KKM (6,5)
i
NILAI ISNAWATI
TUGAS LAPORAN BIMBINGAN KONSELING
Dosen Pembimbing : Dra. Darmiany M.Pd.
MELAKUKAN LANGKAH DIAGNOSIS DAN REMEDIAL TERHADAP SISWA YANG BERMASALAH
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Bimbingan Konseling Dalam Belajar Mendiagnosis Siswa Bermasalah Melalui Daftar Nilai)
Disusun Oleh:
DEWI AYU TRI ANJANI
E1D115019
KELAS: A/III (REGULER SORE)
S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr..wbr..
Puja dan puji syukur atas khadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya tugas laporan sederhana ini bisa terselesaikan dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun. Tak lupa ucapan terimakasih juga diucapkan kepada Dosen pembimbing, Dra. Darmiany M.Pd yang telah membimbing dan memberi arahan, serta ucapan terimaksih kepada pihak Sekolah SMPN 2 Pringgasela, terutama Ibu Sofia, S.Pd. selaku Wali Kelas IX/B yang telah bersedia memberikan keterangan dan data untuk penyelesaian tugas laporan ini. Harapan penulis adalah agar tulisan ini bermanfaat bagi kita semua serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamualaikum..wr..wbr..
Mataram, 02 Januari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling 3
2.2 Langkah-Langkah dalam Melakukan Bimbingan 3
2.3 Laporan Observasi/Pengamatan 4
2.4 Langkah mendiagnosis dan Remedial 9
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Kritik dan Saran 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman maka problematika yang dialami oleh peserta didik semakin beragam. Problematika yang muncul sangat mempengaruhi proses belajar tersebut sehingga menyebabkan tujuan pendidikan tidak tercapai. Problematika-problematika yang menghambat perkembangan peserta didik harus diatasi dengan tepat yakni melalui bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh sekolah dalam rangka membantu peserta didik yang mengalami masalah atau memiliki hambatan dalam proses belajarnya dapat terselesaikan. Sekolah harus menyadari peran dan fungsinya sebagai lembaga yang mewadahi peserta didik untuk belajar memahami diri, lingkungan dan masyarakat serta mampu merencanakan masa depan.
Dalam memberikan bantuan terdapat langkah-langkah yang secara sistematika terstruktur dalam mengatasi problematika yang muncul. Di dalam laporan ini saya selaku penulis mencoba melakukan langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan siswa dalam belajar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Dengan adanya bimbingan atau bantuan maka diharapkan tujuan pendidikan dapat digapai dan output lembaga pendidikan semakin berkualitas. Dengan demikian maka SDM Indonesia semakin bermutu juga. Dalam bab selanjutnya akan dipaparkan bagaimana langkah-langkah yang saya lakukan untuk membantu siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran.
1.2 Rumus Masalah
Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
Langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam memberikan bimbingan dan konseling?
Bagaimana cara melakukan langkah diagnosis dan remedial?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui maksud bimbingan dan konseling
Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam memberikan bimbingan dan konseling
Untuk mengetahui cara melakukan langkah diagnosis dan remedial
1.4 Manfaat
Agar kita mengetahui maksud bimbingan dan konseling
Agar kita mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam memberikan bimbingan dan konseling
Agar kita mengetahui cara melakukan langkah diagnosis dan remedial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan secara sungguh-sungguh, terstruktur dan berkesinambungan agar peserta didik dapat memahami dirinya, lingkungan masyarakat dan merencanakan masa depan.
2.2 Langkah-langkah Dalam Melakukan Bimbingan dan Konseling
Terdapat prosedur umum dalam melakukan layanan bimbingan konseling untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Langkah-langkah ini tersusun secara sistematis dan struktural;
Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
Identifikasi masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta didik.
Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik.
Ptrognosis
Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami peserta didik masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga.
Treatment
Langkah ini merupakan upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan atas masalah yang dihadapi klien, berdasarkan pada keputusan yang diambil dalam langkah prognosis.
Evaluasi daFollow Up
Evaluasi dilakukan untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik.
