terkenal.27 2. Hafa Hafala lan n
Pada Pada masa masa Islam Islam klasik klasik hafala hafalan n memili memiliki ki perana peranan n penting penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini selain dikarenakan daya hafal bangsa Arab yang kuat, jugs dikarenakan memang hanya hafalanlah yang efektif digunakan pada masa itu. Ditambah lagi pada masa itu medi mediaa simp simpan an ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n belu belum m mema memada daii juml jumlah ah dan dan penyediaannya. Kond Kondis isii
ini ini
memp mempen enga garu ruhi hi
meto metode de
pemb pembel elaj ajar aran an
yang yang
ditera diterapka pkan n dalam dalam kgiata kgiatan n pendid pendidika ikan n Islam Islam pada masa masa itu. itu. Dalam Dalam catata catatan n sejara sejarah h ditemu ditemukan kan bahwa bahwa anak-an anak-anak ak mulai mulai belaja belajarr dengan dengan menghafal bebeapa surat dari al-Qur’an dan kewajiban agama seperti sembahyang dan puasa.
26
Ahmad Syalabi, ….h. 385 Charles Michael Stanton, Pendidikan Stanton, Pendidikan Tinggi Dalam Islam Sejarah Dan Peranannya Dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Terjemahan dari judul asli : Higher Learning in Islam : The Classical Period, A.D. 700-1300. Penerjemah : H. Affandi dan Hasan Asari ( Jakarta : PT. Logos Publishing House, 1994),….h. 158 27
10
Hafalan Hafalan merupakan merupakan cara yang harus ditempuh ditempuh seseorang untuk dapat menguasai secara utuh berbagai tradisi yang diriwayatkan dari orang Arab terdahulu melintasi abad demi abad, termasuk dua naskah suci Islam al-Qur’an dan Sunnah, dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Abu Hamid al-Gharnathi, orang Spanyol dari Granada (w. 565 H/11691170 M), mengabdikan pemikiran yang sama dalam suatu bait syair yang ditujukan kepada para pemuda pada masanya : Penge Pengetah tahuan uan terlet terletak ak dalam dalam hati, hati, bukanla bukanlah h dalam dalam catata catatan. n. Karenanya jangan tergoda oleh permainan dan kesenangan. Hafalkan, pahami, dan kerja keraslah untuk meraihnya. Hanya usaha keras yang kau butuhkan, tidak yang lain. 28 Demiki Demikian an pula pula ada sebagi sebagian an ulama ulama Islam Islam yang yang berpen berpendapa dapatt bahwa belajar itu dimulai dengan menghafal sebelum memahaminya, Ibnu Qutibah al-Dinuri, Permulaan ilmu seperti yang iungkapkan oleh oleh Ibnu adalah diam, kedua mendengar, ketiga menghafal, keempat berpikir dan kelima menyebarkan.”29 Diya al-Din Ibn –‘Athir mengemukakan pentingnya penghafalan dalam ingatan agar dapat menemukan kembali unsu unsurr-un unsu surr yang yang penti penting ng pada pada wakt waktu u dibut dibutuh uhkan kan.. Pengi Penginga ngata tan n kembal kembalii hanya hanya mungki mungkin n terjad terjadii dengan dengan melaku melakukan kan pengula pengulangan ngan- pengulangan pengulangan dan praktek-pr praktek-praktek aktek tertentu tertentu untuk memastikan memastikan bahwa materi-materi yang sudah dihafalkan tetap lekat dalam ingatan dan dapat berfungsi pada waktu yang dibutuhkan.30 Ada dua bentuk bentuk hafala hafalan, n, yaitu yaitu hafala hafalan n yang yang terbat terbatas as hanya hanya dengan dengan cara cara memind memindahka ahkan n bahan bahan bacaan bacaan ke dalam dalam hadits hadits dan ahli ahli leksikografi. Sedangkan hafalan bentuk kedua biasanya dilakukan oleh 28
