MATERIAL PADA GIGI TIRUAN CEKAT A. ALL METAL Dental Casting Alloys Klasifikasi dental alloys menurut ADA (1984): 1. High Noble
: logam mulia ≥60wt% dan
emas sebanyak ≥40% 2. Noble
: logam mulia sebanyak ≥25%
3. Predominately Base Metal : logam mulia sebanyak <25%
Logam Paduan Protesa All-Metal High Noble & Noble Alloys -
Platinum meningkatkan hardness dan elastisitas emas dan meningkatnya titik leleh dari alloy
-
Silver membentuk larutan padat dengan emas dan palladium dan merupakan komponen umum dari logam paduan Pada Au-Cu Alloys, silver efektif dalam menetralisasi warna kemerahan pada copper. Pada Palladium-based alloys, silver dibutuhkan untuk mengembangkan warna putih pada alloy Palladium memiliki tingkat solubility yang baik dengan beberapa metal seperti emas, silver, dan copper, dan memiliki sifat mekanik yang baik yaitu resisten terhadap korosi/tarnish dan biocompatible
1. GOLD-BASED ALLOYS Alloy ini umumnya berwarna kuning Gold Alloys Tipe 1 : soft dan digunakan untuk inlay dan tidak dapat digunakan pada gaya mastikasi yang berlebihan Gold Alloys Tipe 2 : inlay, tetapi memiliki ductility yang kurang dibandingknya tipe 1 Gold Alloys Tipe 3 : crown dan onlay pada daerah yang tekanannya tinggi Gold Alloys Tipe 4 : digunakan pada daerah yang memiliki tekanan yang tinggi seperti bridge dan partial denture
2. GOLD-COPPER ALLOYS 3. SILVER-PALLADIUM ALLOYS Alloy ini berwarna putih dan didominasi oleh silver, tetapi alloy ini memiliki setidaknya 25% palladium untuk meningkatkan nobility dan resisten terhadap tarnish. Alloy ini juga terdiri dari copper dan emas dengan jumlah yang sedikit. Alloy Ag-Pd tanpa Copper memiliki sifat fisik yang hampir sama dengan Gold Alloy tipe 3. Dengan
15% atau lebih copper, alloy dapat memiliki sifat yang sama dengan Gold Alloy tipe 4. Dibandingkan dengan sifat yang terbatas pada alloy Ag-Pd, Ag-Pd-Cu memiliki potensi yang lebih baik terhadap tarnish dan korosi. Korosi dapat berkurang jika diberikan palladium lebih dari 25%. Predominantly Base Metals Base metal alloy umumnya terdiri dari chromium yang dapat menghindari difusi oksigen yang menyebabkan resisten terhadap korosi. Chromium juga memberikan strength pada alloy dengan larutan yang mengeras. Namun, base metal alloy jarang digunakan untuk protesa allmetal. Terdapat 2 kelompok pada base metal dental alloys: 1. Ni-Cr alloy : dapat terbagi menjadi adanya atau tidak berrylium, yang dapat meningkatkan stabilitas dan membentuk metal oxide yang stabil untuk ikatan porcelain. Ni-Cr alloy digunakan untuk crown dan Fixed Dental Prothese 2. Co-Cr alloy : digunakan untuk Removable Partial Denture Selain 4 material utama (Ni, Co, Cr, dan Mo), base metal alloy juga dapat diberikan beberapa elemen untuk meningkatkan kemampuan manipulasi dan sifat mekanik seperti alumunium, beryllium, carbon, copper, cerium, gallium, iron, manganese, niobium, nitrogen, ruthenium, silicon, titanium, tungsten, yttrium, dan zirconium. Beryllium : meningkatkan kekuatan dan menurunkan temperature fusi dari alloy yang dapat meningkatkan stabilitas alloy Carbon : membentuk carbides dengan berbagai komponen yang dapat meningkatkan hardness dan yield strength alloy, tapi dapat mengurangi ductility Manganese dan Silicon : meningkatkan stabilitas B. MATERIAL PASAK DAN INTI Kelebihan Amalgam - Konservatif terhadap
Kekurangan - Tensile strength kurang - Mudah korosi
struktur gigi - Tekniknya
Indikasi Molar dengan
Kontraindikasi Gigi dengan
struktur
beban lateral
koronal gigi
(anterior)
yang adekuat
straightforwar Glass ionomer
d - Konservatif terhadap
- Kondensasinya sulit - Strength rendah
struktur gigi - Tekniknya
Gigi dengan
Gigi dengan
kehilangan
beban lateral
struktur minimal
straightforwar Resin komposit
d - Konservatif terhadap
- Strength rendah - Polimerisasinya terus
Gigi dengan
Gigi dengan
kehilangan
beban lateral
struktur gigi - Tekniknya
menerus - Microleakage
struktur minimal
straightforwar Custom
d - Strength tinggi - Prosedur kompleks - Lebih fit - Memakan banyak waktu
Kanal
Hati-hati saat
berbentuk flare
menghilangkan
atau ellips
nodul sebelum
Wire post - Strength tinggi - Mudah korosi - Kekakuan tinggi - Mahal (Pt-Au-Pd) and cast
Kanal
dicoba dipasang Hati-hati saat
berbentuk
preparasinya
core
sirkular dan
untuk mencegah
Tapered - Konservatif
kecil Kanal
perforasi Kanal
parallel sided atau