2.3 Observasi/ Pengamatan
LAPORAN HASIL OBSERVASI/PENGAMATAN
Tempat/ Tujuan : SMP 2 Pringgasela, Lombok Timur, NTB
Hari/Tanggal: Kamis, 24 November 2016
Waktu: 09:00-13:00
Dalam belajar mendiagnosis kasus siswa yang bermasalah kami mengunjungi SMPN 2 Pringgasela , Lombok Timur pada tanggal 24 November 2016 disertai dengan surat izin observasi dari FKIP Unram. Dalam belajar mendiagnosis siswa bermasalah kami mengambil sampel kelas VIII/B sebagai objek pencarian data. Data yang diambil berupa daftar nilai smester genap tahun 2016, yang digunakan sebagai bahan dalam mendiagnosa/memprediksikan permasalahan siswa dalam belajar. Data yang kami peroleh merupakan hasil persetujuan dari Wali Kelas yang bersangkutan dengan tujuan membantu proses penyelesaian tugas laporan observasi kami.
Dari data yang kami peroleh pada sampel kelas VIII/B untuk smester genap tahun 2016, kami mendiagnosa beberapa siswa mengalami masalah dalam belajar. Hal ini dikarenakan beberapa siswa memiliki grade/nilai di bawah rata-rata(KKM) yang telah ditentukan. Terlebih lagi data menunjukkan adanya seorang siswi yang mendapat nilai terendah di kelas tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki masalah dalam proses belajar mengajar, baik masalah karena pengaruh internal maupun eksternal.
Berikut data hasil observasi kami (Nilai mid smester genap) terkait sampel yang kami gunakan sebagai objek observasi:
KELAS / SEMESTER
:
VIII B / GENAP
TAHUN AJARAN
:
2016
NOMOR
NAMA SISWA
SMTR
PAI
PPKn
B.Indonesia
B.Inggris
Matematika
IPA
IPS
Seni Budaya
Penjaskes
TIK
MULOK
NILAI
URT
INDK
Ket. Pertanian
Jmlh Nilai
Nilai Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
HAMZANWADI
2
75
75
63
43
68
50
10
75
80
30
85
654
59.5
2
HARDINI
2
85
68
62
87
64
45
20
49
90
59
90
719
65.4
3
HARIADI JAYA KUSUMA
2
80
90
95
93
96
60
20
49
90
59
90
822
74.7
4
HASANUDIN
2
80
75
75
87
96
45
35
90
92
82
90
847
77.0
5
HAYATUN NUFUS
2
60
75
66
90
66
65
30
69
80
68
90
759
69.0
6
HERIANTO
2
55
50
60
38
48
70
20
49
95
60
80
625
56.8
7
HIRMAYANI
2
75
70
80
72
92
25
50
64
92
55
79
754
68.5
8
HIRPAN MAULANA
2
80
65
63
74
51
50
35
40
60
88
80
686
62.4
9
HOLISIN
2
40
18
23
52
22
30
35
30
70
25
64
409
37.2
10
HUSNUL HOTIMAH
2
20
13
36
47
20
55
50
20
15
20
40
336
30.5
11
INDRASARI
2
50
47
40
56
24
45
30
20
55
64
80
511
46.5
12
INDRAWATI
2
90
21
46
69
46
60
25
45
45
40
84
571
51.9
13
ISNAWATI
2
40
13
20
57
16
35
25
10
35
15
60
326
29.6
14
JALLY JAYADI
2
100
80
63
94
34
70
30
50
75
90
84
770
70.0
15
JONI ISKANDAR
2
70
20
56
64
36
40
20
35
65
58
80
544
49.5
16
JOPARI
2
100
80
66
96
53
90
35
45
75
86
74
800
72.7
17
JUAIRI SAFITRI
2
70
63
53
84
52
90
40
50
75
70
84
731
66.5
18
KANI SANTIA
2
50
16
46
67
32
35
25
50
100
53
88
562
51.1
19
LILI WARDANI
2
85
50
66
92
84
85
55
60
100
99
84
860
78.2
20
LUKMANUL HAKIM
2
90
73
56
98
56
75
20
60
80
98
84
790
71.8
21
M. ALI FIKRI
2
100
78
63
98
60
90
55
40
100
87
88
859
78.1
22
M. WISDAN
2
90
39
66
76
32
50
30
30
65
84
84
646
58.7
23
MARNIATI
2
60
13
40
59
30
40
35
40
95
82
84
578
52.5
24
MARTIA NINGSIH
2
100
65
66
90
68
40
40
35
75
85
84
748
68.0
25
RISKAWATI
2
90
48
60
65
32
60
30
20
75
74
84
638
58.0
JUMLAH NILAI
1835
1305
1430
1848
1278
1400
800
1125
1879
1631
2014
RATA-RATA KELAS
73.4
52.2
57.2
73.9
51.1
56.0
32.0
45.0
75.2
65.2
80.6
NILAI TERTINGGI
100
90
95
98
96
90
55
90
100
99
90
NILAI TERENDAH
20
13
20
38
16
25
10
10
15
15
40
STANDAR DEVIASI
21.6
25.8
16.7
18.5
23.9
19.3
11.6
18.6
21.1
24.3
11.1
Keterangan : KKM SMPN 2 Pringgasela= 6,5
Warna merah merupakan daftar siswa yang di bawah KKM
Warna hijau merupakan daftar nilai akhir siswa
Warna kuning merupakan data dari nilai siswa yang terendah.