George A. Makdisi, Cita Humanisme Islam Panorama Kebangkitan intelektual dan Budaya Islam dan Pengaruhnya Terhadap Reinesans Barat,…. h. 323 29 Ibid, h. 123 30 George Makdisi, The Rise Of Humanism in Classical Islam and the Christian West With Sosial Reference to Scholasticism, (Edinburg : Edinburg University Press, 1990), h. 203
11
para para sastra sastrawan wan dan kaum kaum skolas skolasti tik k yang yang menghe menghendak ndakii pemaham pemahaman an yang yang leih leih baik baik terhada terhadap p suatu suatu bahan. bahan. Mereka Mereka menghen menghendaki daki tingka tingkatt kemajuan yang lebih tinggi. Jalan menuju kreativitas membutuhkan perjuangan yang lebih keras untuk mendapatkan bahan pelajaran dan yang diriwayat diriwayatkan kan dari seseorang seseorang pakar-proses pakar-proses riwayat - kemudi kemudian an mela melalu luii
pros proses es
dirayah, dirayah,
yaitu aitu
memah emaham amii
baha bahann-ba baha han n
yang ang
disampaikan, dan akhirnya mencapai tahapan ijtihad , yaitu berusaha seop seopti tima mall
mung mungki kin n
deng dengan an
sega segala la
kema kemamp mpua uan n
send sendir iri, i, untu untuk k
menciptakan gagasan sendiri, dengan bahasa sendiri, dengan gaya yang menari menarik, k, dan diungka diungkap p dengan dengan gaya gaya bahasa bahasa yang yang fasih, fasih, jelas jelas dan ringkas (baligh).31 Menghafal sangat penting dalam hal pembelajaran, seseorang dapa dapatt meng mengha hafa fall apab apabil ilaa ada ada pema pemaham haman an terh terhad adap ap konte konteks ks yang yang dihafal. dihafal. Untuk memudahkan cara menghafal, menghafal, al-Khatib al-Khatib menganjurka menganjurkan n agar murid selalu duduk pada posisi yang dapat mendengar secara jelas terhadap apa yang diucapkan guru. Selain itu suasana haruslah tenang dan mendengarkan dengan seksam apa yang diucapkan guru. guru.32 Pentingnya Pentingnya metode hafalan hafalan33 ini juga juga dirasa dirasakan kan para para ilmuan ilmuan sebagaimana komentar yang mereka utarakan berikut ini : 1. Qatada Qatada as-Sad as-Sadusi usi mengat mengatakan akan ia tidak tidak pernah menden mendengar gar sesuatu sesuatu tanpa menghafalnya. 2. Al-H Al-Has asan an Ibn Ibn Zin Zin Nun Nun al-S al-Sha hagh ghri ri mengat mengatak akan an jika jika kamu tidak tidak mengulangi sesuatu lima puluh kali, ia tidak akan tersimpan dalam ingatan.
31
George A. Makdisi, Cita Humanisme Islam Panorama Kebangkitan intelektual dan Budaya Islam dan Pengaruhnya Terhadap Reinesans Barat,…. h. 315-316 32 George Makdisi, The Rise Of Colleges, (Edinburg : Edinburg University Press, 1990), h. 102. 33 Humanism ,… h. 204 and see also, George Makdisi, The Rise George Makdisi, The Rise Of Humanism,… h. 100-101 Of Colleges,.... Colleges,....h.