berbentuk
excessively
threaded post
sirkular dan
flared
cast post and core
daripada yang prefabricated
prefabric
terhadap
ated post
struktur gigi - Strength dan
- Kurang retentif dari
kecil
kekakuan tinggi Parallel- - Strength tinggi - Precious metal post - Retensi baik sided mahal - Sistemnya - Stainless steelnya mudah prefabric komprehensif korosi ated post - Kurang konservatif Threaded - Retensi baik post
terhadap struktur gigi - Stress yang diberikan terhadap gigi bisa menyebabkan fraktur - Tidak konservatif
Kanal
Hati-hati saat
berbentuk
preparasinya
sirkular dan kecil Hanya ketika
Gigi rawan
tersedia retensi
fraktur. Hati-hati
maksimal
saat pemasangannya
terhadap struktur gigi Carbon -
Berikatan
fiber post -
dengan dentin Mudah
koronal dan radikular - Strength rendah - Tampak klinisnya kurang baik
dilepaskan Zirconia -
Estetis
- Strength kurang
Gigi dengan
Gigi dengan
kehilangan
beban lateral
struktur minimal Butuh estetik
ceramic -
Kekakuan tinggi - Tampak klinisnya kurang
post Woven fiber post
Estetis Berikatan
Glass
dengan dentin Estetis Berikatan
fiber post
yang tinggi
baik Butuh estetik
Gigi dengan
yang tinggi
beban lateral
Butuh estetik
Gigi dengan
yang tinggi
beban lateral
dengan dentin C. METAL CERAMIC Restorasi metal ceramic terdiri dari inti metal casting yang dilapisi oleh paling tidak dua lapis keramik. -
Lapisan pertama adalah lapisan opaque yang mengandung porselen dan dimodifikasi opacifying oxide. Lapisan ini berguna untuk menutupi warna gelap dari metal yang teroksidasi agar mendapatkan nilai estetik yang adekuat.
-
Selanjutnya adalah buildup porcelain dentin dan enamel (paling translusen) untuk memberikan estetik yang sama dengan gigi asli.
Powder porcelain dentin atau enamel dicampurkan dengan modeling liquid (biasanya air distilasi) hingga konsistensi seperti krim dan diaplikasikan ke lapisan opaque. Porcelain kemudian dikondensasikan dengan getaran dan penghilangan kelebihan air dengan tisu absorben, dan dikeringkan perlahan untuk membiarkan proses difusi dan evaporasi air terjadi. Buildup porcelain harus dibuat lebih besar untuk mengompensasi shrinkage (25-30%) saat proses sintering. Setelah build up selesai, restorasi metal ceramic di sintering secara vacuum. Kondisi vacuum ini membantu mengeliminasi porus pada restorasinya. Restorasi memberikan estetik yang sempurna dan strength yang adekuat karena didukung metal. Alloy yang biasanya digunakan pada restorasi ini adalah alloy berbasis emas dan mengandung timah dan indium. Koefisien ekspansi termal porselen harus sedikit lebih rendah dari alloy untuk memastikan bahwa keramik hanya mengalami kompresi yang sedikit setelah pendinginan. Hal ini mampu menghasilkan resistensi yang lebih baik terhadap cracking pada keramiknya.
Ketentuan Ceramic Metal Bonding 1. Alloy merupakan high fusing temperature alloy. Temperatur fusi alloy harus lebih tinggi (>100%) dari temperatur firing keramik. 2. Keramik merupakan low fusing temperatur ceramic agartidak terjadi creep atau distorsi saat proses sintering 3. Keramik harus sudah ada proses wetting terhadap alloy untuk mencegah adanya void pada interface antara alloy dan keramik 4. Ikatan antara metal dan keramik sangat esensial dengan adanya interaksi keramik dengan oksida pada permukaan metal dan permukaan kasar pada metal coping 5. Koefisien termal ekspansi keduanya harus kompatibel untuk mencegah terjadinya cracking. Umumnya, koefisien ekspansi termal metal lebih tinggi dari keramik 6. Modulus elastisitas/kekakuan yang tinggi dibutuhkan alloy, khususnya untuk bridge dan crown gigi posterior. Kekakuan yang tinggi pada alloy dapat mengurangi stress pada keramik dengan pengurangan defleksi dan strain 7. Resistensi terhadap kelengkungan harus tinggi, alloy umumnya tipis, tidak terjadi distorsi saat pembakaran keramik 8. Akurasi casting metal coping yang sesuai sangat diperlukan 9. Desain restorasi yang sesuai juga diperlukan untuk menyesuaikan ketebalan alloy sehingga menghasilkan space yang sesuai untuk keramik Keramik yang digunakan pada restorasi keramik metal harus memenuhi 5 syarat, yaitu: 1. Tampak seperti natural teeth 2. Harus berfusi di temperatur yang relatif rendah 3. Memilki koefisien ekspansi termal yang kompatibel dengan alloy sebagai metal framework 4. Harus awet pada lingkungan oral 5. Harus memiliki tingkat abrasi yang rendah