Dari daftar tabel nilai siswa tersebut ; beberapa siswa diprediksikan mengalami masalah dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ,oleh karena itu diperlukannya bantuan/bimbingan dengan langkah awal mengidentifikasi masalah yang bersangkutan apakah dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal.
Berdasarkan dari daftar nilai di atas, maka dapat digambarkan diagram nilai siswa SMPN 2 Pringgasela terkait dengan prestasi nilai belajar
Berikut grafik nilai siswa kelas VIII/B Smester Genap, SMPN 2 Pringgasela.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMPN 2 Pringgasela memiliki masalah dalam mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai rata-rata keseluruhan siswa di kelas tersebut yakni 32,0 dan dari ke-25 siswa yang ada di kelas tersebut, tidak ada siswa yang mencapai KKM.
Permasalahan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar tersebut baik berupa banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM atau jumlah rata-rata nilai per mata pelajaran yang sangat rendah tentu dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal. Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa baik berupa rasa malas, tingkat kepemahaman otak, motivasi belajar yang kurang, dan lain-lain. Sedangkan untuk faktor eksternal dapat berupa lingkungan tempat tinggal, bermain atau lingkungan tempat bergaul siswa yang kurang baik dan masalah keluarga yang dihadapi. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi.
2.4 Melakukan Langkah Diagnosis dan Remedial
2.4.1 Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor penyebab kegagalan belajar peserta didik, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar peserta didik, yaitu : (1) faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (2) faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.
Dalam hal mendiagnosis, saya menspesifikan siswi yang bermasalah dalam belajar dikarenakan hasil data menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswi bersangkutan sangat rendah.
A. Metode Penelitian
Dalam mendiagnosis permasalahan yang dihadapi oleh siswi yang bersangkutan, saya melakukan observasi melalui pengamatan kelas dan wawancara pribadi. Wawancara pribadi yang saya lakukan dengan siswi yang bersangkutan yakni dua bulan setelah mid smester genap berlangsung. Yakni pada tanggal 29 Desember 2016.
Berikut data hasil wawancara pribadi saya dengan siswa yang bersangkutan berdasarkan hasil rekaman (media ponsel):
Penanya(P) : Dewi
Narasumber (N) : Isnawati
P: Hallo dik, saya Dewi. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mataram, adik, Isnawati ya?
N: Iya kak, saya Isnawati.
P: Adik kelas 8.B kan?
N: Iya kak.
P: Begini dik saya ada keperluan untuk wawancara sebentar terkait dengan tugas kakak di Kampus, boleh minta waktunya kan?
N: Iya kak , bisa.
P: Adik sekarang umurnya berapa?
N: 15 Kak,
P: 15 tahun? Lahir tahun 2001 ya?
N: Iya kak, 23 Januari 2001
P: Ohh.. Adik punya saudara berapa?
N: Saya punya kakak satu sudah menikah, dan adik kecil saya masih SD kelas 5.