12
3. Al-G Al-Ghaz hazal alii mera merasa saka kan n betap betapaa pent pentin ingn gnya ya mengh menghaf afal al keti ketika ka ia mengalami buku-bukunya dirampas perampok dalam perjalanan. Ia mengatakan ambillah semua hartaku, tapi jangan ambil buku-buku itu. Kejadian ini membuat beliau menghabiskan waktunya selama tiga tahun untuk menghafal. Melalui hafalannya itu ia tidak takut lagi untuk bepergian. 4. Ibn al-‘Allaf al-‘Allaf mengatakan mengatakan bahwa kertas (buku) adalah adalah tempat tempat yang tidak baik untuk menyimpan ilmu pengetahuan. Memang diakui betapa betapa berharganya berharganya ilmu pengetahuan, pengetahuan, tapi disisi disisi lain dikatakan bahwa hapalan labih penting lagi. 5. Abu Abu Baka Bakarr Ibn Ibn al-A al-Anb nbar arii meng mengat atak akan an bahw bahwaa ia tida tidak k pern pernah ah mengerti dari buku tapi selalu dari hafalan. 6. Ibn at-Tab at-Tabban ban adalah adalah seorang seorang yang buta huruf namun ia melakuka melakukan n dakwahnya melalui hafalan. 7. Ibn alal-Munn Munnaa pada pada usia usia 40 tahun ahun cide ciderra but buta namu namun n lanc lancar ar pendengarann pendengarannya ya sehingga sehingga ia mengajar mengajar dari apa yang diperolehnya diperolehnya lewat hafalan. Kemampuan hafalan bangsa Arab cukup mengagumkan, hal ini terlihat dari banyaknya para ulama yang mampu menghafal berbagai kitab, sya’ir, hadits, maupun yang lainnya. Al-Muntanabbi misalnya, mampu menghafal buku ukuran polio hanya dengan sekali baca. Badi al-Zaman al-Hamdani mampu mengulangi ode (sejenis syair) dari lebih lima puluh syair dari awal hingga akhir setelah sekali dengar. Abu lMahasin Mahasin al-Ruyani al-Ruyani mengatakan mengatakan jika seandainya seandainya karya-karya karya-karya Syafi’i musnah terbakar, saya sanggup mengingatnya kembali lewat hafalan. Adapun waktu yang baik untuk menghafal sebagaimana yang dilakuk dilakukan an Imam Imam al-Gha al-Ghazal zalii dan al-Kiy al-Kiyaa al-Har al-Harras rasii adalah adalah sebelu sebelum m
13
Shubuh dan tempat yang baik untuk menghafal adalah ruangan yang agak jauh dari keributan.34 3. Mudzak Mudzakarah arah
Dalam kajian ilmu-ilmu humaniora, istilah mudzakarah paling sering dalam arti diskusi ilmiah. Dalam suatu mudzakarah beberapa oang terlibat dalam suatu percakapan tentang suatu tema atau pelajaran tertentu ; mereka saling bertukar pendapat dan pengetahuan, agar setiap cendikia yang terlibat memperoleh manfaat, begitu pula orang yang hadir untuk mendengarkan saja.35 Istilah mudzakarah tidak hanya digunakan dalam satu aspek saja, tetapi juga sering digunakan sebagai petunjuk percakapan yang dapat dapat member memberika ikan n pertuk pertukara aran n ilmu ilmu pegeta pegetahua huan n (seper (seperti ti semina seminar). r). Mudzakarah
juga juga digun digunak akan an seba sebagai gai meto metode de memp mempel elaj ajar arii dan
mengahafal materi studi sastra khususnya ilmu qawa’id an-nahwu. 4. Munazh Munazharah arah
Munazharah merupakan suatu metode pendidikan Islam pada masa klasik, yaitu dengan cara berdiskusi. Makdisi menjelaskan bahwa munazharah merupakan suatu cara untuk menambah ilmu pengetahuan dengan dengan cara cara mengun mengundang dang orang orang lain lain dan memper memperdeba debatka tkan n masing masing-masi masing ng penda pendapa patt yang yang dise disert rtai ai deng dengan an argu argume ment ntas asii yang yang dapat dapat dipert dipertangg anggung ungjawa jawabka bkan. n.
Dalam Dalam
munazharah, munazharah,
kepasihan
lidah
berbicara dan memiliki ilmu yang luas sangat dihandalkan. Perdebatan (munazharah) juga juga merupa merupakan kan alat alat untuk untuk mencapa mencapaii kemaju kemajuan an ilmu ilmu pengetahuan. Makdisi menyebutkan al-Mubarrad menceritakan al-Mubarrad menceritakan bahwa al-Akhfasy lebih tua dari Sibawaih. Sibawaih. Setelah sama-sama menguasai ilmu tata bahasa, al-Akhfasy mencari-cari perdebatan dengan Sibawayhi. Sibawayhi. Ia 34 35
The Rise Of Colleges,....h. Colleges,....h. 101-102 George A. Makdisi, Cita Humanisme Islam Panorama,…. h. 315-316
14
mengatakan “ saya mendebat anda bahwa tidak ada bahwa selain akal dalam memperoleh ilmu pengetahuan”. Sibawayh merespon. “apakah anda menduga bahwa saya meragukan niat anda itu ?” Ar Ibn Marzuq (w.223 H/837 M) mengikuti suatu perdebatan antara Sibawayh dan alAsma’i, yang setelah debat itu Yunus berkomentar, “Sibawayh “Sibawayh benar, tetapi lawannya menenangkannya berkat keahlian balaghahnya”. balaghahnya”.36 Ahmad Ahmad Syala Syalabi bi juga juga menjel menjelask askan an bahwa bahwa pada pada masa masa klasik klasik masing-masing murid untuk mengajukan pertanyaan tentang masalah apapun, karena untuk meminta untuk mengajukan pertanyaan tentang apa-apa yang dirasanya sukar dipahami. Pertanyaan-pertanyaan yang diaj diajuka ukan n haru haruss sesu sesuai ai denga dengan n tata tata cara cara yang yang baik baik.. Muri Murid d haru haruss mengaj mengajuka ukan n pertan pertanyaa yaan n benarbenar-ben benar ar karena karena ingin ingin mendal mendalami ami ilmu ilmu pengetahuan tersebut, bukan untuk mengotot dan bukan pula karena ingin dikagumi orang lain, selain itu dalam diskusi murid dilarang memotong pembicaraan gurunya, yang sedang berbicara atau temannya yang sedang bertanya kepada gurunya. Para pelajar diberi dorongan untuk bertanya, tapi dengan syarat bahwa pertanyaan dapat membuka arena baru serta menunjukkan kematangan ilmu dan kemampuannya untuk menggunakan fikirannya. Kadang-kadang gurunya justru yang bertanya. Dalam hal ini dalam memahami satu materi pelajaran yang telah diberikan kepadanya.37 Beberapa ahli berpendapat bahwa seni munazharah lahir dari dialog-dialog teologis yang berlangsung antara umat Islam dan umat non musli muslim m (Yahui (Yahui,, Kriste Kristen, n, Majusi Majusi). ). Adapul Adapulaa yang yang berpen berpendapa dapatt bahwa munazharah bermu bermula la dibi dibida dang ng hukum hukum,,
bagi bagi al-Gh al-Ghaz azal alii
misalnya, yang menyatakan bahwa ini berkaitan erat dengan kebutuhan
36 37
George A. Makdisi, Cita Humanisme Islam Panorama,…. h.329 Ahmad Syalabi, ….h.388-389
15
penguasa penguasa akan para fuqahai para fuqahai untuk mengisi pos-pos yang berhubungan dengan hukum. hukum.38 munazarah. Beberapa contoh ulama yang dicatat sebagai ahli munazarah. Imam Imam Syafi’ Syafi’i, i, yang yang terken terkenal al sebaga sebagaii seoran seorang g yang yang suka suka melaku melakukan kan munazarah untuk mencarikebenaran tentang satu soal tertentu. Sayf alDin al-Ami al-Amidi di juga juga sebaga sebagaii ilmuan. ilmuan. Ibn Hibbat Hibbat Allah Allah digamb digambark arkan an munazarah. Ibn Rahawi dan Ibn orang yang paling unggul dalam seni munazarah. Sultan al-Syaybani.39 Ada fungsi dari munazarah ini yang yang sangat sangat mendas mendasar ar yaitu yaitu mengena mengenaii pemanf pemanfaat aatan an orang orang yang yang memili memiliki ki keilmu keilmuan an yang yang tinggi tinggi yang bisa dijadikan rujukan khususnya bidang keilmuan mulai dari zaman klasik sampai modern. 5. Metode Dikte (Imla’)