P: Oh , orang tua adik bekerja sebagai apa?
N: Jadi petani kak, selalu pergi ke sawah.
P: Adik selalu bantu mereka tidak kalau libur sekolah?
N: Iya kak, terkadang saya juga sering bolos sekolah karena membantu mereka bekerja.
P: Maksud adik , orang tua adik menyuruh untuk bolos, begitu?
N: Iya kak,, saya tidak bisa menolak.
P: Orang tua adik tidak pernah marah kalau adik tidak belajar?
N: Tidak kak.
P: Adik masih tinggal dengan kakak di rumah?
N: Tidak kak, dia pindah ikut suami.
P: Ohh.. adik selalu belajar di rumah?
N: Terkadang kak, karena saya harus bantu orang tua dan melakukan pekerjaan rumah . Jadi kalau ada PR saja saya belajar di rumah.
P: Adik tidak bosan? Atau adik tidak kecewa ketika nilainya rendah di sekolah?
N: Ya kecewa sih kak ,,tapi mau gimana lagi.
P: Adik di sekolah main sama siapa aja?
N: Cuma beberapa teman kelas kak..
P: Tidak ikut kegiatan ekskul dik?
N: Tidak kak, saya tidak ikut.
P: Kenapa?
N: Saya kan harus bantu orang tua kak jadi tidak dapat keluar main atau ke sekolah sore hari.
P: Oh iya.. kalau di kelas adik merasa mudah tidak menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru?
N: Tergantung kak, tergantung guru dan cara dia mengajar.
P: Sejauh ini bagaimana cara guru mengajar di kelas dik? Apa dapat dipahami dengan baik?
N: Ya mungkin kak, tapi saya merasa sulit menangkap pelajaran. Saya lebih paham pertanian karena saya sering bertani dengan orang tua saya. Saya juga tidak suka belajar yang lain jadi saya malas mengetahui hal yang saya tidak suka.
P: Ohh..bergitu,, tapi kan harus suka belajar dik biar berprestasi.
N: Iya sih kak,,
P: Iya kalau begitu dik. Mungkin itu saja dik, terimakasih untuk waktunya. Kapan-kapan kita ketemu lagi ya, belajar yang rajin.
N: Iya kak sama-sama.
B. Identitas siswa (Hasil Observasi)
Siswi yang saya diagnosis memiliki masalah ini bernama Isnawati, berjenis kelamin perempuan ,lahir di Pringgasela pada 23 Januari 2001. Isnawati adalah anak kedua dari tiga bersaudara, ia memiliki kakak sulung perempuan yang sudah menikah dan adik bungsunya yang sedang berada di kelas 5 SD. Isnawati adalah seorang siswi SMPN 2 Pringgasela Lombok Timur , tepatnya di kelas VIII/B. Ia memiliki keperibadian yang pendiam, jarang bergaul dan tidak aktif dalam kegiatan sekolah yang lain. Orang tua siwa yang bersangkutan bekerja sebagai petani, dengan kondisi perekonomian keluarga menengah ke bawah.
C. Data Siswa di Kelas
No.
Nama
SMTR
PAI
PPKn
B.Indonesia
B.Inggris
Matematika
IPA
IPS
Seni Budaya
Penjaskes
TIK
Pertanian
Jumlah nilai
Nilai rata-rata
1.
Isnawati
2
40
13
20
57
16
35
25
10
35
15
60
326
29.6
Dari tabel daftar nilai tersebut dapat dibentuk grafik di bawah ini:
Dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap mata pelajaran, siswi yang bersangkutan tidak dapat mencapai KKM. Sehingga nilai rata-ratanya menjadi terendah dari 25 siswa, yakni dengan jumlah 29,6.
D. Diagnosis Permasalahan dari Hasil Observasi
Dari hasil wawancara dalam langkah diagnosis, ditemukan faktor-faktor yang menghambat proses belajar siswi yang bersangkutan.
Faktor Internal
Masalah Bakat
Siswi yang bersangkutan tidak memiliki motivasi untuk menyalurkan bakat, dia tidak mengikuti kegiatan pengembangan diri/ekstrakulikuler .