Metode ini ini dilaksanakan dilaksanakan oleh guru dengan dengan cara memberika memberikan n pelajaran dari hafalan, atau dari catatan yang telah ditulisnya lebih dahulu dahulu untuk untuk dibaca dibacakan kan kepada kepada para para murid. murid. Pendik Pendiktea tean n dilaku dilakukan kan dengan lambat, yaitu satu-satu satu-satu alinea atau satu-satu satu-satu hadits, hadits, disertai disertai dengan menyebutkan sanadnya, dan para murid menuliskan apa yang di diktek diktekan an guru guru mereka mereka.. Setela Setelah h guru guru selesa selesaii mendik mendiktek tekan an materi materi pelajaran pelajaran dan memberikan memberikan penjelasan penjelasan atau penafsiran penafsiran terhadap materi materi terseb tersebut ut serta serta murid murid telah telah selesa selesaii mencat mencatatn atnya ya dengan dengan baik. baik. Guru Guru seri sering ngkal kalii memb membac acaka akan n apa-a apa-apa pa yang yang tela telah h didi didikt ktek ekann annya ya.. Atau Atau disuruhnya salah seorang murid untuk membacakannya, lalu dibrikan pem pembet betul ulanan-pe pemb mbet etul ulan an
jika jika
terd terdapa apatt
kesa kesala laha han-k n-kes esal alaha ahan n
atau atau
kekura kekuranga ngan-ke n-kekur kurang angan an pada pada penuli penulisan san para para murid. murid. Jika Jika semuany semuanyaa telah telah selesa selesaii sering seringkal kalii guru guru mencan mencantum tumkan kan tanda tanda tangann tangannya ya pada 38
Hasan Asari, Menguak Sejarah Mencari Ibrah, Risalah Sejarah Sosial-Intelektual Muslim Klasik (Bandung Klasik (Bandung : Citapustaka, 2006), h. 182 39 Ibid,h. Ibid,h. 184
16
catata catatan n muridmurid-mur muridn idnya ya dengan dengan menyeb menyebutk utkan an bahwa bahwa muridmurid-mur murid id tersebut telah membacakan catatan itu kepadanya dan telah ditelitinya. Juga Juga tida tidak k jara jarang ng guru guru memb member erik ikan an izin izin kepad kepadaa muri muridn dnya ya untu untuk k meriwayatkan atau mengajarkan materi pelajaran itu kepada orang lain dari hasil dikte-dikte tersebut terwujudlah manuskrip-manuskrip yang kemudian kemudian dicetak, dicetak, sehingga sehingga menjadi menjadi kitab-kitab kitab-kitab terkenal dikalangan dikalangan umat Islam.40 Adam Mez dalam Die Renaisance des Islams, membahas dua istil istilah ah metode metode yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan metode metode instru instruksi ksi,, Imla’ dan Tadris. Tadris. Mez menjelaskan bahwa dikte merupakan tingkatan tertinggi dan fase instruksi. Cara inilah yang digunakan oleh para teolog dan filolog pada pada abad abad ke semb sembil ilan an.. Mesk Meskip ipun un demi demiki kian, an, pada pada abad abad Mez para ahli filologi meninggalkan metode dikte kesepuluh, menurut Mez para yang yang duluny dulunyaa dikena dikenalka lkan n oleh oleh para para teolog teolog.. Mereka Mereka mening meninggal galkan kan metode dikte dan menggantinya dengan cara menjelaskan setiap karya tulis tulis yang yang dipela dipelajar jari, i, yang yang dibica dibicarak rakan an oleh oleh seoran seorang g siswa siswa “seper “seperti ti ketika seseorang menjelaskan buku ringkasan’.41 6. Rihlah Ilmiah42
Rihla Rihlah h Ilmiya Ilmiyah h digu digunak nakan an untu untuk k seti setiap ap perj perjal alana anan n guna guna menuntut ilmu, mencari tempat belajar yang baik, mencari guru yang lebih lebih bisa memimpin memimpin pelajaran pelajaran dengan baik pula, atau juga perjalanan perjalanan sese seseor oran ang g ilmu ilmuan an ke berb berbag agai ai temp tempat at,, apaka apakah h dia dia seca secara ra form formal al melakukan aktivitas akademis atau sebaliknya. Dengan demikian rihlah ‘ilm ‘ilmiy iyah ah bisa bisa saja saja menc mencak akup up sebu sebuah ah perj perjal alan anan an yang yang mema memang ng direncanakan untuk tujuan ilmiah (belajar, mengajar, diskusi, mencari
40
Ibid , h. 386 George A. Makdisi, Cita Humanisme Islam Panorama,…. h. 337 42 Hasan Asari, Menguak…..h. Menguak…..h. 198 41
17
kita kitab b dan lain lain sebag sebagai ainy nya) a),, atau atau seke sekedar dar perj perjal alan anan an bias biasaa yang yang dilakukan oleh orang-orang yang terlihat dalam kegiatan keilmuan. Selanj Selanjutn utnya ya Hasan Hasan Asari Asari juga juga menjel menjelask askan an tentan tentang g prakte praktek k Rihlah Ilmiyah dapat juga ditemukan ditemukan dalam nas-nas dasar-dasar dasar-dasar dasar agama Islam, baik dalam al-Qur’an maupun hadits. Abu Hamid al-Ghazali, misalnya, menganjurkan irihlah ilmiyah dan bahkan memandangnya sebagai pendukung penting yang dapat memban membantu tu keberha keberhasil silan an seseor seseorang ang dalam dalam kegiat kegiatan an menunt menuntut ut ilmu ilmu pengetahuan. Begitu pula dengan Ibn Khaldun, dia melihat manfaat yang yang sang sangat at besa besarr dari dari prak prakte tek k ini. ini. Al-K Al-Khat hatib ib al-B al-Bag aghda hdadi di juga juga ilmiyah memili memandang rihlah ilmiyah memiliki ki releva relevansi nsi yang yang sangat sangat tinggi tinggi,, khusus khususnya nya dalam dalam bidang bidang hadis, hadis, sehing sehingga ga ia menuli menuliss sebuah sebuah buku khusus membahas tema tersebut. Ibn ‘Abd al-Barr juga menyisipkan sebuah pembahasan mengenai praktek rihlah praktek rihlah ilmiyah. Perkembangan rihlah ilmiyah ini juga ternyata tidak diketahui seca secara ra
jela jelass
kapa kapan n
dimu dimula lain inya ya,,
namu namun n
seja sejara rah h
menu menunj njuk ukka kan n
bahwasanya pada masa Rasulullah juga sudah ada karena beliau pernah mengutus sahabat Muaz Ibn Jabal ke negeri Yaman dengan tujuan sebagai guru. Rihlah Rihlah Ilmiyah Ilmiyah ini ini juga juga memi memili liki ki fung fungsi si dalam dalam pera perada daba ban n intelektual Islam klasik. Diantara fungsinya ada yang bersifat ilmiyah dan bahkan lebih luas dari itu, antara lain: 1. Sebaga Sebagaii cara cara untuk untuk menca mencari ri guru guru yang yang baik baik 2. Sebaga Sebagaii sebuah sebuah cara cara untuk untuk memperl memperluas uas wawas wawasan. an. 3. Sebaga Sebagaii modus modus penyeba penyebaran ran ilmu ilmu penget pengetahua ahuan. n. 4. Sebaga Sebagaii perajut perajut kesat kesatuan uan peradab peradaban an Islam. Islam. C. Kesimpulan Kesimpulan
18
Pada masa klasik, pendidikan Islam telah memiliki sistem dan metode yang baik dan relevan untuk diterapkan pada masa sekarang, dngan terlebi dahulu melakukian perbaikan pada hal-hal yang tidak sesuai dengan dunia pendidikan. Perbedaan yang nampak ialah pendidikan Islam pada masa klasik dikenal dan diterapkan sistem halaqah, halaqah, dan juga berbagai metode yang telah dijelaskan di atas. Sistem Sistem pendid pendidika ikan n Islam Islam pada period periodee klasik klasik yang yang merupa merupakan kan sistem sistem pendidikan muslim yang membentuk kepribadian, baik jasmani maupun rohani dalam rangka membentuk manusia yang mampu mendalami ilmu naqliyah dan aqliyah. Penyampaian pendidikan ini cukup menarik mulai dari tujuan, gurunya, muridnya, metode pembelajarannya, serta banyak lagi hal lainnya. Peng Penggu guna naan an
berb berbag agai ai maca macam m
meto metode de
dala dalam m
peng pengem emba bang ngan an
ilmu ilmu