Masalah Kecerdasan
Siswi tersebut memiliki kecendrungan untuk belajar apa yang lebih dekat dengannya. Seperti pertanian, dikarenakan ia sering bertani dengan orangtuanya dia mudah memahami pelajaran tersebut.
Masalah Kepribadian
Siswi yang bersangkutan memiliki rasa malas untuk memotovasi diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan belajarnya, sehingga ia cenderung tidak memahami materi dan tidak mencapai KKM. Rasa malas dalam belajar tersebut sangat mempengaruhi capaian prestasi dalam sekolah.
Faktor Eksternal
Berdasarkan data hasil pengamatan, siswi mengalami masalah dalam pembelajaran disebabkan oleh faktor eksternal pula.
Lingkungan rumah
Lingkungan rumah siswi yang bersangkutan sangat tidak mendukung. Dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang mengharuskan orang tua siswi bekerja keras terkadang menuntut siswi untuk membolos sekolah agar ikut bekerja. Dikarenakan kondisi perekonomian keluarga tersebut, orangtua siswi kurang perduli terhadap pendidikan anaknya sehingga terkadang meminta anaknya untuk membolos sekolah. Hal ini menyebabkan motivasi siswi dalam belajar sangat kurang terlebih lagi dengan tuntutan keluarganya dan dukungan yang sangat minim.
Lingkungan Sekolah
Di dalam kelas , siswi yang bersangkutan (Isnawati) bersosialisasi dengan teman-temannya yang tidak memiliki motivasi belajar juga, sehingga diri siswi pribadi tambah akut akan rasa malas. Selain itu kurang koorinasi antar guru dan orang tua siswa. Guru tidak mengkomunikasikan permasalah tuntutan keluarga yang berimbas pada belajar anaknya di sekolah. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh sangat rendah.
2.4.2 Remedial
Berdasarkan hasil observasi (pengamatan) dalam mendiagnosis permasalahan siswa yang bersangkutan dalam pembelajaran, terkait dengan masalah-masalah yang menjadi penghambatnya maka langkah untuk mengatasinya adalah remedial. Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Metode remedial yang diperlukan yaitu ;
1. Pemberian bimbingan khusus
Bimbingan khusus berupa bimbingan perseorangan atau bimbingan individual. Atau dengan kata lain guru sebagai tutor sehingga siswi yang bersangkutan dapat mencapai KKM atau tuntas dalam setiap mata pelajaran. Guru di sini berperan dalam memotivasi dan membantu setiap kesulitan yang dihadapi oleh siswi tersebut serta harus mengkomunikasikan kepada orang tuanya agar menyadari pentingnya untuk berpendidikan.
2. Pemberian tugas/latihan-latihan khusus
Hal ini dalam rangka membiasakan peserta didik yang bersangkutan untuk menjawab soal-soal latihan sehingga ia dengan mudah menjawab soal ujian/ulangan akhir. Dengan demikian ia dapat tuntas atau mencapai KKM.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data yang telah dipaparkan, bahwa nilai yang diperoleh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendiagnosa atau memprediksikan siswa yang bermasalah. Masalah yang timbul dapat berupa pengaruh dari faktor internal maupun faktor eksternal siswa tersebut. Kedua faktor tersebut sangat berhubungan dalam memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa. Sehingga diperlukan tindakan yang tepat dalam mengatasinya. Tindakan berupa metode untuk membantu siswa berprestasi dan tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
Dalam hal mendiagnosis masalah/kesulitan siswa dalam belajar, saya melakukan metode penelitian untuk menemukan apa saja faktor yang mempengaruhi belajar siswa sehingga dapat diselesesaikan dengan cara yang tepat. Langkah yang diambil yakni pelaksanaan remedial , sehingga tujuan belajar peserta didik dapat tercapai.
3.2 Kritik dan Saran
Berdasarkan pemaparan hasil observasi dalam melakukan langkah-langkah pemberian bantuan/bimbingan kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat kesulitan belajar siswa semata-mata tidak terlepas dari motivasi dari dalam dirinya sendiri, sehingga sangat diperlukannya peran guru guna menyiapkan mental ,semangat belajar dan motivasi siswa untuk berprestasi atau dengan kata lain tujuan pendidikan dapat tercapai.