penge pengetah tahuan uan untuk untuk mencapa mencapaii tujuan tujuan pendid pendidika ikan n Islam Islam yang yang sesuai sesuai dengan dengan alQur’an dan al-Sunnah, sehingga nilai-nilai pendidikan tercapai dengan baik. Segala macam bentuk sistem dan metode di atas menunjukkan kepada kita ternyata banyak hal yang perlu digali lebih lanjut serta dipertahankan dan juga wajib wajib untuk untuk dikemb dikembang angkan kan sesuai sesuai dengan dengan harapa harapan n dari dari pendid pendidika ikan n Islam Islam itu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syalaby, Syalaby, Sejarah Sejarah Pendid Pendidika ikan n Islam, Islam, judul judul asli; asli; Tarikh Tarikh at-Tarb at-Tarbiya iyah h al Islamiyah, terjemahan Muchtar Jahja dan M. Sanusi Latief , Jakarta : Bulan Bintang, 1973 Pendidikan Tinggi Dalam Islam Sejarah Dan Peranannya Charles Michael Stanton, Pendidikan Dalam Dalam Kemaju Kemajuan an Ilmu Ilmu Penget Pengetahu ahuan, an, Terjem Terjemaha ahan n dari dari judul judul asli asli : Higher Learning in Islam : The Classical Period, A.D. 700-1300. Penerjemah : H. Affandi dan Hasan Asari Jakarta : PT. Logos Publishing House, 1994 al-Qur’an dan Terjemahannya Terjemahannya,, Semarang : Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an CV. Toha Putra, 1989
19
George Makdisi, The Rise Of Colleges, Edinburg : Edinburg University Press, 1990 George Makdisi, The Rise Of Humanism in Classical Islam and the Christian West With Sosial Reference Reference to Scholastici Scholasticism, sm, Edinburg : Edinburg University Press, 1990 Cita Humani Humanisme sme Islam Islam Panoram Panorama a Kebangk Kebangkita itan n Intele Intelektu ktual al dan George Makdisi, Makdisi, Cita Buday Budaya a Islam Islam dan Pengaru Pengaruhny hnya a terhad terhadap ap Reinesa Reinesans ns barat, barat, terjemahan terjemahan dari judul asli : The Rise Of Humanism in Classical Islam and The Christian West, Penerjemah : A. Syamsu Rizal & Nur Hidayah, Jakarta :PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005 Haidar Putra Daulay, Daulay, Pendi Pendidik dikan an Islam Dalam Dalam Sistem Sistem Pendidi Pendidikan kan Nasional Nasional Di Indonesia, Jakarta Timur: Prenada Media, 2004 Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam, editor. Irwan Saleh Dalimunthe, Citapustaka Media, 2004 Hasan Asari, Menguak Sejarah Mencari Ibrah, Risalah Sejarah Sosial-Intelektual Muslim Klasik , Klasik , Bandung : Citapustaka, 2006 Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam Kajian atas Lembaga-lembaga pendidikan edisi Revisi, Bandung: Cipta Pustaka Media, 2007 Histor oryy of the the Arabs Arabs,, Ibnu ul-Nazar, Vol I Ivor Ivor K. Hitt Hitti, i, The Hist Ibnu Batuta Batuta,, Tuhfat ul-Nazar, Mehdi Nekosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, Terjemahan dari judul asli : History of Islamic Origins of Western Education A D. 1800-1350, with an Introduction to Medieval Muslim Muslim Education, Education, pener penerje jema mah h : Joko Joko S. Kaha Kaharr dan dan Supr Supriy iyan anto to Abdu Abdull llah ah (Surabaya : Risalah Gusti, 2003 Mansour Ahmad, Islamic Ahmad, Islamic Education, New Delhi : Qazi Publishers Distributors, 1994 Mehdi Nekosteen, Kontribusi Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Intelektual Barat Deskripsi Deskripsi Analisis Analisis Abad Keemasan Islam, Terjemahan dari judul asli : History of Islamic Origins of Western Education A D. 1800-1350, with an Introduction to Medieval Muslim Education, penerjemah : Joko S. Kahar dan Supriyanto Abdullah, Surabaya : Risalah Gusti, 2003 Slamet Imam Santoso, Pendidikan Di Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta : CV. Haji Mas Agung, 1987
20